Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

A. Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Itellegence (AI) yang cukup tua
karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang
muncul pertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Newel dan Simon. Sampai saat ini banyak sistem pakar yang
dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit, DENDRAL untuk
mengidentifikasi struktur molekul campuran yang tak dikenal, XCON dan XSEL
untuk membantu konfigurasi sistem komputer besar, SOPHIE untuk analisis sirkuit
elektronik, Prospector digunakan di bidang geologi untuk membantu mencari dan
menemukan deposit, FOLIO digunakan untuk membantu memberikan keputusan
bagi seorang manajer dalam stok dan investasi, DELTA dipakai untuk
pemeliharaan lokomotif listrik diesel, dan sebagainya (Sutojo, dkk., 2011:159).

Menurut Merlina dan Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:1),
beberapa definisi sistem pakar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Durkin : “Sistem pakar adalah suatu program komputer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang
dilakukan seorang pakar.”
2. Menurut Ignizo : “Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang
berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat
dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.”
3. Menurut Giarratano dan Riley : “Sistem pakar adalah suatu sistem komputer
yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.”
4. Istilah sistem pakar berasal dari istilah knowledge-based expert system. Istilah
knowledge-based expert system muncul karena untuk memasukkan masalah,
sistem pakar menggunakan pengetahuan seorang pakar yang dimasukkan ke
dalam komputer. Seseorang yang bukan pakar menggunakan sistem pakar
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sedangkan seorang
pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant [Sutojo, dkk.,
2011:160].

9
10

Ciri-ciri Sistem Pakar

Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut (Sutojo, dkk., 2011:162) :

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Mampu memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak

pasti.

3. Mampu menjelaskan alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang

dapat dipahami.

4. Bekerja berdasarkan kaidah atau rule tertentu.

5. Mudah dimodifikasi.

6. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah.

7. Keluaran atau output bersifat anjuran.

8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah sesuai, dituntun oleh dialog

dengan pengguna.

Konsep Dasar Sistem Pakar

Konsep dasar sistem pakar meliputi :

1. Kepakaran (Expertise)

Kepakaran merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan,

membaca dan pengalaman. Kepakaran memungkinkan para ahli dapat mengambil

keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seorang yang bukan pakar. (Sutojo,

dkk., 2011:163)

Kepakaran meliputi pengetahuan tentang (Sutojo, dkk., 2011:163) :

a. Fakta-fakta tentang bidang permasalahan tertentu.

b. Teori-teori tentang bidang permasalahan tertentu.


11

c. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur menurut bidang permasalahan

umumnya.

d. Aturan heuristic yang harus dikerjakan dalam suatu situasi tertentu.

e. Strategi global untuk memecahkan permasalahan.

f. Pengetahuan tentang pengetahuan (meta knowledge).

2. Pakar (Expert)

Pakar adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan metode


khusus serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah atau memberi
nasihat. Seorang pakar harus mampu menjelaskan dan mempelajari hal-hal baru
yang berkaitan dengan topik permasalahan, jika perlu harus mampu menyusun
kembali pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dan dapat memecahkan aturan-
aturan serta menentukan relevansi kepakarannya. (Sutojo, dkk., 2011, 163)

Seorang pakar mampu melakukan kegiatan-kegiatan berikut (Sutojo, dkk.,

2011:163) :

a. Mengenali dan memformulasikan permasalahan

b. Memecahkan permasalahan secara cepat dan tepat

c. Menerangkan pemecahannya

d. Belajar dari pengalaman

e. Merestrukturisasi pengetahuan

f. Memecahkan aturan-aturan

g. Menentukan relevansi

3. Pemindahan kepakaran (Transferring Expertise)

Tujuan dari sistem pakar adalah memindahkan kepakaran dari seorang pakar

ke dalam komputer, kemudian ditransfer kepada orang lain yang bukan pakar.

Proses ini melibatkan empat kegiatan, yaitu (Sutojo, dkk., 2011:164) :

a. Akusisi pengetahuan (dari pakar atau sumber lain)

b. Representasi pengetahuan (pada komputer)


12

c. Inferensi pengetahuan

d. Pemindahan pengetahuan ke pengguna

4. Inferensi (Inferencing)

Inferensi adalah sebuah prosedur (program) yang mempunyai kemampuan dalam


melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut
mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur mengenai pemecahan masalah.
Semua pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar disimpan pada basis
pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah mengambil
kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya (Sutojo, dkk.,
2011:164).

5. Aturan-aturan (Rule)

Kebanyakan software sistem pakar komersial adalah sistem yang berbasis

rule (rule based systems), yaitu pengetahuan disimpan terutama dalam bentuk rule,

sebagai prosedur-prosedur pemecahan masalah (Sutojo, dkk., 2011:165).

6. Kemampuan Menjelaskan (Explanation Capability)

Fasilitas lain dari sistem pakar adalah kemampuannya untuk menjelaskan

saran atau rekomendasi yang diberikan oleh sistem pakar. Penjelasan dilakukan

dalam subsistem yang disebut subsistem pejelasan (explanation). Bagian dari

sistem ini memungkinkan sistem untuk memeriksa penalaran yang dibuatnya

sendiri dan menjelaskan operasi operasinya (Sutojo, dkk., 2011:165).

Struktur Sistem Pakar

Ada dua bagian penting dari sistem pakar, yaitu lingkungan pengembangan

(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).

Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk

membangun komponen-komponennya dan memasukkan pengetahuan ke dalam

basis pengetahuan (knowledge base). Lingkungan konsultasi digunakan oleh


13

pengguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan

nasihat dari sistem pakar layaknya berkonsultasi dengan sistem pakar (Sutojo, dkk.,

2011:166)

Adapun komponen-komponen penting dalam sebuah sistem pakar dapat

dilihat pada gambar II.1. berikut ini (Sutojo, dkk., 2011:166) :

Sumber : Sutojo, dkk., 2011:167

Gambar II.1. Struktur Sistem Pakar

Penjelasan tentang gambar II.1. adalah sebagai berikut (Sutojo, dkk.,

2011:167-169) :

1. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Subsistem ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari seorang pakar

dengan cara merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer dan

menaruhnya ke dalam basis pengetahuan dengan format tertentu (dalam bentuk


14

representasi pengetahuan). Sumber-sumber pengetahuan bisa diperoleh dari pakar,

buku, dokumen multimedia, basis data, laporan riset khusus, dan informasi yang

terdapat di web.

2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base).

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa

representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan

kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah

cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

3. Mesin Inferensi

Adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan

menggunakan ini daftar aturan berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses

konsultasi antara sistem dan pemakai, mekanisme inferensi meguji aturan satu

persatu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua teknik utama yang

digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu pealaran maju

dan penalaran mundur.

4. Daerah kerja (Blackboard)

Untuk merekam hasil sementara yang akan dijadikan sebagai keputusan dan

untuk menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi, sistem pakar membutuhkan

blackboard, yaitu area pada memori yang berfungsi sebagai basis data.

5. Antarmuka pemakai (User Interface)

Digunakan sebagai media komunikasi antar pengguna dan sistem pakar.

Komunikasi ini yang paling bagus bila disajikan dalam bahasa alami (natural

language) dan dilengkapi dengan grafik, menu, dan formulir elektronik.


15

6. Subsistem Penjelasan (Explanation Subsystem / Justifier)

Subsistem penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar, digunakan untuk melacak respon dan memberikan

penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan.

7. Sistem perbaikan pengetahuan (Knowledge refining system)

Subsistem penjelas berfungsi memberi penjelasan kepada pengguna,

bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil. Kemampuan seperti ini sangat penting

bagi pengguna untuk mengetahui proses pemindahan keahlian pakar maupun dalam

pemecahan masalah.

Keuntungan dan kelemahan Sistem Pakar

1. Keuntungan Sistem Pakar adalah sebagai berikut (Informatika, 2012) :

a. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.

b. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu

bentuk tertentu.

c. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat dan tanpa jenuh mencari

kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.

2. Kelemahan Sistem Pakar adalah sebagai berikut (Informatika, 2012) :

a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu

bisa didapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang

kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang

dimiliki pakar berbeda-beda.


16

b. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi

sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk

pengembangan dan pemeliharaannya.

c. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.

d. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak

sempurna atau tidak selalu banar. Oleh karena itu perlu di uji ulang secara

teliti sebelum digunakan.

B. Tanaman Tomat

Tomat (Solonum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga solanaceae,

tumbuhan asli Amerika Tengah Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat sendiri

memiliki siklus hidup yang singkat dan memiliki tinggi antara 1 hingga 3 meter

(Srinivasan dalam Istanto dan Dewa, 2010:5).

Ada beberapa pengertian tanaman tomat menurut para ahli sebagai berikut :

Secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara

sistemik sebagai berikut (Chandra, 2013) :

Divisi : Spermatopyhta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Turbiflorae

Famili : Solanaceae (berbunga seperti terompet)

Genus : Solanum (Lycopersium)

Spesies : Lycopersium esculentum Mill.


17

Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat.

warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan

batangnya banyak ditumbuhi rambut halus terutama di bagian berwarna hijau. Di

antara rambut-rambut tersebut terdapat rambut kelenjar. Jika dibiarkan (tidak

dipangkas) tanaman tomat akan mempunyai banyak cabang yang menyebar rata.

Sebagaimana tanaman dikotil lainnya, tanaman tomat berakar samping yang

menjalar ke tanah. Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas,

yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Buah tomat

yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung

lycopersicin yang berupa lendir dan dikeluarkan 209 kantong lendir. Ketika

buahnya semakin matang, lycopersicin lambat laun hilang sendiri sehingga baunya

hilang dan rasanya pun jadi enak, asam-asam manis (Wulan, 2012).

Penyakit pada Tanaman Tomat memberikan gejala yang berbeda-beda

sehingga penanganannya pun berbeda-beda. Macam serangan penyakit yang

menyerang tanaman tomat yang bisa mengakibatkan kerusakan pada tanaman tomat

dijabarkan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel II.1

Nama Penyakit dan Penjelasannya

Nama Penyakit Keterangan


Layu Fusarium Disebabkan oleh jamur fusarium oxysporum.Jamur ini
menyerang bagian jaringan pembuluh tanaman tomat,
sehingga jaringan pembuluh akan berubah warna menjadi
cokelat dan mengakibatkan terhambatnya aliran air dari
akan ke daun.
18

Bercak Daun Disebabkan oleh jamur septoria lycopersici speg yang


Septoria merusak daun dan menyerang tanaman tomat.
Bercak Cokelat Ditandai dengan daun tomat yang terserang tampak bulat
cokelat atau bersudut dan berwarna cokelat sampai hitam.
Busuk Daun Daun tomat yang terserang berbercak cokelat sampai
hitam.
Penyakit busuk Penyakit busuk buah Rhizoctonia ini disebabkan oleh
buah Rhizoctonia jamur
Busuk buah Penyakit ini dapat menyerang buah, batang, dan akar
antraknosa tanaman tomat
Penyakit layu Tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat layu
Bercak bakteri Timbulnya bercak-bercak pada daun-daun, batang dan
buah tomat
Penyakit Bercak Disebabkan oleh kondisi lingkungan yang terdapat
Daun beberapa jenis tanaman lain selain tomat, yaitu cabai dan
jagung
Antraknos Serangan pada buah tomat tampak bercaksirkuler agak
kecil
Layu Cendawan Serangan penyakit yang disebabkan oleh verticillum
alboatrum
Layu Bakteri Daun muda menjadi layu atau daun tua menjadi kuning
Bercak (Bacterial Buah yang terserang penyakit ini menunjukan adanya
speck) bercak berwarna coklat tua dan tidak tebal
Mozaik Gabungan berbagai jenis virus seperti virus tomat mozaik
Penyakit Kerdil Jarak antara tangkai daun yang satu dengan yang lainnya
sangat pendek
Bercak Kering Virus ini disebarkan oleh kutu daun secara non-persisten
dan Mati Urat (melalui stilet atau alat mulutnya).
Kuning dan Daun Tanaman yang terserang menjadi kerdil dengan arah
Menggulung cabang dan tangkai daun cenderung tegak
Bengkak Akar Penyakit Bengkak akar ini membentuk “gall” benjolan-
benjolan pada xylem akar kaar tanaman yang terserang
19

Blossom End Rot Kekurangan unsur hara mikro Ca (kalsium)


(Busuk Ujung
Buah)
Busuk Batang Serangannya bisa menyeluruh pada bagian tanaman baik
Didymella sp daun maupun batang
Tomato Yellow Virus kuning-kerinting pada daun tanaman tomat.
Leaf Curl Virus
TYLCV)

C. Forward Chaining

Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang

diketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules

IF-THEN. Jika ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut

dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi maka sebuah fakta baru (bagian THEN)

ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas.

Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila

tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi (Sutojo, 2011:171).

Sumber : Danny, Umar. Diunduh 11 November 2017

Gambar II.2. Forward Chaining


20

D. Pemodelan UML (Unifield Modelling Language)

Dalam proses perancangan program diperlukan peralatan yang mendukung

untuk menentukan bentuk data yang dijadikan sebagai input dan output didalam

pembuatan program. Adapun peralatan yang mendukung penulis dalam proses

pembuatan program ini adalah pemodelan UML (Unifield Modelling Language)

Pengertian Unified Modeling Language (UML) dan modelnya menurut pakar

dan ahli :

Menurut Nugroho (2010:6), “UML (Unified Modeling Language) adalah

‘bahasa’ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma

‘berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk

penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa

sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.”

Menurut Nugroho (2009:4), “UML (Unified Modeling Language) adalah


Metodologi kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT (Object Modeling
Technique), serta OOSE (Object Oriented Software Enggineering) dan beberapa
metoda lainnya, merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk
analisa dan perancangan sistem dengan metodologi berorientasi objek
mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek
(OOP).”

Menurut Herlawati (2011:10), bahwa “beberapa literatur menyebutkan

bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan

karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi,

diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi.”

Itu merupakan definisi yang agak sederhana. Bahkan, UML adalah hal yang

berbeda bagi beberapa orang yang berbeda. Hal ini berasal baik dari sejarahnya
21

sendiri dan dari pandangan yang berbeda bahwa orang memiliki tentang apa yang

membuat suatu proses rekayasa perangkat lunak yang efektif.

Karena program yang dibuat merupakan pemrograman terstruktur, maka pada

tahapan ini penulis akan menjelaskan tentang diagram-diagramnya yaitu :

1. Use Case Diagram

Use case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap

requirements sistem dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja.

Selama tahap desain, use case diagram menetapkan perilaku (behavior) sistem saat

diimplementasikan. Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa use

case diagram.

Tabel. II.2

Symbol Use Case Diagram

Sumber : Nursetianingsih, Fitria, 27 Januari 2015, diunduh 11 November 2017


22

2. Activity Diagram

Activity diagram memodelkan alur kerja (work flow) sebuah proses bisnis dan

urutan aktivitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah

flowchart karena dapat dimodelkan sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas

lainnya atau dari satu aktivitas kedalam keadaan sesaat (state)

Tabel II.3

Activity Diagram

Sumber : Nursetianingsih, Fitria, 27 Januari 2015, diunduh 11 November 2017


23

3. Component Diagram

Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta

kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada

sebelumnya. Diagram komponen focus pada komponen sistem yang dibutuhkan da

nada di dalam sistem. Diagram komponen juga dapat digunakan untuk memodelkan

hal-hal berikut:

a. Source code program perangkat lunak

b. Konponen executable yang dilepas ke user

c. Basis data secara fisik

4. Deployment diagram

Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi

dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang

di dalamnya

5. Class Diagram

Class diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang digunakan

untuk menampilkan kelas-kelas maupun paket-paket yang ada pada suatu sistem

yang nantinya akan digunakan. Jadi diagram ini dapat memberikan sebuah

gambaran mengenai sistem maupun relasi-relasi yang terdapat pada sistem tersebut.
24

Tabel II.4

Class diagram

Sumber : Nursetianingsih, Fitria, 27 Januari 2015, diunduh 11 November 2017

Sumber : Luthpiyana, Rizky. Diunduh 11 November 2017

Gambar II.3. Class Diagram

E. Pemodelan ERD (Entity Relationship Diagram)

Menurut Brady dan Loonam dalam Ritonga (2010), Entity Relationship

Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan

data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analyst dalam tahap analisis

persyaratan proyek pengembangan sistem. Sementara seolah-olah teknik diagram


25

atau alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang mendasari

sistem informasi yang dikembangkan.

Sumber : herlinnairine, Diunduh 11 November 2017

Gambar II.4. Simbol ERD

Komponen-komponen yang terdapat didalam Entity Realtionship Model :

1. Entity

Adalah suatu kumpulan objek atau sesuatu yang dapat dibedakan atau dapat

didefinisikan secara unik.kumpulan entitas yang sejenis disebut entity set, di bawah

ini adalah jenis-jenis entity dan contohnya :


26

a) Entity yang besifat fisik, yaitu entity yang dapat dilihat, contohnya rumah,

kendaraan, mahapeserta didik, dosen dan lainnya.

b) Entity yang bersifat konsep atau logika, yaitu entity yang tidak dapat dilihat,

contohnya pekerjaan, perusahaan, rencana, mata kuliah dan lainnya. Simbol

yang digunakan untuk entity adalah persegi panjang.

2. Relationship

Adalah hubungan yang terjadi antara satu entititas atau lebih entity,

relationship tidak mempunyai keberadaan fisik, kecuali yang mewarisi hubungan

antara entity tersebut dan relationship set adalah kumpulan relationship yang

sejenis, contoh simbol yang digunakan adalah bentuk belah ketupat, diamond atau

rectangle.

3. Atribute

Adalah karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan

penjelasan detail tentang atau relationship tersebut dan atributevalue adalah suatu

data actual atau informasi yang disimpan di suatu attribute di dalam suatu entity

atau relationship.Terdapat 2 jenis atribut yaitu:

a) Identifer (key) untuk menentukan suatu entity secara unik

b) Descriptor (ninkey attribute) untuk menentukan karakteristik dari suatu entity

yang tidak unik.

4. Indicator Type terdapat 2 jenis yaitu :

a) Indicator Type Associative Object berfungsi sebagai suatu objek dan suatu

relationship.

b) Indicator Type Subpertype terdiri dari suatu obyek dan satu subkategori atau

lebih yang di hubungkan dengan satu relationship yang tidak bernama.


27

5. Cardinality Ratio atau Mapping Cardinality

Adalah menjelaskan hubungan batasan jumlah keterlambatan satu entity

dengan entity lainnya atau banyaknya entity yang bersesuaian dengan entity yang

lain melalui relationship. Jenis Cardionality Ratio :

a) One to One (1:1) adalah hubungan satu entity dengan satu entity.

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak

satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu sebaliknya setiap entitas pada

himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan

entitas A

b) One to Many(1:M) adalah hubungan suatu entity dengan banyak entity atau

banyak entity dengan satu entity.

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, dan tidak sebaliknya dimana setiap entitas pada

himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan

entitas A.

c) Many to Many (M:M) adalah hubungan banyak entity dengan banyak entity.

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, dan sebaliknya dimana setiap entitas pada

himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan

entitas A.

d) Banyak ke Satu (Many to One)

Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak

satu entitas pada himpunan entitas B, dan tidak sebaliknya dimana setiap entitas
28

pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan

entitas A

6. Derajat Relationship menyatakan jumlah entity yang berpartisipasi di dalam

suatu relationship, terdapat 3 jenis yaitu :

a) Unary degree (derajat satu) adalah derajat yang memiliki satu relationship

untuk dua buah entity.

b) Binary degree (derajat dua) adalah derajat yang memiliki satu relationship

untuk dua buah entity.

c) Tenary degree (derajat tiga) adalah derajat yang memiliki satu relationship

untuk tiga atau lebih entity menurut.

7. Participation Constraint menjelaskan apakah keberadaan suatu entity

tergantung pada hubungannya dengan entity lain. Terdapat dua macam

participation constraints yaitu :

a) Total participation, yaitu keberadaan suatu entity tergantung pada

hubungannya dengan entity lain dalam E_R digambarkan dua garis

penghubung antar entity dan relationship.

b) Partial participation, yaitu keberadaan suatu entity tidak tergantung pada

hubungan dengan entity lain dalam E_R digambarkan dengan satu garis

penghubung.
29

2.2 Penelitian Terkait

Menurut (Istanto dan Dewa, 2016:60) menyebutkan bahwa selama ini petani sering
mengabaikan hama dan peyakit tomat karena ketidaktahuannya, menganggap
gejala tersebut sudah biasa terjadi pada masa tanam, kesulitan konsultasi dengan
tenaga ahli dibidang hama peyakit tanaman tomat, kurangnya penyuluhan
dilapangan atau lokasi dari dinas pertanian tentang hama peyakit tanaman tomat,
sehingga tidak tahu mengendalikannya yang menyebabkan penurunan
produktivitas tomat itu sendiri.

Menurut (Alviansyah, dkk., 2017:23) menyebutkan bahwa kebanyakan yang


dilakukan petani adalah mengenali gejala dengan mata telanjang dan langsung
mengambil tindakan tanpa tahu cara penanggulangannya. Oleh sebab itu diperlukan
bantuan teknologi pengolahan citra yang dapat mengenali penyakit pada tanaman
tomat menurut bentuk dan warna daun.

Menurut (Nurdiawan dan Fatimah, 2016:2) menyebutkan bahwa diagnosis penyakit


tanaman tomat membutuhkan seorang pakar atau ahli untuk menghasilkan
diagnosis yang tepat. Namun demikian, keterbatasan waktu yang dimiliki seorang
pakar atau ahli untuk melakukan penyuluhan kepada petani, disamping itu jumlah
ahli pertanian atau pakar tidak sebanding dengan jumlah petani yang ada sekarang.

Oleh karena itu berdasarkan penelitian-penelitian terkait diatas, penulis ingin

membangun sebuah sistem pakar yang dapat memberikan informasi, membuat

keputusan, dan memberikan solusi mengeai penyakit pada tanaman tomat. Sistem

pakar tersebut digunakan sebagai media konsultasi yang dapat diakses oleh petani

menggunakan perangkat komputer. Dengan dibangunnya sistem pakar ini

diharapkan dapat membantu petani dalam meminimalisir kegagalan panen yang

diakibatkan oleh penyakit dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman tomat.

Anda mungkin juga menyukai