Anda di halaman 1dari 102

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sekilas Sejarah Lahirnya Pancasila


Sebagai dasar negara dan sebagai ideologi
negara, Pancasila tentunya tidak lahir dengan
sendirinya, melainkan melalui proses sejarah yang
panjang dan berliku-liku. Pancasila merupakan
warisan pemikiran yang brilian dan handal dari
para founding fathers Indonesia, yang harus kita jaga,
pelihara, dan diamalkan dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Hidup matinya nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sangat ditentukan oleh
seluruh rakyat Indonesia. Kesadaran masyarakat
Indonesia sangat penting akan nilai-nilai dalam
Pancasila yang harus dijiwai dan diamalkan secara
konsisten dan bertanggungjawab.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 1


Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Sriwijaya
dan Majapahit dimana nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan kemasyarakatan
maupun kenegaraan meskipun sila-silanya belum dirumuskan
secara konkret. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman
Majapahit sebagaimana tertulis dalam buku Negara
Kertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Mpu Tantular. Dalam buku Sutasoma karangan
Mpu Tantular, istilah Pancasila mempunyai arti berbatu sendi
yang lima, pelaksanaan kesusilaan yang lima. Istilah Pancasila
sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Panca berarti lima
dan Sila berarti dasar atau asas.1

Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang


disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi
Cosakai ("Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan")
pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan
rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh
Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini
pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi
tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila"
oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat
dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian
dibukukan oleh BPUPK tersebut.2

Dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ini yang
dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk

1
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/pancasila-sejarah-dasar-
negara-pengertian-makna-lambang-nilai-ideologi.html
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila

2 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Indonesia merdeka nantinya. Pada sidang pertama itu, banyak
anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad
Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan
calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad
Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan
yang terdiri atas lima hal, yaitu:3

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul


secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yaitu:4

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945,


kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan
usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal,
yaitu:5

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)


2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)

3
http://indonesiaindonesia.com/f/101937-sejarah-lahirnya-pancasila-ideologi-dasar-negara/
4
Ibid
5
Ibid

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 3


3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila.


Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila
tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:6

1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas


menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.7

Berdasarkan hal di atas, maka tanggal 1 Juni 1945


dijadikan sebagai hari kelahiran Pancasila. Pancasila
disepakati oleh seluruh komponen bangsa lahir pada tanggal 1
Juni 1945. Oleh karena itu, setiap tanggal 1 Juni selalu
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Semua masyarakat
Indonesia wajib mengetahui tentang hari lahirnya Pancasila
sehingga diharapkan dapat menjiwai dan mengamalkan sila-
sila dalam Pancasila tersebut.

Sedangkan hari Kesaktian Pancasila diperingati pada


setiap tanggal 1 Oktober. Tentang hari Kesaktian Pancasila ini
dapat diterangkan sejarah singkatnya adalah kejadian pada
tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan
Gerakan 30 September (G30S/PKI). Kejadian kematian enam
jenderal TNI ini oleh PKI yang diculik dan dibunuh serta

6
Ibid
7
Ibid

4 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


dikubur di Lubang Buaya secara kejam inilah yang kemudian
menjadikan pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober
sebagai hari kesaktian Pancasila.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, setiap pemuda


dan mahasiswa Indonesia harus menguasai, memahami,
menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Pancasila merupakan ideologi negara yang
tidak boleh digantikan oleh ideologi lain di dunia. Pancasila
harus dibela, dijaga, dipelihara dan diperjuangkan sampai
akhir oleh semua komponen bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan jati diri, identitas bangsa, dan karakter negara
Indonesia yang wajib untuk ditumbuhkembangkan dalam
setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Hubungan antara Pancasila dan UUD NRI 1945

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang


disusun dan ditetapkan oleh para founding father yang
diformalkan oleh sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.
Sedangkan UUD 1945 disusun berdasarkan dan
bersumberkan nilai-nilai dasar Pancasila serta ditetapkan
menjadi sumber hukum Indonesia sejak tanggal 18 Agustus
1945 oleh PPKI, sehari setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia, 17 Agustus 1945. UUD 1945 mengalami perubahan
setelah reformasi dimana dilakukan amandemen sampai
dengan empat kali oleh MPR, yakni tahun 1999, 2000, 2001,
2002. Istilah penyebutan UUD 1945 berubah menjadi UUD
NRI 1945.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 5


Hubungan antara Pancasila dan UUD 1945 adalah
hubungan yang sinergis, saling mengisi, saling melengkapi
dan saling menjiwai. Hubungan antara Pancasila dan UUD
1945 bersifat komplementer, bersinergi, dan ibarat “dua sisi
dari satu keping mata uang” yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Hubungan antara Pancasila dan UUD 1945
adalah hubungan formal dan materiil.

Hubungan formal dalam artian dimana Pancasila telah


dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945, dimana UUD
1945 disusun dengan berbasiskan pada nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila dijadikan sebagai
dasar formal pembentukan dan penyusunan UUD 1945.
Pancasila termaktub dalam pembukaan UUD 1945, dan
penjabaran nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam
batang tubuh UUD 1945 yang secara detail tertuang dalam
pasal-pasal UUD 1945. Oleh karena itu, pembukaan UUD 1945
tidak boleh diamandemen sampai kapanpun, sedangkan
batang tubuhnya boleh diamandemen sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Hubungan secara materiil dalam artian bahwa


Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Pancasila harus ditempatkan sebagai referensi
utama dan pertama dalam penyelenggaraan kenegaraan
Indonesia. Tidak heran apabila kita lihat sejarah dimana
BPUPKI kala itu bersidang, maka yang dibahas pertama kali
adalah agenda dasar filsafat Pancasila, baru kemudian dibahas
UUD 1945. Ini menunjukkan bahwa Pancasila menempati
urutan pertama secara materiil dalam konteks kenegaraan

6 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan urutan-urutan
tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
tertib hukum yang tertinggi, sedangkan tertib hukum
Indonesia bersumberkan pada Pancasila, atau kata lain
Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia.

C. Konsensus Nasional: Empat Pilar Kebangsaan

Setiap negara pasti mempunyai pondasi/pilar/dasar-


dasar negara, begitu halnya juga dengan negara Indonesia,
negara Indonesia mempunyai pilar-pilar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, tidak hanya satu tetapi empat pilar.
Konsep ini digagas oleh Taufik Kiemas, mantan ketua MPR,
beliau menggagas konsep ini mengingat empat pilar ini
adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga dan
membangun keutuhan bangsa. Seperti halnya sebuah
bangunan dimana untuk membuat bangunan tersebut
menjadi kokoh dan kuat, dibutuhkan pilar-pilar atau
penyangga agar bangunan tersebut dapat berdiri dengan
kokoh dan kuat, begitu halnya juga dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara ini8.

Latar belakang digagasnya empat pilar kebangsaan


adalah kondisi era reformasi yang karut marut dimana terjadi
degradasi nilai-nilai kebangsaan yang terjadi di seluruh
Indonesia, dimana elit politik saling cakar-cakaran, terjadi
gerakan separatisme, terorisme, dan anarkisme, serta berbagai

8
http://politik.kompasiana.com/2013/06/12/empat-pilar-berbangsa-dan-bernegara-
568227.html

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 7


gejala disintegrasi, konflik sosial dan kerusuhan massal
sehingga mengancam keutuhan NKRI. Seolah-olah bangsa
Indonesia telah tercerai berai oleh kepentingan politik praktis
dan kepentingan jangka pendek, dimana semua kelompok
mementingkan kepentingan pribadi dan tidak mengindahkan
kepentingan bangsa dan negara. Nilai-nilai nasionalisme,
patriotisme, dan cinta tanah air telah luntur di semua elemen
masyarakat.

Menyadari pengalaman reformasi tidak menunjukkan


arah sebagaimana kehendak rakyat, maka timbulah gagasan
untuk menggali kembali nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila berikut penjabarannya dalam Undang-Undang
Dasar 1945. sebagaimana yang digagas oleh Taufik Kemmas.
disebutnya sebagai 4 pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI
dan Bhinneka Tunggal Ika. Pilar adalah tiang penyangga
suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Disebutnya
sebagai empat tiang penyangga di tengah ini disebut soko
guru yang kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan
memberikan rasa aman tenteram dan memberi kenikmatan,
yang menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup
bernegara. Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga
merasa tenteram dan bahagia. Kemudian melalui Ketetapan
MPR Nomor 27 Tahun 2009 menugaskan MPR untuk
mensosialisasikannya9.

Dalam sejarah perjalanan bangsa, tidak dapat


dimungkiri bahwa yang menjadi perekat dan pengikat

9
http://esoeroto.blogspot.com/2013/06/apa-itu-empat-pilar-kebangsaan.html

8 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


kerukunan bangsa adalah nilai-nilai yang tumbuh, hidup, dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai itu
telah menjadi kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan. Kristalisasi nilai-nilai tersebut, tidak lain
adalah sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara harus menjadi jiwa yang
menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila baik sebagai
ideologi dan dasar negara sampai hari ini tetap kokoh menjadi
landasan dalam bernegara. Pancasila juga tetap tercantum
dalam konstitusi negara meskipun beberapa kali mengalami
pergantian dan perubahan konstitusi. Ini menunjukkan bahwa
Pancasila merupakan konsensus nasional dan dapat diterima
oleh semua kelompok masyarakat Indonesia.

Pancasila terbukti mampu memberi kekuatan kepada


bangsa Indonesia, sehingga perlu dimaknai, direnungkan, dan
diingat oleh seluruh komponen bangsa. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum
dasar merupakan kesepakatan umum warga negara mengenai
norma dasar dan aturan dasar dalam kehidupan bernegara.
Kesepakatan ini utamanya menyangkut tujuan dan cita-cita
bersama, the rule of law sebagai landasan penyelenggaraan
negara, serta bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar ini, Indonesia ialah
negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Negara juga
menganut sistem konstitusional, dengan Pemerintah
berdasarkan konstitusi (hukum dasar), dan tidak bersifat
absolut (kekuasaan yang tidak terbatas). Konsepsi tentang

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 9


bentuk Negara Indonesia menganut bentuk negara kesatuan
yang menjunjung tinggi otonomi dan kekhususan daerah
sesuai dengan budaya dan adat istiadatnya. Bentuk negara
yang oleh sebagian besar pendiri bangsa dipercaya bisa
menjamin persatuan yang kuat bagi negara kepulauan
Indonesia adalah Negara Kesatuan (unitary). Meskipun
memilih bentuk negara kesatuan, para pendiri bangsa sepakat
bahwa untuk mengelola negara sebesar, seluas dan
semajemuk Indonesia tidak bisa tersentralisasi. Negara seperti
ini sepatutnya dikelola, dalam ungkapan Mohammad Hatta
"secara bergotong-royong", dengan melibatkan peran serta
daerah dalam pemberdayaan ekonomi, politik dan sosial-
budaya sesuai dengan keragaman potensi daerah masing-
masing. Konsepsi tentang semboyan negara dirumuskan
dalam Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda, tetap
satu jua. Di satu sisi, ada wawasan "ke-eka-an" yang berusaha
mencari titik-temu dari segala kebhinnekaan yang
terkristalisasikan dalam dasar negara (Pancasila), Undang-
Undang Dasar dan segala turunan perundang-undangannya,
negara persatuan, bahasa persatuan, dan simbol-simbol
kenegaraan lainnya. Di sisi lain, ada wawasan kebhinnekaan
yang menerima dan memberi ruang hidup bagi aneka
perbedaan, seperti aneka agama/keyakinan, budaya dan
bahasa daerah, serta unit-unit politik tertentu sebagai warisan
tradisi budaya.10

Sosialisasi empat pilar kebangsaan menjadi pekerjaan


rumah kita bersama agar supaya nilai-nilai yang terkandung

10
https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/tanya-jawab-empat-pilar/a-buku-empat-pilar

10 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


dalam empat pilar kebangsaan dapat meresap, menjiwai dan
menginternalisasi dalam hati sanubari setiap rakyat Indonesia.
Empat pilar kebangsaan mutlak diamalkan oleh semua
komponen bangsa. Empat pilar kebangsaan menjadi dasar
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Empat pilar kebangsaan merupakan ciri khas
dan karakter bangsa Indonesia yang harus dipegang teguh,
dipelihara, dan dijaga agar supaya dapat lestari dan kekal
dalam jiwa ibu pertiwi.

D. Pancasila Sebagai Mata Kuliah di Perguruan Tinggi

Pancasila merupakan mata kuliah yang ada di


perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi yang menyeleng-
garakan pendidikan harus mencantumkan mata kuliah
Pancasila dalam kurikulum pendidikannya. Setiap program
studi dan atau jurusan, baik eksakta maupun sosial wajib
mencantumkan mata kuliah Pancasila dalam kurikulum
pendidikannya. Pancasila wajib diajarkan di kelas baik pada
program studi eksakta maupun program studi sosial. Dasar
hukum penyelenggaraan Pendidikan Pancasila adalah sebagai
berikut:11

1. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 39 ayat 2 yang menyebutkan tentang isi kurikulum,
jalur, dan jenjang pendidikan wajib yang memuat:
Pendidikan Pancasila; Pendidikan Agama; dan Pendidikan
Kewarganegaraan

11
http://mahinaufafa.blogspot.com/2011/04/pendidikan-pancasila-untuk-perguruan.html

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 11


2. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menetapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan
dan bahasa.
3. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang
menyatakan bahwa setiap perguruan tinggi wajib
memasukkan mata kuliah: Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, dan
Bahasa Indonesia.
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 30
tahun 1990, menetapkan status pendidikan Pancasila dalam
kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib
untuk setiap program studi dan bersifat nasional.
5. Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan Nomor
45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kelompok mata
kuliah pengembangan kepribadian yang wajib diberikan
dalam kurikulum setiap program studi.
6. SK Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 265/Dikti/Kep/2000
tentang penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT
di Indonesia.
7. SK Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 38/Dikti/Kep/2002
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) di Perguruan Tinggi.

12 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


8. SK Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 43/DIKTI/Kep/2006
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian di PT.

Sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi, maka


Pancasila harus diajarkan secara konsisten dan bertanggung
jawab oleh semua dosen dan staf pengajar yang kompeten dan
profesional. Pengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila harus
yang benar-benar mengerti, memahami, menguasai, dan
menjiwai nilai-nilai Pancasila. Diperlukan staf pengajar yang
handal, kredibel, bermoral, dan beretika dalam mengajarkan
mata kuliah Pendidikan Pancasila kepada para mahasiswanya
di perguruan tinggi. Kualifikasi dan kompetensi pengajar
mata kuliah Pendidikan Pancasila harus benar-bener diseleksi
secara ketat sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
berkualitas dan terstandar dengan baik dan benar.

Meto pembelajaran Pendidikan Pancasila juga harus


disusun secara sistematis dan runut. Pembelajaran harus
didasarkan pada aspek dialogis, diskusi interaktif dimana
mahasiswa harus berperan aktif. Peran serta aktif mahasiswa
dalam pembelajaran tergantung dari metode pembelajaran
yang diterapkan oleh staf pengajar atau dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Harus ditinggal meto pembelajaran
yang doktriner, formalistik, dan monologis. Harus diterapkan
metode pembelajaran yang dialogis dan diskusi interaktif
sehingga mahasiswa merasa “having fun” di kelas dengan
menampilkan berbagai contoh kasus dan aplikatif di
lapangan. Bahasa-bahasa formal ketika dalam proses

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 13


pembelajaran harus diubah menjadi bahasa yang kongkret,
riel dan mudah ditangkap dan dicerna oleh para mahasiswa di
kelas. Bahasa dewa-dewa dalam pengajaran materi
Pendidikan Pancasila harus dirubah dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh kalangan mahasiswa, sepanjang tidak
mengubah atau mengurangi substansi yang akan
disampaikan.

Materi yang diajarkan kepada para mahasiswa juga


harus didesain ulang sesuai dengan peruntukannya masing-
masing. Misalnya, materi tentang Pendidikan Pancasila untuk
mahasiswa fakultas kedokteran tentunya titik tekannya
berbeda dengan materi Pendidikan Pancasila untuk
mahasiswa fakultas ekonomi. Secara prinsip, materi inti
tentang Pendidikan Pancasila diajarkan secara sama dan
seragam antar program studi, baik eksakta maupun sosial.
Namun demikian, perlu ada materi khusus yang dapat
menghubungan secara aplikatif antara nilai-nilai Pancasila
dengan program studi yang diambil oleh para mahasiswa,
dengan berbagai contoh kasus yang nantinya dibedah
menggunakan analisis perspektif nilai-nilai Pancasila. Dengan
materi pengajaran yang langsung menyentuh kepada program
studi yang diambil mahasiswa, maka mata kuliah Pendidikan
Pancasila akan semakin hidup, disukai oleh para mahasiswa,
menyenangkan, mengena, dan terkesan tidak membosankan.

Hal ini harus dilakukan secara cepat dan cermat


mengingat pengalaman selama ini menunjukkan bahwa mata
kuliah Pendidikan Pancasila dipersepsikan oleh para
mahasiswa sebagai mata kuliah yang berbau Orde Baru,

14 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


materinya kaku, isinya sangat formalistik, bahasanya sangat
legalistik, dan disampaikan oleh para dosen secara monologis
sehingga tidak menyentuh kepada kondisi riel yang dihadapi
mahasiswa sekarang ini. Kondisi tersebut harus diantisipasi
dengan cara metode pembelajaran yang dialogis, staf pengajar
yang luwes, materi pelajaran yang aplikatif, dan suasana
pembelajaran yang nyaman, sehingga mahasiswa akan serius
namun santai dalam menerima materi Pendidikan Pancasila di
kelas. Oleh karena itu, marilah kita semua merefleksi diri
untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila dari perguruan
tinggi karena perguruan tinggi merupakan pencetak pimpinan
nasional dan pimpinan bangsa sehingga sangat strategis
apabila Pancasila diajarkan di Perguruan Tinggi, sehingga
dapat diresapi dan diamalkan oleh seluruh kalangan
mahasiswa.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 15


BAB II
APLIKASI SILA PERTAMA:
KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. Dokter Harus Percaya dan Taqwa terhadap


Tuhan Yang Maha Esa

Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.


Manusia tidak lahir secara tiba-tiba melainkan
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua isi
alam semesta merupakan ciptaan dari Tuhan YME
sehingga manusia patut dan wajib untuk yakin,
percaya dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Demikian pula dengan Dokter. Sebagai profesi yang
mulia, Dokter adalah manusia yang diciptakan oleh
Tuhan YME sehingga sudah selayaknya dan sudah
seharusnya semua manusia yang menyandang
profesi Dokter harus percaya dan taqwa terhadap
Tuhan YME.

16 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Wujud kepercayaan dan ketaqwaan seorang dokter
terhadap Tuhan YME adalah bahwa semua dokter di
Indonesia harus beragama. Artinya, seorang dokter harus
menganut agama tertentu yang diyakini oleh hati sanubari
dokter tersebut. Dokter harus beragama dan harus memilih
salah satu agama yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia.
Dokter tidak boleh menganut lebih dari satu agama dan harus
menganut satu agama dari lima agama yang diperbolehkan di
Indonesia. Dengan kata lain, dokter Indonesia harus memiliki
satu agama yang dianut dari lima agama yang telah
ditentukan di Indonesia dan dokter dilarang untuk menganut
lebih dari satu agama serta dilarang keras untuk tidak
menganut agama tertentu tersebut.

Nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam aspek sila


pertama, ketuhanan YME, memberikan pencerahan dan
pedoman kepada semua manusia Indonesia yang berprofesi
dokter untuk beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Sebagai contoh, seorang dokter yang menganut agama Islam,
maka semua aturan, ketentuan, hukum, dan nilai-nilai dalam
agama Islam harus dijalankan dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya dalam setiap pelaksanaan
tugas kedokteran. Rukun Islam dan rukun Iman harus
diimplementasikan dalam kehidupan nyata sehingga akan
dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila
pertama, ketuhanan YME. Demikian pula dengan dokter yang
beragama lain, misalnya Kristen Katolik, Kristen Protestan,
Hindu maupun Budha, maka seorang dokter harus mengikuti
kaidah, norma, aturan, dan ketentuan dalam agama-agama
tersebut masing-masing.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 17


Dalam prakteknya, seorang dokter yang menerapkan
kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME harus
selalu mendasarkan semua perilaku, perbuatan, dan tindakan
nya pada nilai-nilai ketuhanan, seperti setiap memulai praktek
harus berdoa sesuai agamanya, setiap melaksanakan operasi
harus berdoa, dan setiap melayani pasien harus mengingat
terhadap nilai-nilai ketuhanan. Apabila dokter menerapkan
nilai-nilai ketuhanan secara konsisten dan sungguh-sungguh,
maka niscaya dokter tersebut akan sukses dalam kariernya di
masa mendatang.

Sebagai negara yang berbasiskan pada Pancasila


dimana setiap warga negaranya diwajibkan beragama, maka
seorang dokter harus selalu ingat terhadap Tuhan YME. Apa
yang sudah dimiliki oleh seorang dokter harus terus disyukuri
dan dipelihara secara amanah. Seorang dokter harus pandai
menerima dan mensyukuri apa yang telah dilimpahkan oleh
Tuhan YME kepada seorang dokter. Dokter diberikan
kelebihan ilmu pengetahuan, berupa ilmu pengetahuan
medis, yakni mengobati para pasien yang sedang sakit harus
disyukuri oleh semua manusia yang berprofesi dokter.

Dokter diberikan materi yang cukup dibandingkan


dengan profesi lainnya dalam mengobati para pasien baik di
rumah sakit, di poliklinik, maupun ketika dokter tersebut
melakukan praktek mandiri merupakan anugerah yang wajib
disyukuri setiap detik dan menit oleh dokter seraya selalu
berdoa tiada henti akan karunia, hikmah, dan rejeki yang
diberikan oleh Tuhan YME kepada dokter Indonesia.

18 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Kepercayaan dan ketaqwaan dokter terhadap Tuhan
YME bisa pula diwujudkan melalui penampilan yang religius,
perbuatan yang berbasiskan pada nilai-nilai keagamaan, dan
kepribadian yang berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan.
Seorang dokter tidak boleh sombong, tidak boleh pongah, dan
tidak boleh congkak terhadap apa yang dimilikinya selama
ini, baik ilmu, pengetahuan, maupun ilmu medis nya karena
semua itu merupakan titipan, karunia, dan pemberian dari
Tuhan YME. Tuhan YME akan murka dan mencabut apa yang
kita miliki dan apa yang kita agung-agungkan selama ini agar
supaya semua dokter menyadari bahwa semua hanya karena
Tuhan YME sehingga keyakinan, kepercayaan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan YME senantiasa terjaga sampai akhir hayat.

Selain itu, seorang dokter bukanlah Tuhan atau


“dokter bukan Tuhan”. Hal ini berarti bahwa ketika dokter
menyembuhkan penyakit pasien, maka kesembuhan tersebut
merupakan sesuatu yang berasal dari Tuhan dimana dokter
hanya sebagai perantara saja. Seorang dokter harus menyadari
diri bahwa semua berasal dari Tuhan, termasuk kesembuhan
pasien dari penyakit apapun merupakan kehendak Tuhan
sehingga dokter dimanapun berada harus tetap memegang
teguh kepercayaan terhadap Tuhan dan tidak boleh sesumbar
sebagai ahli dalam mengobati pasien sehingga menafikan
kebesaran Tuhan.

Seorang dokter harus menanamkan keyakinan kepada


setiap pasien yang ditanganinya bahwa kesembuhan dan
kesehatan itu berasal dari Tuhan dan dokter hanya perantara
saja yang berupaya untuk menyembuhkan pasien yang

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 19


sedang sakit sehingga hasil akhirnya berupa sembuh atau
tidak itu semua kehendak Tuhan. Pasien yang sedang sakit
jangan menganggap dokter sebagai Tuhan atau Malaikat yang
bisa menyembuhkan penyakit apapun karena hanya Tuhan
yang bisa menyembuhkan penyakit manusia dimana dokter
hanyalah perantara semata.

B. Dokter Harus Saling Menghormati antar Pemeluk Agama


yang Berbeda-beda

Profesi dokter merupakan profesi yang sangat


dihormati di tengah masyarakat karena mengobati pasien
yang sedang sakit. Namun demikian, seorang dokter harus
memperlakukan sama terhadap pasien tanpa memandang
agama pasien. Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter
harus mengobati para pasien tanpa pandang agama dari
pasien yang akan diobatinya. Agama apapun dari pasien yang
sedang sakit atau sedang membutuhkan pertolongan, maka
sudah kewajiban bagi dokter harus memberikan penanganan
medis secara cepat.

Faktor agama pasien tidak boleh menjadi alasan bagi


seorang dokter untuk melakukan tindakan diskriminatif
terhadap pasien yang sedang berobat atau membutuhkan
pertolongan. Semua pasien, dari agama apapun, mutlak
hukumnya untuk ditolong agar supaya sakit yang diderita
bisa sembuh. Tidak ada hubungan antara pelayanan
kesehatan dengan agama yang dianut oleh masyarakat.
Artinya, setiap masyarakat dengan latar belakang agama

20 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


apapun harus diberikan pelayanan medis secara sama dan
merata tanpa ada kebijakan diskriminasi agama dari pihak
rumah sakit ataupun dokter yang menanganinya.

Sebagai contoh, seorang dokter yang beragama Islam


memiliki dua pasien yang beragama Budha dan Hindu, maka
seorang dokter tersebut harus memberikan pelayanan yang
sama terhadap pasiennya tersebut, tanpa memandang agama
yang dianut oleh pasiennya. Meskipun antara dokter dan
pasien menganut agama yang berbeda, namun semua aturan,
prosedur, dan protap yang baku dalam pelayanan kedokteran
harus diterapkan secara sama tanpa adanya perbedaan dan
pilih kasih. Agama bukan menjadi penghalang bagi dokter
dalam mengobati pasiennya. Inilah wujud aplikasi nilai-nilai
ketuhanan yang tertuang dalam Pancasila sebagai ideologi
negara Indonesia.

Seorang dokter tentunya memiliki teman, kerabat, atau


kolega yang sama-sama berprofesi sebagai dokter, namun
menganut agama yang berbeda. Dalam kaitan ini, masing-
masing orang yang berprofesi sebagai dokter harus saling
menghormati dan saling menghargai meskipun berbeda
agama. Seorang dokter harus mampu memberikan ketela-
danan kepada masyarakat bahwa perbedaan agama antar
dokter dalam satu kantor atau dalam satu rumah sakit
misalnya, tidak menjadi penghalang untuk mengukuhkan
semangat solidaritas, kekompakan, dan saling menghormati
satu dengan yang lainnya.

Setiap dokter harus memberikan keleluasaan kepada


dokter lainnya untuk beribadah dan menjalankan ketentuan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 21


agamanya masing-masing. Seorang dokter tidak boleh
melarang dokter lainnya untuk tidak beribadah atau
menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
Setiap dokter harus menghormati dokter yang lain untuk
beribadah sesuai agama yang dianutnya masing-masing.
Setiap dokter tidak boleh melarang atau menghalang-halangi
dokter lainnya untuk menjalankan syariat agamanya masing-
masing.

C. Dokter Harus Memegang Teguh Sumpah Dokter dan


Kode Etik Profesi Dokter

Dokter adalah sebuah profesi yang sangat mulia dan


banyak orang menginginkan berprofesi sebagai dokter.
Namun, tidak semua orang berkesempatan menjadi dokter
karena hanya orang-orang yang memiliki kadar pengetahuan
yang tinggi dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata yang
akan lolos menjadi mahasiswa kedokteran dan lulus menjadi
seorang dokter. Sebagai profesi yang mulia, maka seorang
dokter terikat oleh sumpah dokter dan kode etik profesi
dokter.

Sumpah dokter dan kode etik profesi dokter merupa-


kan pedoman, petunjuk, dan rambu-rambu bagi dokter dalam
menjalankan profesinya sebagai dokter. Sumpah dokter dan
kode etik profesi dokter ini wajib dipatuhi, ditaati dan
dipedomani oleh semua dokter Indonesia dan pelanggaran
terhadap sumpah dokter dan kode etik profesi dokter akan
mendapatkan sanksi dan hukuman yang setimpal. Nilai-nilai

22 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


ketuhanan dalam Pancasila mewajibkan kepada semua dokter
untuk mematuhi semua aturan, prosedur dan ketentuan yang
telah disepakati oleh komunitas kedokteran di Indonesia.

Berikut ini akan diuraikan bunyi sumpah dokter yang


harus diingat, dihayati, dan diamalkan oleh para dokter
Indonesia:

"Saya bersumpah bahwa saya akan membaktikan hidup saya


guna kepentingan perikemanusiaan. Saya akan menjalankan
tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai
dengan martabat pekerjaan saya. Saya akan memelihara sekuat
tenaga martabat, tradisi luhur jabatan kedokteran. Saya akan
merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan dalam
menunaikan kewajiban terhadap penderita. Saya akan
berikhtiar dengan sungguh-sungguh, supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial. Saya akan
memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya. Teman sejawat
akan saya perlakukan sebagai saudara kandung. Saya akan
menghormati setiap insani mulai dari saat pembuahan.
Sekalipun diancam saya tidak akan mempergunakan
pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan hukum perikemanusiaan. Saya ikrarkan
sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya".12

12
http://health.detik.com/read/2010/02/24/141039/1305915/763/sumpah-dokter-yang-
banyak-terlupakan?browse=frommobile

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 23


Sedangkan kode etik profesi dokter merupakan
pedoman bagi dokter Indonesia anggota IDI dalam
melaksanakan praktek kedokteran, yang tertuang dalam SK
PB IDI No 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002 tentang
penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Kode Etik
Kedokteran Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1969
dalam Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Indonesia. Dan
sebagai bahan rujukan yang dipergunakan pada saat itu
adalah Kode Etik Kedokteran Internasional yang telah
disempurnakan pada tahun 1968 melalui Muktamar Ikatan
Dokter Sedunia ke 22, yang kemudian disempurnakan lagi
pada MuKerNas IDI XIII, tahun 1983.13 Berikut ini adalah
naskah kode etik profesi dokter Indonesia:

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan


mengamalkan Sumpah Dokter.

Pasal 2

Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan


profesinya sesuai dengan standard profesi yang tertinggi.

Pasal 3

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter


tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

13
http://idicabangkotabaru.wordpress.com/kode-etik-kedokteran-indonesia/

24 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Pasal 4

Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang


bersifat memuji diri.

Pasal 5

Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya


tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan
dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.

Pasal 6

Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam


mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik
atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7

Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan


pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 7a

Seorang dokter harus, dalam setiap praktek medisnya,


memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan
kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia.

Pasal 7b

Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan


dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk
mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 25


kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani
pasien.

Pasal 7c

Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak


sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien.

Pasal 7d

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban


melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 8

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus


memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan
semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik
maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

Pasal 9

setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di


bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus
saling menghormati.

26 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 10

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan


segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien.
Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan
atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib
merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian
dalam penyakit tersebut.

Pasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien


agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah
lainnya.

Pasal 12

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang


diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.

Pasal 13

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai


suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain bersedia dan mampu memberikannya.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 27


KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 14

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana


ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 15

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman


sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 16

Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat


bekerja dengan baik.

Pasal 17

Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.

28 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


BAB III
APLIKASI SILA KEDUA:
KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB

A. Dokter Harus Gemar Melakukan Kegiatan


Kemanusiaan

Seorang dokter adalah manusia yang berada


di tengah kehidupan masyarakat. Seorang dokter
tidak bisa hidup sendiri, melainkan harus hidup
bersama-sama dengan orang lain di tengah
masyarakat. Kehidupan dokter di tengah
masyarakat tentunya sangat terikat dengan nilai-
nilai kemanusiaan yang disepakati oleh komunitas
masyarakat tersebut. Nilai-nilai kemanusiaan harus
ada dan terpatri dalam diri seorang dokter. Nilai-
nilai kemanusiaan tidak boleh hilang dalam diri
seorang dokter karena pada hakekatnya seorang
dokter adalah manusia yang tentunya sangat kental
dengan hal-hal yang berhubungan dengan nilai-
nilai kemanusiaan.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 29


Nilai-nilai kemanusiaan merupakan fokus utama dari
sila kedua Pancasila dimana setiap interaksi sosial di tengah
masyarakat, negara dan bangsa harus didasarkan pada nilai-
nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Seorang dokter
harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang salah
satunya diwujudkan dengan sikap gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan. Kegemaran dan kesukaan melakukan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan kemanusiaan merupakan
sikap dan perilaku yang sangat terpuji bagi seorang dokter.
Terlebih lagi, seorang dokter itu tugas utamanya adalah
memberikan pertolongan, bantuan, dan pengobatan kepada
manusia yang sedang sakit atau sedang membutuhkan
pertolongan.

Kegiatan kemanusiaan yang harus dijiwai dan dihayati


oleh seorang dokter sebagai pengamalan dari nilai-nilai
kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila adalah kegiatan bakti
sosial misalnya, seperti dokter terjun dalam kegiatan khitanan
massal, pengobatan gratis, dan berbagai kegiatan sosial
lainnya yang tidak mendatangkan keuntungan atau materi
bagi diri pribadi seorang dokter. Seorang dokter harus
mengabdikan dirinya untuk misi-misi kemanusiaan dan
program-program sosial sehingga naluri seorang dokter harus
peka terhadap permasalahan sosial di tengah masyarakat.

Adakalanya seorang dokter meluangkan waktunya


dalam kegiatan kerja dokter dan berpraktek untuk melakukan
kegiatan sosial yang sangat diperlukan oleh masyarakat.
Kegiatan sosial merupakan nilai-nilai kemanusiaan yang
harus dijalankan oleh seorang dokter sehingga dharma

30 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


baktinya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak. Seorang
dokter harus mampu menjaga keseimbangan antara
kepentingan sosial kemasyarakatan dengan kepentingan
pribadi dimana kepentingan sosial kemanusiaan harus lebih
mendapatkan prioritas yang utama bagi seorang dokter.

Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan harus


dilakukan oleh seorang dokter dalam mengamalkan nilai-nilai
kemanusiaan dalam pancasila. Seorang dokter harus gemar
melakukan interaksi, sosialisasi, dan penyuluhan kepada
semua komponen masyarakat tentang bagaimana pola hidup
sehat, kebersihan lingkungan, dan berbagai gerakan kesehatan
lainnya, seperti gerakan cuci tangan dalam setiap aktifitas,
gerakan cuci tangan menggunakan sabun, dan gerakan
kesehatan lainnya yang sangat diperlukan bagi pencerahan
kepada warga masyarakat.

Seorang dokter harus berani mengambil resiko untuk


terjun dalam misi-misi kemanusiaan di berbagai daerah dan
negara lain di dunia. Kenyataan yang terjadi selama ini
dimana banyak terjadi bencana alam membutuhkan
pertolongan dari seorang dokter karena ketika bencana terjadi
maka banyak korban yang meninggal dan luka-luka baik luka
ringan maupun luka berat yang membutuhkan pertolongan
cepat seorang dokter. Belum lagi adanya gelombang
pengungsi akibat bencana alam yang melanda telah
menimbulkan penyakit di tempat pengungsian sehingga
membutuhkan penanganan dokter.

Dokter Indonesia yang dilandasi nilai-nilai


kemanusiaan dan semangat sosial harus peka terhadap

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 31


kondisi sosial di tengah masyarakat yang sedang
membutuhkan pertolongan, khususnya di daerah bencana.
Korban meninggal dan luka akibat gunung meletus, gempa
bumi, tsunami, banjir dan konflik sosial lainnya sangat
membutuhkan tenaga medis seperti dokter untuk melakukan
pertolongan secepatnya. Seorang dokter harus mau terjun ke
daerah bencana untuk memberikan bantuan, pertolongan dan
pengobatan kepada para korban bencana.

Dalam kegiatan sosial di daerah bencana tersebut,


dokter harus berani menjadi relawan yang tidak dibayar
apapun karena menolong orang yang membutuhkan di saat
bencana merupakan panggilan Tuhan dan tidak boleh ada
pamrih ke depannya. Dokter harus mampu menjadi relawan
sosial yang handal dalam berperan menolong jiwa para
korban luka dalam sebuah bencana dan mampu memberikan
penanganan kesehatan yang cepat dan tepat kepada para
pengungsi yang terserang berbagai penyakit. Dokter harus
mau untuk mengemban misi-misi sosial bencana, termasuk
misi bencana di luar negeri dimana para dokter sangat
diperlukan bagi para korban bencana yang sedang mengalami
luka, serangan penyakit dan ancaman kematian.

B. Dokter Harus Menjunjung Tinggi Nilai-nilai


Kemanusiaan

Dokter Indonesia harus menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan dalam setiap menjalankan profesi kedokteran.
Nilai-nilai kemanusiaan yang harus dihayati dan diamalkan

32 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


oleh seorang dokter sebagai bagian dari aplikasi sila kedua
Pancasila adalah nilai-nilai kasih sayang, tolong menolong,
saling menghormati, menghargai, dan mencintai antar sesama
manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah
masyarakat. Nilai-nilai tersebut harus terwujud dan tercermin
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika seorang
dokter melayani pasien.

Seorang dokter harus memperlakukan pasien secara


sama, tanpa ada perbedaan, dan tanpa ada diskriminasi.
Semua pasien harus diperlakukan secara merata, sama dan
berimbang. Tidak boleh ada pilih kasih, pandang bulu, dan
diskriminasi yang dilakukan oleh dokter kepada pasien.
Semua pasien harus mendapatkan pelayanan yang optimal
dan tidak memandang latar belakang pasien tersebut. Semua
pasien yang datang ke dokter harus dilayani secara ramah
dengan berlandaskan nilai-nilai kasih sayang dan empat yang
mendalam terhadap apa yang dialami oleh pasien.

Dalam menghadapi pasien, seorang dokter harus


mengembangkan prinsip 6S, yakni senyum, sapa, salam,
sopan, santun, dan simpatik, terhadap semua pasien. Pasien
dihormati harkat martabatnya sebagai manusia yang
memerlukan pertolongan dan uluran tangan dokter. Seorang
dokter harus memperlakukan pasien secara manusiawi,
menghormati hak dan kewajibannya, dan menjunjung tinggi
martabatnya sebagai manusia. Tidak boleh seorang dokter
cemberut, bemuka muram, cuek dan apatis kepada pasien.

Dalam mengobati pasiennya, seorang dokter harus


bersikap profesional, berupaya semaksimal mungkin

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 33


mendiagnosa pasien, dan tidak memberikan pertanyaan yang
justru melukai hati pasien. Pasien harus diperlakukan secara
manusiawi dimana dokter tidak boleh memarahi pasien,
bertanya dengan nada tinggi dan dengan gaya ala interogasi,
memojokkan pasien, dan berkata kasar kepada pasien.
Seorang dokter harus sabar dan ramah dalam menghadapi
setiap perilaku pasien yang bermacam-macam dan dengan
penyakit yang dideritanya yang aneh-aneh pula. Dokter harus
bersikap tenang dan arief bijaksana dalam bertutur kata di
hadapan pasien sehingga pasien merasa aman, nyaman, dan
tenang berada di bawah pengobatan seorang dokter.

Dalam menjalankan praktek kedokteran, seorang


dokter harus memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan,
khususnya rasa tolong menolong terhadap sesama manusia.
Seorang dokter tidak boleh menolak pasien yang tidak
mampu atau pasien tidak memiliki uang untuk membayar
pengobatan. Seorang dokter harus menolong secara tulus
ikhlas kepada semua pasien termasuk pasien yang tidak
mampu. Perlakuan yang sama juga harus ditunjukkan kepada
pasien yang kaya dan miskin. Mau pasien tersebut kaya atau
miskin, semuanya adalah pasien yang sedang menderita
karena sakit sehingga harus segera diobati secara sama dan
adil. Pasien harus diperlakukan sama dan adil ketika dokter
melakukan pertolongan sehingga akan terwujud pelayanan
yang manusiawi.

Sebenarnya dalam menolong pasien, seorang dokter


tidak boleh mengharapkan imbalan uang kepada pasien
karena menolong merupakan sifat hakiki dari manusia.

34 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Namun, apabila seorang dokter memakai tarif dalam
mengobati pasiennya, maka diharapkan tarifnya yang
semurah mungkin sehingga dapat terjangkau oleh pasien
yang tidak mampu dan miskin. Tarif yang ditetapkan seorang
dokter dalam berpraktek seharusnya memperhatikan kondisi
ekonomi dari pasien yang ada di sekitar lingkungan tempat
prakteknya. Prinsipnya, tarif yang ditetapkan oleh seorang
dokter harus mampu dijangkau oleh masyarakat miskin
sehingga pasien miskin dapat memiliki akses terhadap
fasilitas kesehatan.

Kita semua memahami bahwa setiap dokter


membutuhkan uang karena pada saat kuliah di fakultas
kedokteran tentunya banyak mengeluarkan biaya sehingga
ada niat alamiah dan wajar dalam diri seorang dokter untuk
segera mengembalikan uang yang telah dikeluarkan semasa
kuliah dulu. Namun demikian, hendaknya hal ini dapat
dikendalikan dengan memegang teguh nilai-nilai
kemanusiaan dimana cita-cita menjadi seorang dokter itu
adalah menolong orang yang berada dalam kondisi kesulitan
sehingga tidak sepantasnya seorang dokter menetapkan tarif
yang mahal kepada pasien yang berobat hanya karena ingin
cepat kaya dan ingin cepat kembali uang yang telah
dikeluarkannya semasa masih kuliah dahulu. Apabila hal ini
terjadi, maka profesi dokter tersebut menjadi tidak amanah
dan tidak akan diridhoi oleh Tuhan YME.

Dalam menghadapi pasien yang tidak mampu alias


miskin, seorang dokter benar-benar harus memegang teguh
nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana termaktub dalam sila

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 35


kedua Pancasila dimana rasa tolong menolong dan rasa
empati harus ditonjolkan dan mendapatkan prioritas seorang
dokter sehingga tidak akan ada lagi pengusiran terhadap
pasien yang tidak mampu membayar biaya pengobatan, tidak
ada lagi pasien yang meninggal karena diterlantarkan oleh
pihak rumah sakit, dan tidak ada lagi pasien yang menangi
dan meratapi nasib karena penyakitnya semakin parah
sebagai akibat tidak memiliki uang untuk berobat.

C. Dokter Harus Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa


dan Tepa Selira

Sebagai aplikasi pengamalan sila kedua Pancasila,


khususnya di aspek nilai-nilai kemanusiaan, terutama sikap
tenggang rasa dan tepa selira, maka seorang dokter harus
selalu mengembangkan kepekaan sosial di tengah masyarakat.
Dalam kaitan ini, seorang dokter harus memahami
lingkungan sekitar sehingga dapat mengembangkan kepekaan
sosial masyarakat dimana dokter tersebut berada. Artinya,
seorang dokter harus mau membaur dengan masyarakat
sekitar, mau menyatu dengan lingkungan dan berinteraksi
dengan tetangga, kerabat dan sanak saudaranya.

Seorang dokter harus luwes, fleksibel dan supel dalam


menjalin pergaulan dengan teman, sahabat dan tetangga.
Seorang dokter harus mampu memberikan keteladanan sosial
di tengah masyarakat dengan cara selalu berada bersama
masyarakat ketika di tengah masyarakat terdapat kegiatan-
kegiatan sosial kemasyarakatan. Seorang dokter harus mau

36 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


untuk bergabung dalam kegiatan di lingkungannya, seperti
kegiatan di tingkat RT, RW atau desa/kelurahan tempat
dokter tersebut tinggal/bermukim. Seorang dokter harus
ramah dan tidak sombong ketika bergaul dengan para
tetangga dan lingkungan masyarakat.

Semua kegiatan kemasyarakatan yang ada di


lingkungannya selayaknya diikuti sehingga dapat
menciptakan keteladanan sosial bagi seorang dokter. Berbagai
kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan sosial lainnya
harus menempatkan seorang dokter menjadi pelopor di depan
sehingga menjadi teladan bagi masyarakat. Seorang dokter
harus mampu menempatkan diri dimana dia berada. Ketika
dokter berada di rumah sakit maka dokter menjalankan
profesinya sebagai seorang dokter. Namun, ketika dokter
sudah berada di rumah, maka seorang dokter merupakan
manusia biasa yang hidup bertetangga dengan warga lainnya
sehingga terikat norma dan etika pergaulan masyarakat.

Dalam mendirikan tempat praktek, seorang dokter


harus memperhatikan lingkungan tempat prakteknya agar
supaya tempat praktek yang didirikannya tidak mengganggu
lingkungan sekitar. Sebagai contoh, ketika seorang dokter
berpraktek di rumahnya sendiri, maka harus ada semacam
“ijin” dari ketua RT dan ketua RW setempat sehingga
diharapkan tidak akan mengganggu ketenangan lingkungan
di sekitar tempat prakteknya. Pengalaman selama ini, banyak
tempat praktek dokter yang berada di rumahnya sendiri
sehingga menimbulkan kerugian bagi tetangganya, misalnya,
masalah parkir kendaraan pasien yang mengganggu

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 37


pengendara di jalan, parkir kendaraan pasien yang
sembarangan, ataupun suara gaduh pasien ketika mengantri
untuk berobat ke dokter pada pagi hari atau malam hari.
Seorang dokter harus peka dan mengembangkan tepa selira
terhadap lingkungannya masing-masing.

Tempat praktek dokter harus juga didirikan secara


absah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dunia
kedokteran. Dokter-dokter yang sedang berpraktek tidak
boleh saling bersaing untuk mendapatkan perhatian dari
pasien. Pasien bukan konsumen yang diperebutkan
sebagaimana dalam dunia ekonomi dan bisnis. Pasien bukan
komoditas barang yang diperebutkan oleh para dokter
sehingga tidak boleh ada persaingan antar dokter hingga
berebut pasien hanya untuk kepentingan pribadi dan
kepentingan materi semata. Seorang dokter harus mampu
menciptakan iklim yang kondusif dalam lingkungan tempat
tinggalnya masing-masing.

Seorang dokter harus mampu bersosialisasi di tengah


masyarakat sehingga dikenal oleh semua kalangan
masyarakat. Kebiasaan selama ini yang mana dokter jarang
bersosialisasi karena sibuk dengan pekerjaannya masing-
masing harus segera dihilangkan. Sosok dan profil dokter
harus ditampilkan sebagai sosok yang luwes, mudah bergaul,
ramah, dan selalu aktif dalam setiap kegiatan sosial
kemasyarakatan. Seorang dokter harus mampu menunjukkan
kepada masyarakat bahwa dokter adalah manusia biasa yang
membutuhkan orang lain dan memerlukan sosialisasi di
tengah masyarakat.

38 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


BAB IV
APLIKASI SILA KETIGA:
PERSATUAN INDONESIA

A. Dokter Harus Mengutamakan Kepentingan


Bangsa dan Negara

Aplikasi sila ketiga Pancasila, persatuan


Indonesia, khususnya dalam hal pengutamaan
terhadap kepentingan bangsa dan negara harus
diwujudkan oleh seorang dokter secara kongkret
dan nyata. Seorang dokter harus mementingkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi, kepentingan golongan, kepentingan
kelompok dan kepentingan keluarganya.
Kepentingan bangsa dan negara merupakan sebuah
keniscayaan bagi seorang dokter yang menerapkan
nilai-nilai Pancasila, terutama sila ketiga, persatuan
Indonesia. Dokter harus mampu memberikan
komitmen, dedikasi, dan loyalitas nya kepada
bangsa dan negara kapanpun, dimanapun, dan
dalam keadaan apapun.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 39


Kepentingan bangsa dan negara merupakan
kepentingan tertinggi yang harus selalu dipegang teguh oleh
seorang dokter. Seorang dokter harus mengabaikan
kepentingan pribadi dan keluarganya apabila dihadapkan
pada pilihan dengan kepentingan bangsa dan negara. Bangsa
dan negara merupakan pihak yang harus dibela mati-matian
oleh seorang dokter dan harus mengalahkan kepentingan
apapun yang bersifat jangka pendek dan temporer.
Pengutamaan kepentingan bangsa dan negara merupakan
sebuah wujud pengabdian seorang dokter kepada negara dan
bangsa. Sebagai warga negara yang baik, dokter harus mampu
mendedikasikan segala ucapan, perbuatan dan tingkah laku
keprofesiannya untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

Sila persatuan Indonesia dari Pancasila mengamanah-


kan kepada semua warga negara, termasuk profesi dokter
untuk mau secara suka rela mengangkat senjata jika negara
dalam keadaan perang. Seorang dokter harus berani membela
negara ketika negara seumpamanya berperang dengan negara
lain. Seorang dokter harus berperan dan ikut andil dalam
mendukung pemerintah Indonesia berperang dengan negara
lain apabila hal itu terjadi. Bentuk peran serta dan andil
seorang dokter dilakukan dengan cara membantu para tentara
yang bertempur di medan peperangan dengan mengobati
para tentara yang terluka sehingga membutuhkan
pertolongan medis secara cepat dan tepat. Seorang dokter
harus berani mengambil resiko membantu di tengah
peperangan menolong para korban luka baik luka berat dan
ringan agar supaya cepat mendapatkan penanganan medis.
Fungsi kedaruratan medis dalam dunia kedokteran harus

40 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


diterapkan oleh seorang dokter dalam menyelamatkan para
tentara yang mengalami luka-luka akibat peperangan. Jika
negara Indonesia berperang dengan negara lain, meskipun hal
itu tidak diharapkan terjadi, maka para dokter Indonesia
harus siap siaga memberikan pertolongan medis dan
mendukung secara peralatan medis bagi para tentara yang
terluka akibat peperangan yang terjadi.

Dalam perkembangannya, seorang dokter harus mau


dan bersedia secara tulus ikhlas ditempatkan di daerah
manapun di Indonesia, termasuk di daerah perbatasan, pulau-
pulau kecil terluar, pedalaman, pegunungan dan pedesaan.
Seorang dokter harus melandasi diri dengan semangat untuk
kepentingan bangsa dan negara sehingga harus secara tulus
ikhlas mau ditugaskan di daerah manapun dari Sabang
sampai Merauke. Para dokter Indonesia harus menyadari
bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara dapat
diwujudkan secara nyata dengan membantu pelayanan medis
kepada masyarakat yang ada di seluruh wilayah Indonesia,
meskipun wilayah tersebut berada jauh dari akses yang
memadai, daerah tertinggal dan daerah terbelakang.

Hendaknya, para dokter Indonesia meyakini diri


bahwa pengabdian sebagai profesi dokter merupakan
pengabdian yang mulia dimana masyarakat sangat
membutuhkan pertolongan dokter ketika mereka berjuang
melawan penyakit, bergulat dengan kemiskinan dan berjibaku
dengan akses kesehatan yang layak. Para dokter Indonesia
harus berkomitmen untuk kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dalam menjalankan profesi dokter dengan cara

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 41


menyehatkan masyarakat Indonesia di berbagai wilayah
sehingga program pembangunan nasional dan pembangunan
daerah dapat terwujud. Peran dokter dalam pembangunan
nasional sangat penting, dimana indeks pembangunan
manusia (IPM) yang terdiri dari pilar kesehatan, pendidikan,
dan daya beli, merupakan alat ukur keberhasilan
pembangunan suatu negara berdasarkan penilaian Bank
Dunia dan UNDP, sehingga para dokter Indonesia dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia
dengan cara memberikan pelayanan kesehatan di tengah
masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa: “Bangsa yang


sehat adalah bangsa yang rakyatnya sehat jasmani dan
rohani”. Hal ini sangat benar dimana apabila suatu bangsa
rakyatnya banyak yang sakit dan terbatas akses terhadap
dunia kesehatan, maka bangsa tersebut akan mengalami
keterpurukan dan keterbelakangan mengingat rakyat yang
sakit akan mengganggu kinerja dan menurunkan
produktifitas kerja yang pada akhirnya daya saing bangsa
tersebut sangat rendah. Oleh karena itu, peran seorang dokter
yang menerapkan nilai-nilai persatuan dalam Pancasila yang
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan cara
mengabdi tanpa pamrih mengobati para warga negara di
seluruh Indonesia sehingga akan terwujud program
pemerintah yang dicanangkan secara simultan, yakni
“Gerakan Indonesia Sehat”. Gerakan nasional ini akan dapat
terwujud apabila para dokter berkontribusi dengan
mendharmabaktikan seluruh hidupnya bagi kesehatan
masyarakat, bangsa dan negara.

42 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Para dokter Indonesia tidak boleh enggan, ragu-ragu,
dan menolak apabila ditempatkan di wilayah terpencil,
pedalaman dan pegunungan di wilayah Indonesia. Para
dokter Indonesia harus mampu mengamalkan sila persatuan
Indonesia dimana semua wilayah Indonesia merupakan
tanggungjawab kita semua, khususnya tanggungjawab para
dokter untuk menyehatkan masyarakat yang ada di wilayah
perbatasan, pulau kecil terluar dan kawasan pedalaman. Para
dokter Indonesia yang bekerja menjadi PNS di kementerian
maupun di berbagai pemerintah daerah harus dengan senang
hati, tulus, dan ikhlas apabila ditempatkan di wilayah
terpencil dan wilayah terbelakang. Para dokter Indonesia
harus mampu menunjukkan kepada semua pihak bahwa para
dokter mampu berjuang di wilayah yang sulit diakses oleh
transportasi apapun dan menunjukkan bahwa bisa berbuat
demi kesehatan masyarakat walaupun dalam kondisi yang
serba sulit dan serba terbatas.

Para dokter Indonesia harus mampu membuat


terobosan di wilayah yang terpencil dan wilayah pedalaman
dengan cara membaur dengan warga masyarakat memberikan
berbagai sosialisasi dan penyuluhan tentang pola hidup sehat
dalam rangka pencegahan dan melakukan pengobatan kepada
warga masyarakat yang sedang sakit. Para dokter Indonesia
harus mampu menunjukkan bahwa kesehatan masyarakat
merupakan prasyarat utama bagi majunya suatu bangsa.
Suatu bangsa tidak akan maju apabila masyarakatnya sering
sakit-sakitan, rentan terhadap penyakit, dan mudah sakit bila
penyakit mengancam. Para dokter Indonesia berperan penting
dalam mementingkan kepentingan bangsa dan negara dengan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 43


cara memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
semua masyarakat di wilayah perbatasan, pulau kecil terluar
dan wilayah pedalaman.

Melalui perjuangan di wilayah yang terbelakang,


wilayah terpencil dan wilayah yang rawan konflik, maka para
dokter Indonesia telah berjasa kepada bangsa dan negara.
Para dokter yang berhasil melaksanakan tugasnya di wilayah-
wilayah yang aksesnya sulit dan serba terbatas harus
mendapatkan penghargaan dari bangsa dan negara. Para
dokter tersebut merupakan putra putri terbaik bangsa yang
melakukan tindakan kepahlawanan dengan menyehatkan
warga masyarakat menjadi masyarakat yang sehat dan
tangguh berdaya saing tinggi sehingga akan mendukung
program pembangunan nasional yang dicanangkan oleh
Pemerintah Indonesia. Para dokter Indonesia merupakan
pahlawan kesehatan yang selalu mendarmabaktikan
hidupnya bagi kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan
nilai-nilai persatuan Indonesia dalam Pancasila.

Sebagai wujud mementingkan kepentingan bangsa dan


negara, seorang dokter harus pula mau untuk dikirim ke luar
negeri untuk kepentingan bangsa Indonesia. Para dokter
harus bersedia secara tulus dan ikhlas untuk ditugaskan ke
luar negeri atas nama misi-misi negara Indonesia, seperti misi
bantuan bencana yang terjadi di luar negeri, misi operasi
perdamaian PBB bersama kontingen pasukan Garuda
Indonesia, dan misi-misi sosial kemanusiaan lainnya demi
mengharumkan nama bangsa Indonesia. Seorang dokter harus
memiliki integritas yang tinggi dalam memperjuangkan

44 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


kepentingan bangsa dan negara dengan cara berbuat yang
terbaik dalam setiap misi luar negeri dimana para dokter
berperan sebagai tenaga medis yang handal dalam segala
medan sehingga akan mengharumkan nama Indonesia di
pentas dunia internasional. Dokter Indonesia harus ulet, gigih
dan teguh dalam pendirian dan profesi sehingga akan berhasil
melaksanakan misi-misi sosial kesehatan.

Para dokter Indonesia harus memiliki jiwa


volunterisme yang tinggi dengan cara mendukung dan ikut
bergabung dengan berbagai lembaga sosial kemanusiaan di
Indonesia, seperti Palang Merah Indonesia dan Bulan Sabit
Merah Indonesia, yang selalu membawa nama Indonesia di
kancah internasional melalui berbagai pengiriman bantuan
medis di seluruh negara dunia ketika negara-negara tersebut
dalam keadaan mengalami bencana alam, konflik
berkepanjangan dan kerusuhan yang merajalela sehingga
menyebabkan penderitaan rakyat, korban meninggal, korban
luka-luka, gelombang pengungsian dan ancaman penyakit.
Para dokter Indonesia harus mampu berperan serta dalam
mementingkan kepentingan citra bangsa dan negara
Indonesia di kancah internasional dengan tampil di garda
terdepan membantu mengobati para pengungsi yang terluka
akibat bencana alam, menyembuhkan korban luka akibat
konflik sosial, dan mendirikan berbagai klinik dan tenda
kesehatan di sekitar lokasi pengungsian sehingga akan
mengharumkan nama bangsa di tengah masyarakat
internasional.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 45


Keikutsertaan para dokter Indonesia dalam misi-misi
sosial kemasyarakatan di luar negeri merupakan wujud nyata
pengamalan sila ketiga Pancasila, persatuan Indonesia. Para
dokter Indonesia harus mampu menciptakan persepsi yang
positif masyarakat internasional terhadap Indonesia dengan
cara menampilkan sosok dan profil dokter yang profesional
dan kompeten ketika berada di daerah bencana dan di tengah
pengungsian akibat konflik sosial. Para dokter Indonesia
dapat mengenalkan pula Indonesia di mata dunia
internasional melalui misi-misi sosial dan misi-misi medis di
berbagai negara sehingga kepentingan bangsa dan negara
merupakan kepentingan utama bagi seorang dokter yang
bertugas di luar negeri.

Pengamalan berikutnya dari nilai-nilai Pancasila,


khususnya sila persatuan Indonesia dapat diwujudkan
dengan cara profesionalitas dokter dalam memegang teguh
profesi dokter. Seorang dokter yang terpilih menjadi dokter
kepresidenan yang selalu mengawal kesehatan para pejabat
negara, khususnya Presiden dan Wakil Presiden, beserta
mantan presiden dan mantan wakil presiden harus mampu
profesional, bermoral dan kompeten dalam menjalankan tugas
kenegaraan. Seorang dokter kepresidenan tidak boleh
mengumbar rahasia kesehatan dan riwayat medis Presiden
dan Wakil Presiden karena merupakan rahasia negara yang
harus dijaga dengan baik. Seorang dokter memegang rahasia
kedokteran pejabat negara dan pejabat pemerintahan sehingga
akan terjaga dari berbagai ancaman yang membahayakan para
pejabat negara, pejabat pemerintahan dan para pejabat
penting lainnya. Rahasia kesehatan dan rekam medis

46 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


presiden dan wakil presiden merupakan sesuatu yang rahasia
sehingga tidak boleh sembarangan diberitahukan kepada
pihak lain, khususnya pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Menjaga rahasia kesehatan kepala negara
dan kepala pemerintahan merupakan wujud nyata
pengamalan sila ketiga persatuan Indonesia, khususnya
pengutamaan terhadap kepentingan bangsa dan negara.

B. Dokter Harus Memiliki Jiwa Nasionalisme, Patriotisme,


dan Cinta Tanah Air

Wujud nyata pengamalan sila ketiga, persatuan


Indonesia, khususnya dalam hal semangat nasionalisme,
patriotisme dan cinta tanah air, maka seorang dokter
Indonesia harus mampu menunjukkan kepada bangsa dan
negara bahwa hati sanubari para dokter Indonesia adalah
merah putih dan rela berkorban untuk bangsa Indonesia
tercinta. Para dokter Indonesia harus bangga menjadi dokter
Indonesia. Kebanggaan menjadi dokter Indonesia merupakan
pengamalan sila persatuan Indonesia dan wujud nyata
nasionalisme dan patriotisme warga negara terhadap negara
Indonesia. Apabila seorang dokter telah tertanam rasa bangga
menjadi dokter Indonesia, maka akan tumbuh semangat
mencintai Indonesia, menyayangi masyarakat Indonesia, dan
akan meningkat rasa memiliki atau “sense of belonging”
terhadap semua yang ada di Indonesia. Menjadi dokter
Indonesia merupakan panggilan hidup dan profesi dokter
merupakan wujud nyata cinta tanah air Indonesia sehingga
dengan semangat tersebut maka profesionalitas dokter

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 47


Indonesia akan dapat tumbuh, berkembang dan menjadi
sosok dokter yang bermoral, beretika, militan, dan berkarakter
pejuang yang dilandasi semangat kejuangan dan mental baja.

Para dokter Indonesia yang nasionalis dan patriotis


tidak boleh tergiur dengan bujukan, rayuan dan hasutan dari
pihak-pihak tertentu agar supaya menjadi dokter asing di luar
negeri. Para dokter Indonesia tidak boleh “dibajak” oleh pihak
asing untuk menjadi dokter asing dan berpindah
kewarganegaraan asing. dokter Indonesia harus memiliki
ketangguhan dan kegigihan dalam mempertahankan diri
sebagai dokter Indonesia di tengah arus globalisasi yang
memungkinkan dokter berpindah kewarganegaraan hanya
karena kepentingan materi tertentu. Boleh saja dokter
Indonesia bekerja di luar negeri menjadi dokter di berbagai
rumah sakit dan poliklinik di negara lain, namun tetap harus
memiliki nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang
diwujudkan dengan cara tidak berpindah kewarganegaraan di
negara tempat kerjanya tersebut. Senyaman-nyamannya
bekerja di luar negeri sebenarnya masih nyaman tinggal di
dalam negeri. Namun apabila memang para dokter bekerja di
luar negeri sebagai dokter maka jangan sampai melupakan
nilai-nilai nasionalisme , terlebih lagi berupaya berpindah
kewarganegaraan.

Para dokter Indonesia harus mampu bersaing dengan


dokter-dokter asing di tengah era globalisasi saat ini. Para
dokter Indonesia harus meningkatkan kompetensi agar
supaya dapat menang dalam bersaing dengan dokter asing
yang banyak berdatangan di Indonesia, termasuk maraknya

48 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


rumah sakit asing yang berdiri di wilayah Indonesia. Era
globalisasi telah memungkinkan dokter asing untuk
berpraktek di dalam negeri, demikian pula dokter Indonesia
boleh berpraktek di luar negeri, sehingga menjadi tantangan
yang berat bagi para dokter Indonesia untuk meningkatkan
profesionalitas dan kompetensinya dalam bersaing dengan
dokter-dokter asing di dalam negeri. Para dokter harus
terpacu meningkatkan daya saing sehingga mampu
memenangkan kompetisi sehingga akan menjadi pemain di
rumahnya sendiri dan tidak menjadi penonton di rumahnya
sendiri. Semangat bersaing secara global ini harus dijiwai
dengan semangat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi
dari para dokter Indonesia.

Dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila, terutama


dalam sila persatuan Indonesia, maka para dokter Indonesia
harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada para pasien sehingga pasien yang ada di Indonesia
tidak pindah ke luar negeri dalam mencari pelayanan
kesehatan dan pengobatan. Di tengah arus globalisasi dimana
rumah sakit asing dan para dokter asing masuk ke wilayah
Indonesia, sangat memungkinkan peluang bagi pasien-pasien
yang berasal dari masyarakat Indonesia untuk berpaling ke
rumah sakit asing dan dokter asing dalam berobat dan
berkonsultasi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi. Hal
ini harus dicegah dan tidak boleh terjadi sehingga para dokter
Indonesia harus mampu memberikan pelayanan optimal
sehingga tidak ditinggalkan oleh pasiennya yang notabene
masyarakat Indonesia sendiri. Kuncinya adalah kegigihan dan
keuletan dari para dokter Indonesia dalam meningkatkan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 49


profesionalisme yang dilandasi semangat nasionalisme,
patriotisme dan cinta tanah air.

Selain itu, kenyataan selama ini menunjukkan bahwa


banyak masyarakat Indonesia yang kurang percaya terhadap
kualitas dokter Indonesia dan kurang yakin terhadap
peralatan medis di rumah sakit Indonesia sehingga mereka
banyak yang berobat ke luar negeri, khususnya Singapura,
Malaysia, Australia, dan Amerika Serikat. Menurut data,
pasien luar negeri Singapura paling banyak berasal dari
Indonesia. Ini artinya bahwa masyarakat Indonesia sangat
percaya dan yakin dengan kualitas dokter dan kualitas
peralatan medis rumah sakit di Singapura dibandingkan
dengan Indonesia. Hal ini merupakan tantangan yang harus
dihadapi oleh para dokter Indonesia untuk menjawab
keraguan publik dan menunjukkan kepada publik bahwa
dokter Indonesia tidak kalah bersaing dan tidak kalah
bermutunya dengan dokter yang berasal dari luar negeri,
sehingga sangat layak apabila masyarakat Indonesia untuk
tetap berobat di dalam negeri. Peralatan medis yang ada di
rumah sakit di dalam negeri juga harus dipenuhi secara
lengkap, modern dan canggih, sehingga akan menumbuhkan
kepercayaan dokter Indonesia dalam mengobati pasien.
Perjuangan para dokter Indonesia untuk meyakinkan
masyarakat Indonesia agar supaya berobat di dalam negeri
dan tidak perlu ke luar negeri ini merupakan perjuangan yang
membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan memerlukan
upaya yang gigih. Namun, perjuangan itu akan terasa ringan
apabila para dokter selalu mendasarkan diri dan berbasis
pada nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan cinta tanah air.

50 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Perjuangan para dokter dalam meyakinkan pasien untuk
berobat ke dalam negeri merupakan upaya kongkret
pengamalan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang
termaktub dalam sila ketiga, Persatuan Indonesia.

Seorang dokter yang bekerja menjadi PNS di


lingkungan pemerintahan harus berbakti kepada bangsa dan
negara meskipun dalam kondisi pendapatan, penghasilan
atau gaji yang kecil. Penghasilan yang kecil tidak boleh
melunturkan semangat nasionalisme, patriotisme dan cinta
tanah air yang ada pada diri seorang dokter. Dokter harus
menunjukkan kepada semua kalangan bahwa dengan gaji
dokter yang kecil, namun perjuangan menyehatkan masya-
rakat tidak pantang menyerah dan tidak pantang menyerah
sampai kapanpun dan dalam kondisi apapun. Kecilnya
penghasilan, pendapatan, dan gaji tidak menghalangi para
dokter Indonesia untuk terus berkarya, berbakti dan berjuang
untuk kepentingan bangsa dan negara tercinta. Nilai-nilai
materi memang sangat dibutuhkan bagi seorang dokter dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, terlebih lagi kebutuhan
hidup di era reformasi saat ini sangat besar, namun nilai-nilai
materi tidak bisa dihitung secara matematik sehingga upaya
mensyukuri apa yang diperoleh sangat penting bagi seorang
dokter dalam mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa.

Sebagai bukti nyata pengamalan nilai-nilai


nasionalisme dan cinta tanah air, para dokter Indonesia harus
bersyukur apabila bekerja, bertugas dan melayani masyarakat
di daerah-daerah yang serba terbatas dan serba sulit, seperti di
daerah pedesaan dan pedalaman serta pesisir. Para dokter

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 51


Indonesia harus komitmen terhadap pelayanan kesehatan
masyarakat dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi
apapun, dari Sabang sampai Merauke. Para dokter Indonesia
tidak boleh menolak ditempatkan di daerah yang jauh dari
wilayah perkotaan. Selama ini masih ada sedikit dokter
Indonesia yang kurang mau atau enggan membuka praktek di
wilayah pedesaan dan pesisir. Mereka umumnya hanya
memprioritaskan membuka praktek di wilayah perkotaan dan
wilayah metropolis sehingga banyak sekali di kota-kota besar
didirikan poliklinik dan tempat praktek dokter, sementara di
perkampungan dan di pedesaan masih jarang fasilitas
kesehatan dan tenaga medis, seperti dokter. Hal ini tidak
boleh terjadi dimana para dokter Indonesia harus semangat
membuka praktek di daerah perkampungan, pedesaan dan
pesisir sehingga akan mampu melayani kesehatan masyarakat
secara optimal. Para dokter Indonesia harus menjiwai
semangat nasionalisme dan patriotisme dimana pengabdian
kepada bangsa dan negara tidak mengenal wilayah dan tidak
mengenal daerah tertentu. Semua wilayah merupakan
wilayah Indonesia yang harus dilayani oleh para dokter
Indonesia.

52 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


C. Dokter Harus Memajukan Pergaulan Demi Persatuan dan
Kesatuan Bangsa

Pengamalan sila ketiga, persatuan Indonesia,


khususnya dalam hal memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan Indonesia, maka hendaknya seorang dokter
dapat menjiwai nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
yang tercermin dan tertranformasikan dalam nilai-nilai
soliditas, solidaritas, dan kekompakan antar dokter di seluruh
Indonesia. Para dokter Indonesia harus memiliki semangat
korps antar dokter yang tinggi sehingga terjalin kebersamaan,
keharmonisan dan kekeluargaan antar dokter di seluruh
Indonesia. Spirit korps antar dokter harus ditumbuhkan,
dikembangkan dan ditingkatkan sehingga menjadi modal
sosial antar dokter dalam berkiprah melayani masyarakat,
mengabdi kepada bangsa dan mementingkan kepentingan
negara tercinta Indonesia.

Para dokter di seluruh Indonesia harus memegang


teguh semangat dan jiwa korps dokter dimana korps dokter
harus dijaga dan dipelihara kewibawaannya sehingga tidak
dilecehkan oleh siapapun juga. Semangat korps dokter
merupakan modal yang sangat penting dalam rangka
menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Semangat keutuhan NKRI sangat ditentukan oleh soliditas
dan solidaritas antar komponen bangsa yang ada di Indonesia,
termasuk komponen komunitas dokter Indonesia yang selalu
menjaga harkat dan martabat profesi dokter. Semangat korps
antar dokter harus terus dipupuk dan ditanamkan dalam hati
sanubari melalui berbagai program dan kegiatan yang

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 53


dijalankan oleh organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Semua dokter Indonesia harus saling menghormati,


menghargai, dan melengkapi dalam rangka melaksanakan
pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Pelayanan
kesehatan masyarakat yang sukses akan sangat ditentukan
oleh kekompakan antar dokter Indonesia. Program Indonesia
Sehat yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia tidak
akan berhasil apabila tidak ada kesolidan antar dokter
Indonesia. Kekuatan dokter Indonesia yang bersatu padu dan
saling bahu membahu membangun kesehatan masyarakat
Indonesia akan menjadi kekuatan yang maha dahsyat dalam
menyatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dokter
Indonesia harus bersatu demi kesatuan Indonesia. Jadikan
momentum persatuan dokter Indonesia sebagai awal
menyatukan Indonesia yang tercerai berai secara sosial politik
karena kepentingan politik antar elit politik.

Dalam rangka mengamalkan nilai-nilai persatuan


Indonesia, maka para dokter Indonesia harus saling tolong
menolong, kasih mengasihi, dan saling melengkapi antar
dokter di Indonesia. Tidak boleh antar dokter saling
menghina, menggosipkan satu dengan yang lain, menjelek-
jelekan, mengadu domba dan memfitnah antar dokter karena
akan merenggangkan soliditas dan solidaritas antar dokter,
yang tentunya akan membahayakan persatuan bangsa. Para
dokter Indonesia harus saling bersinergi dan bekerjasama
dalam tugas-tugas kedokteran sehingga akan dapat
menciptakan keharmonisan dan kebersamaan antar dokter.

54 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Solidaritas, soliditas, dan sinergi antar dokter Indonesia akan
dapat menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa, sehingga akan dapat melahirkan pengamalan sila
ketiga, persatuan Indonesia, demi Indonesia Jaya di masa
depan.

Dokter merupakan sebuah profesi. Seorang dokter


harus tunduk, patuh dan taat terhadap ketentuan yang telah
digariskan oleh organisasi profesi, seperti IDI misalnya.
Berbagai ketentuan, aturan , dan regulasi yang ditetapkan oleh
IDI harus dipatuhi dan dipedomani oleh para dokter
Indonesia. Mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh
IDI merupakan kepatuhan terhadap bangsa dan negara, yang
sebenarnya merupakan pengamalan Pancasila, khususnya sila
ketiga, persatuan Indonesia. Para dokter Indonesia harus
mengaplikasikan dan menerapkan semua aturan organisasi
profesi dalam melaksanakan tugas sebagai dokter. Dokter
Indonesia harus menjadikan aturan organisasi profesi sebagai
pedoman, petunjuk, dan rambu-rambu dalam pelaksanaan
tugas kedokteran. Semua dokter harus menciptakan inovasi
dan kreasi di bidang kedokteran tanpa dengan tetap
berpegang teguh pada aturan organisasi profesi dan tidak
melanggar regulasi profesi.

Dalam rangka menerapkan sila persatuan Indonesia,


maka peran yang dapat dimainkan oleh para dokter Indonesia
adalah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan
instansi di luar negeri demi citra bangsa di mata dunia
internasional. Kerjasama medis, kerjasama kesehatan dan
kerjasama sosial lainnya sangat penting digalakkan oleh para

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 55


dokter Indonesia sehingga akan dapat mengharumkan nama
Indonesia di pentas internasional. Sebagai bangsa yang
terbuka terhadap dunia luar, maka bangsa Indonesia
memerlukan para dokter yang nasionalis, patriotis dan cinta
tanah air, dengan melakukan kerjasama medis dan kesehatan
terhadap pihak-pihak di luar negeri yang memberikan
keuntungan kepada masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Selain itu, para dokter Indonesia harus mampu
berkiprah dan berprestasi di tingkat internasional untuk
mengharumkan nama bangsa Indonesia. Para dokter
Indonesia harus berjuang keras dalam mengikuti berbagai
lomba, kegiatan, ataupun festival medis dan kesehatan di luar
negeri sehingga diharapkan dapat berprestasi sehingga akan
dapat melahirkan nasionalisme, persatuan dan kesatuan
Indonesia di tengah arus globalisasi.

56 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


BAB V
APLIKASI SILA KEEMPAT:
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN

A. Dokter Memiliki Kedudukan, Hak dan


Kewajiban yang Sama

Aplikasi sila keempat Pancasila, kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dalam profesi dokter
sangat penting untuk dilakukan oleh semua dokter
di Indonesia. Para dokter Indonesia harus mampu
menunjukkan kepada semua masyarakat Indonesia
bahwa dokter merupakan lini terdepan dalam
mengamalkan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila
keempat Pancasila. Artinya, para dokter Indonesia
harus berkomitmen bahwa setiap pemikiran,
tindakan, dan perilaku nya setiap hari harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 57


Dalam kaitan ini, aplikasinya yang riel bagi seorang
dokter dalam mengamalkan sila keempat Pancasila,
khususnya dalam hal memiliki kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama sebagai warga negara adalah bahwa
para dokter Indonesia memiliki hak-hak politik. Maksudnya
adalah bahwa para dokter Indonesia berhak memilih dan
dipilih dalam kegiatan politik, khususnya pemilu baik pemilu
legislatif maupun pemilu presiden dan wakil presiden,
termasuk pemilukada di tingkat propinsi, kabupaten dan kota.
Setiap dokter Indonesia berhak dipilih untuk menempati
jabatan-jabatan politik tertentu, misalnya kepala daerah,
seperti gubernur, bupati dan walikota.

Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa banyak


para kepala daerah di Indonesia yang berasal dari dokter atau
memiliki latar belakang pendidikan kedokteran. Mereka
terjun dalam dunia politik dan pemerintahannya yang hak
dan kewajibannya sama dengan warga negara yang lain.
Dokter yang berkecimpung dalam dunia politik bisa
berpeluang yang sama dengan warga negara yang lain untuk
menempati posisi sebagai kepala daerah di seluruh Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa dokter memiliki kesempatan
yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila, sila keempat, mengakui adanya
pengakuan yang sama bagi setiap warga negara, termasuk
profesi dokter untuk dipilih dalam setiap kegiatan politik
seperti pemilu dan pemilukada.

Selain itu, para dokter Indonesia juga memiliki hak


untuk memilih dalam setiap kegiatan politik, seperti pemilu

58 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, pemilukada,
dan pemilihan kepala desa sekalipun. Para dokter Indonesia
diharapkan menggunakan hak pilihnya dalam setiap kegiatan
politik dan hak politik tersebut dilindungi oleh undang-
undang. Dokter Indonesia harus menjadi pelopor dalam
penggunaan hak pilih sehingga akan dijadikan sebagai
suritauladan bagi masyarakat yang lain dalam setiap kegiatan
pemilu.

Para dokter Indonesia memiliki hak yang sama dengan


warga negara yang lain dalam hal hak politik lainnya,
misalnya hak untuk melakukan unjuk rasa dan demonstrasi
dalam rangka menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah
atau negara. Dalam perspektif demokrasi, unjuk rasa dan
demonstrasi merupakan hak politik warga negara dimana
unjuk rasa dan demonstrasi merupakan suatu kegiatan politik
yang sah dan dilindungi oleh aturan perundang-undangan.
Oleh karena itu, dalam adagium politik ada ungkapan: “tidak
ada demokrasi tanpa demonstrasi”. Hal ini menunjukkan
bahwa demonstrasi sebagai bagian dari aspirasi politik
diperbolehkan bagi semua warga negara, termasuk para
dokter Indonesia. Asal dilakukan secara damai, tidak anarkis,
dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka
demonstrasi di negara demokratis seperti di Indonesia
diperbolehkan. Para dokter Indonesia memiliki hak yang sama
dalam melakukan penyampaian aspirasi, dimana ketika jalan
dialog dan musyawarah tidak menghasilkan kebijakan yang
menguntungkan para dokter Indonesia, maka para dokter
boleh saja melakukan penyampaian aspirasi melalui unjuk
rasa damai dan tidak melanggar hukum, untuk menyuarakan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 59


aspirasi dan tuntutannya sehingga kepentingan profesi dokter
terpenuhi atau dipenuhi oleh pemerintah.

Para dokter Indonesia merupakan warga negara


Indonesia yang sama kedudukan, hak dan kewajibannya
dengan warga negara yang lain di depan hukum. Artinya,
dokter tidak kebal hukum sehingga ketika dokter melakukan
pelanggaran hukum dan tindak pidana, maka dokter bisa saja
diproses secara hukum. Para dokter Indonesia bukanlah
warga negara yang istimewa sehingga tidak bisa dijerat
dengan hukum apabila melakukan kesalahan hukum maupun
pelanggaran hukum. Semua warga negara harus tunduk pada
aturan hukum, termasuk profesi dokter. Semua pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh seorang dokter akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Ini menunjukkan bahwa semua warga negara,
termasuk dokter merupakan warga negara Indonesia biasa
yang tidak kebal hukum atau tidak memiliki hak kekebalan
hukum (hak imunitas).

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara, maka seorang dokter harus mampu berbaur
dengan masyarakat lain dan berinteraksi dengan berbagai
komponen masyarakat. Artinya, para dokter Indonesia harus
mampu menampilkan sisi inklusif (terbuka) dan tidak bersifat
eksklusif (terbatas atau tertutup). Para dokter Indonesia harus
mampu menampilkan diri sebagai profesi yang merakyat,
tidak tertutup, dan selalu terbuka dengan kelompok
masyarakat yang lain. Semua dokter Indonesia adalah warga
negara Indonesia yang harus berbaur, berhubungan, dan

60 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


berinteraksi dengan profesi lain di tengah masyarakat
sehingga kesan eksklusif yang selama ini terstigma pada diri
para dokter Indonesia dapat hilang dengan pelan-pelan. Para
dokter Indonesia harus bisa berada di tengah-tengah
masyarakat dalam posisi berdiri sama tinggi dan duduk sama-
sama tinggi dengan kelompok masyarakat atau kelompok
profesi yang lain di Indonesia.

Para dokter Indonesia harus berani dan wajib membela


negara dalam keadaan negara menghadapi kegentingan
karena dokter Indonesia memiliki kewajiban untuk membela
negara, sama dengan warga negara yang lain. Menekuni diri
sebagai dokter merupakan salah satu wujud nyata bela negara
dari seorang dokter. Selain itu, dokter memiliki tanggung
jawab untuk memelihara nilai-nilai kerakyatan yang ada di
tengah masyarakat dimana dokter merupakan rakyat atau
masyarakat sehingga harus menjaga, memelihara dan
menumbuhkembangkan nilai-nilai kerakyatan bersama
dengan komponen masyarakat yang lain.

Para dokter Indonesia memiliki hak atas penghidupan


yang layak di tengah masyarakat. Artinya, para dokter
Indonesia harus diperhatikan kesejahteraannya oleh negara,
sama seperti warga negara yang lain. Para dokter Indonesia
selama ini dipersepsikan sebagai warga negara yang kaya,
mapan, dan banyak memiliki materi yang melimpah. Kesan
dan persepsi seperti itu tidak salah, karena banyak dokter di
Indonesia memang secara ekonomi relatif mapan. Namun
demikian, tidak sedikit para dokter di Indonesia yang tingkat
kesejahteraannya cukup memprihatinkan sehingga perlu

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 61


mendapatkan perhatian yang sama dari pemerintah. Artinya,
tidak semua dokter itu kaya, sehingga dokter memiliki hak
yang sama untuk diperhatikan oleh pemerintah, khususnya
pada aspek penghidupan yang layak dan kesejahteraannya
yang lebih baik.

Sebagai aplikasi dari nilai-nilai kerakyatan yang


terdapat dalam sila keempat Pancasila, maka seorang dokter
harus mengabdi pada rakyat. Maksudnya, para dokter
Indonesia harus mampu menampilkan diri sebagai sosok dan
profil warga negara yang selalu mendharmabaktikan ilmu dan
pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan rakyat.
Rakyat Indonesia sangat membutuhkan bantuan, pertolongan
dan uluran tangan medis dari para dokter Indonesia.
Ancaman penyakit yang selalu mewarnai rakyat Indonesia
harus mampu dibentengi oleh para dokter Indonesia dengan
kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pencegahan penyakit
lainnya di tengah masyarakat. Semua pihak tentunya sangat
setuju apabila para dokter Indonesia merupakan para
“pahlawan medis” yang patut diapresiasi oleh negara karena
pengabdiannya kepada rakyat yang tiada henti.

B. Dokter Harus Mengutamakan Musyawarah Mufakat

Sebagai aplikasi dari nilai-nilai musyawarah mufakat


yang termaktub dalam sila keempat Pancasila, maka para
dokter Indonesia harus mampu mengembangkan nilai-nilai
musyawarah dalam setiap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Aplikasi rielnya adalah bahwa para

62 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


dokter Indonesia harus memberikan ruang bagi pasien untuk
bertanya dan berkonsultasi ketika dokter mengobati pasien-
nya. Artinya, ketika dokter bertemu dengan pasiennya di
dalam ruang prakteknya, maka selain mendiagnosa atau
memeriksa kondisi tubuh pasiennya, maka seorang dokter
harus memberikan waktu kepada pasien untuk bertanya dan
berkonsultasi terkait dengan penyakit yang dideritanya
sehingga terjadilah diskusi yang interaktif antara dokter dan
pasien sehingga para pasien merasa mengerti dan memahami
sakit atau penyakit yang dideritanya. Paling tidak, para dokter
minimal memberikan saran dan pencerahan kepada pasien
tentang larangan makanan, minuman, atau kegiatan apa yang
harus dihindari oleh pasien agar supaya sakit atau penyakit
yang dideritanya cepat sembuh. Para pasien tentunya akan
sangat senang terhadap dokter yang ramah dan memberikan
waktu untuk konsultasi sehingga akan timbul persepsi yang
positif dari para pasien terhadap dokter.

Para dokter Indonesia ketika menghadapi pasien harus


menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh pasien. Para
pasien kadangkala tidak mengetahui penyakit apa yang
diderita sehingga harus berobat ke dokter. Sudah menjadi
tugas dokter untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan
pencerahan kepada pasien tentang penyakit yang diderita
pasien sehingga pasien memahami penyakitnya. Semua
pertanyaan yang diajukan pasien harus dijawab dengan lugas,
cepat dan efektif. Para dokter Indonesia harus bisa
menjelaskan pertanyaan seputar penyakit pasien dengan
bahasa yang mudah dicerna dan enak dipahami. Para pasien
akan sangat senang apabila pertanyaan yang disampaikan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 63


oleh para dokter tersebut dijawab sehingga pasien akan
merasa tenang, nyaman, dan berpikir positif terhadap dokter
yang ada di hadapannya. Dengan kata lain, para dokter harus
memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pasien
sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai musyawarah mufakat
yang tertera dalam Pancasila.

Para dokter Indonesia harus mampu mengembangkan


rasa empati kepada pasien yang sedang berobat. Seorang
dokter yang berhadapan dengan pasien harus menampilkan
rasa empati, ikut merasakan penyakit yang diderita pasien,
dan menampilkan perasaan yang menjiwai terhadap sakit
yang dialami oleh para pasiennya, sehingga para pasien
merasa nyaman dan tenang ketika berhadapan dengan para
dokter. Para pasien yang datang berobat ke dokter sebagian
besar pasti merupakan orang yang sakit alias sedang
menderita penyakit tertentu, sehingga para dokter harus
mampu menciptakan suasana yang mendukung kesembuhan
dari para pasien yang ada di hadapan dokter. Empati yang
mendalam dari seorang dokter akan dapat melahirkan
kebesaran jiwa dari para pasien untuk tetap semangat dalam
menghadapi kondisi kesehatannya yang sedang terganggu.
Para dokter harus mampu menampilkan diri sebagai sosok
penyemangat terhadap para pasiennya.

Selain empati, para dokter Indonesia harus memberi-


kan motivasi secara terus menerus kepada para pasien
sehingga pasien merasa termotivasi dan semangat dalam
menghadapi penyakit yang diderita. Para dokter Indonesia
harus ramah, santun, dan menyemangati para pasien sehingga

64 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


para pasien merasa tenang, aman, nyaman sekaligus
bersemangat dalam hidup. Pasien yang sedang mengalami
penyakit jangan sampai dibuat patah semangat dan patah
arang dengan sikap dan perilaku dokter yang mengecilkan
hati para pasien. Pasien akan semangat dan berjuang keras
menghadapi penyakit yang diderita apabila ada dorongan dan
semangat dari dokternya. Semangat untuk sembuh yang ada
dalam diri setiap pasien akan tumbuh apabila para dokter
mampu memotivasi dengan sabar, telaten, dan terus menerus.

Dokter Indonesia harus mampu memberikan pence-


rahan secara dialogis dan interaktif kepada pasien tentang
penyakit apa yang dialami oleh pasien, beserta makanan dan
minuman yang dilarang dan dianjurkan, agar supaya sakitnya
cepat sembuh. Para dokter Indonesia harus memberikan
pengetahuan, pemahaman dan pencerahan kepada para
pasien yang berobat untuk dijelaskan tentang apa penyakit
yang diderita, seluk beluk penyakit tersebut, dan bagaimana
upaya pencegahannya. Pemahaman, penjelasan dan
pengetahuan penyakit yang diderita pasien harus diberikan
oleh para dokter dalam waktu yang cepat, singkat, dan
terbatas, karena tentunya tidak bisa lama menjelaskan
mengingat pasien lain mengantri di luar. Namun demikian,
prinsipnya, para pasien wajib diberikan informasi sekilas
tentang penyakitnya sehingga mereka mengetahui nama
penyakit atau nama virus atau apapun yang menjadikan
pasien sakit.

Para dokter Indonesia harus mampu mengembangkan


sikap yang komunikatif, aktif dan dialogis dengan pasien dan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 65


keluarga pasien. Sebagai contoh, pasien harus diberikan
pencerahan tentang makanan dan minuman pantangan,
diberikan penjelasan tentang obat yang akan dibuatkan
resepnya, termasuk diberikan penjelasan tentang bagaimana
pola hidup yang sehat sehingga ke depan penyakit tersebut
tidak menyerang pasien lagi. Para dokter harus menampilkan
diri sebagai sosok yang komunikatif, dialogis dan ramah
dalam berbicara, raut muka yang cerah, dan bersikap
bersahabat dengan pasiennya. Pasien akan betah dan nyaman
apabila mendapati dokter yang ramah, bersahabat, dialogis,
dan komunikatif. Para dokter harus berani dan bersedia
mengambil hati para pasiennya dengan cara memberikan
pelayanan yang optimal kepada para pasien yang berobat atau
berkonsultasi dengan para dokter.

Para dokter harus pula mengedepankan nilai-nilai


musyawarah dan mufakat dalam setiap menghadapi pasien
yang sedang sakit. Sebagai contoh, seorang dokter harus
berdiskusi dan bermusyawarah dengan para pasien ketika
pasien tersebut menghadapi penyakit yang harus dilakukan
operasi, namun pasien tersebut kondisi ekonominya sangat
miskin alias tidak mampu sehingga diperlukan diskusi dan
musyawarah yang mendalam antara dokter dengan pasien
dan keluarga pasien. Dokter harus memberikan berbagai
alternatif solusi terhadap penyakit yang diderita pasien yang
memang sudah parah sehingga harus dilakukan operasi
dalam tindakan medis. Dokter harus berdiskusi dan
bermusyawarah tentang keadaan medis pasien kepada pasien
dan keluarga pasien sehingga pasien dan keluarga pasien
dapat memahaminya sehingga tidak akan timbul persoalan di

66 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


kemudian hari. Melalui diskusi dan musyawarah tersebut
maka diharapkan akan dapat lahir solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh pasien yang tidak mampu
tersebut.

Dalam menghadapi setiap pasien, para dokter harus


memprioritaskan dialog yang dialogis dalam menghadapi
setiap pasien. Harus dipahami bahwa setiap pasien sangat
beragam dalam hal kondisi ekonomi, latar belakang
pendidikan, tabiat, perilaku dan karakternya. Ada pasien
kaya, ada pasien miskin, ada pasien keras, ada pasien yang
lembut, ada pasien yang sombong dan beragam karakter dan
sifat pasien. Oleh karena itu, seorang dokter harus tetap sabar
menghadapi pasien yang beragam dan komplek sifatnya. Para
pasien memiliki hak yang sama untuk dilayani oleh para
dokter, terlepas karakternya seperti apa, yang jelas mereka
membutuhkan bantuan medis dari dokter. Para dokter harus
mampu mengembangkan dialog yang intensif dengan para
pasien, misalnya dalam memberikan resep dokter, maka
dokter harus diskusi dengan pasien tentang obat tersebut ada
di apotek atau tidak, obat tersebut harganya mahal atau tidak,
resepnya bisa dicopy atau tidak, dan lain sebagainya. Para
pasien harus diberikan informasi yang cukup tentang resep,
obat dan toko obat atau apoteker oleh para dokter pasien
mendapatkan informasi yang luas.

Dalam konteks ini, seorang dokter diberikan amanah


oleh sila keempat Pancasila, khususnya aspek musyawarah
mufakat, untuk selalu mengedepankan dialog, diskusi,
musyawarah dan mufakat kepada setiap pasien dan keluarga

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 67


pasien tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan
dokter kepada pasien. Selama ini sering kali dipandang oleh
pasien bahwa dokter pelit berbicara, sulit ditanyai, dan tidak
memberikan ruang untuk bertanya kepada dokter, sehingga
hal ini harus dihilangkan oleh para dokter karena pemberian
informasi, penetapan dialog, prioritas musyawarah
merupakan amanat dalam Pancasila yang harus diterapkan,
diaplikasikan, dan diamalkan oleh setiap dokter Indonesia.

C. Dokter Harus Mematuhi Aturan Hukum dan Perundang-


undangan

Sebagai aplikasi dari sila keempat Pancasila,


khususnya nilai-nilai tentang mematuhi aturan hukum dan
perundang-undangan, maka seorang dokter harus mematuhi,
mentaati, dan menghormati sebagai payung hukum, regulasi
yuridis dan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia,
khususnya aturan hukum di dunia medis, dunia kedokteran,
dan dunia kesehatan. Berbagai aturan tentang kesehatan
medis harus dipatuhi oleh seorang dokter. Seorang dokter
merupakan warga negara biasa yang tidak boleh melanggar
aturan hukum kedokteran sehingga setiap pemikiran,
tindakan, dan perilaku yang berkaitan dengan profesi dokter
harus mengacu pada aturan dunia kedokteran yang berlaku.

Sebagai contoh, seorang dokter sangat dilarang keras


melakukan aborsi. Aborsi merupakan tindakan medis yang
hanya diperbolehkan dengan syarat dan ketentuan yang
sangat ketat sehingga tidak sembarangan dokter melakukan

68 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


aborsi. Kenyataan selama ini dapat dilihat di televisi maupun
media elektronik lainnya dimana praktek aborsi sering terjadi
dan tertangkap oleh aparat penegak hukum. Praktek aborsi
yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh oknum dokter
tertentu tersebut sangat mencoreng citra dokter dan
melahirkan citra buruk terhadap dunia kedokteran. Hanya
karena alasan materi yang melimpah, maka oknum dokter
melakukan praktek aborsi secara beruntun dan dilakukan
bertahun-tahun sehingga sangat mencoreng profesi dokter.
Aborsi dilarang keras dalam aturan hukum sehingga tidak
boleh seorang dokter melakukan aborsi yang dilakukan hanya
untuk mendapatkan imbalan materi tertentu tanpa melihat
aturan hukum yang berlaku.

Selain aborsi, para dokter Indonesia juga diwajibkan


untuk tidak melakukan berbagai penyimpangan medis dalam
melaksanakan tugas sebagai dokter. Profesi dokter merupakan
profesi yang mulia sehingga jangan sampai dikotori oleh
berbagai penyimpangan medis yang dilakukan oleh oknum-
oknum dokter tertentu sehingga mendegradasi kewibawaan
dokter Indonesia. Nama dokter Indonesia harus dijaga agar
supaya citra dokter harum di mata masyarakat Indonesia.
Berbagai penyimpangan medis harus dihindari dan berbagai
protap, regulasi, dan prosedur kedokteran harus dijalankan
oleh semua dokter dalam melakukan tindakan medis.
Tindakan medis yang diterapkan secara konsisten dan benar
oleh dokter akan dapat menghindari kesalahan dalam
melakukan tindakan medis ataupun menghindari
penyimpangan medis.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 69


Seringkali kita semua melihat, mendengar, dan
membaca pemberitaan media massa baik cetak maupun
elektronik yang meliput kejadian malapraktek yang dilakukan
oleh dokter terhadap pasien tertentu sehingga mendapatkan
sorotan tajam dari media massa, pro kontra di tengah
masyarakat dan wacana pelik diantara para pejabat.
Malapraktek tidak akan terjadi apabila semua protap dan
prosedur di dunia kedokteran ditaati, dipatuhi, dan
diterapkan oleh semua dokter Indonesia. Berbagai kasus mala
praktek yang terjadi selama ini harus dijadikan sebagai
pelajaran dan hikmah oleh para dokter Indonesia untuk terus
berhati-hati, meningkatkan kualitas medis, menambah sarana
prasarana kesehatan, dan yang utama lagi adalah menerapkan
aturan medis secara benar, konsisten dan bertanggungjawab.
Mentaati aturan medis, UU kedokteran dan berbagai protap
kedokteran merupakan bentuk pengamalan sila keempat
Pancasila, khususnya nilai-nilai kepatuhan terhadap aturan
perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai contoh ketaatan terhadap aturan medis, protap


kedokteran dan UU kedokteran adalah bahwa seorang dokter
harus meminta ijin tertulis dari keluarga pasien apabila akan
melakukan tindakan medis berupa operasi kepada pasien.
Dokter tidak boleh melakukan tindakan medis operasi apabila
tidak mendapatkan ijin dari keluarga pasien yang dituangkan
dalam lembar tertulis. Hal ini untuk menghindari protes,
laporan pengaduan, atau komplain keluarga pasien yang
memang tidak setuju pasien tersebut dilakukan tindakan
operasi. Ijin tertulis dari keluarga pasien merupakan salah
satu aturan hukum kedokteran yang harus ditaati oleh setiap

70 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


dokter Indonesia. Ijin tertulis tersebut bisa dipakai sebagai
dasar apabila keluarga pasien menuntut ketika operasi tidak
bisa menyelamatkan pasien dari kesembuhan, dan bahkan
berujung pada kematian pasien dan juga sebagai antisipasi
keluarga pasien tidak mau membayar biaya operasi pasien
setelah operasi berhasil dilakukan.

Di samping itu, sebagai wujud ketaatan dokter


terhadap aturan hukum yang berlaku di Indonesia, maka para
dokter Indonesia harus menghormati setiap putusan
pengadilan. Dokter Indonesia tidak boleh protes dengan cara
anarkis menolak keputusan pengadilan. Apabila keputusan
pengadilan dirasa kurang memberikan rasa keadilan, maka
dokter Indonesia harus melakukan tindakan atau langkah
hukum, seperti naik banding maupun mengajukan kasasi
sampai dengan peninjauan kembali (PK), sebagaimana diatur
dalam aturan hukum.

Sebagai contoh adalah terkait dengan kasus dr Ayu.


Reaksi para dokter Indonesia ketika mendengarkan putusan
pengadilan tentang kasus malapraktek yang diduga dilakukan
oleh dr. Ayu dinilai berbagai pihak berlebihan sehingga
menimbulkan pro dan kontra karena melakukan mogok
bekerja sehingga berdampak pada gangguan pelayanan medis
di seluruh rumah sakit di Indonesia yang pada akhirnya
merugikan pasien. Kasus ini bermula dari dugaan
malapraktek operasi caesar yang mengakibatkan pasien Siska
Makatey yang dirawat di Rumah Sakit Umum Kandouw
Malalayang, Manado, meninggal dunia akibat salah
penanganan oleh dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani, dokter

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 71


Hendry Simanjuntak, dan dokter Hendy Siagian. Ketiga
dokter tersebut dipidana karena kealpaannya menyebabkan
orang lain meninggal dunia. Pada April 2010, mereka disidang
ke Pengadilan Negeri Manado. Dalam putusannya, PN
Manado membebaskan ketiga terdakwa. Namun dalam
putusan kasasi MA pada 2011, ketiganya dinyatakan bersalah
dan divonis 10 bulan penjara. Putusan tersebut baru diketahui
dan dikirim ke pihak terkait pada November 2013. Walhasil,
dokter Ayu dan dua kawannya mengajukan permohonan PK
dan dikabulkan pada tanggal 7 Februari 2014. Majelis hakim
peninjauan kembali Mahkamah Agung menyatakan martabat
dan nama baik dokter Dewa Ayu Sasiari Prawani dan kawan-
kawannya dipulihkan. Pemulihan tersebut setelah MA
mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan
dokter Ayu14.

Kejadian dr Ayu tersebut harus menjadikan pelajaran


bagi semua dokter Indonesia untuk terus berhati-hati dan
selalu menerapkan aturan, prosedur dan mekanisme yang
telah berlaku di dunia medis dan dunia kedokteran. Sekecil
apapun peluang kesalahan harus dihindari oleh para dokter
Indonesia agar supaya tidak ada celah bagi pihak-pihak lain
untuk melakukan pengaduan terhadap tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter dalam menolong pasien. Terlepas
apakah dr Ayu melakukan mala praktek atau tidak, maka
semua dokter Indonesia harus menjadikan hikmah bahwa
dokter juga manusia layaknya manusia yang berprofesi selain
kedokteran yang tentunya bisa saja melakukan kekeliruan,

14
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/07/063552018/Bebas-Nama-Dokter-Ayu-Wajib-
Dipulihkan

72 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


kealpaan dan kesalahan dalam melaksanakan tugasnya
sebagai dokter. Oleh karena itu, ketaatan, keloyalan, dan
kepatuhan terhadap aturan hukum, aturan perundang-
undangan, dan protap kedokteran harus diterapkan secara
konsisten, benar, dan bertanggungjawab, sebagai bagian dari
pengamalan sila keempat Pancasila.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 73


BAB VI
APLIKASI SILA KELIMA: KEADILAN
SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA

A. Dokter Harus Bersikap Adil terhadap Sesama


Manusia

Sebagai aplikasi dari sila keempat Pancasila, seorang


dokter harus bersikap adil terhadap semua pasien.
Para dokter Indonesia harus memperlakukan semua
pasien secara adil, tanpa memandang latar belakang
apapun dari pasien yang ditanganinya. Pasien harus
dilayani secara sama, merata tanpa ada membeda-
bedakan berdasarkan apapun. Semua pasien
membutuhkan bantuan, pertolongan dan uluran
tangan dari seorang dokter sehingga sebagai seorang
dokter maka harus berlaku adil terhadap semua
pasien tanpa diskriminasi, tanpa pamrih dan tanpa
membeda-bedakan apapun. Dokter yang adil
merupakan dokter yang didambakan oleh semua
pasien sehingga pasien merasa diperlakukan secara
sama dan merata.

74 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Seorang dokter harus pula berlaku adil terhadap
sesama perawat yang membantu dokter dalam melaksanakan
pekerjaan kedokteran. Perawat merupakan unsur yang sangat
penting dalam menunjang dokter melakukan aktifitas
kedokterannya sehingga sudah harus memperlakukan secara
adil, sama dan merata kepada semua perawat. Perawat
membutuhkan sosok dan profil dokter yang adil tanpa ada
membeda-bedakan antara perawat yang satu dengan perawat
yang lain. Tidak boleh ada perawat yang menjadi “anak emas”
dan “anak tiri”. Semua perawat merupakan anak emas bagi
semua dokter sehingga dengan perlakukan yang sama maka
akan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif
di lingkungan kerja dokter.

Selain itu, seorang dokter harus menghormati pasien,


khususnya hak-hak nya sebagai pasien, dimana dokter tidak
boleh menyepelekan pasien dan bahkan menelantarkan
pasien. Semua pasien, baik yang rawat inap dan rawat jalan
merupakan pasien yang senantiasa membutuhkan dokter
sehingga sudah sepantasnya bagi seorang dokter untuk
melayani para pasien tersebut secara tulus dan ikhlas tanpa
adanya diskriminasi apapun. Dokter harus memandang
semua pasien secara manusiawi tanpa adanya perasaan
menyepelekan atau meremehkan yang dapat melukai hati
pasien. Pasien yang sakit sudah sakit badan dan tubuhnya
sehingga jangan sampai kemudian mengalami sakit hati
karena perlakuan yang meremehkan dari seorang dokter.
Dokter Indonesia tidak boleh mengejek pasien, termasuk
menjelek-jelekkan pasien satu kepada pasien yang lain.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 75


Dokter Indonesia tidak boleh mengumbar kerahasiaan
rekam medis atau riwayat kesehatan dari pasien kepada
pasien lainnya. Semua pasien memiliki privasi yang tidak
boleh diketahui oleh pasien lain perihal penyakitnya, kecuali
pasien tersebut membolehkan atau mengijinkan dokter untuk
memberitahukan kepada pasien lainnya. Seorang dokter harus
menjaga rahasia rekam medis dan riwayat penyakit dari
seorang pasien kepada pasien lainnya atau kepada orang lain.
Dokter harus mampu mengembangkan sikap bijaksana dan
arief dalam menjalankan profesi dokter, termasuk menjaga,
mengamankan dan memelihara rekam medis para pasiennya.

Dokter harus melayani pasien secara optimal khusus-


nya kepada pasien yang memang benar-benar membutuhkan
pertolongan segera, terutama para pasien yang menjadi
korban kecelakaan misalnya yang harus mendapatkan
pertolongan pertama secara cepat sehingga menjadi prioritas
untuk ditangani dokter. Meskipun dalam keadaan libur
maupun dalam keadaan sedang menghadiri kegiatan pribadi
atau keluarga, maka ketika dokter dibutuhkan untuk
menolong nyawa pasien yang memang benar-benar
membutuhkan pertolongan dokter, maka seorang dokter
harus secara cepat melakukan tindakan pertama untuk
menolong nyawa pasien tersebut. Itulah bentuk keadilan
seorang dokter dalam melayani pasien yang merupakan
pengamalan sila kelima Pancasila, dimana nilai keadilan
merupakan nilai yang harus dipegang teguh oleh setiap
dokter dalam melayani kesehatan pasien.

76 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Para dokter Indonesia tidak boleh melakukan mogok
kerja karena akan berpotensi menelantarkan pasien yang ada
di rumah sakit ataupun di berbagai pusat kesehatan
masyarakat lainnya. Mogok kerja karena adanya demonstrasi
atau unjuk rasa yang menuntut pemerintah atau merespon
terkait putusan pengadilan, sebagaimana tercermin dalam
kasus unjuk rasa terhadap masalah dr. Ayu merupakan
sesuatu yang perlu dipikirkan secara matang karena akan
dapat berdampak pada terlantarnya pelayanan kepada pasien
yang tentunya akan mencederai aspek keadilan di tengah
masyarakat. Para pasien sangat membutuhkan para dokter
sehingga kehadiran dokter sangat didambakan para pasien
yang sedang sakit parah dan para dokter dianggap sebagai
“malaikat” penolong yang sangat ditunggu kehadirannya di
samping para pasien. Hendaknya para dokter memahami
kondisi pasien yang sedang meminta pertolongan kepada
para dokter sehingga dokter tidak boleh semena-mena dengan
menelantarkan pasien.

Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa para pasien


yang berobat karena jaminan asuransi dan ada yang tidak
memakai jaminan asuransi. Bagi pasien yang berasuransi pun
masih dibedakan asuransi yang bonafid dan asuransi yang
kurang bonafid. Bonafid atau tidak bonafid didasarkan pada
besaran premi yang disetor setiap bulannya oleh pasien
terhadap perusahaan asuransi tersebut. Dalam kaitan ini,
seorang dokter tidak boleh membeda-bedakan antara pasien
yang bonafid dan pasien yang tidak bonafid. Semua pasien
harus diperlakukan sama dimana mereka membutuhkan
pertolongan karena sakit dan semua orang sebenarnya tidak

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 77


mau mengalami sakit apabila disuruh memilih. Oleh karena
itu, para dokter Indonesia harus adil dengan memperlakukan
para pasien secara adil tanpa memandang asuransi apa yang
dipakai oleh pasien tersebut. Kelompok tidak mampu atau
pasien miskin yang berobat karena sakit harus dipandang oleh
para dokter sebagai sebuah ibadah dimana para pasien miskin
harus dilayani secara sama meskipun merupakan kelompok
masyarakat yang kurang mampu dan hanya bisa
menunjukkan SKTM (surat keterangan tidak mampu).
Terlebih lagi kepada pasien yang tidak berasuransi dan dalam
keadaan miskin, maka para dokter Indonesia harus bijak
dengan memperlakukan mereka secara sama dan merata,
tanpa adanya pamrih dan diskriminasi. Perlakuan dokter
harus adil meskipun pasien rawat inap berada di kelas yang
berbeda, misalnya kelas VIP, kelas utama, kelas 1, kelas 2,
ataupun kelas 3, dimana semua merupakan pasien yang
sedang sakit dan membutuhkan pertolongan sehingga sudah
menjadi tugas dokter untuk menolongnya tanpa melihat kelas
apa yang dihuni oleh pasien tersebut.

B. Dokter Harus Berpenampilan yang Sederhana dan


Bersahaja

Aplikasi sila kelima Pancasila dalam dunia kedokteran


dapat dilihat dari nilai kesederhanaan dan kebersahajaan dari
seorang dokter dalam aspek penampilan dan perilaku.
Artinya, seorang dokter harus memiliki penampilan hidup
yang sederhana dan bersahaja sehingga akan menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitar. Dokter merupakan sosok

78 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


dan figur yang umumnya selalu disorot oleh masyarakat
sebagai orang yang lebih diantara yang lain, khususnya
keahliannya dalam mengobati penyakit manusia, sehingga
selalu mendapatkan tempat dan perlakuan sosial yang lebih
dari komponen masyarakat. Posisi sosial dan status sosial
sebagai dokter sangat dipandang oleh masyarakat sehingga
seorang dokter harus menjaga penampilan dan memelihara
perilaku yang sederhana dan bersahaja dalam menjalani
kehidupan di tengah masyarakat sehingga akan dikagumi dan
disegani oleh masyarakat sekitar.

Penampilan sederhana dari seorang dokter dapat


diwujudkan dengan cara berpakaian sederhana, tanpa ada
penggunaan pakaian yang mewah dan mahal sehingga akan
mendapatkan pergunjingan di tengah masyarakat. Selama ini
dapat ditemui bahwa para dokter Indonesia yang berlimpah
materi kadangkala menggunakan pakaian yang mewah dalam
kehidupan sehari-hari sehingga akan menyedot perhatian
orang untuk memperbincangkannya setiap hari. Dokter
Indonesia harus mampu menunjukkan kepada publik bahwa
kehidupan dokter bisa sederhana dan bersahaja sama dengan
masyarakat biasa lainnya. Dokter Indonesia harus menepis
kesan dan anggapan masyarakat bahwa pakaian dari para
dokter mewah dan mahal. Selain itu, pakaian yang dikenakan
oleh seorang dokter ketika dokter tersebut tidak bekerja atau
tidak berpraktek harus yang rapi, sopan, dan tidak seronok
sehingga akan mengesankan pribadi dokter yang anggun,
sopan dan berwibawa.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 79


Gaya hidup dan pola hidup dokter Indonesia harus
pula sederhana dan bersahaja sehingga mengesankan tidak
hura-hura, foya-foya, dan hedonis. Hal ini dapat tercermin
dari kehidupan dokter yang sederhana, hemat, tidak boros,
dan tidak menonjolkan kekayaannya. Meskipun rata-rata
kehidupan dokter merupakan kelas menengah ke atas dan
status sosialnya tinggi dan materi yang cukup, namun seorang
dokter harus bersahaja dan tidak menonjolkan
kemewahannya di tengah masyarakat. Mobil atau kendaraan
yang dipergunakan oleh seorang dokter harus yang tidak
mewah sehingga tidak akan digunjingkan oleh publik, rumah
yang dimiliki oleh dokter tidak harus yang mahal, karena
mewah belum tentu mahal dan nyaman belum tentu harus
mahal. Semua perilaku, gaya hidup dan pola hidup seorang
dokter di tengah masyarakat harus sederhana dan bersahaja
sebagaimana amanah dalam sila kelima Pancasila, khususnya
dari aspek kesederhanaan dan kesahajaan.

Kehidupan dokter yang memang memiliki banyak


akses terhadap materi karena pekerjaan sebagai seorang
dokter memang cepat mendatangkan materi yang melimpah
harus disyukuri oleh seorang dokter. Profesi sebagai dokter
merupakan panggilan hidup yang harus dijaga dan disyukuri
dengan cara banyak beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing karena diberi keahlian dapat
menyembuhkan penyakit yang dihadapi manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari, seorang dokter harus hemat, tidak
boleh menghambur-hamburkan uang, makan secukupnya
yang sehat dan bergizi, dan selalu memiliki rasa kepekaan
sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Seorang

80 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


dokter harus menjauhi berbagai atribut yang bermuatan
kemewahan dan keglamoran di tengah masyarakat yang
sedang dilanda kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.
Dokter Indonesia harus bersikap rendah diri, mawas diri dan
introspeksi diri di tengah masyarakat dan jangan sampai
mengundang gunjingan di tengah masyarakat.

Para dokter Indonesia harus bersikap low profile,


rendah diri dan tidak sombong ketika berinteraksi dengan
semua masyarakat. Dokter Indonesia harus menampilkan
sosok dan profil yang sabar, santun, ramah dan simpatik
terhadap sesama manusia sehingga masyarakat akan
mencintai dokter tersebut. Dokter Indonesia merupakan
dokter yang peduli terhadap sesama sehingga kepentingan
rakyat dan masyarakat merupakan kepentingan utama yang
harus diprioritaskan dalam setiap langkah yang dilalui setiap
hari. Kepribadian yang adil, bersahaja dan sederhana merupa-
kan dambaan masyarakat yang dituntutkan oleh masyarakat
kepada para dokter Indonesia. Nilai-nilai kesahajaan, keseder-
hanaan, dan kehematan di tengah masyarakat merupakan
sosok dan profil dokter yang dibutuhkan di tengah
masyarakat Indonesia.

Dikaitkan dengan lingkungan pekerjaannya, seorang


dokter sangat bersentuhan dengan obat atau dunia
kefarmasian. Seorang dokter yang mendiagnosa penyakit
dalam diri pasien, maka langsung memberikan resep kepada
pasien tersebut. Isi resep tersebut tentunya adalah obat yang
harus dibeli dari apotek atau toko obat agar supaya segera
dapat diminum pasien sehingga cepat sembuh harapannya.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 81


Para dokter Indonesia tidak boleh kemudian selalu menjadi
“humas” nya pabrik farmasi yang berperan ganda menjadi
“agen” promosi obat dari perusahaan farmasi. Seorang dokter
tidak boleh hanya mengejar keuntungan berupa bonus atau
apapun namanya kepada perusahaan farmasi tanpa melihat
kualitas, kemanjuran, keampuhan dan efek negatif dari obat
yang dibuatkan resepnya oleh dokter. Para dokter Indonesia
harus selalu mengutamakan kondisi pasien yang sedang sakit
sehingga bujuk rayu dan para perusahaan farmasi harus
mampu diseleksi dan dipilah oleh para dokter Indonesia,
khususnya kualitas obat tersebut apakah membahayakan
pasien atau tidak, ampuh atau tidak, mujarab atau tidak,
sesuai aturan atau tidak. Dokter Indonesia merupakan
manusia biasa seperti layaknya profesi manusia yang lain,
yang tentunya membutuhkan uang ataupun materi untuk
hidup memenuhi kebutuhannya, namun demikian harus
dilakukan dengan cara yang halal, benar, dan bermartabat.

C. Dokter Harus Mengembangkan Sikap Kedermawanan


Sosial

Sebagai aplikasi dari sila kelima Pancasila, khususnya


dalam hal nilai-nilai kedermawanan sosial, maka dapat
dikatakan bahwa seorang dokter Indonesia harus mampu
mengembangkan sikap yang dermawan, rasa sosial yang
tinggi, semangat menolong yang besar dan perilaku sosial
kemasyarakatan yang luas. Seorang dokter identik dengan
kepekaan sosial, solidaritas sosial, dan kepekaan sosial karena
tugas dan fungsi utama seorang dokter adalah menolong

82 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


masyarakat yang sedang sakit dan melakukan berbagai upaya
pencegahan agar supaya masyarakat tidak sakit. Mencegah
lebih baik daripada mengobati merupakan slogan yang sangat
penting dipahami oleh para dokter dimana dokter tidak hanya
berperan mengobati penyakit, namun juga mencegah agar
pasien tidak sakit, melalui berbagai sosialisasi, penyuluhan,
dan pencerahan di tengah masyarakat.

Seorang dokter Indonesia harus mampu bersikap


dermawan, memiliki jiwa sosial yang tinggi dan gemar
menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan,
khususnya kesulitan akses terhadap sektor kesehatan. Dokter
Indonesia harus mau membantu orang lain yang sedang
dalam kesulitan tanpa pamrih dan pilih kasih. Semua manusia
yang mengalami kesulitan sosial harus dibantu tanpa
memandang latar belakang apapun. Jiwa sosial pada diri
seorang dokter harus besar sehingga akan menimbulkan
kepekaan sosial yang tinggi yang pada gilirannya akan dapat
membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan,
kemiskinan dan kenestapaan sosial.

Banyak sekali masyarakat yang tidak mampu alias


miskin mengidap penyakit tertentu yang butuh uluran tangan.
Mereka tidak mampu berobat ke dokter dan membiarkan
penyakitnya mengancam nyawanya dan setiap hari merasa-
kan siksaan rasa sakit akibat penyakit yang dideritanya. Hal
inilah yang harus menjadi kepekaan sosial dari seorang dokter
Indonesia untuk menolong mereka yang sedang berada dalam
keterpurukan secara sosial dan mendapatkan derita penyakit
yang membahayakan. Andaikata seluruh dokter Indonesia

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 83


mau membantu orang-orang sakit dan tidak mampu ini secara
serentak maka dapat dipastikan akan banyak orang yang sakit
tertolong oleh uluran tangan para dokter Indonesia. Gerakan
“satu dokter menolong satu pasien”, merupakan gerakan
sosial yang tepat untuk digalakkan. Artinya, setiap dokter
harus membantu masyarakat miskin yang sedang mengalami
sakit dan menderita penyakit kronis sehingga tidak mampu
berobat ke dokter atau rumah sakit. Apabila gerakan sosial ini
mampu digerakkan maka akan banyak masyarakat yang
tertolong oleh dokter Indonesia. Kesadaran dokter untuk
tumbuhnya kepekaan sosial ini harus dipupuk secara terus
menerus agar supaya para dokter Indonesia mampu berkiprah
dalam pembangunan nasional, khususnya pembangunan
kesehatan masyarakat.

Para dokter Indonesia tidak boleh kikir dan pelit untuk


memberikan santunan sosial kepada masyarakat yang tidak
mampu mengakses pusat-pusat kesehatan di tengah masya-
rakat. Kepekaan sosial seorang dokter harus ditumbuhkan
setiap hari dengan memberikan santunan dan bantuan kepada
masyarakat yang tidak mampu, panti sosial, panti asuhan,
panti jompo, dan berbagai panti-panti sosial lainnya dengan
harapan santunan yang diberikan dapat memberikan
kontribusi bagi kesehatan penghuni panti-panti sosial
tersebut. Pemberian bantuan dan santunan kepada
masyarakat yang tidak mampu merupakan wujud syukur
para dokter Indonesia terhadap Tuhan YME sekaligus sebagai
tanggungjawab sosial dan kepedulian sosial dokter kepada
masyarakat, bangsa dan negara tercinta Indonesia.

84 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Selain itu, wujud kepedulian sosial dan kedermawanan
sosial dokter Indonesia dapat dikongkretkan melalui kegiatan
sosial berupa mensponsori aktifitas sosial berupa pengobatan
gratis, khitanan massal gratis, operasi katarak gratis, dan
berbagai kegiatan medis lainnya yang bersifat gratis sehingga
dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Banyaknya
aktifitas sosial di tengah masyarakat yang dilakukan oleh para
dokter akan mengasah kedermawanan sosial dan sekaligus
sebagai kesadaran para dokter dalam kehidupan
bermasyarakat.

Para dokter Indonesia juga diharapkan membangun


lembaga sosial kesehatan di tengah masyarakat dan mem-
bentuk berbagai organisasi sosial kemasyarakatan yang
bergerak di bidang kesehatan dengan fungsi untuk
mensosialisasikan program-program kesehatan yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Melalui kegiatan sosial, maka
dokter hadir di tengah masyarakat sebagai wujud
kedermawanan sosial karena dokter ada di tengah masyarakat
karena adanya masyarakat itu sendiri. Dalam jangka panjang,
seorang dokter harus mampu membangun yayasan-yayasan
sosial di tengah masyarakat yang berperan untuk membantu
masyarakat yang tidak mampu untuk mengakses pusat-pusat
kesehatan masyarakat. Pembangunan pusat-pusat kesehatan
masyarakat sangat penting didorong oleh para dokter agar
supaya pelayanan kesehatan berjalan secara gratis dimana
masyarakat merasakan bahwa kesehatan bukan sesuatu yang
mahal lagi karena sudah difasilitasi dan disediakan oleh
negara dan pemerintah melalui dokter-dokter yang handal,
kredibel dan kompeten.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 85


BAB VII
MEWUJUDKAN DOKTER
YANG PANCASILAIS

A. Profesi Dokter di Era Globalisasi

Era globalisasi telah memberikan ruang


bagi manusia, barang dan jasa melintas batas antar
negara. Batas-batas antar negara terasa seolah-olah
hilang ditelan bumi sehingga dunia telah menyatu
dalam satu kampung global (global village) yang
mudah dijangkau. Dalam era globalisasi sekarang
ini yang penuh dengan persaingan internasional
dan kompetisi global, memaksa para dokter
Indonesia untuk berjuang keras dan semangat
yang gigih untuk meningkatkan kemampuan,
mengasah keahlian, menajamkan kompetensi dan
menumbuhkan harapan untuk menjadi pemenang
dalam arena global tersebut.

86 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Peluang yang dapat dipetik dari arus globalisasi bagi
dunia kedokteran dan para dokter Indonesia adalah bahwa
adanya kesempatan bagi dokter Indonesia untuk bekerja dan
berkompetisi di luar negeri, masuk bekerja di rumah sakit luar
negeri, menjadi tenaga medis di berbagai pusat kesehatan
medis dunia, dan bahkan apabila memiliki modal yang kuat
dapat mendirikan rumah sakit atau klinik di luar negeri. Hal
ini sangat dimungkinkan dengan adanya era globalisasi saat
ini. Selain itu, peluang bagi dunia kedokteran dengan adanya
globalisasi adalah masuknya peralatan kesehatan dan sarana
prasaran medis yang sangat canggih yang berasal dari luar
negeri yang dapat diimpor ke dalam negeri sehingga bisa
dimanfaatkan bagi dokter untuk melakukan berbagai
tindakan medis.

Namun demikian, era globalisasi juga mendatangkan


tantangan yang harus diantisipasi dan dihadapi oleh para
pelaku kedokteran dan dunia medis. Tantangan di era
globalisasi tersebut adalah masuknya dokter asing ke
Indonesia untuk bekerja di berbagai rumah sakit internasional
yang marak belakangan ini, termasuk para dokter tersebut
bisa saja ke depannya membuka praktek di Indonesia dengan
melakukan kerjasama (joint venture) dengan dokter-dokter
Indonesia. Selain itu, melalui globalisasi sangat dimungkinkan
adanya pendirian rumah sakit asing di wilayah Indonesia
yang tentunya akan menjadi pesaing bagi rumah sakit
Indonesia yang harus meningkatkan kualitas pelayanan dan
pembenahan manajemen pengelolaan rumah sakit.

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 87


Ditambah lagi dengan stigma keliru sebagian
masyarakat Indonesia yang memandang dan mempersepsikan
bahwa dokter asing lebih kompeten dibandingkan dengan
dokter dalam negeri. Rumah sakit asing dinilai lebih
berkualitas dan lebih canggih sarana prasarana medisnya
dibandingkan dengan rumah sakit dalam negeri. Sebagian
masyarakat kita menilai bahwa dokter luar negeri dan rumah
sakit asing lebih bermutu, lebih baik, dan lebih berkualitas
dibandingkan dengan dokter dan rumah sakit dari dalam
negeri. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi
para dokter Indonesia untuk meningkatkan kompetensinya di
bidang kedokteran sehingga dapat bersaing dengan dokter-
dokter luar negeri.

Harus ada komitmen di kalangan dunia kedokteran,


komunitas dokter, dan pemerintah bahwa perlu adanya
peningkatan kualitas tenaga dokter, penambahan peralatan
kesehatan di rumah sakit, dan berbagai pembenahan di dunia
medis Indonesia sehingga akan dapat menghadapi gempuran
dokter-dokter asing yang bersaing di dalam negeri dan
menjamurnya rumah sakit asing yang tentunya akan semakin
banyak di dalam negeri. Melalui berbagai inovasi dan kreasi
di dunia kedokteran, maka diharapkan akan dapat mengubah
stigma salah dan persepsi keliru masyarakat yang selama ini
terjadi. Sinergi antar komponen terkait yang disponsori oleh
pemerintah, khususnya Kementerian kesehatan harus terus
digalakkan sehingga akan siap bersaing dengan pesaing
global di dunia kedokteran.

88 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


B. Perguruan Tinggi Sebagai Pencetak Dokter

Dalam dunia kedokteran, produsen dokter adalah


perguruan tinggi. Perguruan tinggi menempati posisi sangat
strategis dalam mencetak para dokter yang berkualitas dan
kompeten. Perguruan tinggi merupakan semacam “pabrik”
yang menghasilkan para sarjana kedokteran dan mendesain
profesi dokter sehingga sangat penting untuk diperhatikan
ketika membahas masalah dokter di era globalisasi. Perguruan
tinggi harus peka terhadap berbagai dinamika perkembangan
globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap profesi dokter.
Fakultas kedokteran dan fakultas kedokteran gigi yang ada di
lingkungan perguruan tinggi merupakan ujung tombak dalam
mencetak para dokter yang profesional. Pembentukan
kepribadian, mentalitas, pengetahuan, dan kompetensi dokter
sangat ditentukan di fakultas kedokteran di perguruan tinggi.
Mahasiswa kedokteran yang menimba ilmu di perguruan
tinggi sangat penting dibekali dengan nilai-nilai mentalitas,
moralitas dan kepribadian yang handal sehingga mampu
menjadi agen kesehatan (agent of health), agen pembangunan
(agent of development), dan agen perubahan (agent of change).

Namun demikian, saat ini realitas pendidikan di


Indonesia cukup memprihatinkan. Sudah menjadi kenyataan
di lapangan dimana biaya kuliah untuk fakultas kedokteran
relatif mahal dibandingkan dengan fakultas yang lain.
Mahalnya biaya pendidikan di fakultas kedokteran ini sulit
sekali dijangkau oleh masyarakat kurang mampu. Fakultas
kedokteran hanya terjangkau oleh kalangan ekonomi
menengah ke atas karena untuk masuk ke fakultas kedokteran

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 89


sangat mahal dan biaya kuliah ketika menjadi mahasiswa juga
mahal setiap semesternya. Hal ini kemudian mengesankan di
mata masyarakat bahwa mahasiswa fakultas kedokteran
adalah mahasiswa yang mapan dan kaya. Hanya orang yang
kaya, mapan dan berduit saja yang bisa kuliah di fakultas
kedokteran. Sementara orang yang miskin alias orang tidak
mampu sulit untuk kuliah di fakultas kedokteran, meskipun
otaknya alias kemampuannya bagus.

Padahal, banyak sekali orang yang bercita-cita menjadi


dokter, namun tidak bisa masuk ke fakultas kedokteran
karena tidak memiliki biaya untuk masuk kuliah sebagai
mahasiswa fakultas kedokteran. Biaya kuliah di perguruan
tinggi negeri (PTN) untuk fakultas kedokteran memang tidak
semahal di perguruan tinggi swasta (PTS). Akan tetapi,
peluang masuk menjadi mahasiswa kedokteran di perguruan
tinggi sangat sulit karena persaingan yang ketat dan kuota
yang terbatas. Sementara itu, banyak PTN yang sekarang ini
menerapkan kebijakan “jalur khusus” dimana mahasiswa
yang membayar biaya dalam jumlah tertentu bisa masuk
menjadi mahasiswa fakultas kedokteran. Hal ini kemudian
mengurangi kuota orang miskin tetapi pandai untuk masuk
ke fakultas kedokteran di PTN. Belum lagi kebijakan uang
kuliah tunggal (UKT) yang diterapkan oleh setiap PTN
sebagai implementasi kebijakan pemerintah yang sebenarnya
masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat
karena akan membebani mahasiswa karena biaya kuliah pasti
akan mengalami kenaikan.

90 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Sementara itu, di lingkungan PTS, biaya kuliah untuk
fakultas kedokteran memang sudah mahal dan bukan rahasia
umum lagi. Untuk masuk jadi mahasiswa di fakultas
kedokteran di lingkungan PTS, maka para calon mahasiswa
atau para ortu calon mahasiswa harus mengeluarkan uang
ratusan juta untuk keperluan sumbangan dan lain-lain
sehingga hanya orang-orang yang kaya saja yang akan masuk
ke fakultas kedokteran di PTS. Orang yang miskin meskipun
pandai sulit diakomodasi di fakultas kedokteran di
lingkungan PTS karena biaya kuliah tersebut berlaku bagi
semua calon mahasiswa, tidak memandang kaya maupun
miskin. Hal inilah yang kemudian mendorong adanya fakta
bahwa sebagian besar mahasiswa fakultas kedokteran
merupakan mahasiswa yang mampu, kaya dan berduit.
Sementara mahasiswa yang miskin atau kurang mampu
mengalami kesulitan untuk masuk menjadi mahasiswa
fakultas kedokteran karena terkendala oleh biaya masuk dan
biaya kuliah yang mahal.

Mahalnya biaya masuk dan biaya kuliah di fakultas


kedokteran ini bukan tanpa sebab. Perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan kedokteran membutuhkan
ruang kuliah yang nyaman, gedung yang representatif,
peralatan laboratorium yang canggih, fasilitas rumah sakit
pendidikan yang bagus, dan berbagai peralatan lainnya
sehingga membutuhkan biaya yang mahal. Biaya
penyelenggaraan pendidikan fakultas kedokteran yang mahal
ini tentunya berkonsekuensi logis terhadap biaya kuliah yang
mahal bagi mahasiswanya. Mahalnya biaya penyelenggaraan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 91


pendidikan fakultas kedokteran ini tentunya dibebankan
kepada mahasiswa.

Oleh karena itu, perlu dipikirkan oleh semua pihak,


khususnya pemerintah, dalam hal ini, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, untuk mengatasi persoalan
mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi, khususnya
di fakultas kedokteran. Peran pemerintah sangat ditunggu
untuk memberikan ruang kepada orang miskin atau orang
tidak mampu tetapi pandai yang ingin masuk ke perguruan
tinggi negeri menjadi mahasiswa di fakultas kedokteran dan
menjadi dokter ke depannya. Nilai-nilai Pancasila harus
menjadikan semua pihak, khususnya pemerintah untuk
mengakomodasi bibit-bibit unggul yang ada di tengah
masyarakat untuk dibantu sehingga bisa mencapai cita-
citanya yang mulia, yakni menjadi dokter Indonesia, yang
didambakan oleh masyarakat kurang mampu. Mereka harus
bisa mengenyam pendidikan kedokteran dan tidak hanya
orang yang kaya saja yang bisa menempuh pendidikan
kedokteran. Nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang ada
dalam Pancasila harus diutamakan dengan memberikan
kesempatan orang miskin untuk sekolah kedokteran.

C. Sosok dan Profil Dokter Pancasilais

Dalam konteks pendidikan kedokteran di Indonesia,


sosok dan dokter yang ideal adalah dokter yang pancasialis.
Artinya, seorang dokter yang diharapkan oleh bangsa
Indonesia adalah dokter yang memiliki ciri dan karakter

92 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


Pancasila. Semua dokter di Indonesia harus mencerminkan
nilai-nilai Pancasila. Inilah uniknya di Indonesia, dimana
seorang dokter yang ideal merupakan dokter yang
berbasiskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Mengapa harus dokter yang Pancasilais? Karena Pancasila
merupakan falsafah negara, ideologi negara, pandangan
hidup bangsa, dan dasar negara Indonesia. Pancasila menjadi
sumber rujukan pertama dan utama bagi para dokter
Indonesia dalam setiap pemikiran, tindakan, perilaku, dan
perbuatan. Pancasila harus dijadikan sebagai referensi dalam
melaksanakan tugas kedokteran dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di tengah masyarakat.

Dokter yang Pancasilais merupakan dokter yang


memenuhi nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai musyawarah mufakat, dan nilai keadilan.
Semua dokter Indonesia diharapkan menjadi dokter yang
Pancasilais yang berbasiskan pada nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Berikut ini akan diuraikan sosok dan profile
dokter yang Pancasilais yang berbasiskan nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan.

Pertama, nilai ketuhanan. Artinya, seorang dokter


Indonesia harus mengamalkan nilai-nilai ketuhanan yang
tertuang dalam Pancasila. Nilai-nilai ketuhanan harus menjadi
pedoman religius bagi seorang dokter. Seorang dokter harus
beragama, memiliki agama sebagai basis keyakinannya, dan
harus memegang teguh ajaran agamanya masing-masing.
Dokter Indonesia harus percaya, taqwa dan yakin terhadap
Tuhan YME dan menjadikan agamanya masing-masing

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 93


sebagai sumber keimanan vertikal yang harus diyakini sampai
akhir hayatnya. Dengan kata lain, dokter yang menerapkan
nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila secara konsisten, maka
dokter tersebut disebut dengan nama: “Dokter Pancasilais
yang Religius” atau Dokter Religius”.

Kedua, nilai kemanusiaan. Artinya, seorang dokter


Indonesia harus mampu mengembangkan nilai-nilai
kemanusiaan, dimana dokter Indonesia harus memegang
teguh aspek kemanusiaan, hak dan kewajiban sebagai warga
negara Indonesia, dan gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan. Dokter Indonesia harus mampu menjunjung
tinggi nilai-nilai hak asasi manusia, saling menghormati,
saling menghargai, dan toleransi antar manusia sebagai
komunitas di tengah masyarakat. Dokter Indonesia harus
beradaptasi dan berinteraksi dengan masyarakat sebagai
lingkungan yang menghidupinya. Apabila dokter Indonesia
mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan secara konsisten dan
bertanggungjawab, maka sosok dan profile dokter yang
demikian dapat dikatakan sebagai: Dokter Pancasilais yang
Humanis” atau “Dokter Humanis”.

Ketiga, nilai persatuan. Artinya, dokter Indonesia


harus mampu mengamalkan nilai-nilai persatuan yang
tertuang dalam sila ketiga Pancasila. Dokter Indonesia harus
mempunyai wawasan kebangsaan, memiliki semangat
nasionalisme, memegang teguh patriotisme, dan cinta tanah
air. Para dokter Indonesia harus mau dan bersedia secara
tulus ikhlas membela negara dan mementingkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, keluarga dan

94 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


kelompok. Dokter Indonesia yang mengamalkan nilai-nilai
nasionalisme dibalut semangat patriotisme tersebut
merupakan sosok dan profil dokter yang dibutuhkan oleh
bangsa Indonesia. Dokter yang demikian disebut dengan:
Dokter Pancasilais yang Nasionalis” atau “Dokter Nasionalis”.

Keempat, nilai musyawarah mufakat. Artinya, seorang


dokter Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai
musyawarah mufakat dalam setiap pelaksanaan tugas dan
fungsi kedokteran. Dokter Indonesia harus menyadari
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama sebagai warga
negara Indonesia. Dokter Indonesia harus patuh, taat, dan
loyal terhadap berbagai regulasi hukum dan aturan yuridis
yang dibuat oleh negara, dimana semua warga negara, ter-
masuk dokter, adalah manusia biasa yang sama
kedudukannya di depan hukum. Setiap masalah kedokteran
harus diselesaikan dengan jalan dialog, diskusi dan
musyawarah mufakat. Dokter yang mengamalkan nilai-nilai
musyawarah secara baik dan benar, maka dokter tersebut
dapat dinamakan sebagai: Dokter Pancasilais yang
Demokratis” atau “Dokter Demokratis”.

Kelima, Nilai Keadilan. Artinya, semua dokter


Indonesia harus menghayati dan menjiwai nilai-nilai keadilan
yang termaktub dalam Pancasila. Nilai-nilai keadilan harus
menjadi referensi bagi para dokter Indonesia untuk berbuat
dan bertindak dalam kapasitasnya sebagai dokter Indonesia.
Dokter Indonesia harus bersikap adil terhadap sesama
manusia, harus berpenampilan sederhana, bersahaja dalam
gaya hidup, dan menjiwai sikap kedermawanan sosial di

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 95


tengah masyarakat. Dokter yang mengamalkan nilai-nilai
keadilan tersebut, maka dokter demikian dapat disebut
dengan: “Dokter Pancasilais yang Populis” atau “Dokter
Populis”.

Melihat sosok dan profil dokter yang Pancasilais di


atas, maka dapat ditekankan bahwa Dokter Pancasilais adalah
dokter yang religius, dokter yang humanis, dokter yang
nasionalis, dokter yang demokratis, dan dokter yang populis.
Setiap dokter di Indonesia diharapkan memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sehingga akan dapat menjadi sosok dan profil
dokter yang Pancasilais. Dokter Pancasilais sangat dibutuhkan
oleh bangsa Indonesia di era globalisasi dan era reformasi saat
ini sehingga akan mampu meningkatkan pembangunan
kesehatan masyarakat dalam rangka pembangunan nasional
yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

96 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Kansil. CST. (2006). Modul Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.

MS. Kaelan. (1996). Pendidikan Pancasila: Yuridis Kenegaraan.


Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

MS. Kaelan. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit


Paradigma.

Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. (2006). Etika Berwarga


Negara. Jakarta: Salemba Empat.

Syarbaini, Syahrial. (2003). Pendidikan Pancasila di Perguruan


Tinggi. Jakarta: Ghalia.

Aturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan


Tinggi

Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman


Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 97


Nomor 45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi.

SK Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang


penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila
pada PT di Indonesia.

SK Dirjen Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-


rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) di Perguruan
Tinggi.

SK Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 43/DIKTI/Kep/2006


tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok
Matakuliah Pengembangan Kepribadian di PT.

Internet:
http://esoeroto.blogspot.com/2013/06/apa-itu-empat-pilar-
kebangsaan.html

http://health.detik.com/read/2010/02/24/141039/1305915/
763/sumpah-dokter-yang-banyak-
terlupakan?browse=frommobile

http://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila

http://idicabangkotabaru.wordpress.com/kode-etik-
kedokteran-indonesia/

98 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


http://indonesiaindonesia.com/f/101937-sejarah-lahirnya-
pancasila-ideologi-dasar-negara/

http://mahinaufafa.blogspot.com/2011/04/pendidikan-
pancasila-untuk-perguruan.html

http://politik.kompasiana.com/2013/06/12/empat-pilar-
berbangsa-dan-bernegara-568227.html

http://sistempemerintahan-
indonesia.blogspot.com/2013/07/pancasila-sejarah-
dasar-negara-pengertian-makna-lambang-nilai-
ideologi.html

http://www.tempo.co/read/news/2014/02/07/063552018/B
ebas-Nama-Dokter-Ayu-Wajib-Dipulihkan

https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/tanya-jawab-
empat-pilar/a-buku-empat-pilar

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 99


BIODATA PENULIS

Agus Subagyo, lahir di Sukoharjo, 18 April


1978. Memperoleh gelar Sarjana (S.IP)
dalam Ilmu Hubungan Internasional di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
tahun 2000. Gelar Magister (M.Si.) diperoleh
dari Program Studi Ilmu Politik, Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
tahun 2002. Gelar Doktor Ilmu Politik (Dr) diperoleh dari
FISIPOL UGM tahun 2013.

Semasa mahasiswa aktif dalam Study Club, seperti GEMAK


Study Club dan FELSIS Study Club. Di samping itu, pernah
menjadi Redaktur Pelaksana pada Buletin MERCUSUAR dan
TEROPONG yang mengkaji masalah–masalah Politik
Internasional. Tercatat sebagai Tentor Sejarah dan Geografi
pada Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (LPPSDM) “Milenium” Yogyakarta tahun 2000-2001.
Pernah pula aktif pada Kelompok Kerja Pemberdayaan
Agrotani (KKPA) Pokja Segoro Gunung (2001).

Pengalaman penelitian yang dilalui penulis adalah Asisten


Peneliti di Pusat Studi Perubahan Sosial dan Politik (PS-PSP)
UMY (2000-2001), staf peneliti pada Center for Democracy and
Conflict Management Studies (CDCMS) Yogyakarta (2000-
2002), dan Wakil Direktur Pusat Studi Demokrasi dan
Masyarakat Sipil (PS-DMS) Yogyakarta (2001-2003), staf

100 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.


peneliti pada Pusat Studi Ilmu Pemerintahan, Magister Ilmu
Pemerintahan, UNJANI (2002– 2007), Ketua Pusat Kajian
Kepemerintahan dan Kemasyarakatan (PK3) FISIP UNJANI
(2006 – 2010).

Pengalaman mengajar di beberapa perguruan tinggi, antara


lain, mengajar di FISIP Universitas Langlang Buana (2007–
2009), Dosen Non Organik di Sesko TNI (2004–2007), Dosen
Non Organik di Pusdikintel Polri (2008 – 2010), Dosen Non
Organik di Seskoad (2003–2014), dan mengajar di Unhan
Jakarta. Pengalaman jabatan struktural yang pernah diemban
adalah Ketua Jurusan Hubungan Internasional FISIP UNJANI
(2010-2011), Wakil Dekan I FISIP UNJANI (2011-2012), dan
Dekan FISIP UNJANI (2012-2014). Saat ini penulis menjadi
Dosen Tetap pada Jurusan Hubungan Internasional, FISIP,
Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Cimahi dan
Dosen Luar Biasa pada Pascasarjana FISIP Unswagati Cirebon.

Buku yang pernah ditulis adalah Restrukturisasi Ekonomi dan


Birokrasi: Kebijakan atas Krisis dalam Tinjauan Sistem Moneter
Internasional, Penerbit Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2003;
Kontributor dalam buku: Bangsa Indonesia Terjebak Perang
Modern, Penerbit Seskoad, Bandung, 2004. Pernah menulis artikel
yang dimuat di harian Kompas, Pikiran Rakyat, Kedaulatan
Rakyat, Bernas dan Radar Jogja. Penulis bisa dihubungi via
email: subagyoeti@yahoo.com.au dan subagyo@scientist.com

Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Kedokteran 101


102 Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.

Anda mungkin juga menyukai