Disusun oleh:
Savira Chairunnisa Mahdi (1815161864)
Hada Nurul Insani (181516xxxx)
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita perlu mengetahui betapa pentingnya evaluasi pembelajaran karena
dengannya perkembangan mutu pendidikan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan evaluasi, guru atau dosen atau pendidik dapat mengukur di mana
posisinya dan posisi peserta didik sekarang. Akan muncul pertanyaan Apakah
kita merupakan guru atau pendidik yang profesional atau mereka yang
mengatakan mengajar sebagai sambilan menunggu pekerjaan yang lebih
menguntungkan lagi.
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai di sekolah mempunyai kaitan
erat dengan materi yang diberikan. Metode-metode pembelajaran yang dipakai
guru dan siswa dapat juga memberikan atau menerima materi itu. Sejauh mana
keberhasilan guru memberikan materi dan sejauh mana siswa menyerap materi
yang disajikan itu dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
Demikian pula Betapapun baiknya tujuan pengajaran yang ditetapkan
kalau tujuan tersebut tidak diwujudkan dalam penyajian pengajaran tiadalah
berguna pula tujuan itu.Ada kaitan yang erat antara tujuan pembelajaran
metode dan evaluasi. Untuk itu, dalam makalah ini akan dipaparkan bagaimana
itu hakikat evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi ?
2. Apa itu fungsi dan tujuan penilaian?
3. Apa ciri-ciri penilaian pendidikan ?
4. Apa saja jenis-jenis evaluasi?
5. Bagaimanakah prinsip evaluasi pembelajaran matematika?
6. Bagaimana prosedur evaluasi pembelajaran matematika?
4
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
2. Mengetahui apa saja fungsi dan tujuan penilaian.
3. Mengetahui apa saja ciri-ciri penilaian pendidikan.
4. Mengetahui jenis-jenis penilaian
5. Mengetahui prinsip evaluasi pembelajaran matematika
6. Mengetahui prosedur evaluasi pembelajaran matematika.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014),
hlm.16-17
6
tetapi membuahkan data kuantitatif mengenai hal yang diukur.Pengukuran
sebuah segitiga misalkan hanya membuahkan data mengenai panjang sisi
segitiga dalam satuan cm dan sebagainya, tidak ada pertimbangan
mengenai baik buruknya segitiga ditinjau dari konstruksi, kekuatan dan lain-
lain.
Data kuantitatif diperoleh dengan suatu prosedur tertentu.Menurut
Lord dan Noviek (dalam sukeSilverius, 1991) Pengukuran adalah“A
procedure for assignig numbers (usually called scores) to a specified
attribute or characteristic person in such as to maintain distribute being
measyred”. Suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut
skore) kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian
ruoa sehingga mempertahankan hubungan sejatinya antara seseorang
dengan orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur itu.2
2. Penilaian
Penilaian merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi mengenai pengetahuan, kemampuan, pemahaman, sikap dan
motivasi siswa yang diantaranya dapat dilakukan melalui tes, penilaian diri,
baik secara formal maupun informal. Pengetesan merupakan salah satu
prosedur yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Tes dapat
bersifat objektif atau subjektif. Tes juga merupakan sebuah metode untuk
mengukur kemampuan seseorang, pengetahuan atau kinerjanya pada
ranah tertentu. Pendidikan juga dilakukan untuk mengukur ketercapaian
keseluruhan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan pada jaringan
pendidikan tertentudan hasilnya digunakan sebagai laporan kepada siswa
tentang hasil belajar kepada guru, orang tua siswa, masyarakat dan
pemerintah sebagai wujud akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.3
2
Ibid., hlm. 17
3
Nunung Nuriyah, Evaluasi Pembelajaran, (Jurnal Edueksos Vol III No.1, Januari-Juni 2014), hlm.73-
74
7
Kegiatan penilaian merupakn tindak lanjur dari adanya alat ukur, dan
dilaksanakannya pengukuran yang membuahkan hasil pengukuran.
Keputusan mengenai penilaian tidak semata-mata didasarkan pada hasil
pengukuran tetapi ada unsur pertimbangan dari pihak guru. Dalam
pembelajaran unsur pertimbangan memegang peranan dalam penentuan
nilai akhir peserta didik. Pertimbangan profesional guru dalam menentukan
nilai tidak dapat ditiadakan.4
3. Evaluasi
Ada beberapa pengertian yang disampaikan para pakar pendidikan
berhubungan dengan pengertian evaluasi. Kata evaluasi yang dalam istilah
evaluation menurut Gronlund tahun 1985 (dalam Djaali, 2008) adalah suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
mana tujuan program telah tercapai. Menutut Wiersma dan Jurs evaluasi
adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan testing yang juga
berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
mengukur dan menilai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi
memiliki cakupan yang lebih luas dari pengukuran dan penilaian.5
Dalam pendidikan ada berkembang istilah evaluasi di bidang
pendidikan dan evaluasi dibidang pembelajaran. Evaluasi dalam bidang
pendidikan berhubungan dengan bagaimanakah sikap peserta didik setelah
proses pendidikan dilaksanakan. Evaluasi itu memiliki makna siswa, guru,
pembimbing atau penyuluh sekolah dan orang tua siswa. Makna evaluasi
bagi siswa ada ketika hasil evaluasi tidak memuaskan. Dengan informasi ini
siswa dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai. Evaluasi bagi guru
bermakna memberi petunjuk baginya mengenai keadaan siswa dan juga
4
Noehi Nasution, dkk, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007),
hlm. 1.8-1.9
5
Ali Hamzah, Op. Cit., hlm.12
8
materi pengajaran dan metode mengajarnya. Guru mendapat informasi
keadaan tiap siswa tentang kemajuan mereka berikut letak kesulitan yang di
alami. Berdasarkan petunjuk itu, guru mengupayakan perbaikan atau
pengayaan siswa.6
Jadi evaluasi dalam pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak
ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan
2) Untuk memilih siswa yang dapat naek ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
2. Tujuan Penilaian
Segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi
yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia,
begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai,
Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki
tujuan-tujuan tertentu :
8
Ibid., hlm. 7-8
10
a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-
tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatankegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas
maupun masingmasing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal
kemanjuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya
perbaikan.
e. memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pibadi yang berkualitas.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan
bakatnya.9
9
Ibid., hlm. 8
11
pendidikan bernama Carl witheringtonmengemukakan pendapatnya sebagai
berikut:
Anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai:
a. Kemampuan Verbal,
d. Kemampuan logika/matematika,
12
2. Penggunaan ukuran kuantitatif.Artinya menggunakan simbol bilangan
sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterprestasikan ke
bentuk kualitatif.10
4. Bersifat reltif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke
waktu yang lain.
D. Macam-macam Evaluasi
1. Formatif
10
Zainal Arifin, Evaluasi Kurikulum, (JAKARTA: Kelembagaan Direktorat Perguruan Tinggi Islam,
2009), hlm.13-14
13
adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung,
agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang
telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement
of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose
of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai
materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma
menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of
time.
14
2. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu
satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah
dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai
penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi
beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan
setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
3. Diagnostik
15
suatu pembelajaran. Evaluasi pembelajaran Matematika menekankan pada proses
dan hasil pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan
bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran Matematika adalah:
16
(kognitif), sikap dan nilai (afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
melakukan perbaikan,
17
Beberapa metode penilaian yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian
adalah sebagai berikut:
Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5 -10 menit.
Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat
berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.
Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat
berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.
18
Tes Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir
yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesa dan
analisa. Tes pilihan gkamu terdiri dari stem (pokok soal) dan alternatif
jawaban.
19
pembelajaran matematika terdiri dari perencanaan (planning), pengumpulan
data (collecting), verifikasi data (verification), analisis data (analysis), dan
penafsiran (interpretation).
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar matematika
20
evaluasi itu akan dilaksanakan dengan teknik tes atau nontes. Menurut Arikunto
(2012:66) “Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno ‘testum’
artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.” Tes adalah serangkaian
pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang
atau kelompok. Teknik tes bukan satu-satunya teknik untuk melakukan
evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan,
yaitu teknik non-tes. Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan
dengan berbagai cara, seperti: (a) skala, (b) angket, (c) wawancara, (d)
observasi.
(1) Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir soal tes hasil belajar. Butir soal
tes harus valid dan reliabel. Butir tes dikatakan valid apabila butir tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan indikator yang akan dicapai
dan butir soal dikatakan reliabel apabila butir soal tersebut telah diujikan
beberapa kali memberikan hasil yang tetap.
(2) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Menurut
Matondang (2009:16 s/d 17) mengataka bahwa “untuk dapat memberikan nilai
kepada hasil belajar yang diperoleh siswa maka guru dapat menerapkan
pendekatan penilaian acuan norma (norm referenced evaluation) dan penilaian
acuan patokan (criterion referenced evaluation)”. Dalam penilaian acuan norma
hasil yang diperoleh siswa dibandingkan dengan yang diperoleh siswa lain
dalam kelompoknya. Patokan pembanding yang digunakan dalam menentukan
keberhasilan siswa adalah hasil kelompok itu yang diperoleh pada saat
penilaian atau pengukuran berlangsung, dengan demikian hasil yang diperoleh
siswa tidak dikaitkan dengan patokan / kondisi di luar kelompok tersebut,
sedangkan dalam penilaian acuan patokan guru harus menentukan patokan-
patokan batas lulus atau tingkat penguasaan minimum yang akan dipakai untuk
21
membandingkan skor siswa sehingga hasil tersebut memiliki arti tertentu. Siswa
baru dapat beralih ke pelajaran atau materi berikutnya bila dia telah lulus atau
memenuhi kriteria yang dibuat sebagai patokan.
Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri. Kegiatan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif atau sumatif. Menurut Supardi (2013:3)
mengatakan bahwa “Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid
pada setiap akhir program satuan pelajaran”. Fungsinya yaitu untuk mengetahui
sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau
materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan instruksional khusus
yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran. Dalam penilaian formatif ini,
jika tujuan-tujuan instruksional khusus telah dirumuskan dengan tepat, distribusi
tingkat kesukaran soal-soal (item tes) dan daya pembeda masing-masing soal
tidak begitu penting, yang penting adalah bahwa setiap soal betul-betul
mengukur tujuan instruksional yang hendak dicapai yang telah dirumuskan di
dalam progam satuan pelajaran. Standar yang digunakan dalam mengolah
hasil tersebut adalah standar mutlak, sedangkan tes sumatif adalah tes untuk
menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan
pelajaran yang telah diajarkan selam jangka waktu tertentu. Kegunaannya yaitu
untuk mengisi rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya
siswa pada ujian akhir sekolah. Oleh karenaitu pada umumnya jumlah item atau
soal-soal tes sumatif lebih banyak daripada item tes formatif, dan bentuk
soalnya pun dapat terdiri atas campuran beberapa bentuk item tes (seperti true-
false, multiple, choice, completion, matching, dan essay).
b. Pengumpulan data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan pengumpulan
data adalah melaksanakan pengukuran misalnya, dengan menyelenggarakan
tes hasil belajar (apabila hasil belajar itu menggunakan teknik tes, yaitu dengan
melakukan tes pilihan berganda (multiple choise) atau dengan tes uraian (essay
test) dan dengan menggunakan teknik nontes, yaitu melakukan pengamatan
22
wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu
berupa ranting scale, check list, interview guide atau questionaire.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh
dari proses pengumpulan dan pengelolahan data. Proses itu dilakukan
melalui pengukuran, setelah itu dilakukan penilaian dalam rangka
mengategorikan baik, sedang atau kurang. Dengan demikian dalam
evaluasi ada pengukuran dan penilaian.
25
DAFTAR PUSTAKA
Asril, A.S., Andika Putri., (2013), Makalah Evaluasi Pembelajaran Matematika Prinsip
dan Prosedur Evaluasi dan Hasil Belajar Peserta Didik, Volume 1 hal.16.
Matondang, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Medan, Medan.
26