Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Drs. Dudung Amir Soleh, M.Pd

Disusun oleh:
Savira Chairunnisa Mahdi (1815161864)
Hada Nurul Insani (181516xxxx)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2018
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala, karena


dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Evaluasi Pembelajaran Matematika. Dan juga kami berterima
kasih kepada Bapak Drs. Dudung Amir Soleh, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Universitas Negeri Jakarta.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, Desember 2018


Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita perlu mengetahui betapa pentingnya evaluasi pembelajaran karena
dengannya perkembangan mutu pendidikan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan evaluasi, guru atau dosen atau pendidik dapat mengukur di mana
posisinya dan posisi peserta didik sekarang. Akan muncul pertanyaan Apakah
kita merupakan guru atau pendidik yang profesional atau mereka yang
mengatakan mengajar sebagai sambilan menunggu pekerjaan yang lebih
menguntungkan lagi.
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai di sekolah mempunyai kaitan
erat dengan materi yang diberikan. Metode-metode pembelajaran yang dipakai
guru dan siswa dapat juga memberikan atau menerima materi itu. Sejauh mana
keberhasilan guru memberikan materi dan sejauh mana siswa menyerap materi
yang disajikan itu dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
Demikian pula Betapapun baiknya tujuan pengajaran yang ditetapkan
kalau tujuan tersebut tidak diwujudkan dalam penyajian pengajaran tiadalah
berguna pula tujuan itu.Ada kaitan yang erat antara tujuan pembelajaran
metode dan evaluasi. Untuk itu, dalam makalah ini akan dipaparkan bagaimana
itu hakikat evaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi ?
2. Apa itu fungsi dan tujuan penilaian?
3. Apa ciri-ciri penilaian pendidikan ?
4. Apa saja jenis-jenis evaluasi?
5. Bagaimanakah prinsip evaluasi pembelajaran matematika?
6. Bagaimana prosedur evaluasi pembelajaran matematika?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
2. Mengetahui apa saja fungsi dan tujuan penilaian.
3. Mengetahui apa saja ciri-ciri penilaian pendidikan.
4. Mengetahui jenis-jenis penilaian
5. Mengetahui prinsip evaluasi pembelajaran matematika
6. Mengetahui prosedur evaluasi pembelajaran matematika.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran, Penilaian, Dan Evaluasi


1. Pengukuran
Kata pengukuran dalam bahasa Inggris disebut measurement yang
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti
memberi angka terhadap sesuatu, yang disebut objek pengukuran atau
objek ukur. Mengukur pada hakekatnya adalah pemasangan atau
korespondensi satu-satu antara angka yang diberikan dengan fakta dan
diberi angka.Secara konseptual angka-angka hasil pengukuran pada
dasarnya adalah kontinum yang bergerak dari suatu kutub ke kutub lain
yang berlawanan arah seperti dari rendah ke tinggi, dari negatif ke positif,
dari otoriter demokrasi, dari dependen ke independen dengan rintangan
angka 0 sampai dengan 100.
Pengukuran bersifat kuantitatif dengan alat ukur yang digunakan
seperti meteran yakni alat ukur yang baku berlaku internasional atau
ditentukan sendiri seperti sedepa, sebahu dan lain-lain.Menurut Cangelosi
(dalam Djaali : 3)pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiric. Pengukuran adalah penilaian numerik terhadap fakta-
fakta dari objek yang hendakdikur menurut kriteria atau satu-satuan
tertentu.1
Pengukuran dalam sekolah berkaitan hanya dengan pencandraan
atau deskriptif kuantitatif mengenai tingkah laku siswa.Pengukuran tidak
melibatkan pertimbangan mengenai baiknya atau nilai tingkah laku yang
diukur dan tidak menentukan siapa yang lulus dan siapa yang tidak lulus,

1
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014),
hlm.16-17
6
tetapi membuahkan data kuantitatif mengenai hal yang diukur.Pengukuran
sebuah segitiga misalkan hanya membuahkan data mengenai panjang sisi
segitiga dalam satuan cm dan sebagainya, tidak ada pertimbangan
mengenai baik buruknya segitiga ditinjau dari konstruksi, kekuatan dan lain-
lain.
Data kuantitatif diperoleh dengan suatu prosedur tertentu.Menurut
Lord dan Noviek (dalam sukeSilverius, 1991) Pengukuran adalah“A
procedure for assignig numbers (usually called scores) to a specified
attribute or characteristic person in such as to maintain distribute being
measyred”. Suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut
skore) kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian
ruoa sehingga mempertahankan hubungan sejatinya antara seseorang
dengan orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur itu.2

2. Penilaian
Penilaian merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi mengenai pengetahuan, kemampuan, pemahaman, sikap dan
motivasi siswa yang diantaranya dapat dilakukan melalui tes, penilaian diri,
baik secara formal maupun informal. Pengetesan merupakan salah satu
prosedur yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Tes dapat
bersifat objektif atau subjektif. Tes juga merupakan sebuah metode untuk
mengukur kemampuan seseorang, pengetahuan atau kinerjanya pada
ranah tertentu. Pendidikan juga dilakukan untuk mengukur ketercapaian
keseluruhan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan pada jaringan
pendidikan tertentudan hasilnya digunakan sebagai laporan kepada siswa
tentang hasil belajar kepada guru, orang tua siswa, masyarakat dan
pemerintah sebagai wujud akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan.3

2
Ibid., hlm. 17
3
Nunung Nuriyah, Evaluasi Pembelajaran, (Jurnal Edueksos Vol III No.1, Januari-Juni 2014), hlm.73-
74
7
Kegiatan penilaian merupakn tindak lanjur dari adanya alat ukur, dan
dilaksanakannya pengukuran yang membuahkan hasil pengukuran.
Keputusan mengenai penilaian tidak semata-mata didasarkan pada hasil
pengukuran tetapi ada unsur pertimbangan dari pihak guru. Dalam
pembelajaran unsur pertimbangan memegang peranan dalam penentuan
nilai akhir peserta didik. Pertimbangan profesional guru dalam menentukan
nilai tidak dapat ditiadakan.4

3. Evaluasi
Ada beberapa pengertian yang disampaikan para pakar pendidikan
berhubungan dengan pengertian evaluasi. Kata evaluasi yang dalam istilah
evaluation menurut Gronlund tahun 1985 (dalam Djaali, 2008) adalah suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
mana tujuan program telah tercapai. Menutut Wiersma dan Jurs evaluasi
adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan testing yang juga
berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
mengukur dan menilai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi
memiliki cakupan yang lebih luas dari pengukuran dan penilaian.5
Dalam pendidikan ada berkembang istilah evaluasi di bidang
pendidikan dan evaluasi dibidang pembelajaran. Evaluasi dalam bidang
pendidikan berhubungan dengan bagaimanakah sikap peserta didik setelah
proses pendidikan dilaksanakan. Evaluasi itu memiliki makna siswa, guru,
pembimbing atau penyuluh sekolah dan orang tua siswa. Makna evaluasi
bagi siswa ada ketika hasil evaluasi tidak memuaskan. Dengan informasi ini
siswa dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai. Evaluasi bagi guru
bermakna memberi petunjuk baginya mengenai keadaan siswa dan juga

4
Noehi Nasution, dkk, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007),
hlm. 1.8-1.9
5
Ali Hamzah, Op. Cit., hlm.12
8
materi pengajaran dan metode mengajarnya. Guru mendapat informasi
keadaan tiap siswa tentang kemajuan mereka berikut letak kesulitan yang di
alami. Berdasarkan petunjuk itu, guru mengupayakan perbaikan atau
pengayaan siswa.6
Jadi evaluasi dalam pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak
ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan

B. Fungsi dan Tujuan Penilaian


1. Fungsi Penilaian

Disini penilaian juga mempunyai beberapa tujuan atau fungsi.


Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari beberapa segi dalam
sistem pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi dari
penilaian ada beberapa hal:

a. Penilaian berfungsi selektif

Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk


mengadakan seleksi atu penilaian terhadap siswanya.Penilaian itu sendiri
mempunyai beberapa tujuan,Antara lain:

1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.

2) Untuk memilih siswa yang dapat naek ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.

4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.7

b. Penilaian berfungsi diagnotis

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi


persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
6
Ibid.,hlm.14
7
Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran,Ed. 1 Cet. 9, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm. 7
9
kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab
kelemahan itu. Jadi, dengan mengadakan diagnosis kepada siswa tentang
kebaikan dan kelemahannya. Denagn diketahuinya sebab-sebab
kelemahan ini, akan lebih mudah ndicari cara untuk mengatasinya.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-


sendiri,sehingga pelajaran akanlebih efektif apabila disesuaikan dengan
pembawaan yang ada.Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana
dan tenaga,pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali
dilaksanakan.Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan
kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan denga pasti dikelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan digunakan suatu penilan. Sekelompok siswa yang mempunyai
penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.

d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Maksud dari fungsi penilaian sebagai pengukur yaitu untuk


mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa factor yaitu,factor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan system administrasi.8

2. Tujuan Penilaian
Segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi
yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia,
begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai,
Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki
tujuan-tujuan tertentu :
8
Ibid., hlm. 7-8
10
a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-
tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatankegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas
maupun masingmasing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal
kemanjuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya
perbaikan.
e. memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pibadi yang berkualitas.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan
bakatnya.9

C. Ciri-Ciri Penilaian Pendidikan

Selain mempunyai tujuan atau fungsi, penilaian dalam pendidikan juga


mempunyai Ciri-ciri.

Berikut ciri-ciri penilaian dalam pendidikan antara lain:

1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung.Misalnya mengukur kepandaian


siswa melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal. Sehubungan
dengan tanda-tanda anak yang pandai atau intelegent,ahli ilmu jiwa

9
Ibid., hlm. 8
11
pendidikan bernama Carl witheringtonmengemukakan pendapatnya sebagai
berikut:
Anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai:

a. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.

b. Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik.

c. Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti


pembicaraan orang lain).
d. Kemampuan untuk mengingat-ingat.

e. Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap


kelucuan).

f. Kemampuan untuk berfantasi

Meskipun aspek-aspek inteligensi yang dikembangkan oleh Carl


Witheringtontersebut masih berlaku, dalam arti masih ada yang mengakui
kebenarannya, namun ada penemuan yang lebih mutakhir yang
dikemukakan oleh David Lazeardalam bukunya Seven Ways of Teaching
tentang aspek-aspek yang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.

Menurut David Lazear ada 7 (tujuh) indikator atau aspek yang


dapat dikategorikan sebagai petunjuk tentang tinggi-rendahnya inteligensi
seseorang , yaitu :

a. Kemampuan Verbal,

b. Kemampuan mengamati dan rasa ruang,

c. Kemampuan gerak kinetis-fisik,

d. Kemampuan logika/matematika,

e. Kemampuan dalam hubungan intra-personal,

f. Kemampuan dalam hubungan inrter-personal, dan

g. Kemampuan dalam musik/irama

12
2. Penggunaan ukuran kuantitatif.Artinya menggunakan simbol bilangan
sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterprestasikan ke
bentuk kualitatif.10

3. Penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan yang tetap karena


IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQ nya 80
menurut unit ukurannya termasuk anak dungu.

4. Bersifat reltif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke
waktu yang lain.

5. Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.Adapun


sumber kesalahannya dapat ditinjau dari beberapa faktor yaitu:
a. Terletak pada alat ukurnya

b. Terletak pada orang yang melakukan penilaian

c. Terletak pda anak yang dinilai

d. Terletak pada situasi dimana oenilaian berlangsung.

D. Macam-macam Evaluasi
1. Formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir


pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang
direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif

10
Zainal Arifin, Evaluasi Kurikulum, (JAKARTA: Kelembagaan Direktorat Perguruan Tinggi Islam,
2009), hlm.13-14

13
adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung,
agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang
telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement
of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose
of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai
materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma
menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of
time.

Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah


penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang
telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan
suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan
siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan
tingkat kesulitan yang wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/
dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi
formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa
saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya
diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi
para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan
khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu
pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan
melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki
kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang
sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.

14
2. Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu
satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah
dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai
penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi
beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan
setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.

3. Diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui


kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga
dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam
beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir
pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input.
Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses
evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih
belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini
agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi
diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi
yang telah dipelajarinya.

E. Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika

Setelah guru merencanakan dengan baik strategi pembelajaran, guru perlu


melakukan penilaian/evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi

15
suatu pembelajaran. Evaluasi pembelajaran Matematika menekankan pada proses
dan hasil pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan
bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran Matematika adalah:

 Valid. Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil


belajar siswa, misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan
eksperimen maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah
satu obyek yang dinilai.

 Mendidik. Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap


pencapaian belajar siswa. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat
dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai
pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil dan keterlibatan sikap
mental siswa lebih bermakna dalam konteks pemalajaran tersebut.

 Berorientasi pada kompetensi. Penilaian harus menilai pencapaian


kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum

 Adil. Penilaian harus adil terhadap seluruh siswa dengan tidak


membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, bahasa, dan gender.

 Terbuka. Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas


dan terbuka bagi semua pihak.

 Berkesinambungan. Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan


terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar
siswa.

 Menyeluruh. Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai metode dan


prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar (portofolio).
Penilaian terhadap hasil belajar siswa harus mencakup aspek pengetahuan

16
(kognitif), sikap dan nilai (afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

 Bermakna. Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,


berguna, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak.

Beberapa aspek kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian terhadap


siswa adalah:

 Pemahaman konsep. Siswa mampu mendefinisikan konsep,


mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep.

 Prosedur. Siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang


benar dan tidak benar.

 Komunikasi. Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan


Matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan.

 Penalaran. Siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif


sederhana.

 Pemecahan masalah. Siswa mampu memahami masalah, memilih strategi


penyelesaian, dan menyelesaikan masalah.

Penilaian hendaknya berfungsi untuk:

 mengetahui kemajuan belajar siswa,

 mendiagnosis kesulitan belajar,

 memberikan umpan balik,

 melakukan perbaikan,

 memotivasi guru agar mengajar lebih baik,

 memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.

17
Beberapa metode penilaian yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian
adalah sebagai berikut:

 Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5 -10 menit.
Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat
berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

 Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap


konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah
pengetahuan dan pemahaman.

 Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir


pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat
sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

 Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat
berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.

 Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu


dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat
berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisa, sampai sintesa dan
evaluasi.

 Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi


kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah
uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
Hasil kerja kelompok ini dapat dipresentasikan di depan kelas dan
ditanggapi bersama dengan tujuan untuk melatih siswa berbicara di depan
umum dan menguasai kompetensi serta menumbuhkembangkan sikap
mandiri.

Beberapa bentuk instrumen penilaian yang dapat digunakan adalah :

18
 Tes Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir
yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesa dan
analisa. Tes pilihan gkamu terdiri dari stem (pokok soal) dan alternatif
jawaban.

 Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. `Agar hasil


penskorannya objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian
terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang
yang berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang
tinggi.

 Uraian Non-objektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya


jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria
penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat berpikir yang
diukur bisa tinggi.

 Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk


mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji
bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.

 Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta


dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang
terlibat cenderung rendah.

 Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja


siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang
dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga
dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa.

F. Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika

Menurut Buchari (dalam Asril & Putri, 2013:8) menyebutkan bahwa


langkah-langkah pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi

19
pembelajaran matematika terdiri dari perencanaan (planning), pengumpulan
data (collecting), verifikasi data (verification), analisis data (analysis), dan
penafsiran (interpretation).
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar matematika

Sebelum evaluasi hasil belajar matematika dilaksanakan, harus disusun


dulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil
belajar matematika umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu :
(1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan
evaluasi hasil belajar matematika itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang
jelas maka evaluasi hasil belajar matematika akan berjalan tanpa arah dan pada
gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
Tujuan evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam
program pendidikan tersebut. Tujuan evaluasi yang dibut oleh guru bidang studi
haruslah disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan dalam
suatu pelajaran.
(2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya apakah aspek
kognitif, aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Menurut Arikunto (2012:33)
“Penilaian kompetensi aspek kognitif atau yang lebih banyak dikenal dengan
istilah pengetahuan, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap pengetahuan yang telah dikuasai dan menjadi miliknya”. Cara yang
digunakan dapat melalui tes tertulis maupun lisan. Penilaian kompetesi aspek
afektif atau yang lebih banyak dikenal dengan istilah sikap / kepribadian siswa,
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa dari konsep pelajaran
yang sedang dipelajari. Cara yang digunakan dapat melalui nontes atau angket.
Penilaian kompetensi aspek psikomotorik atau yang lebih banyak dikenal
dengan istilah keterampilan / skill, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat tindak
lanjut penguasaan siswa dalam ranah kognitif dan afektif dimana cara yang
digunakan dapat melalui tes tertulis.

Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan

20
evaluasi itu akan dilaksanakan dengan teknik tes atau nontes. Menurut Arikunto
(2012:66) “Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno ‘testum’
artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.” Tes adalah serangkaian
pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang
atau kelompok. Teknik tes bukan satu-satunya teknik untuk melakukan
evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan,
yaitu teknik non-tes. Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan
dengan berbagai cara, seperti: (a) skala, (b) angket, (c) wawancara, (d)
observasi.
(1) Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir soal tes hasil belajar. Butir soal
tes harus valid dan reliabel. Butir tes dikatakan valid apabila butir tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan indikator yang akan dicapai
dan butir soal dikatakan reliabel apabila butir soal tersebut telah diujikan
beberapa kali memberikan hasil yang tetap.
(2) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Menurut
Matondang (2009:16 s/d 17) mengataka bahwa “untuk dapat memberikan nilai
kepada hasil belajar yang diperoleh siswa maka guru dapat menerapkan
pendekatan penilaian acuan norma (norm referenced evaluation) dan penilaian
acuan patokan (criterion referenced evaluation)”. Dalam penilaian acuan norma
hasil yang diperoleh siswa dibandingkan dengan yang diperoleh siswa lain
dalam kelompoknya. Patokan pembanding yang digunakan dalam menentukan
keberhasilan siswa adalah hasil kelompok itu yang diperoleh pada saat
penilaian atau pengukuran berlangsung, dengan demikian hasil yang diperoleh
siswa tidak dikaitkan dengan patokan / kondisi di luar kelompok tersebut,
sedangkan dalam penilaian acuan patokan guru harus menentukan patokan-
patokan batas lulus atau tingkat penguasaan minimum yang akan dipakai untuk
21
membandingkan skor siswa sehingga hasil tersebut memiliki arti tertentu. Siswa
baru dapat beralih ke pelajaran atau materi berikutnya bila dia telah lulus atau
memenuhi kriteria yang dibuat sebagai patokan.

Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri. Kegiatan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif atau sumatif. Menurut Supardi (2013:3)
mengatakan bahwa “Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid
pada setiap akhir program satuan pelajaran”. Fungsinya yaitu untuk mengetahui
sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau
materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan instruksional khusus
yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran. Dalam penilaian formatif ini,
jika tujuan-tujuan instruksional khusus telah dirumuskan dengan tepat, distribusi
tingkat kesukaran soal-soal (item tes) dan daya pembeda masing-masing soal
tidak begitu penting, yang penting adalah bahwa setiap soal betul-betul
mengukur tujuan instruksional yang hendak dicapai yang telah dirumuskan di
dalam progam satuan pelajaran. Standar yang digunakan dalam mengolah
hasil tersebut adalah standar mutlak, sedangkan tes sumatif adalah tes untuk
menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan
pelajaran yang telah diajarkan selam jangka waktu tertentu. Kegunaannya yaitu
untuk mengisi rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya
siswa pada ujian akhir sekolah. Oleh karenaitu pada umumnya jumlah item atau
soal-soal tes sumatif lebih banyak daripada item tes formatif, dan bentuk
soalnya pun dapat terdiri atas campuran beberapa bentuk item tes (seperti true-
false, multiple, choice, completion, matching, dan essay).

b. Pengumpulan data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan pengumpulan
data adalah melaksanakan pengukuran misalnya, dengan menyelenggarakan
tes hasil belajar (apabila hasil belajar itu menggunakan teknik tes, yaitu dengan
melakukan tes pilihan berganda (multiple choise) atau dengan tes uraian (essay
test) dan dengan menggunakan teknik nontes, yaitu melakukan pengamatan
22
wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu
berupa ranting scale, check list, interview guide atau questionaire.

c. Melakukan verifikasi data


Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum
diolah. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau
verifikasi data. Verifikasi adalah suatu proses pembuktian kebenaran suatu teori,
konsep atau hipotesa yang lazimnya dilakukan melalui penelitian. Verifikasi
data yang dimaksud untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang
akan dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu
atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik”
(yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila
data itu ikut serta diolah).

d. Mengolah dan menganalisis data


Setelah diverifikasi, data tersebut dianalisis atau diolah dengan menggunakan
teknik analisis statistik atau non statistik. Mengolah dan menganalisis hasil
evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data
yang berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data
hasil evaluasi perlu disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat
berbicara. Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna”
terhadap data yang ada pada kita. Macam-macam jenis pengolahan yang dapat
dilihat bahwa ada beberapa macam jenis pengolahan yang dapat dilakukan
terhadap sekumpulan data. Pengolahan yang kita hadapi sekarang sebagai
seorang evaluator adalah menentukan pengolahan mana sajakah yang
harus kita lakukan terhadap sekumpulan data pada ssat tertentu. Fungsi
pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari bahwa untuk
memperoleh gambaran yang lengkap tentang diri seorang yang sedang di
evaluasi adalah langkah pengolahan data.

e. Memberi interpretasi dan menarik kesimpulan


Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
23
hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam
data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar
evaluasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan
kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu
sudah barang tentu harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu
sendiri. Data interpretasi ini dilakukan atas dasar kriteria tertentu yang telah
disusun secara rasional. Interpretasi hasil belajar bisa berupa pernyataan atau
keputusan yang diungkapkan dengan kata-kata baik - cukup - buruk, tinggi -
rendah - sedang, lulus - tidak lulus, dan lain- lain.

f. Tindak lanjut hasil evaluasi


Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah,
dianalisis, dan disimpulkan maka dari itu dapat diketahui apa makna yang
terkandung didalamnya sehingga pada akhirnya evaluator akan dapat
mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan- kebijakan yang dipandang
perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi adalah sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh
dari proses pengumpulan dan pengelolahan data. Proses itu dilakukan
melalui pengukuran, setelah itu dilakukan penilaian dalam rangka
mengategorikan baik, sedang atau kurang. Dengan demikian dalam
evaluasi ada pengukuran dan penilaian.

B. Kritik dan Saran


Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para
pembaca tidak hanya berpegangan dengan makalah ini. Karena pemakalah
menyadari masih ada kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritikan dari para pembaca,
yang dapat memberikan masukan tentang penulisan makalah yang lebih
baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Asril, A.S., Andika Putri., (2013), Makalah Evaluasi Pembelajaran Matematika Prinsip
dan Prosedur Evaluasi dan Hasil Belajar Peserta Didik, Volume 1 hal.16.

Matondang, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Medan, Medan.

Maulana, D.S., (2013), Evaluasi Pembelajaran Matematika, Makalah Pendidikan


Matematika, Volume 1 hal.32.

26

Anda mungkin juga menyukai