Kelas : 2C-D4
NIM : 46116043
Secara garis besar, prinsip-prinsip syariah yang berlaku di Indonesia dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu:
Di dalam dua bagian besar mengenai prinsip-prinsip akuntansi syariah ini, ada
beberapa sub-prinsip di bawahnya. Prinsip berdasarkan pengukuran dan penyingkapan
terdiri dari aspek zakat, bebas bunga, dan harus halal. Sementara itu dari prinsip berdasarkan
pemegang kuasa dan pelaksananya terdiri dari aspek ketaqwaan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Penjelasannya akan dijabarkan secara ringkas sebagai berikut.
Zakat dipahami sebagai jumlah harta tertentu yang memiliki sifat wajib untuk
dibayarkan para pemeluk agama Islam guna diberikan pada golongan yang
membutuhkan dan berhak menerimanya. Golongan ini terdiri dari fakir miskin, anak-
anak terlantar, dan sebagainya. Besaran zakat biasanya 2.5% dari pendapatan
tahunan seseorang. Pembayaran zakat ini sudah ditetapkan melalui ketentuan yang
dibuat berdasarkan prinsip syariah. Dalam prinsip syariah berdasarkan pengukuran
dan penyingkapan, penilaian bagian yang hendak dizakati harus tepat dan dibayarkan
sesuai yang dihendaki Al-Quran.
b. Bebas Bunga
c. Halal
Prinsip selanjutnya ini merupakan visi adanya kegagalan dan keberhasilan yang
meluas di dunia ini untuk mencapai maslahah. Prinsip kebenaran diyakini dapat
menjaga bahkan memperbaiki hubungan antara manusia dengan Allah maupun
antara sesama manusia. Dalam pelaksanaannya, prinsip ini menjaga agar akuntansi
syariah yang dijalankan berpatok pada asas kebenaran: kebenaran informasi,
kebenaran aturan, dan lain-lain.
c. Pertanggungjawaban
Dari penjabaran prinsip-prinsip tersebut, sebenarnya bisa ditarik 3 (tiga) hal besar
terkait dengan prinsip akuntansi syariah di Indonesia. Prinsip-prinsip pelaksanaannya
tersebut antara lain:
1. Akuntabilitas
Prinsip ini bukan sebuah konsep yang asing dalam hal akuntansi. Dalam pelaksanaan
akuntansi syariah di Indonesia, prinsip ini memiliki keterkaitan dengan konsep amanah
yang mana konsep tersebut adalah transaksi dan hubungan antara manusia dengan Allah
selaku penciptanya. Manusia diyakini diberi tanggung jawab dalam melakukan dan
menunaikan amanah, termasuk dalam pelaksanaan prinsip syariah di lini kehidupan
apapun.
2. Keadilan
Prinsip kedua ini menunjukkan betapa pentingnya etika kehidupan terutama ketika
sudah memasuki persoalan sosial dan bisnis. Manusia diyakini memiliki kemampuan
untuk bersikap adil di setiap segii kehidupannya. Jika dilihat dari sudut pandang
akuntansi, prinsip ini mengacu pada perlakuan yang harus dilakukan dengan sebenar-
benarnya oleh perusahaan.
3. Kebenaran
Prinsip ketiga tidak lepas dari pengertian pada prinsip sebelumnya yaitu prinsip
keadilan. Dalam prinsip keberanan, akuntansi syariah lekat hubungannya dengan perkara
pengukuran dan pengakuan. Diharapkan dengan adanya prinsip ini, akuntansi syariah
yang digunakan perusahaan benar-benar menyediakan informasi, melakukan pengukuran,
mengakui dan melaporkan transaksi sebenar-benarnya.
Adapun dalam pelaksanaan sistem keuangan syariah ada 2 hal penting yang harus
kita ketahui yaitu sebagai berikut :
b. Prinsip Investasi
Kegiatan yang kedua yaitu berkaitan dengan prinsip investasi. Jika anda ingin
menginvestasikan uang, kenali dulu prinsip bahwa “fungsi uang sebagai alat tukar
bukan sebagai barang dagangan atau komoditi yang diperjualbelikan”. Investasi bisa
dilakukan melalui lembaga keuangan bank syariah ataupun dilakukan secara
langsung.
c. Penggunaan Dana
Ketiga, kegiatan penggunaan dana harus jelas. Dianjurkan untuk
menggunakan dana dengan tujuan yang jelas dan tidak dilarang oleh syariat Islam,
seperti memenuhi kebutuhan hidup, melaksanakan kewajiban zakat, waqaf, infaq,
shadaqah dan lain lain.
c. Perjudian
Judi merupakan salah satu kegiatan yang sudah tertera dalam Alquran dan
diharamkan, dimana permainan ini melibatkan dua orang atau lebih dengan
menggunakan undian untuk bisa menang. Judi diharamkan karena timbulnya
kerugian besar dan menyebabkan perpecahan.
d. Gharar
Jika anda melakukan transaksi yang tidak pasti maka anda termasuk bertransaksi
yang dilarang. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara pihak dan
ada yang merasa dirugikan. Selain itu anda juga akan mengalami hal yang
mengurangi kepercayaan dan lainnya.
e. Penimbunan Barang
Penimbunan sering dilakukan oleh para pedagang jika mengalami kelangkaan
barang atau kesulitan barang. Jika anda adalah pedagang, maka jika anda memiliki
banyak barang yang bisa dijual maka penimbunan merupakan transaksi yang
dilarang karena akan banyak orang yang mengalami kesulitan karena mencari
kebutuhan barang tersebut. Di Indonesia sempat mengalami penimbunan barang
diantaranya ketika gas elpiji mengalami kesulitan untuk dicari, padi yang harus
menunggu impor dan harga beras mahal dan lainya.(Baca: Pencatatan Transaksi
Keuangan )
f. Suap
Suap merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh banyak masyarakat tanpa
sadar. Padahal suap adalah hal yang dilarang, mereka melakukan berbagai hal
dengan mengharapkan imbalan. Selain itu, mereka yang melakukan suap terbiasa
mensingkirkan keadilan untuk melakukan sesuatu dan hal tersebut menimbulkan
bahaya. Seperti hilangnya hukum dan peraturan, serta tidak adanya lagi orang
melakukan berbagai hal dengan jujur