Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ainun Nur Muawannah S

Kelas : 2C-D4

NIM : 46116043

Gambaran Umum Akuntansi Syariah

A. Pengertian Akuntansi Syariah

Nurhayati (2008:2) menjelaskan yang dimaksud dengan akuntansi syariah adalah


proses akuntasi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan Allah SWT. Lebih lanjut
Muhammad (2011:5) menjelaskan Akuntansi syariah adalah suatu proses, metode, dan
teknik pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran transaksi, dan kejadian-kejadian yang
bersifat keuangan dalam bentuk satuan uang, guna mengidentifikasikan, mengukur, dan
menyampaikan informasi suatu entitas ekonomi yang pengelolaan usahanya berlandaskan
syariah, untuk dapat digunakan sebagai bahan mengambil keputusankeputusan ekonomi dan
memilih alternatif-alternatif tindakan bagi para pemakainya. Dengan kata lain akuntansi
syariah adalah suatu proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan syariah
dan dikelola berdasarkan syariah, dengan tujuan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-
pihak pemakai laporan keuangan.

B. Prinsip Akuntansi Syariah di Indonesia

Secara garis besar, prinsip-prinsip syariah yang berlaku di Indonesia dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu:

1. Berdasarkan pengukuran dan penyingkapan,


2. Berdasarkan pemegang kuasa dan pelaksananya.

Di dalam dua bagian besar mengenai prinsip-prinsip akuntansi syariah ini, ada
beberapa sub-prinsip di bawahnya. Prinsip berdasarkan pengukuran dan penyingkapan
terdiri dari aspek zakat, bebas bunga, dan harus halal. Sementara itu dari prinsip berdasarkan
pemegang kuasa dan pelaksananya terdiri dari aspek ketaqwaan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban. Penjelasannya akan dijabarkan secara ringkas sebagai berikut.

1. Berdasarkan Pengukuran dan Penyingkapan


a. Zakat

Zakat dipahami sebagai jumlah harta tertentu yang memiliki sifat wajib untuk
dibayarkan para pemeluk agama Islam guna diberikan pada golongan yang
membutuhkan dan berhak menerimanya. Golongan ini terdiri dari fakir miskin, anak-
anak terlantar, dan sebagainya. Besaran zakat biasanya 2.5% dari pendapatan
tahunan seseorang. Pembayaran zakat ini sudah ditetapkan melalui ketentuan yang
dibuat berdasarkan prinsip syariah. Dalam prinsip syariah berdasarkan pengukuran
dan penyingkapan, penilaian bagian yang hendak dizakati harus tepat dan dibayarkan
sesuai yang dihendaki Al-Quran.

b. Bebas Bunga

Prinsip kedua dalam pelaksanaan akuntansi syariah di Indonesia adalah bebas


bunga. Ketika Anda memiliki akun tabungan di bank syariah, Anda tidak akan
mendapatkan bunga menabung. Berbeda halnya dengan akun tabungan di bank
konvensional yang menawarkan keuntungan dari suku bunga yang ditetapkan.
Keuntungan dari tabungan yang Anda percayakan pada bank tersebut didasarkan
pada kesepakatan. Entitas dengan landasan syariah wajib menghindari pemberian
bunga dari transaksi apapun yang dilakukan karena hal ini dianggap sebagai riba.
Sehingga jika ada keuntungan, kedua belah pihak menyepakati sistem bagi hasil atau
sistem lain yang orientasinya bukan dengan cara pemberian bunga.

c. Halal

Bukan hanya dalam pelaksanaan akuntansi syariah di Indonesia, hampir semua


hal yang dilakukan di Indonesia harus menepati prinsip ini. Prinsip satu ini berusaha
menghindarkan entitas dari pelaksanaan bisnis yang berhubungan dengan hal-hal
yang diharamkan syariah. Secara sederhana, prinsip ini memastikan bahwa
pelaksanaan akuntansi syariah di Indonesia tidak menyeleweng dari aturan yang
sudah ditetapkan apalagi sampai merugikan orang lain. Beberapa tindakan yang
dianggap sebagai hal-hal haram terkait dengan pelaksanaan akuntansi syariah di
Indonesia ini adalah transaksi spekulatif semacam munabadh, najash, serta bai’ al-
gharar.

2. Berdasarkan Pemegang Kuasa dan Pelaksana


a. Ketaqwaan

Prinsip ketaqwaan menunjukkan bahwa pelaksanaan akuntansi syariah di


Indonesia harus mengakui Allah sebagai penguasa tertinggi. Mereka harus yakin
bahwa Allah akan melihat gerak-gerik pada pelaksanaan ini di hari pembalasan serta
membedakan mana yang benar dan salah. Pelaksanaan akuntansi syariah di Indonesia
harus percaya dan memiliki keyakinan mereka harus mendapatkan bimbingan
langsung dari Allah dalam pengambilan keputusan sehingga apa yang mereka
jalankan diberi ridha (direstui).
b. Kebenaran

Prinsip selanjutnya ini merupakan visi adanya kegagalan dan keberhasilan yang
meluas di dunia ini untuk mencapai maslahah. Prinsip kebenaran diyakini dapat
menjaga bahkan memperbaiki hubungan antara manusia dengan Allah maupun
antara sesama manusia. Dalam pelaksanaannya, prinsip ini menjaga agar akuntansi
syariah yang dijalankan berpatok pada asas kebenaran: kebenaran informasi,
kebenaran aturan, dan lain-lain.

c. Pertanggungjawaban

Pelaksanaan akuntansi syariah di Indonesia harus berpatokan pada prinsip bahwa


tanggung jawab dari yang mereka lakukan sekarang adalah kepada Allah dan hal ini
berlaku amanah. Hal ini akan tetap menjaga para pelaksana di dalamnya untuk
berbuat adil kepada semua ciptaan Allah (bukan sekadar pada manusia) serta berani
bertanggung jawab atas apa yang sudah diperbuatnya.

Dari penjabaran prinsip-prinsip tersebut, sebenarnya bisa ditarik 3 (tiga) hal besar
terkait dengan prinsip akuntansi syariah di Indonesia. Prinsip-prinsip pelaksanaannya
tersebut antara lain:

1. Akuntabilitas

Prinsip ini bukan sebuah konsep yang asing dalam hal akuntansi. Dalam pelaksanaan
akuntansi syariah di Indonesia, prinsip ini memiliki keterkaitan dengan konsep amanah
yang mana konsep tersebut adalah transaksi dan hubungan antara manusia dengan Allah
selaku penciptanya. Manusia diyakini diberi tanggung jawab dalam melakukan dan
menunaikan amanah, termasuk dalam pelaksanaan prinsip syariah di lini kehidupan
apapun.

2. Keadilan

Prinsip kedua ini menunjukkan betapa pentingnya etika kehidupan terutama ketika
sudah memasuki persoalan sosial dan bisnis. Manusia diyakini memiliki kemampuan
untuk bersikap adil di setiap segii kehidupannya. Jika dilihat dari sudut pandang
akuntansi, prinsip ini mengacu pada perlakuan yang harus dilakukan dengan sebenar-
benarnya oleh perusahaan.

3. Kebenaran

Prinsip ketiga tidak lepas dari pengertian pada prinsip sebelumnya yaitu prinsip
keadilan. Dalam prinsip keberanan, akuntansi syariah lekat hubungannya dengan perkara
pengukuran dan pengakuan. Diharapkan dengan adanya prinsip ini, akuntansi syariah
yang digunakan perusahaan benar-benar menyediakan informasi, melakukan pengukuran,
mengakui dan melaporkan transaksi sebenar-benarnya.

C. Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi

SyariahPerkembangan ilmu pengetahuan termaksuk system pencatatn yang sudah


masuk pada zaman daulah abbasyiah, sementara dalam kurun waktu yang sama Eropa
berada dalam periode The Dark Ages(Masa Kegelapan). Dari sini, kita dapat melihat
hubungan antara Luca Paciolli dan akuntansi syariah.Pada tahun 1429 angka Arab dilarang
untuk digunakan oleh pemerintah Italia sedangkan pada tahun 1484 M, Paciolli pergi untuk
bertemu dengan temanya Onforio Dini Florence yaitu seorang pedangang yang suka
berpergian ke Afrika Utara. Sehingga diduga Paciollli mendapatkan ide doubel entrytersebut
dari temannya.Alfred Lieber (1968) mendukung pendapat mengenai adanya pengaruh
pedagang Arab terhadap Italia. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Luca Paciolli,
bahwa setiap transaksi harus dicatat dua kali di sisi sebelah kredit dan di sisi sebelah debit,
atau diawali dengan menulis kredit terlebih dahulu kemubian debit. Hal ini memunculkan
dugaan bahwa Paciolli menerjemahkan hal tersebut dari bangsa Arab yang menulis dari sisi
kanan.

D. Sistem Keuangan Syariah


Sistem keuangan syariah bisa disebut sebagai salah satu sistem yang digunakan
dengan mengacu para prinsip Islami dan juga dasar hukum Islam sebagai pedomannya.
Sistem ini digunakan untuk melakukan aktifitas di berbagai bidang saja keuangan yang telah
diselenggarakan oleh lembaga keuangan yang tentunya syariah.
Prinsip dasar syariah yang digunakan oleh sistem keuangan ini berasal dari aturan
yang sudah ditetapkan pada Al Qur’an dan juga sunah yang dipercaya oleh agama Islam.
Larangan yang dilakukan pada sistem keuangan syariah yaitu melarang adanya riba,
perjudian, monopoli, penipuan, gharar, penimbunan barang dll. Oleh karena itu, segala
aktifitas keuangan pada sistem ini harus sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana sudah
diatur melalui Al Qur’an dan sunah.
Pengelolaan yang diterapkan oleh keuangan syariah harus berdasarkan pada prinsip-
prinsip syariah Islam, yaitu:

1. Mengharap Ridha Allah SWT


2. Tujuan yang dicapai berdasarkan atas petunjuk Allah SWT dan Hadits Nabi
Muhammad SAW.
3. Terbebas dari Bunga
4. Bunga atau riba sangat dilarang dan haram hukumnya dalam Al Qur’an.
5. Menerapkan Prinsip Bagi Hasil (sharing)
6. Sektor yang Dibiayai Halal Hukumnya
7. Tidak Ada Investasi Haram

Adapun dalam pelaksanaan sistem keuangan syariah ada 2 hal penting yang harus
kita ketahui yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan Manajemen Keuangan Syariah


a. Perolehan Dana
Kegiatan perolehan dana pada sistem keuangan syariah perlu memperhatikan
beberapa hal berikut ini, seperti mudharabah, sala, murabahah, istishna,
musyarokah, ijarah dan lain lain.

b. Prinsip Investasi
Kegiatan yang kedua yaitu berkaitan dengan prinsip investasi. Jika anda ingin
menginvestasikan uang, kenali dulu prinsip bahwa “fungsi uang sebagai alat tukar
bukan sebagai barang dagangan atau komoditi yang diperjualbelikan”. Investasi bisa
dilakukan melalui lembaga keuangan bank syariah ataupun dilakukan secara
langsung.

c. Penggunaan Dana
Ketiga, kegiatan penggunaan dana harus jelas. Dianjurkan untuk
menggunakan dana dengan tujuan yang jelas dan tidak dilarang oleh syariat Islam,
seperti memenuhi kebutuhan hidup, melaksanakan kewajiban zakat, waqaf, infaq,
shadaqah dan lain lain.

2. Larangan dalam pengelolaan keuangan syariah


Adapun hal yang wajib dihindari dalam pengelolaan Sistem Keuangan Syariah:
a. Riba
Riba berasal dari kata Al-Ziyadah. Sudah tertera di Al Quran bahwa riba dan
shadaqah dipertentangkan, dimana praktik riba yang dapat memberikan keuntungan
secara berlipat ganda dipertentangkan dengan shadaqah yang dinyatakan sebagai
pinjaman kepada Allah yang pasti akan di ganti secara berlipat ganda. Riba sendiri
terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
 Riba Nasi’ah
Riba ini merupakan riba yang muncul karena utang piutang. Seperti
layaknya kartu kredit yang mengenai bunga besar kepada peminjamnya. Selain
itu atas kelebihannya ada yang menyebut riba jahiliyah dimana pengenaan
bunga pada kartu kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya pada waktu yang
sudah ditetapkan sebelumnya.(Baca: Pengertian Piutang Wesel)
 Riba Fadhl
Sedangkan kedua adalah Riba Fadhl dimana riba muncul saat
melakukan pertukaran atau barter. Hal ini terjadi misalnya anda menukarkan
perhiasan perak seberat 50 gram dengan uang perak senilai 10 gram saja.
b. Penipuan
Penipuan terdiri atas 4 yakni penipuan dalam kualitas mencampur barang baik
dan juga buruk, penipuan mengurangi timbangan atau kuantitas. Penipuan yang
memberikan harga terlalu tinggi dan juga penipuan dalam waktu misalnya
menyediakan barang yang seharusnya 200 maka anda hanya bisa menyediakan 100
dan tidak sesuai jani.

c. Perjudian
Judi merupakan salah satu kegiatan yang sudah tertera dalam Alquran dan
diharamkan, dimana permainan ini melibatkan dua orang atau lebih dengan
menggunakan undian untuk bisa menang. Judi diharamkan karena timbulnya
kerugian besar dan menyebabkan perpecahan.

d. Gharar
Jika anda melakukan transaksi yang tidak pasti maka anda termasuk bertransaksi
yang dilarang. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara pihak dan
ada yang merasa dirugikan. Selain itu anda juga akan mengalami hal yang
mengurangi kepercayaan dan lainnya.

e. Penimbunan Barang
Penimbunan sering dilakukan oleh para pedagang jika mengalami kelangkaan
barang atau kesulitan barang. Jika anda adalah pedagang, maka jika anda memiliki
banyak barang yang bisa dijual maka penimbunan merupakan transaksi yang
dilarang karena akan banyak orang yang mengalami kesulitan karena mencari
kebutuhan barang tersebut. Di Indonesia sempat mengalami penimbunan barang
diantaranya ketika gas elpiji mengalami kesulitan untuk dicari, padi yang harus
menunggu impor dan harga beras mahal dan lainya.(Baca: Pencatatan Transaksi
Keuangan )

f. Suap
Suap merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh banyak masyarakat tanpa
sadar. Padahal suap adalah hal yang dilarang, mereka melakukan berbagai hal
dengan mengharapkan imbalan. Selain itu, mereka yang melakukan suap terbiasa
mensingkirkan keadilan untuk melakukan sesuatu dan hal tersebut menimbulkan
bahaya. Seperti hilangnya hukum dan peraturan, serta tidak adanya lagi orang
melakukan berbagai hal dengan jujur

Anda mungkin juga menyukai