Anda di halaman 1dari 27

,

WALIKOTA SURAKARTA
PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA
NOMOR : ~tl i"~N Q.O'~
TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 7 TAHUN 2008


TENTANG 1

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA


NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN SARANA
DAN TENAGA BIDANG KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURAKARTA,

Menimbang a. bahwa agar pelaksanaan pemberian perizinan


pelayanan kesehatan dapat berjalan lancar ~an
optimal maka perlu menata kembali perubahan
ketentuan mengenai perizinan sarana dan terlaga
bidang kesehatan;

b. bahwa
. berdasarkan pertimbangan sebagaimana
,
dlmaksud dalam hurnf a, periu J:!1enetap~an
Peraturan Walikota tentang Perubahan Atas
Peraturan
. Walikota Nomar 7 Tahun 2008 ten tang
,
PetunJuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 3 Tahun 2007 tenfu.ng
Perizinan Sarana dan Tenaga Bidang Kesehatdn;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 ten~ng


Pembentukan Daerah-Daerah Kota Sesar Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat Dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1FSO
Nomor 45) 1_

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,· Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Notnor
3209);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentanK


Perlindungan Konsumen (Lembaran Negarei'
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 142,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3821);

4.Undang-Undang ...
2

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah beberapakali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 ten tang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844); I

6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah sakit ((Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nemor
5072);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980


tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotik (Lemba'ran
Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor
40, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3169);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
ten tang Pelaksanaan Kitab Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3258); I
11. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1,988
tentang Masa Bakti Dan Praktik Dokter Dan
Dokter Gigi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor I, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3366);

12.Peraturan ...
3

12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996


ten tang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 149,
Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637); I

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007


tentang Pembagian Urusan Pemerintah An~ara
Pemerintahan Daerah Propinsi !pan
Pemerintahan Daerah KabupatenjKota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Ta~un
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737); I

14. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009


ten tang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 N0l"0r
124, Tambahan Lembaran Negara Repuflik
Indonesia Nomor 50441;
15. Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Surakarta
Nomor 2 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Pemberian Ijin Tempat Usaha (Lembaran Daebh
Kota Surakarta Tahun 1983 Nomor 7 Seri B
Nomor 2); I

16. Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Surakarta


Nomor 3 Tahun 1988 tentang Penyidik Peg~wai
Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta
(Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 1988
Nomor 9 Seri D Nomor 9); I

17. Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Surakarta


Nomar 14 Tabun 1998 tentang Retribusi ~zin
Gangguan (Lembaran Daerah Kota Surakarta
Tahun 1999 Nomor 10 Seri B Nomor 4); I

18. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomoti 3


Tahun 2007 ten tang Perizinan Sarana IDan
Tenaga Bidang Kesehatan (Lembaran Dael'rah
Kota Surakarta Tahun 2007 Nomor 3);
19. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomo~ 6
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Surakarta . (Lemb~ran I
Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nom0'i 6)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan ,
Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2pll
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tent~ng
,
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
I
Surakarta (Lembaran Daerah Kota surakfta
Tahun 2011 Nomor 14); .

20.Peraturan ...

\
4

20. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomo~ 8


Tahun 2009 tentang Bangunan (Lembaran
Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 Nomor 91;

Memperhatikan
1. Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik
Indonesia Nomor 1189 A/MENKES/SK/X/1999
tentang Wewenang Penetapan Izin di Bid~ng
Kesehatan; . I

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


IndonesIa· Nomor '
1363/MENKES/SK/2001
tentang Izin Praktik Fisioterapis;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


· ,
IndonesIa Nomor 1392/MENKES/SK/XlI/2001
ten tang Izin Kerja Perawat Gigi; I

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


· ,
IndonesIa Nomor 544/MENKES/SK/VI/2002
tentang Izin Kerja Refraksionis Optisien; I

5. Keputusan Menteri· Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002
ten tang Perubahan Atas Peraturan Merited
Kesehatan Republik Indonesia Nomar
922/ MENKES/ PER/ X/ 1993 ten tang Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1424/MENKES/SK/XI/2002
ten tang Pedoman Penyelenggaraan Optikal;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 715/MENKES/SK/V /2003
tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasabogk.;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomar 1184/MENKES/PER/X/2004
tentang Pengamanan Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga; I

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Namor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 867/MENKES/PER/VIII/2004 tenfung
Praktik Terapis Wicara;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 367 /MENKES/PER/V /2006 ten1;ang
Registrasi dan Izin Kerja Radiografer; I

12.:peraturan...
5

12.
~~~~ran ~6el/t~~~~~e~i~~/~~~~k [n~~~tb:
Registrasi Tenaga Kesehatan; I

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.02.02/MENKES/148/1/2010 tentang
izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat; I

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 411/MENKES/PER/Ill/2010 tentlmg
Laboratorium Klinik; . I

15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1464/MENKES/Per/X/2010 tentang [zin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan; I

16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 tentimg
Klinik; I

17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 889/MENKES/PER/V /2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kesehatan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2052/MENKESjPER/X/2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 7


TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3
TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN SARANA DAN
TENAGABIDANG KESEHATAN.

BAB I

KETENTUANUMUM

Pasa! 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :'


1. Daerah adalah Kota Surakarta,
2. Wa!ikota ada!ah Walikota Surakarta.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sura arta
yang selanjutnya disebut DPRD Kota Surakarta
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah setlagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4.Pemerintah ...
6

4. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat


daerah sebagai unsur penyelenggara pemerind.han
daerah. I

5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan


urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
DPRD menurut asas otonomi 'dan rugas
pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud d~arn
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
6. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
7. Badan adalah sekumpulan orang dan! atau ~odal
yang merupakan kesatuan baik yang melakUkan
usaha maupun yang tidak melakukan usaha ~ang
berkompetensi di bidang kesehatan.
8. Perizinan Sarana dan Tenaga Bidang Kesehktan
adalah bentuk perizinan yang diberikan pemerintah
kepada penyelenggara sarana dan tenaga biclang
kesehatan.
9. Izin adalah izin praktik, izin kerja, rekomendasi dan
sertifikat yang diberikan oleh Walikota atau pejabat
yang ditunjuk, kepada perorangan/badan hukum
untuk dapat menjalankan usahajpekerjaannya di
bidang Kesehatan dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
10. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
11. Penyelenggara Kesehatan adalah perorangan atau
badan hukum yang melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
12. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang ,
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui
pendidikan kesehatan untuk jenis tert~ntu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. I

13. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan peror,,:,/gan
yang menyediakan pelayanan medis dasar danjatau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari fatu
jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis.

14.Laboratorium...

\
7

14. Laboratorium Klinik adalah Laboratorium kesehatan


yang melaksanakan pelayanan pemerikkaan
spesimen klinik untuk mendapatkan infortnasi
tentang kesehatan perorangan terutama uhtuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
15. Pengobatan Tradisional (batra) adalah pengobatan
dan atau perawatan dengan cara, ohat I dan
pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman,
ketrampilan turun temurun, dan latau
pendidikanjpelatihan, dan ditetapkan sJsuai
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
16. Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyalhran
sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. I

17 Apotik RakYat adalah sarana kesehatan tempat


dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dirlIana
dilakukan penyerahan obat dan perbekalan
kesehatan, dan tidak melakukan peracikan.
18. Pedagang Eceran Obat adalah orang atau badan
hukum yang memiliki izin untuk menyimpan obat-
obat bebas dan obat-obat bebas terbatas (daftar W)
untuk dijual secara eceran di tempat tertentu
sebagaimana tercantum dalam surat izin.
19. Toko Alat Kesehatan adalah badan hukum, badan
usaha atau perorangan yang diizinkan menjual
eceran alat kesehatan yang tidak dapat
menimbulkan bahaya dan penggunaannya fidak
memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
20. Optikal adalah sarana kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan mata
dasar, pemeriksaan refraksi serta pelayanan
kacamata koreksi danl atau lensa kontak. I

21. KEnik Kecantikan adalah setiap usaha komersial


yang ruang lingkup kegiatannya menyedi~kan
tempat dan fasilitas untuk perawatan kecantikan
dengan menggunakan cara, perawatan dan
kosmetik secara tradisional maupun modern dan
dilakukan oleh tenaga medis.
22. Praktek kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap
pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. I
23. Surat Tanda Registrasi dokter I dokter gigi yang
selanjutnya disebut STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada
dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi.
24.Surat...

\
8

24. Surat Izin Praktik dokterjdokter gigijdokter


spesialisjdokter gigi spesialis yang selanjutnya
disebut SIP drjdrgjdrspjdrgsp adalab bukti te~tulis
yang diberikan dinas kesehatan kepada
dokterjdokter gigijdokter spesialisjdokter I gigi
spesialis yang akan menjalankan praktik kedokteran
setelah memenuhi persyaratan
25. Praktek Perorangan adalab penyelenggaraan
pelayanan medis oleh dokter umum atau dokter gigi
atau dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
dengan atau tanpa menggunakan penunjang medik.
26. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus I dari
pendidikan bidan yang telah terigistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. I

27. Surat Izin Kerja Bidan yang selanjutnya disebut


SIKB adalab bukti tertulls yang diberikan kepada
Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan ..
28. Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disebut
SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
Bidan yang sudah memenuhi peryaratan untuk
menjalankan praktik bidan mandiri.
29. Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan perawat baik didalam mal.).pun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
30. Perawat Gigi adalah seseorang yang telah 1u1us
pendidikan perawat gigi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
31. Fisioterapis adalah seseorang yang te1ah lulus
pendidikan fisioterapi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang ber1aku.
32. Terapis Wicara adalah seseorang yang telah Lulus
pendidikan terapis wicara baik di dalam maupun di
1uar negeri sesuai dengan ketentuan perathran
perundangan yang berlaku. I

34. Ah1i Gizi ada1ah seseorang yang ,berdasarkan


pendidikan gizi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku. I

35. Pekerjaan kefarmasian ada1ah pembuatan termasuk


pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian k.tau
penyaluran obat, penge101aan obat, pe1ayanan ,cbat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat' dan obat
tradisional.
36.Tenaga ...
9

36. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan


pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker
dan Tenaga teknis Kefarmasian.
37. Apoteker adalah SaJjana farmasi yang telah lulus
Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker.
38. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan
kefarrnasian, yang terdiri atas Sarjana farmasi, ahli
madya farmasi. Analis Farmasi dan Tenaga
Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker.
39. Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya
disingkat STRAadalah bukti tertulis yang diberikan
oleh Menteri kepada Tenaga teknis Kefarmasian.
40. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disebut
SIPA adalah Surat lzin yang diberikan kepada
Apoteker untuk dapat melaksanakan praktik
kefarmasian pacta fasilitas pelayanan kefarmasian.
41. Surat Izin Kerja Apoteker, yang selanjutnya
disingkat SIKA adalah surat izin praktik yang
diberikan kepada Apoteker untuk dapat
melaksanakan pekerjaan kefarmasian pacta fasilitas
produksi atau fasilitas distribusi atau penyaluran.
42. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian, yang
selanjutnya disebut SIKTTK adalah surat izin
praktik yang diberikan kepada tenaga teknis
Kefarmasian untuk dapat melaksanakan pekerjaan
pacta fasilitas kefarmasian.
43. Organisasi profesi adalah organisasi tempat
berhimpun para Apoteker di Indonesia.
44. Refraksionis Optisien adalah seseorang yang telah
lulus pendidikan refraksionis optisien minimal
program pendidikan diploma, baik di da1am maupun
di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
45. Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan
Akademi Penata Rontgen, Diploma 1II Radiologi,
Pendidikan Ahli Madya/ Akademi/Diploma III Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi yang telah memiliki
ijasah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
46. Rekomendasi adalah surat keterangan yang
dikeluarkan dari Dinas Kesehatan sebagai
kelengkapan administrasi perizinan.

47.Rumah ...
10

47. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. I

48. Perusahaan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga


I
adalah perorangan atau badan hukum atau badan
usaha yang memproduksi atau menyalurkan lalat,
bahan, atau campuran untuk pemeliharaan dan
perawatan kesehatan untuk manusia, h wan
peliharaan, 1
Tumah tangga dan tempat-tempat
umum. I

49. Surat Keterangan Laik Sehat adalah surat


keterangan yang diberikan aleh dinas uhtuk
menyatakan kondisi yang memenuhi persyatatan
kesehatan. I

50. Depot Air Minum lsi Ulang adalah usaha perorangan


atau barlan usaha yang melakukan kegiatan
pengisian ulang air minum yang memenuhi
persyaratan kesehatan untuk masyarakat.
51. Jasa Boga adalah perusahaan atau perorangan yang
. melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang
disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan.
52. Jasa Boga Golongan A adalah jasaboga yang
melayani kebutuhan masyarakat umum.
53. Jasa Boga Golongan B adalah jasaboga yang
melayani kebutuhan masyarakat khusus untuk:
a. Asrama penampungan jamaah haji;
b. Asrama transito atau asrama lainnya;
c. Perusahaan;
d. Pengeboran lepas pantai;
e. Angkutan umum dalam negeri; dan
f. Sarana Pelayanan Kesehatan.

54. Usaha Kolam Renang adalah usaha bagi umum


yang menyediakan tempat untuk mandi, berekr~asi,
berolahraga, serta jasa pelayanan lainnya
menggunakan air bersih yang telah diolah.
55. Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan urtuk
menyediakan jasa pelayanan penginapan, yang
dikelola secara komersial. I

56. Restoran adalah usaha jasa pangan bertempat di


sebagian atau seluruh bangunan yang permJnen
dilengkapi dengan peralatan dan perlengk4pan
untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian,
dan penjualan makan dan minuman bagi umum di
tempat usahanya.
57.Rumah ...
11

57. Rumah Makan adalah usaha komersial yang ruang


lingkup kegiatannya menyediakan hidangan
makanan dan minuman di tempat usahanya.
58. Pengelolaan Pestisida adalah kegiatan yang meliputi
pembuatan, pengangkutan, penyimpG\nan,
peragaan, penggunaan ldan
pembuanganj pemusnahan pestisida. '
59. Industri Rumah Tangga Pangan adalah perus aan
pangan yang memiliki tempat usaha ditempat
tinggal dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis.
60. Organisasi Profesi adalah organisasi yang mewadahi
profesi di bidang kesehatan.
61. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan
ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan
dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi, dan. menetapkan
sanksi.

62. Tim Perizinan Bidang Kesehatan adalah tim yang


dibentuk oleh Kepala dinas yang bertugas
memeriksa kelayakan sarana kesehatan sebelum
izin diterbitkan.

Pasal 1
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Nomar 7
Tahun 2008 ten tang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Perizinan Sarana dan Tenaga Bidang Kesehatan (Lembaran
Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor 13), diubah
sebagai berikut:

1.Ketentuan Pasal 3 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d


huruf f, huruf i dan huruf m dihapus serta ditarnbah
sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:

Pasal3

Bentuk sarana kesehatan yang diberi izin penyt;:lenggaraan


sebagaimana terse but dalam Pasal 2 huruf a yaitu :
a. Dihapus;
b. Dihapus;
c. Dihapus;
d. Dihapus;
e. Laboratorium Klinik;
f. Dihapus
g. Pengobatan Tradisional (Battra);
h. Apotik;
i. Dihapus;
j.Pedagang ...
12

J. Pedagang Eceran Obat;


k. Toka Alat Kesehatan;
l. Optika!;
m. Dihapus;
n. Rumah Sakit;
o. Klinik; dan
p. Usaha Pemberantasan Hama.

2. Ketentuan Pasal 4 ditambah huruf h, dan huruf 1


sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut: .

Pasa!4

Tenaga Kesehatan yang diberi izin praktik sebagailana


terse but da!am Pasal 2 huruf b yaitu :
a. Praktik dokter umum/ dokter gigi;
b. Praktek dokter spesialisj dokter gigi spesialis;
c. Bidan;
d. Perawat;
e. Fisoterapis;
f. Terapis Wicara;
g. Ahli Gizi.
h. Apoteker; dan
1. Okupasi terapi.

3. Ketentuan Pasa! 5 huruf b diubah, sehingga Pasal 5


huruf b berbunyi sebagai berikut:

Pasa! 5

Tenaga Kesehatan yang diberi izin kerja tenaga kesehatan


sebagaimana terse but dalam Pasal 2 hUTUfc yaitu :
a. Apoteker;
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
c. Refraksionis Optisien;
d. Perawat dan perawat gigi;
e. Radiografer;
f. Ahli Gizi.

4. Ketentuan Pasal 6 hurnf a, hurnf b, hUTUf c, dan hlfrur


k dihapus dan huruf e diubah sehingga Pasa! 6
berbunyi sebagai berikut:

Pasal6

Rekomendasi sebagaimana terse but dalam Pasal 2 hurnf d


diberikan kepada :
a. Dihapus;
b. Dihapus;
c. Dihapus;

d.Perusahaan ...
13

d. Perusahaan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;


e. Depot Air Minum;
f. Jasa Boga;
g. Kolam Renang;
h. Hotel;
i. Restoran;
J. Rumah Makan;dan
k. Dihapus.

PasaJ 7

Sertifikat sebagaimana terse but daJam PasaJ 2 angka e


adaJah sertiftkat yang diberikan kepada
pengelola/penanggung jawab industri rumah tangga yang
memproduksi pangan.

BAB III

TATACARADAN SYARAT-SYARATMEMPEROLEH
IZIN SARANAKESEHATAN

Bagian Kesatu
Tata Cara Memperoleh Izin Sarana kesehatan

5. Ketentuan Pasal 8 ayat (6) dihapus, sehingga PasaJ 8


berbunyi sebagai berikut:

PasaJ 8

(I) Setiap penyelenggaraan sarana kesehatan wajib


memenuhi persyaratan tertentu.

(2) Permohonan izin penyelenggaraan untuk pertarna


kaJi pemohon mengajukan permohonan kepada
Walikota melalui Kepala Dinas dengan mengisi
formulir persyaratan yang tersedia sesuai dengan
jenis sarananya sebagaimana tersebut pacta
Lampiran.

(3) Setiap permohonan yang telah memenuhi


persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (21. dilakukan pemeriksaan lokasi oleh
Tim.

(4) Tim setelah melakukan pemeriksaan lokasi membu at


laporan kepacta Kepala Dinas dengan berita acara. 1

(5) Laporan hasil pemeriksaan diserahkan ke bagian


administrasi untuk diproses penerbitan izin
penyelenggaraan sarana kesehatan.

(6) Dihapus.
14

(7) Bagi sarana kesehatan yang tidak memenuhi


persyaratan teknis diberi waktu paling lambat 2
minggu untuk melengkapinya.

Bagian Kedua
Syarat-syarat Izin Sarana Kesehatan

6. Ketentuan Paragraf 1 dihapus.


7. Ketentuan Paragraf 2 dihapus.
8. Ketentuan Paragraf 3 dihapus.
9. Ketentuan Paragraf 4 dihapus.
10. Ketentuan Paragraf 5 dihapus.
11. Ketentuan Paragraf 6 Pasal 14 huruf d, huruf e,
diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Paragraf6
Laboratorium Klinik

Pasal 14

Syarat penyelenggaraan Laboratorium Klinik:


a. Surat perrnohonan kepada Walikota melalui
Kepala Dinas (Fo.I.6);
b. Fotocopy KTP(bagi pemohon perorangan);
c. Fotocopy Akte notaris pendirian yayasanjbadan (bagi
pemohon yayasanjbadan);
d. Data tempat usaha
1. Fotocopy izin HO;
2. Fotocopy 1MB;
3. Fotocopy surat keterangan status tanah dan
bangunan;
4. Gambar denah lokasi dan denah bangunan
5. Fotocopy keterangan penggunaan listriki
e. Dokumen UKL-UPL;
f. Identitas Penanggung Jawab Teknis:
1. Fotocopy ijazah minimal dokter umum;
2. Fotocopy sertifikat pelatihan teknis dan manajemen
laboratorium (yang dikeluarkan oleh Organisasi
profesi patologi klinik dan institusi pendidikan
kesehatan bekerjasama dengan Kementerian
Kesehatan;
3. Fotocopy Surat Izin Praktek dokter di laboratorium
klinik;
4. Pernyataan dokter penanggungjawab diatas
kertas bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah)
tentang kesanggupan menjadi penanggungja~ab
teknis, tidak menjadi penanggung jawab pkda
laboratorium kesehatan lain.
g. Identitas tenaga dan administrasi :
1. Tenaga analis kesehatan (minimal 2 orang
melampirkan Fotocopy STR Analis Kesehatan);
2. Tenaga administrasi (minimal 1 (satu));

3.Surat ...
15

3. Surat keterangan sehat dari dokter;


4. Surat pernyataan kesanggupan masing-masing
pelaksana harian;
5. Surat pernyataan pemilik diatas kertas bermaterai
Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) ten tang
kesanggupan menyelenggarakan pemantapan mutu
internal, mengikuti akreditasi, membantu program
pemerintah dibidang pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
h. Daftar peralatan laboratorium;
1. Daftar perlengkapan keselarnatan laboratorium;
J. Daftar kemampuan pemeriksaan;
k. Gambar denah lokasi dan bangunan (dengan Skala 1:
100)
1. Ruang tunggu.
2. ruang pengambilan sampel.
3. ruang administrasi.
4. ruang kerja.
5. we untuk pasien.

12.Ketentuan Paragraf 8 Pasal 16 huruf a angka 7 diubah,


huruf a angka 16 dihapus, huruf e dihapus, sehingga
Pasal 16 berbunyi sebagai berikut:

Paragraf 8
Apotik

Pasal 16

Syarat penyelenggaraan Apotik :


a. Apotik Baru
1. Surat permohonan yang ditujukan kepada
Walikota melalui Kepala Dinas (asli bermaterai
Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) (Fo.l.8.1);
2. Salinan/Fotocopy Surat Tanda registra.si Apoteker
(STRA);
3. Apoteker, Surat Sumpah Apoteker dan
Salinan/Fotocopy ijazah Apoteker Surat Sumpah
Apoteker;
4. Salinan/Fotocopy KTP dan surat pernyataan
tempat tinggal secara· oyata asH bermaterai
Rp6.000,00 (enam ribu rupiah);
5. Denah bangunan apotik dan den.ah situasi
apotik terhadap apotik lain;
6. Surat status bangunan dalam bentuk akte
(hak milik/sewa/kontrak); I
7. Daftar Tenaga Kefarmasian:
a. Apoteker Pendamping (melampirkan Fotocopy
STRA, Ijazah Apoteker, Surat Sumpah Apoteker
dan Lolos Butuh bila berasal dari luar
Surakarta) ;

b.Daftar ...
16

b. Daftar Tenaga Teknis Kefarmasian (nama,


alamat. tanggal luJus dan No STR TIK)
lampirkan: fotoeopy ijazah TIK. Fotoeopy STR
TIK);
8. Daftar alat perJengkapan apotik seeara terperinei;
9. Surat pemyataan dari Apoteker PengeJola Apotek
bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan
farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola
Apotek di apotik lain asli bermaterai Rp6.000.00
(enam ribu rupiah);
10. Surat ijin atasan (bagi pemohon PNS, anggota
ABRl, dan karyawan instansi pemerintah lainnya);
11. Fotoeopy Akte peIjanjian keIjasama Apoteker
PengeJola Apotek dengan Pemilik Sarana
Apotek;(notaris)
12. Surat pernyataan Pemilik Sarana Aj:>otektidak
terlibat pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang obat asli bermaterai
Rp6.000.00 (enam ribu rupiah);
13. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari
Rumah Sakit Pemerintah untuk melaksanakan
tugas Apoteker;
14. 1..0105butuh dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
(bagi pemohon yang pindah dari propinsi Jainj;
15. Daftar kepustakaan wajib Apotik;
16. Dihapus.

b. Apotik pindah lokasi


1. Surat permohonan yang ditujukan kepada
Walikota melalui Kepala Dinas (Fo.1.8.2);
2. Salinan/fotoeopy Surat Tanda Registrasi Apoteker
(STRA);
3. Asli dan salinan/fotoeopy Surat ljin Apotik lama;
4. Asli dan salinan / fotoeopy surat keterangan dari
instansi yang berwenang tentang ganti alamat;

e. Apotik ganti Apoteker Pengelola


1. Surat permohonan yang ditujukan kepada
Walikota melalui Kepala Dinas (F.1.8.3);·
2. Fotoeopy Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA);
3. Fotoeopy ijazah Apoteker/ Sumpah Apoteker;
4. Fotoeopy KTP dan surat pemyataan tempat tinggal
seeara nyata asli bermaterai Rp6.000,OO (enam ribu
rupiah);
5. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek
bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan
farrnasi lain dan tidak menjadi' Apoteker
PengeJola Apotek di apotik lain asli bermaterai
Rp6.000,OO (enam ribu rupiah);
6. Surat ijin atasan (bagi pemohon PNS. anggota
ABRI, dan karyawan instansi pemerintah lainnya);

7.Surat ...

17

7. Surat pernyataan tidak keberatan dari


Apoteker Pengelola Apotek lama tentang
pergantian Apoteker Pengelola Apotek asli
bermaterai Rp6.000,OO (enam ribu rupiahl;
8. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola
Apotek dengan Pemilik Sarana Apotek;
9. Surat keterangan kesehatan fisik dan mental dari
Rumah Sakit Pemerintah untuk melakSantan
tugas Apoteker;
10. Lolos butuh dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
(bagi pemohon yang pindah dari propinsi lain);
11. Asli dan fotocopy Surat Ijin Apotik lama.

d. Pergantian nama apotik:


1. Surat permohonan yang ditujukan Walikota melalui
Kepala Dinas(F.I.8.4);
2. Fotocopy Surat Tanda Registrasi Apoteker (SIPA);
3. Surat Ijin Apotik lama Asli.

e. Dihapus

13. Ketentuan Pasal 17 huruf f diu bah, serungga Pasal 17


berbunyi sebagai berikut:

Pasal 17

Syarat penyelenggaraan Pedagang Eceran Obat (Toko


Obat) :

a. Permohonan kepada Walikota melalui Kepala Dinas


(Fo.I.9);
b. Fotocopy KTP (bagi pemohon perorangan);
c. Fotocopy Akte notaris pendirian yayasanjbadan (bagi
pemohon yayasanjbadan);
d. Fotocopy surat keterangan status tanah dan
bangunan (hak milikjsewajkontrak);
e. Gambar denah lokasi dan denah bangunan;
f. Identitas penanggungjawab:
1. Fotocopy ijazah Tenaga Teknis Kefarmasian yang
diakui oleh DepKes R1;
2. Fotocopy Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis
Kefarmasian ;
3. Fotocopy KTP /Keterangan domisili di Surakarta;
4. Surat ijin atasan (bagi penanggung jawab PNS,
anggota ABRI. dan karyawan instansi pemerintah
lainnya);
g. Surat pernyataan penanggung jawab diatas kertas ,
bermaterai Rp. 6.000,- ten tang kesanggupan menjadi
penanggung jawab teknis dan akan tunduk pada
peraturan perundangan yang berlaku;

h.Surat ...
18

h. Surat pernyataan pernilik diatas kertas bermaterai Rp.


6.000.00 (enam ribu rupiah) bahwa tidak
sedang/ pernah terlibat dalam pelanggaran perundang-
undangan dibidang obat;
I. Daftar rencana obat yang akan dijual;
J. Rekomendasi dari Puskesmas;
k. Rekomendasi dari Gabungan Pengusaha Farmasi
Bidang Toko Obat.

14. Diantara bagian Kedua dan Ketiga, disisipkan 2


Paragraf 3 Pasal yaitu 19A, 19B dan 19C sehingga
berbunyi sebagai berilrut:

Paragraf llA
Rumah Sakit

Pasal 19A

Syarat izin mendirikan Rumah Sakit


a. Studi kelayakan;
b. Master plan;
c. Status kepemilikan (berbentuk badan hUkum);
d. lzin Gangguan (HOI;

e. Persyaratan Pengelolaan Limbah sestial ketentuan


peraturan perundang-undangan;
f. Sertifikat Tanah;
g. Penamaan;
h. Izin Mendirikan Bangunan (1MB).

Pasal19B

Syarat Izin Operasional Rumah sakit


a. Surat permohonan pemilik dengan materai Rp6000,OO;
b. Surat pernyataan pemilik bahwa sanggup mentaati
ketentuan dan peraturan yang berlakt:.t dibidang
kesehatan;
c. Surat pernyataan dari pemilik bahwa sanggup
membuat dan mengirim laporan Rumah Sakit ke Dinas
Kesehatan Kota Surakarta;
d. Dokumen UKL-UPL;
e. Fotocopy izin HO;
f. Fotocopy 1MB;
g. Sttuktur organisasi disyahkan Direktur Rumah sakit;
h. Daftar ketenagaan medis, paramedis dan non medis;
i. Data kepegawaian direktur:
1. Fotocopy STR yang masih beriaku;
2. Fotocopy SIP di Rumah sakit;
3. Fotocopy Surat penugasan sebagai Direktur oleh
pemilik;
4. Surat pernyataan tidak keberatan sebagai Direktur
dan penanggung jawab RS bermaterai Rp6.000,00
(enam ribu rupiah);

j.Data ...
19

J. Data Kepegawaian dokter:


1. Fotocopy STRyang masih berlaku;
2. Fotocopy SIP di Rumah sakit;
3. Fotocopy Surat Pengangkatan sebagai dokter di RS
dari Pemilik (untuk dokter puma waktu);
4. Fotocopy Surat Ijin atasan langsung untuk tenaga
part time.
k. Data kepegawaian tenaga kesehatan dilengkapi dengan
fatocopy STR masing-masing tenaga kesehatan;
1. HasH pemeriksaan air minum (6 bulan terakhir);
m. Daftar inventaris medis, penunjang medis dan non
medis; I
n. Daftar tarif pelayanan medik disyahkan oleh direktur
Ruroah sakit;
o. Daftar isian untuk mendirikan Ruroah sakit;
p. Denah-denah:
1. Situasi Rencana tapak (siteplan) dan Master plan;
2. Denah bangunan (1 : 200); I
3. Denah Jaringan listrik;
4. Denah air dan air limbah.
q. Fotocopy Sertifikat Tanah;
r. Fotocopy Izin Mendirikan Rumah Sakit.

Paragraf 11B

Klinik
Pasal19C

Syarat izin penyelenggaraan klinik:


a. Permohonan kepada Walikota (Fo.1.1);
b. Fotocopy KTP (bagi pemohon perorangan);
c. Fotocopy Akte notaris pendirian harlan usaha (bagi
pemohon yayasan/badan);
d. Data tempat usaha :
1. Fotocopy Izin HO/Izin Gangguan;
2. Fotocopy surat keterangan status tanah dan
bangunan;
3. Gambar denah lokasi dan denah bangunan;
4. Dokumen UKL-UPL.
e. Daftar peralatan medis dan non mews;
f. Daftar ketenagaan dan struktur organisasi;
1. Minimal 2 (dua) orang Dokter dan/atau dokter gigi
2. Bila klinik buka 24 jam wajib menyediakan dokter
serta tenaga kesehatan lain sesuai kebu:uran
(untuk klinik utama : minimal 1 (satu) orang doKter
spesialis dati masing-rnasing spesialis sesuai jrlnis
pelayanan);
3. Tenaga Keperawatan;
4. Tenaga Kefarmasian;
5. Tenaga Kesehatan lain sesuai pelayanan (jurrjlah
tenaga disesuaikan dengan jenis dan waktu
pelayanan) .

g.Daftar ...
20

g. Daftar tarif;
h. Daftar pelayanan;
I. Rekomendasi Puskesmas;
J. Identitas Penanggung Jawab:
1. Fotocopy STR drjdrgjdrspjdrgsp;
2. Fotocopy SIP dokter di klinik;
3. Surat Pengangkatan dokter penanggungjawab oleh
pemilik
k. Pemyataan dokter penanggungjawab
1. Sanggup menjadi dokter penanggungjawab
2. Sanggup melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undan'gan yang
berlaku;
3. Sanggup membina peran serta masyarakat setempat
daJam pembangunan kesehatan dilingkungannya.
1. Identitas pelaksana:
1. Fotocopy STR dokter j dokter gigij dokter spesialis,
dokter gigi spesiaJis;
2. Fotocopy SIP dokter (bagi dokterjdokter gigijdokter
spesialis, dokter gigi spesialis);
3. Fotocopy Surat Tanda Registrasi Perawat;
4. Fotocopy Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis
Kefarmasian;
5. Fotocopy Surat Tanda Registrasi Fisioterapis;
6. Surat pernyataan kesanggupan masing-masing
pelaksana.
m. Bila menyediakan sarana kefarmasian. (instalasi
farmasi) wajib menyediakan tenaga apoteker dengan
kelengkapan fotocopy STRA;
n. Pengelolaan kefarmasian clapat dibantu dengan tenaga
teknis kefarmasian dengan melampirkan STRTIK.

IS. Ketentuan Paragraf 12 PasaJ 20 dihapus.


16. Ketentuan Pasa! 22 ayat (4) dihapus, sehingga Pasa! 22
berbunyi sebagai berikut:

Paragraf2
Praktik Tenaga Kesehatan

Pasa!22

(I) Setiap tenaga kesehatan yang melaksanakan praktik


wajib memasang papan nama;
(2) Papan nama praktik minimal memuat nama, jenis
praktik dan nornor izin.
(3) Papan nama dipasang pada tempat yang mudah
terbaca didalam persilnya sendiri.
(4) Dihapus

SABIV
21

BABIV

TATACARADAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH 12IN
PRAKTIKTENAGAKESEHATAN

Bagian Kesatu
Tata Cara Izin Praktik Tenaga Kesehatan

Paragraf 1
Tenaga Medis

17.Ketentuan Pasa! 23 huruf d dihapus, sehingga Pasal 23


berbunyi sebagai berikut:

Pasa!23

Izin praktik dokterJdokter gigiJ dokter spesialisJdokter


gigi spesialis:

18.Diantara Pasa! 25 dan Pasa! 26 disisipkan 3 Pasal 25A,


Pasa! 25B dan Pasa! 25C sehingga berbunyi sebagai
berikut:

Pasal25

SIP bagi dokter dan dokter gigi dapat berupa SIP dokter,
SIP dokter gigi, SIP dokter spesia!is, SIP dokter gigi
spesialis, SIP dokter spesialis konsultan, SIP dokter gigi
spesialis konsultan

Pasa!25A

SIP bagi dokter peserta program internsip berupa SIP


Internsip dengan kewenangan yang sarna dengan dokter

Pasa!25B

SIP bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis


(PPDS) atau peserta Program Pendidikan Dokter Gigi
Spesialis (PPDGS) berupa SIP dokter atau SIP dokter gigi
dengan kewenangan sesuai kompetensi yang ditetapkan
oleh Ketua Program Studi (KPS)

Pasa!25C

SIP bagi peserta program dokter dengan kewenan~an


tambahan yang memperoleh penugasan khusus di fasilitas
I
pelayanan kesehatan tertentu berupa SIP dokter dengan
kewenangan sebagaimana tercantum dalarn surat
keterangan kompetensi yang dikeluarkan oleh Kolegium

19.Ketentuan ...
22

19.Ketentuan Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai


berilrut:

Pasal26

Untuk memperoleh SIP dokterjdokter gigi yang kedua Idan


ketiga, dokter dan dokter gigi yang bekerja disa~ana
pelayanan kesehatan pemerintah dan sarana pelayaran
kesehatan yang lain secara purna waktu harus
melampirkan surat persetujuan dari atasan langsting
dimana dokter dan dokter gigi dimaksud bekerja.

20.Ketentuan Pasal 42 ayat (I) ditambah huruf e, dan


diantara Pasal 42 dan Pasal 43 disisipkan 1 Pasal ykitu
Pasal 42A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kedua
Syarat - Syarat Izin Praktik Tenaga Kesehatan

Paragraf 1
DokterjDokter GigijDokter Spesialisj
dokter gigi Spesialis

Pasal42

(1) Syarat Surat Izin Praktek dokterjdokter gigijdokter


spesialisl dokter gigi spesialis :
a. Fotocopy Surat Tanda Registrasi Dokter atau Surat
Tanda Registrasi Dokter Gigi yang diterbitkan dan
dilegalisir asH oleh Konsil Kedokteran Indonesia
yang masih berlaku;
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik atau
surat keterangan dari sarana pelayanan kesehatan
sebagai tempat praktiknya;
c. Surat Rekomendasi dari Organisasi Profesi Cabang
Surakarta; I
d. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 sebany~k 2
(dual lembar; . I
e. Surat persetujuan dari atasan langsung bagi dO~der
dan dokter gigi yang bekerja pada instansi/fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah atau prda
instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara
purna waktu. I

(2)Surat lzin Praktek berlaku pada satu sarana tempat


praktik

Pasa142A...
23

Pasal 42A

Syarat Surat Izin Praktik Apoteker

Syarat Izin Praktik Apoteker


a. Fotocopy STRAyang dilegaJisir oleh KFN
b. Surat pemyataan mempunyai tempat praktik profesi
atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan
kefarmasian
c. Surat rekomendasi dari Organisasi Profesi
d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lembar

Paragraf2
Syarat Surat lzin Praktik Bidan

2I.Ketentuan Pasal 43 ayat (I) diubah, sehingga Pasal 43


berbunyi sebagai berikut:

Pasal 43

(I) Syarat Surat Izin Praktik Bidan


a. Fotocopy STR Bidan yang masih berlaku;
b. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang
memiliki SIP;
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik;
d. Pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga)
lembar;
e. Gambar denah lokasi dan denah ruangan;
f. Daftar peralatan medis dan non medis;
g. Rekornendasi Organisasi Profesi.

(2) Rekomendasi yang diberikan organisasi profesi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e setelah
terlebih dahulu dilakukan penilaian kemampuan
keilmuan dan ketrampilan, kepatuhan terhadap kode
etik profesi serta kesanggupan melakukan praktik
bidan.

(3) Surat Izin Praktik Bidan hanya berlaku pada satu


sarana praktik.

Paragraf 3
Surat Izin Praktik Perawat

22.Ketentuan Pasal 44 diubah, sehingga Pasal 43 berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 44

(I) SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki


pendidikan minimal ahli madya keperawatan atau
memiliki pendidikan keperawatan dengan Kompetensi
lebih tinggi.

\

24

(2) Syarat SIPP adalah sebagai berikut :


a. Fotoeopy ijazah ahli madya keperawatan atau ijazah
pendidikan dengan kompetensi lebih tinggi yang
diakui pemerintah;
b. Surat keterangan pengalaman kerja minimal 3 (tiga)
tahun dari pimpinan sarana tempat kerja, khusus
bagi ahli madya keperawatan;
c. Fotocopy STR Perawat yang masih berlaku;
d. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki
Surat Izin Praktek; .
e. Denah Lokasi dan denah ruangan;
f. Daftar peralatan medis dan non medis;
g. Pas foto 4 x 6 em sebanyak 2(dua) lembar;
h. Rekomendasi dari organisasi profesi.

(3) Perawatyang telah memiliki Surat Izin Praktik Perawat


dapat melakukan praktik berkelompok.

23.Ketentuan Pasal 48 ayat (4) dihapus, sehingga Pasal 48


berbunyi sebagai berikut:

BABV

TATA CARA DAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH IZIN


KERJA TENAGA KESEHATAN

Bagian Kesatu
Tata Cara Izin Kerja Tenaga Kesehatan

Pasal 48

(1) Setiap tenaga kesehatan sebagaimana tersebut dalam


Pasal 5 yang melakukan praktik pada sarana
pelayanan kesehatan wajib memiliki Surat Izin Kerja.

(2) Permohonan izin praktik untuk pertama kali pemohon


mengajukan permohonan ,kepada Walikota melalui
Kepala Dinas dengan mengisi formulir persyar~tan
yang tersedia sesuai dengan j enis keahlianya seperti
terlampir. .

(3) Setiap permohonan yang telah memenuhi persyaratan


administrasi se bagaimana dimaksud pacta Pasa! 47
ayat (2), diproses penerbitan izinnya.

(4) Dihapus.

Bagian Kedua
Syarat-Syarat Izin Kerja Tenaga Kesehatan

Paragraf 1...

25

Paragraf 1
Apoteker

24.Ketentuan Pasal 49 ayat (1), ayat (3) huruf a diubah,


huruf b, huruf e, huruf d dan huruf e dihapus, dan
ditambah huruf h sehingga Pasal 49 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal49

(1) Setiap apoteker yang melakukan pekerjaan pada


fasilitas produksi atau distribusi/ penyaluranwajib
memiliki Surat Izin Kerja.

(2) Bagi Apoteker Pengelola Apotik tidak wajib memiliki


Surat Izin Kerja.

(3) Syarat izin kerja Apoteker ;


Permohonan kepada Walikota melalui Kepala Dinas
(Fo.IlI.1) dengan dilampiri ;
a. Fotoeopy STRAyang di1egalisir KFN.
b. Dihapus.
c. Dihapus.
d. Dihapus.
e. Dihapus.
f. Pas foto ukuran 4x6 em sebanyak 2 (dua) lembar;
g. Rekomendasi Organisasi Profesi.
h. Surat keterangan dari pimpinan fasilitas produksi
atau distribusijpenyaluran

25.Ketentuan Paragraf 2 diu bah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Paragraf2
Tenaga Teknis Kefarmasian

Pasal 50

Permohonan kepada Walikota melalui Kepala Dinas


(Fo.IlI.2) dengan dilampiri ;
a. Fotoeopy STR TTKyang masih berlaku;
b. Surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat
pemohon melaksanakan pekerjaan kefarmasia'n;
e. Surat keterangan dari pemilik Toko Obat yang
menyatakan sebagai penanggung jawab ieknis (bagi
TTK penanggung jawab TO); I
d. Surat rekomendasi dari oraganisasi profesi yang
menghimpun Tenaga teknis Kefarmasian dan I
e. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 em sebanyak 2 (clua)
lembar;

Bagian Kedua ...



26

Bagian Kedua

Syarat-syarat Rekomendasi Sarana


Bidang Kesehatan

26.Ketentuan Paragraf I dihapus, sehingga berbrnYi


sebagai berikut:
27.Ketentuan Paragraf 2 dihapus, sehingga berbunyi
sebagai berikut:

BAB VII

SYARAT-SYARATPERPANJANGANIZIN SARANADAN
TENAGA BIDANG KESEHATAN

Bagian Kesatu
Syarat Perpanjangan Izin Sarana Bidang Kesehatan

28. Ketentuan Paragraf I dihapus, sehingga berbunyi


sebagai berikut:
29. Ketentuan Paragraf 2 dihapus, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
30. Ketentuan Paragraf 3 dihapus, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
31. Ketentuan Paragraf 4 dihapus, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
32. Ketentuan Pasal 67 huruf e angka I dan huruf g angka
dihapus, sehingga Pasal 67 berubah, berbunyi sebagai
berikut:

Paragraf 5
Laboratorium Klinik

Pasa167

Permohonan kepada Walikota melalui Kepala Dinas (Fo.


F.VI.5) dengan terlampir : I
a. Fotocopy KTP (bagi pemohon perorangan);
b. Fotocopy Akte notaris pendirian yayasan/badan ( agi
pemohon yayasan/badan);
c. Fotocopy izin HO;
d. Fotocopy surat keterangan status tanah dan bangunan;
e. Identitas Penanggung Jawab Teknis:
1. dihapus;
2. bila terjadi pergantian penanggung jafab
melampirkan : Surat keterangan pengalaman kerja
teknis laboratorium minimal 3 (tiga) tahun berturtt-
turut dalam 5 tahun terakhir. I
f. Fotocopy Surat Izin Praktek dokter di tempat praktik;
g. Dihapus;

h.ldentitds ...
27

h. Identitas tenaga te!mis:


Fotocopy ijazah:
1. dihapus;
2. Tenaga analis kesehatan (minimal 2 o~ang
melampirkan fotocopy STR analis Kesehatan.

33.Ketentuan Pasal 70 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Paragraf 8
Apotik

Pasal 70

Surat permohonan yang ditujukan kepada Walikota melalui


Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta :
a. Fotocopy STRA;
b. Surat status bangunan dalam bentuk akte (hak rrtilik
/ sewa/ kontrak);
c. Daftar Apoteker pendamping (melampirkan fotoqopy
STRA dan surat Lolos Butuh bila berasal dar! luar
Surakarta), fotocopt STR TTK;
d. Fotocopy Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola
Apotek dengan Pemilik Sarana Apotek.

BAB VII
KETENTUANPENUTUP

Pasal 79

Peraturan Walikota Illl mulai berlaku sejak tanggal


diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya,


memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatan dalam Berita Daerah Kota Surakarta ..

Ditetapkan di Surakarta
pada tanggal QO t'l.O"tl'II"'~ AO\ 'J
WALIKOT SURAKARTA,

Diundangkan di Surakarta
pada tanggal ~'b l"IOV(lllotl' .10\ ~ ADIRU~~
,4..

o
'IPI""RAH KOTA SURAKARTA
~

BERlT DAERAH KOTA SURAKARTATAHUN ~\~ NOMOR 14

Anda mungkin juga menyukai