Anda di halaman 1dari 68

LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang
telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair juga gas yang mengisi ruang-
ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995). Selain itu dalam arti
lain tanah merupakan akumulasi partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yang
terbentuk karena pelapukan dari batuan (Craig, 1991).
Tanah juga merupakan kumpulan-kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan
tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik)
rongga-rongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef, 1994). Ikatan
antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau
oksida - oksida yang mengendap diantara partikel - partikel. Ruang diantara partikel -
partikel dapat berisi air, udara, ataupun yang lainnya (Hardiyatmo, 1992).
Tanah dapat didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari
batuan. Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori
yang berisi air dan udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah disebabkan
oleh karbonat dan oksida yang tersenyawa diantara partikel tersebut, atau dapat juga
disebabkan oleh adanya material organik. Bila hasil dari pelapukan tersebut berada pada
tempat semula maka bagian ini disebut sebagai tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan
terangkut ke tempat lain dan mengendap di beberapa tempat yang berlainan disebut
tanah bawaan (transportation soil). Media pengangkut tanah berupa gravitasi, angin,
air, dan gletsyer. Pada saat akan berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel dapat
berubah dan terbagi dalam beberapa rentang ukuran.
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara fisis atau
kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin, pengikisan oleh air
dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es dalam batuan,
sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asal.
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Salah satu penyebab adalah air yang mengandung asam alkali, oksigen dan
karbondioksida (Wesley, 1977).

Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang
berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok dan subkelompok
berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi ini menjelaskan secara singkat sifat-sifat
umum tanah yang sangat bervariasi namun tidak ada yang benar-benar memberikan
penjelasan yang tegas mengenai kemungkinan pemakainya (Das, 1995).

Sistem klasifikasi tanah dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang


karakteristik dan sifat-sifat fisik tanah serta mengelompokkannya sesuai dengan
perilaku umum dari tanah tersebut. Tanah-tanah yang dikelompokkan dalam urutan
berdasarkan suatu kondisi fisik tertentu. Tujuan klasifikasi tanah adalah untuk
menentukan kesesuaian terhadap pemakaian tertentu, serta untuk menginformasikan
tentang keadaan tanah dari suatu daerah kepada daerah lainnya dalam bentuk berupa
data dasar. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang lebih terperinci mengenai
keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis
tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya
(Bowles, 1989). Menurut Verhoef (1994), tanah dapat dibagi dalam tiga kelompok:

1. Tanah berbutir kasar (pasir, kerikil)


2. Tanah berbutir halus (lanau, lempung)
3. Tanah campuran
Perbedaan antara pasir/kerikil dan lanau/lempung dapat diketahui dari sifat-sifat
material tersebut. Lanau/lempung seringkali terbukti kohesif (saling mengikat)
sedangkan material yang berbutir (pasir, kerikil) adalah tidak kohesif (tidak saling
mengikat). Struktur dari tanah yang tidak berkohesi ditentukan oleh cara penumpukan
butir (kerangka butiran). Sruktur dari tanah yang berkohesi ditentukan oleh konfigurasi
bagian-bagian kecil dan ikatan diantara bagian-bagian kecil ini.
Tanah dapat diklasifikasikan secara umum sebagai tanah tidak kohesif dan tanah
kohesif, atau tanah berbutir kasar dan berbutir halus (Bowles, 1989). Namun klasifikasi

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

ini terlalu umum sehingga memungkinkan terjadi identifikasi yang sama untuk tanah-
tanah yang hampir sama sifatnya.
Ada beberapa macam sistem klasifikasi tanah yang umumnya digunakan
sebagai hasil pengembangan dari sistem klasifikasi yang sudah ada. Beberapa sistem
tersebut memperhitungkan distribusi ukuran butiran dan batas-batas Atterberg, sistem-
sistem tersebut adalah sistem klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO (American
Association of State Highway and Transportation Official) dan sistem klasifikasi tanah
berdasarkan USCS (Unified System Clasification Soils)

Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah
sebagai pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Tanah juga merupakan media
yang paling ideal bagi penerus gaya yang bekerja di atasnya. Berdasarkan letak
geografis suatu tempat, jenis tanah, karakteristik dan sifat tanah, tidak semua tanah itu
sama sehingga belum tentu tanah tersebut baik digunakan untuk pendukung kekuatan
struktur. Kita sering melihat naik dan turunnya tanah pada pondasi bangunan ataupun
jalan raya yang diakibatkan keruntuhan geser tanah (shear failure). Oleh karena itu
perlu dilakukan perbaikan sifat-sifat tanah agar sesuai dengan sifat-sifat yang di
inginkan.
1.2 Masalah dan Ruang Lingkup Masalah
Permasalahan dalam praktikum Laboratorium Uji Tanah ini adalah bagaimana
teknik dan prosedur / langkah yang tepat dalam melakukan pengujian suatu tanah dan
bagaimana menggunakan peralatan pada pengujian tersebut. Langkah dan cara yang
paling baik adalah dengan berpedoman pada job sheet yang ada. Selain itu juga
berdasarkan pada buku-buku referensi yang berhubungan dengan mata kuliah
Laboratorium Uji Tanah ini.

1.3 Tujuan dan Manfaat

 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya pengujian tanah di Laboratorium Uji Tanah


adalah :

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1. Untuk mengetahui dan mampu melakukan pengujian terhadap suatu tanah dengan
teknik dan langkah-langkah yang tepat.

2. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing alat yang dibutuhkan dalam


melakukan suatu pengujian.

3. Untuk mengenal dan mengetahui alat-alat yang dibutuhkan dalam pengujian di


Laboratorium Uji Tanah.

4. Untuk dapat mengklasifikasikan jenis tanah berdasarkan warnanya.

5. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diujikan terhadap suatu tanah, yang
diperlukan untuk perencanaan suatu konstruksi jalan maupun bangunan.

 Manfaat

Dengan dilakukannya pengujian tanah di Laboratorium Uji Tanah, maka


manfaat yang dapat diambil antara lain :

1. Agar mahasiswa dapat memperkaya diri dengan kemampuan melakukan pengujian


terhadap tanah yang diperlukan untuk pembangunan suatu konstruksi jalan maupan
bangunan.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah dan cara tepat dalam melakukan
pengujian terhadap suatu tanah dan menggunakan peralatan pengujiannya.

3. Agar mahasiswa dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan dalam


perencanaan suatu konstruksijalan maupan bangunan.

4. Agar mahasiswa dapat menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi
lingkungan yang menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya menjadikan
diri sebagai SDM nasional yang berpandangan ke depan.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan mata kuliah Laboratorium Uji Tanah ini, penyusun
menerapkan beberapa metode pengumpulan data, antara lain :

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Metode studi kepustakaan / telaah pustaka

Metode dimana data yang didapat berasal dari literatur, diktat, atau catatan, serta
ekspansi perhitungan secara lebih rinci dari bahan pustaka yang ditelaah dengan
kemungkinan-kemungkinan pengembangannya.

Yang semuanya dihimpun dan diolah penyusun dengan pengarahan dan


bimbingan dari staf pengajar di laboratorium (pembimbing), sesuai dengan
permasalahan yang dibahas dalam laporan tersebut.

Dan sebagai acuan pokok, digunakan buku job sheet Politeknik Negeri
Sriwijaya, Modul Praktikum Perkerasan Jalan, Bangunan Gedung, yang banyak
menjelaskan prosedur dan tata cara penggunaan alat-alat pada pengujian di
laboratorium uji tanah.

Metode pengumpulan data sekunder

Metode dimana data yang didapat secara langsung dari lokasi pengujian
(laboratorium) selama masa pengujian. Data-data tersebut menjadi dasar dari semua
pembahasan dalam menyusun laporan mata kuliah Laboratorium Uji Tanah.

1.4 Sistematika Pembahasan

Laporan praktikum pengujian di Laboratorium ini disusun dengan sistematika


pembahasan yang telah dibagi menjadi beberapa bentuk bab, yang masing-masing
membahas permasalahan tertentu, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, masalah dan ruang lingkup masalah, tujuan dan
manfaat, metode pengumpulan data, dan sistematika pembahasan dalam penyusunan
laporan mata kuliah laboratorium uji bahan ini.

BAB II DASAR TEORI

Membahas tentang teori-teori yang relevan, yang dapat digunakan sebagai dasar
terhadap beberapa rumusan masalah atau instrumen pengujian yang diajukan, yang
meliputi pengertian dan klasifikasi dari tanah itu sendiri.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB III URAIAN KERJA

Membahas tentang job-job pada matakuliah Laboratorium Uji Tanah, yang


meliputi peralatan yang dibutuhkan, bahan-bahan yang digunakan, serta langkah kerja
pada masing-masing job.

BAB IV PENUTUP

Membahas tentang kesimpulan, yang merupakan rekapitulasi isi yang disajikan


secara singkat, yang meliputi jawaban dari permasalahan dalam laporan mata kuliah
Laboratorium Uji Tanah. Selain itu juga membahas tentang saran yang berisikan
harapan penyusun terhadap jenis pengujian yang diangkat, yang ditujukan kepada
pembaca laporan.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Umum


Tanah merupakan lapisan yang menyelimuti bumi dengan ketebalan yang
bervariasi dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 3 meter. Dibandingkan dengan
massa bumi, lapisan ini sebenarnya tidak berarti, namun, dari tanah inilah segala
makhluk hidup yang berada di muka bumi, baik tumbuhan maupun hewan memperoleh
segala kebutuhan mineralnya. Selain itu, antara tanah dan makhluk hidup ini
membentuk suatu hubungan yang dinamis. Dari tanah diperoleh kebutuhan mineral
makhluk hidup dan ke dalam tanah akan dikembalikan residu dari makhluk tersebut.
Kehidupan sangat vital bagi tanah dan tanah sangat vital bagi kehidupan.
Pandangan manusia tentang tanah sangat dipengaruhi oleh latar belakang setiap
individu. Seorang petani menganggap tanah sebagai media tempat tumbuh tanamannya,
sedangkan seorang insinyur bangunan memandang tanah sebagai tempat berdirinya
bangunan serta sebagai sumber bahan bangunan yang bernilai tinggi. Bagi kita, tanah
merupakan sumber yang dapat menghasilkan makanan, pakaian, bahkan tempat tinggal
kita. Jelas bahwa keberadaan kita sangat tergantung kepada tanah.
Istilah TANAH berasal dari bahasa Yunani SOLUM yang artinya LANTAI. Beberapa
ahli kimia, seperti Liebig, menganggap tanah sebagai gudang cadangan makanan bagi
tumbuhan. Sedangkan para ahli geologi terdahulu menganggap tanah sebagai hasil
lapukan batuan. Kedua konsep ini tidak salah namun, keduanya belumlah lengkap.
Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan tanah ini sesuai bidangnya masing-
masing. Para edafolog, yang memandang tanah dalam kaitannya dengan
penggunaannya sebagai media tumbuh tanaman, mendefinisikan tanah sebagai suatu
campuran bahan-bahan organik dan mineral yang mampu mendukung kehidupan
tumbuhan. Sedangkan para pedolog, yang memandang tanah sebagai suatu bentuk utuh
yang tersendiri, mendefinisikan tanah sebagai suatu hasil alami yang terbentuk dari
pelapukan batuan sebagai akibat kegiatan iklim dan jasad renik. Pada kedua konsep ini
terlihat bahwa kehidupan sangat penting artinya bagi tanah. Di satu segi tanah

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

merupakan media yang sangat diperlukan bagi kehidupan, sedangkan di lain segi sifat-
sifat tanah sangat dipengaruhi oleh kehidupan yang terdapat di sekitarnya.
Di bawah lapisan tanah ini terdapat sekumpulan hasil lapukan batuan yang
terhampar di atas lapisan batuan dan belum terkena pengaruh kegiatan makhluk hidup.
Bagian batuan yang telah melapuk ini dinamakan dengan lapukan batuan atau lebih
sering dikenal dengan nama bahan induk tanah yang berbeda dengan tanah yang
didefinisikan sebelumnya. Sedangkan bahan-bahan lepas yang terdapat di atas lapisan
batuan, yang telah atau yang belum terkena pengaruh makhluk hidup dinamakan
dengan regolit.

2.2 Komposisi Tanah


Tanah terdiri dari tiga fase elemen, yaitu butiran padat (solid), air dan udara.
Hubungan yang umum dipakai untuk suatu elemen tanah adalah angka pori (volid
ratio), porositas (porosity), dan derajat kejenuhan (degree of saturation).
1. Angka pori (void ratio), didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dan
volume butiran padat.
2. Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dengan volume
tanah total.
3. Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume air dengan
volume pori.
4. Kadar air (𝜔) disebut juga sebagai Water Content yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat air dengan berat butiran padat dari volume tanah yang
diselidiki.
5. Berat volume (𝛾) adalah berat tanah persatuan volume.

2.3 Tanah Berpotensi Ekspansif


Pengetahuan mengenai mineral tanah sangat diperlukan untuk memahami perilaku
tanah tersebut. Menurut Mitchell (1976), mineralogi merupakan faktor utama untuk
mengontrol, ukuran, bentuk, sifat-sifat fisik dan kimia dari partikel tanah. Dalam
klasifikasi tanah secara umum partikel tanah lempung mempunyai diameter 2μm atau
sekitar 0,002mm. Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel yang berukuran
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

kurang dari 0,002mm (MIT, U.S.D.A, AASTHO, UCS). Namun demikian, di beberapa
kasus, partikel berukuran antara 0,002 mm sampai 0,005 mm juga. masih digolongkan
sebagai partikel lempung (ASTM-D-653). Disini tanah diklasifiksikan sebagai lempung
(hanya berdasarkan pada ukurannya. saja). Belum tentu tanah dengan ukuran partikel
lempung tersebut juga mengandung mineral-mineral lempung. Dari segi mineral (bukan
dari ukuran) yang disebut tanah lempung dan mineral lempung adalah yang mempunyai
partikel-partikel mineral tertentu yang "menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila
dicampurkan dengan air" (Grim,1953) sebagai dikutip Das. Braja M (1985). Jadi dari
segi mineral tanah dapat juga disebut tanah bukan lempung (non clay soil) meskipun
terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil (partikel-partikel quartz, feldspar, mika
dapat berukuran sub mikroskopis, tetapi umumnya. tidak bersifat plastis).
Partikel-partikel dari mineral lempung umumnya berukuran koloid; merupakan
gugusan kristal berukuran mikro yaitu <1μm merupakan hasil proses pelapukan mineral
batuan induknya, sedangkan ukuran 2μm merupakan batas atasnya. Mineral lempung
merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks. Mineral ini terdiri dari dua
lempung kristal pembentuk kristal dasar yaitu silikat tetrahedral dan aluminium
octahedral. Setiap unit tetrahedal (berisi empat) terdiri dari empat atom oksigen
mengelilingi atom silikon sebagaimana dikutip Das, Braja M., 1985. Terdapat ratusan
mineral lempung yang telah teridentifikasi namun yang sering dibahas dalam persoalan
geoteknik hanya sebagian kecil (Lambed an Whitman, 1969). Tanah lempung ekspansif
merupakan tanah yang memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap perubahan
kadar air dengan memperlihatkan perubahan volume yang cukup besar dan penurunan
shear strenght.
Menurut Chen (1975), cara-cara yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi
tanah ekspansif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
• Identifikasi Mineralogi.
• Cara tidak langsung (single index method).
• Cara langsung.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3.1 Identifikasi Mineralogi


Analisa mineralogy sangat berguna untuk mengidentifikasi potensi kembang
susut tanah lempung. Identifikasi dilakukan dengan cara:
• Difraksi Siniar X (X-Ray Diffiracton).
• Penyerapan terbilas (Dye Absorbsion).
• Penurunan Panas (Differensial Thermal Analysis).
• Analisa Kimia (Chemical Analysis).
• Electron Microscope Resolution.

2.3.2 Cara Tidak Langsung


Hasil uji sejumlah indeks dasar tanah dapat digunakan untuk evaluasi berpotensi
ekspansif atau tidak pada suatu contoh tanah. Uji indeks dasar adalah uji batas-batas
Atterberg, linear shrinkage test (uji susut linier), uji mengembang bebas dan uji
kandungan koloid.

2.3.3 Cara Langsung


Metode pengukuran terbaik adalah dengan pengukuran langsung yaitu suatu cara
untuk menentukan potensi pengembangan dan tekanan pengembangan dari tanah
ekspansif dengan menggunakan Oedometer Terzaghi. Contoh tanah yang berbentuk
silinder tipis diletakkan dalam konsolidometer yang dilapisi dengan lapisan pori pada
sisi atas dan bawahnya yang selanjutnya diberi beban sesuai dengan beban yang
diinginkan. Besarnya pengembangan contoh tanah dibaca beberapa saat setelah tanah
dibasahi dengan air. Besarnya pengembangan adalah pengembangan tanah dibagi
dengan tebal awal contoh tanah. Adapun cara pengukuran tekanan pengembangan ada
dua cara yang umum
digunakan.
Cara pertama, pengukuran dengan beban tetap sehingga mencapai persentase
mengembang tertinggi kemudian contoh tanah diberi tekanan untuk kembali ketebal
semula.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Cara kedua, contoh tanah direndam dalam air dengan mempertahankan volume
atau mencegah tejadinya pengembangan dengan cara menambah beban diatasnya setiap
saat. Metode ini sering juga disebut constan volume method.

2.4 Batas-Batas Konsistensi Tanah


Dalam masalah tanah, penting bagi kita untuk mengetahui pengaruh kadar air
terhadap sifat-sifat mekanis tanah, misalnya kita campurkan air terhadap suatu sampel
tanah berbutir halus (lanau, lempung atau lempung berlumpur) sehingga mencapai
keadaan cair. Bila campuran itu dikering kan sedikit demi sedikit maka sampel tanah itu
akan melalui beberapa keadaan tertentu dari cair sampai keadaan beku (padat). Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Batas-batas Atterberg Limit

2.4.1 Kegunaan Batas-Batas Konsistensi Tanah


Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angka-angka yang
dapat dipakai dalam perhitungan desain. Yang kita peroleh dari percobaan Atterberg
limit ini adalah gambaran secara garis besar akan sifat-sifat tanah yang bersangkutan.
Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat-sifat teknis yang buruk yaitu
kekuatannya rendah, kompresibilitasnya tinggi dan sulit dalam pemadatannya. Untuk
macam-macam tanah tertentu Atterberg limit dapat dihubungkan secara empiris dengan
sifat-sifat lainnya, misalnya dengan kekuatan geser atau compression index dan
sebagainya.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.4.2 Batas Cair


Batas cair (liquid limit) adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis (yaitu batas atas dan daerah plastis). Cara menentukannya adalah
dengan menggunakan alat Cassagrande. Tanah yang telah dicampur dengan air ditaruh
di dalam mangkuk Cassagrande dan di dalamnya dibuat alur dengan menggunakan alat
spatel (grooving tool). Bentuk alur sebelum dan sesudah percobaan tampak berbeda.
Engkol dibuka sehingga mangkuk dinaikan dan dijatuhkan pada dasar dan banyaknya
pukulan dihitung sampai kedua tepi alur tersebut berhimpit.
Biasanya percobaan ini dilakukan terhadap beberapa contoh tanah dengan kadar
air berbeda dan banyaknya pukulan dihitung untuk masing-masing kadar air. Dengan
demikian dapat dibuat grafik kadar air terhadap banyaknya pukulan. Dari grafik ini
dapat dibaca kadar air pada pukulan tertentu. Persamaan empiris untuk menentukan
batas cair yaitu :
𝑁
LL = 𝜔 x N x [25]tan 𝛽

Dimana :
N : Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5″pada dasar
contoh tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dari alat uji batas cair
𝜔 : Kadar air dimana untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah dibutuhkan
pukulan sebanyak N
Tan 𝛽 : 0,121

2.4.3 Batas Plastis


Batas plastis (plastic limit) adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis,
kadar air ini ditentukan denggan menggiling tanah pada plat kaca hingga diameter dari
batang yang dibentuk mencapai 1/8 inci.Bila mana tanah mulai pecah pada saat
diameternya 1/8 inci maka kadar air tanah itu adalah batas plastis.

2.4.4 Batas Susut


Batas menyusut menunjukkan kadar air atau batas di mana tanah dalam keadaan
jenuh yang sudah kering tidak akan menyusut lagi, meskipun dikeringkan terus.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Percobaan batas susut (shrinkage limit) ini bertujuan untuk mengetahui batas menyusut
tanah.

(𝑉−𝑉0)𝛾𝑊
SL = M – [ 𝑥 100%]
𝑊0

Keterangan:
SL: Batas menyusut
M : Kadar air (%)
v : Isi tanah basah (𝑐𝑚3 )
𝑣0 : Isi tanah kering (𝑐𝑚3 )
𝑤0 : Berat tanah kering (gram)

2.4.5 Indeks Plastis


Selisih antara batas cair dan batas plastis ialah daerah dimana tanah tersebut
adalah dalam keadaan plastis disebut (plasticity index).

PI = LL − PL

Keterangan:
PI: Indeks plastisitas
LL: Batas cair
PL: Batas plastis

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB III
URAIAN KERJA

JOB I
Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium
Topik : KadarAir

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat menentukan besaran
nilai kadar air tanah asli.

2. Pendahuluan
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
tersebut terhadap berat kering tanah. Besaran yang digunakan tanah untuk menentukan
kadar air tanah dinyatakan dalam persen.

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Cawan dan tutup
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
 Oven dengan suhu ± 110°𝐶
 Desikator
3.2 Bahan Uji
 Tanah terganggu

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar Alat dan Bahan

Cawan Timbangan Digital

Oven Desikator

4. Langkah Kerja
1. Ambil sampel tanah yang akan diperiksa kadar air nya

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Ambil cawan beserta tutup dan timbang beratnya (W1)

3. Ambil sampel tanah, masukkan ke dalam cawan yang telah kering dan bersih
4. Timbang cawan beserta tutup dan isi nya, catatlah beratnya (W2)

5. Oven tanah dengan suhu 110°𝐶 ± 5°𝐶, selama kurang lebih 24 jam, atau
sampai beratnya tetap

6. Angkat cawan dari oven dan tutup, kemudian masukkan kedalam desikator

7. Timbang berat kering (W3) setelah dingin


8. Pengolahan Data
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Ww BC
W x100  x100%
Ws CA
5. Data-data hasil Pengujian
Pengujian A
Berat cawan kosong = 16,55 gr
Berat cawan + tanah basah = 60,43 gr
Berat cawan + tanah kering = 55,09 gr

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒖𝒕𝒊𝒓𝒂𝒏

𝑩−𝑪
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑪−𝑨

𝟔𝟎, 𝟒𝟑 𝒈𝒓 − 𝟓𝟓, 𝟎𝟗 𝒈𝒓
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟓𝟓, 𝟎𝟗 𝒈𝒓 − 𝟏𝟔, 𝟓𝟓 𝒈𝒓
= 𝟏𝟑, 𝟖𝟓 %

Pengujian B
Berat cawan kosong = 16,69 gr
Berat cawan + tanah basah = 49,22 gr
Berat cawan + tanah kering = 44,82 gr

𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒖𝒕𝒊𝒓𝒂𝒏

𝑩−𝑪
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑪−𝑨

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

𝟒𝟒, 𝟗𝟐 𝒈𝒓 − 𝟒𝟒, 𝟖𝟐 𝒈𝒓
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒊𝒓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟒𝟒, 𝟖𝟐 𝒈𝒓 − 𝟏𝟔, 𝟔𝟗 𝒈𝒓
= 𝟏𝟓, 𝟔𝟒𝟐 %
6. Pembahasan
Nilai rata-rata kadar air didapatkan dengan melakukan pengujian terhadap 2 benda
uji. Ini dilakukan agar tingkat ketelitiannya lebih baik dari 1 benda uji.

Kadar air didapatkan untuk mengetahui besarnya kandungan air yang terdapat di
dalam benda uji. Oleh karena itu hal ini sangat penting dilakukan dan bila perlu dilihat
dari hasil beberapa sample. Jika dari hasil pengujian didapatkan persentase kadar air
maka secara visual tanah akan tampak becek,terlihat kilauan air,dan warnanya tidak
secerah saat kering oven.Selain itu jika kita pegang akan terasa lengket dan licin.

7. Kesimpulan

Dari hasil pengujian kadar air di laboratorium maka didapat nilai kadar air sebesar
13,85 % dan juga 15,642 % sehingga didapat rata-rata kadar airnya yaitu 14,746 %.
Nilai kadar air ini akan digunakan untuk nilai kadar air pada percobaan berikutnya
untuk mencari berat isi dan batas – batas atterberg.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB II
Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium
Topik : Berat Jenis Tanah ( Specific Gravity )

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Melakukan pengujian berat jenis tanah dengan benar
 Menghitung besaran berat jenis suatu tanah
 Memahami pengertian berat jenis tanah

2. Pendahuluan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah berbutir halus yang
melalui saringan No.4. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah
dengan volume tanah padat atau berat air yang dengan isi sama dengan isi tanah padat
tersebut pada suhu tertentu.

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Piknometer NO. 7 & No. 12
 Air suling
 Desikator
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
 Oven dengan suhu ± 110°𝐶
3.2 Bahan Uji
 Tanah terganggu

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar Alat dan Bahan

Piknometer Timbangan Digital

Oven Desikator

4. Langkah Kerja
1. Timbang masing-masing piknometer kosong beserta tutup sesuai nomor (W1)
gram
2. Masukkan tanah 10 gram di masing-masing piknometer dan timbang (W2) gram

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. Tambahkan air suling sampai 1/3 bagian dari volume piknometer


4. Masukkan piknometer dan isi nya kedalam Vacum untuk menghilangkan
gelembung udara

5. Timbang piknometer beserta tutup + air + tanah ( W4 )


6. Tambahkan air sampai penuh dan tutup serta keringkan bagian luarnya dengan
majun dan timbang (W3) gram
5. Data-data hasil Pengujian
Pengujian A
Berat Piknometer kosong = 50,48 gr (W1)
Berat pikno + tanah = 60,48 gr ( W2 )
Berat tanah = 10 gr ( Wt )
Berat pikno + tanah + air = 153,63 gr ( W4 )
Berat pikno + air = 147,67 gr ( W3 )

𝑾𝟐 − 𝑾𝟏
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 =
(𝑾𝟑 − 𝑾𝟏) − (𝑾𝟒 − 𝑾𝟐)

𝟔𝟎, 𝟒𝟖 − 𝟓𝟎, 𝟒𝟖
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 =
(𝟏𝟒𝟕, 𝟔𝟕 − 𝟓𝟎, 𝟒𝟖) − (𝟏𝟓𝟑, 𝟔𝟑 − 𝟔𝟎, 𝟒𝟖)
= 𝟐, 𝟒𝟕𝟓

Pengujian B
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Berat Piknometer kosong = 50,63 gr (W1)


Berat pikno + tanah = 60,63 gr ( W2 )
Berat tanah = 10 gr ( Wt )
Berat pikno + tanah + air = 155,17 gr ( W4 )
Berat pikno + air = 149,24 gr ( W3 )

𝑾𝟐 − 𝑾𝟏
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 =
(𝑾𝟑 − 𝑾𝟏) − (𝑾𝟒 − 𝑾𝟐)

𝟔𝟎, 𝟔𝟑 − 𝟓𝟎, 𝟔𝟑
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 =
(𝟏𝟒𝟗, 𝟐𝟒 − 𝟓𝟎, 𝟔𝟑) − (𝟏𝟓𝟓, 𝟏𝟕 − 𝟔𝟎, 𝟔𝟑)
= 𝟐, 𝟒𝟓𝟕
Selisih
= Percobaan A – Percobaan B
= 2,475 – 2,457
= 0,018 ( OK )
6. Pembahasan
Nilai berat jenis digunakan untuk mendapatkan berat tanah tanpa adanya udara
maupun air.

Nilai rata-rata berat jenis didapatkan dengan melakukan pengujian terhadap 2 benda
uji. Ini dilakukan agar tingkat ketelitiannya lebih baik dari 1 benda uji.

7. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian berat jenis (Specific Grafity) yang telah dilakukan didapat
berat jenis dari 2 benda uji. Dan dari 2 benda uji tersebut didapat nilai rata-rata berat
jenis sebesar 2,466.

JOB III

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium


Topik : Uji Pemadatan (Compaction)
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Untuk menentukan kadar air optimum dan kepadatan maksimum.

2. Pendahuluan
Definisi
 Kepadatan Basah : Perbandingan antara massa benda uji basah dan volume
 Kepadatan Kering : Perbandingan antara massa benda uji kering dan
volume
 Kepadatan kering jenuh : Perbandingan antara massa kering tanah dan
volume total pada kondisi jenuh air (rongga berisi udara nol)
Pengujian ini dimaksudkan untuk Ada 2 cara pemadatan yang didasarkan pada
jumlah tenaga, pemadatan yang dilaksanakan, yaitu :
a. Pemadatan standard
b. Pemadatan berat (modified)
Ada 4 cara alternative yang mungkin digunakan, yang dapat digunakan baik
untuk pemadatan berat yaitu :
1. Cara A : Menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material lewat
saringan no.4.
2. Cara B : Menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material lewat
saringan no. 4
3. Cara C : Menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material lewat
saringan ¾ Inci
4. Cara D : Menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material lewat
saringan ¾ Inci

Apabila tidak ada khusus, pilihlah cara A.

3. Peralatan dan Bahan Uji

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.1 Peralatan
 Mould
 Oven
 Cawan kecil
 Spatula
 Desikator yang berisi pasir silika
 Majun
 Alat penumbuk
 Timbangan dengan kapasitas ± 12 kg dengan ketelitian 5 gr dan timbangan
dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gr.
 Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.

3.2 Bahan Uji


 Untuk jenis tanah yaitu tanah terganggu yang lolos dari saringan No.40
(∅4,75)

Gambar Alat dan Bahan

Mould Timbangan Digital

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Oven Desikator

Alat untuk mengeluarkan dari mould Cawan

Spatula Mesin penumbuk

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Timbangan Majun

4. Langkah Kerja
Persiapan Sampel Tanah
a. Tanah diayak dengan ayakan No. 40 ( Ø 4.75 mm )
b. Jumlah tanah yang diambil sebagai sampel sebanyak 2,5 kg.
c. Tanah 2,5 kg dibagi menjadi 5 sampel dan tiap sampel dicampur dengan air
yang ditentukan perbandingannya, yaitu :
10 % ; 12,5 % ; 15 m% ; 17,5 m% ; 20 %

d. Aduk sampai merata

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Tiap sampel dibungkus plastik dibiarkan selama 24 jam agar pencampuran air
merata

Pelaksanaan

a. Ukur diameter dan tinggi silinder dengan menggunakan jangka sorong, untuk
menentukan volume silinder

b. Cetakan, alas, dan leher disatukan Lapisi bagian dalam silinder dengan oli agar
tanah tidak melekat pada dinding dalam silinder saat proses pemadatan
c. Ambil salah satu dari 5 sampel tanah dan letakan pada cawan

d. Sebelum dipadatkan, tanah dibagi menjadi 3 bagian menggunakan skraper

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Masukan 1 bagian tanah kedalam silinder, dan lakukan 25 kali pukulan dengan
menggunakan alat penumbuk 2.5 kg

f. Tanah dipadatkan sebanyak 3 lapisan tunggu sampai berhenti

g. Lepas leher cetakan, dan kelebihan tanah disekeliling leher dipotong dan
diratakan dengan permukaan cetakan

h. Jika terdapat lubang pada permukaan sampel maka lubang diisi dengan butiran –
butiran tanah, hingga benar – benar rata

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

i. Sisa tanah yang tidak terpakai dikesampingkan dan masukkan kembali kedalam
plastic
j. Timbang silinder beserta kepingan alasnya dan sampel tanah di dalamnya dan
catat massanya
k. Sampel dikeluarkan dari silinder dengan menggunakan extruder vertical dan
potong bagian luar tanah yang tercampur oli

l. Ambil 15 – 20 gram sebagai sampel untuk menentukan kadar airnya

m. Masukkan kembali tanah kedalam palstik


n. Ulangi pekerjaan seperti yang tersebut diatas terhadap sampel berikut.

5. Data-data hasil Pengujian


GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kadar air
Jumlah pukulan : 25/lapis sebanyak 3 lapis
Berat penumpuk : 2,5 kg
Tinggi jatuh : 30,5 cm

Perhitungan berat isi


No Test I II III IV V
Kadar air asumsi % 10 12,5 15 17,5 20
Kadar air, w % 23.48 25.26 27.43 29.35 31.49
Berat tanah + cetakan gr 3428 3522 3615 3578 3512
Berat cetakan gr 2044 2044 2044 2044 2044
Berat tanah gr 1384 1478 1571 1534 1468
Berat isi basah gr/cm3 1.479 1.579 1.678 1.639 1.568
Berat isi kering gr/cm3 1.197 1.262 1.317 1.267 1.193
Berat tanah kering gr 1121 1181 1233 1186 1116
Volume tanah kering cm3 429 452 472 454 428
Volume pori cm3 507 484 464 482 508
Angka pori 1.18 1.07 0.98 1.06 1.19
Porositas 0.54 0.52 0.50 0.51 0.54
Derajat kejenuhan % 51.94 61.43 72.91 72.24 69.15
ZAV gr/cm3 1.619 1.576 1.521 1.478 1.433

Volume : 940 cm3

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

No
contoh I II III IV V
No cawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B. Cawan +
tanah basah gr 68.96 67.13 67.20 61.04 64.47 82.44 68.58 75.43 67.75 69.74
B. Cawan +
tanah kering gr 58.95 57.39 56.95 52.04 54.11 68.19 56.76 61.94 55.37 56.98
Berat air gr 10.01 9.74 10.25 9.00 10.36 14.25 11.82 13.49 12.38 12.76
Berat cawan gr 16.15 16.07 16.37 16.14 16.25 16.36 16.34 16.13 16.25 16.26
Berat tanah
kering gr 42.80 41.32 40.58 35.90 37.86 51.83 40.42 45.81 39.12 40.72
Kadar air, w % 23.39 23.57 25.26 25.07 27.36 27.49 29.24 29.45 31.65 31.34
Kadar air
rata-rata, w % 23.48 25.16 27.43 29.35 31.49

Grafik hasil penelitiaan

Kurva Pemadatan
2.0

1.9
Kurva Pemadatan
Berat Isi Kering, γd (gr/cm3)

1.8
ZAV
1.7

1.6

1.5
ω opt = 27.43 %
1.4
γd max = 1.317 (gr/cm3)
1.3 γd max = 1.317 (gr/cm3)

1.2

1.1 ω opt = 27.43 %

1.0
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kadar air, ω (%)

W opt = 27.43 %
γd max = 1.317 gr/cm3
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Pembahasan
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kadar air optimum dan berat isi kering
optimum dari tanah yang diuji.

7. Kesimpulan
Dari pengujian ini didapatkan kadar air optimum sebesar 27.43 % dan kepadatan kering
maksimum 1.317 gr/ cm3, serta nilai γzav sebesar 1.521 t/cm3.

JOB IV
Subjek : Pengujian Tanah di Lapangan

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Topik : Sand Cone Test (Small Pouring Cylinder)

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakuakan pengujian ini, anda diharapkan dapat :

 Untuk memeriksa atau menentukan kepadatan tanah lapangan

2. Pendahuluan
Kepadatan tanah adalah berat volume kering pada tanah, yang mana
pengujiannya dilakukan pada tanah yang butiran terbesarnya tidak lebih dari 50,80
mm (2inchi).

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Satu set SPC
 Silinder standar
 Timbangan
 Sendok spesi
 Pahat

3.2 Bahan Uji


 Bahan yang digunakan berupa tanah asli dilapangan

4. Langkah Kerja
1. Hitung volume selinder standar V ( cm3)

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Isi Sand Pouring selinder dengan pasir sampai ± 5 cm penuh, lalu timbang (
W1)

3. Taruh Sand Pouring Selinder di atas Selinder standar, buka kran biarkan pasir
mengalir sampai berhenti, tutup kran lalu ditimbang (W2)

4. Sand Pouring selinser lalu diletakkan di atas plat kaca, buka kran biarkan pasir
mengalir, lalu tutup kran setelah pasir berhenti mengalir dan timbang ( W3)
5. Hitung berat pasir yang mengisi selinder standar = ( W1- W2) – ( W2-W3)
(W1 - W2) - (W2 - W3)
6. Berat volume pasir = (gr/cm3)
V
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Memeriksa kepadatan tanah lapangan

1. Isi Sand Pouring silinder dengan pasir sampai ± 5 cm dari bibir silinder, lalu
timbang ( W4)

2. Persiapkan muka tanah yang akan diperiksa, sehingga diperoleh bidang rata dan
datar. Letakkan pelat dasar diatasnya, lalu dipasak

3. Buat/gali lubang pada tanah sedalam selinder standar. Kerjakan secara hati-hati,
hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding/dasar lubang. Perlusangat hati-
hati untuk tanah yang mudah longsor
4. Kumpulkan/masukkan semua tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer) ke
dalam kantong plastic, lalu timbang beratnya (W5)

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Dengan pelat dasar terletak diatas tanah, letakkan Sand pouring selinder, lalu
kran dibuka tunggu sampai pasir berhenti mengisi lubang dan cone, kemudian
tutup kran.
6. timbang sisa pasir + Sand Pouring selinder (W6).

7. Berat pasir mengisi lubang = ( W4- W6) – ( W2-W3)

berat pasir mengisi lubang


8. Volume lubang =
 pasir

9. Hitung berat volume basah tanah

berat tana h dari lubang W5


 tanah   ( gr/cm3 )
volume lubang V

10. Ambil sebagian tanah dari kantong plastic, lalu periksa kadar airnya

 tanah
11. Hitung berat volume kering =
1 w

5. Data-data hasil Pengujian


TABEL PENGUJIAN SPC (Sand Pouring cylinder)

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Tabel Berat Volume Lab

Calibration I

Berat rata-rata pasir dalam kerucut (W2) gr 485

Volume silinder standar (V) cm3 1158.564

Berat pasir dalam SPC sebelum diletakkan diatas


silinder standar (W1) gr 6745

Berat pasir dalam SPC setelah diletakkan didalam SS


(W3) gr 4660

Berat pasir berbentuk silinder standar ( Wa = W1-W3-


W2) gr 1600

𝑊𝑎
Berat isi pasir 𝛾𝑠 =
𝑉 gr/cm3 1.381

Tabel Kepadatan Tanah Lapangan

Calibration I

Berat tanah dari lubang (Ww) gr 1495,67

Berat pasir dalam SPC sebelum diletakkan diatas lubang


(W1) gr 7550

Berat pasir dalam SPC setelah dileltakkan dalam lubang


(W4) gr 5420

Berat pasir yang mangisi lubang Wb = (W1 – W4 - W2) gr 1645

𝑊𝑤
Ratio =
𝑊𝑏 0.909

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

𝑊𝑤
Berat isi tanah 𝛾m = 𝑥 𝛾𝑠
𝑊𝑏 gr/cm3 1.256

Kadar air (w) % 6.387

100𝛾𝑚
Berat isi kering 𝛾dlap = gr/cm3 1.181
100+𝑤

Berat isi kering 𝛾dlab gr/cm3 1.195

𝛾dlap
Derajat kepadatan lapangan D = 𝑥 100
𝛾dlab % 98.828

Perhitungan Kadar Air

No. contoh 1

Berat cawan + tanah


basah gr 5832

Berat cawan + tanah


kering gr 5483

Berat air gr 349

Berat cawan gr 18.80

Berat tanah kering gr 5464.2

Kadar air % 6.387

Kadar air rata-rata %

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Pembahasan
Derajad kepadatan lapangan didapatkan dengan cara membandingkan berat isi
kering tanah lapangan dengan berat isi kering pasir di laboratorium dikalikan dengan
seratus persen. Semakin besar berat isi kering tanah lapangan terhadap berat isi kering
pasir, maka nilai derajad kepadatan lapangan juga akan semakin besar, begitu juga
sebaliknya

7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dilaboratorium didapat nilai kadar air yang dibutuhkan untuk
benda uji adalah 6,387 %. Derajat kepadatan di lapangan di dapat kan 98,828 %.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB V
Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium
Topik : CBR (Laboratorium)

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam keadaan padat maksimum
 melakukan pengujian CBR laboratorium dengan benar
 menentukan nilai CBR laboratorium
 menentukan nilai pengembangan

2. Pendahuluan
Nilai CBR adalah bilangan perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang
diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 Inci2
dengan kecepatan penetrasi 0,005 inci/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk
menembus sesuatu bahan standard tertentu.
Penentuan nilai CBR dapat dilaksanakan terhadap ;
 Contoh tanah tanpa direndam terlebih dahulu
 Contoh tanah setelah direndam dalam air selama pemadatan 4 hari (96 jam).
Disamping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap :

 Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan standard.


 Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat/modified.
 Contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan tertentu.
 Contoh tanah asli yang diambil dari lapangan

RUMUS PERHITUNGAN
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
𝐶𝐵𝑅 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Mould
 Oven
 Cawan kecil
 Spatula
 Desikator yang berisi pasir silika
 Majun
 Alat penumbuk
 Timbangan dengan kapasitas ± 12 kg dengan ketelitian 5 gr dan timbangan
dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gr.
 Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.
 Dial

3.2 Bahan Uji


 Tanah dipersiapkan seperti persiapan pengujian tanah sebanyak 2 sampel.
Kadar air asli ditentukan dan kadar air optimum dari hasil pengujian
pemadatan di tentukan air ditambahkan ± 3 % kadar air optimum

Gambar Alat dan Bahan

Mould Timbangan Digital

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Oven Desikator

Alat untuk mengeluarkan dari mould Cawan

Spatula Mesin penumbuk

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Timbangan Majun

Dial Jangka sorong

Mesin Penetrasi Beban

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Langkah Kerja
1. Mould dipasang pada alasnya dan lehernya, beratnya ditimbang serta
dimasukkan piring pemisah dengan kertas pemisah di atasnya.

2. Pemadatan dilakukan sebanyak 3 lapisan dengan jumlah tumbukan 25 kali.

3. Leher penyambung dilepas dan permukaannya diratakan dengan perata, piring


pemisah dikeluarkan

4. Mouldnya dibalik serta dipasang kembali, lalu beratnya ditimbang.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Keping pemberat diletakkan di atas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg
atau sesuai dengan beban perkerasan.
6. Untuk benda uji yang direndam, beban harus sama dengan beban yang
digunakan pada waktu perendaman. Pertama-tama, keping pemberat 2,27 kg
diletakkan untuk mencegah mengembangnya permukaan benda uji pada bagian
lubang keping pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak
disentuhkan pada permukaan uji
7. Torak penetrasi diatur pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan ini diperlukan untk
menjamin bidang sentuuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda
uji. Lalu arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi menunjukan angka
nol.
8. Pembebanan diberikan secara teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,25 mm; 0,187 mm; 2,5 mm; 3,75 mm; 5 mm; 7,5 mm; 10 mm; 12,5
mm
9. Beban maksimum dan penetrasinya dicatat bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,5 mm
10. Benda uji dikeluarkan dari cetakan dan kadar airnya ditentukan dari lapisan atas
benda uji.
11. Cara uji dilakukan pada dua sample dengan penanbahan air yang berbeda yaitu
300ml dan 200ml.

5. Data-data hasil Pengujian

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Pembahasan
Nilai CBR didapat dengan perbandingan antara tekanan yang diperlukan untuk
menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inch dengan kecepatan
penetrasi 0.05 inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus bahan
Standard tertentu.

7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dilapangan, nilai CBR didapatkan yaitu pada 2,54 mm Pen di
dapatkan nilai CBR 16,4 % dan pada 5,08 mm Pen didapatkan nilai CBR 16,4 % jadi
rata rata nya yaitu 16,4 %.

JOB VI
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium


Topik : Kuat Tekan Bebas

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Menentukan besarnya kekuatan tekan bebas tanah yang bersifat kohesif dalam
keadaan asli maupun buatan.

2. Pendahuluan
Kuat Tekan Bebas adalah besarnya tekanan aksial ( kg/cm2 atau KN/m2 ), yang
diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah. Keruntuhan / regangan
pada pengujian kuat tekan bebas mencapai 20 %.

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Oven
 Cawan kecil
 Spatula
 Majun
 Alat penumbuk
 Timbangan dengan kapasitas ± 12 kg dengan ketelitian 5 gr dan timbangan
dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gr.
 Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.
 Mesin tekan bebas

3.2 Bahan Uji


 Tanah terganggu

Gambar Alat dan Bahan


GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Timbangan Digital Oven

Cawan Majun

Jangka sorong Mesin tekan bebas

4. Langkah Kerja
1. Persiapan benda uji
a. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli dari dalam tabung
contoh yang diameternya sudah sesuai dengan diameter silinder benda uji
yang diinginkan, Maka keluarkan contoh tanah dari tabung contoh, dengan
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

alat pengeluar contoh didorong masuk cetakan tabung belah yang telah
diolesi tipis dengan pelumas. Arah mendorongnya harus dari ujing tabung
contoh ke pangkal (dari bagian yang tajam). Potong benda uji rata bagian
atas dan bawah.
b. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari diameter silinder benda uji
yang diinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau spatula,
kemudian kikis sehingga didapat ukuran yang dikehendaki.
c. Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji.
2. Pembebanan
a. Temapatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertical dan sentris pada dasar
alat.
b. Atur alat tekan, sehingga plat dasar menyentuh benda uji.
c. Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur rengangan pada
pembacaan nol.
d. Kerjakan alat beban dengan kecepatan 0,5-2 % terhadap tinggi benda uji per
menitnya. Kecepatan ini diperkirakan, sedemikian sehingga pecahnya benda
uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji pengukuran beban
dan arloji pengukuran renggangan setiap 30 detik.
e. Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah mengalami
penurunan. Jika beban yang bekerja tidak pernah turun, kerjakan
pembebanan sampai regangan/pemendekan benda uji mencapai 20 % dari
tinggi benda uji.
f. Periksalah kadar air benda uji.
g. Buat skets dan catat perubahan bentuk banda uji.
h. Pelaksanaan pemeriksaan ini (persiapan + pembebanan) harus dilakukan
dalam waktu secepat-cepatnya, jangan ditunda-tunda, agar kadar air tanah
tidak berubah karena penguapan.

5. Data-data hasil Pengujian


6. Pembahasan

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pada hasil pengujian, nilai kuat tekan diperoleh dari hasil interpolasi antara kuat
tekan ketetapan dengan pembacaan dial yang dilakukan setiap 70 menit sekali. Pada
kuat tekan bebas, semakin besar regangan yang dihasilkan , maka semakin besar pula
tegangan yang dihasilkan, sehingga pada batas limitnya benda uji akan mengalami
kerusakan yaitu patah dan pecah karena tidak mampu menahan tegangan maksimum
dan regangan maksumum sekaligus.

7. Kesimpulan
Dari grafik kuat tekan bebas diatas didapat nilai regangan maksimumnya yaitu dari
sampel A sebesar 1,40 %, sampel B sebesar 1,96 % dan sampel C sebesar 0,97 %.

JOB VII

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium


Topik : Pengujian Batas-batas Atterberg ( Batas Cair )

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Melakukan pengujian batas cair dengan benar
 Menghitung besaran batas cair suatu tanah

2. Pendahuluan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas cair. Pengujian ini dilakukan terhadap tanah yang berbutir halus atau lebih kecil.
Saringan yang digunakan adalah No.40 (0,42 mm). Batas cair adalah kadar air
minimum, yaitu sifat tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Alat batas cair (cassagrande)
 Pembuat alur (grooving tool)
 Oven
 Cawan
 Spatula
 Desikator yang berisi pasir silika
 Pelat kaca
 Majun
 Semprotal btol
3.2 Bahan Uji
8. Untuk jenis tanah lebih halus dari saringan No.40 (0,42 mm), sampel tidak
perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan No.40
9. Untuk tanah yang lebih besar harus dikeringkan dan disaring dengan saringan
No.40

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar Alat dan Bahan

Cassagrande Timbangan Digital

Oven Desikator

Pembuat alur Cawan

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Spatula Plat kaca

Semprot botol Majun

4. Langkah Kerja
1. Letakkan 100 gram benda uji diatas kaca

2. Tambahkan air sedikit, lalu aduk dengan spatula sampai merata atau homogen

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. Ambil sebagian dan masukkan kedalam mangkok alat batas cair serta ratakan
sehingga sejajar dengan dasar alat dengan tebal kurang lebih 1 cm

4. Buat alur dengan menggoreskan alat pembuat alur, sehingga sampel terbelah
menjadi dua bagian

5. Putar alat sehingga mangkok naik dan jatuh dengan kecepatan dua putaran per
detik. Putaran diberhentikan ketika dasar alur bersinggungan sepanjang 1,25
cm dan catatlah jumlah pukulannya

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Lakukan percobaan ini minimal 2 kali hingga didapat jumlah pukulan yang
mendekati sama dan catat rata pukulannya dan uji kadar airnya
7. Ambil contoh dari mangkok dan letakkan di atas kaca, tambahkan air sedikit
dan lakukan seperti langkah dua sampai langkah enam, sehingga didapat
perbedaan jumlah pukulan dan kadar airnya
8. Lakukan pengujian ini sedikitnya empat kali variasi jumlah pukulan

5. Data Percobaan dan Cara Perhitungan


 Catat semua hasil pengujian ke dalam formulir pengujian batas cair.
 Tentukan nilai batas cairnya seperti dibawah ini :
 Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air masing-masing
variasi digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu
mendatar dengan skala logaritma, sedang hasil kadar air dalam sumbu tegak
dengan skala biasa,
 Buat garis lurus melalui titik-titik hasil pengujian tersebut. Bila ternyata
titik-titik itu tidak terletak dalam satu garis lurus, maka buatlah garis lurus
yang melalui titik berat dari titik-titik tersebut.

No Batas cair Batas Plastis

1 No cawan 1 2 3 4 5 A B

2 Jumlah pukulan 11 17 24 30 42
Berat cawan + tanah
3 basah gr 23,66 26,68 25,39 23,34 24,74 19,44 20,32
Berat cawan + tanah
4 kering gr 19,9 21,65 21,17 20,11 21,12 18,37 19,05

5 Berat cawan gr 16,27 16,32 16,41 16,12 16,53 16,24 16,51

6 Berat air gr 3,76 5,03 4,22 3,23 3,62 1,07 1,27

7 Berat tanah kering gr 3,63 5,33 4,76 3,99 4,59 2,13 2,54

8 Kadar air % 103,5813 94,37148 88,65546 80,95238 78,8671 50,23474 50

Rata-rata 50.12
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Batas Cair ( LL ) 86.87 %

Kurva batas cair


120

100
Kadar air, ω (%)

80

60

40

20

0
10 100

Jumlah pukulan, N

6. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan tingkat ketelitian menjadi sangat penting, dan
bila diabaikan akan berisiko hingga menyebabkan data yang diperoleh tidak akurat,
dengan menjadikan SNI sebagai acuan dalam praktik liquid limit, maka data, cara
bahkan hasil akhir tidak akan melenceng jauh, dan sesuai dengan tujuan dan harapan.

7. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang di dapat untuk pengujian batas cair (liquid limit) maka:
Hasil dari data yang diolah,tanah yang diuji termasuk tanah lempung dengan plastisitas
tinggi dan memiliki LL (Batas Cair) = 86.87 %.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium


Topik : Pengujian Batas-batas Atterberg ( Plastis )

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Melakukan pengujian batas plastis dengan benar
 Menghitung besaran batas plastis suatu tanah

2. Pendahuluan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum, yaitu tanah masih dalam keadaan
plastis.

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.1 Peralatan
 Oven
 Cawan
 Spatula
 Timbangan
 Pelat kaca
 Majun
 Semprotal btol
3.2 Bahan Uji
 Ambil sampel tanah yang seperti dipersiapkan untuk pengujian batas cair
sebanyak 20 gram.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar Alat dan Bahan

Timbangan Digital Oven

Spatula Cawan

Plat kaca Semprot botol

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Majun

4. Langkah Kerja
1. Tempatkan benda uji diatas pelat kaca dan campur dengan air serta aduk merata
dengan spatula

2. Beri air sedikit demi sedikit kemudian aduk hingga homogen.


3. Buatlah bola – bola tanah bediametert ± 1 cm.
4. Geleng – gelengkan diatas plat kaca.
5. Penggelengan dilakukan sampai terjadi retak – retak rambut pada tanah dan
tanah membentuk batang lidi dengan diameter 3 mm.
6. Jika saat penggelengan sebelum benda uji mencapai diameter 3 mm sudah retak,
maka benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan diaduk sampai
merata.
7. Jika ternyata penggelengan mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa
menunjukkan retakan, maka tanah disatukan kembali dan ditambah dengan
tanah kering sedikit demi sedikit dan aduk hingga rata.
GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

8. Setelah didapatkan tanah dengan diameter 3mm dan mengalami retak – retak,
maka lakukan penghitungan kadar air.
5. Data-data hasil Pengujian
Batas Plastis
No. Cawan C D
Jumlah pukulan
Berat cawan + tanah basah gr 19.44 20.32
Berat cawan + tanah kering gr 18.37 19.05
Berat cawan gr 16.24 16.51
Berat air gr 1.07 1.27
Berat tanah kering gr 2.13 2.54
Kadar air gr 50.23 50.00
Rata-rata 50.12

Batas Plastis ( PL ) 50.12 %


Indeks Plastisitas 36.75 %

Dari hasil perhitungan didapat nilai kadar air (PL) sebesar 50.12 % , sehingga nilai
Indeks Plastis (IP) :

IP = LL – PL

= 86.87 % - 50.12 %

= 36.75 %

6. Pembahasan
Nilai kadar air yang dipakai untuk melakukan pengujian batas plastis adalah nilai
kadar air yang didapat pada ketukan 25 atau nilai kadar air yang pada saat Liquit Limit (
LL ). Nilai index plastis ( IP ) didapat dari selisih atau hasil pengurangan antara nilai
liquid limit ( LL ) dengan nilai plastic limit ( PL ) → IP = LL – PL .

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian batas plastis tanah, nilai plastic limit ( PL ) sebesar
50.12 %, sedangkan nilai liquid limit ( LL ) adalah 86.87 %. Jadi nilai index plastic
tanah adalah 36.75 %, sehingga klasifikasi berdasarkan USCS adalah CH (lempung
organic dengan plastisitas tinggi).

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Subjek : Pengujian Tanah di Laboratorium


Topik : Pengujian Batas-batas Susut Silinder dan Linier

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Melakukan pengujian batas susut dengan benar
 Menghitung besaran batas susut suatu tanah

2. Pendahuluan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan pemeriksaan-pemeriksaan
menentukan data dari suatu tanah subgrade,yang meliputi : batas susut,angka
susut,susut silinder dan susut linier.

3. Peralatan dan Bahan Uji


3.3 Peralatan
 Oven
 Cawan
 Spatula
 Timbangan
 Pelat kaca
 Majun
 Semprotal btol
 Cawan susut silinder dan linier
 Air raksa
3.4 Bahan Uji
8. Ambil sampel tanah yang seperti dipersiapkan untuk pengujian batas cair
sebanyak 20 gram.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar Alat dan Bahan

Timbangan Digital Oven

Spatula Cawan

Plat kaca Semprot botol

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Majun Susut silinder

Susut Linier Air raksa

4. Langkah Kerja
1. Letakkan contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai
betul-betul merata dengan air destilasi secukupnya, sehingga mengisi semua
pori tanah dan jangan sampai ada udara terperangkap didalamnya.

2. Bersihkan cawan kemudian timbang dan catat massanya. Untuk menentukan


volume cawan, tarulah cawan dalam mangkok porselen, isi dengan air raksa

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

sampai penuh. Tekan dengan pelat gelas rata diatas permukaan cawan,
jaga jangan ada udara terperangkap. Bersihkan air raksa yang melekat diluar
cawan. Pindahkan air raksa pada mangkok lain dan tentukan massanya. Volume
cawan sama dengan massa air raksa dibagi massa jenisnya.
3. Olesi tipis bagian dalam cawan dengan vaselin atau pelumas pekat, isilah cawan
dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. Pukul-
pukulah dengan hati-hati cawan pada dinding datar kokoh yang dilapisi oleh
beberapa lapis kertas isap atau lembaran karet, sehingga tanah akan mengalir
mengisi sudut-sudut cawan. Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan
pukul-pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua udara bergerak
kepermukaan. Tambahkan lagi tanah dan terus pukul- pukulkan, sehingga terisi
penuh sampai tepi atas. Patakan dengan pisau perata dan hapus lah tanah yang
melekat diluar cawan, sehingga volume tanah tepat sama dengan volume cawan.

4. Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat massa cawan terisi tanah
basah. Biarkan tanah mengering diudara sampai warnanya berubah dari tua
menjadi muda. Kemudian keringkan dengan oven dengan temperature 105º –
110º C. Setelah betul-betul kering, dinginkan dalam desikator, dan timbang serta
catat massanya.
5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan,kemudian
dicelupkan dalam air raksa dalam mangkok gelas. Mula-mula tempatkan
mangkok gelas dalam cawan porselen, isilah mangkok dengan air raksa sampai
melimpah, kemudian tekan dengan plat gelas berpaku tiga buah diatas
mangkok. Hapuslah air raksa yang melekat diluar mangkok, kemudian
tempatkan mangkok pada cawan porselen kosong.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Tekan dengan hati-hati tanah kering kedalam air raksa dengan gelas berpaku
diatas mangkok. Pindahkan air raksa yang tumpah dalam suatu mangkok dan
tentukan massa air raksa ini. Volume tanah kering sama dengan massa air raksa
dibagi dengan massa jenis (densitas)nya.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Data-data hasil Pengujian


Pegujian batas susut silinder

Rumus
No. Keterangan Satuan Sampel 2
Perhitungan
1 Berat cawan gram 32,72
2 Berat cawan keramik gram 149,87
3 Berat cawan + tanah basah gram 58,53
4 Berat cawan + tanah kering gram 47,1
Berat cawan keramik + air
5 gram 213,03
raksa
6 Berat tanah basah (W) gram 25,81
7 Berat tanah kering (Wo) gram 14,38
8 Berat air (Ww) gram 11,43
9 Kadar air (ω) % 79,49
10 Volume tanah basah (V1) cm3 5,41
11 Berat air raksa yang tumpah gram 63,16
12 Massa jenis air raksa gr/cm3 13,67
13 Volume tanah kering (Vo) cm3 4,62

14 Batas susut (SL) % 74,0079034

15 Angka susut (SR) gr/cm3 3,11

16 Susut volumetrik (VS) % 17,05

Pegujian batas susut silinder

Rumus
No. Keterangan Satuan Sampel 2
Perhitungan
1 Berat cawan gram 238,36
2 Berat cawan + tanah basah gram 286,89
3 Berat cawan + tanah kering gram 265,54
4 Berat air (Ww) gram 21,35
5 Berat tanah basah (W) gram 48,53
6 Berat tanah kering (Wo) gram 27,18
7 Panjang tanah basah (P1) cm 13,96
8 Panjang tanah kering (Po) cm 11,68

9 Susut linear (LS) % 5,11

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Pembahasan
Pengujian batas susut silinder dan linear yang dilakukan diperoleh nilai batas susut
silinder sebesar 74.009 % dan susut linear sebesar 5.11 %. Dari nilai batas susut silinder
yang besar berkaitan dengan karakteristik dan jenis tanah itu sendiri. Untuk tanah yang
memiliki sifat kembang susut yang besar merupakan tanah lempung. Tanah yang diuji
menunjukkan bahwa tanah tersebut adalah tanah lempung.
7. Kesimpulan
Dari pengujian batas susut silinder dan linear yang dilakukan diperoleh nilai batas
susut silinder sebesar 74.009 % dan susut linear sebesar 5.11 %.

GETHY OKTAVIANI
3.PJJ.A / 061540111453

Anda mungkin juga menyukai