Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status,


kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki
berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat
penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki
kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah
energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,orang yang mengalami
kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.

1.2 RUMASAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud istirahat?


2. Apa saja karakteristik istirahat?
3. Apa yang dimaksud tidur?
4. Bagaimana fisiologi tidur?
5. Apa saja jenis-jenis tidur?
6. Bagaimana kebutuhan istirahat dan tidur pada manusia?

7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur pada manusia?

8. Apa saja fungsi tidur?


9. Bagaimana konsep pengkajian kebutuan istirahat dan tidur
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada masalah pasien gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur?

1
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan istirahat

2. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tidur

3. Untuk mengetahui karakteristik

4. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi tidur


5. Untuk mengetahui jenis-jenis tidur
6. Untuk mengetahui kebutuhan istirahat dan tidur pada manusia
7. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur pada
manusia
8. Untuk mengetahui fungsi tidur
9. Untuk mengetahui konsep kebutuhan istirahat dan tidur
10. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur

1.4 MANFAAT

1. Untuk mengetahui apa saja gangguan kebutuhan istirahat dan tidur dan bagaimana
cara mengatasinya
2. Bagaimana cara mengatasi gangguan kebutuhan istirahat dan tidur

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Istirahat


Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan
diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun
yang membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apa
dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa adanya
tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn, (Ansietas).

2.2 Karakteristik Istirahat

Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di


kutip oleh Perri an Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang
berhubungan dengan istirahat diantaranya :

1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi

2. merasa diterima

3. mengetahui apa yang terjadi

4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan

5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.

6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan

2.3 Pengertian Tidur

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan
sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak

3
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya
aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses
fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai


berikut :

1. Aktivitas fisik minimal

2. Tingkat kesadaran yang bervariasi

3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh

4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.

2.4 Fisiologi Tidur

Pengaturan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara


bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan
bangun, salah satu aktifikas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis. Pusat
pengaturan aktifitas tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain
itu RAS (reticular activating system) dapat memberikan ransangan visual,
pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri
termasuk rangsangan emosi dan proses piker. Pada saat tidur kemungkinan
disebabkan adanay pelepasan serum serotonin dari sel-sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah yaitu (bulbar synchronizing regional), ketika bangun
tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem lymbik.
Dengan demikian sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan
dalam tidur adalah RAS (reticular activating system) dan BSR ( Bulbar synchronizing
region).
Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses
fisiologis,antara lain :

4
1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi

2. Diatasi pembuluh darah perifer

3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.

4. Relaksasi otot-oto rangka

5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%

2.5 Jenis-Jenis Tidur

1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat

Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng
otak lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan
tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat.

a. Tahap I

Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks,
masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat
bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima menit.

b. Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri :
Mata umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan
berakhir 5-10 menit.

5
c. Tahap III

Merupakan tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan
proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf
parasimpatis dan sulit banngun.

d. Tahap IV

Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun,


jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi
lambunng turun, tonus otot turun.

2. Tidur REM(Rapid Eye MovemNadi en)

Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode
pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangat lelah maka
awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.

Bercirikan :

1) Biasanya di sertai dengan mimpi aktif

2) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertentu

3) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur

4) Pada otot peifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
5) Mata cepat tertutup dan terbuka
6) Nadi cepat dan inregular
7) Tekanan darah meningkat dan fluktuasi
8) Sekresi gaster dan metabolisme meningkat

2.6 Kebutuhan Tidur pada Manusia

Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan
seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan.

6
Hal tersebut dapat di lihat pada Alkohol Menekan REM secara normal, seseorang
yang tahan minum alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.

Umur Tingkat Perkembangan Jumblah Kebutuhan


2.7
Tidur
0-1 Bayi baru lahir 14-18 jam/hari Fa
1 bulan-18 bulan Infant 12-14 jam/hari
18 bulan-13 tahun Toddler 11-12 jam/hari
3 tahun-6 tahun Preschool 11 jam/hari
6 tahun-12 tahun School age 10 jam/hari
12 tahun-18 tahun Adolescent 8,5 jam/hari
ktor Kebutuhan Istirahat dan Tidur pada Manusia
Antara lain sebagai berikut :
1. Sakit
Sakit yang menyebabka nyeri dan gangguan fisik dapat menyebabakan
maslah tidur. Orang yang sakit mememrlukan tidur lebih banyak dibandikan
keadaan normal dan irama tidur dan bnagun yang normal sering
terganggu.orang yang kurang mendapatkan waktu tidur REM pada akhirnya
menghabiskan lebih banyak wak tidur dibandingkan orang normal pad tahap
tidur ini.
Kondisi perapasan dapat menggangu tidur individu.napas pendek
seringkali mmebuat sulit tidur dan orang yang mengalami sumbatan hidung
atau drainase sinus dapat mengalami masalah pernapasan dan kemudian dapat
membuatnya sulit tidur.
Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan penguranagn tahap 3 dan 4 tidur
NREM dan tidur REM. Kebutuhan untuk berkemih dimalam hari juga
menggangu tidur dan orang yang terbangundimalam hari untuk berkemih
kadang kala mengalami kesulitan untuk dapat tidur kembali.

2. Kelelahan

7
Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak
sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur
REM lebih pendek.
3. Stress
Seseorang yang pikirannya dipengaruhi dengan masalah pribadi
mungkin tidak mampu relaks dengan cukup untuk dapat tidur. Ansietas
meningkat kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulus sistem saraf
simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap 4
NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain
dan lebih sering terbangun.
4. Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi sesorang ada yang menyebabkan
tidur,ada pula sebaliknya menggangu tidur.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepatkan
proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka seseorang tersebut akan
mempercepat proses terjanya tidur karena di hasilkan triptofan yang
merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat
membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhn gizi yang kurang
dapat terkadang sulit untuk tidur
6. Lingkungan
Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. Setiap
perubahan misalnya, suara bising di lingkungan dapata menghabat tidur. Tidur
tahap 1 adalah tidur yang paling ringan dan tidur tahap 3 dan 4 adalah tidur
yang paaling dalam hasilnya, suara yang lebih keras dibutuhkan untuk
membnagunkan orang yang berada dalam tidur 3 dan 4. Namun, jika waktu
telah berlebihan seseorang dapat menjadi terbiasa suara bising sehingga
tingkat suara tidak lagi berpengaruh. Ketidaknyamanan akibat suhu
lingkungan dan kurang ventilasi dapat memengaruhi tidur. Kadar cahaya

8
dapat menjadi faktor lain yang berpengruh.seseorang dapat menjadi terbiasa
tidur dalam gelap mungkin sulit tidur pada keadaan terang.
7. Gaya hidup
Seseorang yang jam kerja bergeser dan sering kali berganti jam kerja
harus mengatur aktifitas untuk siap tertidur disaat yang tepat. Olahraga sedang
biasanya kondusif untuk tidur, terapi olahraga berlebihandapat memperlambat
tidur kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah faktor
terpenting yang memengaruhi kemampuan untuk tertidut
8. Motivasi
Motivasi juga dapat mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur.
Motivasi merupakan suatu dorongan atau kenginan untuk tidur, menahan tidak
tidur dapat menimbulkan ganggun proses tidur

2.8 Fungsi Tidur

Fungsi dari tidur secara jelas tidak diketahui akan tetapi diyakini bahwa tidur
antara lain sebagai berikut :

1. Untuk menjaga keseimbangan mental

2. Untuk menjaga keseimbangan emosianal

3. Untuk menjaga keseimbangan kesehatan

4. Untuk mengurangi stress pada pulmonary, kardiovaskular, endokrin dan lain-


lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga energi diarahkan kembali pada
fungsi celluleryang penting.

2.9 Konsep Pengkajian Kebutuhan Istirahat Dan Tidur

1. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekresi yang dilakukan
sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur,

9
dengan siapa pasien tidur, obat yang dikosumsi sebelum tidur, asupan dan
stimulant, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan
apakah ada perubahan pola tidur.

2. Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungvita
merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur melputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak
sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi


dokumentasi keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika
hanya bertanya “ apakah kamu tidur nyenyak tadi malam?” seorang perawat
haruslah bertanya jika pasien merasa kesulitan untuk tidur mengalami bangun
lebih awal dan susah untuk kembali tidur, dan merasa istirahat atau tidurnya
cukup di pagi hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya jika pasien merasa
lelah dan mengantuk sepanjang masa. Pertanyaan untuk perawat tanyakan ,
yaitu sebagai berikut :
1. Berapa lama waktu untuk tertidur pada malam hari?
2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?
3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?
4. Apakah kamu merasa tidur/istirahat mu cukup dipagi hari?
5. Apakah kamu mempunyai cukup energy untuk melaksanakan tugas mu
sepanjang hari?
6. Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau
pertemuan, atau ketika kamu menonton TV atau film?

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Ny ws berusia 34 tahun, sudah menikah, beragama hindu datang ke RSUD


Bandung dengan diantar keluarganya. Pasien datang dengan keluhan sesak sejak
kemaren, tidak bias beristirat, tidak bisa tidur dan aktifitas terganggu. Pasien baru
pertama kali dirawat di RS, sebelumnya pasien tidak pernah merasakan sesak.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang pernah dirawat di RS dengan keluhan
yang sama.

A. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum Tanda-tanda vital Keadaan fisik

- Keadaan umum : -TD : 130/90 mmHG - kepala : tidak ada nyeri, tidak
sedang ada benjolan, kulit kepala dan
-Suhu : 36,9 derajat
rambut bersih, warna rambut
- Kesadaran : celcius
hitam, penyebaran rambut
Compos Mentis -Nadi : 108x/Menit
merata, bentuk kepala simetris
- Bentuk Tubuh : -Respirasi : 32x/Menit
sedang - Wajah : bentuk simetris, tidak
- Warna kulit : ada lecet atau lesi, tidak ada
sawo matang nyeri tekan
- turgor kulit : - Mata : bentuk simetris,
Elastis pergerakan bola mata simetris,
- TB dan BB : 145 kornea jernih, tampak warna
Cm dan 60 Kg gelap pada bagian bawah mata
-Hidung : simetris, tidak ada
secret
-Telinga : bentuk simetris,

11
tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan
-Mulut dan Gigi : mukosa bibir
lembab, keadaaan gigi bersih,
lidah tampak bersih
Leher : bentuk simetris,
pergerakan leher bebas, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroit
-Toraks : bentuk dada normal,
gerakan dada simetris,
- Abdomen : keadaan normal,
nyeri tekan
- Ekstremitas : atas dan bawah
dapat digerakkan dan kuat

B. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

1. Bernafas
Pasien mengalami gangguan pada pernafasan, mengalami sesak, tidak
ada batuk, frekunsi pernafasan saat MRS 32x/menit.
2. Makan dan Minum
-Makan : Sebelum MRS, Pasien biasa makan 3x sehari dan habis 1
porsi, saat MRS pasien hanya mampu makan setengah porsi.
-Minum : sebelum dan saat MRS pasien tetap minum dalam porsi yang
sama (6-8 gelas/hari)
3. Eliminasi
- BAB : pasien tidak mengalami masalah saat BAB (BAB lancar)
- BAK : pasien tidak mengalami masalah saat BAK (BAK lancar)
4. Gerak dan Aktifitas

12
Pada saat pengkajian pasien dibantu sebagian dalam melakukan
ADLnya.
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidurnya.
Pasien sering terbangun karena lingkungan yang panas. Sebelum sakit
pasien biasanya tidur 8 jam pada malam hari, namun sejak dirawat di
RS, waktu tidur pasien berkurang, pasien dapat tidur kurang lebih 3 jam
dimalam hari
6. Pengetahuan Suhu Tubuh
Pada saat pengkajian, suhu tubuh pasien meningkat yaitu 37,3°C
7. Kebersihan Diri
Pasien tampak bersih, pasien dilap oleh keluarganya
8. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri ataupun mual
9. Rasa Aman
Pasien merasa aman dirawat di RS karena ditemeni keluarganya
10. Sosial dan Komunikasi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya sangat baik. Interaksi
pasien dengan dokter dan perawat baik karena pasien orang yang ramah.
11. Pengetahuan
Pasien kurang mengerti tentang terapi yang diberikan, tetapi pasien
bersedia bekerja sama dalam tindakan keperawatan
12. Prestasi
Pasien belum memiliki prestasi sehubungan dengan kemajuan
kesehatannya saat ini.
13. Rekreasi
Pasien mengisi waktu luang di RS dengan mengobrol-obrol bersama
keluarganya dan kerabat yang datang menjemguk pasien.
14. Spiritual

13
Pasien menganut agama hindu, sebelum MRS pasien biasnya
sembayang 2x sehari, pada pagi dan malam hari. Namun, sejak dirawat
di RS pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur.

3.2 Diagnosa Keperawatan

A. Analisa Data

No Data Standar Normal Masalah


1 DS : pasien mengeluh Pasien dapat tidur Gangguan
tidak bias tidur semenjak dengan baik dan pada tidur
dirawat di RS, dan cukup, tidak mengeluh
menegluh panas. panas lagi
DO : pasien tampak pucat,
tampak warna gelap pada Tidak pucat, warana
bagian bawah mata, sesak merata pada daerah
(+), pasien tampak lemas bawah mata, sesak (-),
TD = 130/90 mmHg, S = tidak lemas
36,9°C, N = 108X/menit, TD = 120/80 mmHg,
Rr = 32/ menit S= 36-37°C, N = 60-
100X/menit , Rr = 16-
20x/menit

B. Analisa Masalah
P : gangguan pola tidur
E : perubahan Lingkunagn sekitar
S : Pasien mengeluh tidak bisa tidur semenjak dirawat di RS, dan menegeluh
panas, pasien tampak pucat, tampak pucat, tampak gelap pada daerah bawah
mata, sesak, pasien tampak lemas, TD = 130/90 mmHg, suhu = 36,9°C, N =
108x/ menit, Rr = 32x/menit.

14
Proses terjadinya : pasien belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
menyebabkan pasien tiddak dapat tidur dengan cukup dan nyenyak.
Akibat: bila tidak ditanggulangi pasien akan kurag tidur sehingga pasien
semakin lemas.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pola tidur berdasarkan perubahan lingkungan sekitar pasien
mengeluh tidak bias tidur semenjak dirawat di RS, dan mengeluh panas,
pasien tampak pucat, tampak warna gelap pada daerah bawah mata, sesak,
pasien tampak lemas, TD = 130/90 mmHg, S = 36,9°C, N = 108x /menit, Rr =
32x /menit.

3.3 Perencanaan
a. Prioritas diagnosa keperawatan gangguan pola tidur
b. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Gangguan pola Setelah diberikan Beri Dengan ruangan
tidur asuhan ruangan yang nyaman dan
berdasarkan keperawatan yang tenang pasien
perubahan selama 2x24 jam nyaman dan dapat beristirahat
lingkungan diharapkan pola tenang dengan tenang
sekitar, pasien tidur pasien
mengelh tidak terpenuhi dengan Ajarkan Dapat
bias tidur kriteria evaluasi : pasien mengurangi
semenjak Pasien bias tidur, teknik ketidaknyamanan
dirawat di RS, tidak mengeluh distraksi pasien
dan mengeluh panas, pasien dan
panas, pasien tampak segar (tidak relaksasi Dapat merasa
tampak pucat, pucat), tidak ada segar sehingga

15
tampak warna warna gelap pada Ajurkan dapat beristirahat
gelap pada bagian bawah mata mandi/di dengan nyaman.
daerah mata, (warna sama), tidak lap dengan
sesak, pasien ada lemas, TD = air hangat
tampak lemas, 120/80 mmHg, S = Sebagai
TD = 130/90 36°C, N = 60 – persiapan
mmHg, S = 100X /menit, Rr = sebelum
36,9°C, N = 16 – 20x /menit. tidur.
108x menit, Rr
= 32x/menit.

3.4 Pelaksanaan

No No Pelaksanaan Evaluasi Formatif


Dx
1 1 Delegatif injeksi Obat masuk
TIdak ada alergi

1 Visit Dokter

1 Mengobservasi Vital Sign Suhu = 37,3°C, Nadi =


76x/menit, TD = 110/70 mmHg

1 Mengobservasi makan atau Makan habis ½ porsi, minum


minum dan obat oral +/- 250cc, obat sudah diminum,
tidak ada alergi.

1 Mengobservai KU Pasien Ku = sedang, Kes = CM,


SESAK, tampak lemas, masih
ada warna gelap pada bagian

16
bawah mata

3.5 Evaluasi
No No Evaluasi Sumatif
Dx
1 1 S = Pasien mengatakan sudah bisa tidur +/- 6 jam, namun pasien
masih merasakan lingkungan sekitar panas

O = Ku = Sedang, Kes = CM, sudah bisa tidur

A = Tujuan tercapai

P = Pertahankan kondisi

BAB IV

PENUTUP

17
A. Simpulan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengn pola
istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik
terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan
dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara susunan saraf, serta
berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ
tubuh.

B. Saran

Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya


sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat
melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur yang
benar sehingga perawat harus mempunyai, kompetensi yang baik terkait dengan
kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan
dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

18
Hidayat,A.Aziz Alimul dan Musrifatul,Uliyah.(2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya : Health book publishing

htpp://www.academia.edu/7000499/ASKEP_KEBUTUHAN_ISTIRAHAT_dan_TID
UR

https:/www.slideshare.net/mobile/ameeraffanya/askepm-gangguan-pemenuhan-
istirahat-tidur

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60861/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

19

Anda mungkin juga menyukai