PENDAHULUAN
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur pada manusia?
1
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
1. Untuk mengetahui apa saja gangguan kebutuhan istirahat dan tidur dan bagaimana
cara mengatasinya
2. Bagaimana cara mengatasi gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. merasa diterima
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan
sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak
3
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya
aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses
fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
4
1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng
otak lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan
tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat.
a. Tahap I
Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks,
masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat
bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima menit.
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri :
Mata umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan
berakhir 5-10 menit.
5
c. Tahap III
Merupakan tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan
proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf
parasimpatis dan sulit banngun.
d. Tahap IV
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode
pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangat lelah maka
awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Bercirikan :
4) Pada otot peifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
5) Mata cepat tertutup dan terbuka
6) Nadi cepat dan inregular
7) Tekanan darah meningkat dan fluktuasi
8) Sekresi gaster dan metabolisme meningkat
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan
seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan.
6
Hal tersebut dapat di lihat pada Alkohol Menekan REM secara normal, seseorang
yang tahan minum alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.
2. Kelelahan
7
Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak
sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur
REM lebih pendek.
3. Stress
Seseorang yang pikirannya dipengaruhi dengan masalah pribadi
mungkin tidak mampu relaks dengan cukup untuk dapat tidur. Ansietas
meningkat kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulus sistem saraf
simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap 4
NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain
dan lebih sering terbangun.
4. Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi sesorang ada yang menyebabkan
tidur,ada pula sebaliknya menggangu tidur.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepatkan
proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka seseorang tersebut akan
mempercepat proses terjanya tidur karena di hasilkan triptofan yang
merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat
membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhn gizi yang kurang
dapat terkadang sulit untuk tidur
6. Lingkungan
Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. Setiap
perubahan misalnya, suara bising di lingkungan dapata menghabat tidur. Tidur
tahap 1 adalah tidur yang paling ringan dan tidur tahap 3 dan 4 adalah tidur
yang paaling dalam hasilnya, suara yang lebih keras dibutuhkan untuk
membnagunkan orang yang berada dalam tidur 3 dan 4. Namun, jika waktu
telah berlebihan seseorang dapat menjadi terbiasa suara bising sehingga
tingkat suara tidak lagi berpengaruh. Ketidaknyamanan akibat suhu
lingkungan dan kurang ventilasi dapat memengaruhi tidur. Kadar cahaya
8
dapat menjadi faktor lain yang berpengruh.seseorang dapat menjadi terbiasa
tidur dalam gelap mungkin sulit tidur pada keadaan terang.
7. Gaya hidup
Seseorang yang jam kerja bergeser dan sering kali berganti jam kerja
harus mengatur aktifitas untuk siap tertidur disaat yang tepat. Olahraga sedang
biasanya kondusif untuk tidur, terapi olahraga berlebihandapat memperlambat
tidur kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah faktor
terpenting yang memengaruhi kemampuan untuk tertidut
8. Motivasi
Motivasi juga dapat mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur.
Motivasi merupakan suatu dorongan atau kenginan untuk tidur, menahan tidak
tidur dapat menimbulkan ganggun proses tidur
Fungsi dari tidur secara jelas tidak diketahui akan tetapi diyakini bahwa tidur
antara lain sebagai berikut :
1. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekresi yang dilakukan
sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur,
9
dengan siapa pasien tidur, obat yang dikosumsi sebelum tidur, asupan dan
stimulant, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan
apakah ada perubahan pola tidur.
2. Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungvita
merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur melputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak
sesuai, dan intonasinya tidak teratur.
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : -TD : 130/90 mmHG - kepala : tidak ada nyeri, tidak
sedang ada benjolan, kulit kepala dan
-Suhu : 36,9 derajat
rambut bersih, warna rambut
- Kesadaran : celcius
hitam, penyebaran rambut
Compos Mentis -Nadi : 108x/Menit
merata, bentuk kepala simetris
- Bentuk Tubuh : -Respirasi : 32x/Menit
sedang - Wajah : bentuk simetris, tidak
- Warna kulit : ada lecet atau lesi, tidak ada
sawo matang nyeri tekan
- turgor kulit : - Mata : bentuk simetris,
Elastis pergerakan bola mata simetris,
- TB dan BB : 145 kornea jernih, tampak warna
Cm dan 60 Kg gelap pada bagian bawah mata
-Hidung : simetris, tidak ada
secret
-Telinga : bentuk simetris,
11
tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan
-Mulut dan Gigi : mukosa bibir
lembab, keadaaan gigi bersih,
lidah tampak bersih
Leher : bentuk simetris,
pergerakan leher bebas, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroit
-Toraks : bentuk dada normal,
gerakan dada simetris,
- Abdomen : keadaan normal,
nyeri tekan
- Ekstremitas : atas dan bawah
dapat digerakkan dan kuat
B. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernafas
Pasien mengalami gangguan pada pernafasan, mengalami sesak, tidak
ada batuk, frekunsi pernafasan saat MRS 32x/menit.
2. Makan dan Minum
-Makan : Sebelum MRS, Pasien biasa makan 3x sehari dan habis 1
porsi, saat MRS pasien hanya mampu makan setengah porsi.
-Minum : sebelum dan saat MRS pasien tetap minum dalam porsi yang
sama (6-8 gelas/hari)
3. Eliminasi
- BAB : pasien tidak mengalami masalah saat BAB (BAB lancar)
- BAK : pasien tidak mengalami masalah saat BAK (BAK lancar)
4. Gerak dan Aktifitas
12
Pada saat pengkajian pasien dibantu sebagian dalam melakukan
ADLnya.
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidurnya.
Pasien sering terbangun karena lingkungan yang panas. Sebelum sakit
pasien biasanya tidur 8 jam pada malam hari, namun sejak dirawat di
RS, waktu tidur pasien berkurang, pasien dapat tidur kurang lebih 3 jam
dimalam hari
6. Pengetahuan Suhu Tubuh
Pada saat pengkajian, suhu tubuh pasien meningkat yaitu 37,3°C
7. Kebersihan Diri
Pasien tampak bersih, pasien dilap oleh keluarganya
8. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri ataupun mual
9. Rasa Aman
Pasien merasa aman dirawat di RS karena ditemeni keluarganya
10. Sosial dan Komunikasi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya sangat baik. Interaksi
pasien dengan dokter dan perawat baik karena pasien orang yang ramah.
11. Pengetahuan
Pasien kurang mengerti tentang terapi yang diberikan, tetapi pasien
bersedia bekerja sama dalam tindakan keperawatan
12. Prestasi
Pasien belum memiliki prestasi sehubungan dengan kemajuan
kesehatannya saat ini.
13. Rekreasi
Pasien mengisi waktu luang di RS dengan mengobrol-obrol bersama
keluarganya dan kerabat yang datang menjemguk pasien.
14. Spiritual
13
Pasien menganut agama hindu, sebelum MRS pasien biasnya
sembayang 2x sehari, pada pagi dan malam hari. Namun, sejak dirawat
di RS pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur.
A. Analisa Data
B. Analisa Masalah
P : gangguan pola tidur
E : perubahan Lingkunagn sekitar
S : Pasien mengeluh tidak bisa tidur semenjak dirawat di RS, dan menegeluh
panas, pasien tampak pucat, tampak pucat, tampak gelap pada daerah bawah
mata, sesak, pasien tampak lemas, TD = 130/90 mmHg, suhu = 36,9°C, N =
108x/ menit, Rr = 32x/menit.
14
Proses terjadinya : pasien belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
menyebabkan pasien tiddak dapat tidur dengan cukup dan nyenyak.
Akibat: bila tidak ditanggulangi pasien akan kurag tidur sehingga pasien
semakin lemas.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pola tidur berdasarkan perubahan lingkungan sekitar pasien
mengeluh tidak bias tidur semenjak dirawat di RS, dan mengeluh panas,
pasien tampak pucat, tampak warna gelap pada daerah bawah mata, sesak,
pasien tampak lemas, TD = 130/90 mmHg, S = 36,9°C, N = 108x /menit, Rr =
32x /menit.
3.3 Perencanaan
a. Prioritas diagnosa keperawatan gangguan pola tidur
b. Perencanaan Keperawatan
15
tampak warna warna gelap pada Ajurkan dapat beristirahat
gelap pada bagian bawah mata mandi/di dengan nyaman.
daerah mata, (warna sama), tidak lap dengan
sesak, pasien ada lemas, TD = air hangat
tampak lemas, 120/80 mmHg, S = Sebagai
TD = 130/90 36°C, N = 60 – persiapan
mmHg, S = 100X /menit, Rr = sebelum
36,9°C, N = 16 – 20x /menit. tidur.
108x menit, Rr
= 32x/menit.
3.4 Pelaksanaan
1 Visit Dokter
16
bawah mata
3.5 Evaluasi
No No Evaluasi Sumatif
Dx
1 1 S = Pasien mengatakan sudah bisa tidur +/- 6 jam, namun pasien
masih merasakan lingkungan sekitar panas
A = Tujuan tercapai
P = Pertahankan kondisi
BAB IV
PENUTUP
17
A. Simpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengn pola
istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik
terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan
dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara susunan saraf, serta
berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ
tubuh.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
18
Hidayat,A.Aziz Alimul dan Musrifatul,Uliyah.(2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya : Health book publishing
htpp://www.academia.edu/7000499/ASKEP_KEBUTUHAN_ISTIRAHAT_dan_TID
UR
https:/www.slideshare.net/mobile/ameeraffanya/askepm-gangguan-pemenuhan-
istirahat-tidur
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60861/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
19