php/cakrawala
Volume 12 Nomor 2 Desember 2018
DOI: https://doi.org/10.32781/cakrawala.v12i2.272
ARTICLE INFO Abstrak:
Indonesia masih menghadapi masalah tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis, kualitas
Sumber Daya Manusia maupun distribusinya. Untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC), SDM
(SDM) Kesehatan, kesehatan mutlak diperlukan. Menurut WHO, Indonesia termasuk dalam 57 negara
Pelayanan Kesehatan, yang menghadapi krisis tenaga kesehatan. Padahal 80% keberhasilan pembangunan
dan Pemerataan Tenaga kesehatan ditentukan SDM kesehatan. Metode dalam penelitian ini menggunakan
Kesehatan, metode kualitatif dengan lokus penelitian di Kabupaten Lamongan. Pemilihan
Health Human Resources informan antara lain pemangku kebijakan pada Dinas Kesehatan atau pemegang
(HR), program bidang sumber daya manusia (SDM) kesehatan, Badan Kepegawaian
Health Services, Daerah bidang sumber daya manusia (SDM) pemerintah di Kabupaten Lamongan
and Equal Distribution of dan beberapa tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan (puskesmas dan
health Workers rumah sakit pemerintah). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah dan
jenis tenaga kesehatan di Kabupaten Lamongan sudah baik, namun belum disesuaikan
dengan kebutuhan berdasarkan kompetensi dan beban kerja. Tenaga kesehatan masih
berkelompok atau tidak merata pada masing-masing unit pekerjaan di pelayanan
Article History:
kesehatan Kabupaten Lamongan. Maka diperlukan suatu kebijakan pemerintah daerah
Received : November 2018 tentang perencanaan pengadaan tenaga kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan beban kerja, dengan lebih mengutamakan tenaga kesehatan yang berdomisili
Accepted : December 2018
mendekati unit pelayanan kesehatan, pemberian insentif yang lebih besar sesuai
dengan beban kerja.
Abstract:
Indonesia still faces health personnel problems, both in number, type, quality and
distribution. To achieve Universal Health Coverage (UHC), health human resources
(HR) is absolutely necessary. According to WHO, Indonesia is included in 57 countries
that face a crisis of health workers. Even though 80% of the success of health
development is determined by health human resources. The method in this study used
a qualitative method with a research locus in Lamongan Regency. The selection of
informants included policy makers at the Health Office or program holders in the field
of health human resources, the Regional Personnel Agency in the field of government
human resources (HR) in Lamongan and several health workers who worked in health
services (puskesmas and government hospitals ) The results of this study indicate that
the number and type of health workers in Lamongan Regency is good, but has not been
adjusted to the needs based on competence and workload. Health workers are still
in groups or uneven in each work unit in the Lamongan District health service. Then
a local government policy is needed on planning the procurement of health workers
tailored to the needs and workload, by prioritizing health workers domiciled near the
health service unit, giving greater incentives according to the workload.
Corresponding author : © 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan
Address : Jl. Gayung Kb. Sari. 56, Gayungan, Surabaya Provinsi Jawa Timur
Email : henny.hidayanti@gmail.com
p-ISSN 1978-0354 | e-ISSN 2622-013X
Phone :-
Cakrawala, 12(2) 2018: 162-177 | 163
Padahal dalam sistem pelayanan kesehatan yang diberikan atau banyaknya waktu
di Indonesia, puskesmas merupakan yang tidak produktif yang dilakukan oleh
ujung tombak penyelenggara pelayanan SDM pada saat bertugas (Nengsih, 2010).
kesehatan strata pertama (Bappenas, 2005). Oleh karena itu dilakukan penelitian yang
Kabupaten Lamongan merupakan berjudul “Pemerataan Tenaga Kesehatan di
salah satu kabupaten di Jawa Timur Kabupaten Lamongan.”
yang juga mengalami ketidakmerataan Tinjauan Pustaka
tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan
pemerintah yang ada apalagi melihat a. Tenaga Kesehatan
banyaknya tingkat kunjungan pasien ke Menurut SKN (Sistem Kesehatan
puskesmas dan rumah sakit. Saat ini jumlah Nasional) 2009 dalam Adisasmito
tenaga kesehatan masih kurang sebanyak (2014), tenaga kesehatan adalah semua
287 tenaga kesehatan yang meliputi dokter orang yang bekerja secara aktif dan
umum, dokter gigi, perawat, perawat profesional di bidang kesehatan, baik yang
gigi, analisa lab, ahli gizi, kebersihan memiliki pendidikan formal kesehatan
lingkungan dan administrasi. Selama ini maupun tidak, yang untuk jenis tertentu
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan memerlukan upaya kesehatan. Sedangkan
memiliki 527 orang tenaga honorer untuk menurut Undang-Undang No. 36 tahun
kegiatannya, jika tidak ada penggantinya, 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan
maka tenaga honorer akan dimaksimalkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap
untuk memperlancar pelayanan kesehatan orang yang mengabdikan diri dalam bidang
di Kabupaten Lamongan. Selain mengalami kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/
kekurangan tenaga kesehatan, namun juga atau keterampilan melalui pendidikan di
ada pelayanan kesehatan yang mengalami bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
kelebihan tenaga kesehatan hal ini memerlukan upaya kesehatan.
disebabkan karena ketidakmerataan tenaga b. Ketentuan tentang Tenaga Kesehatan
kesehatan. Hal ini dikarenakan penempatan Dalam Undang-Undang Kesehatan yang
tenaga kesehatan di Kabupaten dilakukan baru (UU No. 36 Tahun 2009) ketentuan
oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tentang tenaga kesehatan. Ketentuan
yang seringkali tidak disesuaikan dengan tentang tenaga kesehatan diuraikan sebagai
kebutuhan dan permintaan, sehingga berikut (Pasal 21-29 UU No. 36 Tahun
terjadi penumpukan jenis tenaga kesehatan 2009) dalam (Notoatmodjo, 2010):
tertentu di satu puskesmas tapi di lain 1. Perencanaan
puskesmas mengalami kekurangan tenaga Pemerintah mengatur perencanaan,
kesehatan tersebut. Hal lain mengenai pengadaan, pendayagunaan, pem-
penempatan yaitu bahwa tenaga yang sudah binaan dan pengawasan mutu
ditempatkan melalui SK yang dikeluarkan tenaga kesehatan dalam rangka
datang mengeluh dengan alasan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
bekerja berjauhan dari tempat tinggal 2. Kualifikasi dan kewenangan
ataupun dengan keluarga (Salamate, dkk, Tenaga kesehatan harus memiliki
2014). kualifikasi minimum. Disamping
Permasalahan ketidakmerataan kualifikasi, tenaga kesehatan
tenaga kesehatan harus dicermati mempunyai kewenangan untuk
dengan seksama, apakah memang benar menyelenggarakan pelayanan
memerlukan tambahan tenaga kesehatan kesehatan. Kewenangan untuk
yang dikarenakan beban kerja berlebih menyelenggarakan pelayanan
sehingga akan mempengaruhi kualitas
Cakrawala, 12(2) 2018: 162-177 | 165
Tabel 2. Rincian Formasi ASN Khusus Tenaga Kesehatan dari Pelamar Umum Pemerintah
Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2014
Jumlah
No Nama Jabatan Kualifikasi Pendidikan Gol. Ruang
Alokasi
1. Dokter Umum S1 Kedokteran III/b 37
2. Dokter Spesialis, terdiri Spesialis Anak, Spesialis Bedah, 32
dari: Anak, bedah, Obstetri Spesialis Obgyn, Spesialis Anestesi,
& Ginekologi, Anestesi, Spesialis Radiologi, Spesialis Patologi
Radiologi, Patologi Klinik, Klinik, Spesialis Mata, Spesialis Jiwa,
Mata, Jiwa, Urologi, Spesialis Urologi, Spesialis Bedah
Bedah Syaraf, Forensik, Syaraf, Spesialis Forensik, Spesialis
Bedah Mulut, Konservasi/ Bedah Mulut, Spesialis Konservasi/
Endodonsi, Periodonti Endodonsi, Spesialis Periodonti
3. Dokter Gigi S1 Dokter Gigi III/b 16
4. Apoteker S1 Farmasi III/b 2
5. Asisten Apoteker D-III Farmasi II/c 29
6. Perawat Pertama S1 Keperawatan dan Ners III/a 19
7. Perawat Pelaksana D-III Keperawatan II/c 20
8. Bidan Pelaksana D-III Kebidanan II/c 15
9. Penyuluh KB S1 Kesehatan Masyarakat III/a 92
10. Perawat Gigi Pelaksana D-III Perawat Gigi II/c 3
Pemula
11. Sanitarian Pertama S1 Kesehatan Lingkungan III/a 1
12. Sanitarian (D-III) D-III Sanitasi II/c 15
13. Nutrisionis D-III Gizi II/c 11
14. Analis Kesehatan/ Penyuluh S1 Kesehatan Masyarakat III/a 14
Kesehatan
15. Fisioterapis S1 Fisioterapis III/a 4
16. Pranata Lab. Kesehatan D-III Analis Kesehatan II/c 5
17. Psikologi Klinis S1 Psikologi Klinis III/a 3
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lamongan, 2018
Cakrawala, 12(2) 2018: 162-177 | 169
yang harus menunggu kebijakan dari dinas Hal ini menunjukkan bahwa
kesehatan kabupaten. Namun sayangnya besar insentif kepada tenaga kesehatan
besarnya gaji yang diterima oleh tenaga merupakan salah satu faktor untuk menarik
kesehatan atau pegawainya seringkali minat tenaga kesehatan. Namun dalam
tidak sebanding dengan beban pekerjaan pengadaan insentif untuk tenaga kesehatan
yang mereka laksanakan, hal inilah khususnya tidak semudah membalikkan
salah satu penyebab banyaknya tenaga tangan. Perlu ada proses lebih lanjut, dan
kesehatan yang mengundurkan diri dan hal ini memerlukan waktu yang lama
bekerja di rumah sakit atau pelayanan serta harus melalui perdebatan karena
kesehatan yang lebih menjanjikan dari sisi membicarakan tentang anggaran terutama
penghasilan dan sarana.” insentif untuk tenaga kesehatan merupakan
“Selain merekrut tenaga kesehatan non- hal yang dapat menyinggung berbagai
PNS, pihak rumah sakit juga membuat kepentingan.
suatu penawaran bahkan perjanjian Menurut Nurhidayah (2016), bahwa
dengan para mahasiswa yang magang di upaya pemberian insentif bagi dokter, bidan
rumah sakit untuk melamar menjadi tenaga desa, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
kesehatan di rumah sakit setelah magang bisa menjadi alternatif untuk merangsang
atau lulus kuliah. Awalnya mereka dengan sumber daya manusia kesehatan (SDMK)
senang bekerja di rumah sakit, namun atau tenaga kesehatan bersedia di
dengan seiringnya waktu dan mendapatkan tempatkan dimana saja. Besaran insentif ini
pengaruh dari teman-temannya yang tentu harus dilakukan secara proporsional
bekerja di rumah sakit lain dengan gaji sehingga di satu sisi merangsang para
yang lebih besar, sehingga akhirnya tenaga kesehatan untuk siap mengabdi. Di
banyak yang mengundurkan diri. Mungkin sisi lain, ada kemampuan dana yang cukup
mereka bekerja di rumah sakit ini sebagai dari pemerintah (Nurhidayah, 2016).
batu loncatan dan untuk mendapatkan Begitu juga menurut Umar (2002)
pengalaman kerja. Dengan menunggu dalam Watung (2012), menyatakan
waktu yang tepat dengan pengalaman bahwa salah satu cara manajemen untuk
yang sudah cukup, sehingga membuat meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan
mereka mencari pekerjaan yang lebih baik kepuasan kerja karyawan adalah melalui
dengan gaji yang lebih besar. Walaupun kompensasi atau insentif. Kompensasi
seringkali terjadi demikian, kepala rumah sangat penting bagi karyawan itu sendiri
sakit tidak tinggal diam untuk menyiasati sebagai individu, karena besarnya
kekurangan tenaga kesehatannya, dengan kompensasi merupakan ukuran atau nilai
membuat kebijakan menggandengi pekerjaan karyawan itu sendiri. Apabila
perguruan tinggi yang mempunyai fakultas kompensasi diberikan secara tepat dan
kesehatan (kedokteran, kefarmasian, benar para karyawan akan memperoleh
kesehatan masyarakat, dan lain-lain) kepuasan kerja dan termotivasi untuk
dengan membuat perjanjian atau MoU mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi
bahwa rumah sakit membuka kesempatan apabila kompensasi itu diberikan tidak
dan memberikan fasilitas untuk para memadai dan kurang tepat, maka prestasi
mahasiswa melakukan magang di rumah kerja dan motivasi serta kepuasan kerja
sakit, dan setelah pelaksanaan magang karyawan akan menurun (Watung, 2012).
diharapkan para mahasiswa menjadi Adapun menurut key informan 3
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang berpendapat tentang penempatan
rumah sakit.” tenaga kesehatan di Kabupaten Lamongan
bahwa:
Cakrawala, 12(2) 2018: 162-177 | 173
Tabel 3. Distribusi Tenaga Kesehatan (Dokter, Pasien dan Bidan) Sebagai Tenaga
Kesehatan tentang Alasan Pemilihan Penempatan Unit Kerja Pelayanan
Kesehatan di Kabupaten Lamongan
Pernyataan Dokter Perawat Bidan Jumlah
Alasan memilih lokasi kerja di Kabupaten Lamongan:
yang berlebih yang tidak diimbangi dengan Lamongan dan akan ditularkan ke generasi
penambahan insentif, sehingga banyak berikutnya, sehingga timbul kecintaan
tenaga kesehatan mengundurkan diri dan kepada Kabupaten Lamongan tanpa
mencari pekerjaan dengan beban kerja mengharapkan balasan.
rendah dengan insentif yang lebih besar.” Berdasarkan tabel diatas, masa
Setiap organisasi harus kerja tenaga kesehatan rata-rata diatas 15
memperhatikan pemberian insentif kepada tahun, hal ini menunjukkan bahwa tenaga
pegawainya. Semangat tidaknya pegawai kesehatan lebih menghabiskan waktunya
untuk bekerja dapat disebabkan oleh untuk mengabdikan diri sebagai tenaga
besar kecilnya insentif yang diterima. kesehatan di Kabupaten Lamongan.
Apabila insentif yang diterima pegawai Sebanyak 30 tenaga kesehatan (4 dokter,
tidak sebanding dengan pengorbanan yang 7 perawat dan 15 bidan) menghabiskan
diberikan pada saat bekerja maka motivasi waktunya untuk mengabdi di Kabupaten
yang dimiliki pada pegawai berkurang Lamongan. Disusul dengan jumlah tenaga
dalam bekerja sehingga berpengaruh pada kesehatan yang masih baru bekerja di
output perusahaan yang berimplikasi Kabupaten Lamongan.Hal ini dapat
langsung pada penghasilan yang diterima diartikan bahwa ada re-generasi tenaga
organisasi. Oleh karenanya pemberian kesehatan yang sudah lama mengabdi di
insentif harus diatur dengan tepat dan Kabupaten Lamongan digantikan dengan
dengan kebijakan yang tepat pula (Maziah, tenaga kesehatan baru dengan membuka
2016). lowongan kerja baru sesuai dengan
kebutuhan unit kerja pelayanan kesehatan
3. Masa Kerja Tenaga Kesehatan
(rumah sakit/ puskesmas).
Bertugas
Masa kerja tenaga kesehatan merupakan Simpulan
lamanya tenaga kesehatan bertugas di Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di
pelayanan kesehatan, mulai awal diterima Kabupaten Lamongan sudah baik, namun
dan diangkat menjadi PNS tenaga kerja belum disesuaikan dengan kebutuhan
hingga sekarang. Masa Kerja merupakan berdasarkan kompetensi dan beban kerja.
salah satu faktor untuk melihat pemerataan Tenaga kesehatan masih berkelompok
tenaga kesehatan di Kabupaten Lamongan. atau tidak merata pada masing-masing
Semakin lama masa kerja tenaga kesehatan unit pekerjaan di pelayanan kesehatan
di Kabupaten Lamongan, maka pemerataan Kabupaten Lamongan. Sehingga
tenaga kesehatan sudah lebih baik, karena dibutuhkan pemerataan tenaga kesehatan
tenaga kesehatan yang bekerja lebih lama yang disesuaikan dengan kebutuhan unit
di Kabupaten Lamongan akan memiliki pelayanan kesehatan dengan kebijakan
ketertarikan tersendiri dengan Kabupaten pemerintah tentang perencanaan pengadaan,
Tabel 4. Distribusi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Masa Kerja di Kabupaten Lamongan
Masa Kerja Tenaga Kesehatan Dokter Perawat Bidan Jumlah
a. 1-3 tahun 5 4 2 11
b. 4-7 tahun 7 5 3 15
c. 8-11 tahunx 1 0 0 1
d. 12-15 tahun 1 0 0 1
e. > 15 tahun 4 7 15 30
Jumlah 18 16 20 54
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
176 | Henny Hidayanti, Pemerataan Tenaga Kesehatan