PENDAHULUAN
1
dilakukan akan dapat mengurangi hingga 47% angka kesakitan karena diare dan
30% infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data bahwa semua anak tidak
tahu cara bagaimana mencuci tangan dengan bersih. Selain itu ada juga murid
yang memiliki kuku panjang dan kotor. Cuci tangan bersih adalah salah satu
indikator untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan mengajarkan anak-anak
untuk mencuci tangan sejak dini diharapkan perilaku ini dapat diterapkan dari
awal usia dan menjadi kebiasaan. Untuk Itu kami mengajukan usulan pengabdian
masyarakat dengan judul “Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak
TK Shofiyah Palembang”.
C. Tujuan Kegiatan
Memberikan pengetahuan dan pemahaman Anak TK Shofiyah
Palembang tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun.
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Dosen
Pengabdian kepada masyarakat ini berguna sebagai salah satu realisasi
dari kewajiban dosen dalam tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada
masyarakat.
2. Bagi Anak-anak TK Shofiyah
Mendapatkan pemahaman baru mengenai pentingnya cuci tangan pakai
sabun sehingga prilaku anak dalam menjaga kebersihan tangan dapat menjadi
lebih baik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan
riil paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan,
memelihara dan melindungi kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes, 2008).
Wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu
mempraktekkan PHBS mencakup 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat
diharapkan dapat mendukung upaya mencapai program Indonesia Sehat
2010. Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (Kemenkes, 2010).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air
dan sabun untuk menjadi bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan
salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan
seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain
seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran
manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan
makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun
dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak
sadar bahwa dirinya sedang ditulari.
3
B. Pengertian Cuci Tangan
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara
(Dahlan dan Umrah, 2013).
Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontrubusi
menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella
dan E. Coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan membuat
bakteri lepas dari tangan (IKAPI, 2007).
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penyakit
yang ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci tangan secara
teratur perlu dilatih pada anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis
bermain atau ketika akan makan ,aka diharapkan kebiasaan tersebut akan
terbawa sampai tua (Samsuridjal, 2009).
WHO telah mencanangkan setiap tanggal 15 Oktober sebagai Hari
Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang diikuti oleh 20 negara di
dunia, salah satu diantaranya adalah Indonesia (WHO, 2009).
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai
sabun hingga kini masih tergolong rendah, indikasinya dapat terlihat
dengan tingginya prevalensi penyakit diare. Survei Departemen Kesehatan
pada tahun 2006 menunjukkan rasio penderita diare di Indonesia 423 per
1000 orang dengan jumlah kasus 10.980, angka kematian 277 (CFR
2,52%). Penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor 2 pada balita,
nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 untuk semua umur (Balitbangkes, 2008).
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun
(CTPS) terbukti masih sangat rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat
yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) (Kemenkes, 2010).
6
disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang standar, setelah itu
keringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu.
Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis
sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh
kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus
menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
2) Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih
baik jika sabun yang mengandung antiseptik.
3) Gosokkan pada kedua telapak tangan.
4) Gosokkan sampai ke ujung jari.
5) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)
antara tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan sela-sela jari
tersebut. Hal ini dilakukan pada kedua tangan.
6) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan
saling mengunci.
7) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari lainnya
dengan gerakan saling berputar, lakukan hal yang sama dengan ibu
jari tangan kiri.
8) Gosokkan telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya
dengan gerakan kedepan, kebelakang, berputar. Hal ini dilakukan
pada kedua tangan.
9) Pegang pergelangan kanan kanan dengan pergelangan kiri dan
lakukan gerakan memutar. Lakukan pula pada tangan kiri.
10) Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
11) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue atau handuk, jika
menggunakan kran, tutup kran dengan tisu.
7
yang kering. Hindari mencuci tangan di waskom yang berisi air walaupun
telah ditambahkan bahan antiseptik, karena mikroorganisme dapat
bertahan dan berkembang biak pada larutan ini.
Apabila menggunakan sabun cair jangan menambahkan sabun
apabila terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang baru dimasukkan.
Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran
yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua tangan dan buka
kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.
8
(39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air
(25%), sumber air yang diolah (11%).
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Khalayak Sasaran
Adapun sasaran Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Judul
Penyuluhan cuci tangan pakai sabun pada Anak TK Shofiyah Palembang adalah
anak-anak TK Shofiyah Palembang yang berjumlah 30 Orang Anak.
B. Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 18 September 2018 bertempat di TK
Shofiyah Palembang yang beralamat jalan Seruni Komplek Poligon Lama
Kelurahan Bukit Lama Palembang. Dibawah ini adalah jadwal kegiatan yang
telah dilakukan:
Bulan September 2018
No Kegiatan Mg Mg Mg Mg
1 2 3 4
4 Penulisan Laporan
5 Penggandaan Laporan
C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini berupa penyuluhan kepada Anak dan Tanya jawab. Alat yang
digunakan berupa leaflet, lembar balik dan pemutaran video serta praktek
langsung mencuci tangan yang benar.
10
D. Anggaran Biaya
No. Kegiatan Kebutuhan Anggaran
1. Konsumsi Snack 45 orang X Rp 10.000 Rp. 450.000
Honorarium Kepala TK
Rp. 250.000 x 1 orang Rp. 200.000
Honorarium Mahasiswa
Rp. 50.000 x 1 orang Rp. 50.000
Rp. 50.000 x 4
Rp 50.000
11
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan
Evaluasi dilakukan setelah pemberian materi penyuluhan dengan praktikum
mencuci tangan dengan sabun. Indikator atau tolak ukur untuk menyatakan
keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan adalah anak-anak mampu
melakukan cuci tangan dengan benar tanpa bantuan sebanyak 85 % dari
keseluruhan jumlah murid.
B. Pembahasan Kegiatan
Pada saat kegiatan dilakukan, anak-anak yang ikut berjumlah 30 orang
didampingi oleh guru dan wali murid. Dari hasil evaluasi didapatkan anak-
anak yang mampu mencuci tangan dengan baik setelah dilakukan penyuluhan
berjumlah 85%. Antusiasme anak-anak dalam mendengar, bertanya serta
menjawab pertanyaan serta melakukan praktikum menjadi tolak ukur
keberhasilan kegiatan ini. Selain itu, guru dan wali murid juga terlibat
langsung dalam proses tanya jawab, karena orang tua adalah role model bagi
anak-anaknya maka orang tua murid pun menjadi salah satu sasaran tidak
langsung dalam kegiatan ini.
12
BAB V
A. Simpulan
1. Kegiatan penyuluhan diikuti secara antusias oleh anak-anak TK
Shofiyah, wali murid dan guru.
2. Anak-anak mampu memahami materi yang diberikan saat penyuluhan
terbukti dari kemampuan anak-anak dalam mempraktikan cuci tangan
pakai sabun
B. Saran
1. STIK Siti Khadijah Palembang
Diharapkan pihak institusi dapat terus meningkatkan kepedulian terhadap
dosen yang akan melakukan tridarma perguruan tinggi dengan dukungan
moral dan material sehingga pengabdian masyarakat dapat terus
terlaksana.
2. TK Shofiyah
Diharapkan meningkatkan kerjasama dengan institusi-institusi terkait
yang mampu memberikan dampak positif untuk keberlangsungan TK
Shofiyah dan membantu meningkatkan pengetahuan anak-anak
didiknya..
13
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i
nfodatin-ctps.pdf diakses pada 3 September 2018.
2. https://www.researchgate.net/publication/323973484_Faktor_Perilaku_Cuci
Tangan_Pakai_Sabun_CTPS_di_SMP diakses pada 3 September 2018.
3. http://repository.ump.ac.id/810/3/ERINA%20SETYA%20ANGGRAENI%2
0BAB%20II.pdf diakses pada 3 September 2018.
4. Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.
Jakarta: Depkes RI; 2008.
5. Kemenkes RI. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
6. WHO. WHO guidelines on hand hygiene in health care first global patient
safety challenge. Switzerland: WHO Press; 2009.
7. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2010.
8. Balitbankes. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.
14
15
16
17
18
19
20
Dokumentasi:
21