Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan secara nasional, maka


diperlukan penyediaan sarana dan prasara lahan dan air, yang meliputi,
Pengembangan air tanah, Pengembangan jalan produksi, Optimasi lahan,
Perluasan areal dan Pembangunan tata air mikro.
Sebagai bagian integral pembangunan pertanian secara utuh, kegiatan
pengolahan lahan dan air diarahkan untuk mendukung subsector tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dalam mencapai sasaran
produksi komoditas unggulan nasional.
Kegiatan pengelolaan lahan dan air diprioritaskan guna memenuhi
ketersediaan lahan dan air secara berkelanjutan untuk mendukung
pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk perkebunan serta peningkatan kesejahteraan petani.
Peran dan manfaat kegiatan pengelolaan lahan dan air antara lain :
(1) mengendalikan laju alih fungsi lahan, (2) memperluas areal perkebunan
pada kawasan perkebunan rakyat, (3) mendayagunakan lahan perkebunan
terlantar, (4) melakukan upaya konversi dan rehabilitasi lahan perkebunan,
serta reklamasi lahan perkebunan, (5) penguatan hak atas tanah, (6)
melakukan upaya pengembangan sumber air irigasi, optimasi pemanfaatan
air irigasi, konservasi air, serta (7) pemberdayaan kelembagaan dan kualitas
SDM pengelola lahan dan air.
Peranan infrastruktur perkebunan dalam pembangunan perkebunan
semakin strategis dan penting, hal ini sangat berkaitan dengan upaya
pencapaian sasaran program, khususnya Program Peningkatan Nilai Tambah.
Infrastruktur perkebunan khususnya jalan produksi merupakan salah satu

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 1


komponen dalam subsistem pencapaian sasaran program khususnya jalan
produksi merupakan salah satu komponen dalam subsistem hulu yang
diharapkan dapat mendukung subsistem usahatani, subsistem pengolahan
dan subsistem pemasaran hasil perkebunan.
Pada saat ini jalan Usaha Tani/jalan Produksi sangat dibutuhkan,
terutama perkebunan rakyat dan kondisi pada saat ini pada umumnya masih
sangat terbatas, misalnya ada masih sebatas jalan setapak, sehingga petani
sangat kesulitan dalam hal transportasi sarana produksi dan membawa hasil
pertanian.
Salah satu peran dan manfaat pengelolaan lahan dan air adalah
melakukan upaya pengembangan sumber air irigasi, optimasi pemanfaatan
air irigasi, konservasi air, oleh karena itu pembangunan embung (penampung
air) sangat diperlukan guna sebagai persediaan air pada musim kemarau yang
rawan terhadap kebakaran kebun.

Oleh sebab itu melalui kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 1.6500.000.000,-. Tahun Anggaran 2009 Dinas Perkebunan Kabupaten
Kotawaringin Timur, dilakukan pengembangan jalan produksi dan embung di
kawasan perkebunan dan.

B. Tujuan
1. Tujuan dibuatnya Laporan Akhir adalah sebagai bahan informasi tentang
kegiatan Pembangunan Jalan Produksi dan Embung, baik itu hasil fisik
lapangan maupun realisasi keuangan.
2. Sebagai bentuk tanggung jawab Dinas Perkebunan sebagai pengguna
Dana Alokasi Khusus (DAK)
3. Sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan tahun berikutnya.

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 2


C. Sasaran
1. Sasaran dibuatnya Laporan Akhir adalah Instansi yang berkompeten dengan
buku ini.
2. Kepala Dinas Perkebunan / Kuasa Pengguna Anggaran Dana Alokasi Khusus.
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk membuat perencanaan
pembangunan infrastrutur selanjutnya.

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 3


II. RUANG LINGKUP KEGAIATAN

A. Dukungan pada kawasan komoditi


Pada dasarnya di kawasan lokasi kegiatan sangat mendukung seperti:
1. Keinginan petani untuk membangun jalan kebun dan embung sangat besar.
2. Lokasi kegiatan PLA pada umumnya dengan komoditi perkebunan yang
sehamparan.
3. Petani penerima manfaat bersedia memelihara hasil kegiatan dan mematuhi
aturan dari yang telah ditetapkan.

B. Komponen Kegiatan / Ruang lingkup

Ruang lingkup kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) terdiri dari :

1. Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus.


Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus ini sebesar-besarnya untuk
kepentingan petani atau masyarakat diwujudkan dengan pembangunan
jalan produksi sepanjang 15 km dan embung sebanyak 3 unit. Pelaksanaan
pembangunan ini dilakukan secara kontraktual.
Jalan produksi bermanfaat untuk : memudahkan akses ke kebun,
untuk sarana transportasi, memudahkan membawa sarana dan hasil
produksi perkebunan, meningkatkan mutu hasil kebun, mengurangi biaya
dan waktu produksi, dan sebagai sekat bakar .
Embung (penampung air) bermanfaat untuk : cadangan air bagi
tanaman bila musim kemarau, memadamkan api bila terjadi kebakaran, bila
musim hujan supaya air tidak tergenang disekitar tanaman, hal ini bisa
mengurangi penyakit akar putih pada Karet.
2. Pembinaan.

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 4


Pembinaan terhadap masyarakat sekitar yaitu dengan memberikan
penyuluhan dan memberikan motivasi dan partisipasi masyarakat agar jalan
produksi dan embung yang sudah dibangun agar dipelihara dengan baik
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

3. Pelaporan.
Pelaporan dibuat tiap bulan, tiap triwulan dengan mengacu pada
format yang tertuang pada Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas,
Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri Nomor:0239/MPPN/II/2008, SE-
1722/MK 07/2008 dan Nomor: 900/3556/SJ tentang Petunjuk pelaksanaan
pemantauan teknis pelaksanaan dan evaluasi pemnafaatan Dana Alokasi
Khusus.
Laporan tersebut ditujukan kepada Menteri Pertanian Cq Seketaris
Jenderal Departemen Pertanian dengan tembusan Menteri Keuangan,
Direktorat Jenderal lingkup Departemen Pertanian terkait, Gubernur dan
Dinas Propinsi terkait. Pelaporan selanjutnya adalah berupa Laporan Akhir
setelah pekerjaan selesai. Laporan Akhir memuat gambaran umum
pelaksanaan DAK, sasaran yang ingin dicapai, realisasi fisik dan keuangan,
masalah dan hambatan, saran dan pendapat untuk pelaksanaan pada tahun
berikutnya.

III. LOKASI KEGIATAN

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 5


Lokasi kegiatan pembangunan jalan produksi di Kecamatan Kota Besi
sepanjang 2,5 km pada kelompok tani Sari Alam Subur, Kecamatan Telawang 2,4
km pada kelompok tani Karya Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara Desa
Bagendang Hulu 2,6 km pada kelompok tani Handil Batanggang dan kelompok tani
Tani Makmur2,4 km, Kecamatan Parenggean 2,8 km pada kelompok tani Sari
harapan, Kecamatan Mentaya Hulu desa Bawan 4,5 km pada kelompok tani Pangi
Jaya .
Lokasi kegiatan pembangunan embung di Kecamatan Mentawa Baru
Ketapang di jalan Sampit – Pangkalan Bun km 29 sebanyak 1 unit, di Kecamatan
Telawang jalan Sampit – Pangkalan Bun km 35 sebanyak 1 unit dan di km 48 jalan
sampit – pangkalan Bun 1 unit, dari ketiga unit embung tersebut dimanfaatkan untuk
ketersediaan air pada lokasi pembibitan Karet.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 6


A. Cara Pelaksanaan

Pemgembangan jalan produksi dan pembangunan embung dilakukan


secara kontraktual, dan diharapkan sebesar-besarnya melibatkan partisipasi
masyarakat/petani dalam pengawasan pembangunannya.

B. Tahapan Pelaksanaan

1. Persiapan

1.1 Pembuatan Petunjuk Teknis

Menyusun petunjuk teknis kegiatan pengembangan jalan


produksi yang dibuat oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin
Timur.

1.2 Koordinasi

Sebelum pelaksanaan kegiatan pengembangan jalan produksi


dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi baik ditingkat
lapangan yaitu : Camat, Kepala BPP, Kepala Desa, Penyuluh Lapangan
dan Kelompok Tani, agar dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan
jalan produksi mendapat dukungan dari semua pihak.

1.3 Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi bertujuan agar masyarakat mengetahui


dengan jelas tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan,
sehingga masyarakat bersedia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Hal yang penting di dalam sosialisasi adalah tidak adanya
dana/bantuan ganti rugi terhadap lokasi lahan yang terkena oleh
pembangunan tersebut. Masyarakat/kelompok tani harus merelakan

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 7


lahan atau tanamannya, dengan membuat pernyataan tidak menuntut
ganti rugi.

1.4 Inventarisasi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)

Inventarisasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) dilakukan


oleh petugas Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Timur
berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh calon
lokasi dan calon petani pelaksana kegiatan pengembangan jalan
produksi.

1.5 Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana.

Penetapan lokasi dan petani pelaksana berdasarkan hasil


inventarisasi CPCL yang memenuhi ketentuan (norma, standar teknis
dan kriteria), selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK)
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Timur.

1.6 Konstruksi

Desain teknis konstruksi dilaksnakan oleh kosultan perencana


teknis. Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan
gambar, sedangkan pengawasan dilakukan bersama-sama dengan
konsultan dan pengawas teknis dari Instansi terkait yang telah
ditunjuk. Desain konstruksi meliputi :

a. Gambar.
b. RAB (Rencana Anggaran Biaya).
c. Analisa harga barang.
d. Analisa upah tenaga kerja.

2. Pelaksanaan Fisik Kegiatan

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 8


2.1. Pengembangan Jalan Produksi

a. Pembersihan calon lokasi jalan produksi yang akan


dibangun/ditingkatkan kapasitasnya/direhabilitasi.
b. Pembuatan/perbaikan badan jalan dilaksanakan dengan cara
menimbun, meratakan dan memadatkan agar sesuai dengan
standar, dimensi yang ditetapkan dalam rencana teknis. Badan
jalan dibentuk sedemikian rupa agar air tidak tergenang dibadan
jalan.
c. Pembuatan/perbaikan saluran drainase pada kiri dan atau kanan
bahu jalan agar air limpasan dari badan jalan dapat mengalir
dengan lancar (tidak tergenang)
d. Pengerasan badan jalan melalui penghamparan batu pecah/kerikil
dan sirtu atau bahan lain serta pemadatan dan perataan badan
jalan sesuai rencana teknis.
e. Pembuatan gorong-gorong pada saluran yang memotong badan
jalan, spesifikasi dan dimensinya sesuai kebutuhan yang
dituangkan dalam desain sederhana.
Pada uraian di atas desai dan rencana pelaksanaan teknis dihitung
dan direncanakan oleh konsultan perencanaan dengan
memperhitungkan dana yang tersedia.

2.2 Pembangunan Embung (Penampung Air)


Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam
(Dam parit) untuk menampung limpahan air (Run – off) serta sumber
air lainnya untuk mendukung usaha pertanian/perkebunan. Didalam
pelaksanaannya dikerjakan oleh rekanan dengan menyusaikan gambar
dan RAB yang telah dibuat oleh konsultan.

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 9


3. Pemeliharaan

Untuk pemeliharaan hasil pelaksanaan kegiatan ini sepenuhnya


menjadi tanggung jawab masyarakat, terutama petani penerima manfaat
yang mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan pengembangan jalan
produksi dan pengembangan embung (tandon air)

C. Jadual Kegiatan
Dalam rangka untuk memudahkan pembinaan, pemantauan dan
monitoring kegiatan pengerjaan pembangunan jalan produksi dan
pengembangan embung (tandon air), Dinas Perkebunan Kabupaten
Kotawaringin Timur menyusun jadual pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Petunjuk Teknis Kegiatan Bidang Sarana dan Prasarana tahun 2009 yang
dituangkan dalam bentuk jadual palang. Namun didalam pelaksanaannya
mennacu pada rencana pengawasan kegiatan yang disusun oleh konsultan.

D. Pendanaan

Biaya pelaksanaan kegaiatan pengembangan jalan produksi TA. 2009


terdiri dari :

1. Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kegiatan Fisik yang terdiri dari :
a. Pengembangan Jalan Produksi.
 15 Km dengan dana Rp. 1.500.000.000,-
b. Pembangunan Embung
 3 unit dengan dana Rp. 165.000.000,-
2. Dana sharing/peunjang DAK Rp. 65.000.000,-

Untuk kegiatan yang bersifat non fisik antara lain koordinasi,


inventarisasi CP/CL, desain sederhana, pembinaan, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan.

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 10


C. Realaisasi Keuangan
Realisasi fisik dan keuangan sampai dengan bulan Desember 2009
seperti dalam tabel dibawah ini :

No. Aspek/Kegiatan Pagu Dana Realisasi Realisasi Keterangan


(Rp.000,-) Keuangan Fisik
(Rp.000,-) (%)

1. Pembangunan 1.500.000,- 1.488.000,- Pelaksana


Jalan Produksi ( 99 % ) 100 % CV.Phineghe
Jaya Mandiri
2. Pembangunan 165.000,- 162.500,- 100 % Pelaksana CV.
Embung ( 98 % ) Putri Indah
Lestari

V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Permasalahan

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 11


Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan hanya pada kegiatan
Pengembangan Jalan Produksi adalah :
 Lokasi kegiatan yang berpencar dan berjauhan sehingga dalam pelaksanaan
pekerjaan fisik menjadi agak lamban, tetapi tetap terlasana dengan baik
sesuai kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK).
 Kondisi lapangan sebagian merupakan lahan rawa maka belum bisa
dilakukan penimbunan.
 Karena dana terbatas sehingga sebagian jalan yang dibangun belum
berfungsi maksimal, terutama jalan yang belum ditimbun, jembatan
sebagian masih berupa jembatan darurat.
 Sebagian lokasi masih terjadi tuntutan ganti rugi tanam tumbuh.

2. Pemecahan Masalah
 Agar jalan yang dibangun bisa berfungsi maksimal perlu dilakukan kegiatan
lanjutan pada tahun 2010.
 Perlu adanya sosialisasi intensif sehingga tidak ada lagi tuntutan ganti rugi.
 Ada pembinaan terhadap kelompok tani agar bisa memelihara dan
berpartisipasi aktif untuk memfungsikan jalan yang sudah dibangun dengan
baik.

VI. ANALISA KINERJA

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 12


Dalam rangka menunjang peningkatan pendapatan petani dan
produkstivitas sektor perkebunan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
dampak bagi petani penerima manfaat. Indikator tersebut adalah :

A. Indikator Masukan (Input)


Indikator masukan meliputi anatara lain :
 Penyediaan anggaran yang bersumber dari dana DAK sebesar Rp.
1.500.000.000,- (Jalan produksi) dan Rp. 165.000.000,- (Embung)
 Penyediaan anggaran yang bersumber dari dana APBD sebagai dana sharing
(pendamping) sebesar Rp. 65.635.000,-
 Data potensi wilayah.
 Petunjuk Teknis.
B. Indikator Keluaran (Output)
Indikator output adalah :
1. Terlaksananya pembangunan jalan produksi sepanjang 15 km.
2. Terlaksananya pembangunan embung sebanyak 3 unit.
C. Indikator Hasil (Outcomes)
1. Terbangunnya jalan produksi sepanjang 15 km di kawasan perkebunan.
2. Terbangunnya pembangunan embung sebanyak 3 unit di areal lokasi
pembibitan.
D. Indikator Manfaat (Benefit)
Indikator manfaat adalah :
1. Tersedianya akses infrastruktur berupa jalan produksi di kawasan
perkebunan yang dapat membantu petani didalam transportasi saran
produksi dan transportasi hasil produksi.
2. Mengurangi biaya dalam usaha perkebunan.
3. Terwujudnya peningkatan produksi dan produktifitas komoditi perkebunan.
E. Indikator Dampak (Impact)

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 13


Indikator dampak (impac) adalah :
1. Meningkatnya gairah petani untuk mengembangkan dan berusaha tani
dengan budidaya perkebunan.
2. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani pekebun.

VII. PENUTUP

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 14


Dengan dibuatnya laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan dari DAK
( Dana Alokasi Khusus) Tahun Anggaran 2009 ini yang berisikan data dan informasi
hasil pelaksanaan kegiatan di lapangan serta permasalahan yang dihadapi, maka
dapat dijadikan bahan tindak lanjut serta pertimbangan dalam menentukan
kebijaksanaan selanjutnya.
Harapan kami mudah-mudahan laporan ini bermanfaat, terima kasih.

Laporan Akhir Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2009 Page 15

Anda mungkin juga menyukai