Anda di halaman 1dari 4

LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA

KTSP

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan oleh Tim Pengembang
Kurikulum (TPK) sekolah, dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan melibatkan
komite sekolah, dan guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan
kerjasama dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota,dan instansi lain yang terkait.
Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk
menambah atau memperkayamuatan kurikulum sekolah sesuai dengan karakteristik
sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat.
Kurikulum Sekolah yang telah disusun harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab oleh kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah yang
bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
Memperhatikan prosedur operasional dan langkah kerja seperti diatas, pengembangan KTSP jenjang
SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1 berikut ini :

Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yai tu; 1) Kegiatan Koordinasi dan
Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi,dan 5)
Evaluasi.
Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi
Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;
a. Kepala SMA berkoordinasi dengan /pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk
melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain tentang;
1. Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis keberhasilan, kendala, dan
kekurangan, bai k pada dokumennya maupun dalam implementasinya.
2. Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi
Kurikulum 2013;
3. Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di sekolah, antara lain
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Pengelolaan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
4. Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum sekolah, difokuskan pada
pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi
sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam
implementasi kurikulum.
5. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan
potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan pengem-bangan Kurikulum
Sekolah.
b. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun rencana, jadwal,
materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk tahun berjalan. Pada kegiatan ini
dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh
suatu pemahaman untuk diaplikasikan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan
tersebut antara lain : Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-
peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, PP No. 13 Tahun 2015; Permendikbud
Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud
Nomor 66 tentang Standar Penilaian, Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Permendikbud Nomor 103/2014;
Permendikbud Nomor 104/2014 yang sudah diperbaharui melalui Permendikbu No. 53 Tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
c. Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan
Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun
sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum
Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan.
d. Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik, sarana dan
prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat,
dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas
Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah,
terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta saranaprasarana
sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat.
e. Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok Umum B, penambahan jam dan
mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala
daerah provinsi dan kabupaten/kota masing-masing, misalnya penambahan Bahasa
Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran kelompok Umum
B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok). Berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 Tahun 2013 mata pelajaran mulok Bahasa Jawa berdiri
sendiri sebagai mata pelajaran, harus masuk dalam struktur kurikulum dengan alokasi waktu 2 jam per
minggu pada setiap kelas.
f. Penyusunan rencana program peminatan dan l intas minat untuk kelas X berdasarkan hasil
analisis tenaga pendidik, kondisi sarana- prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X
tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas
minat, dan pendalaman minat).
2. Pengembangan KTSP
Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta
strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain;
a. Menyusun draf KTSP
b. TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas;
c. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi.
d. Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memasti kan
kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau
stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal .
Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkanbenar-
benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran
dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang
mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang
diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku). (lihat
model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil BelajarPeserta
Didik).
e. Pemantapan dan Penilaian
f. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah
dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan
Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat menggunakan instrumen verifikasi/validasi),
serta persetujuan dari Komite Sekolah.
g. d. Pengesahan KTSP
h. Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil
pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di
sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk dilakukan
verifikasi/validasi oleh Petugas yang ditunjuk. Apabila Dokumen I, Dokumen II dan Dokumen III hasil
verifikasi sudah memenuhi ketentuan yang berlaku
kemudian direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk mendapatkan pengesahan. Tetapi
apabila belum mememuhi kriteria, maka Dokumen tersebut dikembalikan ke sekolah untuk dilakukan
revisi KTSP. Dokumen KTSP yang sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan kab./kota
selanjutnya dibawa ke Dinas Pendidikan Provinsi. Setelah disupervisi/diverifikasi oleh petugas dan telah
memenuhi ketentuan yang berlaku kemudian dilakukan pengesahan.
Tim Pengembang Kuri kulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk
disosialisasikan dan diimplementasikan. Adapun alokasi waktu untuk tahapan penyusunan s.d.
penetapan/pengesahan dan implementasinya dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Anda mungkin juga menyukai