KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
tuntunan-Nya sehingga saat ini saya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
ini dengan baik. Tugas ini disusun berdasarkan hasil analisa yang dilakukan
dengan menggunakaan data-data yang ada.
Selama proses analisa sampai pada tahap penyusunan tugas akhir ini saya
mendapat banyak pengalaman baru yang tentunya akan sangat membantu sebagai
bekal nanti pada saat memasuki dunia kerja. Melalui penulisan tugas akhir ini
nantinya dimaksudkan agar mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Program Studi
Konstruksi Banguan Gedung Diploma 4 Semester VIII dapat mengaplikasikan
dan menerapkan ilmu yang didapat selama proses kuliah dan dapat
mempertanggung jawabkan gelar sarjana yang akan disandangnya. Pada
kesempatan ini pula saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
Tuhan Yang Maha Esa, Orang tua dan keluarga atas doa, kasih sayang, nasihat,
pengertian, perhatian baik moril maupun materil, dan dorongan yang telah
diberikan, bapak Novatus Senduk, ST,.MT selaku dosen pembimbing I, ibu
Syanne Pangemanan.ST.,MT selaku dosen pembimbing II, bapak Noldie
Kondoj, ST., MT selaku ketua Jurusan Teknik Sipil, sahabat-sahabat waktu kelas
5B Jurusan Teknik Sipil Konstruksi Bangunan Gedung, Sahabat-sahabat IPA 3
alumni SMA 1 Amurang dan teman-teman Jurusan Teknik Sipil Konstruksi
Bangunan Gedung angkatan Tahun 2014 yang selalu membantu.
Demikian pula dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa
masih ada kekurangan. Untuk itu koreksi dan masukkan yang membangun.
harapan saya semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
di bidang Teknik Sipil.
Penulis
ii
ABSTRAK
Rekayasa Nilai adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan
tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu
dan menghasilkan biaya yang lebih rendah dari harga yang telah direncanakan
sebelumnya dengan tetap menjaga kekuatan dari struktur tetap optimal. Analisa
Rekayasa Nilai dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN
Manado. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya penghematan biaya
pada pekerjaan kolom dan balok namun tetap konsisten dengan kualitas yang
diharapkan. Analisis perhitungan alternatif struktur kolom dan balok
menggunakan bantuan software ETABS V 9.6.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis Kolom Berdasarkan Bentuk dan Susunan Tulangan .............. 11
Gambar 2.2 Balok Persegi, Balok “T” Dan Diagram Tegangan Balok .............. 13
Gambar 2.3 Penampang Balok “T” ..................................................................... 14
Gambar 2.4 Peta Wilayah Gempa Menurut SNI 1726-2012 Berdasarkan
Parameter Ss .................................................................................. 26
Gambar 2.5 Peta Wilayah Gempa Menurut SNI 1726-2012 Berdasarkan
Parameter Sl................................................................................... 26
Gambar 3.2 Diagram Alir Pola Kerja Urutan Penyusunan Tugas Akhir .......... 36
vi
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
a. Pengumpulan data
Mengumpulkan data-data proyek dari pembangunan Gedung
perpustakaan IAIN Manado.
b. Studi literatur
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang terkait
dengan permasalahan yang berhubungan dengan topik pembahasan.
c. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan
bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan tugas akhir.
4
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas uraian dari judul skripsi yang diangkat
yaitu” Penerapan Rekayasa Nilai Dan Metode Pelaksanaan Pada
Pembangunan Gedung Perpustakaan IAIN Manado.”
BAB VI PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pekerjaan. Bila memiliki bobot pekerjaan besar, maka item pekerjaan tersebut
potensial untuk dianalisa rekayasa nilai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.1.
dari segi bahan dan desain yang nantinya dapat memunculkan berbagai
macam alternatif pengganti.
b. Analisis Fungsi
Menurut Hutabarat (1995) fungsi adalah kegunaan atau manfaat yang
diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu atau sekumpulan
kebutuhan tertentu. Analisis fungsi merupakan suatu pendekatan untuk
mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan karakterisitk
produk atau proyek yang membuat produk atau proyek dapat bekerja atau dijual.
Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan fungsi
sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang merupakan
tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari suatu produk tersebut
dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai kegunaan sama sekali. Fungsi
sekunder adalah fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan untuk melengkapi
fungsi dasar agar mempunyai nilai yang baik. Analisis fungsi bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama ( sesuai dengan kebutuhan ) dan
menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.
2. Perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan
menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan.
1) Jenis kolom.
1). Kolom segi empat, baik berbentuk empat persegi panjang maupun bujur
sangkar, dengan tulangan memanjang dan sengkang.
2). Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan sengkang atau spiral.
3). Kolom komposit, yaitu kolom yang terdiri atas beton dan profil baja
struktural yang berada di dalam beton.
(a). Kolom segi empat (b). Kolom bulat (c). Kolom komposit
Dari ketiga jenis kolom tersebut, kolom bersengkang (segi empat dan
bujur sangkar) merupakan jenis yang paling banyak dijumpai karena pelaksanaan
pekerjaannya mudah dan harga pembuatannya murah.
Berdasarkan letak beban aksial yang bekerja pada penampang kolom, kolom
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kolom dengan posisi beban sentris dan kolom
dengan posisi beban eksentris, seperti tampak pada Gambar 2.2 Untuk kolom
dengan posisi beban sentris, berarti kolom ini menahan beban aksial tepat pada
sumbu kolom (lihat Gambar 2.2(a)). Pada keadaan ini seluruh permukaan
penampang beton beserta tulangan kolom menahan beban tekan.
12
Untuk kolom dengan posisi beban eksentris, berarti beban aksial bekerja di
luar sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e (lihat Gambar 2.2(b)). Beban
aksial P dan eksentrisitas e ini akan menimbulkan momen (M) sebesar M = P.e.
Dengan demikian, kolom yang menahan beban aksial eksentris ini pengaruhnya
sama dengan kolom yang menahan beban aksial sentris P serta momen M seperti
tampak pada Gambar 2.2(c).
Gambar 2.3 Balok Persegi, Balok “T” Dan Diagram Tegangan Balok
Sumber : Ali Astroni (2010)
sebesar b dan c sehingga gaya gaya tekan beton juga sama sebesar cc
=0,85.fc ‘.a.b
3) Jumlah gaya horizontal = 0, jadi diperoleh gaya tarik Ts gaya tekan cc.
4) Berdasarkan 1), 2) dan 3) di atas, maka diperoleh momen nominal
balok persegi panjang maupun balok “ T ” sama, yaitu sebesar Ma =
Ts(d –a /2). Jadi kekuatan balok persegi panjang dan balok “ T ”
sama.
Tebal minimum, h
Komponen Tertumpu Satu ujung Kedua ujung
struktur sederhana menerus menerus Kantilever
Komponen struktur tidak menumpu atau tidak dihubungkan
dengan partisi atau
konstruksi lainnya yang mungkin rusak oleh lendutan yang
besar
Pelat masif satu- ℓ 20 ℓ / 24 ℓ / 28 ℓ / 10
arah
Balok atau pelat
rusuk satu-arah ℓ / 16 ℓ / 18,5 ℓ / 21 ℓ/8
CATATAN:
Panjang bentang dalam mm.
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur
dengan beton normal dan tulangan tulangan Mutu 420 MPa. Untuk kondisi
lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut:
(a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis (equilibrium density), wc,
di antara 1440 sampai 1840 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 –
0,0003wc) tetapi tidak kurang dari 1,09.
(b) Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
Sumber : SNI 2847-2013
Beban dan macam beban yang bekerja pada struktur sangat tergantung dari
jenis struktur. Berikut ini akan disajikan jenis-jenis beban, data beban serta faktor-
faktor dan kombinasi pembebanan sebagai dasar acuan bagi perhitungan struktur.
Jenis-jenis beban yang biasa diperhitungkan dalam perencanaan
struktur bangunan gedung adalah sebagai berikut:
17
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir
dan beban mati, Beban hidup pada lantai gedung diambil menurut Tabel 3-1 (SNI
PPIUG 1983) seperti terlihat pada Tabel 2.3.
18
Beban Hidup pada atap gedung, yang dapat dicapai dan dibebani oleh
orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar .Atap dan/atau
bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil
yang menentukan (terbesar) dari:
a) Beban terbagi rata air hujan, Wah = 40 - 0,8 α dengan α = sudut
kemiringan atap, derajat ( jika α > 50o dapat diabaikan).Wah = beban
air hujan, kg/m2 (min. Wah atau 20 kg/m2).
b) Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam
kebakaran dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg.
Balok tepi atau gordeng tepi dari atap yang tidak cukup ditunjang oleh
dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus ditinjau kemungkinan
adanya beban hidup terpusat sebesar minimum 200 kg.
Beban Hidup Horizontal perlu ditinjau akibat gaya desak orang yang
nilainya berkisar 5% s/d 10% dari beban hidup vertikal (gravitasi).
Reduksi Beban Hidup pada perencanaan balok induk dan portal (beban
vertikal/gravitasi), untuk memperhitungkan peluang terjadinya nilai beban
hidup yang berubah-ubah, beban hidup merata tersebut dapat dikalikan dengan
koefisien reduksi.
19
Tabel 2.4 Kategori Risiko Bangunan Gedung Dan Non Gedung Untuk Beban
Gempa
Kategori
Jenis pemanfaatan
risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar II
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau III
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan,
penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia
berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
(Sumber : SNI 1726-2012)
21
d. Klasifikasi Situs
Menurut SNI Gempa 1726-2012, tipe kelas situs harus ditetapkan
sesuai definisi dari tabel 2.6 sebagai berikut :
Keterangan :
𝑆𝐷1
Cs = koefisien respons seismic 𝑅
𝑇𝑎 ( )
𝐼𝑒
Wt = berat bangunan
Tabel 2.7 Koefisien Untuk Batas Atas Pada Periode Yang Dihitung
Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana
rangka memikul 100 persen gaya gempa
yang disyaratkan dan tidak dilingkupi
atau dihubungkan dengan komponen
yang lebih kaku dan akan mencegah
rangka dari defleksi jika dikenai gaya
gempa:
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
a
Combo Dimana :
1 D = Beban Mati
1,4D
L = Beban Hidup
2
1,2D + 1,6L FX = Beban Gempa arah x
3 FY = Beban Gempa arah y
1,2D + L + FX + 0,3 FY
4
1,2D + L + FX - 0,3 FY
5
1,2D + L - FX +0,3 FY
6
1,2D + L - FX - 0,3 FY
7 0,9D + FX + 0,3 FY
8 0,9D + FX - 0,3 FY
9 0,9D - FX + 0,3 FY
10 0,9D - FX - 0,3 FY
11
1,2D + L + 0,3FX + FY
12
1,2D + L + 0,3FX - FY
13
1,2D + L - 0,3FX + FY
14
1,2D + L - 0,3FX – FY
15
0,9D + 0,3FX + FY
16
0,9D + 0,3FX – FY
17
0,9D - 0,3FX +FY
18
0,9D - 0,3FX –FY
26
Bahan untuk bekisting harus dari papan kualitas baik (klas 2). Ketebalan
minimum papan 2,5 cm. Untuk beton Fair Faced harus dipakai bekisting
multiplex tsb tidak boleh dipakai berulang. Untuk bekisting kolom beton bulat
dianjurkan mengunakan bekisting plat baja. Lapisan pada Bekisting Untuk
memudahakan pembuatan, papan bekisting dapat diberi lapisan sejenis paraffin.
Untuk maksud ini tidak dibenarkan menggunakan minyak pelumas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input
dan referensi dalam melakukan analisis Rekayasa Nilai. Data sekunder
diantaranya data mengenai daftar harga satuan dan analisis pekerja, data
bahan atau material bangunan yang digunakan, data tenaga kerja,
peraturan-peraturan bangunan gedung dari Departemen Pekerjaan
Umum dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam
menganalisis Rekayasa Nilai.
a. Tahap Informasi
Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi
sebanyaksebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang akan
dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut kebutuhan
pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan antara lain:
a) Nama Proyek
b) Lokasi Proyek
c) Pemilik Proyek
d) Nilai Proyek
e) Luas Bangunan
f) Spesifikasi Proyek
b. Tahap Kreatif
Di dalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting
dalam mengembangkan ide-ide untuk memunculkan alternatif-alternatif dari
elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara
sistematis.
35
c. Tahap Analisis
Tujuan tahapan ini adalah :
1. Mengadakan evaluasi, mengajukan kritik dan menguji alternatif yang
muncul selama tahapan spekulatif
3. Menentukan alternatif yang akan memberikan kemampuan yang paling
besar untuk penghematan biaya.
d. Tahap Rekomendasi
Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan
perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan
mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.
e. Tahap Penyajian
Jika sebelumnya sudah ada desain awal., maka alternatif desain terpilih di
atas dibandingkan dengan desain awal tersebut. Biasanya dalam hal biaya
proyek.
36
Mulai
Value Engineering
Job Plan
Tahap Informasi
`
Tahap Kreatif
Tahap Analisis No
Yes
Tahap Rekomendasi
Kesimpulan
Selesai