Anda di halaman 1dari 9

Belajar Elektronika Dasar Untuk Pemula

Oleh adminPada November 21, 2015 11569 views

★★★★★

Belajar
Elektronika Dasar Untuk Pemula – Sebagian orang menganggap bahwa belajar elektronika itu sulit. Hal tersebutlah yang
menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang enggan untuk belajar elektronika. Ditambahkan lagi penghitungan-
penghitungan yang berkaitan dengan matematika dan fisika membuat banyak orang malas mempelajarinya.

Perlu diketahui bahwa belajar elektronika tidaklah sesulit yang dibayangkan. Konsep belajar elektronika juga tak berbeda dengan
cabang ilmu yang lainnya. Walaupun sedikit bersifat teoritis, namun belajar elektronika tak membosankan. Ada satu hal yang
dibutuhkan oleh seorang pemula yang ingin mendalami dunia elektronika. Satu hal tersebut adalah kemauan.

Jika kita sudah memiliki kemauan untuk belajar, maka ilmu-ilmu dalam dunia elektronika akan lebih mudah dicerna. Pertama-
tama jika anda ingin belajar elektronika, maka pahami dulu konsep-konsep dasarnya mulai dari komponen, rangkaian,
pengukuran, sampai dengan prakteknya seperti menyolder dan merakit komponen.

Belajar Elektronika Dasar

Pada kesempatan kali ini belejarelektronika.net akan berbagi sedikit informasi kepada anda semua mengenai pelajaran
elektronika dasar untuk pemula. Berikut adalah beberapa hal yang harus dipersiapkan dan dipelajari oleh para pemula jika
hendak terjun di dunia elektronika. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

1. Niat dan Kemauan Belajar

Hal pertama yang harus anda siapkan jika memang berniat ingin belajar elektronika adalah niat dan kemauan untuk belajar.
Mantapkan diri anda untuk belajar agar nantinya saat sudah berjalan, anda bisa melakukannya dengan sepenuh hati dan tidak
setengah-setengah. Belajar elektronika juga diperlukan proses yang panjang dan tidak mudah. Oleh sebab itu persiapkan mental
untuk tidak mudah menyerah.

2. Belajar Teori

Setelah memiliki niat dan kemauan yang kuat, coba buka dan baca buku yang berkaitan dengan teori-teori elektronika. Anda
juga bisa memanfaatkan teknologi yang ada seperti mesin pencari Google untuk menemukan informasi dan teori-teori yang
berkaitan dengan elektronika seperti web belajarelektronika.net ini.

Teori Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan

Oleh adminPada November 21, 2015 93329 views


★★★★★

Teori
Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan – Untuk bisa menjadi seorang teknisi elektronika yang handal, seseorang harus
mempelajari terlebih dahulu teori dasar elektronika dan kelistrikan. Teori-teori tersebut akan sangat berguna dan membantu
saat praktek di lapangan. Teori elektronika ibarat pondasi. Jika pondasi kokoh, maka rumah tak akan mudah ambruk.

Ada beberapa sub teori yang harus dipelajari, mulai dari teori elektron, teori atom, arus listrik, tegangan, hukum ohm, dan masih
banyak lagi yang lain. Setelah sebelumnya belajarelektronika.net mengajak anda semua untuk melihat info mengenai belajar
elektronika dasar, kali ini akan dilanjutkan membahas tentang teori elektronika.

 Teori Dasar Elektronika


Berikut ini adalah beberapa teori dasar elektronika serta dasar kelistrikan yang harus anda pelajari dan pahami jika anda ingin
menjadi ahli dalam dunia elektronika. Penasaran dengan informasi lengkapnya? Silahkan simak baik-baik informasi lengkap dari
belajarelektronika.net di bawah ini.

1. Teori Elektron dan Atom

Jika suatu benda atau zat baik itu padat, cair, atau gas, dibagi-bagi menjadi bagian yang paling kecil, dan bagian tersebut masih
memiliki sifat asalnya, maka benda atau zat tersebut dinamakan molekul. Jika molekul tersebut terus dibagi-bagi menjadi bagian
yang paling kecil sekali, sehingga bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya lagi, maka disebutlah atom.

Kata atom sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Jadi atom dapat didefinisikan
sebagai bagian yang terkecil dari molekul yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan reaksi kimia biasa. Sementara molekul
adalah bagian terkecil dari suatu benda yang masih punya sifat asal.

Sebuah atom terdiri dari inti atom alias nukleus yang tersusun dari proton (positif) dan netron (netral), yang dikelilingi oleh
elektron (negatif). Sebuah atom dikatakan netral bila memiliki muatan positif dan negatif dalam jumlah yang sama. Dalam teori
atom dikenal istilah elektron bebas atau elektron valensi, yakni elektron yang berada di lintasan kulit atom paling luar.

Dalam hukum muatan listrik, jika ada muatan sejenis akan tolak menolak. Sedangkan jika ada muatan tak sejenis maka akan tarik
menarik. Dalam teori perpindahan muatan listrik, ada tiga jenis bahan, yakni konduktor atau penghantar, semikonduktor atau
setengah penghantar, dan isolator atau penghambat.

2. Teori Arus Listrik


Definisi arus listrik adalah muatan-muatan negatif atau elektron yang mengalir dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi.
Satuan arus listrik adalah Ampere. Dalam teori arus listrik, dikenal dua jenis sumber arus listrik, yakni sumber arus listrik searah
atau DC dan sumber arus bolak-balik atau AC.

Sumber arus DC adalah listrik yang tidak berubah fasenya. Contohnya adalah baterai, solar sel, accumulator, dinamo dan
adaptor. Sedangkan arus AC adalah arus listrik yang berubah-ubah fasenya setiap saat. Contohnya adalah generator, listrik PLN,
dan inverter. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus listrik adalah amperemeter.

Rumus Arus Listrik: I=Q/t

Dimana:

 I = arus listrik dalam satuan ampere (A)

 Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)

 t = waktu dalam satuan sekon (s)

3. Teori Tegangan Listrik

Pengertian tegangan listrik adalah energi atau tenaga yang menyebabkan muatan-muatan negatif atau elektron) mengalir dalam
penghantar. Nilai satuan dari tegangan listrik adalah V ( Volt ). Alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tegangan
listrik adalah voltmeter.

Rumus Tegangan Listrik: V=W/Q

Dimana:

 V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)

 W = energi dalam satuan joule (J)

 Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)

4. Teori Resistor / Hambatan

Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai hambatan listrik. Satuan nilai resistor adalah Ohm. Alat
yang digunakan untuk mengukur besarnya hambatan resistor adalah Ohmmeter. Teori yang erat kaitannya dengan resistor
adalah teori George Simon Ohm dengan penelitian kolam air raksanya.

Jika dilihat dari bahannya, resistor memiliki 5 jenis, yakni resistor karbon, kompon, kawat gulung, serbuk besi, dan film logam.
Sedangkan jika dilihat dari jenisnya, ada resistor tetap, resistor variabel, negative temperatur coefficient (NTC), positive
temperatur coefficient ( PTC ), light dependent resistor ( LDR ), dan magnetic dependent resistor ( MDR ).

Nilai resistansi yang dimiliki sebuah resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang dimilikinya. Gelang pertama
menyatakan angka pertama ( digit ke-1 ). Gelang kedua menyatakan angka kedua ( digit ke-2 ). Gelang ketiga menyatakan
banyaknya nol atau faktor pengali. Gelang keempat menyatakan toleransi.

Hukum yang membahas tentang resistor adalah hukum Ohm yang dikemukakan oleh George Simon Ohm. Hukum tersebut
berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup, kuat arus listrik ( I ), berbanding lurus atau sebanding dengan tegangan listriknya ( V ),
dan berbanding terbalik dengan hambatan listrik ( R ).

5. Teori Daya Listrik

Pengertian daya listrik adalah usaha listrik dalam suatu penghantar setiap sekon atau detik.

Rumus daya listrik adalah: P = W/t

Dimana:

 P = daya listrik dalam satuan Watt (W)

 W = usaha listrik dalam satuan Joule (J)

 t = waktu dalam satuan sekon (s)


Sekian informasi mengenai teori dasar elektronika dan dasar kelistrikan. Semoga artikel tadi bermanfaat dan menginspirasi
pembaca setia belajarelektronika.net. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman jikalau bermanfaat. Baca
juga artikel menarik lainnya mengenai komponen dasar elektronika.

3. Kenali Komponen Elektronika

Anda harus mengenali jenis, nama, dan fungsi komponen-komponen elektronika. Komponen elektronika ini sangat penting
untuk dipelajari. Jika anda ingin belajar mengenai komponen elektronika, bisa baca artikel yang telah ditulis sebelumnya. Anda
bisa membacanya pada artikel komponen elektronika.

Komponen Dasar Elektronika dan Fungsinya

Oleh adminPada November 19, 2015 9519 views

★★★★★

Komponen
Dasar Elektronika dan Fungsinya – Salah satu sub materi yang harus anda pahami betul-betul saat anda ingin belajar elektronika
adalah mengenal komponen elektronika. Komponen elektronika sendiri terbagi atau dua jenis, yakni komponen elektronika aktif
dan komponen elektronika pasif.

Setelah sebelum dibahas mengenai komponen elektronika daya, pada kesempatan kali ini belajarelektronika.net akan mengajak
anda semua untuk melihat informasi mengenai komponen dasar elektronika. Ada beberapa komponen dasar yang harus anda
kuasai agar bisa membuat rangkaian elektronika dengan mudah.

Bagi anda yang belum tahu tentang komponen elektronika pasif dan aktif, akan kami jelaskan sekilas. Komponen elektronika
pasif merupakan komponen elektronika yang tidak memerlukan arus listrik dan tegangan dalam penggunaannya. Sebaliknya,
komponen elektronika aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik dan tegangan dalam penggunaanya.

Komponen Dasar Elektronika

Berikut adalah beberapa komponen elektronika dasar, baik yang aktif dan pasif beserta dengan fungsinya yang harus anda
ketahui dan pahami. Bagi anda yang ingin tahu informasi lengkapnya bisa simak ulasan lengkap di bawah ini:

1. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi sebagai tahanan. Nilai satuan dari resistor
adalah Ohm. Resistor terbagi menjadi dua, yakni resistor tetap dan resistor variabel.

2. Kapasitor

Kapasitor atau kondensator adalah salah satu komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi sebagai penyimpan arus untuk
sementara waktu. Terdapat kapasitor yang memiliki polaritas, dan ada pula kapasitor yang tidak berpoplaritas.

3. Induktor
Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen elektronika pasif. Komponen yang satu ini memiliki fungsi sebagai
penyimpan energi dalam medan magnet yang ditimbulkan akibat arus listrik yang melintasinya.

4. Transformator

Transformator atau trafo adalah salah satu komponen elektronika pasif. Komponen ini memiliki fungsi memindahkan tenaga
listrik antar dua atau lebih rangkaian listrik melalui induksi elektromagnetik. Trafo ini juga dapat digunakan untuk menurunkan
tegangan.

5. Dioda

Dioda merupakan salah satu komponen elektronika aktif yang memiliki fungsi sebagai penyearah. Komponen ini memiliki banyak
sekali macamnya, diantaranya adalah dioda cahaya, dioda foto, dioda laser, diode Zener, dan dioda Bridge.

6. Transistor
Transistor adalah salah satu jenis komponen elektronika aktif. Komponen yang satu ini memiliki fungsi sebagai penguat,
switching, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, dan beberapa fungsi lainnya.

Sekian informasi mengenai komponen dasar elektronika dan fungsinya. Semoga informasi tadi dapat bermanfaat bagi para
pembaca setia belajarelektronika.net. Jangan lupa baca artikel menarik lainnya seputar dasar dasar elektronika. Sampai jumpa di
artikel menarik selanjutnya.

Komponen Elektronika Daya dan Fungsinya

Oleh adminPada November 17, 2015 12453 views

★★★★★

Komponen
Elektronika Daya dan Fungsinya – Dalam dunia elektronika, selain kita mengenal komponen elektronika aktif dan pasif, juga
terdapat salah satu jenis komponen lainnya, yakni komponen elektronika daya. Pastinya sebagian dari anda banyak yang
bertanya-tanya sebenarnya apa itu elektronika daya.

Perlu diketahui bahwa sebenarnya elektronika daya adalah cabang ilmu elektronika yang membahas terkait switching,
pengontrolan serta pengubah atau konversi blok blok yang besar dari daya listrik menggunakan sarana alat berbahan
semikonduktor. Secara garis besar, elektronika terbagi menjadi dua macam, yakni rangkaian daya serta rangkaian kontrol.

Komponen Elektronika Daya


Kembali ke pembahasan utama, setelah sebelumnya belajarelektronika.net mengajak anda semua untuk melihat informasi
mengenai komponen aktif dan pasif elektronika daya, pada kesempatan kali ini anda akan diajak untuk melihat komponen
elektronika mana saja yang termasuk komponen elektronika daya. Simak baik-baik ulasannya berikut ini.

1. Dioda atau Diode

Mungkin sebagian besar dari anda sudah tak asing lagi dengan komponen elektronika yang satu ini. Ya, dioda merupakan salah
satu jenis komponen elektronika dasar yang juga masuk dalam kategori komponen elektronika aktif. Komponen dioda ini
memiliki fungsi sebagai penyearah dalam sebuah rangkaian elektronika. Dioda juga termasuk salah satu jenis komponen
elektronika daya yang paling umum.

2. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika dasar yang juga masuk ke dalam jajaran komponen elektronika aktif. Komponen yang
memiliki fungsi sebagai penguat dan switch ini juga termasuk salah satu jenis komponen elektronika daya yang sering dijumpai
di berbagai jenis rangkaian elektronika.

3. IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)

IGBT sebenarnya merupakan salah satu jenis transistor. Insulated Gate Bipolar Transistor ini merupakan kombinasi dari BJT dan
MOSFET. Banyak orang yang menyebut komponen ini sebagai transistor dwi kutub yang memiliki fungsi sebagai saklar dalam
sebuah rangkaian elektronika.

4. Thyristor

Thyristor adalah komponen elektronika daya yang terbuat dari bahan semikonduktor. Komponen yang satu ini juga memiliki
fungsi sebagai switch atau saklar dalam sebuah rangakain elektronika.

Sekian informasi mengenai komponen elektronika daya dan fungsinya. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat
khususnya bagi para pembaca setia belajarelektronika.net. Bagikan artikel ini kepada teman-teman anda apabila bermanfaat.
Dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya mengenai distributor komponen elektronika.

4. Pelajari Pengukuran

Setelah tau macam-macam komponen elektronika dan fungsinya. Selanjutnya anda harus mempelajari pengukuran. Pengukuran
ini meliputi pengukuran arus, daya, tahanan, dan termasuk pengukuran nilai komponen elektronika. Informasi lengkap
mengenai pengukuran komponen elektronika bisa anda baca pada artikel pengukuran komponen.

5. Persiapkan Alat

Setelah anda mengetahui dasar-dasar teori elektronika, selanjutnya persiapkan alat-alat untuk menunjang praktek. Alat-alat
tersebut meliputi solder, obeng, multimeter, timah, tang, pinset, dan beberapa alat lain yang dibutuhkan untuk keperluan
belajar elektronika. Anda bisa mendapatkan semua alat tersebut di penjual komponen elektronika.

6. Belajar Menyolder

Praktek pertama yang harus anda lakukan saat belajar elektronika adalah praktek menyolder. Anda bisa menggunakan solder
minimalis, timah, dan PCB untuk belajar menyolder. Solderan yang baik adalah solderan yang matang dan rapih. Bentuknya
mengerucut seperti gunung.

7. Belajar Merakit Komponen

Setelah itu anda harus belajar merakit komponen dan membuat rangkaian elektronika. Silahkan baca dulu artikel rangkaian
elektronika dasar sebagai referensi. Anda bisa mencoba membuat rangkaian sederhana seperti flip flop ataupun power supply
dan merakitnya.

8. Troubleshooting

Pada tingkat lebih lanjut, anda bisa mempelajari yang namanya troubleshooting. Hal ini dilakukan jika ada bagian dari rangkaian
elektronika yang tidak berfungsi, anda bisa memperbaikinya. Tidak mudah memang, namun jika anda sudah bisa menguasai hal
ini, maka anda bisa membuka servis barang elektronik sendiri di rumah.
Sekian informasi mengenai belajar elektronika dasar untuk pemula. Semoga artikel tadi dapat bermanfaat dan menginspirasi
pembaca setia belajarelektronka.net. Anda bisa membagikan artikel ini kepada teman-teman anda apabila bermanfaat. Baca
juga artikel menarik lainnya mengenai fungsi komponen dasar elektronika.

Anda mungkin juga menyukai