Anda di halaman 1dari 4

Al Futra Egan Wibowo

Fajar Prananda
Joko Siswanto

ENRON

Perusahaan apakah ENRON ini?


Pengenalan perusahaan, para Top Management, Bisnis ENRON & Strategi bisnis ENRON
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika
Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan
merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan
kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101
miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun
berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga,
dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30
November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan
perlindungan .Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan
4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.
Kenneth Lay, seorang pengamat ekonomi dan mantan wakil menteri pada Departemen Interior Amerika
Serikat, membangun Enron di tahun 1985 dengan melakukan penggabungan dua perusahaan gas alam
yang memiliki sistem pipanisasi terpadu, ketika bergabung bersama, membentuk untuk pertama kalinya
sistem nasional yang dapat mendistribusikan gas alam ke pabrik-pabrik seluruh negeri. Lay
mengembangkan perusahaannya dengan mendapatkan pinjaman untuk membeli perusahaan lain, dan di
tahun 1987 hutang yang dimiliki Enron sudah sebesar 75% dari nilai pasar sahamnya, yang berakibat
menciptakan masalah yang berlarut-larut dalam perusahaan. Di tahun 1989, Lay mengangkat seorang
profesional muda bergelar MBA lulusan Harvard bernama Jeffrey Skilling untuk menjadi pimpinan di
Departemen Keuangan Enron.

Pemerintah AS saat itu telah tidak mengatur bisnis energi dengan mencabut banyak regulasi yang
membuat harga energi tetap. Dengan mencabut peraturan itu, harga gas mulai berfluktuasi secara lebar,
membuat pasar gas alam menjadi sangat berisiko baik bagi pembeli maupun penjual. Produsen gas skala
kecil, terutama, mengalami kesulitan mendapatkan dana untuk eksplorasi dan pengeboran karena pasar
yang berisiko membuat penyandang dana lari.

Skilling datang dengan gagasan yang inovatif dengan menjadikan Enron sebagai makelar antara pembeli
dan penjual yang akan mengurangi risiko yang timbul akibat deregulasi dijalankan. Enron akan
menandatangani kontrak dengan penjual untuk membeli gas mereka sebanyak jumlah yang telah
ditentukan di masa yang akan datang pada harga yang pasti yang telah ditentukan juga dan kemudian
menandatangani kontrak dengan pembeli untuk menjual gas selama waktu tersebut pada harga yang
sama, ditambah keuntungan untuk Enron. Karena kontrak jangka panjang ini membuat harga tetap untuk
beberapa tahun, mereka menghilangkan risiko baik untuk pembeli dan penjual, sehingga kedua kelompok
mulai bertransaksi dengan Enron dan Enron segera menjadi perusahaan terdepan dalam bisnis
perdagangan energi yang menguntungkan.
Tahun 1990, Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan, untuk membantu menjalankan
bisnis perdagangan ini, dan keduanya telah datang dengan gagasan yang pandai dalam melaporkan nilai
dari kontrak jangka panjang yang mereka beli atau jual. Mereka membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat
Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to
market) untuk diberlakukan pada kontrak mereka. Dalam metode “mark to market”, nilai dari suatu aset
dinilai (dilaporkan) dalam laporan keuangan perusahaan sebagai “nilai pasar” saat ini dari aset tersebut,
yaitu, sejumlah nilai yang akan didapat bila aset secara teoritis akan dijual pada pasar terbuka. Untuk
menghitung nilai pasar dari suatu kontrak, karyawan Enron akan meramal harga akan datang dari
komoditas yang diperjualbelikan (seperti gas, listrik, batu bara, dan lain-lain) sepanjang kontrak berlaku.
Memakai peramalan ini, mereka kemudian akan menambahkan arus kas masa datang secara teoritis
kontrak tersebut, menerapkan tingkat diskonto, dan menghitung nilai saat ini bersih (net present
value=NPV) dari kontrak tersebut. NPV ini yang kemudian dilaporkan sebagai “nilai sebenarnya” dari
kontrak. Jika NPV lebih tinggi dari yang Enron bayarkan, lalu selisihnya dapat dilaporkan sebagai sebuah
“laba” pada laporan keuangan Enron. Karyawan Enron ditekan untuk meramalkan arus kas masa datang
yang tinggi dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka, membuat Enron melaporkan nilai aset
(kontrak) dan laba yang tinggi pada investor. Tahun 1996, Skilling diangkat menjadi Presiden Direktur
Enron, dan Fastow menjadi Direktur Keuangan.

Bagaimana Kebangkrutan ENRON bisa terjadi?


Apa yang mendasari kesalahan finansial di ENRON?
Kebangkrutan Enron diawali dengan besarnya hutang Enron pada awal berdirinya yaitu 75% dari nilai pasar
sahamnya. Hal ini tentu saja memberatkan keuangan Enron khusus nya perihal Free Cash Flow nya.
Proses kebangkrutan ini semakin diperparah dengan kesalahan memposisikan perusahaan dalam
menyikapi regulasi pemerintah US terkait perdagangan gas alam.
Pemerintah US tahun 1989 melepaskan campur tangan nya dalam penentuan batas harga jual dan beli
gas alam. Hal ini berakibat bahwa harga gas alam ditentukan pasar secara bebas. Hal ini berakibat bahwa
harga pasar gas alam akan berfluktuatif. Kesalahan enron mulai terjadi di sini ketika Jeffrey Skilling
memposisikan perusahaan sebagai makelar gas alam.
Dengan posisi makelar, maka seluruh resiko fluktuatif ada ditangan enron. Mengapa Jeffrey Skilling
memutuskan mengambil posisi ini, karena dia berharap dia bisa memegang kendali harga gas alam secara
penuh. Sehingga harga saham dan profit enron akan menjadi baik.
Untuk memperlebar peluang keuntungan dengan posisi makelar tersebut, Skilling memutuskan untuk
melakukan diversifikasi usaha diantaranya listrik, batu bara, bubur kertas, aluminium, baja, kimia, kayu, air,
broadband, dan plastik-bersamaan dengan total 1,800 jenis barang yang berbeda.
Dengan semakin banyaknya diversifikasi usaha tersebut, tentu saja makin membutuhkan modal kerja yang
makin banyak. Karena hutang enron sudah besar, pilihan modal kerjanya adalah mencari investor.
Pilihannya adalah dengan merekayasa laporan keuangan agar investor tertarik. Keputusan menggunakan
metode mark to market adalah salah satu cara untuk membuat laporan keuangan enron terlihat menarik
untuk investor. Tapi disinilah titik parah kehancuran enron. Karena laporan keuangan tidak dibuat secara
actual, tapi dibuat berdasarkan harga ramalan pasar.
Dana yang didapatkan dari investor tidak selamanya bisa mencukupi kebutuhan enron. Diperlukan cara
lain untuk mendapatkan modal kerja. Andrew Fastow yang direkrut Skilling menggunakan metode entitas
tujuan khusus (anak perusahaan tujuan khusus) yang pada saat itu oleh pemerintah US diperbolehkan
untuk melaporkan keuangan secara terpisah jika sahamnya minimal 3% dimiliki oleh pihak independen.
Akhirnya, anak perusahaan inilah yang mencarikan hutang baru dan menyetornya ke enron dan diakui
enron sebagai pendapatan. Metode ini berjalan aman selama harga saham terus tinggi sehingga mampu
menutupi hutang-hutang entitas tujuan khusus tersebut.
Pada kenyataannya, harga saham tidak akan selalu tinggi, karena harga saham dipengaruhi banyak faktor
di pasar. Semester ke dua tahun 2001, saham Enron mulai jatuh dari tingkat 80 dolar AS per saham,
sebagian hasil dari artikel di majalah Fortune edisi 5 Maret 2001 yang membantah bahwa laporan
keuangan Enron “hampir tidak dapat ditembus” dan bahwa harga saham Enron terlampau tinggi.
Di bulan Juli 2001, para investor mulai curiga dan melakukan penjualan saham sehingga harga saham
perusahaan jatuh sampai 47 dolar AS per lembar, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan Presiden
Direktur dengan “alasan pribadi”. Hal ini semakin meyakinkan bahwa perusahaan mengarah ke dalam
kebangkrutan, Sherron Watkins pada tanggal 22 Agustus secara pribadi menemui Kenneth Lay dengan
membawa sebuah surat enam halaman yang menggambarkan pelanggaran akuntansi berhubungan
dengan entitas tujuan khusus dan memperingatkan mereka pada apa yang ia sebut sebagai “kecurangan
akuntansi terburuk yang pernah saya lihat”. “Saya gugup luar biasa”, ia tulis, “bahwa kita akan meledak
dalam sebuah gelombang skandal akuntansi”. Lay dan pengacaranya, bagaimanapun, memutuskan tidak
ada yang salah meskipun entitas tujuan khusus mungkin harus dibongkar akhirnya jika saham Enron
berlanjut jatuh. Di depan umum, Lay mengumumkan kepada para karyawan dan investor bahwa
pertumbuhan perusahaan di masa datang “telah menjadi lebih tidak pasti” dan mendesak mereka dan
investor lain untuk melanjutkan investasi di saham Enron. Namun, Lay dan pimpinan lainnya secara diam-
diam mulai menjual banyak saham mereka di Enron yang makin memperparah penurunan nilai jual saham
per lembar enron.
Watkins menghubungi juga seorang temannya di Arthur Andersen yang membicarakan perhatiannya pada
pimpinan auditor yang mengaudit Enron. Namun, tak ada hasilnya.Saat Watkins dari dalam terus mencoba
membuat perusahaan bertindak, harga saham Enron terus jatuh. Tanggal 16 Oktober 2001, Enron
mengumumkan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk mengambil alih hutang dan aset pada entitas
tujuan khusus, memaksanya untuk menanggung hutang 544 juta dolar AS dengan labanya saat ini dan
mengurangi nilai ekuitas sebesar 1,2 milyar dolar AS, tepat seperti yang Sherron Watkins telah peringatkan
terjadi.
Satu minggu kemudian, tanggal 22 Oktober, SEC mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki
entitas tujuan khusus yang dimiliki Enron. Sehari kemudian Fastow dipecat. Tanggal 8 November 2001,
perusahaan mengumumkan bahwa mereka dipaksa untuk menyajikan kembali seluruh laporan
keuangannya dari tahun 1997 untuk menggabungkan laporan keuangan entitas tujuan khususnya ke dalam
laporan keuangan perusahaan. Penyajian kembali dibuat untuk mengurangi ekuitas pemegang saham
sebesar 1,2 milyar dolar AS dan untuk menambah hutang perusahaan sebesar 2,6 milyar dolar AS. Bulan
November 2001, harga saham jatuh sampai 1 dolar AS per lembar, dan perusahaan jatuh ke dalam
kebangkrutan pada tanggal 2 Desember 2001.
Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kasus Enron

1. Hilangkan atau regulasi lobi individu atau perusahaan swasta pada politisi
Meski dibantah oleh politisi seperti keluarga Bush, rekam jejak kedekatan eksekutif Enron nyatanya
tidak bisa dibantah. Deregulasi bidang energi yang dilakukan pemerintahan Amerika Serikat era
dua presiden Republikan ini telah membantu bisnis Enron dengan pesat. Beberapa percobaan
untuk menciptakan regulasi baru tentang lobi politik sudah kerap kali digaungkan, namun belum
mampu menghasilkan peraturan formal baru di Amerika Serikat.
2. Perlunya peningkatan pengawasan berskala internasional
Federal Energy Regulatory Commission (FERC) sebagai pengawas perusahaan energi Amerika
Serikat tidak melakukan tugasnya dengan baik. Entah faktor buruknya sistem pengawasan,
ataupun lobi politik yang teramat besar, FERC telah gagal melakukan fungsi utamanya. Ditambah
dengan aset-aset tertulis Enron yang secara tertulis berada di luar Amerika Serikat semakin
menyulitkan pengawasan perusahaan seperti ini. Kerjasama beberapa badan regulasi
internasional perlu dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi.
3. Pilih saham dengan hati-hati
Banyak pembeli saham Enron tidak mengerti bagaimana perusahaan ini berkerja. Kebanyakan
pembeli hanya peduli tentang tingginya kenaikan harga saham yang dialami Enron. Hal ini
berdampak fatal karena para pemegang saham Enron pada akhirnya harus menerima kerugian
dengan total 11 Triliun US dollar. 1 Hal yang harus juga diperhatikan adalah bagaimana veteran
dunia saham seperti Warren Buffet yang terus terang masih bingung dengan laporan keuangan
Enron,2 mengakibatkan dirinya tidak ikut serta dan ikut silau pada kenaikan kinerja Enron di pasar
saham.

4. Analisa secara mendalam dan tingkatkan transparansi


Enron berbohong melalui laporan formal dan informalnya secara terus-menerus. Perusahaan
diharuskan jujur, namun para pihak ketiga yang memiliki wewenang (regulator, auditor, dan
pemberi rating) juga harus jujur dalam tugasnya. Kejujuran laporan oleh pihak-pihak diatas harus
tetap dilihat secara hati-hati oleh masyarakat terutama investor dalam melihat dan menganalisis
laporan keuangan secara signifikan.
5. Perbaiki budaya perusahaan
Enron menghabiskan banyak laporan untuk berbohong mengenai laporan keuangannya. Perlu
adanya pergeseran budaya perusahaan yang tadinya hanya memikirkan angka profit kearah
perusahaan yang lebih etis dalam pembuatan kebijakan dan perilaku karyawan. Eksekutif Enron
menanamkan budaya profit seeking secara brutal mengarahkan perusahaan ini menjadi mesin
pencetak uang yang tanpa punya pertimbangan dalam melaksanakan satu-satunya fungsinya saat
itu. Saat Enron mulai diketahui bermasalah pun budaya ini tetap dilakukan eksekutifnya sampai
pada tahap memperkaya diri sendiri tanpa memperdulikan nasib karyawan dan investornya. Kode
etik perusahaan untuk eksekutif, karyawan, dan untuk berurusan dengan kostumer serta investor
yang dibuat dan dijalankan dengan baik akan mampu menjadi pencegah kejadian seperti Enron
akan terulang.

Daftar Pustaka
ENRON - the smartest guys in the room (movie)
https://www.investopedia.com/updates/enron-scandal-summary/
https://mazda4education.wordpress.com/2010/11/28/kasus-enron-2001/
https://www.britannica.com/event/Enron-scandal

1
https://object.cato.org/sites/cato.org/files/pubs/pdf/pa497.pdf
2
http://www.berkshirehathaway.com/2002ar/2002ar.pdf

Anda mungkin juga menyukai