Tugas BM (Enron)
Tugas BM (Enron)
Fajar Prananda
Joko Siswanto
ENRON
Pemerintah AS saat itu telah tidak mengatur bisnis energi dengan mencabut banyak regulasi yang
membuat harga energi tetap. Dengan mencabut peraturan itu, harga gas mulai berfluktuasi secara lebar,
membuat pasar gas alam menjadi sangat berisiko baik bagi pembeli maupun penjual. Produsen gas skala
kecil, terutama, mengalami kesulitan mendapatkan dana untuk eksplorasi dan pengeboran karena pasar
yang berisiko membuat penyandang dana lari.
Skilling datang dengan gagasan yang inovatif dengan menjadikan Enron sebagai makelar antara pembeli
dan penjual yang akan mengurangi risiko yang timbul akibat deregulasi dijalankan. Enron akan
menandatangani kontrak dengan penjual untuk membeli gas mereka sebanyak jumlah yang telah
ditentukan di masa yang akan datang pada harga yang pasti yang telah ditentukan juga dan kemudian
menandatangani kontrak dengan pembeli untuk menjual gas selama waktu tersebut pada harga yang
sama, ditambah keuntungan untuk Enron. Karena kontrak jangka panjang ini membuat harga tetap untuk
beberapa tahun, mereka menghilangkan risiko baik untuk pembeli dan penjual, sehingga kedua kelompok
mulai bertransaksi dengan Enron dan Enron segera menjadi perusahaan terdepan dalam bisnis
perdagangan energi yang menguntungkan.
Tahun 1990, Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan, untuk membantu menjalankan
bisnis perdagangan ini, dan keduanya telah datang dengan gagasan yang pandai dalam melaporkan nilai
dari kontrak jangka panjang yang mereka beli atau jual. Mereka membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat
Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to
market) untuk diberlakukan pada kontrak mereka. Dalam metode “mark to market”, nilai dari suatu aset
dinilai (dilaporkan) dalam laporan keuangan perusahaan sebagai “nilai pasar” saat ini dari aset tersebut,
yaitu, sejumlah nilai yang akan didapat bila aset secara teoritis akan dijual pada pasar terbuka. Untuk
menghitung nilai pasar dari suatu kontrak, karyawan Enron akan meramal harga akan datang dari
komoditas yang diperjualbelikan (seperti gas, listrik, batu bara, dan lain-lain) sepanjang kontrak berlaku.
Memakai peramalan ini, mereka kemudian akan menambahkan arus kas masa datang secara teoritis
kontrak tersebut, menerapkan tingkat diskonto, dan menghitung nilai saat ini bersih (net present
value=NPV) dari kontrak tersebut. NPV ini yang kemudian dilaporkan sebagai “nilai sebenarnya” dari
kontrak. Jika NPV lebih tinggi dari yang Enron bayarkan, lalu selisihnya dapat dilaporkan sebagai sebuah
“laba” pada laporan keuangan Enron. Karyawan Enron ditekan untuk meramalkan arus kas masa datang
yang tinggi dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka, membuat Enron melaporkan nilai aset
(kontrak) dan laba yang tinggi pada investor. Tahun 1996, Skilling diangkat menjadi Presiden Direktur
Enron, dan Fastow menjadi Direktur Keuangan.
1. Hilangkan atau regulasi lobi individu atau perusahaan swasta pada politisi
Meski dibantah oleh politisi seperti keluarga Bush, rekam jejak kedekatan eksekutif Enron nyatanya
tidak bisa dibantah. Deregulasi bidang energi yang dilakukan pemerintahan Amerika Serikat era
dua presiden Republikan ini telah membantu bisnis Enron dengan pesat. Beberapa percobaan
untuk menciptakan regulasi baru tentang lobi politik sudah kerap kali digaungkan, namun belum
mampu menghasilkan peraturan formal baru di Amerika Serikat.
2. Perlunya peningkatan pengawasan berskala internasional
Federal Energy Regulatory Commission (FERC) sebagai pengawas perusahaan energi Amerika
Serikat tidak melakukan tugasnya dengan baik. Entah faktor buruknya sistem pengawasan,
ataupun lobi politik yang teramat besar, FERC telah gagal melakukan fungsi utamanya. Ditambah
dengan aset-aset tertulis Enron yang secara tertulis berada di luar Amerika Serikat semakin
menyulitkan pengawasan perusahaan seperti ini. Kerjasama beberapa badan regulasi
internasional perlu dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi.
3. Pilih saham dengan hati-hati
Banyak pembeli saham Enron tidak mengerti bagaimana perusahaan ini berkerja. Kebanyakan
pembeli hanya peduli tentang tingginya kenaikan harga saham yang dialami Enron. Hal ini
berdampak fatal karena para pemegang saham Enron pada akhirnya harus menerima kerugian
dengan total 11 Triliun US dollar. 1 Hal yang harus juga diperhatikan adalah bagaimana veteran
dunia saham seperti Warren Buffet yang terus terang masih bingung dengan laporan keuangan
Enron,2 mengakibatkan dirinya tidak ikut serta dan ikut silau pada kenaikan kinerja Enron di pasar
saham.
Daftar Pustaka
ENRON - the smartest guys in the room (movie)
https://www.investopedia.com/updates/enron-scandal-summary/
https://mazda4education.wordpress.com/2010/11/28/kasus-enron-2001/
https://www.britannica.com/event/Enron-scandal
1
https://object.cato.org/sites/cato.org/files/pubs/pdf/pa497.pdf
2
http://www.berkshirehathaway.com/2002ar/2002ar.pdf