Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

RAB ( Rencana Anggaran Biaya ) C

Dosen Pembimbing :

WITA KRISTIANA, S.T., M.T


NIP. 19770101 200801 2 037

Disusun Oleh :

RANGGASKI YOAN VIANUS DAB 116 021


CHRISTINA JESSICA DAB 116 106
DIDIK ROBIANTO DAB 116 116
PRANISA L. N. SINGARIMBUN DAB 116 131
MUHAMMAD REZA PRATAMA DAB 116 148

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Segala, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat membuat
makalah Rencana Anggaran Biaya. Penyusun juga sadar masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini.

Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi


kesempurnaan penyusunan makalah ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu
diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Wita
Kristiana, S.T.,M.T selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Rencana Anggaran Biaya.

Akhir kata, penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa Menyertai Kita Semua.

Palangka Raya, Juni 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau proyek
adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya
lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan
memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Hal ini disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga
kerja. ( H. Bachtiar Ibrahim, 1993; 3)

Sedangkan, definisi proyek adalah sebagai satu usaha dalam jangka waktu yang
ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal
pembangunan proyek akan dimulai atau suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk
mencapai hasil yang bersifat khusus pula.

2.1 Rumusan Masalah

1. Apa itu pekerjaan Pembetonan dan Penulangan Pelat Lantai dan bagaimana penyelesaian
contoh soalnya?
2. Apa itu pekerjaan Pasangan Dinding dan Lantai dan bagaimana penyelesaian contoh
soalnya?
3. Apa itu pekerjaan Kayu ( kusen,daun pintu,jalusi,jendela) dan bagaimana penyelesaian
contoh soalnya?

3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pekerjaan Pembetonan dan Penulangan Pelat Lantai dan
penyelesaian contoh soalnya ?

2. Untuk mengetahui pengertian pekerjaan Pasangan Dinding dan Lantai dan penyelesaian
contoh soalnya?

3. Untuk mengetahui pengertian pekerjaan Kayu ( kusen,daun pintu,jalusi,jendela) dan


penyelesaian contoh soalnya?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pembetonan dan Penulangan Pelat Lantai

Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh:


1. Besar lendutan yang diinginkan.
2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
3. Bahan material konstruksi dan pelat lantai.

Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpass (mempunyai ketinggian
yang sama dan tidak miring), pelat lantai dapat diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan
aliran air.
Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh: beban yang harus didukung, besar lendutan yang
diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari pelat
lantai. Pelat lantai merupakan suatu struktur solid tiga dimensi dengan bidang permukaan yang
lurus, datar dan tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensinya yang lain. Struktur
pelat bisa saja dimodelkan dengan elemen 3 dimensi yang mempunyai tebal h, panjang b, dan
lebar a.

Adapun fungsi dari pelat lantai adalah untuk menerima beban yang akan disalurkan ke
struktur lainnya. Pada pelat lantai beton bertulang yang diberi tulangan baja dengan posisi
melintang dan memanjang yang diikat menggunakan kawat bendrat, serta tidak menempel pada
permukaan pelat baik 7 bagian bawah maupun atas. Adapun ukuran diameter, jarak antar
tulangan, posisi tulangan tambahan bergantung pada bentuk pelat, kemampuan yang diinginkan
untuk pelat menerima lendutan yang diijinkan.

2.1.1 Fungsi Pelat


Adapun fungsi pelat lantai adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas.
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah.
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

2.1.2 Contoh Soal dan Penyelesaian Plat Lantai

Tebal Plat lantai = 12 cm

1.) Luas 1

• Pembetonan
V = P x L x Tebal
= 3,7 x 1,5 x 0,12
= 0,66 m3
• Luas Bekesting
L = Panjang x lebar
= 37 x 1,5
= 5,55 m2

• Pembesian
• Tulangan 12-150
Panjang Tekukan
5D = 5 x 1 = 0,06 m

2.) Luas 2

• Pembetonan
V = P x L x Tebal
= 3,5 x 4 x 0,12
= 1,68 m3
• Luas Bekesting
L = Panjang x lebar
= 3,5 x 4
= 14 m2
• Pembesian
• Tulangan 12-150
Panjang Tekukan
5D = 5 x 12
= 0,06 m

3.) Luas 3

• Pembesian
V = P x L x Tebal x Jumlah
= 3 x 2 x 0,12 x 2
= 1,44 m3
• Luas Bekesting
L = Panjang x Lebar x jumlah
=3x2x2
= 12 m3
• Pembesian
• Tulangan 12-150
Panjang Tekukan
5D = 5 x 12
= 0,06 m
• Tulangan sumbu x :
Panjang = 3 m
Jumlah = 2 / 0,15 + 1 = 14 buah
Panjang Keseluruhan =
Panjang + panjang tekukan x jumlah = (3 + (0,06 x 2)) x (14 x 4)
= 174,72 m
• Tulangan sumbu y :
Panjang = 2 m
Jumlah = 3 / 0,15 + 1 = 21 buah
Panjang Keseluruhan =
Panjang + panjang tekukan x jumlah = (2 + (0,06 x 2)) x (21 x 4)
= 178,08 m
• Panjang = 174,72 m + 178,08 m
= 352,8 m
• Berat Tulangan :
12 = Berat jenis x Panjang
= 0,89 kg/m x 352,8 m
= 313,992 kg

4.) Luas 4
X = 4,0 m
Y = 2,0 m

- Volume Beton
V = (X x Y x h) x Jumlah Plat
= (4,0 x 2,0 x 0,12) x 2
= 1,92 m3
- Bekesting
L = (X + Y) Jumlah Plat
= (4,0 + 2,0) x 2
= 16 m2

- Tulangan Arah Sumbu X


- Tulangan Tumpuan Ø 10 – 175

1⁄ 𝐿
2
Jumlah = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 +1
2
= 0,175 + 1

= 12,43 ≈ 13 Buah
Panjang = n x ( ¼ L + Panjang Kait) x Jumlah Plat
= 13 x (1 + (5 x 0,01)) x 2
= 27,3 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 27,3
= 16,926 kg
- Tulangan Bagi Ø 10 – 250

1⁄ 𝐿
2
Jumlah = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 +1
2
= 0,250 + 1

= 9 Buah
Panjang = n x ( Bentang + (Panjang Kait x 2)) x Jumlah Plat
= 9 x (4 + (5 x 0,01 x 2)) x 2
= 73,8 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 73,8
= 45,756 kg

- Tulangan Lapangan Ø 10 -175

K = 50 mm = 0,05 m
S = √502 + 502 = 70 mm = 0,07 m
1⁄ 𝐿
2
Jumlah = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 +1
2
= 0,175 + 1

= 12,43 ≈ 13 Buah
Panjang = n x ( 5d.2 + S + ¼ L + ( ¾ L – Jarak Tulangan)) x Jumlah Plat
= 13 x ((5 x 0,01 x 2) + 0,07 + 1 + (3 – 0,175)) x 2
= 103,87
.
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 103,87
= 64,3994 kg
Jadi, Panjang Total Tulangan Arah Sumbu X
P = (P. Tulangan Tumpuan + P. Tulangan Bagi + P. Tulangan Lapangan)
= (27,3 + 73,8 + 103,87)
= 204,97 m
Jadi, Berat Total Tulangan Arah Sumbu X
g = (Tulangan Tumpuan + Tulangan Bagi + Tulangan Lapangan)
= (16,926 + 45,756 + 64,3994)
= 127,0814 kg
Tulangan Arah Sumbu Y
Tulangan Tumpuan Ø 10 – 17
Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1
= 1/0,175+1
= 6,71 ≈ 7 Buah
Panjang = n x ( ¼ L + Panjang Kait) x Jumlah Plat
= 7 x (0,5 + (5 x 0,01)) x 2
= 11 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 11
= 6,82 kg
Tulangan Bagi Ø 10 – 250

Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1


= 1/0,250+1
= 5 Buah
Panjang = n x ( Bentang + (Panjang Kait x 2)) x Jumlah Plat
= 5 x (2 + (5 x 0,01 x 2)) x 2
= 21 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 21
= 13,02 kg
Tulangan Lapangan Ø 10 -175
K = 50 mm = 0,05 m

S = √(〖50〗^2+〖50〗^2 ) = 70 mm = 0,07 m

Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1


= 1/0,175+1
= 6,71 ≈ 7 Buah
Panjang = n x ( 5d.2 + S + ¼ L + ( ¾ L – Jarak Tulangan)) x Jumlah Plat
= 7 x ((5 x 0,01 x 2) + 0,07 + 0,5 + (1,5 – 0,175)) x 2 = 27,93 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 27,93
= 17,3166 kg
Jadi, Panjang Total Tulangan Arah Sumbu Y
P = (P. Tulangan Tumpuan + P. Tulangan Bagi + P. Tulangan Lapangan)
= (11 + 21 + 27,93)
= 59,93 m
Jadi, Berat Total Tulangan Arah Sumbu Y
g = (Tulangan Tumpuan + Tulangan Bagi + Tulangan Lapangan)
= (6,82 + 13,02 + 17,3166)
= 37,1566 kg

5.) Luas 5

X = 3,15 m
Y = 2,0 m

Volume Beton
V = (X x Y x h) x Jumlah Plat
= (3,15 x 2,0 x 0,12) x 1
= 0,756 m3
Bekesting
L = (X + Y) Jumlah Plat
= (3,15 + 2,0) x 1 = 6,3 m2

Tulangan Arah Sumbu X (3,15 m)


Tulangan Tumpuan Ø 10 – 175
Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1
= 1,575/0,175+1
= 10 Buah
Panjang = n x ( ¼ L + Panjang Kait) x Jumlah Plat
= 10 x (0,7875 + (5 x 0,01)) x 1
= 8,375 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 8,375
= 5,1925 kg

Tulangan Bagi Ø 10 – 250

Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1


= 1,575/0,250+1
= 7,3 ≈ 8 Buah
Panjang = n x ( Bentang + (Panjang Kait x 2)) x Jumlah Plat
= 8 x (3,15 + (5 x 0,01 x 2)) x 1
= 26 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 26
= 16,12 kg
Tulangan Lapangan Ø 10 -175
K = 50 mm = 0,05 m

S = √(〖50〗^2+〖50〗^2 ) = 70 mm = 0,07 m

Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1


= 1,575/0,175+1 = 10 Buah
Panjang = n x ( 5d.2 + S + ¼ L + ( ¾ L – Jarak Tulangan)) x Jumlah Plat
= 10 x ((5 x 0,01 x 2) + 0,07 + 0,7875 + (2,3625 – 0,175)) x 1 = 31,45 m

Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 31,45
= 19,499 kg
Jadi, Panjang Total Tulangan Arah Sumbu X
P = (P. Tulangan Tumpuan + P. Tulangan Bagi + P. Tulangan Lapangan)
= (8,375 + 26 + 31,45)
= 65,825 m
Jadi, Berat Total Tulangan Arah Sumbu X
g = (Tulangan Tumpuan + Tulangan Bagi + Tulangan Lapangan)
= (5,1925 + 16,12 + 19,499)
= 40,8115 kg
Tulangan Arah Sumbu Y (2,0 m)
Tulangan Tumpuan Ø 10 – 175
Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1
= 1/0,175+1
= 6,71 ≈ 7 Buah
Panjang = n x ( ¼ L + Panjang Kait) x Jumlah Plat
= 7 x (0,5 + (5 x 0,01)) x 1
= 3,85 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 3,85
= 2,387 kg
Tulangan Bagi Ø 10 – 250
Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1
= 1/0,250+1
= 5 Buah
Panjang = n x ( Bentang + (Panjang Kait x 2)) x Jumlah Plat
= 5 x (2 + (5 x 0,01 x 2)) x 1
= 10,5 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 10,5 = 6,51 kg
Tulangan Lapangan Ø 10 -175
K = 50 mm = 0,05 m

S = √(〖50〗^2+〖50〗^2 ) = 70 mm = 0,07 m

Jumlah = (1⁄2 L)/(Jarak Tulangan)+1


= 1/0,175+1
= 6,71 ≈ 7 Buah
Panjang = n x ( 5d.2 + S + ¼ L + ( ¾ L – Jarak Tulangan)) x Jumlah Plat
= 7 x ((5 x 0,01 x 2) + 0,07 + 0,5 + (1,5 – 0,175)) x 1
= 13,965 m
Berat Tulangan
Ø 10 g = 0,62 x 13,965
= 8,6583 kg
Jadi, Panjang Total Tulangan Arah Sumbu Y
P = (P. Tulangan Tumpuan + P. Tulangan Bagi + P. Tulangan Lapangan)
= (3,85 + 10,5 + 13,965)
= 28,315 m
Jadi, Berat Total Tulangan Arah Sumbu Y
g = (Tulangan Tumpuan + Tulangan Bagi + Tulangan Lapangan)
= (2,387 + 6,51 + 8,6583)
= 17,5553 kg
2.2 Pekerjaan Pasangan Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan
ruang lainnya.
Fungsi :

 Pembatas ruang luar dengan ruang dalam.


 Penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara, dan lain-lain yang bersumber dari alam.
 Pembatas antar ruang di dalam rumah.
 Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum.
 fungsi Arsitektur

2.2.1 Jenis Dinding

a. Dinding Struktural

Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini berperan


untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi
beton). Bahan Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah Batu
Bata (Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan
semen.

b. Dinding Non-Struktural

Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas,
apabila dinding dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding
non-struktural di antaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu, kaca, dll.

c. Dinding Partisi atau penyekat


Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan (interior),
Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya seperti gypsum,
papan kalsium, triplek, kaca, dll.
2.2.2 Kelebihan Batu bata

1. Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.
2. Keretakan relatif jarang terjadi.
3. Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara
lembab.
4. Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau
diluar rumah cuaca panas.
5. Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan
semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan
alami pada rumah.
6. Harganya Murah. Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat
dan persediaannya cukup banyak.

2.2.3 Kekurangan

1. Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material dinding bangunan yang lain.
2. Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah retak dan pecah
3. Biaya lebih tinggi dari dinding batako

2.2.4 Kriteria Bata Berkualitas Baik

 Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun.
 Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.
 Permukaan harus benar dalam bentuk persegi panjang satu sama lain untuk menjamin
kerapian pekerjaan.
 Mempunyai ukuran yang standart yaitu

- Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm


- Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm

 Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok.
Jenis Pemasangan Dinding Batu Bata
Ada 3 Jenis Pemasangan Batu Bata Merah, yaitu :

 Pasangan ½ batu: Pemasangan bata secara memanjang dengan lebar bata merah sebagai
tebal dinding.
 Pasangan 1 batu: Pasangan bata secara melintang dengan panjang bata sebagai tebal
dinding.
 Pasangan roolag: Pasangan bata secara miring melintang yang berfungsi sebagai pasangan
resapan air dibagian paling bawah pasangan bata.

2.2.5 Teknik Pemasangan

1. Pasangan batu bata untuk dinding - dinding luar pada bangunan umumnya dapat dipakai
pasangan batu bata ½ batu.
2. Dinding Pengisi dari pasangan bata ½ bata harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof,
rollag, dan ring balok yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan /
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata
tsb.
3. Campuran spesi pada pasangan tembok harus cukup kedap air agar tembok tidak mudah
basah jika terkena air hujan. Dinding bata yang memerlukan campuran kedap air misalnya
tembok pada kamar mandi, WC, tempat cuci, dan dapur, spesi nya 1 PC : 2 PS, artinya 1
takaran semen dan 2 takaran pasir. Dinding bata yang tdk memerlukan campuran kedap
air, perbandingan spesi umumnya 1 PC : 3 PS : 10 KP.
4. Perkuatan dinding batu bata dengan kolom praktis. Kolom - kolom praktis merupakan
bagian kerangka yang membantu dan memperkuat posisi dinding pasangan batu bata,
dan pemasangan kolom ditempatkan pada sudut pertemuan pasangan batu bata.
5. Pasangan dan penempatan kolom - kolom praktis yang berukuran 13 x 13 atau 15 x 15
ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata 12 m2. Jadi, penampang
kolom praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu ditempatkan penulangan / pembesian ø 4 -
12 mm dan pemasangan sengkang / cincinnya dengan ø 6 - 20 cm dan terpasang pada
dinding bata dengan jarak 3 - 4 m
6. Untuk penempatan Kusen di bagian atas dari ambang atas kusen dipasangkan
batu bata berdiri atau disebut sebagai rollag dengan adukan menggunakan
perbandingan 1 PC: 2 Ps atau dipasang balok latai 15/20 atau 13/20 dengan tujuan agar
kusen tidak menerima beban dari dinding diatasnya.

2.2.6 Lingkup Pekerjaan Lantai

a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik di dinding dan lantai.
b. Pasangan ubin keramik untuk dinding luar, bak bunga dengan campuran latex, semen dan
pasir sebagai perekat.
c. Pasangan ubin keramik tanah liat untuk lantai dan dinding pada area-area, sesuaikan
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d. Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filler.
e. Pasangan ubin keramik kaolin untuk tangga, lengkap dengan stair corner.

2.2.7 Persetujuan
Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh
semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan
untuk tile grouts.
Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
keramik.
Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.

2.2.8 Bahan/Produk

Keramik Tanah Liat glasur single firing :


Produk Roman, ukuran :
20 x 25 cm, untuk dinding toilet, dinding diatas meja pantry
20 x 20 cm, untuk lantai toilet, meja pantry
30 x 30 cm type polish, untuk lantai ruang gudang dan ruang-ruang penunjang;
30 x 30 cm, type rocky, untuk pedestrian.
Untuk dinding toilet dan meja pantry keramik tanah liat double firing KW 1.

Mortar Additive/Admixture : Laticrete 3701, produk Laticrete International, USA atau


AM 30/Mortar flex.

Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix AM 50 / Coloured Tile Grout, Sanded and
Unsanded grout, Classic & Designer, sesuai dengan kebutuhan pemasangan.

2.2.9 Pemasangan

Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan setelah studi
diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan, pemasangan ubin, joints dan curing,
untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.
Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara
instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk
diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing lain dan
dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana. Naad pansangan interior l = 2 mm,
naad pasangan eksterior l = 5 mm.
2.2.10 Persiapan Permukaan
Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang diperlukan,
sebelum memasang ubin.
Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan tiap
kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan pekerjaan.

Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus dikasarkan dan
dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan plesteran,
permukaan ini harus dibebaskan.
Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2 mm,
pada semua arah. Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan kedalaman diisi dengan mortar (1 :
2), sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai ketebalan yang sama.

2.2.11 Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)

Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang
untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan
untuk pemasangan selanjutnya. Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari
bawah dan dilanjutkan ke bagian atas.

Pada pemasangan tile, tempelkan dibagian belakang tile adukan dan ratakan, kemudian
ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian permukaan ubin
dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan
sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.

Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari
ketentuan berikut :
- 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm,
- max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang mengotori
permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah. Pemasangan tile grant (pengisian naad)
harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

2.2.12 Pemasangan Ubin Keramik Lantai


Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps.

Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan ‘Kepalarn’ (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m. Pemasangan tile lainnya
berpedoman pada quide line ini.
Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika prosess pemasangan
tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

2.2.13 Pemeriksaan (Inspection)

2.2.13.1 Rekatan (bond).


Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang, secara
rondom, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan baik pada bagian
belakang tile dan telah terpasang dengan baik.

2.2.13.2 Tension Test.


Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di exterior. Test
harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel
diambil secara rondom jika umur pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan
harus minimal 3 kg/cm2.
2.2.14 PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN

2.2.14.1 Perlindungan
Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan harus
mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.

Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya; hanya untuk yang penting
saja.

2.2.14.2 Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan
memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan
dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh
asam. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada
campuran asam yang tersisa.

Berikut ini contoh soal dari pekerjaan pasangan dinding dan lantai
Soal 1 :
Perhitungan pekerjaan dinding
5.1 Pasangan Bata Merah
 Lantai 1
Sb. x = 11,5 + 6 + 3,5 + 4,5 + 3,5 + 1,8 + 3,5 + 3,5 + 3,5
= 39,5 m
Sb. y = 9 + 2 + 4,5 + 3 + 1,5 + 7,5
= 27,5 m
∑ Panjang = 39,5 m + 27,5 m
= 67 m

 Lantai 2
Sb. x = 11,5 + 6 + 2,5 + 3 + 4,5 + 7 + 3,5 + 3,5
= 41,5 m
Sb. y = 8,5 + 2 + 3 + 3 + 4 + 3 + 7,5
= 31 m
∑ Panjang = 41,5 m + 31 m
= 72,5 m

Luas kotor dinding Pasangan bata


L1 = ( 67 x 4) = 268 m2
L2 = 72,5 x 3,7 = 268,25 m2
∑ Luas = 268 + 268,25 = 536,25 m2
Luas Dinding Bersih
L = Luas dinding kotor – (Luas Pintu+L.jendela+L.ventilasi)
= 536,25 – (21,71 + 33,39 + 2,480)
= 478,67 m2

Soal 2 :
Pekerjaan Lantai

- Luas lantai 1
L = 98,336 m2
- Luas Lantai 2
L = 87,375 m2

1.1 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai


V= Luas lantai x Tebal urugan
= 98,336 x 0,04
= 3,933 m2

1.2 Pekerjaan Beton tumbuk


V = Luas lantai x Tebal beton
= 98,336 x 0,1
= 9,833 m3

1.3 Pekerjaan Keramik


- Lantai 1
Luas Yang dikeramik 30 x 30
L = 98,336 – Luas wc
= 98,336 – ((2,5 x 1,5) + (1,8 x 1,5))
= 91,886 m2

Keramik wc 1 ( 20 x 20 )
Luas Keramik Dinding
L=PxT
= ((1,8 x 2) + (1,5 +0,6) x 1
= 5,7 m2

Luas Keramik Lantai


L=PxL
= 1,1 x 1,5
= 1,65 m2

Keramik wc 2 ( 20 x 20 )
Luas keramik dinding
L=PxT
= ((2,5 x 1,6) + ( 1,5 + 2)) x 1
= 7,5 m2

Luas Keramik Lantai


L=PxL
= 1,8 x 1,5
= 2,7 m2

2 Lantai 2
Luas Lantai yang dikeramik 30 x 30
L = 87,375 – Luas wc
= 87,375 – ( 3 x 2 )
= 81,375 m2
Keramik wc ( 20 x 20 )
Luas keramik dinding
L=PxT
= (( 3 x 2 ) + ( 2 + 1,1 )) x 1
= 9,1 m2

Luas Keramik Lantai


L=PxL
= 2,3 x 2
= 4,6 m2

Keramik Bordes Tangga ( 30 x 30 )


L=PxL
= 1,5 x 2,5
= 3,75 m2
Keramik Anak Tangga ( 30 x 30 )
L = P x L x Jumlah
= 0,3 x 1 x 20
= 6 m3

Soal 3 :
Pemasangan Dinding Bata Merah

1050
400 350
TERAS
300
+0.35

K. TIDUR

300 +0.40

R. MAKAN/DAPUR

KM/WC
+0.40
600
+0.35

300 KM/WC
+0.35

TERAS
+0.35 200
500 K. TIDUR UTAMA
+0.40

1850 300
R. TENGAH
+0.40

200
500 R. TAMU
+0.40

K. TIDUR
+0.40 400
TERAS
250 +0.35

400 350
Panjang bersih tanpa kolom
x = (10,5-0,9) + (4-0,3)x3 + (4-0,45)x2 + (3,5-0,3)x3 + (0,9-0,15) + (3-0,3)x2 = 45,4 m
y = (18,5-1,65) + (3-0,3)x2 + (1-0,6) + (5-0,6) + (4-0,6) + (11-1,2) + (6-0,45) = 45,8 m
 = x + y = 45,4 + 45,8 = 91,2 m

Panjang Dinding Bangunan Lantai Atas


750
400 350

300 K. TIDUR
+4.00
Musholla
+4.00 300

150
Ruang Santai
+4.00 300
150 KM/WC
+3.95

500 500
1850 R. KELUARGA
UTAMA VOID
+4.00

200 200

Ruang kerja
300 +4.00
K. TIDUR
+4.00 400
Balkon
250 +3.95

150
400 350

Panjang bersih tanpa kolom


x = (4-0,3)x3 + (2-0,15) + (4-0,45) + (4-0,225) + (3,5-0,3)x4
= 33,075 m
y = (18,5-1,65) + (1,5-0,15) + (3-0,3)x3 + (4-0,3)x3 + (5-0,6)
+ (2-0,3) = 39,8 m
 = x + y = 33,075 + 39,8 = 72,875 m

- Luas Dinding Bersih tanpa kolom


Luas dinding lantai 1 = panjang dinding x tinggi
= 91,2 x 3,4 = 310,08 m2
Luas dinding lantai 2 = panjang dinding x tinggi
= 72,875 x 3 = 218,625 m2
Luas dinding atas balkon = (2,2 + 3,7 + 1,2) x 0,6 = 4,26 m2
∑ Luas = 310,08 +218,625 + 4,26
= 532,965 m2
Soal 4 :

Pekerjaan lantai

Pekerjaan Lantai 1

- Pekerjaan pasir urug bawah lantai (0,1m)


V = total luas lantai 1 x 0,1
= 124,5 x 0,1
= 12,45 m3
- Pekerjaan beton tumbuk (0,05 m)
V = total luas lantai 1 x 0,05
= 125,5 x 0,05
= 6,225 m3
- Pekerjaan spesi (0,03 m)
V = 124,5 x 0,03
= 3,735 m3
- Lantai keramik (keramik 30/30)
Luas = total luas lantai 1 – luas lantai WC
= 124,5 – 6,89 – (0,2 x 1)
= 117,41 m2
- Lantai keramik WC (keramik mozaik 30/30)
Luas keramik dinding = P x t
= (8 x 6,8) x 2
= 29,6 m2
Luas keramik lantai =PxL
= (2 x 2) + (1,7 + 1,7) = 6,89 m2
Luas Bak = (P + L) x tinggi
= (0,5 + 0,5) x 1,5 x 2 = 3 m2
Luas dudukan kloset = (p x l) + (p x t)
= (0,9 x 0,6) + (0,9 x 0,3)
= 1,62 m2
 luas keramik 30/30 = jumlah luas keramik – luas pintu
= (29,6 + 6,89 + 3 + 1,62) – (2x2,15 x 2)
= 37,67 m2
Pekerjaan Lantai 2
- Pekerjaan spesi
V = 112,5 x 0,03
= 3,375 m3
- Lantai keramik (keramik 30/30)
Luas = total luas lantai 2 – void – luas lantai WC
= 112,5 - (3 x 4) – (1,7 x 1,7)
= 97,61 m2
- Lantai keramik WC (keramik mozaik 30/30)
Luas keramik dinding = P x t
= (1,7x 4) x 2
= 13,6 m2
Luas keramik lantai =PxL
= 1,7 x 1,7 = 2,98 m2
Luas Bak = (b + h) x tinggi
= (1 + 1) x 1,5 = 3 m2
Luas dudukan kloset = (p x l) + (p x t)
= (0,9 x 0,6) + (0,9 x 0,3)
= 0,81 m2
 luas keramik 30/30 = jumlah luas keramik – luas pintu
= (13,6 + 2,98 + 1,5 + 0,81) – (0,8 x 2,15)
= 17,08 m2
Soal 5 :
Pemasangan Dinding Bata Merah ½ Batu Camp. 1 PC : 3 PP
- Panjang Bangunan
Panjang Dinding Bangunan Lantai Dasar

x = (3 x 5) + (4 x 1) + (3,7 x 1) + (3,3 x 2) + (2,5 x 1) + (0,55 x 1) + (2 x 1)


= 34,35 m
y = (3 x 3) + (2 x 3) + (2,5 x 2) + (1,9 x 2) + (4,1 x 1)
= 27,9 m
=x+y
= 34,35 + 27,9 = 62,25 m
Panjang Bangunan Lantai Atas

x = (3 x 6) + (4 x 1) + (3,7 x 1) + (3,3 x 2) + (1 x 2) + (0,55 x 1)


= 34,85 m
y = (3 x 4) + (2 x 3) + (2,5 x 2) + (1,9 x 2) + (4,1 x 1)
= 30,9 m
=x+y
= 34,85 + 30,9 = 65,75 m

- Panjang Dinding Atas Teras, Balkon dan Garasi


 = 4 + 4 + 3 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 = 17 m
- Luas Dinding Kotor
Lantai Bawah = 62,25 x (4 – 0,125) = 241,2188 m2
Lantai Atas = 65,75 x (4 – (0,125 + 0,15)) = 244,9188 m2
Teras, Balkon dan Garasi = 17 x 0,6 = 10,2 m2
 = 241,2188 + 244,9188 + 10,2 = 496,3376 m2

2.3 KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA, DAN JALUSI

Pengertian Kusen Pintu Dan Jendela Beserta Jenis-Jenis Macamnya

Pada dasarnya konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kusen dan daun
pintu dan jendela .

konstruksi pintu dan jendela merupakan konstruksi pelengkap dari konstruksi dinding
bangunan, yang fungsinya sebagai penghubung antar ruangan yang dipisahkan dinding
bersangkutan.
2.3.1 Kusen

Pengertian dan fungsi : Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang
berfunsi untuk membentuk hubungan, baik antara sebuah dinding pasangan bata, beton ataupun
kayu dengan pintu atau jendela.

berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara : kusen pintu dan kusen jendela
berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara : kusen dalam dan kusen luar, yang terutama
dipengaruhi oleh iklim setempat
berdasarkan bahan yang digunakan dapat dibedakan antara : kusen kayu, kusen logam dan kusen
beton.

2.3.2 Daun Pintu Dan Jendela

Pengertian dan fungsi : Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang
yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat
pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu dan jendela adalah :

Daun pintu : Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun barang. Ukuran pintu
biasanya dibuat disesuaikan dengan tempat dimana Daun pintu itu akan di tempatkan. misalnya
untuk pintu Ruang tamu, biasa dibuat agak lebar. karena disitulah terjadi proses keluar masuknya
manusia dan barang.
Jendela : Berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga sebagai tempat
berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu bangunan.

2.3.3 Syarat Pintu dan Jendela

Bekerja dengan aman Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka
harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang / susut
(muai, melengkung), Tidak ada celah atau cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu,
udara) masuk ke dalam ruangan.
Kuat Minimal ada 1 (satu) buah jendela dalam sebuah ruangan.
Cara Penentuan Ukuran Dalam menentukan ukuran, menggunakan dasar pendekatan antara lain,
fungsi dan aktivitas ruang, kapasitas ruang, kebutuhan manusia akan oksigen dan sebagainya.
a. Luas lubang penerangan / cahaya: luas pintu dan jendela tidak masuk dalam perhitungan
1) Kamar tidur= 1/6 × luas lantai ruang
2) Kamar duduk= 1/7 – 1/6 × luas lantai ruang.
3) Sekolah dan kantor= 1/6 – 1/5 × luas lantai ruang.
4) Rumah sakit= 1/6 - 1/5 × luas lantai ruang.
5) Bengkel= 1/6 - 1/3 × luas lantai ruang.
6) Gudang= 1/10 × luas lantai ruang.

2.3.4 Macam-macam Jenis Pintu

Ø Pintu Swing

Gambar Pintu Swing

Jenis pintu yang paling umum dan selalu digunakan di bangunan manapun adalah pintu
swing atau pintu kupu-kupu, yaitu pintu biasa yang dapat membuka dan menutup dengan cara
didorong ke depan atau ditarik kebelakang dengan putaran satu arah maupun dua arah.
Ø Pintu Geser (Sliding Door)

Gambar Pintu Geser

Pintu model ini sering disebut juga dengan sliding door. Cara membukanya dengan
menggeser pintu ke samping kanan atau kiri. Pintu geser ini biasanya digunakan pada ruang yang
sempit karena tidak memerlukan ruang unntuk mengayunkan pintu seperti pintu swing. Pintu
geser juga mulai banyak digunakan pada lemari pakaian. karena memberikan kesan rapi. Namun,
kekurangan pinyu ini adalah pemasangannya lebih sulit dan memerlukan struktur bantalan yang
kuat untuk menggantung, dan dapat merepotkan bila roda keluar dari rel pengaman.

Ø Pintu Lipat (Folding Door)

Gambar Pintu Lipat

Pintu ini sering disebut juga dengan folding door. Cara membukanya pun tidak berbeda dengan
pintu geser, yaitu dengan digeser kesamping dan menggunakan bantalan rel, namun bedanya
pintunya dilipat. Jenis pintu ini biasanya sering digunakan pada ruang keluarga yang menghadap
ke taman belakang atau pada pintu garasi.

Ø Pintu Putar Otomatis (Revolving Door)

Gambar Pintu Putar Otomatis

Putar otomatis atau revolving door digunakan pada mall, hotel, dan gedung perkantoran. Pintu ini
akan berputar secara otomatis saat terdapat gerakan orang yang hendak memasuki ruangan.

Ø Pintu Rel

Gambar Pintu Rel

Gaya pintu yang lebih tua ini dibuat dari serpihan kayu atau kompresan kayu. Sebutannya
tergantung pada komponen-komponennya. Untuk komponen vertikal disebut stiles dan
komponen horizontal disebut rel.

2.3.5 Jenis Pintu Berdasarkan Bahan Pembuatan

Ø Pintu Alumunium

Gambar Pintu WC berbahan alumunium

Pintu jenis ini biasanya dilapisi dengan warna kesukaan anda. Bisa cocok dikebanyakan desain
interior kontenporer. Pintu aluminium secara umum dibuat dari bahan kaca yang dibingkai
aluminium.
Keunggulan:
Tidak memerlukan perbaikan atau perawatan cat ulang.
Kekurangan:
Tidak bisa dilapisi lagi.
Ø Pintu Kayu
Pintu Berbahan Kayu

Kebanyakan pintu kayu dibuat bukan dari bahan kayu solid (padat). Beberapa pintu dibuat
dengan kepadatan medium fibreboard inti. Ada juga yang dibuat dari bahan polyboard. Pilihan
paling ringan adalah pintu yang menggunakan bahan inti honeycomb yang terbuat dari karton.
Keunggulan: Cocok untuk rumah bergaya klasik, rapi dan elegan. Lebih murah gaya, dan kayu
stained menciptakan suasana ruangan yang hangat.
Kekurangan: Hati-hati memilih pintu berbahan inti honeycomb yang kualitasnya buruk bisa
mengurangi kekuatan dan kurang kedap suara. Butuh pemeliharaan rutin seperti sering dicat dan
divernis.

Ø Pintu Louvre

Gambar Pintu Louvre

Pintu jenis ini mempunyai irisan-irisan horizontal yang dapat dibuka untuk aliran udara apabila
menginginkan privasi dan keamanan.

✓ Keunggulan: Tetap ada aliran udara bahkan bila pintu ditutup.

✓ Kekurangan: Lebih sulit dibersihkan dan harus memastikan pekerjaan mekaniknya halus dan
dapat menghalangi pemandangan.

Ø Pintu Flush

Gambar Pitu Flush

Ini adalah pintu paling sederhana dari pintu-pintu yang ada. Ini karena permukaan pintu rata
seluruhnya. Pintu flush biasanya digunakan untuk bagian dalam rumah dan dibuat dari fiberglass
atau kayu.

✓ Keunggulan : Harga lebih murah dan sesuai dengan berbagai keuangan.

✓ Kerugian : Permukaan dapat tidak tembus cahaya.dan tanpa dekor, tidak cocok untuk pintu

utama.

2.3.6 Jenis Utama Bekerjanya Jendela

» Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara vertikal. Daun-
daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat atau rel. Bagian jendela dapat
dibuka ± 50%.
» Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang atas, bawah, atau
pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel depan atau belakang. Bagian jendela
dapat dibuka penuh.

2.3.7 Jenis Jendela Berdasarkan Cara Membukanya

1) Jendela yang dipasang mati dalam kusen.


2) Jendela dengan daun jendela yang dibuka kedalam atau keluar.
3) Jendela dengan daun pintu yang dibuka dengan digeser ke atas atau kebawah.
4) Jendela dengan kaca-kaca krepyak (terpisah kecil-kecil).
5) Jendela dengan daun yang dibuka dengan diputar dalam sumbu horizontal.
6) Jendela dengan daun seperti dibawah ini biasanya dibuka kedalam agar tidak tampias hujan.

2.3.8 Macam-macam Kusen Pintu dan Jendela

a) Kusen pintu tunggal : untuk satu daun pintu.


b) Kusen pintu tunggal dengan ventilasi : menggunakan ventilasi atas.
c) Kusen pintu dobel : untuk dua daun pintu.
d) Kusen pintu gendong : Kusen pintu yang menyatu dengan kusen jendela.
e) Kusen pintu lipat : kusen untuk pintu garasi.
f) Kusen jendela : untuk satu daun jendela.
g) Kusen jendela dobel : untuk dua daun jendela.
h) Kusen jendela dengan ventilasi : dengan ventilasi pada bagian atas.
2.3.9 JALUSI

Menurut bentuknya, Jalusi adalah jendela yang mempunyai kisi-kisi dengan


pemasangannya secara horizontal atau mendatar. Model jendela ini biasanya dipasang berlapis.
Dalam arti, selain Jalusi, masih ada lapisan jendela lainnya yang berfungsi sebagai penutup.
Dengan begitu, jendela tersebut benar-benar tertutup dan tak ada udara atau sinar matahari bisa
masuk ke dalam rumah.
Sebagai contoh, model jendela Jalusi buka tutup untuk bagian dalamnya terbuat dari
bahan kayu. Sementara itu, masih ada jendela lapis kedua yang berada di bagian luar terbuat dari
bahan kaca. Agar udara bisa masuk ke dalam rumah tanpa membuka jendela, bagian luar itulah
yang dibuka. Tujuan pemasangan jalusi agar mendapatkan sirkulasi udara lebih lancar, jadi
pemasangannya ada di dinding luar dan juga dalam. Sementara itu, model kisi atau daun pada
Jalusi menurun ke bawah agar tidak ada air hujan masuk ke dalam rumah.

2.3.10 Mengenal Jenis-Jenis Jalusi

Jika dilihat dari bentuknya, jalusi mungkin dapat disesuaikan dengan ukuran kusen
jendela yang diinginkan. Pasalnya, tiap rumah tentu mempunyai ukuran jendela berbeda,
sehingga harus diukur terlebih dulu.

Selanjutnya, jenis Jalusi juga dapat dibedakan dari bahan dasar pembuatannya. Dulu,
Jalusi hanya bisa dibuat dari bahan kayu. Kamu pun dapat melihatnya langsung di model rumah
tempo doeloe. Namun, sekarang jalusi bisa dibuat dari bahan plastik ataupun aluminium.

alibaba.com

Masih ada lagi perbedaan jalusi jika dilihat dari model jendelanya. Kalau kamu
menginginkan model jendela besar, kamu bisa mengaplikasikan dua jalusi yang dapat dibuka
tutup. Sementara untuk jendela kecil, cukup satu jalusi saja yang juga bisa dibuka tutup karena
ada bagian pengaitnya. Seiring perkembangan zaman di bidang dekor untuk rumah, pembuatan
jalusi semakin bervariasi dan bahan dasar pembuatannya lebih tahan lama.
2.3.11 Manfaat dari Jalusi

Kamu juga perlu mengetahui bahwa kisi-kisi atau daun pada Jalusi sudah dibuat paten,
sehingga tidak bisa digerakkan ke atas bawah. Jadi, jalusi berbeda dengan tirai jendela yang bisa
digerakkan. Sementara itu, manfaat utama dari Jalusi adalah mendapatkan suplai atau sirkulasi
udara lebih banyak. Dengan begitu, udara di dalam rumah atau ruangannya selalu bersih dan
tidak pengap.

altrahomedecor.com

Pemanfaatan jalusi seperti ini sangat cocok pada bangunan pabrik atau tempat usaha yang
membutuhkan sirkulasi udara lebih lancar dan banyak. Namun, tempat tersebut tidak
membutuhkan banyak pembiasan cahaya matahari. Biasanya, lampu digunakan untuk
pencahayaan di dalam ruangan. Memang terasa boros listrik, tapi itu semua demi kelancaran
proses produksi.
BERIKUT INI CONTOH SOAL :

- Pintu dan Jendela

x = (2,9 x 1) + (0,75 x 2) = 4,4 m


y = (2,1 x 2) + (1,4 x 2) = 7 m
=x+y
= 4,4 + 7 = 11,4 m
Volume = (0,05 x 0,1 x 11,4) x 2 buah
= 0,114 m3

- Pintu (P1)
Volume = ((2 x 2,05) + 1,0) x 0,05 x 0,1 x 9 buah
= 0,2295 m3

- Jendela

Volume = ((2 x 0,9) + (2 x 1,4)) x 0,05 x 0,1 x 2 buah


= 0,046 m3
- Ventilasi

Volume = ((2 x 0,3) + (2 x 0,2)) x 0,05 x 0,1 x 64 buah


= 0,32 m3
- Pintu Rolling Door Besi

Luas = 3,4 x 2,7 = 9, 18 m2


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Pelat lantai

Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

3.1.2 Pekerjaan Pasangan Dinding


Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan
ruang lainnya.

3.1.3. Kusen
Pengertian dan fungsi : Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang
berfunsi untuk membentuk hubungan, baik antara sebuah dinding pasangan bata, beton ataupun
kayu dengan pintu atau jendela.

berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara : kusen pintu dan kusen jendela
berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara : kusen dalam dan kusen luar, yang terutama
dipengaruhi oleh iklim setempat
berdasarkan bahan yang digunakan dapat dibedakan antara : kusen kayu, kusen logam dan kusen
beton.

3.1.4 Daun Pintu Dan Jendela


Pengertian dan fungsi : Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang
yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat
pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu dan jendela adalah :

Daun pintu : Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun barang. Ukuran pintu
biasanya dibuat disesuaikan dengan tempat dimana Daun pintu itu akan di tempatkan. misalnya
untuk pintu Ruang tamu, biasa dibuat agak lebar. karena disitulah terjadi proses keluar masuknya
manusia dan barang.
Jendela : Berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga sebagai tempat
berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu bangunan.

3.2 Kesimpulan

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

http://smknpastibisa2018.blogspot.com/2018/01/pengertian-kusen-pintu-dan-jendela.html

https://www.dekoruma.com/artikel/63947/apa-itu-jalusi

http://www.hdesignideas.com/2014/04/dinding-pasangan-batu-bata-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai