Anda di halaman 1dari 23

0

PRAKTIKUM SINYAL DAN SISTEM


UNIT 2
PEMABNGKITAN SINYAL
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI

SAMSUL HIDAYATULLOH
3332170003
SS – 26

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
1

BAB I
METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoida


1. Disini kita mencoba membangkitkan sinyal sinusoida, untuk mencoba
percobaan trsebut kita membuat suatu program seperti berikut:
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot(t,s1)
Sinyal yang terbangkit adalah sebuah sinus dengan amplitudo Amp = 1,
frekuensi f = 5Hz dan fase awal θ = 0.
2. Setelah itu kita melakukan perubahan pada nilai
s1: s1=sin(2*pi*t*10);
Dan kemudian memperhatikan apa yang terjadi, kemudian kita mengulangi
untuk mengganti angka 10 dengan 15, dan 20.
3. Mencoba mengedit kembali program yang kita buat sehingga bentuknya
persis seperti pada langkah 1, kemudian melanjutkan dengan melakukan
perubahan pada nilai amplitudo, sehingga bentuk perintah pada s1 menjadi:
s1=2*sin(2*pi*t*5);
mencoba perhatikan apa yang terjadi? Kemudian melanjutkan dengan
merubah nilai amplitudo menjadi 4, 5,6,… sampai 10. Kemudian
menganalisis Apakah berpengaruh perubahan amplitudo pada bentuk sinyal
sinusnya?
4. Mengembalikan program yang kita buat sehingga menjadi seperti pada
langkah pertama. Sekarang kita mencoba melakukan sedikit perubahan
sehingga perintah pada s1 menjadi:
s1=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);
setelah itu kita mencoba memperhatikan, apa yang terjadi? Apa yang baru
saja kita lakukan adalah merubah nilai fase awal sebuah sinyal dalam hal ini
nilai θ = π/ 2 = 90o. Sekarang melanjutkan langkah yang kita lakukan
dengan merubah nilai fase awal menjadi 45o, 120o, 180o, dan 225o. Kemudia
2

mengamati bentuk sinyal sinus terbangkit, dan mencatat hasilnya.

1.2. Pembangkitan Sinyal Persegi


Disini akan kita mencoba membangkitkan sebuah sinyal persegi dengan
karakteristik frekuensi dan amplitudo yang sama dengan sinyal sinus. Untuk
melakukannya kita mengikuti langkah berikut ini.
1. Membuat sebuah file baru dan memberi nama coba_kotak.m kemudian
membuat program seperti berikut ini. Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=square(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 1.2 1.2])
Dari hasil program tersebut akan tampil sebuah sinyal persegi dengan
amplitudo senilai 1 dan frekuensinya sebesar 5 Hz.
2. Setealah itu kita mencoba melakukan satu perubahan dalam hal ini nilai
frekuensinya kita rubah menjadi 10 Hz, 15 Hz, dan 20 Hz. Mengamati Apa
yang kita dapatkan?
3. Mengembalikan bentuk program menjadi seperti pada langkah pertama,
Sekarang kita mencoba mengubah nilai fase awal menjadi menjadi 45o,
120o, 180o, dan 225o. Krmudian mengamati dan mencatat apa yang terjadi
dengan sinyal persegi terbangkit.

1.3 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Konstan


Disini kita mencoba melakukan pembangkitan sinyal waktu diskrit. Sebagai
langkah awal, kita mulai dengan membangkitkan sebuah sekuenunit step. Sesuai
dengan namanya, unit step berarti nilainya adalah satu satuan. Untuk itu kita
mengikuti langkah berikut ini.
1. membuat program baru dan kita ketikkan perintah seperti berikut:
%PembangkitanUnit Step
Sekuen
L=input('Panjang Gelombang(>=40)=' )
P=input('Panjang Sekuen =' )
3

for n=1:L
if (n>=P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
2. mengulangi langkah pertama dengan cara me-run program kita buat dan
memasukan nilai untuk panjang gelombang dan panjang sekuen yang
berbeda-beda. Mencatat apa yang terjadi?

1.4 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Pulsa


Disini kita akan mencoba membangkitkan sebuah sinyal waktu diskrit
berbentuk sekuen pulsa, untuk melakukan hal itu kita mengikuti langkah berikut
ini
1. Membuat program baru dengan perintah berikut ini.
%File Name: SS1_5.m
%Pembangkitan Sekuen Pulsa
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Posisi Pulsa =' )
for n=1:L
if (n==P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
axis([0 L -.1 1.2])
2. menjalankan program diatas berulang-ulang dengan catatan nilai L dan P
diubah-ubah sesuai kehendak kita, setelah itu kita memperhatikan apa yang
terjadi? mencatat apa yang kita lihat.
4

1.5 Pembentukan Sinyal Sinus waktu Diskrit


Pada bagian ini kita akan mencoba untuk membuat sebuah sinyal sinus
diskrit. Secara umum sifat dasarnya memiliki kemiripan dengan sinus waktu
kontinyu. Untuk itu ikuti langkah berikut
1. Buat program baru dengan perintah seperti berikut :
%sin_dikrit1.m
Fs=20; %frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs;
%proses normalisasi
s1=sin(2*pi*t*2);
stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])
2. melakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 30, 40, 50, 60, 70, dan
80. Catat apa yang terjadi ?
3. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 18, 15, 12, 10, dan 8.
Catat apa yang terjadi?

1.6 Pembangkitan Sinyal Dengan memanfaatkan file *.wav


Disini kita mulai bermain dengan file *.wav. Dalam hal ini kita melakukan
pemanggilan sinyal audio yang ada dalam hardisk kita. Langkah yang kita
lakukan adalah seperti berikut.
1. Anda buat file kuat_1.m seperti berikut
%File Name: kuat_1.m
%Description: how to read and play a wav
[y, Fs] = audioread('a.wav');
Sound (y, Fs);
% Memainkan audio sinyal asli
2. mencoba untuk menampilkan file audio yang telah kita panggil dalam
bentuk grafik sebagai fungsi waktu. Kemudian kita memperhatikan bentuk
tampilannya. Apa yang kita liat kemudian kita mencatat dari hasil yang
telah kita dapatkan tsb?
5

BAB II
TUGAS

2.1 Tugas Pendahuluan


1. Pengertian dari sinyal?
Jawab:
Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan
tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik.
2. Sebutkan tujuan unit 2?
Jawab:
Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak
digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem.
3. Gambarkan fungsi step dan ramp?
Jawab:

Gambar 2.1 Fungsi Step

Gambar 2.2 Fungsi Ramp


6

4. Sebutkan jenis jenis sinyal dan jelaskan?


Jawab:
a. Sinyal waktu kontinyu (continous-time signal)
b. Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal)
5. Tuliskan persamaan sinyal periodik?
Jawab:
x(t + T) = x(t) untuk semua nilai t, − ∞ < t < ∞

2.2 Tugas modul


1. Jawab setiap pertanyaan yang ada pada setiap langka percobaan diatas!
Jawab:
a. Pembangki sinyalwaktu kontinyu sinusoida 1). merubah dari 5 menjadi
10,15 dan 20 yang terjadi adalah sinyal akan semakin banyak
gelombangnya sesuai jumlah yang kita tentukannya. Contoh 10 maka
jumlah gelombangnya ada 10. 2). merubah amplitudo yang awalnya 1
menjadi 2,4 sampai 10yang terjadilah adalah perubahan pada sumbu y
yang memanjang sesuai angka yang kita tulis. 3) menambahkan dari +
π/2(90o) , π/4(45o) ,π/1.5(120o) ,π(180o), 1.25*π(225o) yang terjadi
adalah perpindahan awal sinyal terbentuk yang pindah sesuai nilai fase
yang kita berikan.
b. Pembangki sinyal persegi 1). merubah dari 5 Hz menjadi 10 Hz,15 Hz
dan 20 Hz yang terjadi adalah sinnyal akan semakin banyak
gelombangnya sesuai jumlah yang kita tentukannya. Contoh 10 Hz maka
jumlah gelombangnya ada 10. 2) menambahkan dari + π/2(90o) ,
π/4(45o) ,π/1.5(120o) ,π(180o), 1.25*π(225o) yang terjadi adalah
perpindahan awal sinyal terbentuk yang pindah sesuai nilai fase yang
kita berikan.
c. Pembangki sinyal waktu diskrit, sekuen konstan, memasukan nilai lebar
dan panjang yang berbeda beda yang terjadi adalah jika kita memberikan
nilai p nya 15 dan l nya 50 maka hasilnya garis titik n=0 akan sampe 14
dan seterusnya akan bernilai 1 sampai yang terakhir yaitu 50.
7

d. Pembangki sinyal waktu diskrit, sekuen pulsa, memasukan nilai lebar


dan panjang nya diubah sesuai kehendak kita maka hal yang terjadi
adalah jika kita memberikan nilai P nya 5 dan L nya 30 maka hasilnya
garis titik n=0 sampai lebar yang terakhir yaitu 30 kecuali nilai 5 karena
5 adalah nilai p maka bernilai 1.
e. Pembangki sinyal sinus waktu diskrit, memasukan perubahan pada nilai
Fs, sehingga bernilai 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 dan 18,15,12,110,8
maka yang terjadi adalah titik yang akan tampil akan berjumlah sesaui
dengan nilai fs yang kita berikan semakin besar nilai Fs nya makka
semakin akan terbentuk seperti sinuyal kontinyu akan tetapi sebaliknya
semakin sedikit nilai Fs nya maka sinyalnya akan jelas kelihatan terpisah
pisahnya.
f. Mencoba untuk menampilkan file audio yang telah anda panggil dalam
bentuk grafik sebagai fungsi waktu hal yang terjadi adalah sebagai
berikut:

Gambar 2.3 Grafik Fungsi Waktu Audio

2. Coba anda membuat sebuah sinyal sinus dan anda simpan menjadi file
*.wav!
Jawab:
[y,Fs]=imread('sinus.wav');
imshow(y,Fs);
stem(y)

2.3 Tugas tambahan


8

1. Pembangki sinyalwaktu kontinyu sinusoida


a. Merubah dari 5 menjadi 10,15 dan 20 yang terjadi adalah sinyal akan
semakin banyak gelombangnya sesuai jumlah yang kita tentukannya.
Contoh 10 maka jumlah gelombangnya ada 10.

Gambar 2.4 Grafik 15

Gambar 2.5 Grafik 10

Gambar 2.6 Grafik 20

b. Merubah amplitudo yang awalnya 1 menjadi 2,4 sampai 10 yang


terjadilah adalah perubahan pada sumbu y yang memanjang sesuai angka
yang kita tulis.
9

Gambar 2.7 Amplitudo 9 Dan 8

Gambar 2.8 Amplitudo 7 Dan 6

Gambar 2.9 Amplitudo 5 Dan 10

c. Menambahkan dari + π/2(90o) , π/4(45o) ,π/1.5(120o) ,π(180o),


1.25*π(225o) yang terjadi adalah perpindahan awal sinyal terbentuk yang
pindah sesuai nilai fase yang kita berikan.
10

Gambar 2.10 120o Dan 90o

Gambar 2.11 180o Dan 45o

Gambar 2.12 225o

2. Pembangki sinyal persegi


a. Merubah dari 5 Hz menjadi 10 Hz,15 Hz dan 20 Hz yang terjadi adalah
sinnyal akan semakin banyak gelombangnya sesuai jumlah yang kita
tentukannya. Contoh 10 Hz maka jumlah gelombangnya ada 10.
11

Gambar 2.13 Grafik 10 Hz Dan 20 Hz

Gambar 2.14 Grafik 15 Hz

b. Menambahkan dari + π/2(90o) , π/4(45o) ,π/1.5(120o) ,π(180o),


1.25*π(225o) yang terjadi adalah perpindahan awal sinyal terbentuk yang
pindah sesuai nilai fase yang kita berikan.

Gambar 2.15 120o Dan 180o

Gambar 2.16 45o Dan 225o


12

BAB III
ANALISA

3.1 Dasar teori


Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan
tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan
dalam beberapa cara, dalam berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dari
beberapa bentuk yang bervariasi. Sebagi contoh sinyal mungkin berbentuk sebuah
pola dari banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara matematis, sinyal
merupakan fungsi dari satu atau lebih variable yang berdiri sendiri (independent
variable). Sebagai contoh, sinyal wicara akan dinyatakan secara matematis oleh
tekanan akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai
fusngsi ke-terang-an (brightness) dari dua variable ruang (spatial).
Secara umum, variable yang berdiri sendiri (independent) secara matematis
diwujudkan dalam fungsi waktu, meskipun sebenarnya tidak menunjukkan waktu.
Terdapat 2 tipe dasar sinyal, yaitu:
1. Sinyal waktu kontinyu (continous-time signal)
Suatu sinyal x(t) dikatakan sebagai sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog
ketika dia memiliki nilai real pada keseluruhan rentang waktu t yang
ditempatinya. Sinyal waktu kontinyu dapat didefinisikan dengan persamaan
matematis sebagai berikut.
f (t ) ∈ (− ∞, ∞)
sinyal kontinyu memiliki dua fungsi secara standar yaitu fungsi step dan
fungsi ramp (tanjak).fungsi step dapat diwakili dengan suatu bentuk matematis
sebagai:
1, t ≥ 0
u(t) = 0, t < 0
Disini tangga satuan (step) memiliki arti bahwa amplitudo pada u(t) bernilai 1
untuk semua t > 0. Dan Fungsi ramp (tanjak) r(t) didefinisikan secara matematik
sebagai:
t, t≥0
13

r (t) = 0, t<0
Ditetapkan T sebagai suatu nilai real positif. Suatu sinyal waktu kontinyu
x(t) dikatakan periodik terhadap waktu dengan periode T jika
x(t + T) = x(t) untuk semua nilai t, − ∞ < t < ∞
Sebagai catatan, jika x(t) merupakan periodik pada periode T, ini juga
periodik dengan qT, dimana q merupakan nilai integer positif. Suatu contoh,
sinyal periodik memiliki persamaan seperti berikut x(t) = A cos(ωt + θ). Disini A
adalah amplitudo, ω adalah frekuensi dalam radian per detik (rad/detik), dan θ
adalah fase dalam radian. Frekuensi f dalam hertz (Hz) atau siklus per detik
adalah sebesar f = ω/2π
2. inyal waktu diskrit (discrete-time signal)
Pada teori system diskrit, lebih ditekankan pada pemrosesan sinyal yang
berderetan. Pada sejumlah nilai x, dimana nilai yang ke-x pada deret x(n) akan
dituliskan secara formal sebagai:
x = {x(n)}; −∞ < n < ∞
Sinyal waktu diskrit mempunyai beberapa fungsi dasar seperti berikut:
a. Sekuen Impuls
Deret unit sample (unit-sampel sequence), δ(n), dinyatakan sebagai deret
dengan nilai
δ (n ) = 0, n ≠ 0 1, n = 0
b. Sekuen Step
Deret unit step (unit-step sequence), u(n), mempunyai nilai:
u (n) = 1, n≥0
0, n < 0
Unit step dihubungkan dengan unit sample sebagai:
n u(n) = ∑δ (k ) k =−∞
Unit sample juga dapat dihubungkan dengan unit step sebagai:
δ(n) = u(n) − u(n− 1)
c. Sinus Diskrit
Deret eksponensial real adalah deret yang nilainya berbentuk an, dimana a
adalah nilai real. Deret sinusoidal mempunyai nilai berbentuk Asin(ωon + φ).
14

3.2 Analisa percobaan


3.2.1 Pembangkit sinyal waktu kontinyu sinusoida
Percobaan pertama ini adalah kita mencoba membangkitkan sinyal
sinusoida, untuk membangkitkan sinyal tersebut kita menggunakan program
seperti berikut.

Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot(t,s1)

Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu aklan
muncul hasil seperti gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1 Sinyal Sinus

Hasil diatas bisa kita lihat bahwa jumlah gelombang yang dihasilkan ada 5 .
hal itu terjadi karena frekuensi yang kita masukan adalah 5. Hasil akan berbeda
jika kita masukan dengaan ferkuensi yang berbeda maka hasil yang didapat adalah
jumlah gelombang akan sama dengan frekuensi yang kita masukan.
Hasil diatas juga akan berubah jika kita masukan amplitudo yang berbeda,
hasil yang akan didapat adalah garis amlitudo(y) akan memanjang sesuai dengan
besar nilai yang kita masukan.
Selain amlitudo dan juga frekuensi hasil juga akan berubah jika kita
mengubah fasenya. Hal yang terjadi adalah penempatan awal terbentuknya sinyal
akan pindah sesuai dengan besaran sudut yang kita masukan.
15

3.2.2 Pembangkit sinyal persegi


Pada percobaan kedua ini kita mencoba membangkitkan sebuah sinyal
persegi dengan karakteristik frekuensi dan amplitudo yang sama dengan sinyal
sinus. Untuk membangkitkan sinyal tersebut kita menggunakan program seperti
berikut.

Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=square(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 1.2 1.2])

Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu aklan
muncul hasil seperti gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Sinyal Persegi Terbangkit

Hasil diatas bisa kita lihat bahwa jumlah gelombang yang dihasilkan ada 5
itu kotak. Hal itu terjadi karena frekuensi yang kita masukan adalah 5. Hasil akan
berbeda jika kita masukan dengaan ferkuensi yang berbeda maka hasil yang
didapat adalah jumlah gelombang akan sama dengan frekuensi yang kita masukan.
Hal ini sebenarnya pada dasarnya sama saja seperti sinyal sinus hanya saja bentuk
dari gelomabngnya saja yang berbeda.
Selain frekuensi hasil juga akan berubah jika kita mengubah fase nya. Hal
yang terjadi adalah penempatan awal terbentuknya sinyal akan pindah sesuai
dengan besaran fase yang kita masukan.
16

3.2.3 Pembangkit sinyal waktu diskrit, sekuen konstan


Pada percobaan ini kita mencoba membangkitkan sebuah sinyal diskrit.
Sebagai langkah awal percobaan kita mulai dengan membangkitkan sebuah
sekuenunit step. Sesuai dengan namanya, unit step berarti nilainya adalah satu
satuan. Untuk membangkitkan sinyal tersebut kita menggunakan program seperti
berikut.

%PembangkitanUnit Step
Sekuen
L=input('Panjang Gelombang(>=40)=' )
P=input('Panjang Sekuen =' )
for n=1:L
if (n>=P)

step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)

Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu aklan
muncul hasil seperti gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.3 Sinyal Sekuen Step Terbangkit

Hasil diatas bisa kita lihat bahwa jarak yang dihasilkan sebesar 50 dan juga
17

tinggi nya adalah 1. Hal itu terjadi karena L yang kita berikan sebesar 50 dan juga
pad program kita menuliskan bahwa n= 1: L maka dari itu tinggi yang dihasilkan
adalah 1 tidak lebih maupun kurang. Bukan hanya itu diprogram kita juga
memasukan nilai p dengan ketententuan n>= p dari hal tersebut dihasilkan sebuah
gambar dimana 0 samapi angka 9 itu berada dititik 0 sedangkan seterusnya
bernilai 1 , hal itu bisa terjadi karena diprogram sudah kita tentukan fungsinya.
Hasil akan berbeda jika kita masukan dengaan nilai L dan juga P yang
berbeda maka hasil yang didapatkan adalah nilai yang ada dititik nol itu adalah
angka yang kita tentukan p yang dikurangi 1 dan sisanya berniali 1 kemudiian
panjangnya sesuai dengan L yang kita masukan.

3.2.4 Pembangkit sinyal waktu diskrit, sekuen pulsa


Pada percobaan ini kita mencoba membangkitkan sebuah sinyal waktu
diskrit. Berbentuk sekuen pulsa. Untuk membangkitkan sinyal tersebut kita
menggunakan program seperti berikut.

%File Name: SS1_5.m


%Pembangkitan Sekuen Pulsa
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Posisi Pulsa =' )
for n=1:L
if (n==P)

step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
axis([0 L -.1 1.2])

Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu aklan
muncul hasil seperti gambar 3.4 dibawah ini.
18

Gambar 3.4 Sinyal Sekuen Pulsa Terbangkit

Hasil diatas bisa kita lihat bahwa jarak yang dihasilkan sebesar 50 dan juga
tinggi nya adalah 1. Hal itu terjadi karena L yang kita berikan sebesar 50 dan juga
pad program kita menuliskan bahwa n= 1: L maka dari itu tinggi yang dihasilkan
adalah 1 tidak lebih maupun kurang. Berbeda dari yang sebelumnya pada
program ini kita memasukan nilai p dengan ketententuan n== p dari hal tersebut
dihasilkan sebuah gambar dimana 0 samapi angka 50 itu berada dititik 0
sedangkan hanya angka 10 saja yang bernilai 1 , hal itu bisa terjadi karena
diprogram sudah kita tentukan fungsinya.
Hasil akan berbeda jika kita masukan dengaan nilai L dan juga P yang
berbeda maka hasil yang didapatkan adalah nilai yang ada dititik nol itu adalah
semua angka yang sesuai dengan jarak (L) yang kita tentukan dan yang bernilai 1
adalah nilai yang kita masukan di p.

3.2.5 Pembentukan sinyal sinus waktu diskrit


Pada percobaan ini kita mencoba membangkitkan sebuah sinyal sinus
diskrit. Berbentuk sekuen pulsa. Secara umum sifat dasarnya memiliki kemiripan
dengan sinus waktu kontinyu. Untuk membangkitkan sinyal tersebut kita
menggunakan program seperti berikut.

%sin_dikrit1.m
Fs=20; %frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs; %proses normalisasi
s1=sin(2*pi*t*2);
19

stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])

Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu aklan
muncul hasil seperti gambar 3.5 dibawah ini.

Gambar 3.5 Sinyal Sinus Diskrit

Hasil diatas bisa kita lihat bahwa jumlah titik yang ada pada gambar itu
berjumllah 20. Hal iitu bisa terjadi karena nilai Fs yang kita berikan adalah 20 jika
kita merubah dengan nilai lain maka jumlah titik tersebut akan sama dengan nilai
Fs yang kita berikan.
Semakin besar nilai Fs yang kita berikan maka akan semakin mendekati
sinyal tersebut berbentuk sinyal kontinyu begitupun sebaliknya semakn sedikit
nilai Fs yang kita berikan maka semakin jauh juga untuk jadi sinyal kontinyu.

3.2.6 Pembangkitan sinyal dengan memanfaatkan file*.wav


Pada percobaan ini kita mencoba mulai memainkan file*.wav. Dalam hal ini
kita akan melakukan pemanggilan sinyal audio yang ada dalam hardisk yang ada
dilaptop yang digunakan. Untuk memanggil sinyal tersebut kita menggunakan
program seperti berikut.

%File Name: kuat_1.m


%Description: how to read and play a wav
[y, Fs] = audioread('a.wav');
Sound (y, Fs); % Memainkan audio sinyal asli
20

Setelah membuat program kemudian kita run program tersebut , lalu aklan
keluar suara yang kita panggil dan juga muncul hasil sinyal seperti gambar 3.5
dibawah ini

Gambar 3.5 Sinyal Audio

Hasil diatas bisa kita lihat tidak hanya sinyal sinyal yang kita tentukan
fungsi akan tetapii sinyal dari audio juga bisa kita tampilkan bentuk fungsinya
seperti apa. Tidak hanya audio saja kita juga bisa memanggil gambar yang
berbentuk file *.wav yang sudah kita simpan didalam hardisk.
21

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan kita bisa tarik kesimpulan, yaitu sinyal
merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan tingkah laku
dari sebuah sistem secara fisik. Sinyal mempunyai 2 tipe dasar yaitu sinyal waktu
kontinyu dan sinyal waktu diskrit yang masing maasing mempunyai fungsi dasar
yaitu fungsi ramp dan step untuk sinyal waktu kontinyu sedangkan sekuen
implus, sekuen step dan sinus diskrit untuk sinyal waktu diskrit.
22

DAFTAR PUSTAKA

[1] Asistem laboratorium telekomunikasi. (2019). Modul praktikum sinyal dan


sistem. Cilegon: laboratorium instrumentasi, jurusan teknik elektro, fakultas
teknik, universitas sultan ageng tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai