Anda di halaman 1dari 21

TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN

CLINICAL PATHWAY STROKE

Dosen Pengampu: Ibu Nimsi Melati, S.Kep., Ns., MAN.

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Demaris (1803045)
2. Dwika Febriska (1803050)
3. Edwar Hopper (1803051)
4. Elfbriser Bili (1803052)
5. Fransisca Kusuma W (1803058)
6. Herni Widiastuti (1803061)
7. Milka Marnia Tonda (1803074)
8. Risa Setia Ismandani (1803083)
9. Yohana Frasiska Tri K (1803091)
10. Nanditha Lisnadea (1803097)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


ALIH JENJANG STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan kuasanya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Clinical Pathway Stroke” disusun dalam rangka tugas mata kuliah
Sistem Informasi Keperawatan. Kami juga mengucapkan trimakasih pada
berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada
Ibu Nimsi Melati, S.Kep., Ns., MAN selaku Dosen Sistem Informasi
Keperawatan.
Meskipun telah disusun secara maksimal, namun kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Besar
harapan kami makalah ini dapat menjadi salah satu sarana pembantu proses
pembelajaran terutama dalam mata kuliah Sistem Informasi Keperawatam.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah ini.

Yogyakarta, 28 Mei 2019

Penulis

DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusaan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan……………………………………………….…………………3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Stroke........................................................................................4
B. Lama Perawatan Rata-rata Pada Pasien Dengan Stroke........................5
C. Petugas Yang Terlibat Dalam Suatu Perawatan……………………….6
D. Clinical Pathway Pada Pasien Dengan Stroke…………………………8

BAB III PENTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran………………………………………………………………….17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Clinical pathway adalah suatu perangkat komunikasi yang mencangkup
tindakan medis, tindakan keperawatan dan petugas medis terkait di mulai dari
pasien masuk rumah sakit sampai dengan pasien pulang. Tujuan clinical
pathway sebagai perangkat kordinasi dan komunikasi petugas sebagai standar
dalam suatu pelayanan secara multidisiplin yang berbasis ilmiah dengan
urutan kerangka waktu. Adapun clinical pathway yang akan di bahas
mengenai pasien dengan stroke.
Stroke adalah kelainan yg terjadi pada organ otak, lebih tepatnya adalah
gangguan pembuluh darah otak berupa penurunan kualitas pembuluh darah
otak (Padila, 2012). Menurut WHO (2011) Prevalensi stroke di dunia adalah
sebanyak 33 juta, dengan 16,9 juta orang terkena stroke serangan pertama.
Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui
bahwa angka kematian stroketerbesar di Asia Tenggara terjadi di Indonesia
yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei,
Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia prevalensi stroke meningkat dari 8,3
per 1000 pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 pada tahun 2013. Stroke
iskemik adalah jenis stroke terbanyak yang mencapai 80% jumlah populasi,
sedangkaan prevalensi Stroke Hemoragik adalah 20-30%.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pelayanan stroke di
Rumah Sakit yang terorganisir akan menurunkan kematian,
menurunkan angka kecacatan, dan memperbaiki status
fungsional pasien stroke. Kajian sistematis dari berbagai
penelitian memperlihatkan efektivitas Rumah Sakit dalam
memberikan pelayanan stroke. Kajian sistematis menunjukkan bahwa
pelayanan yang multi disiplin, komprehensif, terstruktur dengan protokol
tertulis yang baku adalah pelayaan yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit
pada penenanganan Pasien Stroke.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Clinical Pathway Pada Pasien Stroke ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Mampu Memaparkan Clinical Pathway Pada Pasien Dengan
Stroke.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa Mampu Memaparkan Definisi Stroke
b. Mahasiswa Mampu Memaparkan Rata- Rata Lama Perawatan Pada
Pasien Dengan Stroke
c. Mahasiswa Mampu Memaparkan Petugas Yang Terlibat Dalam Suatu
Perawatan
d. Mahasiswa Mampu Memaparkan Clinical Pathway Pada Pasien
Dengan Stroke

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Stroke

Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan


neurologis yang disebabkan karena putusnya aliran darah ke otak (brain
attack). Stroke dibagi dalam dua kategori mayor yaitu stroke iskemik/non
hemoragik dan hemoragik.

1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang menuju ke otak
mengalami kebocoran (perdarahan). Kebocoran tersebut diawali karena
adanya tekanan yang tiba-tiba meningkat ke otak sehingga pembuluh
darah yang tersumbat tersebut tidak dapat lagi menahan tekanan,akhirnya
pecah dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan umumnya terjadi pada
batang otak (brain stem), selaput otak (korteks), dan serebelum. Kebocoran
tersebut menyebabkan darah tidak dapat mencapai sasarannya, yaitu sel
otak yang membutuhkan suplai darah. Jika suplai darah terhenti, dapat
dipastikan suplai oksigen dan nutrisi ke otak akan terhenti dan akhirnya sel
otak mengalami kematian. Sejumlah faktor yang memicu terjadinya stroke
hemoragik adalah penyuumbatan pada dinding pembuluh darah yang
rapuh (aneurisme) nudah menggelembung, dan rawan pecah terutama pada
kelompok usia lanjut. Kondisi pembuluh darah yang lemah tidak dapat
menahan tekanan, akibatnya darah yang mengalir didalamnya tersembur
keluar (Lanny, 2013).
2. Stroke Non Hemoragik
Stroke Non Hemoragik adalah gangguan aliran darah yang berkurang atau
terhenti karena bekuan darah/arterosklerosis pada sebagian daerah di otak
yang mengakibatkan fungsi otak terganggu dan bila berat dapat
mengakibatkan kamatian sebagian sel-sel otak atau disebut infark, terjadi
pada saat melakukan aktifitas (Padila, 2012).

B. Petugas yang Terlibat Dalam Perawatan Pasien


Menurut Putu E, Widayu E, Irbantoro (2016) tenaga kesehatan maupun
tenaga non kesehatan yang terlibat dalam pelayanan stroke yaitu :
1. Dokter : Dokter Spesialis saraf, bedah saraf, neurointervensi, spesialis
jantung dan pembuluh darah, tim dokter UGD.
2. Perawat : Perawat di Rawat Inap, Rawat Jalan, dan Perawat di UGD
Perawata melakukan poses perawatan dari pengkajian, penegakan
diagnosa, membuat rencana intervensi keperawatan, melakukan intervensi
keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan.
3. Asisten Perwatat / Asper
Membantu dalam informasi pengkajian pasien dan perencanaan asuhan,
mengevaluasi keadaan dan kebutuhan klien.
4. Ahli gizi dan bagian produksi makanan
Ahli Gizi bertugas untuk selalu memelihara dan meningkatkan status gizi
klien dalam lingkungan institusi pelayanan gizi di Rumah Sakit, serta
bagian prokuksi makan bertugas untuk membatu dalam menyiapkan
makanan dan pengolahan makan untuk pasien.
5. Fisioterapi
Fisioterapi bertugas dalam proses merehabilitasi pada pasien stroke agar
terhindar dari cacat fisik melalui serangkaian pencegahan, diagnosis, serta
penanganan untuk menangani gangguan fisik pada tubuh akibat cedera
atau penyakit.
6. Petugas Farmasi dan Apoteker
Petugas farmasi terlibat dalam seluruh pelayanan kefarmasian dan
menyiapkan obat-obat yang akan diminum oleh pasien stroke sesuai
dengan rekomendasi dokter, sedangkan apoteker bertugas dalam
menyeleksi obat-obat yang masih dapat digunakan dan obat kadaluarsa.
Apoteker juga bisa membantu menyarankan apakah Anda perlu bertemu
dokter, mencarikan berbagai pilihan obat, serta memberitahu tentang efek
samping dari setiap obat.
7. Petugas Radiologi : Dokter Spesialis Radiologi dan Radiographer
Tugas Dokter Spesialis yaitu menentukan metode tes pencitraan yang
paling efektif dan aman bgi pasien, melakanakan pemeriksaan raiologi
bersama radiographer (teknisi radiologi), serta menganalisa,
mengevaluasi, dan membacakan hasil pemeriksaan radiologi pasien
8. Petugas Laboratorium : mengambil atau menerima sampel dari masing-
masing ruang perawatan, mengintepretasi hasil dari pemeriksaan di
labolaorium serta mengirim hasil pemeriksaan ke masing-masing ruang
peawatan.
9. Petugas Rekam Medis
Melakukan pengawasan pengelolaan informasi kesehatan dengan
menggunakan prinsip-prinsip sistem rekam medis dan informasi
kesehatan/manajemen informasi kesehatan
10. Petugas Administrasi : terlibat dalam seluruh pelayanan administrasi
pasien dari pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang.
11. Cleaning service
12. Laundry

C. Lama perawatan pasien Stroke

1. Stroke Hemoragik

Hasil penelitian menunjukkan persentase jumlah pasien stroke hemoragik


41,98% dengan length of stay (LOS) 10,64 hari (10-11 hari). Pasien stroke
dengan LOS tertinggi terdapat pada jenis kelamin perempuan dengan
stroke hemoragik, 11,04 hari (11 hari); usia 45-54 tahun, 9,47 hari (9-10
hari); stroke hemoragik dengan hipertensi, 11,26 hari (11-12 hari); stroke
hemoragik tanpa dislipidemia, 10,67 hari (10-11 hari); stroke hemoragik
dengan DM tipe 2, 12,67 hari (12-13 hari); stroke hemoragik dengan
pneumonia, 10,65 hari (10-11 hari); dan stroke hemoragik dengan
tuberculosis, 23,50 hari (23-24 hari). Maka dapat disimpulkan bahwa
pasien dengan stroke hemoragik memiliki rata-rata LOS adalah 10-11 hari
tanpa komplikasi (Reunita, 2016).
2. Sroke Iskemik/ Non Hemoragik

Menurut hasil penelitian Aulia1 (2017) lama perawatan pada pasien


Stroke di salah satu RSUD yang berada di suatu kota disebutkan bahwa
lama perawatan selama 1-5 hari sebanyak 13,3 %, 5-10 hari sebanyak 3%,
dan 10-15 hari sebanyak 44,5%. Dalam Reslina, Almasdy, Armenia
(2015) lama perawatan pada pasien stroke non Hemoragik RSUP Dr. M.
Djamil Padang adalah < 7 hari sebanyak 56,3%, 8-15 hari sebanyak
37,5%, dan >14 hari 6,3%. Sedangkan dalam Dianggra, Subagio,
Himawan (2018) menyatakan bahwa Kelompok subjek dengan stroke
hemoragik mempunyai masa perawatan lebih panjang dibanding
kelompok subjek dengan stroke nonhemoragik. Temuan ini sesuai dengan
temuan Kim SM menyatakan lama masa rawat pasien dengan stroke
hemoragik lebih panjang dibanding stroke non hemoragik. Hal ini
dimungkinkan karena subjek dengan stroke hemoragik masuk rumah sakit
dengan penurunan kesadaran sehingga pemulihannya memakan waktu
lebih panjang.

D. Clinical Pathway

1. Stroke Hemoragik

HARI
PENYAKIT
1-2
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
HARI
RAWAT
1-2
1. ASESMEN AWAL
Pasien masuk melalui
Dokter IGD
ASESMEN AWAL IGD
MEDIS Pasien masuk melalui
Dokter Spesialis
RJ
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat
kesadaran, tanda-tanda
Dilanjutkan dengan
vital, riwayat alergi,
ASESMEN AWAL asesmen bio, psiko,
skrining gizi, nyeri, status
KEPERAWATAN sosial, spiritual dan
fungsional: bartel index,
budaya
risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan
edukasi dan budaya.
Darah tepi lengkap
GDS
HbA1C
Ureum – Creatinin
2. LABORATORIUM SGOT – SGPT
Analisa Gas Darah
Elektrolit
Profil Lipid
Hemostasis
Rontgen Thorax
Brain CT SCAN + CT
Usia > 40 tahun
Angiografi
3. Doppler Carotis
RADIOLOGI/IMAGING
Transcranial Doppler
DSA Cerebral
EKG
Penyakit Dalam
Jantung
Bedah Saraf Lama Hari Rawat 14
4. KONSULTASI
Paru Hari
Rehab Medis
Gizi
5.ASESMEN
LANJUTAN
a. ASESMEN Dokter DPJP Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Atas Indikasi/
Ruangan Emergency
MEDIS Asesmen perkembangan
harian
TNRS
e. ASESMEN Dilakukan dalam 3
Perawat Penanggung Jawab
KEPERAWATAN Shift
Lihat risiko malnutrisi
melalui skrining gizi
dan mengkaji data
antropometri, biokimia,
Tenaga Gizi fisik/ klinis, riwayat
f. ASESMEN GIZI
(Nutrisionis/Dietisien) makan termasuk alergi
makanan serta riwayat
personal. Asesmen
dilakukan dalam waktu
48 jam
Telaah Resep Dilanjutkan dengan
g. ASESMEN intervensi farmasi yang
FARMASI Rekonsiliasi Obat sesuai hasil Telaah dan
Rekonsiliasi
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS CVD Stroke Hemorrhagic
Masalah keperawatan
yang dijumpai setiap
b.DIAGNOSIS
hari. Dibuat oleh
KEPERAWATAN
perawat penanggung
jawab.
Asupan cairan kurang
berkaitan dengan
Sesuai dengan data
kurangnya pemenuhan
asesmen, kemungkinan
kebutuhan ditandai dengan
c. DIAGNOSIS GIZI saja ada diagnosis lain
kesulitan menelan, asupan
atau diagnosis berubah
cairan tidak cukup
selama perawatan.
dibanding kebutuhan (NI –
3.1)
Tidak cukupnya asupan
makanan peroral berkaitan
dengan menurunnya
kemampuan mengkonsumsi
zat gizi energi dan protein
ditandai dengan terbatasnya
asupan makanan setelah
stroke (NI – 2.1)
Malnutrisi berkaitan
dengan terbatasnya akses
makanan ditandai dengan
BMI < 18, kehilangan
lemak subkutan dan otot
(NI – 5.2)
Kurang asupan serat
berkaitan dengan kurang
asupan buah dan sayur
ditandai dengan tidak
cukup dibanding dengan
kebutuhan dan sulit BAB
(NI – 5.8.5)
Identifikasi kebutuhan Program pendidikan
7.DISCHARGE dirumah pasien dan keluarga
PLANNING Kebutuhan perawatan LAMA RAWAT 14
suportif HARI
8.EDUKASI
TERINTEGRASI
a. EDUKASI/ Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi
INFORMASI
Rencana terapi asuhan berdasarkan
MEDIS
kebutuhan dan juga
Informed Consent berdasarkan Discharge
Planning.
Penjelasan pemberian
Pengisian formulir
makanan bertahap sesuai
informasi dan edukasi
hasil tes menelan, dimulai
d. EDUKASI & terintegrasi oleh pasien
dari makananenteral/cair
KONSELING dan atau keluarga
frekuensi 6 kali (porsi kecil
GIZI
sering) sesuai kemampuan,
Edukasi gizi dilakukan
dilanjut ke bentuk saring,
saat awal masuk pada
lunak, biasa
hari 1 atau ke 2
Pembatasan valsafa
maneuver yang
meningkatkan tekanan
e. EDUKASI intrakranial
KEPERAWATAN Posisi
Pencegahan risiko jatuh Meningkatkan
Bantuan melaksanakan kepatuhan pasien
aktivitas sehari-hari meminum/
Informasi Obat menggunakan obat
h. EDUKASI
FARMASI Konseling Obat
PENGISIAN Lembar Edukasi Di DTT
FORMULIR
INFORMASI DAN
Terintegrasi Keluarga/Pasien
EDUKASI
TERINTEGRASI
9.TERAPI/
MEDIKAMENTOSA
Anti Hipertensi
Neurotropik DIBERIKAN
a. INJEKSI
Diuretik (Manitol 20%) SELAMA 7 HARI
Insulin
Asering/12Jam
e. CAIRAN INFUS
Varian
Neurotropik

Anti Hipertensi

g. OBAT ORAL Anti Diabetik

Analgetik

Statin

Tergantung pilihan
l. OBAT
ANESTESI GA/RA

10.TATA LAKSANA/
INTERVENSI
a. TATA
LAKSANA/ Tindakan Bedah :
INTERVENSI Craniotomi
MEDIS
b. TATA Monitoring tanda Mengacu pada NIC
LAKSANA/INTE perubahan tekanan
RVENSI intracranial
KEPERAWATAN Monitoring kesadaran
Monitoring perdarahan
Memberikan posisi
Manajemen pencegahan
risiko jatuh
NIC : 1400 Manajemen
Nyeri
NIC : 4120 Fluid
Management
NIC : 6540 Infection
Control
NIC : 2380 Medication
Management
NIC : 0221 Latihan
Mobilisasi/ ROM
NIC : 2314 Medikasi IV
NIC : Medication : Oral
NIC : 4190 Pasang IV line
dengan cairan RL
Fase akut parenteral nutrisi,
secepatnya diberikan
Bentuk makanan,
g. TATA enteral, apabila ada
kebutuhan zat gizi
LAKSANA/INTE gangguan fungsi menelan
disesuaikan dengan usia
RVENSI makanan enteral/cair per
dan kondisi klinis
GIZI oral/NGT fase pemulihan
secara bertahap
makan per oral
cair/saring/lunak/biasa
Menyusun Software
h. TATA interaksi
LAKSANA/INTE
Rekomendasi kepada DPJP
RVENSI Dilanjutkan dengan
FARMASI intervensi farmasi
sesuai hasil monitoring
11. MONITORING & Monitor perkembangan
EVALUASI pasien
Asesmen Ulang & Review
a. DOKTER DPJP
Verifikasi Rencana Asuhan
Monitoring tanda-tanda
vital
Monitoring kesadaran
Monitoring perubahan
tekanan intrakranial
Monitoring termoregulasi
b. KEPERAWATAN Monitoring adanya tanda Mengacu pada NOC
perluasan perdarahan
Monitoring keseimbangan
cairan dan elektrolit
Monitoring kekuatan otot
Monitoring kemampuan
melaksanakan ADL
c. GIZI Monitoring asupan makan Sesuai dengan masalah
Monitoring Antropometri gizi dan tanda gejala
Monitoring Biokimia

Monitoring Fisik/klinis yang akan dilihat


terkait gizi kemajuannya

Mengacu pada IDNT


Monitoring Interaksi Obat Menyusun Software
Monitoring Efek Samping interaksi
d. FARMASI Obat
Dilanjutkan dengan
Pemantauan Terapi Obat intervensi farmasi yang
sesuai
12.MOBILISASI/
REHABILITASI
a. MEDIS
ROM
b. KEPERAWATAN Positioning
Mobilisasi
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL

a. MEDIS

TTv dalam kondisi stabil


Kemampuan mengenali Mengacu pada NOC
b. KEPERAWATAN tanda kenaikan tekanan
intrakranial Dilakukan dalam 3 shift
Kemampuan aktivitas dan
mobilisasi
Asupan makanan > 80% Status Gizi berdasarkan
c. GIZI antropometri, biokimia,
Optimalisasi Status Gizi fisik/ klinis
Terapi obat sesuai indikasi Meningkatkan kualitas
d. FARMASI
Obat rasional hidup pasien

14. KRITERIA Status pasien/tanda vital


PULANG sesuai dengan PPK
Sesuai NOC keperawtan
15 RENCANA Resume Medis dan Pasien membawa
PULANG / Keperawatan Resume Perawatan/
Penjelasan diberikan sesuai
EDUKASI dengan keadaan umum Surat Rujukan/ Surat
PELAYANAN pasien Kontrol/Homecare saat
LANJUTAN pulang.
Surat pengantar kontrol

VARIAN

2. Stroke Non-Hemoragik

HARI – 1 HARI – 2
UGD R. Intermediate R. Intermediate
0 -180 menit 180 menit – 24 Jam

Anamnesis Anamnesis Anamnesis

Defisit neurologis yang Perburukan keadaan klinis, Perburukan keadaan klinis,


terjadi secara tiba-tiba, identifikasi faktor resiko, identifikasi komplikasi
saat aktifitas/ istirahat, identifikasi komplikasi medik
kesadaran baik/ terganggu, medik
nyeri kepala/ tidak, Pemeriksaan Fisik
muntah/ tidak, riwayat Pemeriksaan Fisik
Ada defisit neurologis,
hipertensi (faktor risiko
Ada defisit neurologis, hipertensi/ hipotensi/
strok lainnya), lamanya
hipertensi/ hipotensi/ normotensi.
(onset), serangan pertama/
normotensi.
pulang

Laboratorium Laboratorium
Pemeriksaan Fisik
Profil Lipid, Gula darah -
Ada defisit neurologis,
puasa, GD2JPP, HBA1C, Pemeriksaan Penunjang
hipertensi/ hipotensi/
AsamUrat
normotensi. - Transcranial Dopler

Laboratorium Penatalaksanaan Umum Penatalaksanaan Umum

Dilakukan pemeriksaan Pemasangan Oksigen Pemasangan Oksigen


Darah Perifer Lengkap
Pemasangan dan Pemasangan
NGT NGT dan
(DPL), Gula Darah
Kateter pada pasien stroke Kateter pada pasien stroke
Sewaktu (GDS), Fungsi
yang tidak sadar yang tidak sadar
Ginjal (Ureum, Kreatinin),
Hemostasis, Analisa Gas Pemasangan IVFD Pemasangan IVFD Asering
Darah dan Elektrolit. Asering 12 jam /kolf atau 12 jam /kolf atau bila
bila diperlukan 8 jam/kolf diperlukan 8 jam/kolf

Radiologis
Penatalaksanaan Khusus Penatalaksanaan Khusus
 Pemeriksaan Rontgen
dada (thorax)  Anti agregasi platelet :  Anti agregasi platelet :

- Aspirin Dosis 325 mg - Aspirin Dosis 2 x 80 mg


 EKG
dalam 24-48 jam, (PO),
 Brain CT-Scan tanpa
dan/atau dan/atau
kontras (Golden
Standard) tiklopidin,clopidogrel, tiklopidin,clopidogrel,
dipiridamol, cilostazol dipiridamol, cilostazol
Penatalaksanaan Umum
 Neuroprotektan
 Trombolitik :(onset < 3 - Citicholin 2 x 1000
Pemasangan Oksigen
jam) mg( IV) selama 3 hari
Kanul nasal/ NRM bila - rt-PA IV 0,9 mg/kgbb - Plasmin 3 x 500 mg (PO)
diperlukan dalam rentang waktu  Antiedema : larutan
3 jam (harus Manitol 20% Tappering
Pemasangan NGT dan
memenuhi kriteria Off
Kateter pada pasien stroke
 Antihipertensi :( Indikasi
inklusi)
yang tidak sadar
 Neuroprotektan hipertensi Emergency)
- Citicholin 2 x 1000  Labetalol, nitropruside,
Pemasangan IVFD
mg( IV) selama 3 nikardipin atau diltiazem
Asering 12 jam /kolf atau
hari Intravena
bila diperlukan 8 jam/kolf
- Plasmin3 x 500 mg
(PO) Bila tekanan darah
Penatalaksanaan Khusus  Antiedema : larutan terkontrol 1 x 24 jam
Manitol 20% lanjutkan anti hipertensi oral
 Anti agregasi platelet :
Tappering Off
Aspirin Dosis 325 mg  Antihipertensi :  Antidiabetika:
( Indikasi hipertensi
dalam 24-48 jam , (hiperglikemia) Sliding
Emergency)
dan/atau Scale Insulin sub kutan
- Labetalol,nitroprusid,
tiklopidin,clopidogrel, atau Intravena
nikardipin atau
dipiridamol, cilostazol  Anti Kejang ( Bila ada
diltiazem Intravena
 Antidiabetika: komplikasi Kejang)
 Trombolitik :(onset < 3
(hiperglikemia reaktif)
jam)
 Sliding Scale Insulin
rt-PA IV 0,9 mg/kgbb
sub kutan atau
dalam rentang waktu 3
Intravena
jam (harus memenuhi
 Anti Kejang ( Bila ada
kriteria inklusi)
komplikasi Kejang)
 Neuroprotektan
- Citicholin 2 x 1000
mg( IV) selama 3 hari
- Plasmin3 x 500 mg
(PO)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Clinical pathway merupakan alur penanganan stroke yang dibuat untuk
mempermudah dalam melakukan perawatan pasien dari pasien masuk hingga
pasien keluar Stroke diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemoragik dan non
hemoragik. Stroke hemoragik disebabkan karena pembuluh darah yang
menuju ke otak mengalami kebocoran (perdarahan), sehingga otak tidak
mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup. Stroke non hemoragik adalah
gangguan aliran darah yang berkurang atau terhenti pada sebagian daerah di
otak sehingga fungsi otak terganggu. Rata-rata perawatan pasien stroke
hemoragik adalah 10-11 hari dan stroke dengan penyakit penyerta seperti
hipertensi dan DM rata-rata waktu perawatan bisa lebih dari 11 hari. Rata-rata
lama perawatan pasien stroke non hemoragik adalah 7-10 hari.

B. Saran
Diharapkan penggunaan clinical pathway tetap dilakukan di rumah sakit
karena clinical pathway dapat memperbaiki proses pelayanan pasien stroke.
Perbaikan tersebut mencakup pendokumentasian, proses perawatan dan hasil
luaran serta analisis variasi masalah dalam menangani pasien stroke.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Andy. (2016). Stroke Akut. https://www.admedika.co.id/index.php/


id/medias/sehati-blog/item/94-stroke-akut . Diakses pada tanggal 27 Mei
2019 pukul 21:30 WIB.

Aulia, Destanul,. Ayu,Sri Fajar,. Nefonafratilova. (2017). Analisis Perbandingan


Biaya Langsung (Direct Cost) dan Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit. Diakses dari
http://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/article/view/2143 pada 30 Mei 2019.

Dianggra, Phitra Sekar,. Subagio, Hertanto Wahyu,. Himawan, M.R Arientasari.


(2018). Lama Pencapaian Target Energi Dalam Masa Perawatan Pasien
Stroke. Diakses dari https://ejournal.undip.ac.id/ index.php/actanutrica/
article/view/20110 pada 30 Mei 2019.

E, Ni Putu,. E, Agnes Widayu,. Irbantoro, Dolly Irbantoro . (2016). Unit Stroke di


Rumah Sakit: Arti Penting dan Model Pelayanan. Diakses dari
https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/1664/526 pada 31 Mei 2019.

Lanny, L. (2013). All About Stroke Hidup Sebelum dan Pasca Stroke. Jakarta :
Gramedia.

Padila. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogjakarta : Nuha Medika.

Realiana, Isra,. Almasdy, Dedy,. Armenia (2015). Hubungan Pengobatan Stroke


dengan Jenis Stroke dan Jumlah Jenis Obat. Diakses dari
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/jit/article/view/29 pada 30 Mei
2019.

Reunita, A. (2016). Gambaran Length of Stay Pada Pasien Stroke Rawat Inap di
RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado Periode Juli 2015-Juni 2016. Jurnal
e-Clinic (eCl).

Anda mungkin juga menyukai