elektromagnetik. Salah satu pesan dari efek ini adalah jika sumber gelombang mendekati
pengamat maka panjang gelombang yang dikur oleh pengamat lebih kecil daripada apabila
sumber diam terhadap pengamat. Sebaliknya, jika sumber gelombang menjauhi pengamat
maka panjang gelombang yang diukur pengamat lebih besar daripada apabila sumber diam
terhadap pengamat. Peristiwa ini dapat dilustrasikan pada Gbr. 9.1
85
v v
λ λ w λ λ
sumber
Gelombang
Gelombang lebih lebih
Panjang pendek
Gambar 9.1 Jika sumber mendekati pengamat maka panjang gelombang yang diukur
pengamat lebih pendek daripada yang dikeluarkan sumber. Sebaliknya, jika sumber
menjauhi pengamat maka panjang gelombang yang dikur pengamat lebih panjang
daripada yang dikeluarkan sumber
vx
λλ 1 − (9.1)
O c
dengan λ panjang gelombang yang dikur pengamat, λo adalah panjang gelombang yang
dikur jika sumber gelombang diam terhadap pengamat, dan c adalah kecepatan cahaya.
Kita definisikan tanda kecepatan yaitu vx 0 jika sumber mendekati pengamat dan vx 0
jika sumber menjauhi pengamat. Dalam astronomi, efek Dopler digunakan untuk
86
mengukur kecepatan bitnag-bintang. Berdasarkan pergeseran panjang gelombang yang
dipancarkan bintang-bintang tersebut maka kecepatan relatif bintang terhadap bumi dapat
diprediksi menggunakan persamaan (9.2).
Keadaan awal
Keadaan akhir
Gbr 9.2 Atom memancarkan gelombang elektromagnetik ketika terjadi transisi electron
antar tingkat energi
Mari kita perhatikan sebuah atom yang memiliki dua tingkat energi (Gbr. 9.2).
Atom tersebut memancarkan spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang tertentu, sebut saja λo , akibat transisi elektron antar tingkat energi atom
tersebut. Jika atom dalam keadaan diam maka panjang gelombang yang kita ukur adalah
λo , persis sama dengan panjang gelombang yang dipancarkan atom. Tetapi jika atom
mendekati pengamat dengan laju vx maka panjang gelombang yang dikur pengamat adalah
λ λo (1 − vx / c) . Dan sebaliknya, jika atom menjauhi pengamat dengan laju vx maka
panjang gelombang yang dikur pengamat adalah λ λo (1 vx / c) . Sebagai ilustrasi, lihat
Gbr. 9.3
Jika ada sejumlah atom yang diam maka gelombang yang diukur pengamat
merupakan jumlah gelombang yang dipancarkan oleh semua atom. Panjang gelombang
yang diterima dari semua atom sama, yaitu λo . Yang dideteksi oleh pengamat hanyalah
gelombang dengan panjang λo tetapi memiliki intensitas tinggi. Akan tetapi jika atom yang
memancarkan gelombang bergerak secara acak maka komponen kecepatan ke arah
pengamat, yaitu vx juga acak. Akibatnya panjang gelombang yang diukur pengamat yang
berasal dari satu atom berbeda dengan yang diukur dari atom lainnya. Pengamat akan
mengukur gelombang yang memiliki panjang yang bervariasi dalam jangkauan tertentu.
Ini berakibat pada pelebaran garis spektrum yang diamati.
87
λo λo
vx = 0
λo λ λo (1 − vx / c)
λo λ λo (1 vx / c)
vx
m1/ 2 mv2
n(vx )dvx exp − x dv
x (9.2)
2πkT 2kT
88
m1/ 2 mvx2
I (λ)dλ exp − dvx (9.3)
2πkT 2kT
2
λo − λ c
λ dλ
mc
1/ 2
m λo
I (λ)dλ exp − −
2πkT 2kT o
m 1/ 2
c mc 2 λ o − λ 2
− exp − dλ
2πkT λ 2kT λ
o o
mc 2
I (λ)dλ I (λ ) exp − λ o − λ
2
o λ dλ
(9.5)
Type equation here.2kT o
𝑃𝑥 2
dengan I (λo ) adalah intensitas ketika λ λo . I (λo ) tidak bergantung pada panjang
gelombang tetapi bergantung pada beseran lain seperti suhu gas dan massa atom gas.
Gambar 9.4 adalah plot I (λ) sebagai fungsi λ pada berbagai suhu gas. Tampak bahwa
intensitas terdeteksi di sekitar λo dengan λo merupakan lokasi puncak intensitas. Jika suhu
diperbesar maka spektrum makin lebar dan intensitasnya makin lemah. Ini disebabkan
karena gerakan atom yang makin acak.
Karena ion merupakan partikel klasik maka distribusi Maxwell-Boltzmann digunakan sehingga
konsentrasi ion pada posisi x memenuhi
Di samping itu, karena terjadi ketidakhomogenan distribusi ion maka terjadi juga pergerakan ion akibat
ketidakhomogenan itu. Gerakan ion akibat fenomena ini didebut difusi. Kerapatan arus difusi memenuhi
J d =−D∇n (9.65)
k
dengan D disebut konstanta difusi dan ∇ = iˆ∂ /∂x + ˆj∂ /∂y + ˆ∂ /∂z . Tanda minus pada persamaan
(9.65) menginformasikan bahwa arah aliran ion akibat difusi berlawanan dengan arah gradient kerapatan
ion. Artinya ion mengalir dari lokasi dengan kerapatan tinggi ke lokasi dengan kerepatan rendah. Lebih
khusus lagi, untuk kasus satu dimensi, kerapatan arus difusi dapat ditulis
dn(x)
J d (x) =−D (9.66)
dx
qE
J d (x) =−D n(x) (9.67)
kT
Jika bahan tidak dihubungkan dengan rangkaian luar maka tidak ada arus total yang mengalir
dalam bahan. Dengan demikian arus akibat medan listrik dan akibat difusi harus saling meniadakan, atau
Je + J d = 0
qE
µEn(x) − D n(x) = 0
kT
qD
µ= (9.68) kT
∑Ee −E / kT
E= e−E / kT (9.70)
∑
Untuk memudahkan penyelesaian persaman (9.70) mari untuk sementara kita kembali mendefinisikan
β=−1/ kT dan Z =∑eβE maka
dZ
= βE (9.71) dβ ∑Ee
β d
E = dZ /d = lnZ (9.72) Z dβ
Penyelesaian penjumlahan di atas hampir tidak mungkin dilakukan. Namun penyelesaian dapat dilakukan
dengan menganti penjumlahan dengan integral terhadap variablevariabel yang merepresentasikan derajat
kebebasan. Kita lakukan penggantian sebagai berikut
(9.74)
Pada persamaan (9.74) g1 adalah kerapatan keadaan yang berkaitan dengan variable ξ.
Dengan demikian persamaan (9.73) dapat ditulis menjadi
Z (9.75)
misalkan βAξ2 =−x2 . Ingat, suku kanan juga negative karena β negatif. Dengan permisalan tersebut maka
1
ξ=x
−β A
1
dξ= − β A dx
Dengan demikian
∞ ∞ 1
∫ [ ] ∫ [ ]
2 2
exp
β ξ dξ = exp − x
A dx
−β A
∞
1 1
π
∫ [ ]
= exp − x 2 dx =
−βA 0 −βA 2
=
1
π (9.76a)
−β 4A 0 0
∫ 1
π [
exp βCψ2 dψ= ]
−β 4C (9.76c)
0
⎛ 1
π ⎞⎟ ⎛⎜ 1
π ⎞⎟ ⎛⎜ 1
π ⎞⎟ ...
Z = ( g 1 g 2 g 3 ...) ⎜
⎜ −β 4A ⎟⎜ −β 4B ⎟⎜ −β 4C ⎟
⎝ ⎠⎝ ⎠⎝ ⎠
1 ⎧ ( g g g ...) π π π ...⎫
=
(− ) f / 2 ⎨ ⎬
1 2 3
4A 4B 4C
β ⎩ ⎭
ln Z = ln ⎧ π ππ ...⎫ 1
+ ln ⎨ ( g 1 g 2 g 3 ...) 4 A 4 B 4C ⎬ (−β)
f /2
⎩ ⎭
f ⎧ π π π ...⎫ (9.77)
= − 2 ln( −β ) + ln ⎨ ( g 1 g 2 g 3 ...) 4 A 4 B 4C ⎬
⎩ ⎭
ππ
d f d d ⎧ π⎫
Semua suku di ruas paling kanan persamaan (9.78) tidak mengandung β sehingga diferensial terhadap β
nol. Jadi kita hanya dapatkan
f d
E ==− ln(−β) 2 dβ
f f f
=− =− = kT
2β 2(−1/kT) 2
⎛ 1 ⎞
=f ⎜ kT ⎟ (9.79)
⎝2 ⎠
Karena partikel yang kita bahas memiliki f derajat kebebasan maka kita simpulkan bahwa tiap derajat
kebebasan menyumbang energi sebesar kT / 2 . Jadi kita telah membuktikan prinsip ekipartisi energi.