Vitamin K
Pembekuan darah adalah fase pertama dari proses penyembuhan luka, dan vitamin K berperan besar
dalam proses ini. Vitamin K bersama kalsium menghasilkan trombin (agen utama pembekuan tubuh).
Sumbernya dari sayuran berdaun hijau, brokoli, anggur, alpukat dan kiwi.
Zinc
Zinc membantu berbagai jenis enzim di tubuh untuk melaksanakan fungsinya, karena banyak enzim yang
terlibat dalam penyembuhan luka terutama produksi kolagen. Selain itu membantu proses pembelahan sel
yang memungkinkan tubuh menggunakan protein tertentu. Sumbernya dari seafood, domba, daging
merah, sereal. asparagus, sawi, kacang polong, miso dan biji wijen.
Zat besi
Dalam proses sintesis kolagen, zat besi diperlukan untuk hidroksilasi proline dan lisin. Jika orang
kekurangan zat besi (anemia) akan mengganggu penyembuhan luka. Sumbernya bisa dari kunyit, kacang
panjang, aspragaus, tahu, jamur shiitake, bayam, daun bawang, rumput laut, daging sapi dan rusa.
Tembaga (copper)
Tembaga membantu enzim lysyl oxidase untuk memproduksi kolagen dan elastin yang berfungsi
mempromosikan penyembuhan luka agar lebih cepat. Sumbernya dari tomat, kentang, kacang hijau, jahe,
sawi, terong, asparagus, biji bunga matahari, peppermint, lobak, jamur crimini dan tempe.
1. Munculnya nanah dengan rasa sakit yang tak tertahankan pada area sekitar luka
Nanah merupakan cairan yang keluar dari luka berasal dari sel mati atau sel hidup yang merupakan
bagian dari sel darah putih yang diproduksi oleh sum-sum tulang, berwarna kuning keputihan atau kuning
kecoklatan.
Ketika terjadi luka sel darah putih akan melawan kuman atau bakteri pada luka, apabila sel darah putih
tersebut kalah atau mati maka akan berkumpul menjadi nanah yang muncul pada area luka.
Warna nanah pada luka infeksi berbeda tergantung protein yang dihasilkan sel darah putih.
2. Keluar bau tak sedap
Munculnya aroma tak sedap pada area luka disebabkan adanya infeksi bakteri yang diakibatkan luka yang
tidak bersih, perawatan luka yang kurang maksimal, luka sering terkontaminasi dengan debu atau benda
yang tidak steril.
Pada umumnya infeksi disebabkan oleh luka gigitan, cedera atau operasi.
3. Area luka berwarna kemerahan atau hitam
Perubahan warna kulit pada area sekitar luka dapat menjadi warna kemerahan bahkan hitam.
Hal ini disebabkan darah mengalir pada area luka untuk mengisi sel-sel darah kecil yang dapat
meningkatkan volume darah dan mengakibatkan pelebaran pembuluh darah yang kecil sehingga terjadi
perubahan warna atau dikenal dengan istilah hyperemia.
4. Keluar darah pada area sekitar luka
Darah yang keluar dari luka infeksi pada umumnya berwarna merah yang menandakan terjadinya infeksi
bakteri.
Namun apabila darah merah yang muncul bercampur dengan warna putih atau dikenal dengan serum,
maka hal ini merupakan pertanda bahwa luka akan segera sembuh.
Namun, tetap harus diperhatikan apabila cairan tersebut terus-menerus keluar sebaiknya lekas
berkonsultasi dengan dokter.
5. Nyeri pada area sekitar luka
Rasa nyeri yang ditimbulkan pada area sekitar luka yang menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak
normal pada tubuh akibat reaksi yang dikeluarkan oleh tubuh terhadap zat tertentu.
6. Bengkak pada area luka lebih dari 5 hari
Bengkak pada area sekitar luka disebabkan peningkatan volume darah pada area luka, sehingga kumpulan
darah menumpuk di sekitar area luka.
Bengkak pada luka dikenal dengan istilah pitting edema yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
pada area infeksi dengan disertai rasa panas pada jaringan yang sehat dan rasa nyeri.
7. Demam tinggi diatas 38 derajat celcius
Demam terjadi akibat mekanisme tubuh mengirimkan darah yang lebih banyak pada area luka untuk
mengirim lebih banyak antibodi saat sehingga terjadi proses melawan kuman atau bakteri penyebab
infeksi yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh.
8. Anggota tubuh pada area sekitar luka terasa kaku untuk digerakkan
Perubahan fungsi pada jaringan yang terkena infeksi. Hal ini ditandai pada area sekitar luka yang kaku
atau terasa sulit digerakkan.
5. Antiseptic
Antiseptik merupakan senyawa kimia yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan
mikroorganisme, bahkan mampu membunuh kuman. Antiseptik umumnya digunakan saat menangani
luka, juga saat operasi atau prosedur tertentu dengan tujuan mengurangi risiko infeksi.
1. Alkohol
Larutan disinfektan ini dapat menghancurkan kuman. Namun, sebenarnya alkohol tidak
dianjurkan untuk membersihkan luka, sebab justru dapat mengganggu kondisi jaringan sekitar
luka dan memperlambat penyembuhan luka.
2. Hidrogen Peroksida
Meski tergolong sebagai antiseptik, penggunaan larutan hidrogen peroksida 3% untuk
membersihkan dan merawat luka masih kontroversial. Hal itu disebabkan larutan ini memiliki
efek sitotoksik yang dapat merusak jaringan sekitar luka. Itulah alasan mengapa hidrogen
peroksida bukanlah pilihan antiseptik yang tepat untuk perawatan luka di rumah.
3. Povidone iodine
Larutan antimikroba ini efektif melawan beragam kuman penyebab infeksi, termasuk
Staphylococcus aureus. Meski begitu, penggunaan povidone iodine untuk membersihkan dan
merawat luka mulai ditinggalkan, karena bersifat merusak sel jaringan sekitar yang sehat
(sitotoksik). Penggunaan larutan ini juga menyebabkan iritasi, sehingga dapat menimbulkan rasa
perih baik pada kulit maupun jaringan sekitar luka, serta dapat menyebabkan perubahan warna
kulit.
4. Polyhexamethylene biguanide (PHMB)
Antiseptik dengan kandungan polyhexamethylene biguanide (PHMB) mampu membersihkan dan
merawat luka, melawan bakteri penyebab infeksi, serta tidak nyeri saat digunakan. Bahkan pada
sebagian kasus, dapat membantu mengurangi rasa perih pada luka.