Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH KONSUMSI DARK CHOCOLATE TERHADAP

FUNGSI MEMORI KERJA MAHASISWA


KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

OLEH:
SAMUEL KRISTANTO
(2011-060-171)

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
2015
PENGARUH KONSUMSI DARK CHOCOLATE TERHADAP
FUNGSI MEMORI KERJA MAHASISWA
KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :
SAMUEL KRISTANTO
(2011-060-171)

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
2015

i
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan tidak ada bagian dari
tulisan ini yang telah dipublikasikan dan merupakan hak intelektual pihak lainnya,
kecuali yang telah dinyatakan dalam referensi. Apabila saya melanggar pernyataan
ini, saya bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di
lingkungan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

NAMA : SAMUEL KRISTANTO


NIM : 2011-060-171

Jakarta, 05 Februari 2015

Samuel Kristanto

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan


di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Jakarta, 05 Februari 2015

Ketua,

(dr. Nawanto Agung Prastowo, Sp.K.O.)

Anggota,

(dr. Poppy Kristina Sasmita, Sp.S, M.Kes.)

iii
PANITIA SIDANG UJIAN KARYA TULIS ILMIAH
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN

Jakarta, 05 Februari 2015

Ketua,

(dr. Nawanto Agung Prastowo, Sp.K.O.)

Anggota,

(dr. Poppy Kristina Sasmita, Sp.S, M.Kes.)

Penguji,

(dr. Jimmy Barus, Sp.S, M.Sc.)

iv
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
Jakarta, 05 Februari 2015

ABSTRAK

Pengaruh Konsumsi Dark Chocolate terhadap Fungsi Memori Kerja Mahasiswa


Kedokteran Unika Atma Jaya

SAMUEL KRISTANTO
Dibimbing oleh NAWANTO AGUNG PRASTOWO dan POPPY KRISTINA
SASMITA

Latar Belakang :Dark chocolate adalah salah satu makanan yang paling banyak
dikonsumsi di dunia. Sudah banyak penelitian yang menyatakan efek positif dari
dark chocolate di bidang kesehatan. Namun belum diketahui hubungan antara
konsumsi dark chocolate terhadap fungsi memori kerja verbal. Memori kerja sendiri
berperan penting dalam beberapa hal seperti penalaran, pemahaman bahasa,
perencanaan dan proses spasial.

Tujuan Penelitian :Mengetahui pengaruh konsumsi dark chocolate terhadap fungsi


memori kerja verbal mahasiswa kedokteran Unika Atma Jaya.

Metodologi :Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 mahasiswa/i Fakultas


Kedokteran Unika Atma Jaya yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Sampel dibagi menjadi 30 orang kelompok kontrol dan 30 orang kelompok studi
dengan metode randomisasi sederhana. Kelompok studi diberikan dark chocolate
sebanyak 100 gram. Kelompok kontrol diberikan white chocolate sebanyak 100
gram. Penilaian fungsi kognitif dilakukan dengan uji digit span test (DST) pada saat
sebelum intervensi (0), satu jam (1) dan tiga jam (3) setelah intervensi.

Hasil :Responden terdiri dari 34 perempuan (56.7%) dan 26 laki-laki (43.3%)


dengan kelompok umur 18-22 tahun (rerata : 19,6±1,1) yang terbagi menjadi 17
perempuan dan 13 laki-laki dengan rerata umur (19,3±1,0) pada kelompok studi serta
17 perempuan dan 13 laki-laki dengan rerata umur (19,8±1,1) pada kelompok
kontrol. Penelitian ini menemukan peningkatan yang bermakna pada fungsi memori
kerja verbal kelompok studi yang diduga terjadi antara 120-180 menit setelah
konsumsi dark chocolate dengan perbandingan rerata selisih skor DST backward
(DSTbw) antara jam ke 3 dengan jam ke 1 dan jam ke 0 (DSTbw3-1 dan DSTbw3-0)
(p<0,05)

Kesimpulan :Konsumsi dark chocolate sebanyak 100 gram meningkatkan fungsi


memori kerja verbal yang diukur dengan DST backward. Peningkatan terutama
terjadi setelah dua sampai tiga jam mengonsumsi dark chocolate.

Kata kunci : Memori Kerja, Dark Chocolate, Digit Span Test.

v
FACULTY OF MEDICINE
ATMA JAYA CATHOLIC UNIVERSITY OF INDONESIA
Jakarta, February 05th 2015

ABSTRACT

Effect of Dark Chocolate Consumption on Working Memory of Atma Jaya’s Faculty


of Medicine Undergraduates

SAMUEL KRISTANTO
Supervised by NAWANTO AGUNG PRASTOWO and POPPY KRISTINA SASMITA

Background :Dark chocolate is one of the most consumed food worldwide. There
has been a lot of research on benefits of dark chocolate consumption especially on
health and medical terms. And yet the effect of dark chocolate consumption on verbal
working memory is still unknown. Working memory itself is critically important in
cognition and necessary for many cognitive abilities, such as reasoning, language
comprehension, planning and spatial processing.

Objective: Testing the effect of dark chocolate consumption on verbal working


memory of Atma Jaya’s faculty of medicine undergraduates.

Methods : This research was conducted among 60 undergraduates from Atma Jaya’s
faculty of medicine who met the inclusion and exclusion criteria. Samples divided
with simple random sampling method into control group (n=30) and intervention
group (n=30). The intervention group is given a bar of 100 gram dark chocolate
while the control group is given a bar of 100 gram white chocolate while. The
assessment is done using digit span test (DST) before intervention and then one hour
and three hour after intervention.

Results :The subject consist of 34 females (56.7%) and 26 males (43.3%) between
18-22 years of age (mean : 19,6±1,1) which divided into 17 females and 13 males
with mean age (19,3±1,0) in intervention group and 17 females and 13 males with
mean age (19,8±1,1) in control group. This research found a significant
improvement on verbal working memory in intervention group approximately 120-
180 minutes after dark chocolate consumption with mean difference DST backward
score comparison between the 3rd hour post intervention with the 1st hour post
intervention and baseline test all have (p<0,05).

Conclusions : Consumption of 100 gram dark chocolate significantly improves


verbal working memory which measured by DST backward. The peak improvement
noted at two to three hour post dark chocolate consumption

Keyword : Working Memory, Dark Chocolate, Digit Span Test.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Konsumsi Dark
Chocolate terhadap Fungsi Memori Kerja Mahasiswa Kedokteran Unika Atma Jaya”
ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya.
Penulis menyadari penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan
memberikan dukungan dengan segala cara dalam proses penulisan sampai
penyelesaian karya tulis ini, terutama kepada :

1. dr. Nawanto Agung Prastowo, Sp. K.O. selaku pembimbing utama.


2. dr. Poppy Kristina Sasmita, Sp.S, M.Kes selaku pembimbing kedua.
3. dr. Jimmy Barus,Sp.S, M.Sc. selaku penguji.
4. Orang tua dan teman - teman penulis yang memberikan dukungan
moral dan spiritual.
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk memperbaiki kekurangan Karya Tulis Ilmiah ini di
kemudian hari.
Akhir kata, penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan pembaca. Terima Kasih.

Jakarta, 05 Februari 2015

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

PANITIA SIDANG ................................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................................. v

ABSTRACT ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................ 2
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.4.1. Bidang Akademik atau Ilmiah .................................................... 3
1.4.2. Pelayanan Masyarakat ................................................................ 3
1.4.3. Pengembangan Penelitian ........................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1. Memori ................................................................................................. 4


2.1.1. Definisi dan Fisiologi Memori ................................................... 4
2.1.2. Jenis Memori .............................................................................. 4
2.1.3. Faktor yang Memengaruhi Memori Kerja ................................ 10
2.2. Dark Chocolate dan Polifenol ............................................................ 11
2.2.1. Dark Chocolate dan Kandungannya ........................................ 11

viii
2.2.2. Metabolisme Polifenol.............................................................. 12
2.2.3. Hubungan Flavonoids dengan Memori Kerja .......................... 14
2.3. Digit Span Test ................................................................................... 14
2.4. Kerangka Teori ................................................................................... 16

BAB III KERANGKA KONSEP .......................................................................... 17

3.1. Kerangka Konsep ............................................................................... 17


3.2. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 17
3.2.1. Variabel Bebas.......................................................................... 17
3.2.2. Variabel Terikat ........................................................................ 17
3.3. Hipotesis ............................................................................................. 18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 19

4.1. Desain Penelitian ................................................................................ 19


4.2. Populasi Penelitian ............................................................................. 19
4.3. Sampel Penelitian ............................................................................... 19
4.4. Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop Out............................................. 19
4.4.1. Kriteria Inklusi .......................................................................... 19
4.4.2. Kriteria Eksklusi ....................................................................... 20
4.4.3. Kriteria Drop Out ..................................................................... 20
4.5. Cara Pengambilan Sampel .................................................................. 20
4.6. Estimasi Besar Sampel ....................................................................... 21
4.7. Pengumpulan dan Pengambilan Data ................................................. 21
4.8. Pengolahan Data ................................................................................. 24

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 25

5.1. Karakteristik Responden .................................................................... 25


5.2. Hasil Uji.............................................................................................. 26
5.2.1. Hasil Uji Berdasarkan Kelompok Uji....................................... 28
5.2.2. Hasil Uji Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 29
5.2.3. Hasil Perbandingan Rerata DST Sebelum dan Sesudah
Intervensi .................................................................................. 30

BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................... 31

6.1. Perbandingan Pemberian Intervensi pada Kedua Kelompok ............. 31


6.2. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Rerata Selisih Skor DST .............. 33
6.3. Pengaruh Pemberian Intervensi terhadap Rerata Skor DST ............... 34

ix
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 38

7.1. Kesimpulan ......................................................................................... 38


7.2. Saran ................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 39

LAMPIRAN .............................................................................................................. 44

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagian Otak yang Memengaruhi Memori Episodik ............................. 6


Gambar 2.2. Bagian Otak yang Bekerja Pada Memori Semantik, Memori
Prosedural dan Memori Kerja .............................................................. 9
Gambar 2.3. Struktur Kimiawi dari Polifenol ......................................................... 11
Gambar 2.4. Proses Metabolisme Polifenol ............................................................ 13
Gambar 5.1. Bar Chart Perbandingan Rerata Skor DST Forward pada Kedua
Kelompok Uji ..................................................................................... 26
Gambar 5.2. Bar Chart Perbandingan Rerata Skor DST Backward pada Kedua
Kelompok Uji ..................................................................................... 27
Gambar 5.3. Bar Chart Rerata Skor DST Forward Sebelum dan Sesudah
Pemberian Intervensi .......................................................................... 27
Gambar 5.4. Bar Chart Rerata Skor DST Backward Sebelum dan Sesudah
Pemberian Intervensi .......................................................................... 28

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Karakteristik Responden .................................................................... 25


Tabel 5.2. Perbandingan Pemberian Intervensi terhadap Rerata Selisih Skor DST
pada Kedua Kelompok Uji ................................................................. 28
Tabel 5.3. Rerata Selisih Skor DST pada Kedua Kelompok Uji Berdasarkan
Jenis Kelamin ..................................................................................... 29
Tabel 5.4. Pengaruh Pemberian Intervensi terhadap Rerata DST Forward ........ 30
Tabel 5.5. Pengaruh Pemberian Intervensi terhadap Rerata DST Backward ...... 30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lembar Kuesioner Survei .......................................................................................... 45


Lembar Persetujuan Subjek Penelitian....................................................................... 48
Data Hasil Penelitian .................................................................................................. 49
Lembar Persetujuan Ethical Clearance ..................................................................... 51
Digit Span Test ........................................................................................................... 52

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Memori kerja (working memory) sangat berperan penting dalam
fungsi kognitif dan perannya dapat dilihat dalam beberapa hal seperti
penalaran (reasoning), pemahaman bahasa (language comprehension),
perencanaan (planning), dan proses spasial (spatial processing).1 Dalam
dunia kedokteran memori kerja akan memampukan seorang dokter dalam
menyatukan dan melihat korelasi dari berbagai macam sumber informasi
yang akan membantu dalam mendiagnosis penyakit yang langka, menentukan
prognosis, dan mengontrol perilaku seorang dokter sesuai dengan batasan
hukum moral yang ada.2
Melihat pentingnya peran memori kerja dalam kehidupan manusia,
maka telah dilakukan berbagai penelitian yang bertujuan untuk dapat
meningkatkan fungsi kognitif terutama memori kerja. Salah satu topik yang
mulai banyak diteliti adalah peranan dark chocolate yang kaya akan senyawa
flavonoids dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti yang
dicantumkan oleh Agarwal dalam ulasannya mengenai dark chocolate yang
menunjukkan selain memiliki efek positif terhadap kardiovaskular, tekanan
darah, dan konsentrasi lipid, disebutkan juga bahwa dark chocolate dapat
meningkatkan fungsi kognitif dan mood.3
Cokelat merupakan hasil akhir dari kakao (Theobroma cacao) yang
diproses dan memiliki kandungan antioksidan flavanols yang tinggi dan
berpotensi untuk memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan
manusia.4 Terdapat berbagai macam metode untuk memproses kakao, namun
pada dasarnya terdiri dari proses fermentasi (fermentation), pembakaran
(roasting), dan penggilingan (milling).5 Proses ini akan mengakibatkan
perubahan kimiawi pada cokelat yang dapat memengaruhi konsentrasi
polyphenol flavonoids pada cokelat.6 Serangkaian proses ini bertujuan untuk
menghilangkan rasa pahit pada kakao dan mendapatkan cokelat yang bisa
dikonsumsi. Tetapi pada dark chocolate masih terdapat rasa pahit yang
merupakan impartasi dari kandungan theobromine, kafein, l-leucin, dan
catechin flavonoids.7 Dibandingkan dengan milk chocolate maupun white
1
2

chocolate, kandungan gizi dalam dark chocolate terbukti lebih baik karena
terdapat lebih sedikit lemak dan gula dibandingkan kedua jenis coklat
lainnya.4
Mempertimbangkan bahwa cokelat memiliki banyak potensi positif
bagi manusia, maka peneliti tertarik untuk mempelajari lebih jauh efek
konsumsi cokelat terhadap fungsi memori kerja (kognitif) yang memang
merupakan penelitian yang sedang berkembang di dunia. Untuk itu peneliti
mengambil Digit Span Tests sebagai indikator pengukuran untuk memori
kerja.
Digit Span Test (DST) merupakan salah satu tes yang sering
digunakan untuk menilai kemampuan memori kerja seseorang. Nilai dari
DST berkorelasi positif terhadap fungsi kognitif memori kerja yang
meningkat setelah pemberian dark chocolate.8,9 Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian dark chocolate pada memori
kerja yang akan dinilai dengan DST.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :

Apakah konsumsi dark chocolate dapat memengaruhi memori kerja?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Mengetahui pengaruh konsumsi dark chocolate terhadap memori
kerja.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui rerata skor DST forward dan backward kelompok kontrol
pada baseline serta satu dan tiga jam setelah mengonsumsi white
chocolate.
2. Mengetahui rerata skor DST forward dan backward kelompok studi
pada baseline serta satu dan tiga jam setelah mengonsumsi dark
chocolate.
3

3. Mengetahui perbedaan rerata selisih skor DST forward dan backward


antara kelompok studi dan kelompok kontrol.
4. Mengetahui pengaruh jenis kelamin responden terhadap rerata selisih
skor DST forward dan backward.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bidang Akademik atau Ilmiah


Melalui penelitian ini, dapat diketahui apakah konsumsi dark
chocolate dapat meningkatkan memori kerja yang akan diukur dengan DST.

1.4.2. Pelayanan Masyarakat


Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kegunaan dark
chocolate untuk meningkatkan memori kerja.

1.4.3. Pengembangan Penelitian


Memberikan informasi baru mengenai efek dark chocolate yang dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Memori

2.1.1. Definisi dan Fisiologi Memori


Memori adalah sebuah kemampuan untuk mengingat kembali
pengalaman maupun informasi yang dipelajari pada masa lalu, yang
mengikutsertakan proses mental seperti learning, retention, recall,
recognition, dan resulting dari perubahan kimiawi antar neuron di beberapa
area yang berbeda di otak, termasuk hipokampus.10 Tidak ada bagian otak
khusus yang menjadi pusat memori melainkan neuron-neuron yang tersebar
pada area kortikal dan subkortikal otak yang berperan terhadap pembentukan
memori. Namun terdapat beberapa struktur otak yang berperan penting dalam
pembentukan memori, yaitu hipokampus, bagian medial lobus temporal,
sistem limbik, serebelum dan korteks prefrontal. Hipokampus memiliki peran
penting sebagai pusat integrasi berbagai stimulus dalam pembentukan
memori jangka pendek serta dalam proses konsolidasi menjadi memori
jangka panjang. Hipokampus terutama berperan pada memori deklaratif yang
berisi data yang berupa kata-kata, nama, tempat dan keterangan spesifik
tentang suatu kejadian. Sedangkan serebelum memiliki peran penting dalam
memori prosedural. Korteks prefrontal bertanggung jawab terhadap fungsi
eksekutif manusia dan merupakan tempat penyimpanan sementara data dan
informasi serta merupakan pusat dari memori kerja.11

2.1.2. Jenis Memori


Sistem memori di dalam otak manusia dapat bekerja dan menyimpan
informasi yang terlihat dalam keadaan sadar (conscious awareness – explicit)
dan informasinya dapat diingat sesuai kehendak (consciously recalled –
declarative).12 Sedangkan dari sistem memori dibawah sadar, dapat
diekspresikan sebagai perubahan perilaku (implicit) yang pada umumnya
tidak disadari (nondeclarative).13

4
5

Andrew E. Budson dan Bruce H. Price membagi sistem memori


berdasarkan relevansi klinisnya menjadi 4 bagian, yaitu:
a) Memori Episodik
Memori episodik adalah sistem memori eksplisit dan
deklaratif yang merupakan hasil pengalaman pribadi seseorang,
misalnya: sebuah cerita pendek atau cerita mengenai menu makan
malam semalam.13
Pada memori episodik yang berperan adalah beberapa
struktur kritikal otak seperti yang telah dideskripsikan oleh Papez
sebagai sebuah sirkuit, termasuk di dalamnya adalah bagian basal
otak depan dengan septum medialnya, bidang diagonal dari area
Broca, korteks retrosplenial, presubiculum, forniks, korpus
mamilare, traktus mamilothalamikus, dan bagian anterior nukleus
dari thalamus.13,14,15 Lesi yang terdapat pada salah satu bagian
dari sirkuit ini dapat menyebabkan penurunan fungsi dengan
karakteristik berupa disfungsi sistem memori episodik yang
mempunyai pola khusus sesuai dengan Hukum Ribot. Manifestasi
dari disfungsi memori episodik dapat berupa gangguan untuk
mempelajari informasi baru (anterogade amnesia) dan gangguan
untuk mengingat informasi yang baru dipelajari (retrogade
amnesia) namun informasi yang telah dipelajari pada masa
lampau tidak mengalami gangguan.16 Beberapa penelitian juga
menyatakan bahwa lobus frontalis otak juga berperan dalam
sistem memori episodik dan berperan untuk menerima,
17,18
mempelajari maupun memproses informasi. Oleh sebab itu,
bila terjadi gangguan dari lobus frontalis otak, maka akan terjadi
kesulitan dalam menyimpan maupun memanggil informasi dari
memori.
6

Selain itu, informasi yang didapat juga sering terdistorsi


dikarenakan hilangnya sebagian memori yang menyebabkan otak
menggabungkan berbagai informasi untuk mengisi bagian
memori yang hilang tersebut.13

Gambar 2.1 Bagian Otak yang Memengaruhi Memori Episodik

b) Memori Semantik
Memori semantik mengacu kepada penyimpanan
informasi konseptual dan pengetahuan faktual umum yang tidak
berkaitan dengan sistem memori manapun, seperti apa warna kulit
singa atau siapa presiden Indonesia pertama. Sistem ini
menyimpan informasi deklaratif dan eksplisit seperti pada
memori episodik.13
Memori semantik dan memori episodik dapat dibedakan
melalui studi neuroimaging.13 Selain itu, pada pasien dengan
gangguan sistem memori episodik berat seperti pasien dengan
gangguan pada sirkuit Papez, contohnya pada Korsakoff’s
Syndrome dan pasien yang dilakukan reseksi lobus medial
temporal, memori semantiknya ditemukan dapat bekerja dengan
baik.19 Gangguan pada sistem memori semantik dapat dicurigai
pada pasien yang memiliki kesulitan mengingat nama – nama
7

yang sebelumnya mereka ingat atau ketahui. Penyakit yang


tersering menyebabkan gangguan pada memori semantik adalah
Alzheimer’s disease.

c) Memori Prosedural
Memori prosedural mengacu kepada kemampuan untuk
mempelajari perilaku dan algoritma – algoritma yang dapat
diterapkan langsung secara otomatis dibawah alam sadar. Memori
prosedural merupakan memori non deklaratif namun bisa
merupakan memori eksplisit (seperti belajar mengemudi mobil
dengan transmisi manual) maupun implisit (seperti mempelajari
urutan angka pada keypad telepon genggam anda secara alami /
dibawah sadar).13
Pada pasien dengan gangguan memori episodik
(contohnya Korsakoff’s Syndrome) atau pasien dengan gangguan
memori semantik (contohnya Alzheimer’s disease) ditemukan
bahwa memori proseduralnya dapat tetap bekerja dengan baik. 19,20
Hal ini menunjukkan bahwa sistem memori prosedural
merupakan sebuah sistem yang berdiri sendiri.
Penelitian dengan bantuan teknologi pencitraan fungsional
menunjukkan bahwa bagian otak yang berperan dalam memori
prosedural adalah supplementary motor area, ganglia basalis, dan
serebelum.21 Beberapa penyakit dapat mengganggu fungsi dari
memori prosedural seperti Parkinson’s disease (merupakan
penyakit paling umum dengan gangguan memori prosedural) dan
Huntington’s disease. Pada tahap awal perjalanan kedua penyakit
ini, pemeriksaan memori prosedural pasien mungkin mendekati
normal, namun terdapat gangguan pada kemampuan pasien untuk
mempelajari hal baru.13,20 Selain itu, beberapa kondisi medis lain
seperti tumor, stroke, maupun perdarahan pada ganglia basalis
dan atau serebelum dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi
dari memori prosedural.22
8

d) Memori Kerja
Memori kerja merupakan kombinasi atensi, konsentrasi
dan memori jangka pendek. Memori kerja mengacu pada
kemampuan untuk mempertahankan dan memanipulasi informasi
yang perlu diingat secara temporer. Oleh karena ini memerlukan
partisipasi aktif, maka memori kerja merupakan sistem memori
yang eksplisit dan deklaratif. Memori kerja dibagi menjadi
komponen yang memproses informasi fonologis atau verbal
(misalnya mengingat nomor telepon), informasi spasial (misalnya
mencari jalan pulang secara tidak sadar) dan sistem eksekutif
yang mengalokasikan sumber atensi.13
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa memori kerja
menggunakan jaringan kortikal dan subkortikal bergantung pada
tugas yang sedang dikerjakan.23 Dari hasil beberapa studi
ditemukan bahwa memori kerja verbal cenderung lebih banyak
berperan pada area otak sebelah kiri dan memori kerja spasial
pada area otak sebelah kanan.17 Studi juga membuktikan bahwa
pada tugas sulit yang melibatkan memori kerja membutuhkan
aktivasi dari kedua lobus otak.24 Peningkatan jumlah area otak
yang teraktivasi di daerah korteks prefrontal juga ditemukan
seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang
diberikan.25
Hingga saat ini masih banyak penelitian yang sedang
berlangsung untuk menemukan mekanisme neuronal yang
mendasari dan bertanggung jawab terhadap pembentukan memori
kerja. Omri Barak dan Misha Tsodyks menuliskan beberapa
mekanisme yang mungkin berperan dalam memori kerja seperti
peran dari reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) yang apabila
diblok akan menghentikan aktivitas neuronal pada korteks
prefrontal, dikemukakan juga kemungkinan peran dari plastisitas
sinaps jangka pendek (short term synaptic plasticity) yang
memampukan sinaps untuk melakukan modifikasi efektivitas
respon sinaps terhadap sebuah stimulus dan terdapat juga
9

mekanisme keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi aktivitas


neuronal yang bertujuan menstabilkan memori kerja.26
Terdapat berbagai penyakit yang dapat mengakibatkan
gangguan dari memori kerja. Penyakit neurodegeneratif seperti
Alzheimer’s disease, Huntington’s disease, Parkinson’s disease
dan demensia dengan badan Lewy.27 Penyakit yang mengenai
lobus frontal atau sambungannya ke daerah korteks posterior dan
subkortikal, contohnya : stroke, tumor, trauma kepala, dan
multiple sclerosis. Kemudian gangguan terhadap sumber atensi
seperti ADHD (Attention Deficit – Hyperactivity Disorder), OCD
(Obsessive Compulsive Disorder), Skizofrenia, dan depresi.13
Umumnya pasien dengan gangguan memori kerja akan
menunjukkan gejala ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan
memperhatikan disertai kesulitan untuk melakukan hal baru yang
berkaitan dengan instruksi bertahap. Gangguan memori kerja juga
bisa disertai dengan gangguan memori episodik.17

Gambar 2.2 Bagian Otak yang Bekerja pada Memori Semantik,


Memori Prosedural dan Memori Kerja
10

2.1.3. Faktor yang Memengaruhi Memori Kerja


a) Tidur
Alhola dkk menyatakan bahwa kurang tidur dapat
menimbulkan efek negatif pada fungsi kognitif, khususnya pada
atensi, memori kerja dan kemampuan kognitif yang bergantung
pada korteks prefrontal (bahasa, fungsi eksekutif dan kreatifitas).
Walaupun kebutuhan tidur setiap orang berbeda, namun
ditemukan bahwa kebutuhan tidur rata – rata adalah sebanyak 7 –
8,5 jam/hari.28 Maquet juga menemukan bahwa tidur penting
dalam proses konsolidasi memori.29

b) Diet dan Nutrisi


Nurk dkk meneliti bahwa konsumsi makanan dan
minuman dengan kadar flavonoids yang tinggi (seperti cokelat,teh
hijau,anggur merah dan minuman beralkohol lainnya) memiliki
korelasi yang positif terhadap hasil tes fungsi kognitif seperti
MMSE, Kendrick Object Learning Test, Trail Making Test part A
(TMT-A), Block design, dan sebagainya. Pada studi ini juga
diketahui bahwa dark chocolate memiliki kandugan flavonoids
terbanyak bila dibandingkan dengan anggur merah dan teh
hijau.30 Selain itu, Rendeiro dkk menemukan bahwa Gingko
biloba dan blueberry menunjukkan efek yang menguntungkan
pada memori dan proses belajar baik pada subjek manusia
maupun hewan.31

c) Olahraga
Olahraga aerobik yang adekuat dipercaya dapat
meningkatkan memori kerja secara akut sebagaimana telah diteliti
oleh Pontifex dkk yang menemukan peningkatan kecepatan waktu
reaksi terhadap tes memori kerja Sternberg yang telah
dimodifikasi.32

d) Kondisi Klinis
Beberapa penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer’s
disease, Demensia dengan badan Lewy dan Huntington’s disease
11

diduga memengaruhi fungsi memori kerja.26 Selain itu, kondisi


psikopatologis seperti OCD, ADHD, skizofrenia juga
menyebabkan terjadinya gangguan pada memori kerja. 13

e) Usia
Usia sering menjadi penyebab demensia yang merupakan
gangguan penurunan fungsi memori yang sering ditemukan pada
orang berusia lanjut.26

2.2. Dark Chocolate dan Polifenol

2.2.1. Dark Chocolate dan Kandungannya


Cokelat berasal dari biji pohon Theobroma cacao yang telah diproses
dan difermentasikan.4 Cokelat juga dipercaya memiliki efek positif terhadap
kesehatan seperti membantu kerja jantung, meringankan keluhan angina
pectoris, menstimulasi sistem saraf, memfasilitasi proses pencernaan dan
membantu kerja ginjal dan usus. Semua efek positif dari cokelat ini diduga
berhubungan dengan kandungan flavonoids di dalam cokelat. Flavonoids
sendiri merupakan sebuah subgrup dari polifenol. Semua flavonoids memiliki
struktur umum kimiawi yang sama, yaitu C6-C3-C6.33

Gambar 2.3 Struktur Kimiawi dari Polifenol

Flavonoids memiliki subkelas seperti flavonols, flavones, isoflavones,


flavanones, anthocyanidins, dan flavanols. Flavanols (atau sering disebut
juga flavan-3-ols) merupakan subkelas flavonoids yang dapat ditemukan pada
teh hijau, minuman anggur merah dan cokelat. 34 Namun kandungannya
ditemukan tertinggi pada cokelat. Kandungan flavanols dapat dilihat dari
rantai monomer nya yaitu epicatechin dan catechin.
12

Rantai monomer ini dapat bergabung membentuk ikatan dimer,


oligomer, dan polimer. Ikatan polimer dari catechin ini bernama procyanidins
yang memberikan rasa pahit pada kakao.32,35

2.2.2. Metabolisme Polifenol


Metabolisme polifenol terjadi sebagian besar di usus (yeyunum,ileum
dan kolon) serta di hati. Polifenol yang dikonsumsi biasanya berikatan dengan
gula (glukosa atau galaktosa atau xilosa). Untuk itu tahap awal dari
metabolisme polifenol adalah hidrolisis polifenol menjadi polifenol aglikon
dan gula yang diperantarai oleh enzim sitosolik β-glukosidase (CBG) atau
laktase florizin hidrolase (LPH) sebelum terjadinya penyerapan oleh enterosit.
Polifenol kemudian mengalami proses konjugasi dan metilasi diperantarai
oleh enzim katekol-O-metiltransferase (COMT). Setelah itu dilanjutkan
dengan konjugasi polifenol menjadi asam glukoronat yang dikatalase oleh
enzim uridin difosfat glukoronosil transferase (UDPGT). Proses ini
dinamakan glukoronidasi polifenol dan umumnya terjadi pada usus halus, hati
dan ginjal. Bersamaan dengan proses glukoronidasi, terjadi juga proses
konjugasi polifenol dengan sulfat dengan bantuan enzim fenol
sulfotransferase (SULT). Hasil dari proses konjugasi ini berupa derivat
glukoronat dan sulfat yang kemudian membantu proses ekskresinya melalui
urin dan empedu. Polifenol yang tidak diserap di usus halus akan dibawa ke
usus besar (kolon). Di usus besar terjadi modifikasi struktural oleh
mikroorganisme yang menyebabkan pemecahan polifenol menjadi bentuk
simpelnya yaitu asam fenolik. Hasil metabolisme dari polifenol akan berakhir
dengan ekskresi pada feses maupun urin.36,37
13

Gambar 2.4 Proses Metabolisme Polifenol

Monomerik dari flavan-3-ols atau yg dikenal dengan flavanols diteliti


mengalami metabolisme ekstensif menjadi bentuk O-metilasi dan atau
terkonjugasi dengan glukoronat atau sulfat pada saat absorbsi sistemik.
Bentuk paling bioaktif dari flavanols akan dimetabolisme menjadi konjugat
dari epicatechin.37
Agar flavonoids dapat memengaruhi fungsi otak secara langsung,
flavonoids harus dapat melewati sawar darah otak. Secara teoritis bentuk O-
metilasi dari metabolit flavonoids dapat lebih mudah menembus sawar darah
otak dibandingkan bentuk yang lebih polar seperti bentuk glukoronat. Dalam
studi yang dilaporkan oleh Rendeiro dkk dijelaskan bahwa flavanols seperti
epicatechin dapat ditemukan di otak setelah administrasi per oral. 34 Dosis
puncak polifenol pada plasma ditemukan pada dua sampai tiga jam setelah
konsumsi dan diperkirakan akan di ekskresi setelah dua puluh empat jam. 38
14

2.2.3. Hubungan Flavonoids dengan Memori Kerja


Flavonoids diduga mempunyai efek protektif yang disebabkan oleh
aktivitas antioksidannya. Tetapi studi mengungkapkan bahwa aktivitas
antioksidan saja tidak cukup untuk mencegah perubahan neuronal akibat
bertambahnya usia dan untuk mengakibatkan perubahan kognitif. Walaupun
mekanisme kerja flavonoids di otak masih merupakan perdebatan, banyak
penelitian telah menemukan berbagai mekanisme yang berpotensi, seperti
regulasi sinyal stres oksidatif, peningkatan protein neuroprotektif terhadap
stress dan shock, sebagai anti inflamasi melalui regulasi dari ekspresi gen
inflamasi spesifik, peningkatan vaskularisasi pada jaringan otak dan induksi
neurogenesis serta regenerasi neuron. Dalam proses belajar dan memori,
flavonoids diduga dapat memodulasi molecular pathways yang berperan
penting dalam proses belajar dan pembentukan memori. 34,38 Rendeiro dkk
menemukan bahwa kadar flavanol sebesar 0,77mg/kg berat badan sudah
dapat memiliki pengaruh terhadap fungsi memori kerja spasial. 31 Selain itu
juga ditemukan bahwa pada minuman dengan kandungan cocoa flavanol
sebanyak 520mg terdapat peningkatan vaskularisasi serebral dan peningkatan
yang signifikan pada konsentrasi, atensi dan kemampuan pembelajaran
prosedural pada 130 menit setelah konsumsi.38
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa
kandungan polifenol dalam sebatang dark chocolate 100 gram yang dijual
secara komersial dapat mencapai 840 mg (578,64 mg-840mg). Kandungan
polifenol dalam cokelat ini ditentukan menggunakan metode analisis Folin-
Ciocalteau.39,40

2.3. Digit Span Test


Merupakan sebuah instrumen penilaian untuk menilai fungsi kognitif.
Digit span test juga sering digunakan sebagai alat screening terhadap kondisi
demensia maupun delirium.41 Digit span test dipilih karena uji ini telah
banyak digunakan untuk menilai fungsi memori kerja dan memilki nilai
reliabilitas yang cukup baik yaitu 0,90.42 Digit Span Test terdiri dari dua jenis
tes yaitu digit span forward dan digit span backward.8 Responden akan
diminta untuk mengingat urutan angka-angka yang akan dibacakan oleh
peneliti. Pada digit span forward, responden akan diminta untuk
15

menyebutkan ulang angka-angka sesuai dengan urutan angka yang disebutkan


oleh peneliti. Namun pada digit span backward, responden diminta untuk
menyebutkan urutan angka-angka dimulai dari angka terakhir yang
disebutkan (dari belakang ke depan). Digit span forward sudah sering
digunakan sebagai alat ukur fungsi atensi dan memori jangka pendek
sedangkan digit span backward adalah salah satu alat ukur fungsi memori
kerja verbal dimana tes ini lebih kompleks dan membutuhkan peran dari
fungsi atensi, konsentrasi dan memori jangka pendek. Pada kedua tes ini,
responden akan diminta untuk mendengarkan urutan angka yang akan
dibacakan oleh peneliti. Urutan angka akan dimulai dari 4 digit dan angka
diberikan secara acak dengan kecepatan sekitar satu detik per angka
(contohnya : 7-3-5-9). Responden akan diberikan dua kesempatan sebelum
akhirnya berlanjut pada tingkat kesulitan yang lebih tinggi atau menghentikan
tes. Bila responden dapat menyebutkan kembali urutan angka tersebut dengan
tepat pada minimal satu dari dua percobaan, maka responden bisa lanjut dan
peneliti akan menambahkan jumlah urutan angka. Uji dinyatakan berhenti
apabila responden sudah tidak bisa menyebutkan dengan tepat pada dua
kesempatan yang diberikan.8,43
16

2.4. Kerangka Teori

 Dark Chocolate
 Gingko biloba
 Blueberry
 Red wine dan
minuman
beralkohol lain
Faktor lain yang memengaruhi
 Kopi
 Teh hijau memori kerja :
 Tidur
 Diet dan nutrisi

FLAVONOIDS  Olahraga
 Kondisi klinis
 Usia

Efek Flavonoids :
- Regulasi sinyal stres
oksidatif, anti inflamasi
dan modulasi jalur
molekular MEMORI KERJA
- Induksi neurogenesis,
regenerasi neuron dan
vaskularisasi serebral
- Meningkatkan protein
neuroprotektif terhadap
stres dan syok
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Variabel Bebas : Variabel Terikat : Variabel Perancu :


Dark chocolate Memori kerja Diet dan nutrisi

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Bebas


Dark chocolate
Definisi : hasil akhir dari pemrosesan kakao yang dapat dikonsumsi, 5
berbentuk batang dengan kandungan kokoa solid 60-99% dan tidak
ditemukan kandungan susu di dalam cokelat tersebut.3,38
- Cara ukur : menimbang massa cokelat batang (melihat massa net
cokelat)
- Skala ukur : nominal
- Alat ukur : timbangan

3.2.2. Variabel Terikat


Memori kerja
Definisi : kemampuan untuk mempertahankan dan memanipulasi
informasi yang perlu diingat secara temporer dan merupakan kombinasi dari
atensi, konsentrasi, memori jangka pendek, penalaran, perencanaan dan
proses spasial. Merupakan fungsi eksekutif otak dan salah satu indikator
kemampuan kognitif seseorang.1,13
- Cara ukur : digit span test (DST) yang terdiri dari DST forward dan
backward
- Alat ukur : digit span test dalam bentuk kartu yang akan dibacakan
oleh peneliti
- Skala ukur: nominal
- Hasil ukur : merupakan rerata dari skor digit span forward dan
digit span backward dari peserta

17
18

3.3. Hipotesis
Terdapat pengaruh konsumsi dark chocolate terhadap peningkatan
kemampuan memori kerja yang diukur dengan Digit Span Test.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian
eksperimental. Analisis data yang digunakan adalah Independent-Samples T
Test untuk membandingkan rerata selisih skor DST antara kelompok kontrol
dan kelompok studi. Tes yang sama juga digunakan untuk melihat hubungan
jenis kelamin responden dengan rerata selisih skor DST pada setiap kelompok
penelitian. Tes ini dilakukan pada data yang berdistribusi normal. Sedangkan
untuk data yang berdistribusi tidak normal, tes yang digunakan adalah tes
Mann-Whitney U untuk membandingkan rerata selisih skor DST antara
kelompok kontrol dan kelompok studi serta membandingkan jenis kelamin
responden dengan rerata selisih skor DST pada setiap kelompok penelitian.
Untuk membandingkan rerata skor DST sebelum dan sesudah intervensi pada
kelompok kontrol dan studi akan dilakukan Paired-Samples T Test pada data
dengan distribusi normal dan tes Wilcoxon pada data yang berdistribusi tidak
normal.

4.2. Populasi Penelitian


Populasi target : mahasiswa fakultas kedokteran di Jakarta.
Populasi terjangkau : mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
angkatan 2011-2014.

4.3. Sampel Penelitian


Sampel diambil dari populasi terjangkau penelitian yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.

4.4. Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop Out

4.4.1. Kriteria Inklusi


 Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya angkatan
2011-2014
 Dalam keadaan sehat fisik dan mental

19
20

4.4.2. Kriteria Eksklusi


 Responden yang menolak untuk berpartisipasi
 Hipersensitifitas terhadap dark chocolate
 Penderita penyakit kardiovaskular
 Responden merokok dan mengonsumsi alkohol
 Penderita gangguan tidur
 Responden dengan cedera kepala dalam 6 bulan terakhir

4.4.3 Kriteria Drop Out


 Responden ingin berhenti ketika penelitian berlangsung
 Responden tidak mengikuti instruksi dan aturan yang diberikan, yaitu:
o Mengonsumsi makanan dan minuman yang dengan kadar
flavonoid tinggi selain yang diberikan oleh peneliti selama
penelitian berlangsung
o Responden merokok dan mengonsumsi alkohol
o Responden tidak mengonsumsi dark chocolate yang diberikan
oleh peneliti

4.5. Cara Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dilakukan melalui tiga tahap :
1. Tahap pertama dengan purposive sampling. Peneliti menyebarkan
survei yang bertujuan untuk mencari responden yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Responden yang telah mengisi survei dan bersedia ikut dalam
penelitian akan dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol
dan kelompok studi.
3. Sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok studi akan ditentukan
dengan teknik randomisasi sederhana (simple random sampling).
4. Pada penelitian ini tidak memungkinkan untuk melakukan blinding
dan allocation concealment dikarenakan perbedaan bentuk yang jelas
antara dark chocolate dan white chocolate yang membuat responden
mengetahui pada kelompok mana dia dialokasikan.
21

4.6. Estimasi Besar Sampel


Besar Sampel Minimal :

Keterangan :
Zα = derivat baku alfa
Zβ = derivat baku beta
Π = besarnya diskordan
P1 = proporsi pada kelompok studi
P2 = proporsi pada kelompok kontrol
Kesalahan tipe I = 10%, hipotesis satu arah, Zα = 1,44
Kesalahan tipe II = 20%, maka Zβ = 0,84
P1-P2 = 0,25
Π = 0,3
Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh:

Dengan demikian besar sampel tiap kelompok adalah 25


Terdapat 2 kelompok yang menjadi peserta, sehingga total sampel adalah 50
orang.
Kemudian ditambah sebanyak 10 peserta (apabila ada yang drop out) menjadi
60 orang.

4.7. Pengumpulan dan Pengambilan Data


Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :
a) Penelitian akan dimulai dengan cara melakukan survei awal
menggunakan kuesioner kepada mahasiswa angkatan 2011-2014
sebagai target penelitian. Survei ini bertujuan untuk memilih sampel
penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel terdiri
dari 60 mahasiswa akan mengisi formulir persetujuan (informed
22

consent) dan akan dibagi menjadi kelompok kontrol (n=30) dan


kelompok studi (n=30).
b) Responden dalam kedua kelompok akan diberikan pengarahan
sebelum intervensi dilakukan.
c) 60 responden kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Kelompok kontrol : mengonsumsi white chocolate yang tidak
memiliki kandungan flavonoids
2. Kelompok studi : mengonsumsi dark chocolate yang kaya
akan flavonoids
d) Kelompok kontrol akan diberi intervensi berupa white chocolate
sebanyak 100 gram dengan pemberian single dose.
e) Kelompok studi akan diberi intervensi berupa dark chocolate
sebanyak 100 gram dengan pemberian single dose.
f) Kelompok kontrol dan kelompok studi akan mengerjakan tes digit
span sebelum diberikan intervensi, 1 jam pertama setelah intervensi
dan 3 jam setelah intervensi.
23

Skema Prosedur Penelitian

Populasi :

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya


angkatan 2011-2014

Sampel :

60 mahasiswa yang telah dilakukan survei awal dan


dapat dinyatakan sebagai responden

Kelompok kontrol Kelompok studi

(30 mahasiswa) (30 mahasiswa)

Washout Period selama 1 hari (24jam)

Kemudian mengerjakan digit span test sebagai baseline sebelum dilakukan


intervensi

Diberikan white Diberikan dark


chocolate 100gr yang chocolate 100gr
tidak memiliki dengan kadar
kandungan flavonoids flavonoids 578,64 mg-
840mg

Mengerjakan digit span test pada 1 jam dan 3 jam post intervensi

Pengolahan data, pembahasan dan penarikan kesimpulan


24

4.8. Pengolahan Data


Data statistik akan diolah dengan program SPSS 15.0. Analisis data
dilakukan dengan uji hipotesis komparatif variabel numerik dua kelompok
untuk mengetahui pengaruh konsumsi dark chocolate terhadap fungsi memori
kerja mahasiswa kedokteran Unika Atma Jaya.
BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya dan dari total 100
mahasiswa yang mengisi survei dipilih total 60 responden yang telah memenuhi
kriteria inklusi dari peneliti. Dari 60 responden tersebut, tidak didapati responden
yang drop out selama penelitian berlangsung.

5.1. Karakteristik Responden


Tabel 5.1. Karakteristik Responden
Kontrol Studi
Karakteristik
N % N %

Jenis Kelamin Laki-laki 13 43,3 13 43,3

Perempuan 17 56,7 17 56,7

Usia 18 tahun 4 13,3 7 23,3

19 tahun 6 20 11 26,7

20 tahun 11 36,7 7 23,3

21 tahun 8 26,7 5 16,7

22 tahun 1 3,3 0 0

Rerata Usia 19,8±1,1 19,3±1,0

Total 30 100 30 100


*p value untuk usia terhadap kelompok uji (p=0,055) mengindikasikan tidak
terdapat perbedaan bermakna pada usia kedua kelompok uji.

Berdasarkan data yang diperoleh, rentang usia responden adalah 18-22


tahun dengan rerata usia (19,6±1,1) tahun dan lebih banyak responden
berjenis kelamin perempuan (56,7%). Masing-masing kelompok memiliki
jumlah peserta laki-laki dan perempuan yang sama (Tabel 5.1.)
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan tes Kolmogorov-
Smirnov dan Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai
DST forward jam ke 0 (DSTfw0) dan jam ke 3 (DSTfw3) serta selisih nilai
DST forward antara jam ke 3 dan jam ke 1 (DSTfw3-1) memiliki distribusi
25
26

normal (p>0,05). Sedangkan nilai DST forward jam ke 1 (DSTfw1), DST


backward jam ke 0 (DSTbw0), jam ke 1 (DSTbw1), jam ke 3 (DSTbw3),
selisih nilai DST forward antara jam ke 1 dan jam ke 0 (DSTfw1-0), antara
jam ke 3 dan jam ke 0 (DSTfw3-0), selisih nilai DST backward antara jam ke
1 dan jam ke 0 (DSTbw1-0), antara jam ke 3 dan jam ke 1 (DSTbw3-1) dan
antara jam ke 3 dan jam ke 0 (DSTbw3-0) memiliki distribusi tidak normal
(p<0,05).

5.2. Hasil Uji


Responden diuji dengan menggunakan DST forward yang mengukur
fungsi atensi dan memori jangka pendek serta dengan menggunakan uji DST
backward yang mengukur fungsi memori kerja. Kedua tes ini dilakukan pada
saat jam ke 0 (baseline), jam ke 1 setelah intervensi dan jam ke 3 setelah
intervensi. (Gambar 5.1. sampai Gambar 5.4.)

8 7,9
Rerata Skor DST Forward

7,5
7,2
7
7 6,9 6,9
6,6
6,5 Kontrol
Studi
6

5,5
Jam ke 0 Jam ke 1 Jam ke 3
Kontrol 6,6 6,9 7,2
Studi 6,9 7 7,9
Waktu Pengujian

Gambar 5.1. Bar Chart Perbandingan Rerata Skor DST Forward pada Kedua
Kelompok Uji
27

7
6
6

Rerata Skor DST Backward


4,97 4,77 4,87
5 4,67 4,7

3
Kontrol
2 Studi

0
Jam ke 0 Jam ke 1 Jam ke 3
Kontrol 4,67 4,97 4,87
Studi 4,7 4,77 6
Waktu Pengujian

Gambar 5.2. Bar Chart Perbandingan Rerata Skor DST Backward pada Kedua
Kelompok Uji

8
7,9

7,5
Rerata Skor DST Forward

7,2
7 7
6,9 6,9

6,6 Kontrol
6,5
Studi

5,5
Jam ke 0 Jam ke 1 Jam ke 3
Kontrol 6,6 6,9 7,2
Studi 6,9 7 7,9

Gambar 5.3. Bar Chart Rerata Skor DST Forward Sebelum dan Sesudah
Pemberian Intervensi
28

Rerata Skor DST Backward 5

3 Kontrol
Studi
2

0
Jam ke 0 Jam ke 1 Jam ke 3
Kontrol 4,67 4,97 4,87
Studi 4,7 4,77 6

Gambar 5.4. Bar Chart Rerata Skor DST Backward Sebelum dan
Sesudah Pemberian Intervensi

5.2.1. Hasil Uji Berdasarkan Kelompok Uji

Tabel 5.2. Perbandingan Pemberian Intervensi terhadap Rerata Selisih Skor


DST pada Kedua Kelompok Uji
Variabel Kontrol Studi P
DSTfw1-0
0 (-2 – 3) 0 (-6 – 4) 0,694
(Median)
DSTbw1-0
0 (-1 – 3) 0 (-3 – 2) 0,638
(Median)
DSTfw3-1
0 (-2 – 3) 1 (-2 – 4) 0,119
(Median)
DSTbw3-1
0 (-2 – 2) 2 (-3 – 4) 0,000
(Median)
DSTfw3-0
0 (-2 – 5) 1 (-4 – 5) 0,232
(Median)
DSTbw3-0
0 (-1 – 3) 2 (-4 – 4) 0,002
(Median)
Uji dengan Mann-Whitney U Test dan Independent-Samples T Test
29

Hasil uji menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok


kontrol dan kelompok studi pada rerata selisih skor DST backward antara jam
ke 3 dan jam ke 1 (p=0,000) serta antara jam ke 3 dan jam ke 0 (p=0,002).
Sedangkan pada variabel lainnya tidak ditemukan perbedaan yang bermakna
(p>0,05) (Tabel 5.2.).

5.2.2. Hasil Uji Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3. Rerata Selisih Skor DST pada Kedua Kelompok Uji Berdasarkan
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Kelompok Uji Variabel
Laki-laki Perempuan
DSTfw1-0 17,31 14,12
DSTbw1-0 15,92 15,18
DSTfw3-1 19,08* 12,76*
Kontrol
DSTbw3-1 14,35 16,38
DSTfw3-0 18,85 12,94
DSTbw3-0 14,65 16,15
DSTfw1-0 18,50 13,21
DSTbw1-0 16,81 14,50
DSTfw3-1 0,00** 1,59**
Studi
DSTbw3-1 1,31 1,18
DSTfw3-0 0,85 1,12
DSTbw3-0 16,85 14,47
Rerata diuji dengan Independent-Samples T Test dan Mann Whitney-U Test
*terdapat peningkatan bermakna pada jenis kelamin laki-laki (p=0,042)
**terdapat peningkatan bermakna pada jenis kelamin perempuan (p=0,010)

Dilakukan analisis dengan Independent-Samples T Test pada data


dengan distribusi normal dan Mann-Whitney U Test pada data dengan
distribusi tidak normal. Variabel yang diujikan adalah jenis kelamin
responden terhadap rerata selisih skor DST pada masing-masing kelompok
uji. Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsumsi dark chocolate
terhadap jenis kelamin responden dengan menggunakan selisih skor DST
masing-masing responden sebagai parameternya. Hasil uji menunjukkan
30

terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada jenis kelamin


responden terhadap rerata selisih skor DST forward antara jam ke 3 dan jam
ke 1 pada kedua kelompok uji (p=0,042) pada kelompok kontrol dan
(p=0,010) pada kelompok studi. Sedangkan pada variabel lainnya tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p>0,05) (Tabel 5.3.).

5.2.3. Hasil Perbandingan Rerata DST Sebelum dan Sesudah Intervensi

Tabel 5.4. Pengaruh Pemberian Intervensi terhadap Rerata DST Forward


Kontrol Studi
Variabel
Selisih P Selisih P
Jam 0 – 1 0.3 0.184 0.1 0.785
Jam 1 – 3 0.3 0.163 0.9 0.008
Jam 0 – 3 0.6 0.095 1.0 0.029
Uji dengan Paired-Samples T Test dan tes Wilcoxon

Tabel 5.5. Pengaruh Pemberian Intervensi terhadap Rerata DST Backward


Kontrol Studi
Variabel
Selisih P Selisih P
Jam 0 – 1 0.3 0.071 0.07 0.738
Jam 1 – 3 -0.1 0.599 1.23 0.000
Jam 0 – 3 0.2 0.351 1.3 0.000
Uji dengan Paired-Samples T Test dan tes Wilcoxon

Ditemukan peningkatan yang bermakna pada kelompok studi antara


DST jam ke 3 dan jam ke 1 serta antara DST jam ke 3 dan jam ke 0 baik DST
forward dan backward dengan nilai p secara berturut-turut adalah 0.008,
0.029, 0.000 dan 0.000. Sedangkan pada kedua kelompok antara jam ke 1 dan
jam ke 0 tidak didapati peningkatan nilai yang bermakna (p>0,05) (Tabel 5.4.
dan Tabel 5.5.).
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Perbandingan Pemberian Intervensi pada Kedua Kelompok


Penelitian ini menguji hipotesis yaitu terdapat pengaruh konsumsi
dark chocolate terhadap fungsi memori kerja yang diukur dengan
menggunakan Digit Span Test (DST) yang terdiri dari DST forward dan DST
backward. DST dilakukan sebanyak tiga kali yaitu sebelum intervensi
dilakukan (baseline test), satu jam setelah intervensi dan tiga jam setelah
intervensi dilakukan. Disiapkan 15 deret angka untuk dihafal. Namun tidak
ada seorangpun dari kedua kelompok yang dapat mencapai 15 angka. Nilai
rata-rata digit span forward yang berhasil dihafal adalah 7 digit sedangkan
untuk digit span backward adalah 5 digit. Nilai maksimal yang bisa dihafal
pada digit span forward adalah 13 digit sedangkan untuk digit span backward
adalah 12 digit.
Perbedaan rerata selisih skor DST pada kedua kelompok yang
bermakna secara statistik hanya terlihat pada nilai DST backward antara jam
ke 3 dan jam ke 1 (DSTbw3-1) serta antara jam ke 3 dan jam ke 0
(DSTbw3-0). Sedangkan pada rerata selisih skor DST lainnya tidak
ditemukan terdapat perbedaan bermakna secara statistik. Dari hasil uji
statistik dapat diinterpretasikan bahwa terdapat peningkatan fungsi memori
kerja secara bermakna yang diukur dengan DST backward pada responden
yang mengonsumsi dark chocolate (kelompok studi) dibandingkan dengan
responden yang mengonsumsi white chocolate (kelompok kontrol).
Peningkatan fungsi memori kerja pada kelompok studi ini diduga terjadi
setelah satu jam pemberian intervensi (>60menit) dan puncaknya pada dua
sampai tiga jam (120-180menit) setelah intervensi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan di dalam buku Chocolate in Health and Nutrition yang
menyebutkan bahwa dosis maksimal flavonoids di dalam plasma darah
dicapai dalam dua sampai tiga jam setelah konsumsi. 38 Namun pada
penelitian ini tidak ditemukan perbedaan bermakna secara statistik pada
domain kognitif lainnya (fungsi atensi dan memori jangka pendek) di kedua
kelompok uji.

31
32

Pengaruh positif pada memori kerja secara bermakna dari kelompok


studi terhadap kelompok kontrol ini sesuai dengan pernyataan Macready dkk
mengenai efek konsumsi flavonoids terhadap fungsi kognitif yang
menjelaskan bahwa dari delapan penelitian yang meneliti hubungan konsumsi
flavonoids terhadap memori kerja, enam diantaranya menemukan efek yang
signifikan. Mayoritas dari 15 studi dengan total 55 tes fungsi kognitif
(beberapa diantaranya seperti MMSE, Stroop Test, Trail Making Test, Digit
Span Test, Rey Auditory Verbal Learning) yang diulas menyatakan bahwa
terdapat peningkatan yang signifikan dan efek positif dari flavonoids terhadap
fungsi eksekutif, memori kerja dan skor MMSE.44 Penelitian ini juga
menemukan bahwa tidak terdapat peningkatan yang bermakna pada fungsi
atensi dan memori jangka pendek yang diukur dengan DST forward antara
kelompok kontrol dan kelompok studi. Hal ini kemungkinan diduga karena
banyak faktor lain yang berperan dalam fungsi atensi dan memori jangka
pendek yang tidak terukur dengan DST forward. Penelitian ini tidak
menyatakan bahwa dark chocolate tidak memiliki efek positif terhadap fungsi
atensi dan memori jangka pendek. Untuk itu disarankan pemeriksaan tes
fungsi atensi dan memori jangka pendek yang lebih beragam (seperti Stroop
Test, Trail Making Test, Complex Visual Vigilance, Digit Vigilance, dan
sebagainya).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Fournier dkk mengenai efek
konsumsi susu kacang kedelai dan suplemen isoflavone pada kemampuan
kognitif wanita sehat pasca menopause menemukan hasil yang diluar
prediksinya bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian flavonoids terhadap
fungsi atensi (diukur dengan DST forward dan Stroop test), fungsi memori
jangka pendek (diukur dengan Benton Visual Retention Test) dan fungsi
memori kerja (diukur dengan Color Match Task). Fournier dkk menduga
bahwa variabel fungsi kognitif yang diuji sangat dependen terhadap tes fungsi
kognitif yang digunakan bahkan pada tes yang sudah diketahui untuk
mengaktivasi bagian otak yang sama.45 Oleh karena itu, peneliti berpendapat
bahwa perbedaan tes fungsi kognitif yang digunakan memiliki peran penting
dalam menentukan hasil suatu penelitian.
33

6.2. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Rerata Selisih Skor DST


Penelitian ini juga menganalisa pengaruh jenis kelamin terhadap rerata
selisih skor DST pada kelompok kontrol dan kelompok studi. Subjek untuk
masing-masing kelompok berjumlah 30 orang dengan 13 laki-laki dan 17
perempuan pada masing-masing kelompok. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji Independent-Samples T Test untuk data dengan distribusi
normal dan Mann-Whitney U Test untuk data dengan distribusi tidak normal.
Dilakukan pembandingan rerata selisih skor DST responden perempuan
dengan laki-laki pada kelompok control dan kelompok studi.
Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada rerata selisih
skor DST forward antara jam ke 3 dan jam ke 1 pada kedua kelompok uji
dengan nilai (p=0,010) pada DSTfw3-1 kelompok studi dan nilai (p=0,042)
pada DSTfw3-1 kelompok kontrol. Pada kelompok studi ditemukan
peningkatan bermakna pada rerata DST forward antara jam ke 3 dan jam ke 1
pada responden berjenis kelamin perempuan yang dibandingkan dengan
responden berjenis kelamin laki-laki. Pada kelompok kontrol juga ditemukan
peningkatan yang bermakna pada rerata DST forward antara jam ke 3 dan
jam ke 1. Tetapi pada kelompok kontrol peningkatan yang bermakna terdapat
pada responden dengan jenis kelamin laki-laki. Namun bila dilihat pola
perbandingan jenis kelamin responden dengan rerata selisih skor DST secara
keseluruhan, peningkatan pada kelompok kontrol sesuai dengan pola
distribusi data responden dimana responden berjenis kelamin laki-laki pada
kelompok kontrol memiliki rerata selisih skor DST forward yang lebih tinggi
dibandingkan responden perempuan pada semua waktu pengujian. Sedangkan
untuk kelompok studi, terdapat perbedaan pola dengan kelompok kontrol.
Peningkatan yang bermakna secara statistik pada kelompok studi berjenis
kelamin perempuan memang terlihat pada rerata DSTfw3-1. Selain itu,
terlihat juga peningkatan rerata kelompok studi berjenis kelamin perempuan
pada DSTfw3-0 walaupun secara statistik tidak bermakna.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk mencari
hubungan konsumsi flavonoids terhadap fungsi kognitif dan perbedaan jenis
kelamin responden. Namun peneliti berpendapat bahwa terdapat berbagai
macam faktor yang bisa memengaruhi hasil uji fungsi kognitif yang diberikan
(dalam hal ini Digit Span Test). Salah satu hipotesis yang diajukan peneliti
34

adalah terdapat perbedaan sensitivitas terhadap kadar puncak dan efek


flavonoids pada jenis kelamin responden. Peneliti berpendapat bahwa
kemungkinan responden berjenis kelamin perempuan mencapai kadar puncak
flavonoids yang lebih cepat daripada responden berjenis kelamin laki-laki dan
bahwa fungsi atensi dan memori jangka pendek (yang terukur oleh DST
forward) responden berjenis kelamin perempuan lebih sensitif terhadap efek
dari flavonoids dibandingkan dengan responden berjenis kelamin laki-laki.
Hal ini dapat dilihat pada sebaran data yang terdapat pada Tabel 5.3. yang
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rerata selisih skor DST forward
pada kelompok studi berjenis kelamin perempuan yang bermakna secara
statistik pada DSTfw3-1 dan peningkatan DSTfw3-0 walaupun tidak
bermakna secara statistik yang tidak ditemukan pada kelompok kontrol.
Peningkatan DSTfw3-0 yang tidak bermakna secara statistik dapat
disebabkan oleh pencapaian kadar puncak flavonoids responden laki-laki
yang lebih lama daripada responden perempuan sehingga mengakibatkan
peningkatan rerata DSTfw3-0 pada responden perempuan menjadi kurang
signifikan. Namun disisi lain peningkatan skor DST dapat merupakan akibat
dari keberagaman responden dan variasi skor DST masing-masing responden
yang tidak ada hubungannya dengan konsumsi flavonoids sama sekali. Untuk
itu penelitian lanjutan mengenai hubungan konsumsi flavonoids terhadap
fungsi kognitif dan perbedaan jenis kelamin responden perlu dilakukan untuk
mendapatkan jawaban pastinya.

6.3. Pengaruh Pemberian Intervensi terhadap Rerata Skor DST


Dilakukan analisis data terhadap rerata skor DST responden untuk
mengetahui rerata skor DST sebelum dan sesudah pemberian intervensi.
Analisis statistik data dilakukan dengan menggunakan Paired-Samples T Test
untuk data yang berdistribusi normal dan tes Wilcoxon untuk data dengan
distribusi tidak normal. Ditemukan peningkatan rerata selisih skor DST jam
ke 3 pada seluruh kelompok uji. Setelah dilakukan analisis statistik,
peningkatan rerata yang bermakna hanya terdapat pada kelompok studi
(p<0,05) sedangkan pada kelompok kontrol ditemukan bahwa
peningkatannya tidak bermakna (p>0,05). Hasil analisis ini dapat
diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh positif dari konsumsi dark
35

chocolate terhadap fungsi kognitif (dalam hal ini atensi, memori jangka
pendek dan memori kerja). Namun bila hasil analisis ini dibandingkan dengan
hasil analisis pada Tabel 5.2. dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
peningkatan yang bermakna hanya terdapat pada fungsi memori kerja
(berdasarkan hasil dari Independent-Samples T Test dan Mann-Whitney U
Test) sedangkan pada fungsi atensi dan memori jangka pendek yang diukur
dengan DST forward, peningkatan rerata sesudah pemberian intervensi tidak
membawa perubahan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok
studi.
Efek dan pengaruh positif dari konsumsi dark chocolate ini sesuai
dengan hipotesis dari Agarwal yang menyatakan bahwa dark chocolate
memiliki efek positif terhadap fungsi kognitif dan mood.3 Penelitian lain
sudah dilakukan oleh Scholey dkk untuk mencari hubungan konsumsi kokoa
flavanols dengan peningkatan fungsi kognitif yang menggunakan Cognitive
Demand Battery (CDB) sebagai parameter fungsi kognitif. CDB terdiri dari
Serial Threes and Serial Sevens Substraction Task, Bakan Rapid Visual
Information Processing Task (RVIP) dan Mental Fatigue Visual Analogue
Scale. Scholey dkk menyatakan terdapat peningkatan hasil yang signifikan
pada responden yang mengonsumsi minuman kokoa flavanols yang dilihat
dari peningkatan skor Serial Threes Performances (mengukur komponen
atensi, konsentrasi dan kemampuan prosedural) dan peningkatan kecepatan
penyelesaian RVIP dan penurunan dari Mental Fatigue Scale. Namun
Scholey dkk menemukan hasil yang negatif pada Serial Sevens Substraction
Task (mengukur komponen atensi namun lebih menitikberatkan memori kerja
dan fungsi eksekutif). Hasil yang negatif pada Serial Sevens Substraction
Task ini diduga karena perbedaan substrat neurokognitif yang berperan pada
Serial Sevens dengan Serial Threes. Selain itu, di dalam penelitiannya
Scholey dkk juga menemukan bahwa efek kokoa flavanols tertinggi dicapai
pada 130 menit setelah konsumsi.46
Nurk dkk telah melakukan penelitian mengenai efek jangka panjang
(1 tahun) konsumsi flavonoids pada 2.031 responden yang berusia 70-74
tahun. Penelitian ini membandingkan skor dari serangkaian tes kognitif
(mengukur memori episodik, kecepatan proses kognitif, kemampuan persepsi,
visuospasial, pengukuran kognitif keseluruhan dan memori semantik) antara
36

responden yang mengonsumsi flavonoids secara rutin (dalam bentuk cokelat


atau anggur merah atau teh) dengan responden yang tidak mengonsumsi
flavonoids. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa responden yang
mengonsumsi salah satu flavonoids secara rutin memiliki skor kognitif yang
jauh lebih baik dibandingkan yang tidak mengonsumsi flavonoids.38 Field dkk
melakukan penelitian mengenai efek dosis akut pemberian kokoa flavanols
terhadap kemampuan visual dan kognitif pada 30 orang dewasa muda (usia
18-25 tahun). Responden diberikan tes kognitif berupa tes memori kerja
visuospasial dan Choice Reaction Time Task. Field dkk membagi
respondennya menjadi kelompok kontrol (mengonsumsi 35gr white chocolate
dengan sedikit kandungan flavonoids) dan kelompok studi (mengonsumsi
35gr dark chocolate yang telah diperkaya dengan flavonoids sebesar 773mg).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa konsumsi dark chocolate
meningkatkan kemampuan memori kerja visuospasial dan beberapa aspek
pada Choice Reaction Time Task secara signifikan pada waktu 2 jam setelah
konsumsi.38
Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa flavonoids (dark chocolate) dapat meningkatkan
kemampuan memori kerja (diukur dengan Digit Span Backward Test).
Mekanisme kerja flavonoids terhadap fungsi kognitif sampai sekarang masih
belum diketahui secara pasti. Namun beberapa hipotesis menyatakan bahwa
efek positif flavonoids terhadap fungsi kognitif erat kaitannya dengan
kandungan antioksidan di dalam flavonoids, kemampuan flavonoids untuk
meningkatkan vaskularisasi otak dan efek neuroprotektif dari flavonoids itu
sendiri. Efek maksimal dari flavonoids sendiri dipercaya tercapai pada 120-
180 menit setelah konsumsi. Namun di lain pihak, peneliti juga menemukan
bahwa variasi dari uji yang digunakan sebagai parameter fungsi kognitif
sangat berperan dalam menentukan hasil penelitian. Selain itu, perlu
dilakukan penelitian lanjutan mengenai efek konsumsi flavonoids terhadap
jenis kelamin responden untuk mengetahui secara pasti apakah memang
terdapat perbedaan efek flavonoids terhadap jenis kelamin responden.
Belum ada penelitian yang membuktikan pengaruh konsumsi dark
chocolate terhadap peningkatan fungsi memori kerja verbal yang diukur
dengan menggunakan Digit Span Test. Penelitian ini menggunakan urutan
37

angka yang berbeda pada Digit Span Test setiap jamnya. Kekurangan
penelitian ini adalah randomisasi sampel masih menggunakan metode
randomisasi sederhana. Blinding dan allocation concealment tidak dilakukan
karena bentuk penampilan fisik dari dark chocolate dan white chocolate
membuat subjek penelitian mengetahui ke dalam kelompok mana mereka
dialokasikan. Tes kognitif tepat pada satu jam dan tiga jam setelah intervensi
sulit dilakukan karena waktu pengujian harus disesuaikan dengan jadwal dari
masing-masing responden.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat peningkatan rerata dari skor DST forward dan backward pada
kelompok kontrol.
2. Terdapat peningkatan rerata dari skor DST forward dan backward pada
kelompok studi.
3. Setelah dilakukan analisis statistik perbandingan kelompok kontrol dengan
kelompok studi, peningkatan yang bermakna secara statistik hanya
terdapat pada rerata selisih skor DSTbw3-1 dan DSTbw3-0 yang
mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan bermakna fungsi memori
kerja verbal pada kelompok studi
4. Terdapat peningkatan rerata selisih skor DSTfw3-1 yang bermakna pada
responden dengan jenis kelamin perempuan di kelompok studi
5. Terdapat peningkatan rerata selisih skor DSTfw3-1 yang bermakna pada
responden dengan jenis kelamin laki-laki di kelompok kontrol

7.2. Saran
Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan double blind,
randomized control trial (dengan komputer) bila memungkinkan dengan
tujuan mengurangi kemungkinan bias dan demi mendapatkan hasil yang lebih
objektif dan akurat. Bila tidak memungkinkan melakukan double blind,
allocation concealment dapat dipertimbangkan. Selain itu sebaiknya
dilakukan pengukuran kadar flavonoids di dalam dark chocolate sehingga
bisa menentukan jumlah pasti kadar flavonoids yang memengaruhi fungsi
kognitif. Peneliti juga menyarankan untuk diadakannya penelitian tersendiri
mengenai hubungan konsumsi flavonoids terhadap fungsi kognitif dengan
jenis kelamin responden. Serta pada penelitian lanjutan dilakukan dengan
jumlah sampel yang lebih banyak dan tes fungsi kognitif yang lebih beragam.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. D’Esposito M. From cognitive to neural models of working memory.


Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences 2007;
362:761–72.

2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. United States of
America: Elsevier Saunders; 2006.

3. Agarwal SK. Dark Chocolate: A Therapeutic Food. Discovery Publication


2013;1:13–5

4. McShea A, Ramiro-Puig E, Munro SB, Casadesus G, Castell M, Smith MA.


Clinical benefit and preservation of flavonols in dark chocolate manufacturing.
Nutrition Reviews 2008;66(11):630–41.

5. Schwan RF. Cocoa Fermentations Conducted with a Defined Microbial Cocktail


Inoculum. Applied and Environmental Microbiology 1998;64(4):1477–83.

6. Counet C, Ouwerx C, Rosoux D, Collin S. Relationship between procyanidin and


flavor contents of cocoa liquors from different origins. Journal of Agricultural
and Food Chemistry 2004;52(20):6243–9.

7. Stark T, Bareuther S, Hofmann T. Molecular definition of the taste of roasted


cocoa nibs (Theobroma cacao) by means of quantitative studies and sensory
experiments. Journal of Agricultural and Food Chemistry 2006;54(15):5530–9.

8. Kaneko H, Yoshikawa T, Nomura K, Ito H, Yamauchi H, Ogura M, et al.


Hemodynamic changes in the prefrontal cortex during digit span task: a near-
infrared spectroscopy study. Neuropsychobiology 2011;63(2):59–65.

9. Calderón-Garcidueñas L, Cross JV, Engle R, Chao C, Zhu H, D’Angiulli A.


Flavonol-rich dark cocoa significantly decreases plasma endothelin-1 and
improves cognition in urban children. Experimental Pharmacology and Drug
Discovery 2013;4:104.

10. [Anonim]. The Free Dictionary. The American Heritage® Science Dictionary
2005. Diunduh dari: http://www.thefreedictionary.com/memory [29 Jun 2014].

39
40

11. Sadock BJ, Kaplan HI, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/clinical Psychiatry. United States of America: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.

12. Squire LR. Memory and the hippocampus: a synthesis from findings with rats,
monkeys, and humans. Psychological Review 1992;99(2):195–231.

13. Budson AE, Price BH. Memory Dysfunction. New England Journal of Medicine
2005;352(7):692–9.

14. Papez JW. A proposed mechanism of emotion. 1937. The Journal of


Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences. 1995;7(1):103–12.

15. Mesulam M-M. Principles of Behavioral and Cognitive Neurology. New York:
Oxford University Press; 2000.

16. Ribot TA. Diseases of memory, an essay in the positive psychology. New York:
D.Appleton and Company; 1882.

17. Fletcher PC, Henson RNA. Frontal lobes and human memory - Insights from
functional neuroimaging. BRAIN 2001;124:849–81.

18. Wagner AD, Schacter DL, Rotte M, Koutstaal W, Maril A, Dale AM, et al.
Building memories: remembering and forgetting of verbal experiences as
predicted by brain activity. Science 1998;281:1188–91.

19. Corkin S. Lasting Consequences of Bilateral Medial Temporal Lobectomy:


Clinical Course and Experimental Findings in H.M. Seminars in Neurology
1984;4(02):249–59.

20. Heindel WC, Salmon DP, Shults CW, Walicke PA, Butters N.
Neuropsychological evidence for multiple implicit memory systems: a
comparison of Alzheimer’s, Huntington’s, and Parkinson’s disease patients. The
Journal of Neuroscience 1989;9(2):582–7.

21. Daselaar SM, Rombouts SARB, Veltman DJ, Raaijmakers JGW, Jonker C.
Similar network activated by young and old adults during the acquisition of a
motor sequence. Neurobiology of Aging 2003;24(7):1013–9.
41

22. Budson AE, Price BH. Memory: Clinical Disorders [Internet]. Encyclopedia of
Life Sciences 2005. http://people.bu.edu/abudson/budson-memory.pdf

23. Rowe JB, Toni I, Josephs O, Frackowiak RS, Passingham RE. The prefrontal
cortex: response selection or maintenance within working memory? Science
2000;288(5471):1656–60.

24. Newman SD, Carpenter PA, Varma S, Just MA. Frontal and parietal
participation in problem solving in the Tower of London: fMRI and
computational modeling of planning and high-level perception.
Neuropsychologia 2003;41(12):1668–82.

25. Jaeggi SM, Seewer R, Nirkko AC, Eckstein D, Schroth G, Groner R, et al. Does
excessive memory load attenuate activation in the prefrontal cortex? Load-
dependent processing in single and dual tasks: functional magnetic resonance
imaging study. NeuroImage 2003;19:210–25.

26. Barak O, Tsodyks M. Working models of working memory. Current Opinion in


Neurobiology. 2014;25:20–4.

27. Calderon J, Perry RJ, Erzinclioglu SW, Berrios GE, Dening TR, Hodges JR.
Perception, attention, and working memory are disproportionately impaired in
dementia with Lewy bodies compared with Alzheimer’s disease. J Neurol
Neurosurg Psychiatry 2001;70:157–64.

28. Alhola P, Polo-Kantola P. Sleep deprivation: Impact on cognitive performance.


Neuropsychiatric Disease and Treatment. 2007;3:553–67.

29. Maquet P. The role of sleep in learning and memory. Science 2001;294:1048–52.

30. Nurk E, Refsum H, Drevon CA, Tell GS, Nygaard HA, Engedal K, et al. Intake
of Flavonoid-Rich Wine, Tea, and Chocolate by Elderly Men and Women Is
Associated with Better Cognitive Test Performance. The Journal of Nutrition.
2009;139:120–7.
42

31. Rendeiro C, Vauzour D, Rattray M, Waffo-Téguo P, Mérillon JM, Butler LT, et


al. Dietary levels of pure flavonoids improve spatial memory performance and
increase hippocampal brain-derived neurotrophic factor. PloS One
2013;8:e63535.

32. Pontifex MB, Hillman CH, Fernhall B, Thompson KM, Valentini TA. The effect
of acute aerobic and resistance exercise on working memory. Medicine and
Science in Sports and Exercise 2009;41(4):927–34.

33. Corti R, Flammer AJ, Hollenberg NK, Lüscher TF. Cocoa and cardiovascular
health. Circulation 2009;119(10):1433–41.

34. Rendeiro C, Guerreiro JDT, Williams CM, Spencer JPE. Flavonoids as


modulators of memory and learning: molecular interactions resulting in
behavioural effects. Proceedings of the Nutrition Society 2012;71(02):246–62.

35. Wan Y, Vinson JA, Etherton TD, Proch J, Lazarus SA, Kris-Etherton PM.
Effects of cocoa powder and dark chocolate on LDL oxidative susceptibility and
prostaglandin concentrations in humans. Am J Clin Nutr 2001;74(5):596–602.

36. Scalbert A, Williamson G. Dietary intake and bioavailability of polyphenols. The


Journal of Nutrition 2000;130:2073S – 85S.

37. Thilakarathna SH, Rupasinghe HPV. Flavonoid Bioavailability and Attempts for
Bioavailability Enhancement. Nutrients 2013;5(9):3367–87.

38. Chocolate in Health and Nutrition [Internet]. Humana Press. Available from:
http://www.springer.com/new+%26+forthcoming+titles+%28default%29/book/9
78-1-61779-802-3 [2 Oct 2014]

39. Meng CC, Jalil AMM, Ismail A. Phenolic and theobromine contents of
commercial dark, milk and white chocolates on the Malaysian market. Molecules
Basel Switzerland 2009;14(1):200–9.

40. Waterhouse AL, Shirley JR, Donovan JL. Antioxidants in chocolate. Lancet
1996;348(9030):834.
43

41. Leung JLM, Lee GTH, Lam YH, Chan RCC, Wu JYM. The use of the Digit
Span Test in screening for cognitive impairment in acute medical inpatients.
International Psychogeriatrics IPA 2011;23(10):1569–74.

42. Groth-Marnat G, Baker S. Digit Span as a measure of everyday attention: a study


of ecological validity. Perceptual and Motor Skills 2003;97(3 Pt 2):1209–18.

43. Conway ARA, Kane MJ, Bunting MF, Hambrick DZ, Wilhelm O, Engle RW.
Working memory span tasks: A methodological review and user’s guide.
Psychonomic Bulletin & Review 2005;12(5):769–86.

44. Macready AL, Kennedy OB, Ellis JA, Williams CM, Spencer JPE, Butler LT.
Flavonoids and cognitive function: a review of human randomized controlled
trial studies and recommendations for future studies. Genes & Nutrition
2009;4:227–42.

45. Fournier LR, Ryan Borchers TA, Robison LM, Wiediger M, Park JS, Chew BP,
et al. The effects of soy milk and isoflavone supplements on cognitive
performance in healthy, postmenopausal women. The Journal of Nutrition,
Health & Aging 2007;11(2):155–64.

46. Scholey AB, French SJ, Morris PJ, Kennedy DO, Milne AL, Haskell CF.
Consumption of cocoa flavanols results in acute improvements in mood and
cognitive performance during sustained mental effort. Journal of
Psychopharmacology (Oxford, England) 2010;24(10):1505–14.
LAMPIRAN
45

Lampiran 1
SURVEI
PENGARUH KONSUMSI DARK CHOCOLATE TERHADAP FUNGSI
MEMORI KERJA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

Survei ini bertujuan untuk memberikan beberapa pertanyaan dengan


kebiasaan mengonsumsi cokelat dan beberapa jenis makanan lain. Survei ini
bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi cokelat dan beberapa makanan lain
pada mahasiswa FKUAJ.
Dalam penelitian ini, akan diamati bagaimana pengaruh konsumsi dark
chocolate terhadap fungsi memori kerja. Untuk ketentuan peserta penelitian
akan diberitahukan di kemudian hari.
Pada survei ini, saya berharap agar mahasiswa dapat berpartisipasi untuk
mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan baik. Data yang diberikan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan akan dijaga kerahasiaannya
serta tidak akan disebarluaskan. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih
kepada mahasiswa yang telah berpartisipasi mengisi survei ini.

Nama :
NIM :
Umur :
No. HP :
Dengan ini, saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa
apa yang saya jawab adalah benar adanya.
Jakarta, ……………..20…

(……………………….)
46

SURVEI
PENGARUH KONSUMSI DARK CHOCOLATE TERHADAP FUNGSI
MEMORI KERJA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

1. Apakah anda memiliki alergi terhadap cokelat maupun produk olahannya


(cokelat batang, biskuit, permen, minuman, dan susu)?
a. YA
b. TIDAK
Jika YA, tidak perlu melanjutkan ke nomor berikutnya.

2. Apakah anda memiliki penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) ?


a. YA, sebutkan :
b. TIDAK

3. Apakah anda memiliki penyakit atau gangguan endokrin dan metabolisme?


(seperti diabetes, dislipidemia, gangguan tiroid, dsb)
a. YA,sebutkan :
b. TIDAK

4. Apakah anda mengonsumsi alkohol dalam seminggu terakhir?


a. YA
b. TIDAK

5. Apakah Anda merokok?


a. YA
b. TIDAK

6. Apakah anda menderita gangguan tidur? Berapa lama biasanya anda tidur dalam
semalam? (......... jam)
a. YA
b. TIDAK
47

7. Apakah anda mengalami cedera/trauma kepala dalam 6 bulan terakhir ?

a. YA
b. TIDAK

8. Apakah anda mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung zat dibawah


ini dalam 24 jam terakhir? (diisi oleh peneliti!)

No Makanan / minuman Ya/Tidak


1 Cokelat
2 Ginseng
3 Blueberry
4 Red wine dan minuman beralkohol
lainnya
5 Kopi
6 Teh hijau
48

Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Salam sejahtera, saya Samuel Kristanto / 2011060171 adalah mahasiswa


Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya yang sedang melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Konsumsi Dark Chocolate terhadap Fungsi Memori
Kerja Mahasiswa Kedokteran Unika Atma Jaya”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi dark
chocolate terhadap fungsi memori kerja mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika
Atma Jaya angkatan 2011-2014. Untuk keperluan tersebut, saya mohon
partisipasi dari mahasiswa/i FKUAJ untuk menjadi responden dalam penelitian
ini. Responden akan diberikan cokelat batangan dan akan menjalankan
serangkaian tes yang akan diinstruksikan oleh peneliti. Pada penelitian ini
responden tidak dipungut biaya apapun juga.
Identitas pribadi responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang
didapat hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Penelitian ini
tidak bersifat memaksa. Mahasiswa/i berhak untuk ikut atau tidak ikut
berpartisipasi tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian hari. Jika ada
hal yang kurang dipahami mahasiswa/i dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan mahasiswa/i menjadi responden dalam
penelitian ini saya ucapkan terima kasih
.
Jakarta, ……………..20…

Peneliti, Responden,

( Samuel Kristanto ) (……………………….)


49

Lampiran 3
50
51

Lampiran 4
52

Lampiran 5

DIGIT SPAN FORWARD 1

4 7 2 5
6 8 1 3

9 6 4 3 7
8 5 2 4 9

6 3 7 5 2 4
1 5 9 7 4 8

8 9 2 6 4 1 7
3 1 4 2 6 9 5

7 1 9 2 8 3 5 4
6 4 3 9 2 5 7 1

5 8 6 4 2 7 3 9 1
4 2 5 8 1 3 9 7 6

1 3 7 9 5 2 6 4 8 3
4 8 6 2 1 5 9 7 3 8

5 9 4 3 7 2 6 8 1 9 3
2 7 1 5 9 4 8 6 3 7 1

6 1 9 7 3 8 5 2 4 1 6 7
9 2 8 4 6 1 3 7 5 9 2 6

8 2 4 9 1 6 3 5 7 2 9 4 1
5 3 9 1 7 2 6 4 8 3 5 1 9

1 9 2 7 3 4 6 8 2 5 1 6 9 4
7 3 8 2 9 1 6 4 8 5 2 9 4 7

3 8 4 2 9 6 1 7 5 2 8 4 6 1 3
7 5 3 6 9 1 2 8 4 9 5 7 1 3 8
53

DIGIT SPAN FORWARD 2

6 2 4 1
2 3 5 9

8 4 1 3 2
6 2 1 4 3

5 8 7 2 6 1
2 6 1 3 8 4

2 9 4 1 3 7 8
1 2 8 5 3 9 4

6 5 1 4 8 2 7 9
1 8 4 7 2 9 1 3

6 7 9 1 7 4 3 8 2
7 4 6 2 3 1 9 5 8

4 9 8 2 1 7 6 4 5 3
5 7 3 1 2 9 8 4 2 6

6 9 2 5 7 1 8 4 1 3 8
3 5 1 7 9 4 2 8 3 7 1

5 2 8 1 9 3 7 6 4 8 2 7
5 2 9 4 6 1 3 7 8 1 9 6

1 8 4 2 9 6 3 5 4 7 9 2 1
4 5 9 3 1 7 6 4 8 3 5 1 9

2 9 4 7 3 1 5 8 2 7 1 6 9 4
3 8 7 2 1 6 4 8 5 2 9 4 7 3

5 8 4 2 3 6 1 7 9 2 8 5 6 1 3
2 5 7 6 9 1 3 8 4 9 7 1 3 8 5
54

DIGIT SPAN FORWARD 3

7 1 3 2
6 5 3 9

8 5 2 9 3
1 6 5 3 8

4 2 9 7 3 5
2 4 7 6 8 1

6 2 9 7 8 6 5
3 9 4 5 7 8 2

2 8 6 5 3 1 9 7
7 5 4 2 9 6 8 3

2 3 9 8 7 4 6 1 5
7 9 6 2 3 1 4 5 8

9 7 8 2 1 7 6 4 5 3
8 4 9 1 2 8 7 3 2 6

6 4 2 9 7 1 5 4 1 3 8
3 9 1 5 7 4 2 1 3 7 1

3 2 8 1 9 5 6 8 4 7 2 4
5 2 7 4 6 1 3 5 3 1 9 6

4 8 1 2 3 6 9 5 2 7 9 4 1
9 5 4 3 6 7 1 4 5 3 8 1 9

2 3 4 7 9 1 5 1 2 7 8 6 9 4
3 6 7 2 1 8 4 9 5 2 8 4 7 3

6 8 4 2 3 5 1 3 9 2 8 5 6 1 7
2 3 7 6 9 1 3 5 4 8 7 1 3 9 5
55

DIGIT SPAN BACKWARD 1

5 3 1 6
4 8 1 5

7 9 5 1 4
8 2 6 9 1

1 4 8 2 3 9
6 4 1 3 5 7

1 8 9 7 5 6 2
2 4 7 3 9 6 1

8 5 7 2 9 1 3 6
7 6 5 9 1 2 4 3

5 3 9 7 4 8 2 1 6
2 3 9 8 6 7 3 1 4

6 9 8 3 2 8 5 1 4 9
2 9 1 4 9 8 7 3 2 6

6 4 2 9 7 1 5 4 1 3 8
3 9 1 5 7 4 2 1 3 7 1

3 2 8 1 9 5 6 8 4 7 2 4
5 2 7 4 6 1 3 5 3 1 9 6

4 8 1 2 3 6 9 5 2 7 9 4 1
9 5 4 3 6 7 1 4 5 3 8 1 9

2 3 4 7 9 1 5 1 2 7 8 6 9 4
3 6 7 2 1 8 4 9 5 2 8 4 7 3

6 8 4 2 3 5 1 3 9 2 8 5 6 1 7
2 3 7 6 9 1 3 5 4 8 7 1 3 9 5
56

DIGIT SPAN BACKWARD 2

6 5 3 9
9 1 5 2

9 1 6 3 5
8 5 2 9 1

2 4 7 6 8 1
6 2 1 4 3 9

8 2 4 3 1 6 7
3 9 4 5 7 8 2

7 4 5 2 9 6 3 8
2 8 7 3 1 9 4 5

7 9 4 8 3 1 2 6 5
8 6 7 9 3 4 6 1 2

8 4 9 1 2 8 7 6 3 7
9 7 8 1 7 3 4 8 2 6

6 9 2 5 7 1 8 4 1 3 8
3 5 1 7 9 4 2 8 3 7 1

6 1 9 7 3 8 5 2 4 1 6 7
9 2 8 4 6 1 3 7 5 9 2 6

8 2 4 9 1 6 3 5 7 2 9 4 1
5 3 9 1 7 2 6 4 8 3 5 1 9

1 9 2 7 3 4 6 8 2 5 1 6 9 4
7 3 8 2 9 1 6 4 8 5 2 9 4 7

3 8 4 2 9 6 1 7 5 2 8 4 6 1 3
7 5 3 6 9 1 2 8 4 9 5 7 1 3 8
57

DIGIT SPAN BACKWARD 3

2 9 1 4
5 7 3 8

1 6 9 4 2
5 8 7 3 6

2 1 4 9 3 6
7 5 9 8 1 4

9 4 5 7 8 3 1
3 8 1 9 2 7 5

8 7 3 1 9 4 5 2
1 3 5 9 2 6 4 7

6 7 9 3 4 6 1 2 8
3 8 1 9 2 5 7 4 2

7 8 1 9 3 4 8 2 6 1
1 5 9 2 7 3 4 8 2 6

2 8 6 5 3 1 9 7 1 3 8
3 5 7 4 5 2 9 6 8 3 1

6 1 9 7 3 8 5 2 4 1 6 7
9 2 8 4 6 1 3 7 5 9 2 6

8 2 4 9 1 6 3 5 7 2 9 4 1
5 3 9 1 7 2 6 4 8 3 5 1 9

2 9 4 7 1 5 6 8 2 5 1 6 9 4
7 3 8 2 9 1 7 3 8 9 2 1 4 7

5 8 4 2 1 9 6 7 5 2 8 4 6 1 3
2 5 7 3 8 1 4 8 4 2 5 7 1 3 8

Anda mungkin juga menyukai