TAHUN 2016
2-1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.1.
Luas Daerah Menurut Kecamatan
Kecamatan Luas Persentase
1 2 3
1. KusanHulir 401.54 7.92
2. Sungai Loban 358.41 7.07
3. Satui 876.58 17.30
4. Angsana 151.54 2.99
5. Kusan Hulu 1.609.39 31.76
6. Kuranji 110.24 2.18
7. Batulicin 127.71 2.52
8. KarangBintang 118.02 2.33
9. SimpangEmpat 302.32 5.97
10. Mantewe 1,011.21 19.96
Kabupaten Tanah Bumbu 5,066.96 100.00
Kalimantan Selatan 37,530.52 13.50
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Sejak keluarnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003, wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
meliputi 10 Kecamatan (sebelumnya hanya 5 kecamatan), yang terdiri dari 150 desa.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki Luas wilayah 5.066,96 km 2 (506.696 Ha) atau 13,56
persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan Hulu merupakan
kecamatan terluas yang mencakup 31,76 % dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah
Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,24
atau 2,18 % dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut-turut dari kecamatan terluas
setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat,
Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.
2-2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.1.
Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu
2-3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.2.
Desa-Desa di Tiap Kecamatan, Kabupaten Tanah Bumbu
No. Kecamatan Desa
I. Kusan Hilir 1. Kota Pagatan 2. Batuah
3. Rantau Panjang Hilir 4. Pejala
5. Rantau Panjang Hulu 6. Gusunge
7. Pagaruyung 8. Sei Lembu
9. Upt. Karya Bakti 10. Serdangan
11. Betung 12. Mekar Jaya
13. Pulau Salak 14. Mudalang
15. Beringin 16. Manurung
17. Baru Gelang 18. Pulau Satu
19. Juku Eja 20. Muara Pagatan
21. Pulau Tanjug 22. Muara Pagatan Tengah
23. Saring Sei Binjai 24. Tannete
25. Wiritasi 26. Penyolongan
27. Pasar Baru 28. Kampung Baru
29. Salimuran 30. Pakatellu
31. Saring Sei Bubu 32. Sepunggur
33. Batarang 34. Api-api
35. Satiung
2 Sungai Loban 1. Sebamban Baru 2. Batu Meranti
3. Sebamban Lama 4. Tri Martani
5. Dwi Marga Utama 6. Sari Utama
7. Sungai Dua Laut 8. Damar Indah (Desa Pers)
9. Marga Mulya 10. Sumber Sari (Desa Pers)
11. Sungai Loban 12. Biduri Bersujud (Desa Pers)
13. Sari Mulya 14. Wanasari (Desa Pers)
15. Tri Mulya 16. Sumber Makmur (Desa Pers)
17. Kerta Buana
3 Satui 1. Sungai Cuka 2. Sekapuk
3. Bukit Baru 4. Sumber makmur
5. Jombang 6. Wono rejo
7. Sungai danau 8. Sumber Arum
9. Satui Timur 10. Makmur Mulia
11. Satui Barat 12. Al Kautsar
13. Setarap 14. Sinar Bulan (Desa Pers)
15. Tegal Sari 16. Pendamaran Jaya (Desa Pers)
4 Kusan Hulu 1. Bakarangan 2. Timbarau Panjang
3. Karang Mulya 4. Tapus
5. Harapan Jaya 6. Guntung
7. Lasung 8. Darasan Binjai
9. Sungai Rukam 10. Teluk Kepayang
11. Manuntung 12. Hati’if
13. Anjir Baru 14. Mangkalapi
15. Binawara 16. Tamunih
17. Pacakan 18. Batu Bulan
19. Wonorejo 20. Ringkit
21. Karang Sari 22. Dadap Kusan Raya
5 Batulicin 1. Segumbang 2. Danau Indah (Desa Pers)
3. Gunung Tinggi (Kelurahan) 4. Polewali Marajae (Desa Pers)
2-4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu secara topografi terdiri atas daerah pantai,
dataran rendah, dan perbukitan. Dataran rendah (termasuk mangrove dan rawa) seluas
43%, dataran tinggi 19,25%, pegunungan 31,20% serta wilayah perairan termasuk sungai
5,55%, sedangkan laut diperhitungkan seluas lebih dari 3.700 Km 2 dengan panjang pantai
114 Km.
Menurut ketinggian dari permukaan laut, daerah dengan ketinggian lebih dari 25-100 m
merupakan daerah terluas yaitu seluas ±210.233 Ha. Sedangkan daerah dengan ketinggian
lebih dari 1.000 m seluas ±23 Ha. Terdapat dua buah gunung yang ketinggiannya mencapai
2-5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
lebih dari 1.000 m yaitu Gunung Walungin dan Gunung Kandis masing-masing ketinggiannya
1.184 m dan 1.170 m, dengan jumlah gunung seluruhnya 15 buah. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu berada di kelas ketinggian 25 - 100 meter dan di kemiringan 2 - 15
persen. Berdasarkan klasifikasi ketinggian, Kabupaten Tanah Bumbu di dominasi oleh jenis
lereng pedataran (0 -100 m dpl), sedangkan untuk lereng perbukitan (> 100 - 500 m dpl) dan
pegunungan meratus (> 1000 m dpl) hanya tersebar di bagian paling utara Kabupaten Tanah
Bumbu. Luas lahan menurut kelerengan; 0 s.d. 2 %; 69.974 ha, 2 s.d. 15%,; 241.821 ha, 15
s.d. 40%; 164.903 Ha, dan di atas 40%; 29.998 Ha. Sedangkan Luas Lahan menurut
Ketinggian; 0 s.d 7 meter 6.055 ha, 7 s.d. 25 meter 133.298 Ha, 25 s.d. 100 meter 210.203
Ha, 100 s.d. 500 meter 155.446 Ha, 500-1000 meter 1.671 Ha, dan di atas 1000 meter 23
Ha.
Tabel. 2.3.
Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas KetinggianTahun 2014
No. Ketinggian Luas (Ha) Persentase
1 0-7m 5.983 1,19
2 > 7 - 25 m 131.718 26,31
3 > 25 - 100 m 207.712 41,48
4 > 100 - 500 m 153.613 30,68
5 > 500 - 1.000 m 1.650 0,33
6 1000 20 0,004
Jumlah 506.696 100,00
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2.2.2. KLIMATOLOGI
Iklim di Kabupaten Tanah Bumbu dikelompokkan sebagai Afaw (menurut sistem
koppen) yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas, dengan
kondisi klimatologi berdasarkan hasil pantauan Stasiun Meteorologi Stagen tahun 2014
sebagai berikut:
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 86 persen sampai 93 % dengan
kelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 % di bulan juli dan Agustus.
Kelembaban minimum terendah terjadi di bulan Februari sebesar 76 %
Temperature udara rata-rata selama tahun 2014 berkisar antara 26,1ºC dan 27,3ºC,
dengan suhu udara maksimum tertinggi pada bulan oktober sebesar 34,2ºC dan
minimum terendah sebesar 15,4º di bulan Juli
Curah hujan tertinggi terjadi di bulan juli yaitu 608,6 mm. sedangkan jumlah hari
hujan terbanyak yaitu selama 30 hari terjadi di bulan oktober
Kecepatan Angin rata-rata berkisar antara 2-7 Knot
Penyinaran matahari berkisar antara 47%-72%.
2-6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu selama periode 2009 - 2014 menunjukkan musim barat
terjadi peningkatan tekanan udara dan menurun pada musim timur, di mana maksimum
terjadi pada bulan Desember (1.010,7 mbar) dan terendah terjadi Nopember (1.009,7
mbar). Melihat penyebaran curah hujan di Kabupaten Tanah Bumbu, faktor iklim sedikit
mengurangi pengembangan pertanian terutama tanaman palawija/hortikultura,
dikarenakan penyebaran curah hujan kurang rata setiap bulannya. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu penyesuaian musim tanam dengan curah hujan.
Jenis dan sifat tanah sangat tergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah seperti
suhu, iklim, bahan induk, dan waktu. Jenis tanah di KabupatenTanah Bumbu didominasi
oleh jenis tanah PMKL dengan luas 161.028 Ha (31,78%). Berdasarkan hasil analisis Peta
RePPRoT, tinjauan lapangan oleh konsultan (data primer) dan hasil studi sebelumnya (data
sekunder), jenis tanah di KabupatenTanah Bumbu secara garis besar terdiri dari 5 jenis
tanah yaitu tanah PMKL, KPMK, Alluvial, Latosol, dan PMK, dengan penyebaran sebagai
berikut :
Tabel. 2.4.
Luas Daerah Menurut Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase
1 PMKL 159.120 31.40
2 KPMK 70.798 13.97
3 Aluvial 88.323 17.43
4 Latosol 53.322 10.52
5 PMK 127.134 25.09
Jumlah 506.696,00 100.00
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2-7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.2.
Topografi Kabupaten Tanah Bumbu
2-8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.3.
Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu
2-9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.4.
Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2.2.4. GEOLOGI
A. Geologi Umum
Struktur geologi Kabupaten Tanah Bumbu Berdasarkan Peta Geologi Lembar 1712
Banjarmasin dan 1812 Kotabaru (P3G 1994) didominasi oleh Formasi Tanjung dan jenis
batuan lainnya terdiri dari batuan endapan permukaan, formasi Dahor, formasi Warukin,
formasi Berai, formasi Pamaluan, formasi Manunggal, Anggota Paau Manunggal, Formasi
Pitap, anggota Haruyan, formasi Pitap, Batuan Ultramatik dan Batuan Malihan.
B. Geologi Bencana
Kawasan bencana yang diakibatkan oleh gerakan tanah yang menimbulkan gempa bumi
bersumber dari patahan/sesar. Jalur patahan naik terdapat di wilayah Kecamatan Simpang
Empat dan sekitarnya, sedangkan jalur patahan geser jurus berada di wilayah utara
Kabupaten Tanah Bumbu. Untuk sinklin (lembah) banyak terdapat di sekitar Kecamatan
Batulicin, dan untuk antiklin (pegunungan) berada di sekitar Batulicin, Simpang Empat dan
Mantewe.Sementara untuk daerah rawan banjir berada di daerah Pagatan.
2.2.5. HIDROLOGI
Sumber daya air di kabupaten tanah bumbu di bagi ke dalam dua bagian yaitu air
permukaan dan air tanah.
A. Air Permukaan (Sungai)
Di Kabupaten Tanah Bumbu terdapat empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang menjadi
jantung kebutuhan air dan cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan, yaitu:
DAS Angsana, DAS Loban, DAS Sitiung dan DAS Batulicin. Sistem DAS yang terdapat di
Kabupaten Tanah Bumbu akan berpengaruh terhadap sistem drainase yang pada akhirnya
mempengaruhi sistem kegiatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Di Kabupaten Tanah Bumbu
terdapat beberapa tempat yang mempunyai debit air yang sangat tinggi yaitu di
Pegunungan Meratus yang merupakan sumber mata air setempat. Sungai terluas terdapat
di daerah Sungai Sitiung dan Sungai Batulicin, hal ini dapat memberikan kemudahan bagi
warga untuk memenuhi kebutuhan air.Sungai Batulicin dapat melayani kebutuhan air untuk
warga Kecamatan Batulicin, Angsana, Kampung Baru, Mentewe, Simpang Empat.Sungai
Sitiung dapat melayani kebutuhan air untuk warga Kecamatan Kusan Hilir, Kusan Hulu dan
Kuranji. Kebutuhan akan air warga Kecamatan Sungai Loban dan Angsana dapat dilayani
oleh Sungai Loban sedangkan warga Kecamatan Angsana akan dilayani oleh Sungai Angsana.
Secara umum pola sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah berpola dendritik
dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan secara merata di seluruh
2 - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya akan sedemikian tinggi hingga berpotensi
besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai, baik pada bagian hulu
maupun pada bagian hilir sungai dari DAS Tanah Bumbu (DAS Satui, DAS Kusan dan DAS
Batulicin). Panjang DAS Satui ± 26 Km dan Lebar 25 m, DAS Kusan ± 81 Km dan Lebar 30 m,
dan panjang DAS Batulicin ± 50 Km dan Lebar 26 m. Daerah Aliran Sungai tersebut memiliki
banyak anak sungai yang digunakan sebagai sumber air dan transportasi sungai. Air sungai
tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk untuk mandi, cuci, kakus, air minum serta
irigasi persawahan. Kecenderungan konsumsi air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu secara
ekspansia akan terus meningkat setiap tahunnya, sedangkan ketersediaan air bersih
cenderung mengalami penurunan sebagai akibat adanya aktivitas pemanfaatan sumber
daya alam yang tidak terkendali, sehingga berakibat pada kerusakan alam dan pencemaran.
Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi Kabupaten Tanah Bumbu menjadi hal yang sangat
mendesak sesuai dengan tingkat kepadatan dan kemajuan Kabupaten Tanah Bumbu,
sedangkan disisi lain banyak perusahaan baik perkebunan, pertambangan maupun industri
lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung limbah industri yang dihasilkan akan
masuk / mengalir ke sungai dimana banyak penduduk Kabupaten Tanah Bumbu yang hidup
disepanjang Daerah Aliran Sungai tersebut. Secara umum dapat dilihat kondisi kualitas air
pada 3 (tiga) DAS yaitu serta 2 (dua) sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yaitu DAS
Satui, DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap pada tahun 2011
tidak jauh berbeda dengan hasil analisa pada tahun-tahun sebelumnya. Berikut hasil analisa
pengukuran kualitas air sungai:
Dari hasil analisa kualitas air di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yang meliputi DAS Satui,
DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap pada tahun ini ada
beberapa parameter penting yang mengalami perubahan konsentrasi. Sebagian menurun
dan ada yang sebagian yang meningkat konsentrasinya. Pada tabel terlihat parameter yang
melebihi baku mutu yaitu TSS, TDS, Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Besi (Fe). Sedangkan
parameter pH dan DO, pada beberapa DAS mengalami penurunan dari baku mutu yang
dipersyaratkan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Namun
pada tahun 2011 ada beberapa parameter kunci yang tidak dapat dianalisa diantaranya
adalah parameter Mercury (Hg), Timbal (Pb), BOD, COD serta minyak dan lemak. Hal
tersebut dikarenakan pada tahun ini proses analisa sampel air sungai dilakukan di
Laboratorium Lingkungan Hidup Bapedalda Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan di tahun
sebelumnya sampel dianalisa pada Balai Riset dan Standardisasi Provinsi Kalsel, mengingat
masih terbatasnya peralatan analisa kualitas air khususnya parameter logam berat seperti
Hg (mercury) dan Pb (timbal), sehingga beberapa parameter tersebut tidak bisa
2 - 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2 - 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.5.
Geologi Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.6.
Hidrologi Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
B. Air Tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antar
butir tanah atau batuan yang membentuknya dalam retak-retak batuan. Air tanah di
Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah pegunungan (dalam).
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu ada
yang menggunakan air tanah, akan tetapi setiap datang musim kemarau air tanah tersebut
akan mengering. Kondisi akuifer di Kabupaten Tanah Bumbu dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas. Akuifer dengan keterusan rendah
hingga sedang, muka air tanah beragam; debit sumur umumnya kurang dari 5 l/det.
Akuifer jenis ini terdapat di sekitar kecamatan Angsana
2. Akuifer dengan produtivitas rendah, setempat berarti umumnya keterusan rendah,
setempat sedang; setempat air tanah dalam jumlah yang cukup dapat diperoleh
terutama di lembah-lembah atau zona sesar dan pelapukan. Jenis ini berada di sekitar
Kecamatan Batulicin dan Mantewe.
Kabupaten Tanah Bumbu penggunaan lahan mencapai ± 506.696 Ha), lahan yang
digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling luas yaitu ± 454.011,75 Ha, digunakan untuk
kebun mencapai ± 84.807,45 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk perairan darat
(rawa dan kolam) mencapai ± 125 Ha. Data tahun 2014 bahwa penggunaan lahan di Tanah
Bumbu mencapai ±506.696 Ha, terdiri dari Lahan hutan seluas ±319.470 Ha, padang/semak
belukar/alang-alang ±65.439 Ha, Perkebunan ±42.380 Ha, Kebun ±40.321 Ha, Lahan kering
±1.810 Ha, Persawahan ±14.600 Ha, Pertambangan ±1.600 Ha, Industri ±820 Ha,
Pemukiman ±7.831 Ha, Perairan darat ± 932 Ha, Lain-lain ± 11.700 Ha, dan ±98 Ha tanah
terbuka rusak. Penggunaan ini telah mengalami penggeseran fungsi dari tahun sebelumnya,
peningkatan terjadi pada penggunaan hutan, Kebun, industri, pertambangan, dan perairan
darat.
2 - 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.5.
Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
No. Penggunaan Lahan 2014 (Ha)
1 Kampung 7.831
2 Industri 820
3 Pertambangan 1.600
4 Sawah 14.600
5 Pertanian Tanah Kering 1.810
6 Kebun Campuran 40.321
7 Perkebunan 42.380
8 Padang (Semak, Alang, Rumput) 65.439
9 Hutan 319.470
10 Perairan Darat 932
11 Tanah Terbuka 98
12 Lain - lain 11.700
Tanah Bumbu 506.696
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.7.
Penggunaan Lahan Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.6.
Luas Hutan Menurut Fungsi/Statusnya
Luas (Ha)
No. Hutan
Tahun 2012 Tahun 2013
A Kawasan Konservasi
1 Cagar Alam 6.628,16 6.628,16
2 Suaka Margasatwa - -
3 Taman Wisata - -
4 Taman Buru - -
5 Taman Nasional - -
6 Taman Hutan Raya - -
B Hutan Lindung 95.847,777 95.847,77
1 Hutan Produksi 154.609,06 154.609,06
2 Hutan Produksi Terbatas 26.085,40 26.085,40
3 Hutan Produksi Konservasi 26.933,81 26.933,81
C Hutan Kota 2 -
Total Luas Hutan 310.106,2 310.104,20
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanah Bumbu Tahun 20012/2013 dan
Data Tahun 2012/2013 Kep.Menhutbun No. 453/KPTS-11/1999
Faktor pembanding lainnya yang menunjukkan peningkatan laju kerusakan hutan adalah
dilihat dari data luas lahan kritis pada tahun 20010-20011 sebesar 50.517,235 ha menjadi
72.260,2 ha pada tahun 20012-2013.
Tabel. 6.7.
Luas Lahan Kritis Kabupaten Tanah Bumbu
Luas (Ha)
No. Lokasi / Kecamatan
Tahun 2012 Tahun 2013
1. Satui 18.268,6 18.268,6
2. Kusan 18.135,0 18.135,0
3. Batulicin 35.856,6 35.856,6
4. Lasung - -
Total 72.260,2 72.260,2
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Bumbu Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Selatan
Hal ini mengindikasikan bahwa kerusakan lahan dan hutan dan tahun ke tahun bukannya
menurun, tetapi sebaliknya. Beberapa faktor penyebab lajunya kerusakan lahan dan hutan
di kabupaten tanah bumbu diantaranya yaitu:
1. Konversi hutan (pengubahan fungsi kawasan hutan) atau pelepasan kawasan hutan
untuk keperluan non kehutanan atau tukar-menukar kawasan menjadi perkebunan,
pertanian, pertambangan dan pemukiman serta transmigrasi, penebangan ilegal (illegal
logging)
2. Kebakaran hutan dan lahan yang masih banyak terjadi tiap tahunnya di areal
perusahaan HPH/HTI dan perkebunan dibandingkan areal milik masyarakat.
2 - 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan dan lahan tersebut terdiri dari 2 (dua)
dampak yaitu:
a. Terjadinya tingkat erosi permukaan yang lebih tinggi yang berakibat tanah
unsur hara, semua dampak ini akan terasa setelah beberapa tahun kemudian dan
Melihat kondisi kerusakan hutan dan lahan yang semakin meningkat, pemerintah daerah
2. Reboisasi pada loa (land over area) atau areal kosong dan terlantar
4. Sosialisasi siaga bencana kebakaran hutan dan lahan serta pencegahan dan
2 - 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2 - 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.8.
Kawasan Lindung Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.8.
Potensi Ekosistem Mangrove
Potensi Ekosistem Mangrove
Tahun 2011 Tahun 2012
No. Kecamatan
Baik Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Ringan Rusak Berat
Baik (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Simp. Empat 5.219 724.5 338 3.456,8 - -
2 Batulicin 1.456 384 266 287,633 - -
3 Kusan Hilir 1.313 333 345 1.520,68 - -
4 Sei. Loban 2.952 237 638 622,34 - -
5 Angsana 2.217 516.5 15 252,789 - -
6 Satui 4.430,5 1.406 538 871,761 - -
Total 17.587,5 3.601 2.138 7.012,003 - -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikana n Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.9.
Luas Tutupan Dan Kondisi Terumbu Karang
Persentase Luas Tutupan (%)
Luas Tahun 2011 Tahun 2012
No. Kec.
Tutupan
Sngt Sngt
(Ha) Baik Sedang Rusak Baik Sedang Rusak Pasir
Baik Baik
1 Satui 43,14 - 30 14.5 38 - 5,96 4,39 22,44 10,31
2 Angsana 89,18 - 59.5 25 8 - 17,42 7,24 14,05 50,47
3 Sei. Loban 188,61 - 99 48 18 - 19,78 34,53 53,25 81,09
4 Kusan Hilir 0,14 - - - - - 0,1 0 0,04 0
Jumlah 321,07 - 178.5 87.5 64 - 43,26 46,16 89,78 141,87
Sumbe : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu
Dari data pada tabel diatas terlihat bahwa pada beberapa kecamatan ada yang
mengalami penurunan kerusakan ekosistem mangrove meskipun angka penurunannya
sangat kecil. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 meskipun luas tutupan lahan tidak
ada perubahan, namun terlihat angka presentase luas tutupan dan kondisi terumbu karang
sedikit mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa selain sudah digalakkannya
berbagai macam program pengelolaan lingkungan oleh Pemerintah Daerah tetapi masih
banyak kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Adanya
potensi kerusakan mangrove tersebut jelas sangat menganggu fungsi ekologi hutan
mangrove sebagai perangkap sedimen dan merupakan habitat berbagai jenis satwa baik
sebagai habitat pokok maupun sebagai habitat sementara dan juga dari fungsi ekonomis,
dapat bermanfaat sebagai sumber penghasil kayu, bahan arang, alat tangkap ikan dan
sumber bahan lain seperti tannin dan pewarna. Mangrove juga mempunyai peran penting
sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang air laut. Oleh karena itu, keberadaan
dan kelestarian hutan mangrove sangatlah penting untuk kesejahteraan manusia dan
memerlukan perhatian dan kepedulian dari Pemerintah Daerah setempat maupun
masyarakat sekitar.
Untuk daerah cakupan perairan Kabupaten Tanah Bumbu bagian selatan (perairan
Laut Jawa), berdasarkan data yang diperoleh dari Satelit Cersat selama 10 tahun terakhir
yakni tahun 2002 - 2012 (www.satelitcersat.com) pada ketinggian 10 m dpl menunjukkan
arah angin maksimum sebagian besar dari arah selatan (25,83%), kemudian dari arah
tenggara (20%), dengan kecepatan angin maksimum sebagian besar berkisar pada interval
5,4-7,9 m/s (45%) dan 7,9-10,7 m/s (22,50%). Selama periode 10 tahun terakhir ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan kecepatan angin maksimum rata-rata 4,5 m/s.
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan iklim global telah mempengaruhi kawasan pesisir
Kabupaten Tanah Bumbu.
2 - 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2 - 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.10.
Data Luasan Tambak Tahun 2014 Kabupaten Tanah Bumbu
No. Kecamatan Luas Tambak (Ha)
1 Kusan Hilir 415,1
2 Sungai Loban 506
3 Satui 749,8
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Pada usaha budidaya kolam, tambak dan keramba terjadi penurunan produksi yang
disebabkan antara lain:
1. Faktor alam yaitu adanya bencana banjir dan disamping itu masih banyak petani
pembudidaya yang tidak memasang pagar keliling kolam dan tambak sehingga
memudahkan ikan keluar dari lokasi pemeliharaan.
2. Musim kemarau yang panjang sehingga air didalam kolam sangat sedikit bahkan ada
yang lokasinya kekeringan sehingga ikan tidak bisa ditebar.
Beberapa kegiatan masyarakat yang berpotensi menyebabkan kerusakan pesisir dan pantai
diantaranya adalah:
2 - 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Dampak utama yang ditimbulkan akibat dari kerusakan pesisir dan laut adalah:
5. Adanya keluhan masyarakat tentang tingginya kadar timbal (pb) di tambak yang
2.4. TRANSPORTASI
2.4.1. PERHUBUNGAN DARAT
Panjang jalan diseluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2014 adalah
921,99 Km yang terbagi atas 99,8 Km merupakan jalan provinsi dan 692,79 Km yang
merupakan jalan kabupaten. Keadaan tahun 2014, jalan yang diaspal sepanjang 420,78 Km,
jalan kerikil 402,18 Km dan jalan tanah 92,52 Km. Keseluruhan panjang jalan di Kabupaten
Tabel. 2.11.
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Keras Jalan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
Aspek Yang Diamati Jalan Negara (m) Jalan Provinsi (m) Jalan Kabupaten (m) Total (m)
Jenis Permukaan
Aspal 127.400 99.800 193.583 420.783
Kerikil - - 402.187 402.187
Tanah - - 92.528 92.528
Lainnya 2000 - 4.495 6.495
Jumlah 1 129.400 99.800 692.793 921.993
Kondisi Jalan :
Baik 8.880 49.800 190.431 249.111
Sedang 43.400 3.700 226.863 273.963
Rusak 65.230 26.000 224.985 316.215
Rusak Berat 11.890 20.300 50.514 82.704
Jumlah 2 129.400 99.800 692.793 921.993
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.9.
Morfologi Laut Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.10.
Ekosistem Pesisir Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Prasarana perhubungan darat yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Bumbu berupa
jalan darat sepanjang 1.596.850 km yang terdiri dari 134,85 km jalan negara, 97 Km jalan
provinsi dan 1.365 km jalan kabupaten. Keadaan tahun 2007-2009, dari keseluruhan
panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu, 300,123 Km berkondisi baik, 368,995 km
berkondisi sedang, 462,602 Km berkondisi rusak dan 294,31 Km berkondisi rusak berat. Jika
dipersentasekan maka jalan rusak yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu hanya sebesar
0,02% dari total panjang jalan kabupaten yang ada. Ini berarti pada tahun 2011-2014 kondisi
jalan propinsi yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu kurang lebih 100% beraspal.
Tabel. 6.12.
Panjang Jalan Menurut Status Jalan Setiap Kecamatan Tahun 2014 (m)
Jalan Jalan Jalan
Kecamatan Jumlah
Negara Provinsi Kabupaten
Kusan Hilir 24.800 - 68.282 93.082
Sungai Loban 24.900 - 80.026 104.926
Satui 27.500 - 73.023 100.523
Angsana 16.200 - 41.116 57.316
Kusan Hulu - - 146.346 146.346
Kuranji - - 39.435 39.435
Batulicin 9.500 - 23.773 33.273
Simpang Empat 26.500 10.5 48.519 85.519
Karang Bintang - 11.5 70.161 81.661
Mantewe - 77.8 102.112 179.912
Tanah Bumbu 129.400 99.800 692.793 921.993
2 0 14 129.400 99.800 692.793 921.993
2 0 13 129.400 99.800 784.430 1.013.630
2 0 12 0 118.800 1.306.690 1.425.490
2 0 11 0 118.800 1.306.690 1.425.490
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
Sedangkan panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014 adalah ± 921.993
m, dengan rincian ± 99.800 m merupakan Jalan Propinsi dan ± 692.793 m merupakan Jalan
Kabupaten. Kondisi jalan yang demikian semakin memperlancar arus lalu lintas dan
diharapkan kedepannya kondisi ini semakin memperlancar aktifitas perekonomian. Pada
jaringan jalan di daerah perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang
berpangkal di koridor jalan Batulicin-Sengayam, terdiri atas: jalan yang berujung di Bakau,
jalan yang berujung di Sungai Durian, jalan yang berujung di Gunung Batu Besar-Tanjung
Samalantakan, jalan yang berujung di Hampang, jalan yang berujung di Tanjung Batu-Pudi
dan jalan yang berujung di Pantai.
2 - 30
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Gambar. 2.1.
Presentase Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan Tahun 2014
Pada tahun 2014 ini, ada beberapa titik ruas jalan yang mengalami beberapa
kerusakan diantaranya di kecamatan Simpang Empat, Batulicin, Kusan Hilir dan Sebamban.
Sampai sejauh ini sudah dilakukan upaya-upaya pemeliharaan jalan oleh dinas/instansi
terkait meskipun belum secara keseluruhan dan diharapkan pada tahun-tahun mendatang
pemeliharaan jalan dilakukan secara cepat dan menyeluruh untuk menghindari kerusakan
jalan yang semakin parah. Disamping prasarana angkutan jalan darat ketersediaan
prasarana laut dan sungai juga memegang peranan penting. Hal ini ditandai dengan
keberadaan Pelabuhan Samudera di Batulicin, Pelabuhan Lokal di Pagatan, dan Pelabuhan di
Satui yang merupakan pintu gerbang masuk ke Kabupaten Tanah Bumbu melalui laut. Untuk
mendukung aktifitas perekonomian yang semakin tinggi, maka saat ini Kabupaten Tanah
Bumbu telah melengkapi diri dengan prasarana angkutan udara yang cukup memadai dan
akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jaringan sungai dan
penyeberangan di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan jembatan lintas kabupaten/kota
yang di Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)-Tanjung Serdang (Kabupaten Kotabaru). Sungai
yang dapat di layari di wilayah Kalimantan Selatan khususnya Batulicin.
2.4.2. PERHUBUNGAN LAUT
Pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuknya kapal, baik yang mengangkut
penumpang orang maupun barang kesatu wilayah tujuan. Di Kabupaten Tanah Bumbu
terdapat banyak jenis dan jumlah pelabuhan, diantaranya Pelabuhan Samudera,
Penyeberangan Ferry, Speed Boat, pendaratan dan pelelangan ikan serta pelabuhan khusus
batubara.
2 - 31
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Selama tahun 2014, tercatat jumlah kapal masuk ke Pelabuhan Batulicin sebanyak 5.211
buah dengan barang yang dibongkar seberat 1.602.196 Ton, dan barang yang dimuat
seberat 11.804.567 Ton, sedangkan jumlah kapal masuk ke pelabuhan Pagatan sebanyak
138 buah dengan barang yang dibongkar seberat 20.047 Ton. Di Pelabuhan Sei Danau
Satui selama 2013 terdapat aktifitas bongkar barang dengan volume mencapai 1.362.898
Ton dan muat barang 33.278.362 Ton. Di Kecamatan Batulicin terdapat aktifitas
penyeberangan dengan menggunakan kapal motor ferry Batulicin-Tanjung Serdang
(Kabupaten Kotabaru). Untuk pergerakan penumpang/manusia melalui pelabuhan Batulicin
melayani 4 trayek, yaitu:
1. Batulicin-Tg. Serdang
2. Batulicin-Surabaya
3. Batulicin-Balikpapan
4. Batulicin-Makasar
Selama tahun 2014, tercatat jumlah kapal masuk ke Pelabuhan Batulicin sebanyak
5.211 buah dengan barang yang dibongkar seberat 1.602.196 Ton, dan barang yang dimuat
seberat 11.804.567 Ton, sedangkan jumlah kapal masuk ke pelabuhan Pagatan sebanyak
138 buah dengan barang yang dibongkar seberat 30.539.73 Ton. Di Pelabuhan Sei Danau
Satui terdapat aktifitas bongkar barang dengan volume memuat barang mencapai
1.362.898 Ton dan bongkar barang 33.278.362 Ton.Di Kecamatan Batulicin aktifitas
penyeberangan dengan menggunakan kapal motor Ferry Batulicin-Tanjung Serdang
Kabupaten Kotabaru).
Gambar. 2.2.
Pelabuhan Umum Dan Pelabuhan Kargo Di Batulicin
2 - 32
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.13.
Lalu Lintas Pesawat Dan Jumlah Penumpang Di Bandara Batulicin 2014
Pesawat Penumpang
Bulan Jumlah
Mendarat Berangkat Datang Berangkat
Januari 70 70 558 575 1.333
Pebruari 75 75 689 611 1.300
Maret 86 86 815 964 1.779
April 71 71 1.469 1.663 3.132
Mei 64 64 1.652 1.893 3.545
Juni 61 61 1.613 1.818 3.431
Juli 63 63 1.724 1.850 3.574
Agustus 70 70 1.442 1.507 2.949
September 77 77 1.656 1.848 3.504
Oktober 91 91 1.835 2.023 3.858
Nopember 99 99 1.870 1.878 3.748
Desember 65 65 644 838 1.482
Jumlah 2014 892 892 15.967 17.468 33.435
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 33
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.11.
Prasarana Transportasi Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 34
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.12.
Jaringan Jalan Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 35
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2.5. KEPENDUDUKAN
2.5.1. JUMLAH PENDUDUK
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Tanah
Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan. Konsentrasi
penduduk berada di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Tahun 2014
berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Tanah bumbu mencapai 306.185
atau naik sekitar 3,78 %.
Sebaran penduduk terbanyak tiap kecamatan (2014) terdapat di kecamatan Simpang
Empat sebanyak 82.913 jiwa atau 27% dari jumlah penduduk tanah bumbu, sedangkan
sebaran terkecil terdapat di kecamatan Kuranji sebanyak 8.252 jiwa atau hanya 3 %. Dengan
demikian kepadatan penduduk mencapai jiwa per km (2007) yang kembali meningkat
ditahun 2014 mencapai 32 jiwa per km. Tahun 2014 tingkat kepadatan antar kecamatan
cukup variatif, Kecamatan Simpang Empat mempunyai tingkat kepadatan tertinggi sebesar
275 jiwa per km, sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Kusan hulu yang hanya 12
jiwa per Km nya.
Tabel. 2.14.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2007-2014
Rate Pertumbuhan Penduduk (%) Rata-Rata Rate
No. Kecamatan
2007-2008 2009-2010 2011-2012 2003-2014 (%)
1 Kusan Hilir 3,05 24,48 4,21 -18,84 3,23
2 Sungai Loban 1,32 34,87 -2,61 -16,95 4,16
3 Satui 1,66 38,60 -1,39 3,61 10,62
4 Kusan Hulu 1,91 53,66 0,89 -26,46 7,50
5 Batulicin 6,96 30,09 -1,25 -11,05 6,19
6 Simpang Empat 1,76 4,53 8,30 1,95 4,14
7 Karang Bintang 2,23 35,26 -0,81 -28,34 2,08
8 Mantewe 1,69 42,44 3,07 -36,69 2,63
9 Kuranji 3,57 21,74 11,03 -21,31 3,76
10 Angsana 2,35 53,05 -3,42 -18,36 8,40
Jumlah 2,31 28,39 2,27 -13,29 4,92
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 36
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2 - 37
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.15.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan KecamatanTahun 2014
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kusan Hilir 23.937 23.430 47.366
Sungai Loban 11.567 10.608 22.175
Satui 31.551 28.118 59.669
Angsana 9.747 8.946 18.693
Kusan Hulu 9.918 9.173 19.091
Kuranji 4.312 3.940 8.252
Batulicin 7.811 7.406 15.216
Simpang Empat 8.457 7.617 16.074
Karang Bintang 43.265 39.648 82.913
Mantewe 9.022 7.713 16.736
Tanah Bumbu 159.587 146.598 306.185
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka 2014
Tabel. 2.16.
Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut KecamatanTahun 2014
2 2
Kecamatan Penduduk (Jiwa) Luas (Km ) Kepadatan (Jiwa/Km )
Kusan Hilir 47366 401,54 117.89
Sungai Loban 22175 358,41 61.87
Satui 59669 876,58 68.87
Angsana 18693 151,54 123.35
Kusan Hulu 19091 1609,39 11.86
Kuranji 8252 110,24 74.85
Batulicin 15216 127,71 119.14
Karang Bintang 16074 118,02 136.20
Simpang Empat 82913 302,32 274.26
Mantewe 16736 1011,21 16.55
Tanah Bumbu 159.587 5.066,96 31.50
2014 153.706 5.066,96 30.33
2013 147.120 5.066,96 29.04
2012 140.286 5.066,96 27.69
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014
2 - 38
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2.6. EKONOMI
Kondisi makro ekonomi di Kabupaten Tanah Bumbu digambarkan dengan melalui
Pendapatan Daerah, Investasi Daerah, PDRB, APBD dan Struktur Ekonomi.
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Pemerintah yang digunakan untuk
membiayai pembangunan. Di Kabupaten Tanah Bumbu ada beberapa pos penerimaan
daerah, di antaranya berupa Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Selama tahun 2008
penerimaan daerah dari pos BBN-KB dan PKB berturut- turut sebesar Rp 19,87 milyar dan
Rp 9,40 milyar.
Target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2011, sebesar
25,355 milyar rupiah, sedangkan realisasinya telah melebihi target yakni sebesar 30,887
milyar rupiah (121,82 persen). Sumber penerimaan PBB terbesar berasal dari sektor
pertambangan yang mencapai 21,686 Milyar Rupiah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tanah Bumbu selama tahun 2014 yang
berasal dari Retribusi IMB yakni sebesar 1,171 Milyar Rupiah. Angka ini kurang dari target
1,223 Miliyar Rupiah. Sumber lain yang memberikan kontribusi tinggi adalah Pajak Bahan
Galian Golongan C.
2.6.2. INVESTASI
Investasi merupakan salah satu hal yang turut mendorong hidupnya sektor riil di
suatu wilayah, melalui instrumen tersebut jugalah terjadinya penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan volume produksi. Sesuai data yang tercatat di BKPMD provinsi Kalimantan
Selatan, pada tahun 2011, jumlah proyek yang teralokasi di Kabupaten Tanah Bumbu 65
proyek, dengan nilai investasi sebesar 904 Milyar Rupiah yang terdiri dari Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) Penanaman Modal Asing (PMA). Dari nilai investasi tersebut
terserap 8.792 tenaga kerja Indonesia. Nilai investasi ini diharapkan akan semakin
bertambah ke depannya, mengingat Kabupaten Tanah Bumbu dikenal memiliki potensi
sumber daya alam yang melimpah. Hal ini menjadi tanggung jawab tersendiri bagi
pemerintah daerah guna menarik investor untuk menanamkan modalnya di wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu.
2 - 39
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah Bumbu
atas dasar harga berlaku, sebesar 8,947 trilyun Rupiah. Sedangkan menurut harga konstan
2000, PDRB Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 3,88 trilyun rupiah. Sektor yang paling besar
peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tanah Bumbu adalah sektor
Pertambangan dan Penggalian (43,87,11 persen), kemudian disusul sektor Pertanian
sebesar 13,54 persen. Laju pertumbuhan PDRB Tanah Bumbu pada tahun 2014 sebesar 5,58
persen. Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar adalah sektor keuangan sebesar 11,77
persen, sedangkan yang terendah pertumbuhannya adalah sektor Listrik dan Air Minum,
yakni 1,26 persen.
Gambar. 2.3.
Struktur Perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, perekonomian Tanah Bumbu menunjukkan
struktur yang relatif tetap. Sektor-sektor primer (pertanian dan pertambangan) tetap
menunjukkan dominasinya dalam perekonomian Tanah Bumbu, disusul sektor sekunder
(industri, konstruksi, listrik dan air bersih) dan tersier (perdagangan, pengangkutan
telekomunikasi, bank dan jasa-jasa). Hal inilah yang membentuk corak ekonomi Tanah
Bumbu sebagai daerah agraris. Lokomotif pertumbuhan ekonomi Tanah Bumbu juga masih
dikendalikan oleh sektor primer. Apalagi selama dua tahun terahir ini, sejak krisis keuangan
global terjadi, banyak peta perubahan arah konsumsi negara dunia, yang mulai mengalihkan
orientasi konsumsinya ke produk-produk primer dan energi, seperti karet, sawit dan
batubara. Tentunya momentum seperti ini menguntungkan daerah-daerah seperti Tanah
Bumbu yang masih mengandalkan sektor-sektor primernya.
2 - 40
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Perekonomian Tanah Bumbu tahun 2014 mengalami pertumbuhan 5,58%. Pertumbuhan ini
lebih lambat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 6,10%. Pertumbuhan ekonomi Tanah
Bumbu yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh membaiknya kinerja beberapa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) nampak terlihat meningkat dengan stabil. Setelah menjadi
Kabupaten Tanah Bumbu PAD mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 sebesar
Rp. 164.488.336.621,- dan pada tahun 2014 naik menjadi Rp. 248.141.276.461,56,-. PAD
Dana perimbangan yang diterima pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2014 sebesar
Rp. 718.759.640.999 dana perimbangan tahun 2014 ini terbagi atas Dana Alokasi Khusus;
Dana Alokasi Umum; Bagi Hasil Pajak; Bagi Hasil Bukan Pajak; Dana Penyeimbang dari
batu gamping, marmer, kaolin, pospat, perindotit, emas, intan, pasir kuarsa, lempung dan
Satui dan Kec.Batulicin. Perusahaan yang telah mengekploitasi adalah PT. Arutmin
mengelola lokasi di dua wilayah, yaitu Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. Selain itu
terdapat tidak kurang dari 58 badan usaha yang melakukan kegiatan penambangan ini.
Kemudian disadari bahwa dari sejumlah produksi tersebut belum menghasilkan nilai
tambah produk yang berarti, belum memberikan bagihasil produk yang berarti bagi daerah,
bahkan masih belum sepenuhnya dapat terkelola dan terkendali dengan baik terutama
kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga terjadi penurunan daya dukung lingkungan
2 - 41
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Tabel. 2.17.
Penyebaran Dan Potensi Bahan Galian Dan Tambang
No. Bahan Galian Lokasi Potensi/cadangan
1. Batu Gamping a. Daerah trans.blok A2, B2 & E2 Kec.Batulicin a. 3.995.356,8 ton
b. Ds. Mentewe Kec.Batulicin b. 1.836.000,0 ton
c. 38.432.812,5 ton
c. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu
2. Marmer a. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu a. 1.230.000 M3
b. Ds.Mentewe Kec.Batulicin b. 42.187.500 M3
3. Kaolin Ds.Sei.Dua Kec.Batulicin 100.000 ton
4. Pospat Daerah trans blok A2 Kec. Batulicin 1.25 ton
5. Perindotit a. Ds.Aib Kec.Kusan Hulu a. 11.475.000 M3
b. G.Kukusan Kec.Batulicin b. Tidak terdata
6. Emas a. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu a. Tidak terdata
b. Pulau Suwangi Kec.Batulicin b. Tidak terdata
7. Intan a. Kec.Satui a. Tidak terdata
b. Kec.Batulicin b. Tidak terdata
8. Pasir Kuarsa Sekapuk Kec.Satui 112.500 ton
9. Lempung a. Ds.Sebamban Kec.Satui a. Tidak terdata
b. Kec.Batulicin b. Tidak terdata
10 Batubara a. Kec.Satui
. b. Kec.Sei.Loban
384.373,32 ha
c. Kec.Kusan Hilir
d. Kec.Kusan Hulu
e. Kec.Batulicin
Sumber : Kanwil Pertambangan dan Energi Kalsel
2 - 42
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Sumberdaya air untuk Kabupaten Tanah Bumbu berasal dari Satuan Wilayah Sungai (SWS)
Cengal-Batulicin seluas 18.651,167 Km2, yang meliputi Sungai Cengal, Sungai Satui, Sungai
Batulicin, Sungai Sebamban, Sungai Kusan, Sungai Batu Laki, dan Sungai Kintap.
Kemampuan DAS ini bersifat pluktuatif. Pada musim hujan kemampuan DAS ini sangat
terbatas dalam menampung curah hujan yang tinggi, sehingga terkadang menimbulkan
banjir. Akan tetapi jika musim kemarau disaat debit air rendah maka supply air untuk PDAM
jadi terhambat.
Di Kabupaten Tanah Bumbu pemanfaatan sumberdaya air secara langsung
mencakup pemanfaatan untuk irigasi dan air bersih. Secara tidak langsung adalah untuk
transportasi sungai dan pariwisata. Untuk air bersih selain langsung digunakan oleh
masyarakat maka sumberdaya air tersebut dikelola oleh PDAM sebagai sumber air baku
PDAM yang digunakan oleh 3.352 pelanggan. Pemanfaatan lainnya dalam bentuk perairan
umum yang digunakan untuk perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pemanfaatan
sumberdaya air melalui sistem irigasi dihadapkan pada kendala kurang berakarnya sistem
pengelolaan irigasi berbasis pada masyarakat sehingga muncul adanya krisis kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, rendahnya partisifasi kelompok Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A), dan tuntutan ganti rugi tanah.Selain itu kondisi saluran irigasi dan
peralatan yang digunakan untuk operasi dan pemeliharaan irigasi sebagian juga mengalami
kerusakan.
2 - 43
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.13.
Sebaran Pertambangan Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 44
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Peta. 2.14.
Kawasan Hutan Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 45
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
2 - 46
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
1. Pantai Pagatan
Terletak di Pagatan, ± 5 jam dari Banjarmasin. Pantai ini merupakan tempat
dilaksanakannya acara adat “Mappanretasi”. Pantai Pagatan mempunyai panjang ± 25
km dari ujung timur sampai ujung barat. Fasilitas yang tersedia di obyek wisata Pantai
Pagatan antara lain pintu gerbang utama Selamat Datang, ruang istirahat (rest area),
toko oleh-oleh/souvenir dan gazebo.
2. Pantai Pulau Salak
Cemara laut menjadi ciri khas dari pantai ini, pantai ini pun sangat cocok untuk tempat
berkemah. Pantai ini berjarak ± 5 km dari Kota Pagatan.
3. Pantai Tanjung Petang
Merupakan tempat wisata seluas ± 12 ha, tempat ini sudah dilengkapi dengan sarana
dan prasarana penunjang pariwisata. Pantai ini berjarak ± 6 km dari Pagatan. Di pantai
ini juga telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) termasuk sumur.
4. Pantai Angsana
Bentuk wisata bahari dapat dilakukan di pantai Angsana yaitu menyelam di sekitar
terumbu karang dengan menggunakan alat selam dasar (masker, snorkel dan fins) dan
alat selam SCUBA. Di pantai ini telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
termasuk sumur, juga tersedia gazebo sebagai tempat istirahat dan dermaga.
5. Pantai Bunati
Di Pantai Bunati terdapat Pesanggarahan untuk berkumpul keluarga.
6. Sumber Air Panas
Terletak di S.Binjai/Pagatan.
7. Cek Dam
Bendungan buatan yang menyerupai danau kecil. Terdapat pondok lesehan.
8. Wisata budaya/makam
Di Tanah Bumbu terdapat beberapa makan yang dikermatkan oleh warga, antara lain
makam Pangeran Muhammad Nafis, makam Syekh M. Arsyad, makam Puang Aji Toa dan
makam Raja Pagatan dan Kusan, makam Puang Aji Toa. Di lokasi ini telah dibangun pintu
gerbang. Di kawasan Makam Syekh M. Arsyad telah dikelilingi dengan pagar kawat
untuk menandai lokasi kawasan makam.
2 - 47
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
9. Rindu Alam
Di lokasi ini telah telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) termasuk sumur.
Pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi besar dalam upaya mendorong pertumbuhan wilayah Kabupaten Tanah
Bumbu yang sedang tumbuh dan berkembang, khususnya dalam memacu penerimaan
devisa Negara dan pendapatan asli daerah. Peluang pengembangan sektor pariwisata di
Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah
satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata dengan
beberapa obyek berupa wisata bahari (Terumbu Karang), wisata alam, wisata panorama,
dan wisata budaya. Selain itu karena posisinya yang strategis, kabupaten Tanah Bumbu
dapat berfungsi sebagai pintu gerbang pariwisata regional khususnya di Propinsi
Kalimantan Selatan.
Tabel. 2.18.
Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya di Kabupaten Tanah Bumbu
Nama Obyek Jenis Kegiatan Daya Tarik Wilayah Pemilik Fasilitas
1. Makam Syekh Haulan / Ziarah Makam / Kubah ini Kec.Kusan Pemda Tempat Haulan belum
M. Arsyad Bin Makam terletak di tepi pantai Hilir TANBU maksimal, Tempat parkir
As᾽Ad Pagatan dengan panorama alam belum maksimal,
yang indah. Payung/ Pendopo belum
ada. Air bersih belum
maksimal tersedia
2. Makam Poang Ziarah Makam Makam ini terletak di Desa Pemda Tempat
Aji Toa dan Desa.Barugellang di tepi Barugelang TANBU Ziarah,Ruangannya kecil
Muridnya Sungai, Sering di ziarahi Kec. Kusan dan MCK
masyarakat tiap hari Hilir
minggu bisa ditempuh
lewat darat dan sungai.
3. Makam Makam Makam Pahlawan sering Kec.Kusan Pemda Bagunanan Kubah
Pahlawan Pahlawan diziarahi tiap tanggal 7 Hilir TANBU Makam
(MATTONE) Pebruari
4. Makam Raja Sejarah Perjuangan dan Kec. Kusan Pemda
Ziarah Makam Germada
Pagatan peninggalan budaya Hilir TANBU
5. Makam Raja Sejarah Perjuangan dan Kec. Pemda
Ziarah Makam Bangunan Kubah makam
Batulicin peninggalan budaya Batulicin TANBU
Desa
6. Makam Syarif Sebamban Pemda
Ziarah Makam Juriat Habibullah Bangunan Kubah makam
Ali Kec. TANBU
Angsana
Desa
7. Pangeran M. Pangeran Juriat Kerajaan Pacakan Pemda
Ziarah Makam Bangunan Kubah makam
Nafiz Banjar Kec.Kusan TANBU
Hulu
2 - 48
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional serta terbukanya jalur transportasi yang
menghubungkan wilayah-wilayah Kalimantan Selatan, perkembangan obyek wisata di
daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu diprediksikan akan dapat berkembang dengan
pesat. Peluang investasi di sektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur
di area wisata pesisir kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi.
Peluang pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas akomodasi
seperti hotel dan guest house, biro perjalanan wisata, dan toko cinderamata. Kabupaten
Tanah Bumbu mempunyai Pantai yang cukup panjang sekitar 200 km, dengan panorama
yang indah. Jumlah keseluruhan obyek wisata di Kabupaten Tanah Bumbu adalah 36 obyek
wisata, meliputi 21 obyek wisata alam, 5 obyek wisata buatan dan 10 obyek wisata religius
dan budaya. Ada tiga lokasi obyek wisata alam yang selama ini menjadi tempat wisata yang
paling banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitar maupun pendatang Pantai Rindu Alam,
Pulau Salak, Pantai Pagatan dan Goa Sugung yang terjadi dari proses alam terletak di km 44,
jalan Kadeco Kecamatan Mentewe dengan luas sekitar 12 ha. Beberapa lokasi wisata
tersebut selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya pada saat hari libur.
Meningkatnya jumlah kunjungan masyarakat ini berimbas pada peningkatan
jumlah/volume limbah padat di lokasi obyek wisata. Kondisi ini diperparah dengan tidak
tersedianya tempat sampah ataupun fasilitas kebersihan lainnya seperti adanya papan-
papan himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Faktor penyebab lainnya adalah
kurangnya sosialisasi oleh Dinas/Instansi terkait kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga kelestarian obyek wisata, baik itu langsung ke masyarakat maupun melalui
kecamatan ataupun ke desa. Banyaknya limbah padat di sekitar lokasi obyek wisata
khususnya obyek wisata pantai selain berasal dari pengunjung juga berasal dari limbah
2 - 49
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
rumah tangga masyarakat pesisir pantai. Dari data yang ada jumlah kependudukan di laut
dan pesisir tahun 2011-2012 adalah 82.230 jiwa, sedangkan pada tahun 2013-2014
menurun menjadi 51.365 jiwa. Padatnya jumlah penduduk di sekitar pesisir pantai ini
mengindikasikan adanya peningkatan jumlah limbah/buangan rumah tangga. Rata-rata
kesadaran penduduk tersebut untuk membuang sampah rumah tangga di tempat yang
seharusnya masih sangat kurang.
Terlihat di sekitar pantai sampah berserakan dan ada sebagian yang dibuang begitu
saja ke laut. Melihat kondisi seperti ini, perlu adanya program-program atau kegiatan oleh
Pemerintah Daerah untuk mensosialisasikan perlunya menjaga kelestarian lingkungan serta
melibatkan peran serta masyarakat/penduduk sekitar. Penyediaan sarana dan prasarana
kebersihan di sekitar lokasi obyek wisata juga perlu diperhatikan oleh pihak-pihak terkait
seperti adanya tempat-tempat sampah dan petugas khusus untuk membersihkan lokasi
obyek wisata. Beban pencemaran lingkungan dari sektor pariwisata selain berasal dari
aktifitas di lokasi obyek wisata, juga berasal dari kegiatan hotel/penginapan yang ada di
Kabupaten Tanah Bumbu. Ada 43 sarana hotel/penginapan. Namun rata-rata pengelola
hotel/penginapan sudah mempunyai petugas khusus kebersihan yang menangani masalah
limbah padat/sampah. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan hotel/penginapan setiap hari
dikumpulkan di tempat pembuangan sampah dan ada petugas kebersihan yang selanjutnya
mengangkut ke TPS terdekat. Sampai saat ini juga belum pernah dilakukan pendataan
jumlah volume limbah padat harian ataupun bulanan pada lokasi obyek wisata dan
hotel/penginapan oleh Dinas/Instansi terkait, sehingga sulit diketahui besarnya tekanan
lingkungan khususnya di sekitar lokasi-lokasi tersebut.
Tabel. 2.19.
Sarana Hotel/Penginapan, Jumlah Kamar, Dan Tingkat Hunian
Jumlah Kamar
No. Nama Hotel/Penginapan Kelas
Press Junior Deluxe VIP Stand
Kecamatan Kusan Hilir
1 Putri Duyung Resort Bintang - - - 27 6
2 Penginapan Sederhana Penginapan - - - 9 4
3 Penginapan Karya Mas Penginapan - - - 3 11
4 Penginapan Abadi Penginapan - - - - 10
5 Pondok Agita Penginapan - - - 2 10
6 Wisma Shangrilla Penginapan - - - - -
7 Penginapan Warga Penginapan - - - - 18
8 Penginapan Batuah Penginapan - - - - 5
9 Penginapan Pada Idi Penginapan - - - 2 2
Kecamatan Satui -
10 Hotel Satui Adygraha Bintang - - 8 10 10
11 Hotel Rakhmat 1 Melati - - - - 31
12 Hotel Rakmat 2 Melati - - - - 9
2 - 50
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016
Jumlah Kamar
No. Nama Hotel/Penginapan Kelas
Press Junior Deluxe VIP Stand
Kecamatan Kusan Hilir
13 Hotel Lestari 1 Melati - 6 4 10 5
14 Hotel Wahana Murni Melati - - - 3 3
15 Hotel Wenny Melati - - - - -
16 Hotel Sudan Indah Melati - - - 4 5
17 Penginapan Megawati Penginapan - - - 10
18 Penginapan Sudi Agung Penginapan - - - 9
19 Penginapan Sari Indah Penginapan - - - 11 -
20 Penginapan Selera Penginapan - - - - 13
21 Penginapan Sabili Penginapan - - - 4 10
22 Penginapan Nor Hikmah Penginapan - - - - 10
23 Losmen Yenny Losmen - - - - -
Kecamatan Batulicin
24 Hotel Ebony Bintang 1 2 23 - 30
25 Hotel Friendship Bintang - - 24 10 8
26 Hotel Surya Bintang - 6 12 - 6
27 Hotel Candra Asri Melati - 10 5 4 10
Kecamatan Simpang Empat -
28 Hotel Grand Central Bintang 1 1 13 2 11
29 Hotel Nugraha Batulicin ( TUTUP) Bintang - - - - -
30 Hotel Anugerah Baru/Grand Fortune Melati 17 1 10 10 1
31 Hotel Semarang Melati - - 19 5 10
32 Hotel Dewi Vip Room Melati - - 1 13 -
33 Hotel Mutiara Melati - - - 9 3
34 Hotel Mega Indah Melati - - - 15 11
35 Hotel Setia Kawan Melati - - - - 25
36 Hotel Duta Arjuna Melati - - - - 15
37 Hotel Subur Buana Melati - - - - 25
38 Hotel Hidayah Melati - - - 13 4
39 Hotel Dewi Fortuna Melati - - - 17 12
40 Hotel Dewi Melati - - - 25 13
41 Penginapan sederhana Penginapan - - - - 44
42 Wisma Tirta Asri Penginapan - - - - -
43 Wisma Sinar Samudra Penginapan - - 1 3 6
Keterangan : Data Tingkat Hunian Dari Sarana Hotel/Penginapan Tidak Tersedia Pad Dinas/ Instansi Terkait
Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu
2 - 51