Anda di halaman 1dari 51

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU

TAHUN 2016

PROFIL KAB. TANAH BUMBU

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Induknya


Kabupaten Kotabaru pada tahun 2003. Kabupaten Tanah Bumbu ini memiliki potensi
sumberdaya alam yang berlimpah, yaitu dari dataran tinggi (up land), daerah tengah (middle
land), hingga ke dataran rendah (low land) yang berada pada daerah pesisir. Kabupaten
Tanah Bumbu merupakan salah satu Kabupaten dari 13 Kabupaten yang terdapat di Provinsi
Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu dalam sistemfungsi kota-kota di Kalimantan
Selatan secara nasional (RTRWN) berperan sebagai PKN Sekunder dengan pusatnya adalah
Batulicin. Dalam Sistem Perkotaan Nasional ini, Pusat Kegiatan Nasional terletak di Kota
Banjarmasin. Kabupaten Tanah Bumbu dalam sistem perkotaan nasional sebagaimana
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan, bahwa Batulicin sebagai pusat
Kabupaten Tanah Bumbu diarahkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ada beberapa arahan yang terkait dengan
Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu:

1. Arahan pengembangan sistem kota, adalah:


 Mendukung pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Banjarmasin
 Mengembangkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), meliputi: Batu Licin
2. Arah kebijakan pengembangan jaringan transportasi nasional, maka penataan sistem
transportasi yang terkait dengan wilayah Kabupaten Tanah Laut, meliputi:

a. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan meliputi: Pelaihari - Pagatan -


Batulicin
b. Pemantapan Pelabuhan Nasional Batulicin.
Untuk memberikan gambaran terhadap Kabupaten Tanah Bumbu secara tuntas, dalam
penyusunan Bantek Recana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) maka di jelaskan
sebagai berikut:

2-1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.1. LETAK GEOGRAFIS DAN BATAS ADMINISTRASI


Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak antara 2º52’ - 3º47’ lintang
selatan dan 115º15’ - 116º04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu dari
13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak persis di ujung
tenggara Pulau Kalimantan. Wilayahnya berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Kota baru
SebelahTimur : Kabupaten Kota Baru
Sebelah Selatan : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut.
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu
Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang
Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan adalah
kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu.

Tabel. 2.1.
Luas Daerah Menurut Kecamatan
Kecamatan Luas Persentase
1 2 3
1. KusanHulir 401.54 7.92
2. Sungai Loban 358.41 7.07
3. Satui 876.58 17.30
4. Angsana 151.54 2.99
5. Kusan Hulu 1.609.39 31.76
6. Kuranji 110.24 2.18
7. Batulicin 127.71 2.52
8. KarangBintang 118.02 2.33
9. SimpangEmpat 302.32 5.97
10. Mantewe 1,011.21 19.96
Kabupaten Tanah Bumbu 5,066.96 100.00
Kalimantan Selatan 37,530.52 13.50
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

Sejak keluarnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003, wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
meliputi 10 Kecamatan (sebelumnya hanya 5 kecamatan), yang terdiri dari 150 desa.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki Luas wilayah 5.066,96 km 2 (506.696 Ha) atau 13,56
persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Kusan Hulu merupakan
kecamatan terluas yang mencakup 31,76 % dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah
Bumbu, sedangkan Kecamatan Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,24
atau 2,18 % dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut-turut dari kecamatan terluas
setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban, Simpang Empat,
Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.

2-2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.1.
Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2-3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Tabel. 2.2.
Desa-Desa di Tiap Kecamatan, Kabupaten Tanah Bumbu
No. Kecamatan Desa
I. Kusan Hilir 1. Kota Pagatan 2. Batuah
3. Rantau Panjang Hilir 4. Pejala
5. Rantau Panjang Hulu 6. Gusunge
7. Pagaruyung 8. Sei Lembu
9. Upt. Karya Bakti 10. Serdangan
11. Betung 12. Mekar Jaya
13. Pulau Salak 14. Mudalang
15. Beringin 16. Manurung
17. Baru Gelang 18. Pulau Satu
19. Juku Eja 20. Muara Pagatan
21. Pulau Tanjug 22. Muara Pagatan Tengah
23. Saring Sei Binjai 24. Tannete
25. Wiritasi 26. Penyolongan
27. Pasar Baru 28. Kampung Baru
29. Salimuran 30. Pakatellu
31. Saring Sei Bubu 32. Sepunggur
33. Batarang 34. Api-api
35. Satiung
2 Sungai Loban 1. Sebamban Baru 2. Batu Meranti
3. Sebamban Lama 4. Tri Martani
5. Dwi Marga Utama 6. Sari Utama
7. Sungai Dua Laut 8. Damar Indah (Desa Pers)
9. Marga Mulya 10. Sumber Sari (Desa Pers)
11. Sungai Loban 12. Biduri Bersujud (Desa Pers)
13. Sari Mulya 14. Wanasari (Desa Pers)
15. Tri Mulya 16. Sumber Makmur (Desa Pers)
17. Kerta Buana
3 Satui 1. Sungai Cuka 2. Sekapuk
3. Bukit Baru 4. Sumber makmur
5. Jombang 6. Wono rejo
7. Sungai danau 8. Sumber Arum
9. Satui Timur 10. Makmur Mulia
11. Satui Barat 12. Al Kautsar
13. Setarap 14. Sinar Bulan (Desa Pers)
15. Tegal Sari 16. Pendamaran Jaya (Desa Pers)
4 Kusan Hulu 1. Bakarangan 2. Timbarau Panjang
3. Karang Mulya 4. Tapus
5. Harapan Jaya 6. Guntung
7. Lasung 8. Darasan Binjai
9. Sungai Rukam 10. Teluk Kepayang
11. Manuntung 12. Hati’if
13. Anjir Baru 14. Mangkalapi
15. Binawara 16. Tamunih
17. Pacakan 18. Batu Bulan
19. Wonorejo 20. Ringkit
21. Karang Sari 22. Dadap Kusan Raya
5 Batulicin 1. Segumbang 2. Danau Indah (Desa Pers)
3. Gunung Tinggi (Kelurahan) 4. Polewali Marajae (Desa Pers)

2-4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

No. Kecamatan Desa


5. Kersik Putih 6. Maju Bersama (Desa Pers)
7. Batulicin (Kelurahan) 8. Sukamaju (Desa Pers)
9. Kusambi
6 Angsana 1. Angsana 2. Manunggal
3. Pandan Sari 4. Harapan Maju
5. Rejo Winangun 6. Sumber Wangi
7. Selaselilau 8. Maduretno
9. Pematang Ulin 10. Karang Rejo (Desa Pers)
11. Batulicin Irigasi
7 Simpang Empat 1. Kampung Baru 2. Mekar Sari
3. Tungkaran Pangeran 4. Sungai Dua
5. Sarigadung 6. Batu Ampar
8 Mantewe 1. Mantewe 2. Karya bakti
3. Dukuh Rejo 4. Sari Mulya
5. Rejo Sari 6. Sepakat
7. Suka Damai 8. Mantawakan Mulia
9. Bulu Rejo 10. Gunung Hatalau Meratus Raya
11. Sido Mulya 12. Gunung Raya (Desa Pers)
13. Emil Baru
9 Kuranji 1. Kuranji 2. Mustika
3. Giri Mulya 4. Indra Loka Jaya
5. Waringin Tunggal 6. Karang Intan
10 Angsana 1. Angsana 2. Banjar Sari
3. Purwodadi 4. Bayan Sari
5. Sumber Baru 6. Makmur
7. Karang Indah 8. Mekar Jaya
9. Bunati
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2.2. KARAKTERISTIK FISIK


Karakteristik fisik wilayah menjadi penting dalam pembahsan, karena pembangunan
infrastruktur wilayah akan sangat bergantung pada kondisi tersebut. Maka perlu diketahui
kondisi topografi dan ketinggian, klimatologi, jenis tanah, geologi, hidrologi.

2.2.1. TOPOGRAFI DAN KETINGGIAN

Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu secara topografi terdiri atas daerah pantai,
dataran rendah, dan perbukitan. Dataran rendah (termasuk mangrove dan rawa) seluas
43%, dataran tinggi 19,25%, pegunungan 31,20% serta wilayah perairan termasuk sungai
5,55%, sedangkan laut diperhitungkan seluas lebih dari 3.700 Km 2 dengan panjang pantai
114 Km.
Menurut ketinggian dari permukaan laut, daerah dengan ketinggian lebih dari 25-100 m
merupakan daerah terluas yaitu seluas ±210.233 Ha. Sedangkan daerah dengan ketinggian
lebih dari 1.000 m seluas ±23 Ha. Terdapat dua buah gunung yang ketinggiannya mencapai

2-5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

lebih dari 1.000 m yaitu Gunung Walungin dan Gunung Kandis masing-masing ketinggiannya
1.184 m dan 1.170 m, dengan jumlah gunung seluruhnya 15 buah. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu berada di kelas ketinggian 25 - 100 meter dan di kemiringan 2 - 15
persen. Berdasarkan klasifikasi ketinggian, Kabupaten Tanah Bumbu di dominasi oleh jenis
lereng pedataran (0 -100 m dpl), sedangkan untuk lereng perbukitan (> 100 - 500 m dpl) dan
pegunungan meratus (> 1000 m dpl) hanya tersebar di bagian paling utara Kabupaten Tanah
Bumbu. Luas lahan menurut kelerengan; 0 s.d. 2 %; 69.974 ha, 2 s.d. 15%,; 241.821 ha, 15
s.d. 40%; 164.903 Ha, dan di atas 40%; 29.998 Ha. Sedangkan Luas Lahan menurut
Ketinggian; 0 s.d 7 meter 6.055 ha, 7 s.d. 25 meter 133.298 Ha, 25 s.d. 100 meter 210.203
Ha, 100 s.d. 500 meter 155.446 Ha, 500-1000 meter 1.671 Ha, dan di atas 1000 meter 23
Ha.

Tabel. 2.3.
Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas KetinggianTahun 2014
No. Ketinggian Luas (Ha) Persentase
1 0-7m 5.983 1,19
2 > 7 - 25 m 131.718 26,31
3 > 25 - 100 m 207.712 41,48
4 > 100 - 500 m 153.613 30,68
5 > 500 - 1.000 m 1.650 0,33
6  1000 20 0,004
Jumlah 506.696 100,00
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2.2.2. KLIMATOLOGI
Iklim di Kabupaten Tanah Bumbu dikelompokkan sebagai Afaw (menurut sistem
koppen) yaitu iklim isotermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas, dengan
kondisi klimatologi berdasarkan hasil pantauan Stasiun Meteorologi Stagen tahun 2014
sebagai berikut:
 Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 86 persen sampai 93 % dengan
kelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 % di bulan juli dan Agustus.
Kelembaban minimum terendah terjadi di bulan Februari sebesar 76 %
 Temperature udara rata-rata selama tahun 2014 berkisar antara 26,1ºC dan 27,3ºC,
dengan suhu udara maksimum tertinggi pada bulan oktober sebesar 34,2ºC dan
minimum terendah sebesar 15,4º di bulan Juli
 Curah hujan tertinggi terjadi di bulan juli yaitu 608,6 mm. sedangkan jumlah hari
hujan terbanyak yaitu selama 30 hari terjadi di bulan oktober
 Kecepatan Angin rata-rata berkisar antara 2-7 Knot
 Penyinaran matahari berkisar antara 47%-72%.

2-6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu selama periode 2009 - 2014 menunjukkan musim barat
terjadi peningkatan tekanan udara dan menurun pada musim timur, di mana maksimum
terjadi pada bulan Desember (1.010,7 mbar) dan terendah terjadi Nopember (1.009,7
mbar). Melihat penyebaran curah hujan di Kabupaten Tanah Bumbu, faktor iklim sedikit
mengurangi pengembangan pertanian terutama tanaman palawija/hortikultura,
dikarenakan penyebaran curah hujan kurang rata setiap bulannya. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu penyesuaian musim tanam dengan curah hujan.

2.2.3. JENIS TANAH

Jenis dan sifat tanah sangat tergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah seperti
suhu, iklim, bahan induk, dan waktu. Jenis tanah di KabupatenTanah Bumbu didominasi
oleh jenis tanah PMKL dengan luas 161.028 Ha (31,78%). Berdasarkan hasil analisis Peta
RePPRoT, tinjauan lapangan oleh konsultan (data primer) dan hasil studi sebelumnya (data
sekunder), jenis tanah di KabupatenTanah Bumbu secara garis besar terdiri dari 5 jenis
tanah yaitu tanah PMKL, KPMK, Alluvial, Latosol, dan PMK, dengan penyebaran sebagai
berikut :

 Jenis Tanah PMKL terdapat di semua kecamatan dengan luas 132.516,21 Ha


 Jenis tanah KPMK terdapat di Kecamatan Satui dan Kecamatan Kusan Hulu dengan
luas 127.651,83 hektar
 Jenis tanah aluvial terdapat di semua kecamatan dengan luas 99.437,05
 Jenis Tanah Latosol terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan Satui,
Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan Batulicin, Kecamatan Simpang Empat dan
Kecamatan Kusan Hulu dengan luas 80.327,01 hektar
 Jenis tanah PMK terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan Batulicin,
Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe
dengan luas 66.763,92 hektar.

Tabel. 2.4.
Luas Daerah Menurut Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase
1 PMKL 159.120 31.40
2 KPMK 70.798 13.97
3 Aluvial 88.323 17.43
4 Latosol 53.322 10.52
5 PMK 127.134 25.09
Jumlah 506.696,00 100.00
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2-7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.2.
Topografi Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2-8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.3.
Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2-9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.4.
Jenis Tanah Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.2.4. GEOLOGI

A. Geologi Umum
Struktur geologi Kabupaten Tanah Bumbu Berdasarkan Peta Geologi Lembar 1712
Banjarmasin dan 1812 Kotabaru (P3G 1994) didominasi oleh Formasi Tanjung dan jenis
batuan lainnya terdiri dari batuan endapan permukaan, formasi Dahor, formasi Warukin,
formasi Berai, formasi Pamaluan, formasi Manunggal, Anggota Paau Manunggal, Formasi
Pitap, anggota Haruyan, formasi Pitap, Batuan Ultramatik dan Batuan Malihan.
B. Geologi Bencana
Kawasan bencana yang diakibatkan oleh gerakan tanah yang menimbulkan gempa bumi
bersumber dari patahan/sesar. Jalur patahan naik terdapat di wilayah Kecamatan Simpang
Empat dan sekitarnya, sedangkan jalur patahan geser jurus berada di wilayah utara
Kabupaten Tanah Bumbu. Untuk sinklin (lembah) banyak terdapat di sekitar Kecamatan
Batulicin, dan untuk antiklin (pegunungan) berada di sekitar Batulicin, Simpang Empat dan
Mantewe.Sementara untuk daerah rawan banjir berada di daerah Pagatan.

2.2.5. HIDROLOGI

Sumber daya air di kabupaten tanah bumbu di bagi ke dalam dua bagian yaitu air
permukaan dan air tanah.
A. Air Permukaan (Sungai)
Di Kabupaten Tanah Bumbu terdapat empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang menjadi
jantung kebutuhan air dan cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan, yaitu:
DAS Angsana, DAS Loban, DAS Sitiung dan DAS Batulicin. Sistem DAS yang terdapat di
Kabupaten Tanah Bumbu akan berpengaruh terhadap sistem drainase yang pada akhirnya
mempengaruhi sistem kegiatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Di Kabupaten Tanah Bumbu
terdapat beberapa tempat yang mempunyai debit air yang sangat tinggi yaitu di
Pegunungan Meratus yang merupakan sumber mata air setempat. Sungai terluas terdapat
di daerah Sungai Sitiung dan Sungai Batulicin, hal ini dapat memberikan kemudahan bagi
warga untuk memenuhi kebutuhan air.Sungai Batulicin dapat melayani kebutuhan air untuk
warga Kecamatan Batulicin, Angsana, Kampung Baru, Mentewe, Simpang Empat.Sungai
Sitiung dapat melayani kebutuhan air untuk warga Kecamatan Kusan Hilir, Kusan Hulu dan
Kuranji. Kebutuhan akan air warga Kecamatan Sungai Loban dan Angsana dapat dilayani
oleh Sungai Loban sedangkan warga Kecamatan Angsana akan dilayani oleh Sungai Angsana.
Secara umum pola sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah berpola dendritik
dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan secara merata di seluruh

2 - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya akan sedemikian tinggi hingga berpotensi
besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai, baik pada bagian hulu
maupun pada bagian hilir sungai dari DAS Tanah Bumbu (DAS Satui, DAS Kusan dan DAS
Batulicin). Panjang DAS Satui ± 26 Km dan Lebar 25 m, DAS Kusan ± 81 Km dan Lebar 30 m,
dan panjang DAS Batulicin ± 50 Km dan Lebar 26 m. Daerah Aliran Sungai tersebut memiliki
banyak anak sungai yang digunakan sebagai sumber air dan transportasi sungai. Air sungai
tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk untuk mandi, cuci, kakus, air minum serta
irigasi persawahan. Kecenderungan konsumsi air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu secara
ekspansia akan terus meningkat setiap tahunnya, sedangkan ketersediaan air bersih
cenderung mengalami penurunan sebagai akibat adanya aktivitas pemanfaatan sumber
daya alam yang tidak terkendali, sehingga berakibat pada kerusakan alam dan pencemaran.
Pemenuhan kebutuhan air bersih bagi Kabupaten Tanah Bumbu menjadi hal yang sangat
mendesak sesuai dengan tingkat kepadatan dan kemajuan Kabupaten Tanah Bumbu,
sedangkan disisi lain banyak perusahaan baik perkebunan, pertambangan maupun industri
lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung limbah industri yang dihasilkan akan
masuk / mengalir ke sungai dimana banyak penduduk Kabupaten Tanah Bumbu yang hidup
disepanjang Daerah Aliran Sungai tersebut. Secara umum dapat dilihat kondisi kualitas air
pada 3 (tiga) DAS yaitu serta 2 (dua) sungai di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yaitu DAS
Satui, DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap pada tahun 2011
tidak jauh berbeda dengan hasil analisa pada tahun-tahun sebelumnya. Berikut hasil analisa
pengukuran kualitas air sungai:
Dari hasil analisa kualitas air di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yang meliputi DAS Satui,
DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap pada tahun ini ada
beberapa parameter penting yang mengalami perubahan konsentrasi. Sebagian menurun
dan ada yang sebagian yang meningkat konsentrasinya. Pada tabel terlihat parameter yang
melebihi baku mutu yaitu TSS, TDS, Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Besi (Fe). Sedangkan
parameter pH dan DO, pada beberapa DAS mengalami penurunan dari baku mutu yang
dipersyaratkan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Namun
pada tahun 2011 ada beberapa parameter kunci yang tidak dapat dianalisa diantaranya
adalah parameter Mercury (Hg), Timbal (Pb), BOD, COD serta minyak dan lemak. Hal
tersebut dikarenakan pada tahun ini proses analisa sampel air sungai dilakukan di
Laboratorium Lingkungan Hidup Bapedalda Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan di tahun
sebelumnya sampel dianalisa pada Balai Riset dan Standardisasi Provinsi Kalsel, mengingat
masih terbatasnya peralatan analisa kualitas air khususnya parameter logam berat seperti
Hg (mercury) dan Pb (timbal), sehingga beberapa parameter tersebut tidak bisa

2 - 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

dibandingkan dengan hasil analisa tahun sebelumnya.


Konsentrasi parameter - parameter kualitas air yang melebihi atau di bawah Baku Mutu
Kualitas Air (tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan) pada DAS Satui, DAS Kusan, DAS
Batulicin, Sungai Sebamban dan Sungai Setarap, meliputi: TSS, TDS, Tembaga (Cu), Mangan
(Mn), Besi (Fe), DO (Oksigen Terlarut), dan pH.
Hasil analisa tersebut menggambarkan bahwa perubahan beberapa konsentrasi tersebut
diindikasikan karena adanya pengaruh perubahan iklim yang tidak menentu dan diperparah
dengan makin banyaknya kegiatan eksploitasi SDA yang tidak memperhatikan daya dukung
lingkungan, khususnya DAS.
Dapat disimpulkan peruntukan DAS Satui, DAS Kusan, DAS Batulicin, Sungai Sebamban dan
Sungai Setarap sebagai Air Baku untuk pengolahan air minum dinilai kurang layak,
mengingat konsentrasi logam - logam berat seperti Mn (Mangan), Fe (Besi), Air Raksa (Hg)
dan Tembaga (Cu) sudah mencemari perairan tersebut.
Kecenderungan debit air pada das lingkup kabupaten tanah bumbu yang mengalami
fluktuatif yang signifikan. Faktor-faktor penyebab menurunnya kualitas air sungai tersebut
diantaranya adalah:
1. Pengaruh musim hujan dan musim kemarau/kondisi iklim yang ekstrim beberapa bulan
terakhir
2. Tekanan jumlah penduduk yang semakin besar
3. Perluasan dan pengembangan areal industri
4. Alih fungsi lahan dan kegiatan pertambangan tanpa ijin (peti) serta perambahan hutan
tanpa ijin (illegal logging) yang tanpa mengindahkan fungsi lingkungan sebagai
penyangga kehidupan (lift buffer).
Salah satu solusi untuk hal tersebut di atas adalah data dan informasi indikator lingkungan
yang lengkap dan valid khususnya kualitas air, dimana informasi ini sangatlah penting
mengingat sebagai salah satu acuan status lingkungan hidup di kabupaten tanah bumbu.
Melihat kondisi kualitas sumber daya air di kabupaten tanah bumbu yang cenderung
mengalami penurunan walaupun masih dalam batas normal, maka pemerintah kabupaten
tanah bumbu perlu merespon keadaan tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan yang lebih berat. Adapun kebijakan yang dilakukan dalam menanggulangi hal-hal
yang disebutkan diatas adalah:

1. Lebih meningkatkan intensitas pemantauan kualitas air secara berkala


2. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pengawasan terhadap perusahaan yang wajib
amdal dan ukl-upl agar dalam pengelolaan industri mengelola limbah sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku
3. Menindak tegas terhadap pelaku illegal logging, menertibkan penambang-penambang
Tanpa ijin dan melakukan pembinaan.

2 - 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.5.
Geologi Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.6.
Hidrologi Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

B. Air Tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antar
butir tanah atau batuan yang membentuknya dalam retak-retak batuan. Air tanah di
Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah pegunungan (dalam).
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu ada
yang menggunakan air tanah, akan tetapi setiap datang musim kemarau air tanah tersebut
akan mengering. Kondisi akuifer di Kabupaten Tanah Bumbu dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas. Akuifer dengan keterusan rendah
hingga sedang, muka air tanah beragam; debit sumur umumnya kurang dari 5 l/det.
Akuifer jenis ini terdapat di sekitar kecamatan Angsana
2. Akuifer dengan produtivitas rendah, setempat berarti umumnya keterusan rendah,
setempat sedang; setempat air tanah dalam jumlah yang cukup dapat diperoleh
terutama di lembah-lembah atau zona sesar dan pelapukan. Jenis ini berada di sekitar
Kecamatan Batulicin dan Mantewe.

2.3. PENGGUNAAN LAHAN

2.3.1. PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN TANAH BUMBU

Kabupaten Tanah Bumbu penggunaan lahan mencapai ± 506.696 Ha), lahan yang
digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling luas yaitu ± 454.011,75 Ha, digunakan untuk
kebun mencapai ± 84.807,45 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk perairan darat

(rawa dan kolam) mencapai ± 125 Ha. Data tahun 2014 bahwa penggunaan lahan di Tanah
Bumbu mencapai ±506.696 Ha, terdiri dari Lahan hutan seluas ±319.470 Ha, padang/semak
belukar/alang-alang ±65.439 Ha, Perkebunan ±42.380 Ha, Kebun ±40.321 Ha, Lahan kering
±1.810 Ha, Persawahan ±14.600 Ha, Pertambangan ±1.600 Ha, Industri ±820 Ha,
Pemukiman ±7.831 Ha, Perairan darat ± 932 Ha, Lain-lain ± 11.700 Ha, dan ±98 Ha tanah
terbuka rusak. Penggunaan ini telah mengalami penggeseran fungsi dari tahun sebelumnya,

peningkatan terjadi pada penggunaan hutan, Kebun, industri, pertambangan, dan perairan
darat.

2 - 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Tabel. 2.5.
Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
No. Penggunaan Lahan 2014 (Ha)
1 Kampung 7.831
2 Industri 820
3 Pertambangan 1.600
4 Sawah 14.600
5 Pertanian Tanah Kering 1.810
6 Kebun Campuran 40.321
7 Perkebunan 42.380
8 Padang (Semak, Alang, Rumput) 65.439
9 Hutan 319.470
10 Perairan Darat 932
11 Tanah Terbuka 98
12 Lain - lain 11.700
Tanah Bumbu 506.696
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2.3.2. KAWASAN LINDUNG DAN LAHAN KRITIS


Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi
sumber daya hutan yang cukup besar, besarnya potensi sumber daya hutan yang tercermin
dari luas kawasan hutannya menempatkan sektor kehutanan sebagai sektor andalan yang
sangat strategis dan potensional dalam mendukung pembangunan otonomi daerah di
Kabupaten Tanah Bumbu. Karena itu, untuk memacu pertumbuhan ekonomi (economic
growth) dalam meningkatkan devisa atau pendapatan asli daerah, maka baik pemerintah
maupun pemerintah daerah melakukan kebijakan pembangunan di berbagai sektor, yaitu di
bidang kehutanan, perkebunan, pertanian, transmigrasi, pertambangan dan pariwisata.
Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan cara membuka kawasan-kawasan hutan menjadi
kawasan budidaya yang dalam proses pelaksanaannya kegiatannya rawan terjadinya
perubahan ekologi, kebakaran hutan dan lahan.
Setiap tahunnya terjadi kerusakan hutan dan lahan dengan tingkat kerusakan yang
sangat mengkhawatirkan serta degradasi hutan/lahan dan perubahan status hutan/lahan
yang terus mengalami peningkatan yang signifikan sebagaimana kondisi luas kawasan
hutanmenurut fungsinya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nomor: 453/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Propinsi
Kalimantan Selatan yang pada tahun 2009-2010 total luas hutan 506.950,00 Ha, sedangkan
pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan menjadi 310.104,2 Ha.

2 - 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.7.
Penggunaan Lahan Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Tabel. 2.6.
Luas Hutan Menurut Fungsi/Statusnya
Luas (Ha)
No. Hutan
Tahun 2012 Tahun 2013
A Kawasan Konservasi
1 Cagar Alam 6.628,16 6.628,16
2 Suaka Margasatwa - -
3 Taman Wisata - -
4 Taman Buru - -
5 Taman Nasional - -
6 Taman Hutan Raya - -
B Hutan Lindung 95.847,777 95.847,77
1 Hutan Produksi 154.609,06 154.609,06
2 Hutan Produksi Terbatas 26.085,40 26.085,40
3 Hutan Produksi Konservasi 26.933,81 26.933,81
C Hutan Kota 2 -
Total Luas Hutan 310.106,2 310.104,20
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanah Bumbu Tahun 20012/2013 dan
Data Tahun 2012/2013 Kep.Menhutbun No. 453/KPTS-11/1999

Faktor pembanding lainnya yang menunjukkan peningkatan laju kerusakan hutan adalah
dilihat dari data luas lahan kritis pada tahun 20010-20011 sebesar 50.517,235 ha menjadi
72.260,2 ha pada tahun 20012-2013.

Tabel. 6.7.
Luas Lahan Kritis Kabupaten Tanah Bumbu
Luas (Ha)
No. Lokasi / Kecamatan
Tahun 2012 Tahun 2013
1. Satui 18.268,6 18.268,6
2. Kusan 18.135,0 18.135,0
3. Batulicin 35.856,6 35.856,6
4. Lasung - -
Total 72.260,2 72.260,2
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Bumbu Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Selatan

Hal ini mengindikasikan bahwa kerusakan lahan dan hutan dan tahun ke tahun bukannya
menurun, tetapi sebaliknya. Beberapa faktor penyebab lajunya kerusakan lahan dan hutan
di kabupaten tanah bumbu diantaranya yaitu:

1. Konversi hutan (pengubahan fungsi kawasan hutan) atau pelepasan kawasan hutan
untuk keperluan non kehutanan atau tukar-menukar kawasan menjadi perkebunan,
pertanian, pertambangan dan pemukiman serta transmigrasi, penebangan ilegal (illegal
logging)
2. Kebakaran hutan dan lahan yang masih banyak terjadi tiap tahunnya di areal
perusahaan HPH/HTI dan perkebunan dibandingkan areal milik masyarakat.

2 - 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan dan lahan tersebut terdiri dari 2 (dua)

dampak yaitu:

1. Dampak langsung, meliputi:

a. Penurunan struktur tanah dan ekosistem

b. Perusakan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati (plasma nutfah)

c. Penyempitan daerah tangkapan air (dta)

d. Pendangkalan air sungai, erosi dan sedimentasi, meningkatnya breading place

e. Penambahan luas lahan kritis dan terjadinya banjir

2. Dampak tidak langsung, meliputi:

a. Terjadinya tingkat erosi permukaan yang lebih tinggi yang berakibat tanah

kehilangan sifat plastisnya, penurunan porositas dan irifiltrasi tanah, berkurangnya

daya tangkap tanah terhadap air

b. Terjadinya perubahan ph tanah secara drastis dan terganggunya keseimbangan

unsur hara, semua dampak ini akan terasa setelah beberapa tahun kemudian dan

akan lebih mengalami kerusakan secara global.

Melihat kondisi kerusakan hutan dan lahan yang semakin meningkat, pemerintah daerah

kabupaten tanah bumbu melalui dinas/instansi terkait terus melakukan upaya-upaya

perbaikan, diantaranya adalah:

1. Upaya rehabilitasi lahan dan hutan yang rusak

2. Reboisasi pada loa (land over area) atau areal kosong dan terlantar

3. Mengatur perijinan alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan

4. Sosialisasi siaga bencana kebakaran hutan dan lahan serta pencegahan dan

penaggulangannya baik kepada maupun pihak perusahaan

5. Pengawasan secara intensif aktivitas pembukaan lahan dengan mengeluarkan aturan

mengenai pembakaran lahan dan hutan

6. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang konservasi hutan dan lahan


7. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan serta
melakukan upaya pemadaman kebakaran pada lahan dan hutan yang terbakar.

2 - 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.3.3. LAUT, PESISIR DAN PANTAI


Sebagian besar kecamatan di kabupaten tanah bumbu berada di sekitar wilayah laut
dan pesisir. Hal ini juga mempengaruhi mata pencaharian penduduk yang banyak
menggantungkan hidup dari hasil laut dengan menjadi nelayan atau petani kolam/tambak.
Dari 10 kecamatan, terdapat 6 (enam) kecamatan diantaranya berada disekitar pesisir dan
laut dengan jumlah desa sebanyak 30 (tiga puluh).
Secara umum kondisi kawasan pesisir dan laut di kabupaten tanah bumbu belum
terindikasi pencemaran akibat industri atau kegiatan usaha lainnya, tetapi potensi
kerusakan yang terjadi di pesisir dan laut sudah mulai terlihat, diantaranya kerusakan
ekosistem bakau (mangrove) akibat adanya pembukaan areal tambak rakyat yang tak
terkendali, penebangan kayu baku untuk bahan bangunan dan arang, konversi areal
mangrove untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan khusus pengangkutan batu bara
serta kerusakan pesisir dan laut lainnya.
Bentuk profil kedalaman (batimetri) di wilayah Tanah Bumbu terdiri dari dua bentuk
yakni di bagian barat (perairan Selat Laut) dan bagian selatan yang berhadapan dengan Laut
Jawa. Pada perairan Selat Laut, menunjukkan di daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu
lebih curam terutama dari Pulau Suwangi sampai ke muara Selat Laut, jika dibandingkan
dengan kedalaman di pesisir Pulau Laut (Kabupaten Kotabaru), akan tetapi di perairan ini
banyak terbentuk delta sebagai akibat sedimentasi. Kedalaman di perairan Selat Laut
maksimal 11 m.

2 - 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.8.
Kawasan Lindung Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Kondisi profil kedalaman di muara Selat Laut (terutama Tanjung Petang)


menunjukkan lebih dalam dan curam (>2 o), dimana kedalaman 10 m hanya berjarak 100 m
dari garis pantai dan kedalaman maksimum mencapai 20 m, hal ini disebabkan karena
pengaruh gelombang dan arus yang sangat besar di daerah ini, sehingga menyebabkan
sedimen jauh terbawa ke daerah lain. Profil kedalaman di bagian selatan lebih beragam,
dimana pada kedalaman 5 m berkisar pada jarak 1-5 Km dan kedalaman 10 m pada jarak 6-
16 Km. Ini menunjukkan pengaruh gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama
pada musim timur (angin dominan dari arah tenggara).
Proses perubahan garis pantai dan kedalaman sangat tergantung oleh dinamika
hidrooseanografi baik dari laut maupun dari darat yang melalui aliran sungai. Akibat proses
ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini tidak beraturan, di mana banyak terdapat
sand dune (gumuk pasir) yang tidak beraturan sebagai akibat pengaruh gelombang dan arus
pasut baik dari sungai maupun laut. Selain itu profil batimetri juga sangat dipengaruhi oleh
pola sebaran sedimen dari laut maupun daratan yang menyebabkan adanya sedimentasi
yang mengendap pada daerah-daerah tenang (pada daerah dengan kecepatan arus sangat
lemah). Bentuk kontur kedalaman dan garis pantai pada daerah ini sering berubah-ubah,
akibat proses sedimentasi maupun abrasi pada setiap perubahan musim. Adanya pohon
mangrove dengan ketebalan yang sangat besar di sepanjang pantai, cukup besar
pengaruhnya dalam meredam gelombang maupun kecepatan arus. Mangrove tersebut
sebagai perangkap sedimen, dengan hal ini akan menyebabkan sedimentasi yang cukup
besar terutama di Pulau Tampakan dan sekitarnya.

Tabel. 2.8.
Potensi Ekosistem Mangrove
Potensi Ekosistem Mangrove
Tahun 2011 Tahun 2012
No. Kecamatan
Baik Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Ringan Rusak Berat
Baik (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Simp. Empat 5.219 724.5 338 3.456,8 - -
2 Batulicin 1.456 384 266 287,633 - -
3 Kusan Hilir 1.313 333 345 1.520,68 - -
4 Sei. Loban 2.952 237 638 622,34 - -
5 Angsana 2.217 516.5 15 252,789 - -
6 Satui 4.430,5 1.406 538 871,761 - -
Total 17.587,5 3.601 2.138 7.012,003 - -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikana n Kabupaten Tanah Bumbu

2 - 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Tabel. 2.9.
Luas Tutupan Dan Kondisi Terumbu Karang
Persentase Luas Tutupan (%)
Luas Tahun 2011 Tahun 2012
No. Kec.
Tutupan
Sngt Sngt
(Ha) Baik Sedang Rusak Baik Sedang Rusak Pasir
Baik Baik
1 Satui 43,14 - 30 14.5 38 - 5,96 4,39 22,44 10,31
2 Angsana 89,18 - 59.5 25 8 - 17,42 7,24 14,05 50,47
3 Sei. Loban 188,61 - 99 48 18 - 19,78 34,53 53,25 81,09
4 Kusan Hilir 0,14 - - - - - 0,1 0 0,04 0
Jumlah 321,07 - 178.5 87.5 64 - 43,26 46,16 89,78 141,87
Sumbe : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu

Dari data pada tabel diatas terlihat bahwa pada beberapa kecamatan ada yang
mengalami penurunan kerusakan ekosistem mangrove meskipun angka penurunannya
sangat kecil. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 meskipun luas tutupan lahan tidak
ada perubahan, namun terlihat angka presentase luas tutupan dan kondisi terumbu karang
sedikit mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa selain sudah digalakkannya
berbagai macam program pengelolaan lingkungan oleh Pemerintah Daerah tetapi masih
banyak kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Adanya
potensi kerusakan mangrove tersebut jelas sangat menganggu fungsi ekologi hutan
mangrove sebagai perangkap sedimen dan merupakan habitat berbagai jenis satwa baik
sebagai habitat pokok maupun sebagai habitat sementara dan juga dari fungsi ekonomis,
dapat bermanfaat sebagai sumber penghasil kayu, bahan arang, alat tangkap ikan dan
sumber bahan lain seperti tannin dan pewarna. Mangrove juga mempunyai peran penting
sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang air laut. Oleh karena itu, keberadaan
dan kelestarian hutan mangrove sangatlah penting untuk kesejahteraan manusia dan
memerlukan perhatian dan kepedulian dari Pemerintah Daerah setempat maupun
masyarakat sekitar.
Untuk daerah cakupan perairan Kabupaten Tanah Bumbu bagian selatan (perairan
Laut Jawa), berdasarkan data yang diperoleh dari Satelit Cersat selama 10 tahun terakhir
yakni tahun 2002 - 2012 (www.satelitcersat.com) pada ketinggian 10 m dpl menunjukkan
arah angin maksimum sebagian besar dari arah selatan (25,83%), kemudian dari arah
tenggara (20%), dengan kecepatan angin maksimum sebagian besar berkisar pada interval
5,4-7,9 m/s (45%) dan 7,9-10,7 m/s (22,50%). Selama periode 10 tahun terakhir ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan kecepatan angin maksimum rata-rata 4,5 m/s.
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan iklim global telah mempengaruhi kawasan pesisir
Kabupaten Tanah Bumbu.

2 - 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Kondisi hidroosenografi di perairan Kabupaten Tanah Bumbu, sangat dipengaruhi oleh


musim, dimana pada musim barat gelombang yang terbentuk lebih banyak berasal dari arah
barat (42.31%) dengan tinggi dan periode gelombang berkisar pada interval 1.2 m - 2.1 m
dan 5.5 s - 6.6 s. Pada musim timur gelombang sudah berubah arah yakni dari arah selatan
(46.15%), dengan tinggi dan periode gelombang berkisar pada interval 1.5 m - 2.7 m dan 6.9
s - 8.3 s. Tinggi dan periode gelombang maksimum terjadi dari arah tenggara yakni 2.9 m
dan 8.2 s
Sedangkan di perairan Selat Laut, oleh karena posisinya terlindung oleh Pulau Laut,
sehingga pengaruh gelombang lebih tenang, dimana gelombang tertinggi terjadi dari arah
selatan yakni bisa mencapai 0.5 m dan 2.9 pada bulan Agustus - September.
Pola arus di perairan Selat Laut sangat dipengaruhi oleh pergerak massa air dari Selat
Makassar dan pasang surut, posisi selat yang sangat sempit, menyebabkan arus akan
mengalir dengan deras. Hal tersebut juga sangat dipengaruhi oleh adanya massa air dari
sungai yang membujur barat laut - tenggara. Dengan besarnya debit sungai dari daratan
akan mendorong sedimen terbawa jauh ke laut.
Bilangan Formzahl (F) diperoleh sebesar 2.13 atau berdasarkan kriteria courtier
range nilai tersebut termasuk dalam tipe pasang surut tipe campuran condong keharian
tunggal (mixed tide prevailing diurnal), menunjukkan bahwa dalam satu hari/piantan
pengamatan terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang
sangat berbeda, untuk perairan bagian selatan yang berbatasan dengan perairan Kabupaten
Tanah Laut. Sedangkan di perairan Selat Laut diperoleh Bilangan Formzahl (F) sebesar 0,84
atau tipe pasang surut merupakan campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal). Hal ini menunjukkan pengaruh perairan Laut Jawa bertipe campuran condong
keharian tunggal dan Selat Makassar bertipe campuran condong keharian ganda, sangat
mempengaruhi perairan Kabupaten Tanah Bumbu.Lahan Budidaya Luas lahan budidaya
khususnya budidaya air payau berupa tambak tersebar di 3 kecamatan yaitu: Kusan Hilir,
Sungai Loban dan Satui. Total luas tambak di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2013
adalah 1671,1 Ha.

2 - 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Tabel. 2.10.
Data Luasan Tambak Tahun 2014 Kabupaten Tanah Bumbu
No. Kecamatan Luas Tambak (Ha)
1 Kusan Hilir 415,1
2 Sungai Loban 506
3 Satui 749,8
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

Pada usaha budidaya kolam, tambak dan keramba terjadi penurunan produksi yang
disebabkan antara lain:

1. Faktor alam yaitu adanya bencana banjir dan disamping itu masih banyak petani
pembudidaya yang tidak memasang pagar keliling kolam dan tambak sehingga
memudahkan ikan keluar dari lokasi pemeliharaan.
2. Musim kemarau yang panjang sehingga air didalam kolam sangat sedikit bahkan ada
yang lokasinya kekeringan sehingga ikan tidak bisa ditebar.

Beberapa kegiatan masyarakat yang berpotensi menyebabkan kerusakan pesisir dan pantai
diantaranya adalah:

1. Pembuatan kolam dan tambak di wilayah pesisir


2. Penggundulan hutan di daerah hulu
3. Kegiatan pengembangan di daerah pantai yang tidak mengindahkan dinamika pantai
4. Kegiatan kehutanan yang sering menggunakan sungai sebagai transportasi untuk
mendistribusikan hasil-hasil kayunya
5. Kegiatan pertambangan liar (illegal rninning) yang menggunakan merkuri yang langsung
di buang ke sungai sehingga akhirnya sampai ke laut yang menyebabkan polusi bagi
ekosistem laut (mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi)
6. Meningkatnya aktifitas lalu lintas air yang menimbulkan adanya ceceran minyak dari
alat transportasi air sehingga mengakibatkan terganggunya ekosistem biota perairan
dan kebisingan bagi fauna sekitarnya
7. Pembangunan sarana prasarana pelabuhan khusus yang kurang memperhatikan tata
ruang, sehingga kawasan konservasi khususnya terumbu karang di desa bunati
kecamatan angsana dan desa sei. Loban kecamatan sei. Loban kurang terlindungi
8. Kegiatan-kegiatan lainnya meliputi pembuangan limbah rumah tangga, industri yang
tidak mengikuti kaidah lingkungan menyebabkan air laut mudah tercemar, kegiatan
pelabuhan dan kapal nelayan yang sering keluar masuk menuju laut.

2 - 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Dampak utama yang ditimbulkan akibat dari kerusakan pesisir dan laut adalah:

1. Terjadinya abrasi di pesisir

2. Terganggunya ekosistem peraian

3. Berpindahnya ground fishing

4. Berkurangnya tempat berlindung dan bertelur ikan, udang dan kepiting

5. Adanya keluhan masyarakat tentang tingginya kadar timbal (pb) di tambak yang

mengakibatkan kegagalan panen ikan.

2.4. TRANSPORTASI
2.4.1. PERHUBUNGAN DARAT

Panjang jalan diseluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2014 adalah

921,99 Km yang terbagi atas 99,8 Km merupakan jalan provinsi dan 692,79 Km yang

merupakan jalan kabupaten. Keadaan tahun 2014, jalan yang diaspal sepanjang 420,78 Km,

jalan kerikil 402,18 Km dan jalan tanah 92,52 Km. Keseluruhan panjang jalan di Kabupaten

Tanah Bumbu, 249,11 Km berkondisi baik, 273,96 Km berkondisi sedang, 316,21 Km

berkondisi rusak dan 82,7 Km berkondisi rusak berat.

Tabel. 2.11.
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Keras Jalan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014
Aspek Yang Diamati Jalan Negara (m) Jalan Provinsi (m) Jalan Kabupaten (m) Total (m)
Jenis Permukaan
Aspal 127.400 99.800 193.583 420.783
Kerikil - - 402.187 402.187
Tanah - - 92.528 92.528
Lainnya 2000 - 4.495 6.495
Jumlah 1 129.400 99.800 692.793 921.993
Kondisi Jalan :
Baik 8.880 49.800 190.431 249.111
Sedang 43.400 3.700 226.863 273.963
Rusak 65.230 26.000 224.985 316.215
Rusak Berat 11.890 20.300 50.514 82.704
Jumlah 2 129.400 99.800 692.793 921.993
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2 - 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.9.
Morfologi Laut Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.10.
Ekosistem Pesisir Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Prasarana perhubungan darat yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Bumbu berupa
jalan darat sepanjang 1.596.850 km yang terdiri dari 134,85 km jalan negara, 97 Km jalan
provinsi dan 1.365 km jalan kabupaten. Keadaan tahun 2007-2009, dari keseluruhan
panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu, 300,123 Km berkondisi baik, 368,995 km
berkondisi sedang, 462,602 Km berkondisi rusak dan 294,31 Km berkondisi rusak berat. Jika
dipersentasekan maka jalan rusak yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu hanya sebesar
0,02% dari total panjang jalan kabupaten yang ada. Ini berarti pada tahun 2011-2014 kondisi
jalan propinsi yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu kurang lebih 100% beraspal.

Tabel. 6.12.
Panjang Jalan Menurut Status Jalan Setiap Kecamatan Tahun 2014 (m)
Jalan Jalan Jalan
Kecamatan Jumlah
Negara Provinsi Kabupaten
Kusan Hilir 24.800 - 68.282 93.082
Sungai Loban 24.900 - 80.026 104.926
Satui 27.500 - 73.023 100.523
Angsana 16.200 - 41.116 57.316
Kusan Hulu - - 146.346 146.346
Kuranji - - 39.435 39.435
Batulicin 9.500 - 23.773 33.273
Simpang Empat 26.500 10.5 48.519 85.519
Karang Bintang - 11.5 70.161 81.661
Mantewe - 77.8 102.112 179.912
Tanah Bumbu 129.400 99.800 692.793 921.993
2 0 14 129.400 99.800 692.793 921.993
2 0 13 129.400 99.800 784.430 1.013.630
2 0 12 0 118.800 1.306.690 1.425.490
2 0 11 0 118.800 1.306.690 1.425.490
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

Sedangkan panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014 adalah ± 921.993
m, dengan rincian ± 99.800 m merupakan Jalan Propinsi dan ± 692.793 m merupakan Jalan
Kabupaten. Kondisi jalan yang demikian semakin memperlancar arus lalu lintas dan
diharapkan kedepannya kondisi ini semakin memperlancar aktifitas perekonomian. Pada
jaringan jalan di daerah perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang
berpangkal di koridor jalan Batulicin-Sengayam, terdiri atas: jalan yang berujung di Bakau,
jalan yang berujung di Sungai Durian, jalan yang berujung di Gunung Batu Besar-Tanjung
Samalantakan, jalan yang berujung di Hampang, jalan yang berujung di Tanjung Batu-Pudi
dan jalan yang berujung di Pantai.

2 - 30
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Gambar. 2.1.
Presentase Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan Tahun 2014

Pada tahun 2014 ini, ada beberapa titik ruas jalan yang mengalami beberapa
kerusakan diantaranya di kecamatan Simpang Empat, Batulicin, Kusan Hilir dan Sebamban.
Sampai sejauh ini sudah dilakukan upaya-upaya pemeliharaan jalan oleh dinas/instansi
terkait meskipun belum secara keseluruhan dan diharapkan pada tahun-tahun mendatang
pemeliharaan jalan dilakukan secara cepat dan menyeluruh untuk menghindari kerusakan
jalan yang semakin parah. Disamping prasarana angkutan jalan darat ketersediaan
prasarana laut dan sungai juga memegang peranan penting. Hal ini ditandai dengan
keberadaan Pelabuhan Samudera di Batulicin, Pelabuhan Lokal di Pagatan, dan Pelabuhan di
Satui yang merupakan pintu gerbang masuk ke Kabupaten Tanah Bumbu melalui laut. Untuk
mendukung aktifitas perekonomian yang semakin tinggi, maka saat ini Kabupaten Tanah
Bumbu telah melengkapi diri dengan prasarana angkutan udara yang cukup memadai dan
akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jaringan sungai dan
penyeberangan di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan jembatan lintas kabupaten/kota
yang di Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)-Tanjung Serdang (Kabupaten Kotabaru). Sungai
yang dapat di layari di wilayah Kalimantan Selatan khususnya Batulicin.
2.4.2. PERHUBUNGAN LAUT

Pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuknya kapal, baik yang mengangkut
penumpang orang maupun barang kesatu wilayah tujuan. Di Kabupaten Tanah Bumbu
terdapat banyak jenis dan jumlah pelabuhan, diantaranya Pelabuhan Samudera,
Penyeberangan Ferry, Speed Boat, pendaratan dan pelelangan ikan serta pelabuhan khusus
batubara.

2 - 31
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Selama tahun 2014, tercatat jumlah kapal masuk ke Pelabuhan Batulicin sebanyak 5.211
buah dengan barang yang dibongkar seberat 1.602.196 Ton, dan barang yang dimuat
seberat 11.804.567 Ton, sedangkan jumlah kapal masuk ke pelabuhan Pagatan sebanyak
138 buah dengan barang yang dibongkar seberat 20.047 Ton. Di Pelabuhan Sei Danau
Satui selama 2013 terdapat aktifitas bongkar barang dengan volume mencapai 1.362.898
Ton dan muat barang 33.278.362 Ton. Di Kecamatan Batulicin terdapat aktifitas
penyeberangan dengan menggunakan kapal motor ferry Batulicin-Tanjung Serdang
(Kabupaten Kotabaru). Untuk pergerakan penumpang/manusia melalui pelabuhan Batulicin
melayani 4 trayek, yaitu:

1. Batulicin-Tg. Serdang
2. Batulicin-Surabaya
3. Batulicin-Balikpapan
4. Batulicin-Makasar
Selama tahun 2014, tercatat jumlah kapal masuk ke Pelabuhan Batulicin sebanyak
5.211 buah dengan barang yang dibongkar seberat 1.602.196 Ton, dan barang yang dimuat
seberat 11.804.567 Ton, sedangkan jumlah kapal masuk ke pelabuhan Pagatan sebanyak
138 buah dengan barang yang dibongkar seberat 30.539.73 Ton. Di Pelabuhan Sei Danau
Satui terdapat aktifitas bongkar barang dengan volume memuat barang mencapai
1.362.898 Ton dan bongkar barang 33.278.362 Ton.Di Kecamatan Batulicin aktifitas
penyeberangan dengan menggunakan kapal motor Ferry Batulicin-Tanjung Serdang
Kabupaten Kotabaru).

Gambar. 2.2.
Pelabuhan Umum Dan Pelabuhan Kargo Di Batulicin

Pelabuhan Umum Pelabuhan Cargo

2 - 32
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.4.3. PERHUBUNGAN UDARA


Bandar udara Bersujud Batulicin merupakan satu-satunya bandar udara yang
melakukan aktifitas penerbangan sipil dan komersil di Kabupaten Tanah Bumbu, dimana
termasuk kategori bandar udara pengumpan (spoke) khusus. Armada pesawat yang
digunakan adalah pesawat carteran yang melayani rute perjalanan Batulicin-Banjarmasin.
Pada Tahun 2014, selama tahun tersebut aktifitas penerbangan paling padat pada bulan
November dengan frekuensi pesawat mendarat dan berangkat masing-masing 99 kali.

Tabel. 2.13.
Lalu Lintas Pesawat Dan Jumlah Penumpang Di Bandara Batulicin 2014
Pesawat Penumpang
Bulan Jumlah
Mendarat Berangkat Datang Berangkat
Januari 70 70 558 575 1.333
Pebruari 75 75 689 611 1.300
Maret 86 86 815 964 1.779
April 71 71 1.469 1.663 3.132
Mei 64 64 1.652 1.893 3.545
Juni 61 61 1.613 1.818 3.431
Juli 63 63 1.724 1.850 3.574
Agustus 70 70 1.442 1.507 2.949
September 77 77 1.656 1.848 3.504
Oktober 91 91 1.835 2.023 3.858
Nopember 99 99 1.870 1.878 3.748
Desember 65 65 644 838 1.482
Jumlah 2014 892 892 15.967 17.468 33.435
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2 - 33
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.11.
Prasarana Transportasi Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 34
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.12.
Jaringan Jalan Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 35
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.5. KEPENDUDUKAN
2.5.1. JUMLAH PENDUDUK

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Tanah
Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan. Konsentrasi
penduduk berada di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Tahun 2014
berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Tanah bumbu mencapai 306.185
atau naik sekitar 3,78 %.
Sebaran penduduk terbanyak tiap kecamatan (2014) terdapat di kecamatan Simpang
Empat sebanyak 82.913 jiwa atau 27% dari jumlah penduduk tanah bumbu, sedangkan
sebaran terkecil terdapat di kecamatan Kuranji sebanyak 8.252 jiwa atau hanya 3 %. Dengan
demikian kepadatan penduduk mencapai jiwa per km (2007) yang kembali meningkat
ditahun 2014 mencapai 32 jiwa per km. Tahun 2014 tingkat kepadatan antar kecamatan
cukup variatif, Kecamatan Simpang Empat mempunyai tingkat kepadatan tertinggi sebesar
275 jiwa per km, sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Kusan hulu yang hanya 12
jiwa per Km nya.

Tabel. 2.14.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2007-2014
Rate Pertumbuhan Penduduk (%) Rata-Rata Rate
No. Kecamatan
2007-2008 2009-2010 2011-2012 2003-2014 (%)
1 Kusan Hilir 3,05 24,48 4,21 -18,84 3,23
2 Sungai Loban 1,32 34,87 -2,61 -16,95 4,16
3 Satui 1,66 38,60 -1,39 3,61 10,62
4 Kusan Hulu 1,91 53,66 0,89 -26,46 7,50
5 Batulicin 6,96 30,09 -1,25 -11,05 6,19
6 Simpang Empat 1,76 4,53 8,30 1,95 4,14
7 Karang Bintang 2,23 35,26 -0,81 -28,34 2,08
8 Mantewe 1,69 42,44 3,07 -36,69 2,63
9 Kuranji 3,57 21,74 11,03 -21,31 3,76
10 Angsana 2,35 53,05 -3,42 -18,36 8,40
Jumlah 2,31 28,39 2,27 -13,29 4,92
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2.5.2. STRUKTUR PENDUDUK

Struktur umur penduduk (2014) sebagaimana struktur umur pada umumnya


umumnya yaitu berstruktur umur muda (0-14 tahun) 94.591 jiwa (31%). struktur umur
Produktif (15-64) 202.361 jiwa (66 %) dan umur non produktif (65+) 9.233 jiwa atau 3.%.
Persentase penduduk miskin pada tahun 2013 sebesar atau 5,20 % telah menurun
dibanding tahun sebelumnya 2012 yakni sebesar 5,47%. Sedangkan jumlah penduduk
miskin mencapai 16.039 jiwa.

2 - 36
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Sebagai indikator dari pembangunan di bidang kependudukan dapat dilihat dari


perkembangan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Tanah
Bumbu menunjukkan perbaikan, yaitu dari 71,09 pada tahun 2013 menjadi 71,82 pada
tahun 2014. Kabupaten Tanah Bumbu berada pada posisi ke 9 se-Propinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2013 dan tahun 2014. Dengan demikian kondisi kualitas SDM
Kabupaten Tanah Bumbu masih tertinggal. Hal ini akan menyulitkan apabila akan masuk
pada lingkungan global jika tidak segera dilakukan perbaikan. Sementara itu dari segi
pembentukan IPM, indikator harapan hidup penduduk Tanah Bumbu telah meningkat dari
65,68 tahun (tahun 2013) menjadi 68,86 tahun di tahun 2014. Angka melek huruf juga
meningkat dari 95,25% tahun 2013 menjadi 96,59% tahun 2014 dan Rata-rata lama sekolah
juga meningkat dari 7,56 tahun menjadi 7,73 tahun ditahun 2014.
Capaian tingkat pendidikan tertinggi penduduk Kabupaten Tanah Bumbu masih
tergolong rendah. Pada tahun 2007 penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mencapai
20.743 (laki-laki) dan 21.303 (perempuan), tidak/belum tamat SD 24.011 (laki-laki) dan
25.671 (perempuan), SD/MI 15.230 (laki-laki) dan 13.940 (perempuan), SLTP/MTs 4.601
9laki-laki) dan 4.458 (perempuan), SLTA/MA 2.657 (laki-laki) dan 2112 (perempuan),
Akademi/diploma 1.068 (laki-laki) dan 576 (perempuan), Universitas 852 (laki-laki) dan 435
(perempuan). Faktor lain yang menentukan pembangunan manusia adalah tingkat
pengeluaran riil perkapita dimana Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2013 sebesar Rp.
641.200,- lebih tinggi dari Propinsi Kalimantan Selatan yang sebesar Rp. 619.800,-. Tahun
2007 meningkat menjadi Rp. 623.000,- sementara Propinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp.
622.700,-. Untuk nasional pada tahun 2014 sebesar Rp. 644.100. Ini berarti rata-rata
pengeluaran riil perkapita untuk Kabupaten Tanah Bumbu lebih tinggi daripada rata-rata
untuk Propinsi Kalimantan Selatan dan rata-rata nasional.

2.5.3. KEPADATAN PENDUDUK

Kuantitas Penduduk Tanah bumbu selama kurun waktu 20 tahun kedepan


berdasarkan perkembangan 10 tahun terakhir, maka penduduk akan tumbuh 60,55%
dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 2,52%, capaian pertumbuhan dalam 5
tahunan diproyeksikan tahun 2010 sebanyak 247.258 jiwa, dan di tahun 2025 sebesar
343.366 jiwa dengan rasio 118, yaitu diantara 100 penduduk perempuan sebanding dengan
118 penduduk laki-laki. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2014, jumlah penduduk
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 306.185 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.

2 - 37
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan perbandingan antara


jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Kecamatan yang memiliki kepadatan
yang cukup besar adalah Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Karang Bintang,
dengan rata-rata kepadatan penduduknya sebesar 225 jiwa/Km2 untuk kecamatan yang
memiliki kepadatan cukup rendah adalah Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe,
rata-rata kepadatan penduduknya 12-17 jiwa/Km2.

Tabel. 2.15.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan KecamatanTahun 2014
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kusan Hilir 23.937 23.430 47.366
Sungai Loban 11.567 10.608 22.175
Satui 31.551 28.118 59.669
Angsana 9.747 8.946 18.693
Kusan Hulu 9.918 9.173 19.091
Kuranji 4.312 3.940 8.252
Batulicin 7.811 7.406 15.216
Simpang Empat 8.457 7.617 16.074
Karang Bintang 43.265 39.648 82.913
Mantewe 9.022 7.713 16.736
Tanah Bumbu 159.587 146.598 306.185
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka 2014

Tabel. 2.16.
Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut KecamatanTahun 2014
2 2
Kecamatan Penduduk (Jiwa) Luas (Km ) Kepadatan (Jiwa/Km )
Kusan Hilir 47366 401,54 117.89
Sungai Loban 22175 358,41 61.87
Satui 59669 876,58 68.87
Angsana 18693 151,54 123.35
Kusan Hulu 19091 1609,39 11.86
Kuranji 8252 110,24 74.85
Batulicin 15216 127,71 119.14
Karang Bintang 16074 118,02 136.20
Simpang Empat 82913 302,32 274.26
Mantewe 16736 1011,21 16.55
Tanah Bumbu 159.587 5.066,96 31.50
2014 153.706 5.066,96 30.33
2013 147.120 5.066,96 29.04
2012 140.286 5.066,96 27.69
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

2 - 38
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.6. EKONOMI
Kondisi makro ekonomi di Kabupaten Tanah Bumbu digambarkan dengan melalui
Pendapatan Daerah, Investasi Daerah, PDRB, APBD dan Struktur Ekonomi.

2.6.1. PENDAPATAN DAERAH

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Pemerintah yang digunakan untuk
membiayai pembangunan. Di Kabupaten Tanah Bumbu ada beberapa pos penerimaan
daerah, di antaranya berupa Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Selama tahun 2008
penerimaan daerah dari pos BBN-KB dan PKB berturut- turut sebesar Rp 19,87 milyar dan
Rp 9,40 milyar.
Target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2011, sebesar
25,355 milyar rupiah, sedangkan realisasinya telah melebihi target yakni sebesar 30,887
milyar rupiah (121,82 persen). Sumber penerimaan PBB terbesar berasal dari sektor
pertambangan yang mencapai 21,686 Milyar Rupiah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tanah Bumbu selama tahun 2014 yang
berasal dari Retribusi IMB yakni sebesar 1,171 Milyar Rupiah. Angka ini kurang dari target
1,223 Miliyar Rupiah. Sumber lain yang memberikan kontribusi tinggi adalah Pajak Bahan
Galian Golongan C.

2.6.2. INVESTASI

Investasi merupakan salah satu hal yang turut mendorong hidupnya sektor riil di
suatu wilayah, melalui instrumen tersebut jugalah terjadinya penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan volume produksi. Sesuai data yang tercatat di BKPMD provinsi Kalimantan
Selatan, pada tahun 2011, jumlah proyek yang teralokasi di Kabupaten Tanah Bumbu 65
proyek, dengan nilai investasi sebesar 904 Milyar Rupiah yang terdiri dari Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) Penanaman Modal Asing (PMA). Dari nilai investasi tersebut
terserap 8.792 tenaga kerja Indonesia. Nilai investasi ini diharapkan akan semakin
bertambah ke depannya, mengingat Kabupaten Tanah Bumbu dikenal memiliki potensi
sumber daya alam yang melimpah. Hal ini menjadi tanggung jawab tersendiri bagi
pemerintah daerah guna menarik investor untuk menanamkan modalnya di wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu.

2 - 39
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.6.3. PDRB Dan APBD

Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah Bumbu
atas dasar harga berlaku, sebesar 8,947 trilyun Rupiah. Sedangkan menurut harga konstan
2000, PDRB Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 3,88 trilyun rupiah. Sektor yang paling besar
peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tanah Bumbu adalah sektor
Pertambangan dan Penggalian (43,87,11 persen), kemudian disusul sektor Pertanian
sebesar 13,54 persen. Laju pertumbuhan PDRB Tanah Bumbu pada tahun 2014 sebesar 5,58
persen. Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar adalah sektor keuangan sebesar 11,77
persen, sedangkan yang terendah pertumbuhannya adalah sektor Listrik dan Air Minum,
yakni 1,26 persen.

Gambar. 2.3.
Struktur Perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014

Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2014

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, perekonomian Tanah Bumbu menunjukkan
struktur yang relatif tetap. Sektor-sektor primer (pertanian dan pertambangan) tetap
menunjukkan dominasinya dalam perekonomian Tanah Bumbu, disusul sektor sekunder
(industri, konstruksi, listrik dan air bersih) dan tersier (perdagangan, pengangkutan
telekomunikasi, bank dan jasa-jasa). Hal inilah yang membentuk corak ekonomi Tanah
Bumbu sebagai daerah agraris. Lokomotif pertumbuhan ekonomi Tanah Bumbu juga masih
dikendalikan oleh sektor primer. Apalagi selama dua tahun terahir ini, sejak krisis keuangan
global terjadi, banyak peta perubahan arah konsumsi negara dunia, yang mulai mengalihkan
orientasi konsumsinya ke produk-produk primer dan energi, seperti karet, sawit dan
batubara. Tentunya momentum seperti ini menguntungkan daerah-daerah seperti Tanah
Bumbu yang masih mengandalkan sektor-sektor primernya.

2 - 40
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Perekonomian Tanah Bumbu tahun 2014 mengalami pertumbuhan 5,58%. Pertumbuhan ini

lebih lambat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 6,10%. Pertumbuhan ekonomi Tanah

Bumbu yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh membaiknya kinerja beberapa

sektor/lapangan usaha, yang menjadi sumber pertumbuhan seperti pertambangan,

pertanian, perdagangan, industri dan transportasi.

Kemampuan keuangan daerah pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui

Pendapatan Asli Daerah (PAD) nampak terlihat meningkat dengan stabil. Setelah menjadi

Kabupaten Tanah Bumbu PAD mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 sebesar

Rp. 164.488.336.621,- dan pada tahun 2014 naik menjadi Rp. 248.141.276.461,56,-. PAD

tersebut bersumber dari Pendapatan Daerah/Pajak Daerah, Retribusi Daerah.

Dana perimbangan yang diterima pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2014 sebesar

Rp. 718.759.640.999 dana perimbangan tahun 2014 ini terbagi atas Dana Alokasi Khusus;

Dana Alokasi Umum; Bagi Hasil Pajak; Bagi Hasil Bukan Pajak; Dana Penyeimbang dari

Propinsi dan Dana Penyeimbang dari Pemerintah.

2.7. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Sumberdaya mineral yang merupakan sumberdaya alam tak terbarukan (exhaustible

atau nonreneweble resources) Di Kabupaten Tanah Bumbu diantaranya berupa kandungan

batu gamping, marmer, kaolin, pospat, perindotit, emas, intan, pasir kuarsa, lempung dan

batubara. Potensi Sumberdaya Mineral Batubara yang terbanyak terdapat di Kecamatan

Satui dan Kec.Batulicin. Perusahaan yang telah mengekploitasi adalah PT. Arutmin

mengelola lokasi di dua wilayah, yaitu Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. Selain itu

terdapat tidak kurang dari 58 badan usaha yang melakukan kegiatan penambangan ini.

Kemudian disadari bahwa dari sejumlah produksi tersebut belum menghasilkan nilai

tambah produk yang berarti, belum memberikan bagihasil produk yang berarti bagi daerah,

bahkan masih belum sepenuhnya dapat terkelola dan terkendali dengan baik terutama

kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga terjadi penurunan daya dukung lingkungan

dan penurunan ketersediaan sumberdaya alam dengan cepat.

2 - 41
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Tabel. 2.17.
Penyebaran Dan Potensi Bahan Galian Dan Tambang
No. Bahan Galian Lokasi Potensi/cadangan
1. Batu Gamping a. Daerah trans.blok A2, B2 & E2 Kec.Batulicin a. 3.995.356,8 ton
b. Ds. Mentewe Kec.Batulicin b. 1.836.000,0 ton
c. 38.432.812,5 ton
c. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu
2. Marmer a. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu a. 1.230.000 M3
b. Ds.Mentewe Kec.Batulicin b. 42.187.500 M3
3. Kaolin Ds.Sei.Dua Kec.Batulicin 100.000 ton
4. Pospat Daerah trans blok A2 Kec. Batulicin 1.25 ton
5. Perindotit a. Ds.Aib Kec.Kusan Hulu a. 11.475.000 M3
b. G.Kukusan Kec.Batulicin b. Tidak terdata
6. Emas a. Ds.T.Kepayang Kec.K.Hulu a. Tidak terdata
b. Pulau Suwangi Kec.Batulicin b. Tidak terdata
7. Intan a. Kec.Satui a. Tidak terdata
b. Kec.Batulicin b. Tidak terdata
8. Pasir Kuarsa Sekapuk Kec.Satui 112.500 ton
9. Lempung a. Ds.Sebamban Kec.Satui a. Tidak terdata
b. Kec.Batulicin b. Tidak terdata
10 Batubara a. Kec.Satui
. b. Kec.Sei.Loban
384.373,32 ha
c. Kec.Kusan Hilir
d. Kec.Kusan Hulu
e. Kec.Batulicin
Sumber : Kanwil Pertambangan dan Energi Kalsel

Sumberdaya Hutan merupakan sumberdaya alam terbesar/terluas kedua setelah


batubara di Kabupaten Tanah Bumbu. Keberadaan sumberdaya alam tersebut tidak lepas
dari suatu permasalahan sebagai akibat dari dampak kegiatan pemanfaatan sumberdaya
alam oleh manusia. Perubahan pola hubungan manusia dengan sumberdaya alam dari pola
hubungan kooperasi kepola hubungan eksploitasi memunculkan adanya degradasi
sumberdaya alam dan dehumanisasi manusia yang tinggal di dalam dan di sekitarnya.
Degradasi dan dehumanisasi tersebut disebabkan oleh pesatnya deforestasi sumberdaya
hutan akibat penebangan liar, kegiatan perladangan, kebakaran hutan, perubahan fungsi
hutan, penebangan oleh IUPHHKHA, dan kegiatan pertambangan.
Konversi hutan menjadi suatu bentuk penutupan lahan non-hutan secara besar-
besaran untuk pertambangan ,perkebunan, hutan produksi, hutan tanaman industri,
transmigrasi, perladangan non-tradisonal telah memberikan dampak terhadap kondisi
hidrologi (tata air dan aliran air) kawasan yang spesifik untuk Kabupaten Tanah Bumbu
sehingga mengganggu ketersediaan air tanah dan air sungai sebagai sumber bahan baku.

2 - 42
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Sumberdaya air untuk Kabupaten Tanah Bumbu berasal dari Satuan Wilayah Sungai (SWS)
Cengal-Batulicin seluas 18.651,167 Km2, yang meliputi Sungai Cengal, Sungai Satui, Sungai
Batulicin, Sungai Sebamban, Sungai Kusan, Sungai Batu Laki, dan Sungai Kintap.
Kemampuan DAS ini bersifat pluktuatif. Pada musim hujan kemampuan DAS ini sangat
terbatas dalam menampung curah hujan yang tinggi, sehingga terkadang menimbulkan
banjir. Akan tetapi jika musim kemarau disaat debit air rendah maka supply air untuk PDAM
jadi terhambat.
Di Kabupaten Tanah Bumbu pemanfaatan sumberdaya air secara langsung
mencakup pemanfaatan untuk irigasi dan air bersih. Secara tidak langsung adalah untuk
transportasi sungai dan pariwisata. Untuk air bersih selain langsung digunakan oleh
masyarakat maka sumberdaya air tersebut dikelola oleh PDAM sebagai sumber air baku
PDAM yang digunakan oleh 3.352 pelanggan. Pemanfaatan lainnya dalam bentuk perairan
umum yang digunakan untuk perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pemanfaatan
sumberdaya air melalui sistem irigasi dihadapkan pada kendala kurang berakarnya sistem
pengelolaan irigasi berbasis pada masyarakat sehingga muncul adanya krisis kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, rendahnya partisifasi kelompok Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A), dan tuntutan ganti rugi tanah.Selain itu kondisi saluran irigasi dan
peralatan yang digunakan untuk operasi dan pemeliharaan irigasi sebagian juga mengalami
kerusakan.

2 - 43
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.13.
Sebaran Pertambangan Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 44
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Peta. 2.14.
Kawasan Hutan Kabupaten Tanah Bumbu

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)


DINAS PU CIPTA KARYA KABUPATEN TANAH BUMBU

2 - 45
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

2.8. POTENSI DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA


Pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi besar dalam upaya mendorong pertumbuhan wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu yang sedang tumbuh dan berkembang, khususnya dalam memacu
penerimaan devisa Negara dan pendapatan asli daerah. Peluang pengembangan sektor
pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan
sebagai salah satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata
dengan beberapa obyek berupa wisata bahari (terumbu karang), wisata alam, wisata
panorama, dan wisata budaya.
Selain itu karena posisinya yang strategis, kabupaten Tanah Bumbu dapat berfungsi
sebagai pintu gerbang pariwisata regional khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Seiring
dengan perkembangan ekonomi nasional serta terbukanya jalur transportasi yang
menghubungkan wilayah-wilayah Kalimantan Selatan, perkembangan obyek wisata di
daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu diprediksikan akan dapat berkembang dengan
pesat. Peluang investasi disektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur di
area wisata pesisir Kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi. Peluang
pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas akomodasi seperti hotel dan
guest house, biro perjalanan wisata, dan toko cinderamata.
Akomodasi adalah tempat orang menginap untuk sementara waktu. Akomodasi
yang dicatat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu adalah hotel,
penginapan, wisma dan pondok. Fasilitas akomodasi yang terdapat di Kabupaten Tanah
Bumbu mayoritas berlokasi di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Diantara 41
akomodasi yang terdaftar, ada 7 (tujuh) hotel kelas bintang yaitu Hotel Surya, Nugraha
Batulicin, Ebony, Friendship, Putri Duyung Resort, Grand Central dan Satui Adygraha. Dua di
antara hotel kelas bintang tersebut berlokasi di Kecamatan Batulicin.
Dengan adanya fasilitas akomodasi yang tersedia, sangat mendukung bagi
kepariwisataan di Kabupaten Tanah Bumbu. Akomodasi menjadi tempat penginapan bagi
wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Di Kabupaten Tanah Bumbu sendiri terdapat
banyak jenis objek wisata, di antaranya objek wisata alam berupa Pantai Pagatan dan Pantai
Bunati, objek wisata alam seperti Cek Dam dan Pondok Lesehan, serta objek wisata budaya
seperti Mapparentasi dan Makam Pangeran Muhammad Nafis.
Kabupaten Tanah Bumbu sendiri terdapat banyak lokasi yang menjadi potensi
pengembangan kegiatan pariwisata, baik objek wisata alam dan wisata budaya yang
diharapkan dapat dipromosikan sebagai daerah yang menarik minat wisatawan, baik
domestik maupun dari luar negeri/asing.

2 - 46
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Potensi wisata yang dapat dipromosikan ke dalam paket wisata, yaitu:

1. Pantai Pagatan
Terletak di Pagatan, ± 5 jam dari Banjarmasin. Pantai ini merupakan tempat
dilaksanakannya acara adat “Mappanretasi”. Pantai Pagatan mempunyai panjang ± 25
km dari ujung timur sampai ujung barat. Fasilitas yang tersedia di obyek wisata Pantai
Pagatan antara lain pintu gerbang utama Selamat Datang, ruang istirahat (rest area),
toko oleh-oleh/souvenir dan gazebo.
2. Pantai Pulau Salak
Cemara laut menjadi ciri khas dari pantai ini, pantai ini pun sangat cocok untuk tempat
berkemah. Pantai ini berjarak ± 5 km dari Kota Pagatan.
3. Pantai Tanjung Petang
Merupakan tempat wisata seluas ± 12 ha, tempat ini sudah dilengkapi dengan sarana
dan prasarana penunjang pariwisata. Pantai ini berjarak ± 6 km dari Pagatan. Di pantai
ini juga telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) termasuk sumur.
4. Pantai Angsana
Bentuk wisata bahari dapat dilakukan di pantai Angsana yaitu menyelam di sekitar
terumbu karang dengan menggunakan alat selam dasar (masker, snorkel dan fins) dan
alat selam SCUBA. Di pantai ini telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
termasuk sumur, juga tersedia gazebo sebagai tempat istirahat dan dermaga.
5. Pantai Bunati
Di Pantai Bunati terdapat Pesanggarahan untuk berkumpul keluarga.
6. Sumber Air Panas
Terletak di S.Binjai/Pagatan.
7. Cek Dam
Bendungan buatan yang menyerupai danau kecil. Terdapat pondok lesehan.
8. Wisata budaya/makam
Di Tanah Bumbu terdapat beberapa makan yang dikermatkan oleh warga, antara lain
makam Pangeran Muhammad Nafis, makam Syekh M. Arsyad, makam Puang Aji Toa dan
makam Raja Pagatan dan Kusan, makam Puang Aji Toa. Di lokasi ini telah dibangun pintu
gerbang. Di kawasan Makam Syekh M. Arsyad telah dikelilingi dengan pagar kawat
untuk menandai lokasi kawasan makam.

2 - 47
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

9. Rindu Alam
Di lokasi ini telah telah tersedia fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) termasuk sumur.
Pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi besar dalam upaya mendorong pertumbuhan wilayah Kabupaten Tanah
Bumbu yang sedang tumbuh dan berkembang, khususnya dalam memacu penerimaan

devisa Negara dan pendapatan asli daerah. Peluang pengembangan sektor pariwisata di
Kabupaten Tanah Bumbu masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan sebagai salah
satu unggulan. Keunggulan tersebut antara lain sebagai daerah tujuan wisata dengan
beberapa obyek berupa wisata bahari (Terumbu Karang), wisata alam, wisata panorama,
dan wisata budaya. Selain itu karena posisinya yang strategis, kabupaten Tanah Bumbu
dapat berfungsi sebagai pintu gerbang pariwisata regional khususnya di Propinsi
Kalimantan Selatan.

Tabel. 2.18.
Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya di Kabupaten Tanah Bumbu
Nama Obyek Jenis Kegiatan Daya Tarik Wilayah Pemilik Fasilitas
1. Makam Syekh Haulan / Ziarah Makam / Kubah ini Kec.Kusan Pemda Tempat Haulan belum
M. Arsyad Bin Makam terletak di tepi pantai Hilir TANBU maksimal, Tempat parkir
As᾽Ad Pagatan dengan panorama alam belum maksimal,
yang indah. Payung/ Pendopo belum
ada. Air bersih belum
maksimal tersedia
2. Makam Poang Ziarah Makam Makam ini terletak di Desa Pemda Tempat
Aji Toa dan Desa.Barugellang di tepi Barugelang TANBU Ziarah,Ruangannya kecil
Muridnya Sungai, Sering di ziarahi Kec. Kusan dan MCK
masyarakat tiap hari Hilir
minggu bisa ditempuh
lewat darat dan sungai.
3. Makam Makam Makam Pahlawan sering Kec.Kusan Pemda Bagunanan Kubah
Pahlawan Pahlawan diziarahi tiap tanggal 7 Hilir TANBU Makam
(MATTONE) Pebruari
4. Makam Raja Sejarah Perjuangan dan Kec. Kusan Pemda
Ziarah Makam Germada
Pagatan peninggalan budaya Hilir TANBU
5. Makam Raja Sejarah Perjuangan dan Kec. Pemda
Ziarah Makam Bangunan Kubah makam
Batulicin peninggalan budaya Batulicin TANBU
Desa
6. Makam Syarif Sebamban Pemda
Ziarah Makam Juriat Habibullah Bangunan Kubah makam
Ali Kec. TANBU
Angsana
Desa
7. Pangeran M. Pangeran Juriat Kerajaan Pacakan Pemda
Ziarah Makam Bangunan Kubah makam
Nafiz Banjar Kec.Kusan TANBU
Hulu

2 - 48
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Nama Obyek Jenis Kegiatan Daya Tarik Wilayah Pemilik Fasilitas


8. Benteng 7 Tempat perlindungan Kec.Kusan Pemda
Wisata keluarga
Februari yang unik Hilir TANBU
9. Babalian Pemda
Tarian Tandikan Tari Khas/Tarian Tandik Sei Loban
Tandik TANBU
Pembakaran Mayat yang
disaksikan oleh ratusan
10. Upacara Pembakaran Warga yang sebelumnya Pemda
Sei Loban
Ngaben Mayat Suku Bali melalui sebuah Upacara TANBU
adat dipandang dari
Jembatan Batulicin
Sumber: Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2014

Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional serta terbukanya jalur transportasi yang
menghubungkan wilayah-wilayah Kalimantan Selatan, perkembangan obyek wisata di
daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu diprediksikan akan dapat berkembang dengan
pesat. Peluang investasi di sektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan infrastruktur
di area wisata pesisir kabupaten Tanah Bumbu terutama infrastruktur transportasi.
Peluang pengembangan investasi lainnya berupa penyediaan fasilitas akomodasi
seperti hotel dan guest house, biro perjalanan wisata, dan toko cinderamata. Kabupaten
Tanah Bumbu mempunyai Pantai yang cukup panjang sekitar 200 km, dengan panorama
yang indah. Jumlah keseluruhan obyek wisata di Kabupaten Tanah Bumbu adalah 36 obyek
wisata, meliputi 21 obyek wisata alam, 5 obyek wisata buatan dan 10 obyek wisata religius
dan budaya. Ada tiga lokasi obyek wisata alam yang selama ini menjadi tempat wisata yang
paling banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitar maupun pendatang Pantai Rindu Alam,
Pulau Salak, Pantai Pagatan dan Goa Sugung yang terjadi dari proses alam terletak di km 44,
jalan Kadeco Kecamatan Mentewe dengan luas sekitar 12 ha. Beberapa lokasi wisata
tersebut selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya pada saat hari libur.
Meningkatnya jumlah kunjungan masyarakat ini berimbas pada peningkatan
jumlah/volume limbah padat di lokasi obyek wisata. Kondisi ini diperparah dengan tidak
tersedianya tempat sampah ataupun fasilitas kebersihan lainnya seperti adanya papan-
papan himbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Faktor penyebab lainnya adalah
kurangnya sosialisasi oleh Dinas/Instansi terkait kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga kelestarian obyek wisata, baik itu langsung ke masyarakat maupun melalui
kecamatan ataupun ke desa. Banyaknya limbah padat di sekitar lokasi obyek wisata
khususnya obyek wisata pantai selain berasal dari pengunjung juga berasal dari limbah

2 - 49
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

rumah tangga masyarakat pesisir pantai. Dari data yang ada jumlah kependudukan di laut
dan pesisir tahun 2011-2012 adalah 82.230 jiwa, sedangkan pada tahun 2013-2014
menurun menjadi 51.365 jiwa. Padatnya jumlah penduduk di sekitar pesisir pantai ini
mengindikasikan adanya peningkatan jumlah limbah/buangan rumah tangga. Rata-rata
kesadaran penduduk tersebut untuk membuang sampah rumah tangga di tempat yang
seharusnya masih sangat kurang.
Terlihat di sekitar pantai sampah berserakan dan ada sebagian yang dibuang begitu
saja ke laut. Melihat kondisi seperti ini, perlu adanya program-program atau kegiatan oleh
Pemerintah Daerah untuk mensosialisasikan perlunya menjaga kelestarian lingkungan serta
melibatkan peran serta masyarakat/penduduk sekitar. Penyediaan sarana dan prasarana
kebersihan di sekitar lokasi obyek wisata juga perlu diperhatikan oleh pihak-pihak terkait
seperti adanya tempat-tempat sampah dan petugas khusus untuk membersihkan lokasi
obyek wisata. Beban pencemaran lingkungan dari sektor pariwisata selain berasal dari
aktifitas di lokasi obyek wisata, juga berasal dari kegiatan hotel/penginapan yang ada di
Kabupaten Tanah Bumbu. Ada 43 sarana hotel/penginapan. Namun rata-rata pengelola
hotel/penginapan sudah mempunyai petugas khusus kebersihan yang menangani masalah
limbah padat/sampah. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan hotel/penginapan setiap hari
dikumpulkan di tempat pembuangan sampah dan ada petugas kebersihan yang selanjutnya
mengangkut ke TPS terdekat. Sampai saat ini juga belum pernah dilakukan pendataan
jumlah volume limbah padat harian ataupun bulanan pada lokasi obyek wisata dan
hotel/penginapan oleh Dinas/Instansi terkait, sehingga sulit diketahui besarnya tekanan
lingkungan khususnya di sekitar lokasi-lokasi tersebut.

Tabel. 2.19.
Sarana Hotel/Penginapan, Jumlah Kamar, Dan Tingkat Hunian
Jumlah Kamar
No. Nama Hotel/Penginapan Kelas
Press Junior Deluxe VIP Stand
Kecamatan Kusan Hilir
1 Putri Duyung Resort Bintang - - - 27 6
2 Penginapan Sederhana Penginapan - - - 9 4
3 Penginapan Karya Mas Penginapan - - - 3 11
4 Penginapan Abadi Penginapan - - - - 10
5 Pondok Agita Penginapan - - - 2 10
6 Wisma Shangrilla Penginapan - - - - -
7 Penginapan Warga Penginapan - - - - 18
8 Penginapan Batuah Penginapan - - - - 5
9 Penginapan Pada Idi Penginapan - - - 2 2
Kecamatan Satui -
10 Hotel Satui Adygraha Bintang - - 8 10 10
11 Hotel Rakhmat 1 Melati - - - - 31
12 Hotel Rakmat 2 Melati - - - - 9

2 - 50
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN TANAH BUMBU
TAHUN 2016

Jumlah Kamar
No. Nama Hotel/Penginapan Kelas
Press Junior Deluxe VIP Stand
Kecamatan Kusan Hilir
13 Hotel Lestari 1 Melati - 6 4 10 5
14 Hotel Wahana Murni Melati - - - 3 3
15 Hotel Wenny Melati - - - - -
16 Hotel Sudan Indah Melati - - - 4 5
17 Penginapan Megawati Penginapan - - - 10
18 Penginapan Sudi Agung Penginapan - - - 9
19 Penginapan Sari Indah Penginapan - - - 11 -
20 Penginapan Selera Penginapan - - - - 13
21 Penginapan Sabili Penginapan - - - 4 10
22 Penginapan Nor Hikmah Penginapan - - - - 10
23 Losmen Yenny Losmen - - - - -
Kecamatan Batulicin
24 Hotel Ebony Bintang 1 2 23 - 30
25 Hotel Friendship Bintang - - 24 10 8
26 Hotel Surya Bintang - 6 12 - 6
27 Hotel Candra Asri Melati - 10 5 4 10
Kecamatan Simpang Empat -
28 Hotel Grand Central Bintang 1 1 13 2 11
29 Hotel Nugraha Batulicin ( TUTUP) Bintang - - - - -
30 Hotel Anugerah Baru/Grand Fortune Melati 17 1 10 10 1
31 Hotel Semarang Melati - - 19 5 10
32 Hotel Dewi Vip Room Melati - - 1 13 -
33 Hotel Mutiara Melati - - - 9 3
34 Hotel Mega Indah Melati - - - 15 11
35 Hotel Setia Kawan Melati - - - - 25
36 Hotel Duta Arjuna Melati - - - - 15
37 Hotel Subur Buana Melati - - - - 25
38 Hotel Hidayah Melati - - - 13 4
39 Hotel Dewi Fortuna Melati - - - 17 12
40 Hotel Dewi Melati - - - 25 13
41 Penginapan sederhana Penginapan - - - - 44
42 Wisma Tirta Asri Penginapan - - - - -
43 Wisma Sinar Samudra Penginapan - - 1 3 6
Keterangan : Data Tingkat Hunian Dari Sarana Hotel/Penginapan Tidak Tersedia Pad Dinas/ Instansi Terkait
Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu

2 - 51

Anda mungkin juga menyukai