Anda di halaman 1dari 6

ARTHROPODA SEBAGAI AGEN PENULAR PENYAKIT

ARTHROPODA

Protozoa Helminth Bakteri Virus

PROTOZOA HELMINTH
E. histolytica Kecoa Cestoda
Plasmodium Anopheles Trematoda Tabanus, Simulium,
Babesia Nematoda Ceratopogonide
Anaplasma Caplak
Theileria BAKTERI
Trypanosoma Tabanus Salmonella Lalat
Leishmania Phlebotomus B. anthracis Lalat Tabanus
Leucocytozoon Black fly Borrelia,
Spirocheta Caplak
VIRUS
Avipoxvirus Argas
Bunyavirus Nyamuk Rickettsia
Vesiculovirus Nyamuk dan Phlebotomus Caplak
Chikungunya Nyamuk
Tick-borne

Bagaimana Arthropoda terinfeksi ?

1. Transmisi vertical (Disebut juga tipe heriditas)


Penularan infeksi secara langsung dari induk dan diturunkan kepada keturunannya
Umumnya agen infeksi berada dalam oosit induk ------- Transmisi Transovarial

2. Transmisi horizontal
Arthropoda mendapat agen patogen melalui makanan dari induk semang yang telah terinfeksi

Bagaimana perkembangan agen patogen dalam tubuh arthropoda ?

1. Transmisi mekanik
Vektor berperan sebagai karier menularkan patogen melalui kontak dengan mulut, kaki atau melalukan
patogen tanpa diikuti perubahan bentuk agen

2. Transmisi biologik
a. Cyclopropagative transmission
Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan
multifikasi dalam tubuh athropoda
Contoh: ----------

b. Cyclodevelomental transmission
Bila organisme penyebab mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multifikasi.
Contoh -------

c. Propagative transmission
Bila organisem penyebab tidak mengalami perubahan siklus, tetapi menglami multifikasi
Contoh ---------

METODE PENGENDALIAN ARTHROPODA

Proteksi individual Manipulasi Lingkungan Zona barir, Karantina Biological Control


A. Proteksi individual
1. Barir fisik antara inang dan arthropoda
2. Barir kimiawi berfungsi sebagai bahan penolak
3. Toksikan diaplikasi langsung pada inang-
- Bahan yang digunakan adalah Insektisida/ acarisida
*Aplikasi spesial
- Sistemik
- Fumigasi
- Regulator pertumbuhan/perkembangan

Formula insektisida
a. Ultralow Volume (ULV) e. Solutions (s)
b. Emulsifiable Concentrates (EC) f. Wettable Powders (wp)
c. Dust (d) g. Granules (g)
d. Bait (b) h. Formulasi spesial - Briket/ kapsul
- Mineral blok
Teknik aplikasi di lapangan
- Spraying - Dipping
- Trapping - Dusting

B. Manipulasi lingkungan
Contoh---------
C. Zona barir dan karantina
Contoh---------
D. Biological control (Pengendalian biologik)
Contoh---------

Skema Perkembangan Organisme Patogen Di Dalam Tubuh Arthropoda

1. Patogen, darah dan jaringan inang dimakan


2. Patogen dalam lumen usus mungkin inaktif (didigesti/diasdsorpsi) atau mengalami multifikasi. Contoh
Bacillus dalam tubuh Pinjal, Leishmania pada Phlebotomus
3. Dilewatkan langsung melalui dinding usus (cacing Filaria pada lalat, Spirocheta pada kutu dan caplak)
4. Transportasi melalui hemolimf ke jaringan
5. Konsentrasi jaringan seperti :
- Konsentrasi kel. saliva pada sporozoit
- Invasi sistem reproduksi pada kasus transmisi transovarial
6. Introduksi ke jaringan tubuh inang dengan
- Pengisapan bagian mulut, kel. saliva pada saat makan
- Lepasnya patogen melalui dinding tubuh (Filaria)
- Kontaminasi gagian mulut pada permukaan organ tubuh inang Contoh : Tularemia pada Chrysops
7. Feses terinfeksi diletakkan pada kulit inang (Trypanosoma)
8. Cairan infektif diekskresi melalui kel. saliva
9. Inang terinfeksi karena memakan serangga terinfeksi.
DIPTERA

NEMATOCERA BRACHYCERA CYCLORRHAPHA

TABANIDAE

CERATOPOGONIDAE SIMULIIDAE PSYCHODIDAE CULICIDAE MUSCIDAE CALLIPHORIDAE HIPPOBOSCIDAE OESTRIDAE

A. Family Ceratopoginidae

Cullicoides
Inang: Semua hewan dan manusia
Spesies: > 800 spesies
Morfologi: Panjang 1,5-5 mm, thorax berpunuk, kepala kecil, sayap burik, abdomen coklat hitam. Antena
jelas, kaki relatif pendek, bagian mulut kecil dan tergantung secara vertikal. Probosis pendek berfungsi
sebagai penggigit dengan labrum yang tajam, 2 maxilla dan mandibula, 1 hipopharynx labium gempal yang
tidat turut masuk ke dalam kulit pada saat menggigit. Pada jantan antena panjang berbulu (tipe plumosa).
Pada betina antene pendek (tipe pilosa). Rambut halus menutupi permukaan sayap.

Siklus hidup. Telur berwarna coklat atau hitam, silindris atau bentuk pisang dan panjang 0,5 mm, diletakkan
di tanah yang lembab atau pada tumbuhan humus yang agak basah. Penetasan terjadi dalam 2-9 hari
tergantung spesies dan temperatur. Selama siklus terdapat 4 tahap perkembangan larva yang dicirikan dengan
bentuk kepala kecil dan gelap, ada segmentasi tubuh dan insang anal. Larva berenang dalam air dan
makanhumus. Perkembangan larva secara sempurna berlangsung 14- 25 hari, tetapi dapat tertunda sampai >
7 bulan. Panjang pupa 2-4 mmsering ditemukan pada permukaan air. Memiliki sepasang alat respirasi seperti
trompet pada daerah sepalotoraks dan sepasang tanduk terminal agar pupa mudah bergerak. Lalat dewasa
keluar dari pupa dalam 3-10 hari dan mengisap darah.

Peran parasit dan vektor patogen:


Sebagai lalat pengganggu dan segabai vektor penular penyakit lidah biru (bluetongue0, nematoda filaria ,
Dipetalonema spp dan Onchocerca reticulata, O. gibsoni.

Kontrol. Spraying dan repelent screen mengandung insektisida.

B. Family Simuliidae: Simulium spp ( Blacklies/ Buffalo gnats)


Inang: Semua hewan dan manusia
Distribusi: Seluh dunia kecuali Selandia baru dan Hawaii

Morfologi: Sesuai nama lalat ini berwarna hitam dan berpunuk pada thorax. Panjang 1,5-5 mm, badan kokoh
dan sayap agak transparan dengan venasi sangat jelas serta berbentuk mata gunting pada saat istirahat. Jantan
dengan mata tipe holoptic dan betina dichoptic.

Siklus hidup: Tergolong Holomtabola. Panjang telur 0,1-0,4 mm bertangkai dalam jumlah ratusan dan
diletakkan pada tumbuhan atau batu di air yang mengalir. Penetasan dalam beberapa hari. Larva melalui 8
tahap perkembangan. Larva instar akhir dengan panjang 5-13 mm, berwarna terang dan kurang bersegmen.
Tubuh pada bagian posterior dalam air dan daerah kepala mempunyai kaki-kaki pengait. Larva dewasa
berkembang dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan. Pupa berbentuk sandal dan mempunyai insang
yang dijulurkan berwarna kecoklatan. Periode pupa 2-6 hari dan lalat dewasa keluar dari pupa.

Peran parasit dan vektor patogen:


Simulium dewasa umumnya menyerang ternak seperti sapi, kuda dan unggas. Sapi yang terserang dicirikan
dengan sindrom akut dan petechi hemoragi pada kulit, oedema pada larynx dan dinding abdomen.
Produktivitas menurun. Pada kuda dan unggas sering menyerang pada daerah telinga dan menyebabkan
anemia. Vektor penyakit meliputi virus yang menyebabkan Equine encephalitis dan vesicular stomatitis.
Pada unggas menularkan Leucocytozooni. Dan pada sapi menularkan Onchocerca gutturosa.

Kontrol: Insektisida golongan organochlorine atau organophosphate yang dialirkan ke dalam air yang
mengalir untuk membunuh larva. Pada breeding farm dilakukan dengan dusting ataupun secara topikal pada
tubuh ternak.
Family Psychodidae (Sandflies)

Phlebotomus
Inang : Semua mammalia, reptil, burung dan manusia.
Distribusi: Daerah tropis, subtropis terutama savana dan hutan.

Morfologi: Tergolong lalat kecil tetapi ada sampai berukuran 5 mm. Dicirikan dengan bulu-bulu yang banyak
di seluruh tubuh, mata hitam dan besar, kaki jangkung/ panjang. Sayap tipe lanceolate dan tergolong lalt
pengisap dan penggigit.

Siklus hidup. Telur ovoid dan dikeluarkan seratusan dengan panjang 0,3-0,4 berwarna coklat atau hitam.
Telur dikeluarkan pada celah atau lubang tanah, lantai kandang atau lembaram daun. Telur menetas dalam 1-
2 minggu, mirip ulat dan dapat berenang. Terdapat 3-4 tahap perkembangan larva. Larva instra akhir dengan
panjang 4-6 mm ditandai dengan warna kepala yang hitam dan tubuh bersegmen ditumbuhi bulu-bulu dan
berwarna abu-abu. Lalat dewasa keluar dari pupa setelah 1-2 minggu. Menyelesaikan seluruh siklus 30-100
hri.

Peran sebagai vektor penyakit.menularkan Leishmania spp pada saat mengiasap darah inangnya.

Kontrol: Spraying dengan insektisida pada daerah kandang

Family tabanidae : Horseflies (Tabanus, Chrysops dan Haematopota terdapat > 3000 spesies

Inang: Umumnya hewan besar, satwa liar dan manusia kadang-kadang hewan kecil dan unggas juga
terserang.

Penyebaran: Seluruh dunia, Haematopota spp tidak terdap di Australia dan Amerika Utara.

Morfologi
Merupakan lalat berukuran sedang sampai besar. Ukuran biasanya > 2,5 cm dan panjang sayap . 6,5 cm.
Umumnya berwarna gelap dengan variasi garis-garis pada abdomen dan thorax serta daerah mata. Tipe mata
pada jantan holocoptic dan betina dichoptic serta berwarna. Perbedaan warna pada sayap memudahkan
identikasi pada ketiga genus. Pada Tabanus sayap kecoklatan, Chrysops pita-pita berwarna gelap selang-
seling. Pada Haematopota burik/ berbintik-bintik. Pada antena bersegmen tiga, pendek dan kokoh serta
tidak mempunyai arista. Mulut pendek, kuat dan mengarah ke bawah. Labium kokoh dan pendek serta
melekuk ke dorsal. Mempunyai sepasang labella berbentuk tabung dan berguna untuk mengisap darah atau
cairan luka. Mulut berfungsi sebagai pembuat luka yang terdiri dari 6 elemen; yaitu labrum atas yang tajam,
hipopharynx dengan saluran saliva, sepasang maksilla dan mandibula. Pada jantan tidak mempunyai
mandibula sehingga tida*k memakan darah.

Siklus hidup. Setelah mengisap darah lalat betina bertelur dan dikeluarkan dalam himpunan/ gerombolan
telur (ratusan) berwarna krim putih atau abu-abu berbentuk cerutu.dengan panjang < 2,5 mmdiletakan pada
vegetasi. Atau tanah lembab. Telur menetas dalam 1-2 minggu. Panjang larva < 6 cm , kepala hitam dan
mempunyai anggota gerak semu serta mempunyai Organ Graber’s yang berfungsi sebagai sensori. Sumber
makanan berupa kotoran organik atau sisa-sisa pemangsaan serangga lain. Perkembangan optimal larva
berlangsung 3 bulan. Pada masa hibernasi mampu > 3 tahun. Pupa ditemukan pada lubang tanah. Lalat
dewasa keluar dari pupa 1-3 minggu kemudian. Penyelesaian seluruh siklus normal mencapai 4-5 bulan.
Populasi meningkat pada musim hujan.

Peran parasit dan vektor patogen:


Lalat betina menggigit dan memakan darah inang dan menimbulkan luka serta nyeri pada daerah gigitan.
Lalat makan selama 3-4 hari . Berperan sebagai vektor penyakit anthrax, pasteurellosis, trypanosomiais,
anaplasmosis, filariasis pada manusia.

Kontrol: Penyemprotan dengan insektisida pada kandang atau screen.

FAMILY; MUSCIDAE

Musca domestica dan M. autumnalis (lalat wajah)


Distribusi. Seluruh dunia.
Morfologi ;
Lalat dewasa dengan panjang 5,5-7,5 mm berwarna terang sampai abu-abu. Terdapat 4 garis-garis gelap pada
daerah thorax dan abu-abu pada abdomen. Mulut lengkap berbentuk spon dan dijulurkan pada saat makan.
Identifikasi venasi sayap berguna untuk membedakan dengan lalat Fania, Muscina, Morellia. Morfologi
organ yang penting lainnya adalah bulu-bulu yang terdapat pada ujung cakar. Berguna untuk melekat pada
permukaan yang licin. Berperan sebagai gen penular penyakit baktrial patogen pada saat makan pada daerah
luka / borok ataupun tinja .

Siklus hidup

Lalat betina mengeluarkan telur dalam bentuk himpunan/ gerombolan yang mengandung ratusan telur,
berwarna putih sampai krim, panjang 1 mm dan berbentuk seperti pisang. Telur menetas > 12-24 jam. Larva
berwarna putih, bersegmen, silindris. Pada bagian anterior terdapat pengait. Perkembangan larva tiga tahap
sebelum pupasi dengan panjang akhir 1-1,5 cm. Selama 3-7 hari. Panjang pupa 6 mm dan lalat dewasa keluar
dari pupa setelh < 26 hari.

Peran parasit dan vektor patogen:


Penyebar penyakit mastitis, konjungtivitis, anthrax. Telur cacing Habronema dapat terbawa oleh lalat pasaa
saat makan tinja kuda. Atau Raillietina pada tinja ayam. Lalat muka M. autumnalis mengambil makanan
berupa sekreta dari cairan hidung, mata dan mulut sapi., sehingga menyebabkan penyakit Pink eye.

Kontrol: Perbaikan sanitasi kandang. Pemakainan insektisida yang dikemas dalam bentuk pembalut.
Pemasangan pada daerah telinga dan ekor

Stomoxys calcitrans (lalat penggigit)

Inang: semua hewan


Penyebaran : Seluruh dunia.

Morfologi ; Mirip dengan lalat rumah M. domestica. Perbedaan terletak pada probosis, pada Stomoxys
probosis menyolok dan terjulur .

Siklus hidup. Lalat jantan dan betina makan darah . betina mengeluarkan telur dalam bentuk himpunan (25-
30 butir telur) diletakkan pada tumbuhan busuk dan alat-alat yang terkontaminasi dengan urine. Telur
menetas 1-4 hari (siklus hampir sama dengan lalat rumah). Setelah lalat dewasa keluar dari pupa, lalat betina
membutuhkan darah sebelum bertelur kembali. Total siklus hidup adalah 12-60 hari.

Peran sebagai Vektor: Penetrasi kulit dengan probosis akan rasa nyri dan luka. Pada saat menggigit lalat
menularkan penyakit yaitu Trypanosoma dan Habronema.

Kontrol; Spraying dengan insektisida dan perbaikan sanitasi.

Haematobia
H. irritans Horn fly dan h. exigua Boffalo fly
Inang: sapi dan kerbau

Morfologi: Dewasa panjang > 4 mm termasuk lalat pengisap, berwarna abu-abu dengan garis-garis gelap
pada thorax. Probosis terjulur dan palpi kokoh dan panjang.

Siklus hidup
Telur 1-1,5 mm dan diletakkan pada tinja segar. Setelah menetas larva berkembang sempurna dalam waktu 4
hari. Periode pupa 6-8 hari.

Peran sebagai parasit dan vektor patogen


Lalat ini dapat ditemukan dalam jumlah ribuan pada daerah punggung, sisi dan ventral abdomen. Cenderung
berkelompok dan membuat kubangan darah pada dareah luka sebelum mengisap darah. Menyebabkan iritasi
atau luka pada kulit. Vektor penularan penyakit stephanofilariais. Pada sapi

Glossina
Inang: mamalia, reptil dan burung
Morfologi: Panjang 5-15mm, berwarna kuning sampai coklat gelap, probosis kasar dan terjulur. Pada saat
istirahat sayap menutupi abdomen seperti gunting tertutup. Tidak mempunyai maksila dan mandibula,
probosis digunakan untuk menggigit atau mengisap, labium berbentuk letter U .

Siklus Hidup : Jantan dan betina pengisap darah. Betina tergolong vivipara. Dan hanya menghasilkan 1 larva
sekali. Total larva 8-12. Pematangan tetap di dalam uterus dan panjangnya 8-10mm. Larva III disimpan di
dalam uterus selama 10 hari. Pada stadium ini larva berwarna putih, bersegmen. Larva yang dikeluarkan
ditanah akan berkembang dan menjadi pupa yang bentuknya seperti tong.

Peranan vektor ; Penyebab Trypanosomiasis pada inang.

Anda mungkin juga menyukai