Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING PADA PROYEK


PEMBANGUNAN SUMBA TV CREATIVE SPACE DI KOTA
WAINGAPU, KABUPATEN SUMBA TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR

Disusun Oleh

MUHAMMAD ARIEF PATURAHMAN

NIM. D1031161035

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan penyempurnaan mata kuliah yang telah diambil mahasiswa Arsitektur
pada semester VI ini, maka penulis mencoba mengkaji beberapa proses pelaksanaan
pembangunan melalui mata kuliah Kerja Praktek. Kegiatan Mata kuliah Kerja
Praktek (KP) ini berlangsung di luar lingkungan kampus yaitu di perusahaan
berlangsungnya Kerja Praktek, hal ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa
Arsitektur mengenal dan memahami proses pelaksanaan pembangunan dan
terapannya di lapangan. Pada kesempatan ini, Kerja Praktek dilaksanakan di
CivArch Design Studio yang bertindak sebagai pemberi tugas pada proyek
Pembangunan Sumba TV Creative SPACE di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba
Timur, Nusa Tenggara Timur.
Proyek Pembangunan Sumba TV Creative SPACE di Kota Waingapu,
Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur ini merupakan proyek
pembangunan sebagai penunjang bagi fasilitas para pegawai Sumba TV. Gedung
ini dulunya merupakan bekas gudang / garasi mobil & truck Karya Mandiri yang
akan di alih fungsikan menjadi Sumba TV Creative SPACE di tahun 2019. Dalam
perencanaanya akan ada fasilitas seperti Office & Studio Sumba TV, Mini
Amphiteatre, Mini Bioskop, dan Coffee Shop. Pembangunan Sumba TV Creative
SPACE akan didukung oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia dan
ICCN (Indonesia Creative Cities Network).
Dalam suatu proyek pasti mempunyai masalah yang kompleks. Hal ini
diakibatkan karena adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak dalam
pelaksanaannya. Masalah yang timbul akan menjadi suatu hambatan dalam
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut. Kondisi ini membutuhkan
suatu penanganan yang baik agar permasalahan yang timbul dapat diminimalkan
atau dihindari.
Dari kasus di atas, maka proposal ini di fokuskan untuk mengamati lebih lanjut
mengenai penyebab permasalahan yang timbul pada pekerjaan Lantai dan Pelapis
Dinding pada proyek Pembangunan Sumba TV Creative SPACE di Kota
Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam proposal kerja praktek ini hal yang dibahas hanya pada pekerjaan Lantai
dan Pelapis Dinding. Proses pengamatan dimulai dari, proses perancangan,
penggunaan bahan dan alat, sampai proses pengerjaan dan pemasangannya. Secara
garis besar, rumusan permasalahan yang ada dalam proposal ini adalah :
1. Melihat dan memahami proses pekerjaan Lantai dan Pelapis Dinding pada
proyek Pembangunan Sumba TV Creative SPACE di Kota Waingapu,
Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan.
3. Meninjau secara kesinambungan antara teori yang dipelajari di dalam
perkuliahan dengan praktek di lapangan.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penulisan proposal kerja praktek ini meliputi :
1. Proses pekerjaan Lantai dan Pelapis Dinding pada proyek Pembangunan
Sumba TV Creative SPACE di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur,
Nusa Tenggara Timur.
2. Responden pada proposal kerja praktek ini adalah konsultan perencanaan
dan pihak yang terkait dalam pekerjaan Lantai dan Pelapis Dinding pada
proyek Pembangunan Sumba TV Creative SPACE di Kota Waingapu,
Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

1.4 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dalam kerja praktek ini adalah :
1. Dapat melaporkan secara tertulis kondisi pekerjaan proyek selama masa
kuliah Kerja Praktek (KP).
2. Dapat mengerti langkah - langkah sebuah pekerjaan pembangunan secara
manegement perkantoran.
3. Dapat menjelaskan kembali teknis pelaksanaan pekerjaan, pengelolaan
proyek, sistem organisasi dan manajemen serta aspek-aspek lain yang
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

1.5 Metodologi
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sesuai dengan obyek yang
diamati selama berlangsungnya Kerja Praktek, Penulis menggunakan beberapa
metode untuk memperoleh data-data sebagai berikut :
1. Pengamatan secara langsung dilapangan.
Penulis langsung terjun ke lapangan mengikuti kegiatan proyek yang sedang
dilaksanakan sehingga dapat mengetahui tahapan-tahapan pekerjaan suatu
proyek pembangunan.
2. Pengambilan data primer dan sekunder dilapangan.
Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh langsung melalui
wawancara dengan orang-orang yang berkaitan dengan proposal Kerja
Praktek ini. Sedangkan data sekunder yang dimaksud adalah data yang
mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat otentik lagi. Sebab data
tersebut diperolah dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.
3. Pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
berkompeten menangani proyek, diantaranya adalah pembimbing kerja
praktek di lapangan, staf-staf ahli, serta pihak-pihak yang berhubungan
dengan proyek ini. Karena menggunakan data primer saja tidak mencukupi,
maka dapat juga menggunakan data sekunder berupa teknik dokumentasi,
antara lain dengan memanfaatkan bahan-bahan dokumen dan laporan.
Sedangkan untuk observasi sendiri merupakan pengamatan yang dilakukan
baik langsung (terlibat) maupun tidak langsung (tidak terlibat) dalam rangka
memperoleh kesesuaian informasi yang ada.
4. Studi Pustaka
Guna lebih jauh mengetahui tahapan dan seluk beluk pekerjaan yang ada di
proyek, penulis berusaha mempelajari berbagai literatur yang terkait.
5. Meminta data-data proyek berupa gambar rencana, gambar detail dan data
lainnya sebagai lampiran untuk memperjelas laporan Kerja Praktek.
6. Membuat laporan akhir Kerja Praktek berupa laporan tertulis berdasarkan
studi literatur dan studi lapangan.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
dari kerja praktek, metode penyusunan proposal kerja praktek dan sistematika
penulisan proposal kerja praktek.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Menjelaskan berbagai teori yang relevan dengan kerja praktek yang dilakukan,
seperti penjabaran teori proyek, teori tahapan - tahapan pembangunan, dll.
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Menjelaskan tentang perusahaan tempat kerja praktek. Seperti gambaran /
sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan lain sebagainya.
BAB IV ANALISA KEGIATAN PROYEK
Menjelaskan tentang pekerjaan yang telah dilakukan selama kerja praktek.
BAB V PENUTUP
Dalam bagian ini penulis menyimpulkan hasil kerja praktek secara tegas dan
lugas, sesuai dengan permasalahan yang dilakukan saat kerja praktek. Setelah
hasil kerja praktek disimpulkan, penulis juga harus mampu memberikan saran
yang operasional berdasarkan temuan saat kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar sumber kepustakaan yang digunakan untuk mendapatkan data-data
sebagai literatur.
LAMPIRAN
- ABSEN KERJA PRAKTEK
- LAPORAN MINGGUAN KERJA PRAKTEK
- DATA DAN GAMBAR BANGUNAN
Lampiran data - data yang berhubungan dengan proses pembangunan dan
gambar – gambar kerja.

1.7 Relevansi
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dari keterlibatannya dalam
praktek di lapangan.
2. Mahasiswa mempunyai sikap dan etika profesional yang tinggi dalam
menjalankan pekerjaannya, khususnya berkenaan dengan Proyek
Pembangunan Sumba TV Creative SPACE di Kota Waingapu, Kabupaten
Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Proyek


2.1.1 Pengertian Proyek
Dalam mengerjakan suatu proyek, terlebih dahulu kita harus mengetahui
mengenai pengertian proyek, berikut pengertian proyek menurut :
a. Hira Nahuja, proyek adalah, suatu pekerjaan yang unik untuk membangun
(konstruksi atau diluar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang
dibatasi oleh bidang, kualitas, waktu dan biaya.
b. Imam Soeharto, proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan
dengan jelas.
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia, proyek adalah rencana pekerjaan dengan
sasaran khusus dan dengan penyelesaian yang tegas.

2.1.2 Ciri - Ciri Proyek


Adapun ciri - ciri dari suatu proyek adalah :
1. Adanya titik awal dan titik akhir.
2. Mempunyai hasil yang berbeda - beda antara proyek yang satu dengan
proyek yang lainnya.
3. Adanya tahapan - tahapan pembangunan.
4. Mempunyai tujuan spesifik.

2.1.3 Macam - Macam Proyek


Menurut R.D. Achibald (1976) macam - macam proyek adalah sebagai
berikut :
a. Proyek Kapital (Modal) Meliputi : Pembebasan tanah, pembelian material
dan peralatan dan konstruksi.
b. Proyek Pengembangan adalah proyek dimana perencana hanya
mengembangkan proyek yang telah ada.
c. Proyek Pengembangan dan penelitian.
d. Proyek Sistem Informasi. Proyek yang berkaitan dengan manajemen
perusahan.

2.1.4 Pemberi Tugas / Sumber Proyek


Ditinjau dari asal proyek, terdapat dua sumber proyek, yaitu :
a. Proyek Pemerintah
Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus berbadan
hukum. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor selalu
mematuhi segala peraturan yang ditetapkan. Kontraktor yang telah
mendaftarkan dirinya ke Departemen Pekerjaan Umum (DPU) berhak
mendapatkan projek dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Dalam
melaksanakan projek pemerintah, kontraktor mendapatkan pengawasan
dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan owner. Untuk
melaksanakan sebuah projek, harus diawasi oleh BPK (Badan Pengawas
Keuangan). Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna
mengatur keuangan yang berhubungan dengan uang pemerintah.
b. Proyek Swasta
Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur perusahaan
mengangkat seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta
menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek.

2.1.5 Prosedur Mendapatkan Proyek


Secara umum konsultan perencana untuk mendapatkan pekerjaan dari
Bouwheer (pemilik proyek) baik swasta maupun pemerintah. Dan berdasarkan
Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
proyek didapat dengan cara :
a. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka
dengan pengumuman secara luas melalui media massa.
b. Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
diikuti oleh penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan
jumlahnya diyakini terbatas dengan pengumuman secara luas melalui
media massa.
c. Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui
pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan
membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa
dan dapat dilakukan negosiasi.
d. Penunjukan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan
tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan
langsung yang dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa dengan
cara melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.

2.1.6 Pihak - Pihak yang Terlibat di dalam Suatu Proyek


Suatu proyek merupakan suatu lingkup pekerjaan dan organisasi yang sangat
kompleks susunannya terdapat bagian yang masing-masing merupakan ahli dalam
bidangnya. Pembagian semacam ini adalah bertujuan untuk menciptakan suatu
mekanisme kerja yang teratur dan rapi sehingga pelaksanaan proyek tersebut dapat
berlangsung dengan lancar. Adapun pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
a. Pemberi Tugas : Adalah seseorang atau badan hukum, baik
itu swasta maupun pemerintah yang
mempunyai gagasan untuk membuat suatu
bangunan serta menyampaikan
keinginannya pada seorang ahli bangunan
untuk merencanakan apa yang dikehendaki
serta besarnya biaya yang diperlukan dalam
proyek tersebut.
b. Konsultan Perencana : Adalah seseorang atau badan hukum sebagai
pihak yang menerima tugas dari pemilik
proyek untuk merencanakan dan
memberikan penjelasan yang tertuang dalam
bentuk gambar rencana dalam batas yang
telah ditentukan baik itu secara teknis
maupun administratif. Adapun pihak yang
bergabung dalam konsultan perencana ini
meliputi bidang keahlian khusus, seperti;
Arsitektural, Struktur dan konstruksi,
Mekanikal dan elektrikal.

2.2 Tahapan - Tahapan Pembangunan


Untuk mencapai suatu pelaksanaan yang baik diperlukan adanya strategi yang
mengatur jadwal pelaksanaan, sehingga proyek tersebut dapat berjalan dengan
teratur dan mempunyai hasil yang baik.

Gambar 2.1 Tahapan-Tahapan Pembangunan


Berikut tahapan - tahapan dalam proses pembangunan proyek ialah sebagai
berikut :
1. Kesepakatan dasar membangun
Kesepakatan dasar membangun proyek dilakukan antara pemilik dengan
pihak arsitek kontraktor mengenai hal yang berkenaan dengan proses
membangun, antara lain perancangan arsitektur, pembiayaan pembangunan,
pengkontrolan proses pembangunan, tahapan penyelesaian hingga tahapan
masa garansi. Semua kesepakatan ini dituangkan secara tertulis dan disetujui
pemilik proyek pembangunan dan pelaksana pekerjaan pembangunan agar
dikemudian hari menjadi acuan kwajiban dan haknya masing masing.

2. Pendefinisian tantangan dan resiko


Pada tahapan ini dipelajari tantangan yang dapat muncul dan menjadi
hambatan proses pembangunan proyek. Hambatan dapat timbul dari hal teknis
maupun hal non-teknis pembangunan. Hal teknis dapat berupa tantangan
struktur bangunan atau kesulitan pelaksanaan pembangunan. Tantangan non
teknis dapat berupa pengajuan ijin bangunan, pengorganisasian pekerja hingga
transportasi pengadaan material.

3. Desain awal arsitektur / pra desain arsitektur


Pra desain arsitektur merupakan gambaran awal bangunan yang dibentuk
dari hasil diskusi antara pemilik proyek dengan arsitek. Dalam diskusi
disampaikan keinginan pemilik proyek untuk proyek yang akan dibangun atau
dapat juga saran masukan dari arsitek dari sisi keilmuwan dan pengalamannya.
Seorang arsitek yang baik mampu menjembatani keinginan pemilik proyek
melalui solusi arsitektur desain yang baik. Arsitek tidak hanya mementingkan
tampilan muka bangunan semata tetapi juga mempertimbangkan konsep
keseluruhan dan alasan arsitektural yang kemudian mendasari terbentuknya
desain secara utuh dalam satu kesatuan.
4. Desain arsitektur
Fase desain arsitektur merupakan pematangan dari pra desain arsitektur.
Fase ini merupakan pekerjaan koreksi desain arsitektur antara pemilik project
dengan arsitek. Disain dianggap matang apabila ada persetujuan atas rancangan
bangunan antara pemilik dengan arsitek. Selanjutnya rancangan arsitektur yang
sudah disetujui dirubah menjadi gambar kerja lapangan. Gambar kerja
merupakan serangkaian gambar pedoman pekerjaan lapangan yang dimengerti
oleh pelaksana lapangan.

5. Pengurusan perijinan bangun IMB


Pengurusan perijinan dilakukan apabila desain arsitektural telah selesai.
Gambar desain arsitektur dibutuhkan petugas tata kota untuk meluluskan
permintaan perijinan bangun. Pengurusan perijinan sangat penting karena
apabila pembangunan proyek dijalankan tanpa ijin dapat mengakibatkan
proyek disegel oleh pemerintah.

6. Persiapan pembangunan konstruksi


Fase ini merupakan tahapan dimana kontraktor dan arsitek sudah
mempunyai gambaran atas rencana bangunan yang akan dibangun. Rencana
atas bentuk desain telah disetujui, jenis dan quantity material diketahui.
Selanjutnya kontraktor akan menawarkan rencana anggaran biaya proyek
(RAB) untuk mendapat persetujuan pemilik proyek. Bila rencana anggaran
biaya bangun ini sudah disetujui pemilik proyek, kontraktor dapat menyiapkan
semua keperluan pembangunan material ataupun immaterial seperti, tenaga
kerja dan sistem kerja, sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi
bangunan dimulai.

7. Pembangunan
Pembangunan konstruksi bangunan merupakan pelaksanaan lapangan dari
perencanaan yang disetujui. Proses pembangunan dikerjakan sepenuhnya oleh
kontraktor. Tugas pengawasan lapangan dilakukan secara total oleh kontraktor
dan parsial oleh arsitek hingga proses pembangunan selesai.

8. Serah terima
Fase ini merupakan titik yang menandakan selesainya pekerjaan
pembangunan proyek. Fase ini dicapai bila bangunan telah bersih dan dapat
segera dihuni.

9. Masa garansi.
Masa garansi berjalan sepanjang 3 bulan untuk kerusakan yang diakibatkan
atau terjadi karena proses pembangunan proyek oleh kontraktor. Kerusakan
yang disebabkan hal diluar proses pembangunan proyek tidak termasuk hal hal
yang digaransikan.
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Gambaran Perusahaan


CivArch Design Studio merupakan salah satu unit kreatif yang di kelola oleh
perusahaan yang bernama SumbaMedia HUB. CivArch Design Studio bergerak di
bidang jasa perencanaan konstruksi yang berdiri di Bali sejak tahun 2008. Tujuan
CivArch Design Studio adalah merancang bangunan yang secara estetika
memuaskan, karya pragmatis yang efisien dari keunggulan Arsitektur. CivArch
Design Studio memberikan desain yang bijaksana, asli, ramah lingkungan dan
arsitektur kontemporer yang menyampaikan rasa humanism, karena CivArch
Design Studio percaya desain yang menginspirasi adalah hasil alami dari ruang
yang relevan, dan dibangun dari seluruh pengguna mereka dalam pikiran. CivArch
Design Studio berusaha untuk bersenang-senang dalam pekerjaan dan mendorong
klien untuk menikmati perjalanan juga.

Gambar 3.1 Logo CivArch Design Studio


Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/

Gambar 3.2 Logo SumbaMedia HUB


Sumber : https://www.sumbamedia.net/home
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan merupakan suatu instansi yang bertanggung jawab
dalam mengkoordinir masing - masing pekerjaannya dengan memberikan tugas dan
tanggung jawab berdasarkan peraturan yang sudah dibuat. Organisasi perusahan
bersifat permanen dan biasanya memakai sistem organisasi perusahaan hirarki atau
vertikal. Sistem ini menjelaskan bagian - bagian pekerjaan sesuai dengan posisi dan
jabatan masing-masing personal.

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Perusahaan (CivArch Design Studio)


Gambar 3.4 Herman Umbu Billy,
CEO / Principal Civil & Architect of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/

Gambar 3.5 Tanayung Esa,


Architect of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/

Gambar 3.6 Julian La Wele,


Civil Designer of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/
Gambar 3.7 Digna Rambu Bita Embu,
Civil Designer of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/

Gambar 3.8 Andreas Bayu Perkasa,


Landscape Designer of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/

Gambar 3.9 Isma Danu Febriawan,


Drafter of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/
Gambar 3.10 Ananda N. Sukarno,
Drafter of CivArch Design Studio
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/profile/

3.3 Portofolio Perusahaan


Selama 1 (satu) dekade terahkir, kini CivArch Design Studio telah mengerjakan
berbagai macam proyek di dalam dan di luar kota di Indonesia. Berikut beberapa
proyek saya lampirkan yang pernah dikerjakan oleh CivArch Design Studio :

Gambar 3.11 Villa Semar, Cangu, Bali


Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/category/portfolio/
Gambar 3.12 Tukad Badung Residence
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/category/portfolio/

Gambar 3.13 Pieter House, Denpasar, Bali


Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/category/portfolio/

Gambar 3.14 Kopitiam 78 Bali, Singaraja, Bali


Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/category/portfolio/
Gambar 3.15 GSA Hotel, Dili, Timor Leste
Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/category/portfolio/

Gambar 3.16 Mamuju Estate, Mamuju, Sulawesi Barat


Sumber : http://www.civarchdesignstudio.com/category/portfolio/

Anda mungkin juga menyukai