Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat YME yang telah memberikan kita hidayah dan
rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat.

penulis akan membahas masalah mengenai” Sistem Ekskresi “ karena sangat


penting untuk kita ketahui apa itu sistem ekskresi yang berhubungan dengan pengeluaran
sisa-sisa metabolisme hewan vertebrata.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan-Nya tentang sistem ekskresi ini.. Saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu
juga dengan manusia sendiri.

Palangka Raya, 20 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................. 3

B. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3

C. Rumusan Masalah............................................................................................ 3

D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 3

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekskresi ............................................................................. 4

B. Sistem Ekskresi pada Hewan....................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 26

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencemaan,
respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan
limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit.
Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai
padat.Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses
pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-
garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan
keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-
material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya
melalui suatu proses filterisasi selektif. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi
yang berbeda. Adapun yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui
kerja sistem ekskresi pada berbagai mahkluk hidup.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi tentang
sistem ekskresi pada hewan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme dan
bagaimana caranya?
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolism.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekskresi


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh seperti
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak

3
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang
dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup maka
semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan
ekskresi yaitu defekasi yang merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan
yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di
dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel,
usus yang rusak dan mikroba usus. Selain defekasi ada juga eliminasi yang merupakan
proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata)
maupun dari rongga yang besar (usus).
B. Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas
kehidupan.Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus dieksresikan dari tubuh.
Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa metabolisme.
1. Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).Struktur ginjal yang
paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros.Pada prinsipnya
terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros.Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain
mamalia, embrio berudu dan larva amphibia, pronefros, digantikan oleh mesonefros.
Mesonefros merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa,
mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio.
Ada tiga tipe ginjal pada vertebrata yaitu :
a. Pronefros
Ginjal pronefros adalah yang paling primitive dan hanya fungsional pada
jenis ikan tingkat rendah, misalnya pada Cyclostoma. Meski terdapat pada
perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional,
fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada
ikan‘hagfish,(Myxine) dan lamprey.

4
b. Mesonefros
Ginjal bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio
emniota.Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem
peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya.
c. Metanerfos
Ginjal ini terbentuk dari degenerasi dari pronerfos dan mesonerfos Ginjal
yang pertama kali dibentuk adalah ginjal pronefros yang terletak didaerah
kepala.Selanjutnya dibentuk ginjal mesonefros yang diikuti dengan berdegenerasinya
pronefro s. Kemud ian pada daerah sebelah posterior mesonefros dibentuk ginjal
metanefros.Ketiga jenis ginjal tersebut merupakan organ-organ yang berpasangan
Ginjal dibentuk dari mesoderem intermediat dimulai dengan tampaknya pronefros
yang terdiri atas beberapa pasang tubulus pronefros yang teletak ada bagian cephal
dari mesoderem intermediat.Tubulus-tubulus tersebut dibentuk dengan urutan
cephalocaudal.
Pronefros pertama tampak sebagai deretan yang terdiri atas segmen- segmenn
yang disebut nefrotom, yaitu massa sel-sel mesoderem intermediat. Nefrotom
kemudian terpisah membentuk suatu rongga yang disebut nefrocoel yang
bersinambungan dengancoelom, yaitu rongga yang memisahkan lapisan parietal dari
mesoderem lateral.
Adapun beberapa hewan vertebrata yaitu :
a. Sistem ekskresi pada ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat
disisi dorsal rongga tubuh.Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna
coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem
reproduksi.Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang
menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus.Selanjutnya, duktus
mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut
sperma dan urin yang bermuara di kloaka.

5
Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar berbeda
dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut.Cairan tubuh ikan air
tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan dengan air tawar, sehingga air cenderung
masuk ke tubuh ikan.Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke
air.Untuk itu mengatasi masalah kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar
biasanya tidak banyak minum.Tubuhya diselimuti lendir untuk mencegah
masuknya air secara secara berlebihan.Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui
insang dan banyak mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang
beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut.
Selain itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan

6
urin dengan volume yang kecil.Ginjal ikan air laut tidak memiliki
glomerulus.Akibatnya tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin terbentuk oleh
sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air.
b. Sistem Ekskresi Amphibia
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros.Pada katak
jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin.Sebaliknya,
pada katak betina saluran ginjal dan kelamin terpisah.Ginjal amphibia berhubungan
dengan ureter di vesika urinaria.

Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga


berubah.Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan
dewasa mengekskresikan urea.
c. Sistem Ekskresi Reptilia
Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal metanefros.Metanefros
berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada
stadium embrional menghilang.Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria
(kandung kemih).Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka.

7
Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan
yang juga bermuara langsung ke kloaka.Vesika urinaria tambahan berfungsi
sebagai organ respirasi.Pada kura-kura betina, organ respirasi tersebut juga
berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga
tanah menjadi lunak dan mudah digali.
Hasil ekskresi reptilia adalah asam urat.Reptilia hanya menggunakan
sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa
metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun.Asam urat yang
dikeluarkan oleh reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih.Sisa air
direabsorpsi olah bagian tabung ginjal. Buaya dan penyu air tawar
mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam
dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehinga
penyu laut tampak seperti mengeluarkan air mata.Buaya tidak mempunyai vesika
urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.
d. Sistem ekskresi aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak
memiliki vesika urinaria (kandung kemih) sehingga hasil ekskresi dari ginjal
disalurkan langsung ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak
sehingga metabolisme burung aktif.Tiap 1 ml jaringan korteks ginjal burung
mengandung 100 — 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini membentuk lengkung
Henle kecil.

8
a, 5 istem Feageluiarani pada Buxuixg

Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus.Di dalam


kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam
tubuh.Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat
kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung
laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
garam.Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan
ikan laut yang mengandung garam.Burung laut memiliki kelenkjar
pengekskresi garam diatas mata.Larutan garam mengalir ke rongga hidung
kemudia keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.

9
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Alat- alat
tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi.
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas
kehidupan.Metabolisme menghasilkan zat yang harus diekskresikan dari tubuh.
Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa metabolisme.
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan tetapi, sisa-sisa
metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan
invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).Struktur ginjal
yang paling dikenal pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros.Pada
prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros.Dimana pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio
vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibian yang lain.
B. Saran
Semoga apa yang saya paparkan diatas dapat membuka wawasan kita lebih
terampil lagi dalam memanfaatkan objek-objek pembelajaran yang ada di sekitar kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A, Sri Maryati,Srikini,dkk. 2006. Biologi Jilid II. Erlangga :Jakarta. Suntoro,
Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Universitas
Terbuka, Depdikbud : Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai