Anda di halaman 1dari 3

NYERI KANKER

Penderita kanker kerap merasakan nyeri di sekujur tubuh akibat adanya perubahaan sel-sel jaringan
tubuh normal menjadi tidak normal (sel kanker). Dalam perkembangannya, sel-sel kanker tersebut
dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan International Association for Study of Pain 2011 , nyeri merupakan pengalaman sensorik
dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial
terjadi kerusakan jaringan

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik Sahid Sahirman
Memorial Hospital Asrul Harsal, rasa nyeri sering kali dianggap hal biasa pada pasien kanker. “Pasien
maupun keluarga kurang menyadari tentang tersedianya pengobatan nyeri yang baik,” katanya.
Padahal, nyeri yang dirasakan oleh penderita kanker dapat mengganggu kualitas hidup mereka, bila
tidak ditangani dengan pengobatan yang tepat. Pasalnya, nyeri dapat menghinggapi bagian tubuh
manapun. Nyeri yang semakin parah pada pasien kanker dapat menjadi tanda kankernya sedang
tumbuh semakin ganas. Kendati demikian, ada pula rasa nyeri yang timbul hanya pada saat tubuh
berada pada posisi yang tidak tepat.

Asrul mengatakan untuk menangani nyeri, bisa dilakukan melalui cara farmakologi atau obat-obatan
maupun tindakan nonfarmakologi. Sekitar 90% nyeri, lanjutnya, dapat ditangani dengan obat-obatan.
Dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan jenis nyeri yang dialami pasien. Dengan
menggunakan peralatan tertentu akan diketahui tingkat nyeri seseorang, apakah di skala ringan, sedang,
atau berat.
HOME GAYA HIDUP FASHION INFOTAINMENT RELATIONSHIP INSPIRASI PARENTING HEALTH SHOW
MUSIK FILM
Home Life&style Health
Begini Cara Mengatasi Rasa Nyeri Pada Pasien Kanker
Tisyrin Naufalty Tsani Minggu, 15/11/2015 05:00 WIB
1
Gejala kanker payudara breastcancersymptoms.com
Bisnis.com, JAKARTA - Penderita kanker kerap merasakan nyeri di sekujur tubuh akibat adanya
perubahaan sel-sel jaringan tubuh normal menjadi tidak normal (sel kanker). Dalam perkembangannya,
sel-sel kanker tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga dapat menyebabkan
kematian.

Berdasarkan International Association for Study of Pain 2011 , nyeri merupakan pengalaman sensorik
dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial
terjadi kerusakan jaringan.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik Sahid Sahirman
Memorial Hospital Asrul Harsal, rasa nyeri sering kali dianggap hal biasa pada pasien kanker. “Pasien
maupun keluarga kurang menyadari tentang tersedianya pengobatan nyeri yang baik,” katanya.

Padahal, nyeri yang dirasakan oleh penderita kanker dapat mengganggu kualitas hidup mereka, bila
tidak ditangani dengan pengobatan yang tepat. Pasalnya, nyeri dapat menghinggapi bagian tubuh
manapun. Nyeri yang semakin parah pada pasien kanker dapat menjadi tanda kankernya sedang
tumbuh semakin ganas. Kendati demikian, ada pula rasa nyeri yang timbul hanya pada saat tubuh
berada pada posisi yang tidak tepat.

Asrul mengatakan untuk menangani nyeri, bisa dilakukan melalui cara farmakologi atau obat-obatan
maupun tindakan nonfarmakologi. Sekitar 90% nyeri, lanjutnya, dapat ditangani dengan obat-obatan.
Dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan jenis nyeri yang dialami pasien. Dengan
menggunakan peralatan tertentu akan diketahui tingkat nyeri seseorang, apakah di skala ringan, sedang,
atau berat.

Nyeri yang tergolong ringan yaitu berada pada skala 0-4. Pada kondisi ini, pasien cukup mengonsumsi
obat-obatan seperti parasetamol dan asam mefenamat. Selanjutnya, nyeri yang tergolong sedang
berada pada skalanya 5-6. Obat yang diberikan untuk kondisi ini, antara lain kodein, tramadol, dan
opioid kuat.

Terakhir, nyeri tergolong berat jika berada pada skala 7-10, dan dapat menggunakan morfin sebagai
obatnya. “Jika kondisi nyeri membaik, pasien boleh berhenti mengonsumsi obat-obatan. Namun, pada
kondisi tertentu ada pula pasien yang harus mengonsumsi obat-obatan nyeri hingga akhir hayatnya.”

Di sisi lain, ketika pasien kanker mengalami nyeri yang terlalu berat sehingga harus mengonsumsi obat
dalam dosis tinggi, dokter akan menghilangkan nyeri dengan cara non farmakologi. Dokter juga dapat
melakukan suatu tindakan untuk mengatasi nyeri tersebut.

HIDUP NYAMAN

Asrul mengatakan tujuan mengatasi nyeri pada penderita kanker adalah agar pasien merasakan hidup
yang lebih nyaman. “Jika nyeri teratasi, pasien bisa bekerja seperti biasa,” katanya.

Pasien kanker yang sudah terbebas dari nyeri dapat kembali bersosialisasi seperti biasa dan tidak akan
merepotkan keluarga. Namun demikian, secara umum pasien kanker juga harus mengikuti rangkaian
pengobatan yang panjang, sehingga membutuhkan pendamping dari pihak keluarga.

Kanker dapat menimpa semua orang dan pada setiap bagian tubuh manapun. Namun, penyakit
mematikan ini lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.
Umumnya, penderita tidak akan merasakan adanya keluhan atau gejala apapun, sebelum kanker meluas
atau merusak jaringan di sekitarnya. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakit kankernya
masuk stadium sudah lanjut.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 memperlihatkan prevalensi kanker di Indonesia sebanyak 1,4
per 1.000 penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) mencatat
pada 2012, penyakit tersebut telah membunuh 8,2 juta orang di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai