PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RS sebagai organisasi mengemban minimal dua fungsi yaitu fungsi sosial dan bisnis dengan
lebih mengedepankan fungsi sosial. Tarif saat ini terpilar-pilar dg cara perhitungan yg
berbeda-beda baik untuk kepentingan Perda, tarif umum RS maupun untuk Asuransi
Salah satu metode untuk mendekati perhitungan biaya riil adalah dengan Metode ABC
dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain: fixed cost, variable cost, semi variable
cost, biayalangsung maupun tidak langsung, Value added,non value added, cost center,
B. Kajian Masalah
Tarif pelayanan RS ABEPURA masih mengacu pada tarif rumah sakit swasta disekitarnya.
revisi terakhir tahun 2005. Menggunakan akuntansi biaya tradisional dan tidak ada
perhitungan Unit Cost berbasis ABC. Dengan menggunakan UC berbasis ABC, membuka
kesempatan untuk melakukan evaluasi biaya sehingga dapat dilakukan perbaikan dan
efesiensi.
C. Rumusan Masalah
3. Berapa UC yang timbul dengan menggunakan metode ABC untuk satu pembedahanTHT?
2. Tujuan Khusus Menganalisis besaran unit cost tonsilektomi di RSUD ABEPURA dan
tindakan bedah THT dan sekaligus Memberikan masukan bagi manager RS ABEPURA
2 Bagi penulis, ini merupakan pengalaman yang berharga dalam rangka memperoleh
A.Tarif
B.Konsep Biaya
C.Rumah Sakit
ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk yang
pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya dengan
proses produksi. Sedangkan Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan manajerial yang
ingin dipenuhi. Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran mengenai prinsip dasar
manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda . Sebagai contoh ,
manajemen tertarik pada analisis profitabilitas starategis. Untuk mendukung tujuan ini,
manajemen membutuhkan informasi mengenai semua penerimaan dan biaya yang berkaitan
dengan produk. Tujuan Activity Based Costing adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi
dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya
tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
Full Costing dan Variabel Costing (konvensional) menitikberatkan penentuan harga
pokok produk pada fase produksi saja, sedangkan untuk Activity Based Costing
menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang
terdiri dari :
- biaya desain
- biaya pengujian
2. Fase produksi
- biaya iklan
- biaya distribusi
1. Unit level activity cost : biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan. Contohnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
energi dan biaya angkutan.
2. Batch level activity cost : biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang
diproduksi. Besar atau kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang
diolah oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang
diproduksi dalam setiap order produksi. Contoh : biaya angkutan bahan baku dalam pabrik,
biaya inspeksi, biaya order pembelian.
3. Produk sustaining activity cost : biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan
produk dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Biaya
ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit yang akan dihasilkan
selama umur produk tersebut. Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang
diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual. Contoh : desain
produk,desain proses pengolahan produk, pengujian produk.
4. Facility sustaining activity cost : biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk
mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya ini dibebankan kepada
produk atas dasar taksiran unit yang dihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual. Contoh
: biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi dan biaya karyawan kunci.
a. Data primer, diperoleh secara langsung dari sumber informasi yang berupa pertanyaan kepada
b. Data sekunder:Daftar tarif, Daftar harga inventaris, Daftar pemeliharaan alat dan gedung,
Daftar gaji dan tunjangan, Laporan pengeluaran Umum, Data basis kegiatan, Laporan logistik
2. Observasi meliputi
b. Biaya listrik dihitung dengan menggunakan asumsi waktu pemakaian alat di kamar
operasi. Biaya air dihitung dengan menggunakan asumsi pemakaian 50 liter untuk setiap
D. Variabel
b. Atribut Aktivitas
h. Cost pool
i. Cost rate
5. Variabel konstanta
6. Variabel tarifIna-DRG
1. Operasi Tonsilektomi
a.ICD X: J.35.1
c.Kriteria diagnosa
d.Jenis operasi
2. Operasi Adeno-tonsilektomi
a.ICDX: J.35.3
c.Kriteria Diagnosa
d.Jenis Operasi
3. Operasi Polipektomi
a.ICDX: J.33.0
c.Kriteria diagnosis
d.Jenis Operasi
4. Menghitung
Activity Driver
Tonsilektomi = 37
Adeno-Tonsilektomi = 40
Polipektomi = 29
Jumlah Operasi
Tonsilektomi = 25
Adeno-tonsilektomi = 22
Polipektomi = 21
Clinical Pathway
Tonsilektomi
Adeno-tonsilektomi
Polipektom
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Untuk menentukan kebijakan tarif di RS ABEPURA seperti Perda, INA-Drg, Tarif Umum perlu
kajian yang lebih dalam dan lebih sempurna lagi, agar RumahSakit tidak menjadi bangkrut tetapi
2. Perlu adanya kajian bersama (multi centers) agar kedepan ada standard perhitungan biaya yang
lebih komprehensif
Saran
1. Rumah sakit harus menetapkan biaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dibandingkan
dengan biaya yang sebenernya yang muncul untuk menghasilkan jasa. Karena informasi biaya
yang tidak akurat dapat mengakibatkan pihak manajemen rumah sakit tidak tepat dalam