Anda di halaman 1dari 15

Actuating ( Penggerakan )

PEMBAHASAN Actuating ( Penggerakan )


A. PENGERTIAN PENGGERAKAN Yang dimaksud dengan ‘actuating’ adalah
suatu penggerakan setelah adanya rencana yang diatur (diorganizir) agar seorang
yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab, sehingga timbul keamanan
untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan Penggerakan atau Actuating
mempunyai arti dan perananan yang sangat penting. Sebab diantara fungsi
manajemen lainnya, maka penggerakan merupakan fungsi secara langsung
berhubungan dengan manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah,
maka ketiga fungsi manajemenyang lain baru efektif. Penggerakan adalah aktivitas
pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar
berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah
ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha
organisasi. Penggerakan juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha,
cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan
ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif,
eefrrfisien, dan ekonomis. Menurut Arifin Abdul Rahman, bahwa penggerakan
merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja.
Pada dasarnya menggerakan orang lain bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat
menggerakanya dituntut bahwa manajemen hendaklah mampu atau seni untuk
menggerakan orang lain. Kemempuan atau seni menggerakan orang lain itu disebut
kepemimpinan atau leadership. Leading Istilah leading, yang merupakan salah satu
fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskannya
sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang
lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni
1) mengambil keputusan,
2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan
bawahan,
3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak,
4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definis diatas maka dapatlah dirumuskan bahwa penggerakan
merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka
dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabakan suatu
organisasi dapat berjalan.

2. Ciri – ciri penggerakan Di dalam Penggerakan upaya manajer agar berhasil


dalam menjalankan pelaksanaan manajemen yang baik dan berkesinambungan
hendaknya mampu memahami kondisi dan situasi di dalam organisasi yang di
gerakkan.
Di dalam menggerakkan sebuah organisasi, seorang manajer harus mampu
bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang telah dibuat. Adapun Ciri – ciri
penggerakkan di dalam sebuah oraganisasi yaitu :
• Upaya yang berlandaskan pengetahuan tentang kepemimpinan yang baik
• Mengacu pada perencanaan yang telah di buat
• Adanya kemampuan untuk memimpin semua anggota organisasi
• Semua kegiatan – kegiatan oraganisasi di atur dengan baik
• Pemberian bimbingan, motivasi dan pengarahan yang baik
3. Unsur Manusia dalam penggerakan Unsur Manusia Di dalam penggerakan
adalah Manajer sebagai Pemimpin yang bertugas untuk memotivasi, membimbing,
mengarahkan para bawahannya agar dapat bekerja dengan efektiv dan efisien
menjalankan tugas – tugas yang telah di rencanakan dan di tentukan sebelumnya.
Manajer Harus Mampu Menggerakkan Bawahannya dengan memberikan
ransangan yang baik, yang menimbulkan kemauan untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik, Memberikan bimbingan – bimbingan positif yang berguna bagi
kenerja bawahan, serta memberikan pengarahan yang sesuai terhadap semua
bawahan agar tidak terjadi Miss Manajemen di Dalam Sebuah organisasi . Dengan
Pelaksanaan Penggerakan yang baik, berarti membuat hidup dan berjalannya
kegiatan – kegiatan Manajemen, Berhasilnya Fungsi Fundamental yang terealisasi,
Efektivitas Organisasi makin Efektiv dan Evisien.

4. Beberapa kegiatan penggerakan Di dalam Fungsi Penggerakan, Kegiatan -


kegiatan dalam Penggerakan ada beberapa bagian, yaitu : • Dorongan ( motivating
) : yaitu menggerakkan orang dengan memberikan rangsangan yang baik, alasan –
alasan yang menimbulkan kemauan bekerja dengan baik. • Pimpinan, Bimbingan (
Leading ) : yaitu memberikan bimbingan dengan contoh tauladan. • Perintah /
Pengarahan ( Directing ) : yaitu memberikan pengarahan dengan petunjuk yang
benar, jelas dan tepat.

5. Fungsi – fungsi penggerakan Fungsi penggerakan merupakan intinya


manajemen, karena fungsi ini kegiatannya berhubungan langsung dengan faktor
manusia bawahan. Dalam menggerakan manusia sebagai bawahan ini, seorang
pimpinan/manajer dituntut suatu kemampuan, sehingga para bawahan dengan
senang hati mengikuti ajakan atau kehendak pimpinan. Fungsi aktuasi haruslah
dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki
tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus
memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan :
1. Koordinasi kegiatan Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai
rencana, manajemen harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya
telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan
tim, pekerja yang bertugas harus : a. Mengkoordinasikan fungsi para aggota
tim kesehatan b. Mengkoordinasikan kegiatan c. Menyampaikan keputusan
2. Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
3. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan
b. Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran
dan pengembalian barang )
c. Akuntasi d. Organisasi
4. Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan Berkaitan
dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi
kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan. Banyak
pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang fungsi penggerakan ini, di
antaranya sebagai berikut : G.R. Terry Pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian. Koontz
dan O’Donnel Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata. Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas
dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan
dengan cara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung cara mana yang paling
efektif. Pengarahan disebut efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik
serta benar oleh karyawan yang ditugasi untuk itu. • Prof. Dr. Mr. S. Prajudi
Atmosudirdjo Penggerakan adalah pengaktifan dari pada orang-orang sesuai
dengan rencana-rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan. • Prof. Dr. H.
Arif in Abdulrachman Penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat
orangorang lain suka dan dapat bekerja. • Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A.
Penggerakan adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis. Dari berbagai
pendapat para pakar di atas jika disimpulkan atau dapat diambil suatu pengertian
bahwa: • Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk
membuat bawahan dapat melakukan tugas dengan senang seperti yang dikehendaki
pimpinan; atau • Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan/manajer untuk menggerakkan anggota organisasi sehingga mereka
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan/organisasi. 6. Beberapa halangan
dalam menjalankan penggerakan Kendala-Kendala Pemilihan SDM 1. Standar
kemampuan SDM Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya
informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja
yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk
menghitung potensi SDM secara pasti. 2. Manusia (SDM) Mahluk Hidup Manusia
sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini
menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya
dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3. Situasi SDM Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang
mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM
yang baik dan benar. 4. Kebijaksanaan Perburuhan Pemerintah Kebijaksanaan
perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain
dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat. Kegagalan manajer
dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang
memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku
manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi
prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan
sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self
esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas
kerja. • Kurangnya keahlian dalam menggunakan menajemen • Beragam-ragam
dalam memutuskan sesuatu • Tidak adanya kerjasama yang kompak • Tidak
menepati janji Fungsi-fungsi penggerakan • Tidak adanya dana serta fasilitas yang
terbatas dapat menghasilkan kedisiplinan dan kesetian dari anggota organisasi. •
Kurangnya Komunikasi di Dalam Organisasi • Tidak bisa membaca karakteristik
setiap anggotanya • Kurangnya Rasa Solidaritas yang tinggi 7. Berbagai bentuk
Bimbingan PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI SDM Pentingnya
pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. Program ini tidak hanya diberikan kepada
karyawan baru saja tetapi diberikan juga kepada karyawan yang lama untuk
dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Antara pendidikan dan pelatihan
memang memiliki persamaan yaitu bahwa keduanya berhubungan dengan
pemberian bantuan kepada karyawan agar para karyawan dapat berkembang ke
tingkat kecerdasan, pengetahuan dan kemampuan yang lebih tinggi. Sedangkan
letak perbedaannya bahwa pendidikan lebih bersifat teoritis dan pelatihan lebih
bersifat praktis berupa penerapan pengetahuan dan keahlian. Berikut dikemukakan
pengertian pendidikan dan pelatihan berdasarkan pendapat beberapa ahli : Menurut
Ranupandoko dan Husnan (1992 : 77), mengemukakan bahwa : "Latihan
membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan
penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang
diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan". Menurut Nasution (1994
: 71), Manajemen Personalia Aplikasi Dalam Perusahaan, mengemukakan
:"Pendidikan dan latihan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keahlian karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan". Menurut Notoatmodjo
(1992 : 27) mendefinisikan pelatihan sebagai berikut : "Pelatihan ialah merupakan
bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan
kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang".
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat pendidikan
dan pelatihan antara lain : • Peningkatan produktifitas kerja • Terwujudnya
hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan • Tersedianya proses
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat • Meningkatnya semangat kerja
seluruh anggota dalam organisasi • Mendorong sikap keterbukaan manajemen •
Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif • Penyelesaian konflik secara
fungsional. • Pendidikan dan pelatihan membantu para karyawan dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. • Pendidikan dan pelatihan
merupakan alat untuk mempromosikan karyawan. • Pendidikan dan pelatihan
mempengaruhi tingkah laku manusia. Aspek Non Teknis, merupakan hal yang
sangat sering terlupakan oleh saya ketika berada dalam garis depan sebuah sistem
(atau organisasi). Ketika kepala disibukkan hal-hal teknis yang mendetail dan
mendalam, sering sekali banyak hal terlewatkan dan sulit meraih hasil optimum
dari kegiatan yang saya organize.. Pengalaman menunjukkan ketika saya
melewatkan sebagian waktu memimpin dengan faktor non teknis (semasa di
kampus) hasil yang diraih sangat optimal sebaliknya saat merepotkan diri dengan
hal-hal teknis maka saya kehilangan banyak hal. Atas dasar itu saya sering
memikir-mikirkan hal-hal seputar kepemimpinan non teknis yang bisa meraih hasil
baik secara keseluruhan… Patut disadari betapapun banyak buku yang dilalap,
sebagian besar dipastikan sulit menerapkannya, namun bacan itu memperkaya
wawasan berpikir dan membuat nyaman dalam menemukan gaya kepemimpinan.
Kaitannya dengan kepemimpinan non teknis, secara natural saya menyadari
banyak dipengaruhi buku dan kegiatan perkuliahan yang saya ikuti. Semisal gaya
memulai dari hal-hal terkecil dalam suatu kegiatan adalah implementasi dari
perbaikan terus menerus ala Jepang, gaya menampilkan pencapaian dalam grafik
dan tabel adalah visualisasi dari statistical process control, mengadakan analisa
mendalam mengenai faktor eksternal dan internal merupakan bawaan dari Analisa
SWOT dan Teori Perang Tsun Zu.. Jadi dalam membentuk kepemimpinan non
teknis, banyak faktor dipengaruhi oleh wawasan dan buku yang dibaca. Berikut
beberapa hal kepemimpinan Non Teknis : 1. Jangan lupakan Personal. 2.
Mengkritik pada tempat yang tepat, 3. Melakukan kontrol dengan menawarkan
bantuan 4. Mengetahui kebutuhan anak buah dan mencoba memenuhinya Maka
sangat pentingnya penggerakan dalam suatu perusahaan atau dalam sautu
menajemen, karna jika perusahan atau menajemen itu sendiri tidak ada pengatur
atau penggerak sautu perusahaan atau menajemen itu sendiri tidak akan maju atau
berdiri dengan pesat ACTUATING Dalam perusahaan ACTUATING
(PENGARAHAN / PENGGERAKAN) Dalam menjalankan suatu perusahaan
diperlukan pengarahan yang tepat kepada para karyawan yang ada agar tujuan dari
perusahaan tersebut akan cepat tercapai dengan seefektif dan seefisien mungking.
Berikut ini adalah beberapa elemen pengarahan dalam manajemen :
COORDINATING Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang
manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan
dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai .
MOTIVATING Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen
penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus
dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan
optimal. COMMUNICATION Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan
sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin
komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di
perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam
berbagai kegiatan perusahaan. COMMANDING Dalam memberi perintah pun
seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah –
langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap
keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan. Dengan
pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari
suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan
itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision
maker yang bagus. Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan
adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. KESIMPULAN Kesimpulan yang
bisa kita ambil dari makalah tentang actuating(penggerakan) ini ialah,bahwa dalam
sebuah organisasi, penggerakan itu adalah sesuatu langkah-langkah yg mutlak
untuk di laksanakan guna untuk menggerakan serta melaksanakan sebuah
peraencanaan organisasi yang telah di arahakan dari atasan,dalam menggerakan
suatu organisasi,menggerakan hasil rapat,menggerakan keputusan-keputusan yang
telah di ambil dari kesepakatan bersama untuk mencapai goal dari sebuah tujuan
organisasi tersebut,dimana dalam melakukan penggerakan dalam sebuah organisasi
ini juga di butuhkanya teamwork(kerjasama team) yang baik dan solid, sehingga
sautu perusahaan atau menajemen itu sendiri akan maju atau berdiri dengan
pesat,di karenakan adanya penggerak dari sebuah perencanaan dari, atasan serta
para anggota yang terlibat di dalam suatu organisai atau manajemen itu,,,,,,,,,,
ATAS PERHATIANYA KAMI UCAPKAN TERIMAKASIH…
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA

Penulis : Willyo Senapati Alsyah on 11 November 2012 |


12:06 PM

Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam


manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini.
Media massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan
pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang
sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi,
merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-
beluk yang terkait dengan kepemimpinan.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam
keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau kegagalan
suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan
sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin
sehingga isu mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti
bidang perilaku keorganisasian. Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta
mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para
pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin
organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan
pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku
anggotanya atau anak buah. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi
akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan
mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Setiap pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan sejumlah
pegawai atau bawahan sebagai pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang
menjadi volume dan beban kerja unit masing-masing.Hal ini membawa
konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang
sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi
pegawai di lingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada
tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguhsungguh terhadap
pegawai di lingkungannya agar dapat meningkatkan kepuasan kerja, komitmen
organisasi dan kinerja yang tinggi.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai
kemampuan dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam memberikan perhatian untuk
membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya
memiliki pola yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya . Perbedaan itu
disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula dari setiap pemimpin.
Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur organisasi dipandang
sebagai suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi tujuan organisasi.

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah


manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa
orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk
apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia
selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihankelebihan tertentu.
Kepemimpinan sebagai suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar
bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama.
Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok untuk
mencapai tujuan kelompok tersebut.

Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti
bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalamnya terdapat dua pihak yaitu yang
dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe”menjadi
“pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses
kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi individu dan kelompok untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2006:38-39)
mengemukakan bahwa pemimpin dalam pengertian yang luas adalah seseorang yang
memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur,
menunjukkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/ upaya orang lain atau melalui
prestise, kekuasaan atau posisi.

Sedangkan dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang


membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan
akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.Pemimpin yang efektif
dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus
memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan
bawahannya, dan mengerti bagaimana cara
memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka
miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi para
pengikutnya (Miftah Thoha, 2007:27). Selanjutnya Sudriamunawar (Harbani, 2008:3)
mengemukakan bahwa Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan tertentu
yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerja sama ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. B.H. Raven (1976) dalam
Bernardine R. Wirjana dan Susilo Supardo (2005:4) mendefinisikan pemimpin sebagai
“seseorang yang menduduki posisi di kelompok, mempengaruhi orang-orang dalam
kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dari posisi tersebut dan mengkoordinasi
serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai
tujuannya”.Sedangkan D.O Sears mengatakan bahwa pemimpin adalah “seorang yang
memulai suatu tindakan, memberi arah, mengambil keputusan,
menyelesaikan perselisihan di antara anggota kelompok, memberi dorongan, menjadi
panutan dan berada di depan dalam aktivitas-aktivitas kelompok”

Anagora (1992) dalam Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa kepemimpinan


adalah kemampuan untuk memengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan
penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan
itu. Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai
tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan,
kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai
tujuan bersama; dan kemampuan
mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan
budaya organisasi (Stogdill dalam Stoner dan Freeman 1989 : 459-460). Unsur-unsur
kepemimpinan menurut Stogdill adalah:

a) Adanya keterlibatan anggota organisasi sebagai pengikut.


b) Distribusi kekuasaan di antara pemimpin dengan anggota organisasi.
c) Legitimasi diberikan kepada pengikut.
d) Pemimpin mempengaruhi pengikut melalui berbagai cara.

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar


mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan
sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara
serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian
tujuannya. Dari pengertian di atas, maka pemimpin pada hakikatnya merupakan
seorang yang mempunyai kemampuan untuk menggerakkan orang lain sekaligus
mampu mempengaruhi orang tersebut untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.

Adapun fungsi pemimpin adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Interpersonal (The Interpersonal Roles)

Fungsi ini dapat ditingkatkan melalui jabatan formal yang dimiliki oleh
seorang pemimpin dan antara pemimpin dengan orang lain. Fungsi interpersonal
terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Sebagai Simbol Organisasi (Figurehead). Kegiatan yang dilakukan dalam
menjalankan fungsi sebagai simbol organisasi umumnya bersifat resmi, seperti
menjamu makan siang pelanggan.
b. Sebagai Pemimpin (Leader). Seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan
menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong anggotanya untuk
meningkatkan prestasi kerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan
maksimal.
c. Sebagai Penghubung (Liaison). Seorang pemimpin juga berfungsi sebagai
penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat
berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam berbagai level dengan
bawahannya.

2. Fungsi Informasional (The Informational Roles)

Seringkali pemimpin harus menghabiskan banyak waktu dalam urusan


menerima dan menyebarkan informasi. Ada tiga fungsi pemimpin disini.
a. Sebagai Pengawas (Monitor). Untuk mendapatkan informasi yang valid,
pemimpin harus melakukan pengamatan dan pemeriksaan secara kontinyu terhadap
lingkungannya, yakni terhadap bawahan, atasan, dan selalu menjalin hubungan dengan
pihak luar.
b. Sebagai Penyebar (Disseminator). Pemimpin juga harus mampu menyebarkan
informasi kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
c. Sebagai Juru Bicara (Spokesperson). Sebagai juru bicara, pemimpin berfungsi
untuk menyediakan informasi bagi pihak luar.

3. Fungsi Pembuat Keputusan (The Decisional Roles)

Ada empat fungsi pemimpin yang berkaitan dengan keputusan.


a. Sebagai Pengusaha (Entrepreneurial). Pemimpin harus mampu
memprakarsai pengembangan proyek dan menyusun sumber daya yang
diperlukan.
Oleh karena itu pemimpin harus memiliki sikap proaktif.
b. Sebagai Penghalau Gangguan (Disturbance Handler). Pemimpin sebagai
penghalau gangguan harus bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi.
c. Sebagai Pembagi Sumber Dana (Resource Allocator). Disini pemimpin
harus dapat memutuskan kemana saja sumber dana akan didistribusikan ke bagian-
bagian dari organisasinya. Sumber dana ini mencakup uang, waktu, perbekalan, tenaga
kerja dan reputasi.
d. Sebagai Pelaku Negosiasi (Negotiator). Seorang pemimpin harus mampu
melakukan negosiasi pada setiap tingkatan, baik dengan bawahan, atasan maupun
pihak luar.

Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai


kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang
pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila
ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah
pencapaian tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai