Anda di halaman 1dari 6

Nama : Diah Putri Azhari

NIM : P07234016008
Tingkat : 3A

Tugas untuk memenuhi ujian bersyarat mata kuliah marketing laboratorium

Dewasa ini, studi kelayakan menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat


bisnis maupun masyarakat umum yang baru melangkah dalam dunia wirausaha.
Studi kelayakan merupakan suatu alat yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu
usulan investasi dalam membangun atau mendirikan rencana proyek/usaha.
Dalam penilaian sebagai studi kelayakan, layak diartikan sebagai kemungkinan
dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan akan memberikan manfaat
(benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit (Aziz,
Silvia, Yanti, Jannah, & Purnama, 2017).
Peluang untuk mendapatkan pekerjaan ditengah-tengah kondisi
perekonomian yang serba sulit ini menjadi tambah sulit. Alternatif yang dapat
ditempuh untuk menghindari pengangguran adalah dengan memulai sebuah bisnis
atau usaha yang dapat menghasilkan manfaat dan keuntungan. Usaha yang
semakin berkembang menjadi salah satu alasan untuk memperoleh ramalan
(forecasting) dalam rencana mewujudkan kegiatan bisnis skala kecil. Untuk itu,
perlu dilakukan yang namanya studi kelayakan untuk mengetahui besarnya dana
investasi yang dibutuhkan, pangsa pasar yang ada dan kendala apa saja yang
mungkin terjadi dalam proses mendirikan jenis usaha ditinjau dari berbagai aspek
(Aziz et al., 2017).
Menurut beberapa ahli, studi kelayakan usaha adalah penelitian terhadap
rencana usaha yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya usaha namun
juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka mencapai keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Tujuan dilakukannya studi
kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman modal yang terlalu
besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Investasi pembangunan
proyek yang berupa fasilitas unit produksi baru, penilaian kelayakan perlu
dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari mengembangkan, menganalisis, dan
menyaring prakarsa atau gagasan yang timbul sampai kepada penelusuran
berbagai aspek proyek serta unit usaha hasil proyek (Aziz et al., 2017).
Studi kelayakan bisnis memiliki berbagai manfaat. Jika hasil studi
kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan, pemenuhan akan
kebutuhan pendanaan dapat mulai dicari. Para investor biasanya akan mempelajari
laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebab mereka mempunyai
kepentingan langsung. Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari pihak bank.
Pihak bank perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat
termasuk memperhitungkan sisi lain seperti bonafiditas dan tersedianya agunan
yang dimiliki perusahaan sebelum memutuskan untuk memberi kredit atau tidak.
Dalam penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah karena dapat mempengaruhi
kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Proyek-
proyek bisnis yang memperhatikan dan membantu kebijakan pemerintah akan
diprioritaskan untuk membantu. Selain itu juga perlu dianalisis manfaat yang akan
didapat dan biaya yang akan ditimbulkan terhadap perekonomian sosial (Aziz et
al., 2017).
Menurut Kasmir dan Jakfar dalam Aziz (2017), paling tidak ada lima
tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan, diantaranya:
a. Menghindari risiko kerugian. Untuk mengatasinya harus ada semacam kondisi
kepastian yang dapat diramalkan maupun tidak dapat diramalkan. Fungsinya
untuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan.
b. Memudahkan perencanaan.
c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
penyusunan rencana yang tersusun secara sistematis sehingga usaha yang
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana.
d. Memudahkan pengawasan. Pengawasan jalannya usaha dapat dilakukan
dengan mudah agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
e. Memudahkan pengendalian. Jika dalam pengawasan terjadi penyimpangan,
akan mudah terdeteksi sehingga dapat dilakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar tidak
melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan
tercapai.

Pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha


diantaranya:
a. Pihak Wirusaha (Pemilik Perusahaan). Dalam kewirausahaan, studi kelayakan
usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami
kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu dan berfungsi sebagai
pedoman, laporan, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan
mengembangkan usaha.
b. Investor dan Penyandang Dana. Bagi investor dan penyandang dana, studi
kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling
menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan/
dipinjamkan.
c. Masyarakat dan Pemerintah. Bagi masyarakat, studi kelayakan diperlukan
sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan memberikan
keuntungan/kerugian bagi masyarakat disekitarnya. Bagi pemerintah, studi
kelayakan penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau menyediakan
fasilitas lainnya (Aziz et al., 2017).

Secara umum suatu pengerjaan proyek/usaha yang akan dilakukan


dianggap feasible (layak) adalah apabila proyek/usaha memenuhi kriteria dibawah
ini:
a. Mampu memberikan manfaat yang berarti kepada publik (masyarakat).
b. Mampu berkembang dan yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas usaha
yang tinggi.
c. Mampu tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi (baik domestik maupun
global).
d. Tahan terhadap berbagai masalah termasuk jika timbulnya krisis kepercayaan.
e. Bisa menampung lapngan pekerjaan/ mengurangi angka pengangguran.
f. Mampu memberikan keuntungan yang wajar.
g. Searah dengan konsep rencana pembangunan pemerintah (pusat atau daerah).
h. Manajer harus memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.
i. Manajer dan karyawan memiliki performance yang dapat
dipertanggungjawabkan secara konsep manajemen modern (disiplin, loyalitas,
jujur, dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan).
j. Berkeinginan untuk menerapkan penggunaan teknologi modern dalam jangka
panjang (Aziz et al., 2017).

Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:
a. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Perencanaan yang sukses dalam
pembangunan sebuah usaha/proyek tergantung pada SDM yang solid antara
manajer dan timnya.
b. Aspek Teknis. Mempelajari kebutuhan teknis proyek (penentuan kapasitas
produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan, dan mesin
serta lokasi usaha yang menguntungkan). Hal penting dalam proses ini yaitu
identifikasi spesifikasi teknis penting dan pengembangan serta uji coba
produk.
c. Aspek Pemasaran. Menggunakan sistem informasi pemasaran berdasarkan
analisis dan prediksi. Dalam analisis pasar, biasanya komponen yang
dianalisis dan dicermati adalah kebutuhan dan keinginan konsumen,
segementasi pasar, target, nilai tanbah, masa hidup produk, struktur pasar,
persaingan dan strategi pesaing, ukuran pasar, pertumbuhan pasar, laba kotor,
dan pangsan pasar.
d. Aspek Produksi. Aspek produksi yang harus dianalisis adalah laba operasi,
volume operasi, mesin dan peralatan,bahan baku dan bahan penolong, tenaga
kerja dan tata letak.
e. Aspek Manajemen. Beberapa unsur yang harus dianalisis dalam analisa aspek
manajemen adalah kepemilikan, organisasi, tim manajemen, dan karyawan.
f. Aspek Keuangan. Komponen analisis aspek keuangan adalah kebutuhan
dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, dan proyeksi arus
kas.
g. Aspek Kemanfaatan. Proyek/usaha yag dikerjakan diharapkan akan
bermanfaat bagi masyarakat dan juga telah turut membantu program
pembangunan pemerintah.
h. Aspek Kesempatan Kerja. Proyek/usaha mampu membuka lapangan kerja
baru dan membantu pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran.
i. Aspek Lingkungan.
j. Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik. Aspek Ekonomi meliputi rencana
pembangunan nasional, distribusi nilai tambah, keuntungan ekonomi
nasional, hambatan dibidang ekonomi, dan dukungan pemerintah. Aspek
sosial meliputi perusahaan sebagai lembaga sosial, perubahan kondisi sosial
yang kompleks, perubahan dalam masyarakat yang pluralistik.
k. Aspek Finansial. Analisis finansial berkaitan dengan sumber dana (investasi)
yang akan diperoleh oleh proyeksi pengembalian dengan tingkat biaya modal
dan sumber daya yang bersangkutan (Aziz et al., 2017).

Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang


paling penting di antara ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer
keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha
yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung
risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan. Untuk menilai
profitabilitas rencana investasi dikenal dikenal dengan metode konvensional dan
metode non-konvensional (discounted cash flow). Tolok ukur untuk menilai
profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period, accounting rate of return,
Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return
(IRR).
NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara pengeluaran dan
pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of
capital sebagai faktor diskon. Dalam kriteria seleksi kuantitatif, metode net
present value seringkali dianggap metode yang paling baik sehingga sering
digunakan untuk menilai kelayakan suatu usulan investasi (Komariah & Hidayat,
2012).
IRR (Internal Rate of Return) merupakan indikator tingkat efisiensi dari
suatu investasi dengan kata lain IRR adalah nilai discount rate yang membuat
NPV dari proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk mencari
present value suatu biaya atau benefit harus senilai dengan opportunity cost of
capital seperti yang seperti yang terlihat dari sudut pandang penilaian proyek.
Suatu proyek dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya lebih besar daripada
laju pengembaliannya lebih besar daripada laju pengembalian jika investasi
dilakukan di tempat lain (Komariah & Hidayat, 2012).
Payback period merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menghitung berapa lama waktu yang diperlukan sampai nilai investasi kembali
(balik modal). Metode ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya
sebagai faktor indikator dari likuiditas dan resiko investasi (Komariah & Hidayat,
2012).
Metode profitability index (PI) ini dapat dicari dengan menghitung
perbandingan antara nilai sekarang (present value) penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays) (Aziz et al.,
2017).

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A., Silvia, P., Yanti, V. D., Jannah, S. N., & Purnama, N. (2017). ( Studi
Kasus Kedai Kopi Robusta di Kota Surabaya ), (2009), 67–77.
Komariah, S. H., & Hidayat, D. (2012). Di Kota Bandung ( Studi Kasus : Pt Akses
Nusa Karya Infratek ) Feasibility Study of Creative Content Business in
Bandung City ( Case Study : Pt Akses Nusa Karya Infratek ), 7–15.

Anda mungkin juga menyukai