Anda di halaman 1dari 5

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

“Laporan Kunjungan Lapangan”

Disusun oleh:
Cindravia Kapele 17111101077
Christian Mokosolang 17111101079
Gideon Putra Rio 17111101180
Jeanette Matindas 17111101090
Steven Mandagi 17111101093
Mega Porajow 17111101098
Leony Pantas 17111101121
Lovelly Raule 17111101147
Alda Pojoh 17111101150
Kelas 4B

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Sam Ratulangi Manado
2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan adalah suatu sistem informasi


kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem
kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi
sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang.
Pengambilan keputusan kesehatan masyarakat sangat tergantung pada ketersediaan data
yang tepat waktu. Peran sistem informasi kesehatan adalah untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menyebarluaskan data tersebut. Sistem informasi kesehatan di negara-
negara dari WHO South-East Asia (SEA) Region berada pada berbagai tahap
pengembangan dan ada beberapa inisiatif global, jaringan, program dan proyek yang telah
diluncurkan oleh mitra pembangunan untuk membantu Negara Anggota dalam informasi
kesehatan pengembangan sistem. Sistem Informasi Kesehatan dikembangkan pada tahun
2005. Strategi ini disahkan pada sesi ke-59 Komite Regional pada Agustus 2006. Semua
negara telah meninjau sistem informasi kesehatan nasional mereka dan mengambil tindakan
untuk menyelaraskannya dengan kerangka kerja strategis regional
Di Indonesia Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan mencakup pelaksanaan
Sistem Informasi Kesehatan, yang meliputi data kesehatan, informasi kesehatan, indikator
kesehatan, sumber data dan informasi, pengumpulan data dan informasi, pengolahan data
dan informasi, penyimpanan data dan informasi, keamanan dan kerahasiaan informasi
pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sumber daya Sistem Informasi Kesehatan,
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, dan penyebarluasan dan penggunaan Data dan
Informasi Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan diselenggarakan berdasarkan asas,
kepastian hukum itikad baik, kemanfaatan, tata kelola yang baik, ketersediaan data, ketepatan
waktu, standardisasi, integrasi, keamanan dan kerahasiaan informasi, dan netralitas
teknologi.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk
mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat Perturan perundang undangan. Bagian atau ranah yang menyebutkan sistem
informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan
dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota.Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan, pengolahan,
analisis data serta penyajian informasi.

Penataan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kementerian Kesehatan sudah diawali


sejak tahun 1982 oleh unit kerja setingkat eselon 3 yaitu Bidang Pengumpulan dan
Pengolahan Data di Biro Perencanaan. Sejalan dengan semakin meningkatnya peran
pengelolaan data dan perkembangan kebutuhan organisasi, maka pada tahun 1985 dibentuk
Pusat Data Kesehatan (Pusdakes) yang merupakan unit kerja setingkat eselon 2. Dalam
perjalanannya Pusdakes mengalami beberapa kali pergantian nama sampai akhirnya pada
tahun 2010 ditetapkan menjadi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) sebagai pelaksana tugas
Kementerian Kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan. Sebagai sekretariat SIK,
Pusdatin telah melakukan inisiatif penyusunan regulasi dan standar SIK berupa rancangan
peraturan pemerintah dan NSPK yaitu panduan ROADMAP (Peta Jalan) Rencana Aksi
Penguatan SIK. Untuk memperkuat penyusunan standar dan regulasi SIK dibentuk Komite
Ahli dan Tim Perumus Penyusunan Peraturan Pemerintah, Pedoman dan Roadmap Sistem
Informasi Kesehatan yang terdiri dari para ahli yang berasal dari berbagai institusi/sektor
yang mempunyai kaitan dan peran dalam Sistem Informasi Kesehatan. Setelah tugasnya
selesai, komite ini akan dilebur menjadi Komite Ahli SIK.

Dalam rangka mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang Setinggi-tingginya Sistem


Informasi Kesehata sangat dibutuhkan dalam pengolahan data dalam berbagai lintas program
kesehatan yang di buat oleh pemerintah. Di Indonesia sistem informasi kesehatan dapat di
temukan dalam berbagai program kesehatan seperti gizi, HIV/AIDS, TBC, KIA, Malaria dan
lain sebagainya.

Sistem informasi gizi merupakan salah satu sistem informasi tingkat nasional yang
dikelola oleh Direktorat Bina Gizi kementrian Kesehatan Republik indonesia Demikian juga
dengan data yang disediakan berbagai data tentang kegiatan pembinaan gizi seperti
penimbangan balita di posyandu, data masalah gizi buruk, data yang mendukung tablet
pemherian tablet Fe pada ibu hamil, dan cakupan konsumsi garam beriodium, data cakupan
pemberlan vitamin A dan data Prioritas ASI eksklusif. Informasl yang tersedia dari sistem
tersebut sangat membanu para pengambil keputusan untuk dapat berkoordinasi dengan
daerah, meningkatkan kinerja pelaksana dan program serta sebagai hahan evaluasi dan
perencanaan kegiatan. Dalam penyediaan data dan informasi mengenai status gizi tidak dapat
dilakukan secara parsial, oleh karena itu Pemeritah Pusat perlu melakukarı koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten / Kota dan Pelayanan Kesehatan seperti
puksesmas dan posyandu. (Direktorat Bina Gizi, 2013)
Sistem informasi untuk pprogram kesehatan HIV/AIDS yang sedang dikembangkan
oleh Kemenkes yaitu Sistem Informasi HIV dan AIDS (SIHA). Sistem ini diharapkan dapat
menyatukan semua pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh pelaksana program
penanggulangan AIDS di Indonesia. SIHA sendiri telah disatukan dalam program Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (Siknas) dibawah naungan Pusdtin, Kemenkes. Hal ini
mengindikasikan bahwa SIHA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem
informasi Kesehatan. SIHA masih terfokus pada pencatatan dan pelaporan di sektor unit
pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program yang terkait dengan penjangkauan dan
pendampingan populasi kunci belum dimasukkan dalam SIHA. Sehingga kegiatan yang
sebagian besar dilakukan oleh LSM untuk menjangkau dan mendorong perubahan perilaku
populasi kunci tidak diakomodasi dalam SIHA. Padahal kegiatan tersebut menjadi pintu
masuk yang penting dalam program pencegahan dan promosi penanggulangan AIDS.

Sistem informasi untuk evaluasi program penanggulangan TBC diartikan sebagai


kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan menyeluruh dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaannya dan seberapa besar masalah penyakit tersebut di
masyarakat hasil atau akibat yang ditimbulkannya. Sehingga dapat dibuat perencanaan
dalam hal pencegahan dan penanggulangannya, maupun pemberantasannya serta untuk
mengetahui informasi yang up to date mengenai penyakit TB tersebut di masyarakat.
Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan menggunakan data-data dan form-form TB yang
meliputi: dibagian laboratorium menggunakan data pasien yang dicatat setiap ada
penderita yang tersuspek TB dengan menggunakan form TB 04, dibagian koordinator TB
menggunakan data dari hasil klinik yang disesuaikan dengan data pemeriksaan pasien dari
laboratorium dan data rujukan/pindahan antar puskesmas, praktek dokter dan data pasien
dari RS pengembalian pasien dari RS ke puskesmas dan dari praktek dakter, menggunakan
form-form TB 05,TB 06, TB 09, TB 10, sedangkan evaluasi tahunan dikelola langsung
oleh koordinator TB.(Sarjan, 2008)

Sistem informasi dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) bertujuan memantau
perkembangan pelayanan KIA di tempat pelayanan. Evaluasi hasil program KIA di
Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan bulanan KIA, kelahiran dan kematian per
desa, penemuan kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) per desa, penemuan kasus tetanus
neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian perinatal (0-7) hari, rekapitulasi
pelacakan kematian neonatal, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA indikator ibu,
PWS KIA indikator anak serta laporan bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA.
SPM KIA salah satu fungsinya yaitu sebagai alat monitoring dan evaluasi serta tolok ukur
untuk mengukur kinerja penyelenggara kewenangan daerah berkaitan dengan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dibidang KIA meliputi : Cakupan kunjungan ibu hamil
K4, Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan, ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, cakupan kunjungan neonatus,
cakupan kunjungan bayi, dan cakupan BBLR yang ditangani. Sumber data untuk membuat
laporan pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Puskesmas diperoleh dari hasil kegiatan
KIA di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Posyandu,
bidan praktek swasta, dokter praktek swasta, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit Pemerintah
maupun Rumah Sakit Swasta, selanjutnya data dikumpulkan dan dilakukan pengolahan
data sebulan sekali oleh petugas pengolah data KIA di Puskesmas.

Sistem Informasi Penanggulangan Malaria terdiri dari tiga kegiatan (Depkes, 2002)
yaitu terdiri dari Pengumpulan data meliputi sumber data berasal dari puskesmas, pustu,
bidan didesa RS, dll, yang kedua jenis data, data kependudukan, data epidemiologi data
entomologi data hasil kegiatan dan sumber daya. Serta waktu, bisa bermacam-macam sesuai
kebutuhan misalnya laporan khusus setiap ada kejadian , perjam, harian, mingguan, bulanan,
triwulanan, semester dan tahunan. Dan yang ketiga pengolahan data yang meliputi
pencatatan, semua data yang diterima dicatat dalam buku catatan tertentu, untuk mengetahui
jenis data apa yang belum diterima dan dari unit kegiatan mana. Hal ini penting dilakukan
sebagai pemantauan tentang ketepatan, kelengkapan dan kebenaran data yang diterima.
Pengecekan, setelah laporan dicatat kemudian isi laporan itu diteliti ada tidaknya kesalahan.
Apabila ada kesalahan atau ketidakjelasan dapat segera diumpan balik atau dimintakan
penjelasan kepada unit kegiatan yang mengirimkan.

Anda mungkin juga menyukai