Anda di halaman 1dari 6

33

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015


 
HUBUNGAN WAITING TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN PRIORITAS 3 DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RS WALUYA SAWAHAN MALANG

Yeni Kristiani 1); Ani Sutriningsih 2), Vita Maryah Ardhiyani 3)


1),2),3) Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail: ani.sutriningsih@unitri.ac.id

ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat merupakan suatu unit pelayanan di Rumah Sakit yang harus
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat agar tujuan dari pelayanan gawat darurat tercapai dan
sekaligus memberikan kepuasan kepada pasien. Waiting Time merupakan masalah yang masih
banyak dijumpai dalam praktek pelayanan kesehatan. Waiting Time merupakan salah satu aspek
dari dimensi mutu pelayanan, apabila Waiting Time dikelola dengan baik, hasilnya adalah
didapatkan kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Waiting
Time dengan kepuasan pasien prioritas 3 di IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan pendekatan secara cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien prioritas 3 yang didapatkan dengan metode purposive
sampling sebanyak 30 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan stopwatch untuk Waiting
Time sedangkan untuk mengetahui kepuasan pasien didapatkan dengan cara memberikan
kuesioner. Analisis data menggunakan uji statitsik korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden Waiting Time tepat sebanyak 27
orang (90%), sedangkan untuk kepuasan pasien sebagian besar sangat puas terhadap pelayanan
sebanyak 18 orang (53%), dan ada hubungan yang cukup antara Waiting Time dengan Kepuasan
pasien prioritas 3 di IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang (p 0,025<0,05) dan r = 0,408.
Pasien dengan Waiting Time yang tepat memiliki tingkat kepuasan yang lebih besar.

Kata kunci : IGD, kepuasan pasien, Waiting Time

PENDAHULUAN Penentuan prioritas penangganan akan


IGD merupakan suatu unit dipengaruhi oleh tingkat kegawatan pasien,
pelayanan yang cepat dan tepat agar tujuan jumlah pasien yang datang, kemampuan staf
dari pelayanan gawat darurat dapat tercapai IGD, ketersediaan alat pendukung serta
dan sekaligus memberikan kepuasan kepada ruangan.
pasien dan keluarga. IGD membutuhkan Salah satu bentuk mutu pelayanan
suatu system triage yang dapat menjamin yang sering dikeluhkan masyarakat adalah
pasien gawat akan ditangani segera, namun waktu tunggu (Waiting Time). Waiting Time
pasien yang lain dapat menunggu dengan adalah waktu dari pasien daftar sampai
aman di ruang tunggu pemeriksaan. dengan di periksa oleh dokter. Waiting Time
Triage merupakan suatu proses yang lama beresiko menurunkan kepuasan
memilih pasien menurut tingkat kegawatan. pasien dan mutu pelayanan.
34
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
Mutu atau kualitas jasa pelayanan Penelitian ini menggunakan desain
kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit analisis korelatif dengan pendekatan cross
kepada pasien akan menentukan baik sectional yaitu jenis penelitian yang
buruknya citra rumah sakit. Baik buruknya menekankan waktu pengukuran atau
rumah sakit akan sangat ditentukan oleh obervasi data variabel independen dan
tingkat kepuasan pasien selaku pengguna variabel dependen hanya satu kali pada suatu
jasa pelayanan. saat (Nursalam, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
pada bulan September 2014 terhadap 10 HASIL
pasien prioritas 3 didapatkan data mengenai Gambaran Umum IGD RS Panti Waluya
Waiting Time yang lama > 15 menit. Hal ini Sawahan Malang
disebabkan karena dokter sedang menangani IGD RS Panti Waluya Sawahan malang
pasien yang lain dan masih ada pasien yang mempunyai 7 bed, diantaranya 2 bed untuk
menunggu, sehingga 3 pasien memilih untuk resusitasi, 1 bed untuk tindakan, 4 bed untuk
pulang. internis dan observasi. Melayani pasien
Penelitian ini bertujuan untuk Prioritas 1, prioritas 2 dan prioritas 3. Di
mengetahui hubungan Waiting Time dengan IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD RS Panti dituntut memberikan pelayanan dengan
Waluya sawahan malang. cepat dan tepat bagi pasien. Sehingga
memberikan kepada pasien dan dapat
METODE PENELITIAN meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
Metode penelitian ini menggunakan
Data Umum
metode kuantitatif dengan penelitian
a. Usia responden
korelasional. Pendekatan korelasional
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
(correlational research) bertujuan untuk usia di IGD RS Panti Waluya
menentukan ada tidaknya hubungan dan Sawahan Malang
Usia Frekuensi Prosentase
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta (tahun) (%)
berarti atau tidaknya hubungan itu, koefesien 16-30 17 57
31-45 11 37
korelasi adalah suatu alat statistic yang dapat 46-60 2 6
Total 30 100
digunakan untuk membandingkan hasil-hasil
pengukuran dua variabel berbeda agar dapat
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
menentukan tingkat hubungan antar
lebih dari separuh responden (57%) berusia
variabel-variabel ini (Arikunto, 2006).
16-30 tahun.
35
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
b. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan hampir separuh responden (43%)
jenis kelamin di IGD RS Panti
mempunyai pekerjaan swasta.
Waluya Sawahan Malang
Jenis Frekuensi Prosentase
kelamin (%) e. Jenis Kasus di IGD
Laki-laki 14 47
Perempuan 16 53 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
30 100 hampir separuh responden (30%) datang
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
dengan jenis kasus ISPA
lebih dari separuh responden (53%)
berjenis kelamin perempuan. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan
c. Pendidikan terakhir Responden kasus di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Kasus Frekuensi Prosentase
pendidikan terakhir di IGD RS (%)
Panti Waluya Sawahan Malang ISPA 9 30
Pendidikan Frekuensi Prosentase AFI 8 27
terakhir (%) Ankle strain 3 10
S1 8 27 GEA 1 3
D3 3 10 Urtikaria 2 7
SMA 16 53 Gastritis 4 13
SMP 2 7 ISK 2 7
SD 1 3 Cephalgia 1 3
Total 30 100 Total 30 100

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa Data Khusus


lebih dari separuh responden (53%) a. Waiting Time
berpendidikan terakhir SMA. Tabel 6 Distribusi Waiting Time di IGD RS
Panti Waluya Sawahan Malang
Waktu Frekuensi Prosentase
d. Pekerjaan Responden (%)
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan 0 detik 27 90
pekerjaan di IGD RS Panti › 0 detik 3 10
Waluya Sawahan Malang Total 30 100
Pekerjaan Frekuensi Prosentase
(%) Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa
Pelajar 2 7 sebagian besar responden (90%)
Mahasiswa 5 16
IRT 6 20 mempunyai waiting time = 0 detik.
PNS 2 7
Swasta 13 43
Pensiunan - -
Wiraswasta 2 7
Total 30 100
36
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
b. Kepuasan Pasien dengan bantuan SPSS for windows,
Tabel 7 Distribusi kepuasan pasien didapatkan koefisien korelasi sebesar
prioritas 3 di IGD RS Panti
0,025 yang menunjukkan adanya
Waluya Sawahan Malang.
Kepuasan Frekuensi Prosentase korelasi.
(%)
Sangat puas 18 60 Dari hasil perhitungan didapatkan
Puas 12 40 nilai Sig 2 tailed (p) = 0,025, dengan
Tidak puas 0 0
Sangat tidak 0 0 nilai Sig 0,025 < 0,05). Hal ini berarti
puas
hipotesa penelitian ada hubungan
30 100
Berdasarakan Tabel 7 menunjukkan bahwa antara Waiting Time dengan kepuasan
sebagian besar responden (60%) puas pasien prioritas 3 di IGD RS Panti
terhadap pelayanan. Waluya Sawahan Malang (H1 diterima).
Dalam penelitian ini Waiting Time
PEMBAHASAN sangat mutlak dalam mewujudkan
a. Waiting Time di IGD RS Panti kepuasan pasien. Hal ini didukung
Waluya Sawahan Malang bahwa setiap pasien yang periksa ke
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan IGD selalu beranggapan bahwa mereka
bahwa sebagian besar responden (90%) akan segera ditanggani dan
mempunyai waiting time = 0 detik. pelayanannya lebih cepat, yang
mempunyai dampak kepuasan pada
b. Kepuasan Pasien di IGD RS Panti
pasien. Menurut Al Hartini (2010)
Waluya Sawahan Malang
waktu tunggu identik dengan
Berdasarakan Tabel 7
kebosanan, kecemasan dan waktu
menunjukkan bahwa sebagian besar
tunggu yang lama beresiko menurunkan
responden (60%) puas terhadap
kepuasan pasien dan mutu pelayanan.
pelayanan.
Didukung oleh pendapat Nursalam

c. Hubungan Waiting Time dengan (2014) bahwa kepuasan pasien juga

Kepuasan Pasien di IGD RS Panti dipengaruhi oleh pelayanan, pelayanan

Waluya Sawahan Malang keramahan petugas rumah sakit,

Pada hasil analisa data kecepatan dalam pelayanan. Institusi

“Hubungan Waiting Time dengan pelayanan kesehatan dianggap baik

kepuasan pasien prioritas 3 di IGD apabila dalam memberikan pelayanan

Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan lebih memperhatikan kebutuhan

Malang” dengan menggunakan uji pasien, kepuasan pasien muncul dari

korelasi product moment pearson


37
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
kesan pertama pasien masuk terhadapap Department of health and Community
service, 2012. A strategy to reduce
pelayanan yang diberikan.
Emergency Departement Wait Times in
Newfoundland and Labrador.
KESIMPULAN Depkes RI, 2008, Kepmenkes Nomer
1. Waiting Time di IGD Rumah Sakit Panti 129/MenKes/SK/II/2008 tentang
Standart Pelayanan Minimal RS, Jakarta.
Waluya Sawahan Malang sebagian besar
responden (90%) memiliki waiting time DepKes RI,2009, KepmenKes Nomer
856/MenKes/SK/IX/2009 tentang
yang tepat. Standart Pelayanan IGD, Jakarta.
2. Kepuasan pasien prioritas 3 yang periksa
Health Sciences North Horizon Santenord,
di IGD Rumah Sakit Panti Waluya 2014. Understanding Emergency
Sawahan Malang lebih dari separuh Departement (ED) wait time.
Iserson KV dan Moskop JC, 2007, Triage in
responden (60%) sangat puas terhadap medicine, part I: Concept, history, and types.
pelayanan. Annalas of Emergency medicine, 49,
275-281.
3. Ada hubungan antara waiting time dengan
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD Louise, BR, Ibuka, Y.Y & Care, D, 2008.
How much time do patient spend on
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan outpatient visits. The American ime use
Malang, dengan nilai p (0,025< 0,05) survey the patient, 1(3), 211-22.

maka H1 diterima. Mashuri, A, 2012, Analisis faktor-faktor yang


berhubungan dengan waktu tunggu persiapan
operasi cito di IGD RS Karya Medika I
DAFTAR PUSTAKA Bekasi tahun 2011.

Al-haratini, R (2010). Optimizing wait time Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan
using smart phones as a patient metodologi penelitian Ilmu Keperawatan
empormernet tool. California State university, (edisi 2), Salemba Medika, Jakarta.
long Beach. Proquest dissertations on
theses,45. Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan,
Aplikasi dalam Pratek Keperawatan
Alimul Hidayat, A, 2014, Metode Penelitian Profesional (edisi 3), Salemba medika,
Keperawatan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta.
Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam. 2014, Manajemen Keperawatan,
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian Suatu Aplikasi dalam praktek keperawatan
pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka professional (edisi 4), Salemba medika,
Cipta. Jakarta.

Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Buku Pohan, I. 2006, Jaminan mutu layanan
pertama. Refika Aditama, Bandung. kesehatan, EGC, Jakarta.

Department of Emergency Medicine Rajab, W. 2009. Buku ajar Epidemologi. EGC,


Singapore general Hospital. Triage Jakarta.
Officers Course.
38
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
Steel IR, 2006, Evolution of triage systems, The ministry of Health, 2011. Targeting
Emerg Med J, 23, 154-5. Emergencies (Shorter stays in
Emergency Departements).
Subcommittee on National Triage Scale,
1999. A uniform triae scale in emergency Wasis.2008. Pedoman riset praktis untuk profesi
medicine-Information paper. Emergency perawat. EGC, Jakarta.
medicine Practice Committee of
American College of Emergency Wiyono Dj, 2000. Manajemen Mutu pelayanan
Physicians. kesehatan, Airlangga Univercity Pres-
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai