Disusun oleh :
Kelompok 1
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun Laporan dengan baik.
Dalam Laporan ini kami membahas tentang mata kuliah Ekosistem Pesisir dan Laut
dengan materi “PENGUKURAN SALINITAS, SUHU, pH, DAN OKSIGEN TERLARUT (DO)
AIR LAUT PADA EKOSISTEM ESTUARI”
Laporan ini di buat atas dasar praktik lapangan langsung dengan beberapa bantuan
dari berbagai sumber untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan
laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf
apabila kurang sempurna atas penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari faktor
fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di dalamnya. Oleh
karena itu interaksi antara komponen fisik, kimia dan biologi yang membentuk suatu
ekosistem sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena dinamika dari estuari sangat
besar, baik dalam skala waktu yang pendek karena adanya pasang surut maupun
dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian musim.
Pada ekosistem estuari ini terbentuk habitat-habitat yang memiliki ciri khas
tersendiri dengan organisme-organisme penyusunnya yang spesifik seperti Habitat
Rawa Asin. Oleh karena itu ekosistem estuary sangat erat kaitannya dengan habitat
rawa asin. Hal ini disebabkan karena organisme tersebut harus mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Respon dari tingkah laku organisme
tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam dan memiliki
ciri khas tersendiri. Pada batas ambang toleransi organisme terhadap lingkungan
membatasi keberadaannya di suatu organisme. Organisme yang mampu bertahap
pada kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan tinggal nyaman di
habitatnya, tetapi bagi organisme yang tidak mampu bertahan pada ambang
toleransinya akan menjadi organisme pengunjung transisi, dimana pada saat sesuai
dengan batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di estuari, tetapi jika
tidak maka organisme ini akan meninggalkan daerah estuari ini.
Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini juga dibentuk
oleh komponen biotic dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keanekaragaman komponen biotic dan abiotik yang terdapat didalamnya
menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti.
Namun ekosistem estuary ini ternyata tidak cukup dikenal oleh masyarakat pada
umumnya dan jarang sekali dibahas atau disosialisasikan, padahal ekosistem estuary
ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.
3
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan
menjelaskan fenomena yang terdapat dikawasan Ekosistem Estuari yang berkaitan
dengan bidang keilmuan lainnya, secara khusus tujuan dari praktikum ini adalah:
Adapun manfaat Praktik Lapangan Mata Kuliah Ekosistem Pesisir dan Laut ini
adalah:
4
1.4 Batasan Masalah
1. Tinjauan hanya sebatas pengukuran terhadap salinitas, pH, suhu dan oksigen
terlarut (DO) pada kondisi air di kawasan Ekosistem Estuari.
2. Dapat menentukan klasifikasi estuari pada kawasan tersebut, akibat dari perubahan
salinitas yang fluktuatif.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menuju lokasi ini, jalur masuk melalui TPI Desa Lohgung. Kegiatan
perikanan di sekitar pulau ini adalah budidaya ikan antara lain kerapu bebek,
bandeng dan juga tambak garam yang kebanyakan pengelolaannya masih bersifat
tradisional.
Lokasi ini memiliki lumpur yang cukup tebal, dan agak berlempung. Namun,
keindahan lokasi ini tertutupi karena terdapat banyak sampah rumah tangga
terbawa arus dan gelombang. Selain tumbuhan mangrove, lokasi ini juga
mempunyai luasan sungai yang cukup luas dengan banyak ikan dan juga
makrobentos yang hidup di sekitar lokasi ini.
Ekosistem estuari merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat
dalam zona litoral ( kelompok ekosistem pantai ). Estuaria merupakan tempat
pertemuan air tawar dan air asin. Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang
terdapat di hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga
memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau
drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut.
Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik.
6
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai
memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air
sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria
didominasi subtrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar
maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik,
subtrat dasar estuaria biasanya kaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi
cadangan makanan utama bagi organisme estuaria.
1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary) yang ditandai dengan
desakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi pertemuan
antara air sungai dan air laut. Salinitas air dari estuaria ini sangat berbeda antara
lapisan atas air dengan salinitas yang lebih rendah dibanding lapisan bawah yang
lebih tinggi.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary).
Pola ini ditandai dengan pencampuran yang merata antara air laut dan air tawar
7
sehingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, tetapi stratifikasinya dapat
secara horizontal yang derajat salinitasnya akan meningkat pada daerah dekat laut.
3. Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau pola percampuran
tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat labil atau sangat
tergantung pada desakan air sungai dan air laut. Pada pola ini terjadi percampuran
air laut yang tidak merata sehingga hampir tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik
itu secara horizontal maupun secara vertikal.
Dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut, didapatkan
dilokasi dimana aliran air tawar lebih dominan dibanding penyusupan air laut.
Pengaruh pasang surut sangat dominant dan kuat sehingga air bercampur sempurna
dan tidak membentuk stratifikasi.
Aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut bersama arus pasang.
8
Berdasarkan salinitas ( kadar garamnya ), estuaria dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Keterlindungan
2. Kedalaman
3. Salinitas Air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.
Salinitas merupakan penentu sedimen, penentu kandungan mineral, dan
indikator penentu arah dan kecepatan arus laut. Karena salinitas air di
kawasan estuari masih dipengaruhi air laut, maka salinitas estuari masih di
dominasi oleh salinitas air laut, salinitas air laut menyatakan ukuran untuk
kandungan garam air laut. Rata-rata kadar garam air laut adalah 34,5%,
artinya dalam satu liter air laut mengandung 34,5 gram garam. Salinitas 30
ppt adalah tingkat kadar garam normal pada air laut, pada salinitas ini induk
ikan bandeng dipelihara dan dipijahkan. Salinitas 23 ppt adalah kisaran
9
salinitasi media air laut – payau, sementara salinitas 16 ppt mewakili air
payau (Murtidjo,2002).
4. pH
5. Suhu
Suhu adalah kapasitas panas yang merupakan beberapa sifat fisis air di
kawasan estari. Suhu air di kawasan estari berkisar antara -18,7oC hingga
42oC. Di Indonesia ada tiga lapisan suhu laut, yaitu (1) Lapisan Epilimnion
atau lapisan hangat dimana terjadi perubahan gradien suhu secara perlahan,
(2) Lapisan Termoklin dimana terjadi perubahan gradien suhu secara cepat
terhadap pertambahan kedalaman, (3) Lapisan Hipolimnion atau lapisan
dingin dimana suhu air konstan 4oC. Suhu menurun sesuai dengan
kedalaman. Semakin dalam suhu akan semakin rendah. Hal ini diakibatkan
karena kurangnya intensitas matahari yang masuk ke dalam laut.
6. Sirkulasi Air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas
menciptakan suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi
biota yang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plankton.
7. Pasang
10
8. Penyimpanan dan pendauran zat hara
Pembagian tipe-tipe estuari dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, kekuatan
gelombang, pasang surut dan keberadaan sungai. Kuat lemahnya ketiga faktor ini
tergantung dari bentuk geomorfologinya.
Secara umum tipe-tipe estuari dapat dibagi menjadi tujuh tipe, yaitu:
1. Embayments and drown river valleys (Teluk dengan sungai dari lembah bukit)
11
Dipertahankanya dan cepat didaur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-
hewan yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.
Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatik
makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian dimakan oleh
bermacam ikan dan udang pemakan detritus.
Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas
mikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang
masuk jauh kedalam dasar estuary atau lewat aktivitas hewan penggali
liang di dasar estuaria seperti bermacam cacing.
Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut:
1. Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang jauh
dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi pasang
surut (tidal circulation).
12
2. Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).
3. Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup dilepas
pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk
memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak
mereka.
13
2.7.1 Tumbuhan
Hampir semua bagian esturaria terendam terdiri dari subtract lumpur dan
tidak cocok untuk melekatnya makroalga. Selain karena subtract,pengaruh
sinar cahaya yang minim menyebabkan terbentuknya dua lapisan. Lapisan
bawah tanpa tumbuhan hidup dan lapisan atas mempunyai tumbuhan yang
terbatas. Di daerah hilir estuaria terdapat padang rumput laut(Zostera dan
Cymodeca).
2.7.2 Plankton
14
BAB III
METODOLOGI
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ekosistem Pesisir dan
Laut, yaitu :
1. Termometer 1 buah
5. DO meter 1 buah
6. pH meter 1 buah
3.3.1. Salinitas
15
3.3.2. pH
3.3.3. Suhu
16
BAB IV
4.1.1 Salinitas
1 30 29 33 32 32
2 30 34 34 32 32
4 30 34 34 32 32
5 30 34 34 32 32
17
4.1.3 Suhu
1. Salinitas
18
kadar salinitas menurun yaitu 32 ppt. Jika cuaca stabil dan tidak berubah-ubah,
seharusnya data yang didapatkan pada pukul 11.00-12.00 terjadi kenaikan.
Sehingga dapat disimpulkan dari data yang diperoleh pada kawasan tersebut
memiliki kadar garam yang tinggi.
2. Suhu
Pengukuran suhu dilakukan lima kali ulangan dengan titik yang
berbeda dalam tiap 100 meter. Oleh itu suhu meningkat karena adanya sinar
matahari dan disitu terjadi proses penguapan dan suhu pada wilayah tersebut
stabil. Berdasarkan sifat fisis tergolong Lapisan Epilimnion atau lapisan
hangat dimana terjadi perubahan gradien suhu secara perlahan. Suhu menurun
sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam suhu akan semakin rendah. Hal ini
diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk ke dalam laut.
3. pH
4. DO ( Oksigen Terlarut)
19
nantinya dijadikan tempat pariwisata. Perahu yang dipakai untuk menjelajahi
kawasan tersebut tidak menggunakan bahan biogas seperti solar dll, karena
dapat mencemari kulaitas air dan juga kelangsungan hidup biota yang ada
dikawasan tersebut.
6. Grafik perubahan salinitas, suhu, pH dan DO
180
160
140
120
Titik E
100
Titik D
80 Titik C
60 Titik B
Titik A
40
20
0
salinitas suhu pH DO(Oksigen
Terlarut)
Titik B
Titik D
ulai
ulai
Mulai
ulai
Titik A
Titik C
ulai
ulai
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut.
Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai
memperkaya daerah estuari. air kawasan ekosistem estuari memiliki nilai pH di atas
7 yang berarti bersifat basa.
Dari hasil pengambilan sample di kawasan estuari perairan Lohgung ini dapat
disimpulkan bahwa bisa saja dijadikan potensi sebagai tempat ekowisata tetapi perlu
dilakukan pembersihan terhadap sampah-sampah yang ada dilingkungan tersebut,
selain itu masyarakat dihimbu untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang
sampah dilingkungan perairan estuari tersebut.
5.2. Saran
1. Kawasan perairan estuari yang ada dilohgung memiliki potensi untuk dijadikan
tempat ekowisata sehingga disana perlu adanya pembersihan sampah, karena
dipinggir kawasan perairan tersebut banyak sampah yang sehingga mengakibatkan
perairan tersebut tercemar.
2. Jamban yang ada dipinggir-pinggir kawasan tersebut harus dihilangkan dan
dipindahkan ketempat yang lebih layak sehingga tidak mengakibatkan kawasan
tersebut menjadi kotor. Karena dapat menganggu pemandangan jika kawasan
tersebut nantinya dijadikan tempat pariwisata.
3. Perahu yang dipakai untuk menjelajahi kawasan tersebut tidak menggunakan
bahan biogas seperti solar dll, karena dapat mencemari kulaitas air dan juga
kelangsungan hidup biota yang ada dikawasan tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://biologinatural.blogspot.com/2013/12/ekosistem-estuari.html
22
LAMPIRAN
23
24