Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

PEMBAHASAN

Adapun yang menjadi pembahasan dari bab ini adalah akan dijelaskan bila
ada kesenjangan yang terjadi diantara tinjauan kasus nyata dan teori dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnoas medis hepatitis A.

4.1 Pengkajian Keperawatan


Pada pengkajian nyata didapatkan data keluhan utama nyeri perut kanan
atas, nyeri meningkat apabila terlalu gerak dan berkurang saat istirahat dan di beri
obat, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, pasien mengatakan skala nyeri 5, dan
nyeri hilang timbul saat terasa nyerinya kurang lebih 15 menit. Pasien tampak
meringis menahan sakit, perut pasien tampak membesar dan saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/100 mmHg, suhu
37,1oC, nadi 91x/menit dan RR 22x/menit, hasil laboratorium SGOT 507 dan
SGPT 549. Pasien mengeluh badannya lemas dan lesu, aktivitas pasien terbatas
dan di bantu oleh istri. Pasien tampak lemah. Tirah baring di atas tempat tidur.
Pasien mengatakan selama di RS belum di seka/ mandi sama sekali, tidak sikat
gigi, belum mencuci rambut dan belum ganti baju. Tubuh pasien bau keringat,
wajah pasien kusam, pakaian bau, kotor dan rambut pasien acak-acakan. Pada
pengkajian secara teori keluhan utama yang biasanya muncul adalah suhu tubuh
tinggi dan nyeri perut kanan atas. Keluhan lainnya adalah malaise, nyeri otot,
nyeri sendi, dan gejala gangguan saluran nafas atas (Nurarif dan Kusuma, 2015).
Antara kasus nyata dan teori terdapat kesenjangan seperti pada kasus nyata tidak
terdapat data seperti pada teori yaitu peningkatan suhu tubuh, nyeri otot, nyeri
sendi, dan gejala gangguan saluran napas atas. Ini dikarenakan pasien sudah
mendapatkan obat penurun panas sebelumnya dan pada pemeriksaan B1 fungsi
pernapasan tidak mengalami gangguan dengan hasil irama napas pasien teratur,
ekspansi paru simetris, tidak ada masalah saat bernafas, tidak sesak dan pasien
tidak menggunakan alat bantu nafas.

61
Pada pemeriksaan B6 fungsi sistem musculoskeletal atau integument pasien tidak
mengalami nyeri otot, nyeri sendi ataupun kelainan ekstremitas. Pasien
mengatakan lemas dan aktivitas di bantu oleh istri.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Pada kasus nyata didapatkan diagnosa keperawatan yang diangkat adalah
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan inflamasi hepar,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hilangnya nafsu makan dan mual akibat hepatomegali, Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan penurunan kekuatan akibat glukosa dalam darah berkurang,
dan Defisit perawatan diri (personal hygiene) berhubungan dengan lemas akibat
nutrisi tidak adekuat. Menurut teori diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
pasien hepatitis A adalah hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam
sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar, Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum, penurunan kekuatan atau ketahanan, Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan kadar bilirubin meningkat, Resiko tinggi terhadap transmisi
infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus, Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan suplai oksigen menurun, dan Perubahan eliminasi urine
berhubungan dengan kerusakan sel ekskresi.
Antara teori dan kasus nyata terdapat kesenjangan dimana pada teori terdapat 8
diagnosa yang sering muncul pada pasien hepatitis A tetapi pada kasus nyata
hanya terdapat 4 diagnosa keperawatan. Gangguan integritas kulit tidak muncul
karena pasien mengalami ikterus dibagian sklera saja, tidak pada bagian jaringan
kulit. Resiko infeksi tinggi terhadap transmisi infeksi tidak muncul karena
penyebaran virus hepatitis A melalui kotoran/tinja penderita bukan melalui
hubungan sexual atau melalui darah. Pola nafas tidak efektif tidak muncul karena
pada pemeriksaan B1 fungsi sistem pernafasan tidak mengalami gangguan atau
masalah. Perubahan eliminasi urine tidak muncul karena pasien tidak mengalami
masalah dalam sistem perkemihan.

62
4.3 Intervensi Keperawatan
Pada intervensi secara teori dan kasus nyata tidak terdapat kesenjangan
karena pada kasus nyata intervensi yang dibuat sesuai dengan yang terdapat pada
teori yaitu pada diagnosa gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
inflamasi hepar, intervensinya adalah jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
penyebab nyeri pada abdomen, ajarkan dan anjurkan pasien menggunakan teknik
relaksasi, ajarkan dan anjurkan pasien menggunakan teknik distraksi, kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat golongan analgesik paracetamol dosis 3x1
(500mg), jalur pemberian oral, libatkan keluarga dalam membantu pasien
melakukan teknik relaksasi dan distraksi, observasi skala nyeri pasien
menggunakan metode pengkajian PQRST dan observasi tanda-tanda vital. Pada
diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d nafsu makan
dan mual akibat hepatomegali, intervensinya adalah jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang pemenuhan asupan nutrisi, anjurkan pasien istirahat sebelum
makan, anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, anjurkan kebiasaan untuk oral
hygiene sebelum dan sesudah makan, kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diet makanan lunak dengan tambahan snack (biskuit atau roti), libatkan
keluarga untuk memotivasi pasien untuk makan, observasi intake makanan pasien
yang disediakan, observasi berat badan, dan observasi tanda-tanda vital. Pada
diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan akibat
kadar glukosa dalam darah berkurang, intervensinya adalah jelaskan kepada
pasien tentang latihan dan istirahat yang cukup untuk meningkatkan aktivitas,
anjurkan pasien untuk menggerakkan/ mengangkat ekstremitas sesuai
kemampuan, bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya, libatkan keluarga
dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien dan observasi kemampuan
mobilisasi pasien. Pada diagnosa defisit perawatan diri : personal hygiene b/d
lemas akibat nutrisi tidak adekuat, intervensinya adalah jelaskan tentang prinsip
dan tujuan kebersihan diri, anjurkan pasien dan keluarga tentang melakukan
kebersihan diri di atas tempat tidur, anjurkan pasien untuk menggosok gigi setelah
makan, anjurkan pasien untuk memakai bedak pada daerah punggung, ketiak, dan
leher setelah mandi, anjurkan pasien untuk mengganti baju minimal satu kali
sehari, libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan kebrsihan diri di atas

63
tempat tidur, observasi kemampuan pasien dalam melakukan kebersihan diri, dan
observasi kebersihan diri pasien.

4.4. Implementasi Keperawatan


Implementasi kasus nyata disesuaikan dengan intervensi yang mana
implementasi pada masalah gangguan rasa nyaman (nyeri) yaitu mengobservasi
skala nyeri pasien, mengajarkan pasien melakukan teknik relaksasi dengan cara
mengambil nafas dalam lalu menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut dan
menganjurkan pasien melakukan teknik relaksasi saat nyeri muncul, mengajarkan
pasien untuk melakukan teknik distraksi seperti mendengarkan musik atau
berbicara dengan orang terdekat dan menganjurkan pasien melakukan tindakan
distraksi saat nyeri muncul, memberikan obat paracetamol oral 500mg pada
pasien, memberi tahu istri pasien untuk membantu pasien melakukan teknik
relaksasi dan distraksi saat nyeri muncul, dan mengobservasi tanda-tanda vital.
Pada masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
implementasinya adalah mengobservasi pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien,
menyarankan kepada pasien untuk istirahat sebelum makan dimana dapat
menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan, menyarankan
kepada pasien dan keluarga untuk makan sedikit tapi sering, setiap 5 sampai 10
menit tiap 1-2 suap dan diselingi dengan memakan biskuit 2 buah yang disediakan
rumah sakit, menyarankan kepada pasien untuk kebiasaan sikat gigi sebelum dan
sesudah makan dimana dapat meningkatkan nafsu makan , memberikan informasi
kepada ahli gizi untuk diet makanan lunak 1 porsi dengan tambahan snack
(biskuit) dan sayuran lunak untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien selama sakit
dan meningkatkan nafsu makan, mengobservasi berat badan pasien, dan
mengobservasi tanda-tanda vital. Pada masalah intoleransi aktivitas,
implementasinya adalah mengobservasi kemampuan mobilisasi pasien, meminta
pasien untuk mengangkat kaki dan tangan, membantu pasien untuk ke kamar
mandi dengan menggunakan kursi roda, dan memberi tahu istri pasien untuk
membantu pasien memenuhi kebutuhan pasien. Pada masalah defisit perawatan
diri : personal hygiene, implementasinya adalah memberikan penjelasan mengenai
pentingnya menjaga kebersihan diri selama perawatan di rumah sakit, agar selain

64
menjaga kebersihan tubuh juga bermanfaat untuk mencegah kuman-kuman masuk
ke dalam tubuh. Kebersihan tubuh yang perlu diperhatikan di rumah sakit yaitu
kebersihan rambut, mulut, dan seluruh permukaan kulit, menganjurkan pada
pasien dan istri untuk melakukan kebersihan diri di tempat tidur apabila pasien
masih lemas, menganjurkan pada pasien untuk menggosok gigi setelah makan,
menganjurkan pada pasien untuk memakai bedak tipis-tipis pada daerah
punggung, ketiak, dan leher sehabis mandi dan mengganti baju minimal satu kali
sehari, baik setelah di seka pagi atau sore dan mencuci rambut sehari satu kali,
dan memberi tahu istri pasien untuk membantu pasien dalam melakukan
kebersihan diri.

4.5 Evaluasi Keperawatan


Diagnosa gangguan rasa nyaman (nyeri) dapat teratasi pada tanggal 19
November 2016 dimana pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, pasien
mengatakan sudah bisa beraktivitas tanpa merasa nyeri lagi, pasien terlihat lebih
segar, pasien sudah dapat beraktivitas tanpa wajah meringis kesakitan, perut
pasien tidak terlalu membesar, dan TTV : TD: 120/76 mmHg, Suhu: 36,5oC,
Nadi: 76x/menit, RR: 20x/menit. Pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh dapat teratasi pada tanggal 18 November 2016 dimana
pasien mengatakan tadi pagi sudah tidak mual dan sudah bisa banyak makan,
pasien mengatakan mulai tadi pagi makanan yang diberikan rumah sakit di makan
sampai habis. Wajah pasien tidak pucat, keadaan umum pasien tidak tampak
lemah, mukosa bibir lembab, sklera ikterik, kulit kering, intake makanan 1 porsi,
lauk, nasi, dan sayur di makan semua, berat badan naik menjadi 57,5 kg, dan
TTV: TD: 120/90 mmHg, Suhu: 36,5oC, Nadi: 88x/ menit, RR: 21x/menit. Pada
diagnosa intoleransi aktivitas dapat teratasi pada tanggal 18 November 2016
dimana pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, pasien mengatakan sudah tidak
lemas, pasien mengatakan tadi siang sudah bisa duduk di kursi sendiri tanpa
bantuan istri, ke kamar mandi sendiri. Pasien duduk di atas tempat tidur saat
perawat datang, keadaan umum pasien tidak lemah, pasien tidak tampak menahan
sakit dan pasien dapat turun dari tempat tidur sendiri.

65
Pada diagnosa defisit perawatan diri dapat teratasi pada tanggal 18 November
2016 dimana pasien mengatakan tadi pagi dan sore sudah di seka istri, sudah sikat
gigi dan sudah mencuci rambut, pasien tidak bau keringat, wajah pasien tampak
segar, pakaian pasien ganti dan bersih, rambut pasien rapi.

66

Anda mungkin juga menyukai