Bab 4
Bab 4
PEMBAHASAN
Adapun yang menjadi pembahasan dari bab ini adalah akan dijelaskan bila
ada kesenjangan yang terjadi diantara tinjauan kasus nyata dan teori dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnoas medis hepatitis A.
61
Pada pemeriksaan B6 fungsi sistem musculoskeletal atau integument pasien tidak
mengalami nyeri otot, nyeri sendi ataupun kelainan ekstremitas. Pasien
mengatakan lemas dan aktivitas di bantu oleh istri.
62
4.3 Intervensi Keperawatan
Pada intervensi secara teori dan kasus nyata tidak terdapat kesenjangan
karena pada kasus nyata intervensi yang dibuat sesuai dengan yang terdapat pada
teori yaitu pada diagnosa gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
inflamasi hepar, intervensinya adalah jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
penyebab nyeri pada abdomen, ajarkan dan anjurkan pasien menggunakan teknik
relaksasi, ajarkan dan anjurkan pasien menggunakan teknik distraksi, kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat golongan analgesik paracetamol dosis 3x1
(500mg), jalur pemberian oral, libatkan keluarga dalam membantu pasien
melakukan teknik relaksasi dan distraksi, observasi skala nyeri pasien
menggunakan metode pengkajian PQRST dan observasi tanda-tanda vital. Pada
diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d nafsu makan
dan mual akibat hepatomegali, intervensinya adalah jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang pemenuhan asupan nutrisi, anjurkan pasien istirahat sebelum
makan, anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, anjurkan kebiasaan untuk oral
hygiene sebelum dan sesudah makan, kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diet makanan lunak dengan tambahan snack (biskuit atau roti), libatkan
keluarga untuk memotivasi pasien untuk makan, observasi intake makanan pasien
yang disediakan, observasi berat badan, dan observasi tanda-tanda vital. Pada
diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan akibat
kadar glukosa dalam darah berkurang, intervensinya adalah jelaskan kepada
pasien tentang latihan dan istirahat yang cukup untuk meningkatkan aktivitas,
anjurkan pasien untuk menggerakkan/ mengangkat ekstremitas sesuai
kemampuan, bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya, libatkan keluarga
dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien dan observasi kemampuan
mobilisasi pasien. Pada diagnosa defisit perawatan diri : personal hygiene b/d
lemas akibat nutrisi tidak adekuat, intervensinya adalah jelaskan tentang prinsip
dan tujuan kebersihan diri, anjurkan pasien dan keluarga tentang melakukan
kebersihan diri di atas tempat tidur, anjurkan pasien untuk menggosok gigi setelah
makan, anjurkan pasien untuk memakai bedak pada daerah punggung, ketiak, dan
leher setelah mandi, anjurkan pasien untuk mengganti baju minimal satu kali
sehari, libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan kebrsihan diri di atas
63
tempat tidur, observasi kemampuan pasien dalam melakukan kebersihan diri, dan
observasi kebersihan diri pasien.
64
menjaga kebersihan tubuh juga bermanfaat untuk mencegah kuman-kuman masuk
ke dalam tubuh. Kebersihan tubuh yang perlu diperhatikan di rumah sakit yaitu
kebersihan rambut, mulut, dan seluruh permukaan kulit, menganjurkan pada
pasien dan istri untuk melakukan kebersihan diri di tempat tidur apabila pasien
masih lemas, menganjurkan pada pasien untuk menggosok gigi setelah makan,
menganjurkan pada pasien untuk memakai bedak tipis-tipis pada daerah
punggung, ketiak, dan leher sehabis mandi dan mengganti baju minimal satu kali
sehari, baik setelah di seka pagi atau sore dan mencuci rambut sehari satu kali,
dan memberi tahu istri pasien untuk membantu pasien dalam melakukan
kebersihan diri.
65
Pada diagnosa defisit perawatan diri dapat teratasi pada tanggal 18 November
2016 dimana pasien mengatakan tadi pagi dan sore sudah di seka istri, sudah sikat
gigi dan sudah mencuci rambut, pasien tidak bau keringat, wajah pasien tampak
segar, pakaian pasien ganti dan bersih, rambut pasien rapi.
66