Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN LINGKUNGAN

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM


TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

Manajemen Resiko Fasilitas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM rumah sakit,
pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah sakit. Kali ini secara tegas
dinyatakan didalam Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal (1) yakni
“Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala minimal tiga (3) tahun sekali. Kesehatan dan Keselamatan Kerja termasuk salah satu
standar pelayanan yang dimulai dalam akreditasi rumah sakit.

Selain itu seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan yang memenuhi unsur Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.

Untuk mewujudkan pelayanan yang lebih prima dan profesional kepada masyarakat,
dibentuk atau diangkat Tim/seorang Pengawas di rumah sakit yakni Pengawasan Manajemen
Resiko Fasilitas. Pengawasan Manajemen Resiko Fasilitas di Rumah Sakit Santa Elisabeth
mempunyai tugas untuk mengurangi resiko dan menjamin keselamatan dan keamanan seluruh
pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit. Oleh karena itu segala fasilitas dan sarana harus
memadai dan tidak menimbulkan resiko bagi orang-orang disekitarnya.

Program kerja Pengawas Manajemen resiko fasilitas diharapkan mampu mengelola dan
meminimalisir potensi resiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja.Untuk itu
diperlukan juga peran serta dari seluruh karyawan dan orang yang berada di rumah sakkit saat
terlaksananya program.

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka


tuntutan pengelolaan Program Pengawasan Manajemen Resiko Fasilitas Di Rumah Sakit
semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, pengunjung/pengantar pasien,
pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan
kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi
standar.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

1
teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang
bermutu, rumah sakit juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangkan Program
Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungandi rumah sakit seperti yang tercantum dalam buku
Standar Pelayanan Rumah Sakit dan terdapat dalam instrument rumah sakit.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal


165;”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.Berdasarkan pasal
diatas maka pengelola tempat kerja di rumah sakit mempunyai kewajiban untuk menyehatkan
para tenaga kerjanya.Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan
kerja. Rumah sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia
layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di rumah sakit.
Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya Manajemen Resiko Fasilitas
yang dilaksanakan secara integrasi dan menyeluruh sehingga resiko terjadinya Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari.

Program kerja Pengawasan Manajemen resiko fasilitas diharapkan mampu mengelola dan
meminimalisir potensi resiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja.Untuk itu
diperlukan juga peran serta dari seluruh karyawan dan orang yang berada di rumah sakkit saat
terlaksananya program.

Pengawas Manajemen Resiko di RS St. Elisabeth Batammempunyai tugas untuk menjamin


keselamatan dan keamanan seluruh pasien, pengunjungdan karyawan rumah sakit. Oleh karena
itu segala fasilitas dan sarana harus memadai dan tidak menimbulkan resiko bagi orang-orang
disekitarnya.Program kerja Manajemen Resiko diharapkan mampu mengelola resiko di
lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja.Untuk itu diperlukan juga peran serta dari
seluruh karyawan dan orang yang berada di rumah sakit untuk terlaksananya program ini.

II. LATAR BELAKANG

Keselamatan merupakan suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman,


ground dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien staf dan
pengunjung.

Keamanan yaitu proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan atau akses serta
penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.

Rumah sakit sebagai usaha yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan bersifat fasilitas
umum, hal ini sangat rawan terhadap kemungkinan gangguan keamanan serta kemungkinan

2
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat hubungan kerja. Oleh karena itu rumah sakit
mempunyai kewajiban memperhatikan keselamatan dan keamanan pasien,pengunjung dna
karyawan, selama berada di dalam lingkungan rumah sakit melalui penyediaan fasilitas dan
peralatan yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan.

III.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan dan keamanan bagi pasien,
pengunjung dan seluruh karyawan terkait dengan fasilitas /lingkungan selama berada di
lingkungan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
a. Mengawasi semua aspek program manajemen risiko seperti pengembangan
rencana dan memberikan rekomendasi untukruangan, peralatan medis, teknologi
dan sumber daya
b. Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan
c. Melakukan edukasi staf
d. Melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
e. Secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan
f. Menyerahkan laporan tahunan kepada direktur RS
g. Mengorganisasikan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan
upaya perbaikan

IV. KEGIATAN POKOK


1. Melakukan pemeriksaan terhadap fasilitas fisik dengan melihat, merasakan,
mendengarkan bekerjanya alat, baik maupun dengan menggunakan alat ukur. (cth ; alat
pengukur listrik/ tang amper, multi tester/ untuk listrik)
2. Melakukan identifikasi terhadap jenis resiko atas fasilitas.
3. Melakukan service rutin terhadap seluruh peralatan .
4. Melakukan perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan agar layak pakai dan
melakukan penggantian suku cadang.
5. Menyiapkan Sumber Daya Manusia sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
6. Menyiapkan ruangan kerja yang layak dan nyaman untuk Sumber Daya Manusia yang
bekerja untuk pemeliharaan
7. Menyiapkan Dokumen teknis peralatan, yaitu :

3
 Menyiapkan Dokumen teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada
waktu pengadaannya pada umumnya meliputi brosur instalasi manual, installation
report, operating manual, service manual yang mencakup skematik diagram, port list,
recommendect ports, Prosedur Tetap Pengoperasian, Prosedur Tetap Pemeliharaan dan
Sertifkat Kalibrasi juga disertakan dokumen teknis alat yang bersangkutan. Data atau
hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan peralatan setiap alat.
 Menyiapkan daftar inventarisasi peralatan
 Menyiapkan kartu service pemeliharaan yang di gantungkan pada setiap alat dan di
ruang administrtempat dokumen unit maintenance.
 Menyiapkan seluruh daftar keagenan/ nama Supplier untuk membantu dalam
pemeliharaan peralatan ( yang bertanggungjawab untuk menyiapkan suku cadang
peralatan )
8. Melakukan pengecekan semua fisik bangunan, meliputi atap plafon, dinding atau
tembok, lantai, pintu, jendela dan perangkat lainnya
9. Melakukan perbaikan dan pengecatan sesuai kondisi kerusakan fisik bangunan
dilapangan.
10. Melakukan renovasi bila dipandang perlu. Renovasi ini bisa dilakukan oleh petugas
rumah sakit sendiri atau kepada pihak ketiga.
11. Membuat pelatihan internal kepada seluruh staf / karyawan, unit independent yang
berkaitan dengan Manajemen resiko fasilitas.
12. Melakukan pertemuan rutin (1x 1 minggu) dengan Pokja MFK dan Tim K3.
13. Memantau semua kegiatan yang berkaitan dengan program
14. Menilai satu persatu program, apakah terlaksana dengan baik atau tidak
15. Melakukan uji coba program
16. Melakukan perbaikan atau revisi terhadap program yang belum dilaksanakan
17. Melakukan perbaikan atau evaluasi periodik terhadap program
18. Menyerahkan laporan program tahunan dan evaluasi atas program (laporan yang tidak
terlaksana dan yang terlaksana)
19. Melakukan evaluasi terus-menerus terhadap program yang telah di buat .

4
5
V. RINCIAN KEGIATAN

NO NAMA RINCIAN KEGIATAN TUJUAN JADWAL BIAYA


PROGRAM ( Rp)
1. Merencanakan Membuat Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Agar seluruh program dapat Januari -
semua aspek yang Lingkungan terlaksana dengan baik dan
berkaitan dengan menjamin dapat mengatasi
program resiko Fasilitas.

2. Melaksanakan 1. Meminta persetujuan Direktur atas Program 1. Menjamin Program yang di Januari Rp
program yang telah di buat. buat sesuai dengan Standar 100.000.000,-
2. Mensosialisasikan kepada Pokja MFK dan Akreditasi
K3 atas program yang telah disetujui oleh 2. Agar Semua semua Pokja
Direktur MFK dan Panitia K3
3. Menjamin terlaksananya seluruh Program mengetahui Program
Manajemen Risiko Fasilitas dan Manajemen Risiko Fasilitas
Lingkungan dan Lingkungan
4. Melakukan pemeriksaan terhadap fasilitas 3. Agar Tim dapat bekerja untuk
fisik dengan melihat, merasakan, melaksanakan Program yang
mendengarkan bekerjanya alat, baik telah dibuat
maupun dengan menggunakan alat ukur. 4. Agar resiko atas fasilitas
( cth ; alat pengukur listrik/ tang amper, dapat diatasi dengan baik.
multi tester/ untuk listrik )
5. Melakukan identifikasi terhadap jenis
resiko atas fasilitas.
6. Melakukan service rutin terhadap seluruh
peralatan .
7. Melakukan perbaikan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan agar layak pakai
dan melakukan penggantian suku cadang.

8. Menyiapkan Sumber Daya Manusia sesuai


dengan kualifikasi yang diperlukan.
9. Menyiapkan ruangan kerja yang layak dan

6
nyaman untuk Sumber Daya Manusia yang
bekerja untuk pemeliharaan
10. Menyiapkan Dokumen teknis peralatan ,
yaitu :
 Menyiapkan Dokumen teknis peralatan
yaitu dokumen yang menyertai peralatan
pada waktu pengadaannya pada
umumnya meliputi brosur instalasi
manual, installation report, operating
manual, service manual yang mencakup
skematik diagram, port list,
recommendect ports, Prosedur Tetap
Pengoperasian, Prosedur Tetap
Pemeliharaan dan Sertifkat Kalibrasi juga
disertakan dokumen teknis alat yang
bersangkutan. Data atau hasil
pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi
data yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan peralatan setiap alat.
 Menyiapkan daftar inventarisasi peralatan
 Menyiapkan kartu service pemeliharaan
yang di gantungkan pada setiap alat dan
di ruang administrtempat dokumen unit
maintenance.
 Menyiapkan seluruh daftar keagenan/
nama Supplier untuk membantu dalam
pemeliharaan peralatan ( yang
bertanggungjawab untuk menyiapkan
suku cadang peralatan )
 Melakukan pengecekan terhadap
11. Pemeliharaan Bangunan:
 Mengecek semua fisik bangunan,
meliputi atap plafon, dinding atau

7
tembok, lantai, pintu, jendela dan
perangkat lainnya.
- Melakukan perbaikan dan pengecatan sesuai
kondisi kerusakan fisik bangunan
dilapangan.
- renovasi bila dipandang perlu. Renovasi ini
bisa dilakukan oleh petugas rumah sakit
sendiri atau kepada pihak ketiga.

3. Mendidik Staf 1. Menyiapkan Sumber Daya Manusia sesuai - Untuk meningkatkan Maret Rp
dengan kualifikasi yang diperlukan. kualifikasi staf dalam 50.000.000,-
2. Membuat pelatihan internal kepada seluruh mengurangi resiko
staf / karyawan, unit independent yang
berkaitan dengan Manajemen resiko
fasilitas.

4. Melakukan 1. Melakukan pertemuan rutin (1x 1 minggu) Untuk menilai, apakah program Maret -
Memonitor dan dengan Pokja MFK dan Tim K3. dapat dilanjutkan atau tidak
melakukan Uji coba 2. Memantau semua kegiatan yang berkaitan
Program dgn program
3. Menilai satu persatu program, apakah
terlaksana dengan baik/tidak
4. Melakukan uji coba program
5. Melakukan perbaikan terhadap program
yang belum dilaksanakan

5. Melakukan 1. Melakukan revisi terhadap program Agar program benar-benar dapat Juni -
Evaluasi dan revisi 2. Melakukan perbaikan/ evaluasi periodik di gunakan untuk mengurangi
terhadap Program terhadap program resiko

8
6 Memberikan 1. Menyerahkan laporan program tahunan dan 2. Direktur dapat mengetahui Juli -
. Laporan Tahunan evaluasi atas program (laporan yang tidak tingkat resiko fasilitas di
tentang Program terlaksana dan yang terlaksana) seluruh Rumah Sakit
kepada Direktur 3. Direktur dapat mengambil
kebijakan yang tepat waktu
terhadap program yang tidak
terlaksana dengan baik

7 Menyelenggarakan 1. Melakukan evaluasi terus-menerus terhadap 2. Untuk mempertahankan Juli -


pengorganisasian program yang telah di buat. Mutu pelayanan di RS
dan pengelolaan 3. Menjamin adanya tingkat
secara konsisten resiko fasilitas yang rendah
dan terus-menerus

VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN &PELAPORANNYA


Evaluasi dilakukan setiap per Triwulan (1x 3bulan )
VII. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan dilakukan terhadap semua kegiatan.
2. Pelaporan dilaksanakan setiap selesai kegiatan.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam
Batam, 15 Januari 2019

Diketahui Oleh, Dibuat Oleh

dr. Fedrik Ivander dr. Oktavianus Maranggi


Direktur PK3 RS
PROGRAM PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN LINGKUNGAN

9
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM
TAHUN 2019

NO NAMA RINCIAN KEGIATAN TUJUAN JADWAL BIAYA


PROGRAM ( Rp)
1. Merencanakan Membuat Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Agar seluruh program dapat Januari -
semua aspek yang Lingkungan terlaksana dengan baik dan
berkaitan dengan menjamin dapat mengatasi
program resiko Fasilitas.

2. Melaksanakan 1. Meminta persetujuan Direktur atas Program 1. Menjamin Program yang Januari Rp
program yang telah di buat. di buat sesuai dengan 100.000.000,-
2. Mensosialisasikan kepada Pokja MFK dan Standar Akreditasi
K3 atas program yang telah disetujui oleh 2. Agar Semua semua Pokja
Direktur MFK dan Panitia K3
3. Menjamin terlaksananya seluruh Program mengetahui Program
Manajemen Risiko Fasilitas dan Manajemen Risiko
Lingkungan Fasilitas dan Lingkungan
4. Melakukan pemeriksaan terhadap fasilitas 3. Agar Tim dapat bekerja
fisik dengan melihat, merasakan, untuk melaksanakan
mendengarkan bekerjanya alat, baik Program yang telah
maupun dengan menggunakan alat ukur. dibuat
( cth ; alat pengukur listrik/ tang amper, 4. Agar resiko atas fasilitas
multi tester/ untuk listrik ) dapat diatasi dengan baik.
5. Melakukan identifikasi terhadap jenis
resiko atas fasilitas.
6. Melakukan service rutin terhadap seluruh
peralatan .
7. Melakukan perbaikan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan agar layak pakai
dan melakukan penggantian suku cadang.

8. Menyiapkan Sumber Daya Manusia sesuai


10
dengan kualifikasi yang diperlukan.
9. Menyiapkan ruangan kerja yang layak dan
nyaman untuk Sumber Daya Manusia yang
bekerja untuk pemeliharaan
10. Menyiapkan Dokumen teknis peralatan ,
yaitu :
 Menyiapkan Dokumen teknis peralatan
yaitu dokumen yang menyertai peralatan
pada waktu pengadaannya pada
umumnya meliputi brosur instalasi
manual, installation report, operating
manual, service manual yang mencakup
skematik diagram, port list,
recommendect ports, Prosedur Tetap
Pengoperasian, Prosedur Tetap
Pemeliharaan dan Sertifkat Kalibrasi juga
disertakan dokumen teknis alat yang
bersangkutan. Data atau hasil
pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi
data yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan peralatan setiap alat.
 Menyiapkan daftar inventarisasi peralatan
 Menyiapkan kartu service pemeliharaan
yang di gantungkan pada setiap alat dan
di ruang administrtempat dokumen unit
maintenance.
 Menyiapkan seluruh daftar keagenan/
nama Supplier untuk membantu dalam
pemeliharaan peralatan ( yang
bertanggungjawab untuk menyiapkan
suku cadang peralatan )
 Melakukan pengecekan terhadap
11. Pemeliharaan Bangunan:

11
 Mengecek semua fisik bangunan,
meliputi atap plafon, dinding atau
tembok, lantai, pintu, jendela dan
perangkat lainnya.
-Melakukan perbaikan dan pengecatan
sesuai kondisi kerusakan fisik bangunan
dilapangan.
-renovasi bila dipandang perlu. Renovasi
ini bisa dilakukan oleh petugas rumah
sakit sendiri atau kepada pihak ketiga.

12. Mendidik Staf 1. Menyiapkan Sumber Daya Manusia sesuai Maret Rp


dengan kualifikasi yang diperlukan. 50.000.000,-
2. Membuat pelatihan internal kepada seluruh Untuk meningkatkan kualifikasi
staf / karyawan, unit independent yang staf dalam mengurangi resiko
berkaitan dengan Manajemen resiko
fasilitas.

4 Melakukan 1. Melakukan pertemuan rutin (1x 1 minggu) Maret -


Memonitor dan dengan Pokja MFK dan Tim K3.
melakukan Uji coba 2. Memantau semua kegiatan yang berkaitan
Program dgn program Untuk menilai, apakah program
3. Menilai satu persatu program, apakah dapat dilanjutkan atau tidak
terlaksana dengan baik/tidak
4. Melakukan uji coba program
5. Melakukan perbaikan terhadap program
yang belum dilaksanakan
3. Melakukan 1. Melakukan revisi terhadap program Agar program benar-benar dapat Juni -
Evaluasi dan revisi 2. Melakukan perbaikan/ evaluasi periodik di gunakan untuk mengurangi
terhadap Program terhadap program resiko

12
6. Memberikan Menyerahkan laporan program tahunan dan 1. Direktur dapat Desember -
Laporan Tahunan evaluasi atas program (laporan yang tidak mengetahui tingkat
tentang Program terlaksana dan yang terlaksana) resiko fasilitas di seluruh
kepada Direktur Rumah Sakit
2. Direktur dapat
mengambil kebijakan
yang tepat waktu
terhadap program yang
tidak terlaksana dengan
baik

7 Menyelenggarakan Melakukan evaluasi terus-menerus terhadap 1. Untuk mempertahankan Mei -


pengorganisasian program yang telah di buat. Mutu pelayanan di RS
dan pengelolaan 2. Menjamin adanya tingkat
secara konsisten resiko fasilitas yang
dan terus-menerus rendah

TOTAL ANGGARAN Rp
150.000.000,-

Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam


Batam, 15 Januari 2019

Diketahui Oleh, Dibuat Oleh

dr. Fedrik Ivander dr. Oktavianus Maranggi


Direktur Ketua PK3RS

13

Anda mungkin juga menyukai