Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang atau unit
halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (Bangunan fisik dan
kelengkapannya) yang di pergunankan untuk berbagai keperluan dan kegiatan
rumah sakit.
2. Luas bahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tersedia tempat arkir yang memadai dan dilengkapi dengan
rambu parkir.
6. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek atau tidak
terdapat genangan air dan di buat landai menuju kesaluran terbuka atau tertutup,
tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman.
7. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan
terpish, masing-masing di hubungkan langsung dengan instalasi pengolahan air
limbah.
1. Lantai
1). Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
2). Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan
yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah.
3). Pertemuan lantai denagan dinding harus berbentuk konus atau
lengkung agar mudah dibersihkan.
2. Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang, dan menggunakan
cat yang tidak luntur serta tidak mengguanakan cat yang mengandung
logam berat.
3. Ventilasi
1). Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliaran udara di dalam kamar
atau ruang dengan baik.
2). Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas latai.
3). Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara
dengan baik, kamar atau ruangan harus dilengkapi dengan penghawaan
buatan atau mekanis.
4). Pengguana ventialasi buatan atau mekanis harus disesuaikan dengan
peruntukan ruangan.
4. Atap
1). Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan
seranga, tikus, dan binatang penggangu lainya.
2). Atap yang lebih tinggi dari 10m harus dilengkapi penangkal petir.
5. Langit- Langit
1). Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah di bersihkan.
2). Langit-langit tingginya minimal 2,70m dari lantai.
3). Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti
rayap.
6. Kontruksi
Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi
genangan air yang dapat menjadi tempat perinduakan nyamuk aedes.
7. Pintu
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah
masuknya serangga, tikus,dan binatang pengganggu lainnya.
8. Jaringan Istalasi
1). Pemasangan jaringan istalasi air minum, air bersih, air limbah, gas
listrik, sistem penghawaan, sarana komunikasi, dan lain-lain harus
memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar aman diguakan untuk
tujuan pelayanan kesehatan.
2). Pemasangan pipa aiar minum tidak boleh bersilang dengan pip air
limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari
pencemaran air minum.
Pangan siap saji di ruamh sakit adalah semua makanan dan minuman yang
di sajikan dari dapur ruamh sakit untuk pasien dan karyawan, serta makanan dan
minumn yang dinjual di dalam lingkungan rumah sakit. Pengelolaan pangan siap
saji di rumah sakit merupakan pengelolaan jasaboga golongan B. Jasaboga
golongan B adalah jasaboga yang melayani kebutuhan kusus rumah sakit, asrama
jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan serta angkutan
umum dalam negeri dengan pengolahan yang menggunakan dapur kusus dan
memperkerjakan tenaga kerja.Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan untuk
pangan siap saji sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur
mengenai stradar baku mutu dan persyratan kesehatan untuk pangan siap saji.
Selain itu, rumah makan atau restoran dan kantin yang berada di dala lingkungan
ruamah sakit harus memgikuti ketentuan mengenai standar baku mutu dan
persyaratan kesehatan untuk pangan siap saji.
Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit merupakan tempat tindakan
dan perawatan rumah sakit maka kualitas dan kuantitasnya perlu dipertahankan
setiap saat agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita.
Tergantung pada kelas rumah sakit dan berbagai jenis pelayanan yang diberikan
mungkin beberapa rumah sakit harus melakukan pengolahan tambahan terhadap
air minum dan air bersih yang telahmemenuhi standar nasional, misalnya bila air
bersih digunakan sebagai bahan baku air untuk dianalisa pada proses mesin
pencuci ginjal (Depkes RI, 1992).
a. Persyaratan Biologi
b. Persyaratan Fisik
Persyaratan fiik air bersih terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya,
yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, bau, aspek fisik ini
sesungguhnya penting untuk aspek kesehatan langsung yan terkait dengan kualitas
fisik seperti suhu dan keasaman tapi juga penting untuk menjadi indikator tidak
langsung pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan bau.
c. Persyaratan Kimia
Bila air tanah juga tidak mungki, terpaksa harus menyediakan pengolahan
air permukaan. Untuk mmembangun sistem pengolahan perlu mempertimbangkan
segi ekonomi, kemudahan pengolahan, kebutuhan tenaga untuk mengoprasikan
sistem, biaya operasi dan kecukupan supply baik dari segi jumlah maupun mutu
air yang dihasilakan.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat,cair dan gas.Limbah padat pada rumah sakit akan
dibahas pada sub pengolahan sampah.Sedangkan untuk sub ini khusus untuk
limbah cair
Air limbah rumah sakit adalah buangan cair yang berasal dari hasil proses
seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair yakni buangan
kamar mandi,dapur,air bekas cucian pakian; limbah cair klinis yakni air limbah
yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian
luka,cucian darah dll.;air limbah laboratirium,dan lainnya.Air limbah rumah sakit
yang berasal dari buangan domestik maupun buangan limbah cair klinis umumnya
mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi.Oleh karena itu,harus
dilakukan pengolahan air limbah di Instalansi Pengolahan Air Limbah
(IPAL).Pengolhan limbah cair mempunyai tujuan untuk menghilangkan unsur-
unsur pencemar dari air limbah dan untuk mendapatkan effluent dari pengolahan
yang mempunyai kualitas yang dapat diterima oleh badan air penerima,tanpa ada
gangguan –gangguan fisik,kimiawi,maupun biologi (Djabu dalam Indar, 2014).
a. Persayaratan
1. Suhu air panas untuk pencucian 70 OC dalam waktu 25 menit dan 95OC
dalam waktu 10 menit.
2. Penggunaan jenis diterjen dan disenpektan untuk proses pencucian yang
ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh
lingkungan.
3. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
b. Tata Laksana
1. Di tempat laundry tersedia keran air bersi dengan kualitan dan tekanan
aliran yang memadai, air panas untuk disenfeksi dan tersedia disenfektan.
3. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan
nonifeksius.
8. Pengumpulan, dilakuakan:
a. Pemilahan antara linen ifeksius dan non infeksius di muali dari
sumber dan memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta
diberi label.
c. Penerimaan
1. Mencatat linen yang diterima dan telah terpilih antara infeksius dan non
ifeksius.
d. Pencucian
e. Distribusi
f. Pengangkutan
1. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan
kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor.
1 Kantor/administrasi Sampah
6 Unit Perawat
7 Unit Pelayanan
8 Unit gizi/dapur
9 Halaman rumah sakit