Anda di halaman 1dari 1

RENCANA TATA BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN DALAM REVITALISASI KOTA TUA


DONGGALA

Kota tua donggala dahulu menjadi pusat pemerintahan kolonial belanda pada awal abad ke
20, Setelah belanda menguasai sulawesi tengah pada tahun 1905. Gubernur jendral W.rooseboom di
batavia menetapkan perubahan pembagian administrasi dipulau sulawesi.

Pelabuhan donggala dulunya pada saat masa kolonial, merupakan pelabuhan niaga dan
penumpang. Tidak heran masih banyak bangunan tua dan kolonial tersisa dikota ini. Sejak donggala
dkenal sebagai pelabuhan laut,dalam buku Tenggelamnya kapal van der wick milik buya hamka dan
Tertologi pulau buru milik sastrawan pramudya antara toer, kedua buku itu menyebut nama dongga
sebagai tempat singgahan para pelaut nusantara dan mancanegara. Ada beberapa sudut kota tua
yang masih bisa kita rasakan komplinitas dan konfigurasi serta kekayaan sejarah maupun artefaknya.

Dengan demikian kota tuadonggala memiliki banyak keunikan, kualitas estetik dan juga kaya
akan peninggalan arsitektur . peranan kota tua donggala luar biasa berkembang dari segi sosial ,
ekonomi, dan politik telah membuat kota tua doggala menjadi sebuah memori kolektif bagi
masyarakat sulawesi tengah. Oleh karenanya kota tua donggala adalah sebuah monumen dan
keabadian yangmestinya tidak boleh pudar.

Namun setelah terjadinya bencana alam gempa bumi dan stunami pada tanggal 28
setember 2018 di palu, donggala dan sigi. Kota donggala termasuk daerah yang terdampak cukup
parah, akibat dari bencana alam tersebut merubah wajah kota tua donggala. Yang dimana
beberapa bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kolonial rusak dan kondisinya cukup parah.

Pada saat ini,mayoritas kawasan sejarah terdampak bencana kondisinya cukup gawat,
kondisi ini segera menjadi argumentasi pengancuran bangunan bersejarah di donggala. Sayangnya
sampai sekarang belum ada tanggapan ataupun gerakan dari pemerintah mengenai penanganan
bangunan bersejarah yang rusak. Sedangkan dari masyarakat pun belum ada pergerakan untuk
membenahi bangunan sejarah tersebut.

Maka dengan demikian diharapkan jika tercetusnya buku ini, kami berharap mulai
bermunculan dukungan dari pemerintah, maupun invenstor untuk membenahi kembali bangunan
sejarah dan juga dapat merencanakan kembali tata bangunan dan lingkungan serta revitalisai kota
tua donggala.

Anda mungkin juga menyukai