Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
1. Pengertian Tanah
Tanah didefinisikan sebagai suatu lapisan kerak bumi yang tidak padu
dibawahnya, juga tidak beku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur
(Sutedjo, 1988).
tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material
(Verhoef,1994).
(Forth,1994).
kecocokan air. Material ini berasal dari hasil pelapukan batuan, baik
kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan udara. Ikatan yang
juga disebabkan oleh adanya material organik bila hasil dari pelapukan
tersebut di atas tetap berada pada tempat semula maka bagian ini disebut
tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan
air dan gletsyer. Pada saat akan berpindah tempat, ukuran dan bentuk
ukuran.
kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan udara. Ikatan yang
juga disebabkan oleh adanya material organik bila hasil dari pelapukan
tersebut di atas tetap berada pada tempat semula maka bagian ini disebut
7
tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan
air dan gletsyer. Pada saat akan berpindah tempat, ukuran dan bentuk
ukuran.
lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm
berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm.
Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang
sungai.
5. Lempung (clay), partikel mineral berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang
kohesif.
6. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil
semua bahan seperti lempung, pasir, kerikil dan batu-batu besar. Metode
yang dipakai dalam bidang geologi atau ilmu tanah. Sistem klasifikasi
tanah.
2. Klasifikasi Tanah
karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku
M145).
guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar
lolos ayakan No. 200. Tanah di mana lebih dari 35 % butirannya tanah
6, dan A-7.
1) Ukuran Butir
Pasir : bagian tanah yang lolos ayakan No. 10 (2 mm) dan yang
Lanau dan lempung : bagian tanah yang lolos ayakan No. 200.
2) Plastisitas
dicatat.
11
Tabel 1. Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan raya (Sistem AASHTO)
kerikil dan pasir yang mana kurang dari 50% tanah yang lolos
50% tanah lolos saringan No. 200 (F200 ≥ 50). Simbol kelompok
plasticity).
13
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ; Kurang dari 5% lolos saringan no.200: GM,
D10
campuran kerikil-pasir, sedikit
GW
atau sama sekali tidak
(D30)2
GP, SW, SP. Lebih dari 12% lolos saringan no.200 : GM, GC, SM, SC. 5% - 12% lolos
Cc = Antara 1 dan 3
(hanya kerikil)
Kerikil bersih
mengandung butiran halus
D10 x D60
Kerikil bergradasi-buruk dan
campuran kerikil-pasir, sedikit Tidak memenuhi kedua kriteria untuk
GP
atau sama sekali tidak GW
Kerikil 50%≥ fraksi kasar
Batas-batas
Bila batas
didaerah arsir
Butiran halus
atau PI < 4
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Kerikil berlempung, campuran Atterberg di
GC dipakai dobel
kerikil-pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Cu = D60 > 6
Pasir bergradasi-baik , pasir
D10
berkerikil, sedikit atau sama
SW
sekali tidak mengandung butiran
Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3
(hanya pasir)
halus
D10 x D60
Pasir bersih
Tanah berbutir kasar≥ 50% butiran
halus
Pasir≥ 50% fraksi kasar
Batas-batas
lolos saringan No. 4
Bila batas
Pasir berlanau, campuran pasir- Atterberg di
SM Atterberg berada
lanau bawah garis A
dengan butiran
didaerah arsir
atau PI < 4
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Pasir berlempung, campuran Atterberg di
halus
Pasir
SC dipakai dobel
pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Lanau anorganik, pasir halus Diagram Plastisitas:
Lanau dan lempung batas cair ≥ 50% Lanau dan lempung batas cair ≤ 50%
ML sekali, serbuk batuan, pasir halus Untuk mengklasifikasi kadar butiran halus yang
berlanau atau berlempung terkandung dalam tanah berbutir halus dan kasar.
Batas Atterberg yang termasuk dalam daerah yang
Lempung anorganik dengan di arsir berarti batasan klasifikasinya menggunakan
plastisitas rendah sampai dengan dua simbol.
sedang lempung berkerikil, 60
CL lempung berpasir, lempung
berlanau, lempung “kurus” (lean 50 CH
Batas Plastis (%)
clays)
40 CL
Lanau-organik dan lempung
OL berlanau organik dengan
30 Garis A
plastisitas rendah CL-ML
50% atau lebih lolos ayakan No. 200
20
Lanau anorganik atau pasir halus
MH diatomae, atau lanau diatomae,
4 ML ML atau OH
lanau yang elastis
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Lempung anorganik dengan
Tanah berbutir halus
sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini sangat mempengaruhi kekuatan
dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, tetapi jika
tanah aslinya kurang baik maka tanah dasar dapat berupa tanah timbunan
Fungsi tanah dasar adalah menerima tekanan akibat beban yang bekerja di
dan kerusakan yang berarti. Di Indonesia daya dukung tanah dasar untuk
dengan nilai minimal CBR sebesar 6% sesuai dengan spesifikasi Bina Marga.
C. Tanah Organik
Tanah organik terbentuk karena pengaruh iklim dan curah hujan tinggi
akibat tipe iklim serupa itu, tidak terjadi perbedaan menyolok pada musim
hujan dan kemarau. Vegetasi hutan berdaun lebar dapat tumbuh dengan
genangan air terjadi akumulasi bahan organik. Hal ini disebabkan suasana
16
jenis dan jumlah bakteri anaerob, sifat vegetasi, iklim, topografi dan sifat
kimia airnya.
Sifat dan ciri tanah organik dapat ditentukan dengan berdasarkan sifat fisik
a. Warna
b. Berat isi
Dalam keadaan kering tanah organik sangat kering, berat isi tanah
0,2 - 0,3 merupakan nilai umum bagi tanah organik yang telah
Mineral kering dapat menyerap air 1/5 – 2,5 dari bobotnya, sedangkan
d. Struktur
poroeus atau mudah dilewati air, terbuka dan mudah diolah. Ciri-ciri
ini sangat diinginkan oleh pertanian tetapi tidak baik untuk bahan
konstruksi sipil.
e. Reaksi masam
f. Sifat koloidal
Sifat ini mempunyai kapasitas tukar kationnya lebih besar, serta sifat
ini lebih jelas diperlihatkan oleh tanah organik daripada tanah mineral.
g. Sifat penyangga
Pada tanah organik lebih banyak diperlukan belerang atau kapur yang
3. Identifikasi Organik
dan tanah yang organik, sehingga ASTM D-2487 harus digunakan sebagai
≥ 75 % GAMBUT
25 % - 75 % TANAH ORGANIK
(SUMBER : PEDOMAN KONSTRUKSI JALAN DI ATAS TANAH GAMBUT DAN ORGANIK, 1996
19
Pada penelitian ini tanah yang digunakan adalah tanah dari Rawa Seragi
D. Stabilisasi Tanah
stabilisasi tanah adalah untuk mengikat dan menyatukan agregat material yang
ada sehingga membentuk struktur jalan atau pondasi jalan yang padat. Sifat –
sifat tanah yang telah diperbaiki dengan cara stabilisasi dapat meliputi
atau keawetan.
Pada umumnya cara yang digunakan untuk menstabilisasi tanah terdiri dari
mesin gilas (roller), benda berat yang dijatuhkan, ledakan, tekanan statis,
aspal, sodium dan kalsium klorida, limbah pabrik kertas dan lain-lainnya.
Metode atau cara memperbaiki sifat – sifat tanah ini juga sangat
didalam proses perbaikan sifat – sifat tanah terjadi proses kimia yang
dimana memerlukan waktu untuk zat kimia yang ada didalam additive
untuk bereaksi.
E. Cornice Adhesive
Cornice Adhesive adalah bubuk plaster yang berdaya rekat kuat, sangat
sebagai berikut
21
Dari data diatas terlihat bahwa Cornice Adhesive mengandung unsur kalsium
karbonat (CaCO3) dan unsur silika (SiO2) yang sangat berperan pada proses
sementasi.
Bahan dasar dari kapur adalah batu kapur. Batu kapur mengandung
hidroksida Ca(OH)2. Air yang dipakai untuk proses ini secara teoritis hanya
32% berat kering kapur, tetapi karena faktor-faktor antara lain pembakaran,
kali volume kapur. Proses kimia pembentukan kapur dapat ditulis sebagai
Apabila kapur dengan mineral lempung atau dengan mineral halus lainnya
bereaksi, maka akan membentuk suatu gel yang kuat dan keras yaitu
kalsium silikat yang mengikat butir- butir atau partikel tanah. Gel silika
F. Batas-Batas Atterberg
Batas kadar air yang mengakibatkan perubahan kondisi dan bentuk tanah
mana diambil dari nama peneliti pertamanya yaitu Atterberg pada tahun 1911.
Pada kebanyakan tanah di alam, berada dalam kondisi plastis. Kadar air yang
terkandung dalam tanah berbeda-beda pada setiap kondisi tersebut yang mana
bergantung pada interaksi antara partikel mineral lempung. Bila kandungan air
Sedangkan jika kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang
dikandung tanah, tanah dapat dibedakan ke dalam empat (4) keadaan dasar,
23
yaitu : padat (solid), semi padat (semi solid), plastis (plastic), dan cair (liquid),
Cakupan
Plasticity Index (PI)
PI LL - PL
Batas cair (LL) adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
Batas plastis (PL) adalah kadar air pada kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah yang di buat
Batas susut (SL) adalah kadar air yang didefinisikan pada derajat
batas susut makin kecil maka tanah akan lebih mudah mengalami
perubahan volume.
Indeks plastisitas (PI) adalah selisih antara batas cair dan batas plastis.
Indeks plastisitas merupakan interval kadar air tanah yang masih bersifat
plastis.
acuan penelitian ini dikarenakan adanya kesamaan metode dan bahan aditif
Cornice Adhesive sebanyak 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dengan waktu
2.660
2.640 2.636
2.620 2.612
Berat Jenis
2.600 2.593
2.580
2.560 2.553
2.540
2.520
2.500 2.495 Kadar Cornice (%)
2.480
0 5 10 15 20
Dari hasil uji berat jenis dengan penambahan 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%
dua bahan yang berbeda, yaitu Cornice Adhesive dan tanah asli, sehingga
50
47.39 46.37
Nilai Atterberg (%)
40
42.14
30.12 29.58
30 25.6 36.11
20.96 31.72 LL
20 17.12
PL
10 17.27 16.79 16.54 15.15 14.60 PI
0
0 5 10 15 20
Kadar Cornice (%)
plastis (PL). Sedangkan untuk nilai indeks plastisitas (PI) dipengaruhi dari
besarnya nilai batas cair (LL) dan batas plastis (PL), hubungan tersebut
menunjukkan bahwa nilai PI sangat tergantung pada nilai batas cair dan
batas cair (LL) dan batas plastis (PL), sehingga ikut menurunkan nilai
indeks plastisitas (PI). Hal ini dikarenakan terjadi reaksi antara kandungan
dengan air sehingga akan membentuk pasta yang akan mengikat partikel
dikelilingi hasil reaksi tersebut akan lebih sulit ditembus oleh air sehingga