Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut UU No. 23
tahun1992 tentang kesehatan, dalam pasal 25 disebutkan bahwa
pemerintah mempunyai tugas dalam membantu dan membina
masyarakat dalam pencegahan serta penanggulangan masalah
psikososial dan gangguan jiwa. Selain itu, pemerintah juga mempunyai
tugas dalam pengobatan, perawatan serta penyaluran penderita
gangguan jiwa kedalam masyarakat.( Riyadi, Sujono 2009).

Rumah Sakit Jiwa adalah rumah sakit yang merawat pasien-pasien


dengan gangguan jiwa, yang menurut Iyer (2005) pasien tersebut
mungkin mengalami resiko cedera akibat perilaku bunuh diri atau
kekerasan, melakukan penolakan terhadap pengobatan, dan melarikan
diri. Untuk itu diperlukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
tepat, lengkap, dan akurat baik dalam pengkajian, diagnosis,
perencanaan, tindakan keperawatan, maupun evaluasi guna mencegah
terjadi masalah hukum.

Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik


sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk
peningkatan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga
individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Menurut American Nurses Associations (ANA),
keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan,

1
2

mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan


mental masyarakat dimana klien berada.Pengertian menurut ANA
tersebut lebih memfokuskan pada spesifikasi bidang ilmu keperawatan
jiwa (area khusus).

Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan tentang


tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan
keperawatan secara menyeluruh, sistematis dan terstruktur sebagai
pertanggunggugatan terhadap tindakan yang dilakukan perawat
terhadap klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (Prabowo, 2016).
Apabila pendokumentasian tidak dilakukan dengan lengkap akan dapat
menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak akan dapat
mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan
yang telah diberikan. dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti
tertulis jika suatu hari nanti klien menuntut ketidakpuasan akan
pelayanan keperawatan (Yanti, 2013).

Bukti tertulis pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh tenaga


keperawatan bertujuan untuk menghindari kesalahan, tumpang tindih
dan ketidak lengkapan informasi. Undang-undang nomor 44 tahun 2009
pasal 52 ayat 1 menyatakan bahwa rumah sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
rumah sakit dalam bentuk system informasi manajemen rumah sakit.
Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis pada
pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
3

Berdasarkan permenkes tersebut maka tenaga keperawatan


mempunyai kewajiban untuk mendokumentasikan setiap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Profesi keperawatan
merupakan profesi yang memiliki resiko hukum, kesalahan perawatan
yang mengakibatkan kecacatan atau kematian bagi pasien dapat
menyeret perawat ke pengadilan, karenanya segala aktifitas yang
dilakukan terhadap pasien harus di dokumentasikan dengan baik dan
jelas. Dokumentasi menjadi elemen penting dari perawatan pasien,
memungkinkan komunikasi antara tim perawatan dan seluruh
pergeseran keperawatan, memberikan catatan hukum perawatan yang
diberikan kepada pasien dan bertindak sebagai alat untuk membantu
mengelola perawatan pasien (Boucher, 2012).

Dokumentasi sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat


dari perawat dalam menjalankan tugasnya. Dokumentasi merupakan
catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan
professional. Perawat professional diharapkan dapat menghadapi
tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan
yang dilakukannya. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan
dengan profesi keperawatan, maka dokumentasi tersebut dapat dapat
dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan (Setiadi,
2012).

Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor yang paling


penting untuk membentuk kepercayaan masarakat atau pasien kepada
layanan kesehatan sehingga terciptanya kepuasan serta loyalitas
mereka. Kerja keras belum tentu dapat menghasilkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, tetapi menggunakan pola pikir dlam
melakukan tugas di suatu sistem pelayanan kesehatan yang terus
diperbaiki akan menghasilkan kesehatan yang bermutu.
4

Berdasarkan Undang-Undang No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan


pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa pelayanan keperawtan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kiat keperawatan ditujukan
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit. Tugas perawat adalah memberi pelayanan keperawatan berupa
asuhan keperawtan kepada individu keluarga, kelompok dan
masyarakatdalam upaya meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatn serta
pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
mewujudkankemandirian di bidang keperawatan.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri seipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)
berkedudukan sebagi unsur aparatur negara, pelayan publik dan
perangkat serta pemersatu bangsa.

Ada bebrapa Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Rumah Sakit


Jiwa salah satunya yaitu perawat. Menurut UU Nomor 38 tahun 2014
Bab 1 pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan tinggi keperawtan, baik di dalam maupun di luar
negeri yang diakuai oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Perawat sebagai Aparatur Sipil Negara
(ASN) di lingkungan Rumah Sakit Jiwa sangat dituntut untuk
mengatualisasikan nilai-nilai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
melakukan tugasnya yaitu melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien yang membutuhkan sesuai dengan kode etik dan standar praktik
keperawatan.
5

Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan


tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehtan semakin
meningkat. Baik pelayan yang bersifat promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif. Oleh sebab itu sangat diperlukan pelayan kesehtan
yang cepat, tepat dan akurat di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei dengan
proses internalisasi dan implementasi aktualisasi disetiap sikap dan
perilaku serta setiap kegiatan tugas dan fungsi serta tanggung jawab
ASN yang senantiasa berlandaskan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dibuatlah Rancangan Aksi


Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam
Melakukan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Jiwa Di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei”

B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan laporan ini secran umum adalah untuk
menjadikan Aparatur Sipil Negara (ASN) profesional yang dapat
mengimplemintasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN),
yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi (ANEKA) di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khussu yang diharapkan setelah kegiatan ini yaitu
Aparatur Sipil Negara (ASN) Mampu:
a. Menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas dengan melaksanakan
pelayan keperawatan sesuai prosedur dan mampu
mempertanggung jawabkan hasil yang didapat
b. Menjadikan nilai-nilai Nasionalisme Pancasila sebagai filosofi
dan mampu mengamalkan dengan menjalankan tugas dengan
jujur, peduli, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi,
6

melaksanakan tugas pelayanan kesehtan sesuai dengan


peraturan perndang-undangan
c. Menerapkan nilai-nilai Etika Publik dengan memegang teguh
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 dan mampu mempraktikkan
nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan dan kesejahteraan) dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
d. Menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, kriatif dan inovatif
serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan kepuasan pasien
e. Menerapkan nilai Anti Korupsi dalam memberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan jujur, peduli, mandiri,
disiplin, bertanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan
adil.

C. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup rancangan Aktualisasi ini meliputi pelayanan Asuhan
Keperawatan, yaitu: melakukan persiapan pelayanan Keperawatan,
melaksanakan pengkajian keperawatan, melaksanakan analisis data
untuk merumuskan diagnosa keperawatn, merencanakan tindakan
keperawatan sederhana pada individu, melaksanakan tindakan
keperawatan dasar, melakukan evaluasi keperawan pada individu di
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei yang senantiasa berlandaskan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA).
.

Anda mungkin juga menyukai