Anda di halaman 1dari 47

BUPATI ………………………..

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ..................


NOMOR….TAHUN ...........

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN ......................


TAHUN ........ - ........... (dihitung sejak tahun penetapan)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ........................................,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten


........... dengan memanfaatkan ruang wilayah secara
berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang,
dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan,
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 perlu disusun rencana tata ruang wilayah
b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan
pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat
maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan
lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha.
c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan
Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
d. bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bupati …. tentang
Rekomendasi Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
…….. yang menyatakan Peraturan Daerah Kabupaten
….. Nomor ……. Tentang RTRW Kabupaten ……… harus
dilakukan revisi.
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d perlu menetapkan
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
...................... dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Pembentukan Kabupaten ..............
3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Reublik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010 tentang
Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5160);
2
8. Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
...........

Catatan : Konsideran mengingat menggunakan prinsip minimalis.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ......................

Dan

BUPATI .......................

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN ..........................


TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
........................... TAHUN ................. - .................. .

BAB I
KETENTUAN UMUM

(diisi dengan definisi dari seluruh fungsi kawasan yang dialokasikan di


dalam rencana pola ruang yang diatur di dalam ketentuan umum peraturan
zonasi; definisi/batasan terhadap istilah-istilah/singkatansingkatan yang
disebut berulang dalam batang tubuh; dan/atau istilahistilah penting yang
dimaknai secara khusus).
Contoh :
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten .................
2. Kepala Daerah adalah Bupati ........................
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten ..........................
4. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan
ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya.
6. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
7. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

3
8. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional.
9. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
10. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
11. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan
dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
12. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan.
13. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
14. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya.
15. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
16. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.
17. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kawasan bawahannya yang meliputi kawasan hutan
lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air.
18. kawasan perlindungan setempat adalah kawasan lindung yang
meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau/waduk,
sekitar mata air, dan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal.
19. kawasan konservasi adalah kawasan pengelolaan sumberdaya dengan
fungsi utama menjamin kesinambungan, ketersediaan, dan
kelestarian sumberdaya alam ataupun sumberdaya buatan dengan
tetap memelihara, serta meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya.
20. kawasan lindung geologi adalah kawasan lindung dengan fungsi
utama untuk melindungi kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan
bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap air tanah.
21. kawasan rawan bencana yang tingkat kerawanan dan probabilitas
ancaman atau dampak paling tinggi adalah kawasan lindung yang

4
bebas dari aktivitas permukiman meliputi kawasan rawan bencana
gerakan tanah, termasuk tanah longsor, kawasan rawan bencana
letusan gunung api dan/atau sempadan patahan aktif (active fault)
pada kawasan rawan bencana gempa bumi.kawasan cagar budaya
22. kawasan ekosistem mangrove adalah wilayah pesisir laut yang
merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove), yang berfungsi
memberikan perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.
23. kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
24. kawasan hutan rakyat adalah kawasan hutan yang tumbuh, ditanam
dan dikelola di atas tanah yang dibebani hak milik atau pun hak
lainnya dan arealnya berada diluar kawasan hutan negara. Hutan
Rakyat dapat dimiliki oleh orang baik sendiri maupun bersama orang
lain atau badan hukum.
25. kawasan pertanian adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
pertanian yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan
lahan pertanian kering, kawasan pertanian tanaman
tahunan/perkebunan, perikanan dan peternakan.
26. kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
perikanan yang meliputi kawasan peruntukan perikanan tangkap,
kawasan peruntukan perikanan budidaya, kawasan pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan dan sarana dan prasarana perikanan.
27. kawasan pertambangan dan energi adalah wilayah yang memiliki
potensi sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau
gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan tempat
dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan
yang meliputi penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi
produksi/eksploitasi dan pasca tambang, baik diwilayah daratan
maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan lahan, baik
kawasan budidaya maupun lindung.
28. kawasan peruntukan industri adalah daerah khusus yang disediakan
oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk kegiatan industri.
29. Kawasan pariwisata adalah kawasan yang memiliki objek dengan daya
tarik wisata yang mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan
alam, dan lingkungan.
30. kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan dan maupun
perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
31. kawasan pertahanan dan keamanan adalah wilayah yang ditetapkan
secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.
32. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
5
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
33. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan.
34. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan.
35. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
36. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
37. Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN
adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara.
38. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten
atau beberapa kecamatan.
39. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa.
40. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar desa.
41. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
42. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.
43. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
44. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut
TKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang di Kabupaten ......................dan mempunyai
fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di
daerah.

6
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang

Pasal 2
Penataan ruang Kabupaten……………….bertujuan untuk………………

(kalimat tujuan berimbuhan me-kan)

Bagian Kedua
Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 3
a. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ….maka disusun kebijakan dan strategi penataan ruang.
b. Kebijakan penataan ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ………………., terdiri atas :
a. ..................................................................;
b. ..................................................................;
c. ..................................................................;
d. ..................................................................; dan
e. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara.

(setiap kalimat kebijakan berimbuhan pe-an)

Bagian Ketiga
Strategi Penataan Ruang

Pasal 4
(1) Untuk melaksanakan kebijakan penataan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, ditetapkan strategi penataan ruang wilayah.
(2) Strategi ....................(kebijakan a)......................sebagaimana dimaksud
dalam Pasal .......... huruf a, terdiri atas :
a. ..................................................................;
b. ..................................................................;
c. ..................................................................; dan
d. ...................................................................

7
(3) Strategi ....................(kebijakan b)......................sebagaimana dimaksud
dalam Pasal .......... huruf b, terdiri atas :
a. ..................................................................;
b. ..................................................................;
c. ..................................................................; dan
d. ...................................................................
(4) Strategi ....................(kebijakan c)......................sebagaimana dimaksud
dalam Pasal .......... huruf c, terdiri atas :
a. ..................................................................;
b. ..................................................................;
c. ..................................................................; dan
d. ...................................................................
(5) Strategi ....................(kebijakan d)......................sebagaimana dimaksud
dalam Pasal .......... huruf d, terdiri atas :
a. ..................................................................;
b. ..................................................................;
c. ..................................................................; dan
d. ...................................................................
(6) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara sebagaimana dimaksud dalam pasal .... huruf ..... terdiri atas :
a. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya
tidak terbangun di sekitar aset-aset pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di
sekitar aset-aset pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan; dan
c. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan
keamanan negara.

BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5
(1) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten ..............meliputi :
a. sistem perkotaan; dan
b. sistem jaringan prasarana
(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
............., yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

8
Bagian Kedua
Sistem Perkotaan

Pasal 6
(1) Sistem perkotaan di Kabupaten...................... sebagaimana
dimaksud dalam Pasal..........huruf........., terdiri atas : a. PKN;
b. PKW;
c. PKSN;
d. PKL;
e. PPK; dan
f. PPL
(sebutkan hanya yang ada di Kabupaten......)
(2) PKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu.............
(3) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu.............
(4) PKSN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu.............
(5) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, yaitu.............
(6) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdiri atas :
a. ....................... di Kecamatan................;
b. ....................... di Kecamatan................;
c. ....................... di Kecamatan................; dan
d. ....................... di Kecamatan.................
(7) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, terdiri atas :
a. ....................... di Kecamatan................;
b. ....................... di Kecamatan................;
c. ....................... di Kecamatan................; dan
d. ....................... di Kecamatan.................
(8) Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
didetailkan lebih lanjut dalam peraturan tersendiri tentang rencana
detail tata ruang dan peraturan zonasi.

Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana

Pasal 7
(1) Sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal.................ayat (1) huruf b, terdiri atas : a.
sistem jaringan transportasi;
b. sistem jaringan energi;
c. sistem jaringan telekomunikasi;
d. sistem jaringan sumber daya air; dan
e. sistem jaringan prasarana lainnya

9
(2) Sistem jaringan prasarana digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran ....., yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(penyebutan lampiran peta di pasal ini dilakukan jika sistem jaringan


prasarana dibuat dalam peta tematik tersendiri)

Paragraf 1
Sistem Jaringan Transportasi

Pasal 8
Sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal .......
ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan transportasi laut; dan
c. sistem jaringan transportasi udara;

Pasal 9
Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
....... huruf a, terdiri atas : a.
sistem jaringan jalan;
b. sistem jaringan kereta api; dan
c. sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan

Pasal 10
(1) Sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... huruf a,
terdiri atas:
a. jaringan jalan nasional yang ada di wilayah kabupaten;
b. jaringan jalan provinsi yang ada di wilayah kabupaten;
c. jaringan jalan yang menjadi kewenangan kabupaten;
d. jalan desa;
e. jalan khusus;
f. terminal penumpang;
g. terminal barang; dan
h. jembatan timbang
(2) jaringan jalan nasional yang ada di wilayah kabupaten, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. jalan arteri primer, terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
b. jalan kolektor primer satu (JKP-1), terdiri atas:
10
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
c. jalan strategis nasional, terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
d. jalan tol, terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
(3) Jaringan jalan provinsi yang ada di wilayah kabupaten, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas :
a. jalan kolektor primer dua (JKP-2), terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
b. jalan kolektor primer tiga (JKP-3), terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
c. jalan strategis provinsi, terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
(4) Jaringan jalan yang menjadi kewenangan kabupaten, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. jalan kolektor primer empat (JKP-4), terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
b. jalan lokal primer, terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
c. jalan strategis kabupaten, terdiri atas:
1. ruas jalan ................
2. ruas jalan ................
3. ruas jalan ................
(5) Jalan desa, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,terdiri atas: a.
ruas jalan ................
11
b. ruas jalan ................
c. ruas jalan ................
(6) Jalan khusus, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,terdiri atas:
a. ruas jalan ................
b. ruas jalan ................
c. ruas jalan ................
(7) Terminal penumpang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,
terdiri atas :
a. terminal penumpang tipe A di Kecamatan ..............
b. terminal penumpang tipe B di Kecamatan ..............
c. terminal penumpang tipe C di Kecamatan ..............
(8) Terminal barang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, terdiri
atas :
a. ............................ di Kecamatan ..............;
b. ............................ di Kecamatan ..............;
c. ............................ di Kecamatan ..............; dan
d. ............................ di Kecamatan ..............
(9) Jembatan timbang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h,
terdiri atas :
a. ............................ di Kecamatan ..............;
b. ............................ di Kecamatan ..............;
c. ............................ di Kecamatan ..............;

Pasal 11

(1) Sistem jaringan kereta api (KA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal….
huruf b, terdiri atas:
a. Jaringan jalur KA; dan
b. stasiun KA.
(2) Jaringan jalur KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas:
a. jaringan jalur KA umum, terdiri atas:
1. jaringan jalur KA antarkota,terdiri atas:
a) ............................;
b) ............................;
c) ............................;
2. jaringan jalur KA perkotaan dalam kabupaten, terdiri atas: a)
............................;
b) ............................;
c) ............................;

12
b. Jaringan jalur KA khusus, terdiri atas:
1. ............................;
2. ............................;
3. ............................;
(3) Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
a. stasiun penumpang, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
b. stasiun barang, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
c. stasiun operasi, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............

Pasal 12

(1) Sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan sebagaimana


dimaksud dalam pasal .... huruf c, terdiri atas :
a. alur pelayaran;
b. lintas penyeberangan;
c. pelabuhan sungai dan danau; dan
d. pelabuhan penyeberangan
(2) Alur pelayaran, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas:
a. alur-pelayaran kelas I kewenangan Pemerintah, terdiri atas:……..
b. alur-pelayaran kelas II kewenangan pemerintah provinsi, terdiri
atas:……..
c. alur-pelayaran kelas III kewenangan pemerintah kabupaten, terdiri
atas:……….
(3) Lintas penyeberangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. lintas penyeberangan antarprovinsi, terdiri atas: ……….
b. lintas penyeberangan antarnegara, terdiri atas: ……….
c. lintas penyeberangan antarkabupaten/kota, terdiri atas: ……….
d. lintas penyeberangan dalam kabupaten, terdiri atas: ……….
(4) pelabuhan sungai dan danau, terdiri atas:

13
a. pelabuhan sungai dan danau utama, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
b. pelabuhan sungai dan danau pengumpul, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
c. pelabuhan sungai dan danau pengumpan, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
(5) pelabuhan penyeberangan, terdiri atas:
a. pelabuhan penyeberangan kelas I, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
b. pelabuhan penyeberangan kelas II, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............
c. pelabuhan penyeberangan kelas III, terdiri atas:
1. ............................ di Kecamatan ..............;
2. ............................ di Kecamatan ..............; dan
3. ............................ di Kecamatan ..............

Pasal 13

(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal


…………… ayat (1) huruf b, meliputi : a. pelabuhan laut; dan
b. alur pelayaran.
(2) Pelabuhan laut di Kabupaten…………….sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. pelabuhan utama, terdiri atas :
1. Pelabuhan………………..di Kecamatan……………; dan
2. Pelabuhan………………..di Kecamatan…………….
b. pelabuhan pengumpul, terdiri atas :
1. Pelabuhan………………..di Kecamatan……………; dan
2. Pelabuhan………………..di Kecamatan…………….
14
c. pelabuhan pengumpan regional, terdiri atas :
1. Pelabuhan………………..di Kecamatan……………; dan
2. Pelabuhan………………..di Kecamatan…………….
d. pelabuhan pengumpan lokal, terdiri atas :
1. Pelabuhan………………..di Kecamatan……………; dan
2. Pelabuhan………………..di Kecamatan…………….
e. terminal khusus, terdiri atas :
1. Pelabuhan………………..di Kecamatan……………; dan
2. Pelabuhan………………..di Kecamatan…………….
(3) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas :
a. alur pelayaran umum dan perlintasan, terdiri atas :
1. ………………………;dan
2. ………………………
b. alur pelayaran masuk pelabuhan, terdiri atas :
1. ………………………;dan
2. ………………………

Pasal 14

(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal


……. ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. bandar udara; dan
b. ruang udara untuk penerbangan.
(2) Bandar udara di Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, terdiri atas :
a. bandar udara pengumpul skala primer, terdiri atas :
1. Bandar udara ………………..di Kecamatan……………; dan
2. Bandar udara ………………..di Kecamatan…………….
b. bandar udara pengumpul skala sekunder, terdiri atas :
1. Bandar udara ………………..di Kecamatan……………; dan
2. Bandar udara ………………..di Kecamatan…………….
c. bandar udara pengumpul skala tersier, terdiri atas :
1. Bandar udara ………………..di Kecamatan……………; dan
2. Bandar udara ………………..di Kecamatan…………….
d. bandar udara pengumpan, terdiri atas :
1. Bandar udara ………………..di Kecamatan……………; dan
2. Bandar udara ………………..di Kecamatan…………….
e. bandar udara khusus, terdiri atas :
1. Bandar udara ………………..di Kecamatan……………; dan
2. Bandar udara ………………..di Kecamatan…………….
15
(3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b terdiri atas:
a. ruang udara untuk penerbangan, yang dipergunakan langsung
untuk kegiatan bandar udara; dan/atau
b. ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk
operasi penerbangan.

Paragraf 2
Sistem Jaringan Energi

Pasal 15
(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal .... ayat
(1) huruf b, meliputi :
a. jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi; dan
b. jaringan infrastruktur ketenagalistrikan.
(2) Jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. jaringan yang menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas
produksi ke kilang pengolahan dan/atau tempat penyimpanan,
terdiri atas:
1. ………………………; dan
2. ………………………
b. jaringan yang menyalurkan gas bumi dari kilang pengolahan ke
konsumen, terdiri atas:
1. ………………………;dan
2. ………………………
(3) Jaringan infrastruktur ketenagalistrikan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. infrastruktur pembangkitan tenaga listrik dan sarana
pendukungnya, terdiri atas:
1. pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(2) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(3) pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(4) pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
16
(5) pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(6) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(7) pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(8) pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(9) pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), yang terdiri
atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
(10) pembangkit listrik lainnya, yang terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan .........; dan
b) ……………………… di Kecamatan .........;
b. infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan sarana
pendukungnya, terdiri atas:
1. jaringan transmisi tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga
listrik antarsistem, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan ultra tinggi (SUTUT), terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
b) saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
c) saluran udara tegangan tinggi (SUTT), terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
d) saluran udara tegangan arus searah (SUTTAS), terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
e) kabel laut, terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
f) saluran transmisi lainnya, terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
17
2. jaringan distribusi tenaga listrik, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan menengah (SUTM), terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
b) saluran udara tegangan rendah (SUTR), terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
c) saluran kabel tegangan menengah (SKTM), terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
d) saluran distribusi lainnya, terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
3. gardu induk, terdiri atas:
a) ……………………… di Kecamatan ..........; dan
b) ……………………… di Kecamatan ..........

Paragraf 3
Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 16

(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


... ayat (1) huruf c, terdiri atas : a.
jaringan tetap; dan
b. jaringan bergerak.
(2) Jaringan tetap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas …….. yang terdapat di Kecamatan .........;
(3) Jaringan bergerak, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. jaringan bergerak terestrial, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… di Kecamatan .........;
c. jaringan bergerak seluler, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… di Kecamatan .........;
d. jaringan bergerak satelit, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… di Kecamatan .........;

18
Paragraf 4
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 17

(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal


…….. ayat (1) huruf d, terdiri atas :
a. sistem jaringan sumber daya air lintas negara dan lintas provinsi
yang berada di wilayah kabupaten;
b. sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota yang berada
di wilayah kabupaten; dan
c. sistem jaringan sumber daya air kabupaten
(2) sistem jaringan sumber daya air lintas negara dan lintas provinsi yang
berada di wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. sumber air, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… di Kecamatan .........
b. prasarana sumber daya air, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… yang terdapat di Kecamatan .........
(3) sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota yang berada di
wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. sumber air, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… di Kecamatan .........;
b. prasarana sumber daya air, terdiri atas:
1. ……………………… di Kecamatan .........; dan
2. ……………………… di Kecamatan .........;
(4) sistem jaringan sumber daya air kabupaten, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. sumber air, terdiri atas:
1. air permukaan, terdiri atas:
a. sungai ....... di Kecamatan............
b. mata air ....... di Kecamatan............
c. danau ...... di Kecamatan............
d. embung ........... di Kecamatan...........
e. waduk ......... di Kecamatan............
f. sumber air permukaan yang lain di Kecamatan............
2. air tanah pada cekungan air tanah (CAT) kabupaten, terdiri
atas:
a. ……………………… di Kecamatan .........; dan
19
b. ……………………… di Kecamatan .........;
b. prasarana sumber daya air, terdiri atas:
1. sistem jaringan irigasi, terdiri atas:
a. jaringan irigasi primer, di Kecamatan ........... ; dan
b. jaringan irigasi sekunder, di Kecamatan .......
2. sistem pengendalian banjir, terdiri atas:
a. ……………………… yang di Kecamatan .........; dan
b. ……………………… yang di Kecamatan .........
3. jaringan air baku untuk air bersih, terdiri atas:
a. ……………………… yang di Kecamatan .........; dan
b. ……………………… yang di Kecamatan .........
4. jaringan air bersih ke kelompok pengguna, terdiri atas:
a. ……………………… yang di Kecamatan .........; dan
b. ……………………… yang di Kecamatan .........

Paragraf 5
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 18

(1) Sistem jaringan prasarana lainnya, sebagaimana dimaksud dalam


Pasal …….. ayat (1) huruf e, terdiri atas:
a. sistem penyediaan air minum (SPAM);
b. sistem pengelolaan air limbah (SPAL);
c. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);
d. sistem jaringan persampahan wilayah; dan
e. sistem jaringan evakuasi bencana.
(2) Sistem penyediaan air minum (SPAM), sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jaringan perpipaan, terdiri atas:
1. unit air baku, di Kecamatan .........
2. unit produksi, di Kecamatan.........
3. unit distribusi, di Kecamatan.........
4. unit pelayanan, di Kecamatan.........
b. bukan jaringan perpipaan, terdiri atas:
1. sumur dangkal, di Kecamatan.........
2. sumur pompa, di Kecamatan.........
3. bak penampungan air hujan, di Kecamatan .........
4. terminal air, di Kecamatan.........
5. bangunan penangkap mata air, di Kecamatan.........

20
(3) Sistem pengelolaan air limbah (SPAL), sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. sistem pembuangan air limbah (sewage) termasuk sistem
pengolahan berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL), di
Kecamatan..............
b. sistem pembuangan air limbah rumah tanggga (sewerage) baik
indiviual maupun komunal, di Kecamatan..........
(4) Sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, di Kecamatan..........
(5) Sistem jaringan persampahan wilayah, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. tempat penampungan sampah sementara (TPS), di Kecamatan
.........
b. tempat pemroresan akhir sampah (TPA), di Kecamatan..............
(6) Sistem jaringan evakuasi bencana, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, terdiri atas:
a. jalur evakuasi bencana ...... , di Kecamatan.............
b. ruang evakuasi bencana ......, di Kecamatan.......... Jika diperlukan
dapat dikembangkan sistem drainase di wilayah kabupaten.

BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 19
(1) Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran ...........
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua
Kawasan Lindung

Pasal 20

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……….. ayat (1),


terdiri atas :
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya;
21
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan konservasi;
d. kawasan lindung geologi;
e. kawasan rawan bencana alam yang tingkat kerawanan dan
probabilitas ancaman atau dampak paling tinggi;
f. kawasan cagar budaya; dan
g. kawasan ekosistem mangrove.

Paragraf 1
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahannya

Pasal 21

(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan


bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............huruf a,
terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan lindung gambut;
c. kawasan resapan air
(2) Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..
(3) Kawasan lindung gambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..
(4) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..

Paragraf 2
Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 22

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam


Pasal .... huruf b, terdiri atas :
a. sempadan pantai;
b. sempadan sungai;
c. kawasan sekitar danau atau waduk; dan
d. kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal.
22
(2) sempadan pantai, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..
(3) sempadan sungai, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..
(4) kawasan sekitar danau atau waduk, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(5) kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat
di Kecamatan ....., Kecamatan ….. dan Kecamatan …..

Paragraf 3
Kawasan Konservasi

Pasal 23

(1) Kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal …………


huruf c, terdiri atas :
a. kawasan suaka alam (KSA);
b. kawasan pelestarian alam (KPA)
c. kawasan taman buru (TB); dan
d. kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
(KWP3K).
(sebutkan hanya yang ada di Kabupaten saja)
(2) Kawasan suaka alam (KSA), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. cagar alam ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
b. cagar alam laut ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
c. suaka margasatwa ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
d. suaka margasatwa laut ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat
di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(3) Kawasan pelestarian alam (KPA), sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, terdiri atas:
a. taman nasional ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
b. taman hutan raya ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

23
c. taman wisata alam ……., seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
d. taman wisata alam laut ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat
di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(4) Kawasan taman buru (TB), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c, terdiri atas:
a. taman buru ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
b. taman buru ……, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(5) Kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (KWP3K),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas: a. kawasan
konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, terdiri atas:
1. suaka pesisir, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..
2. suaka pulau kecil, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan …..,
dan Kecamatan …..
3. taman pesisir, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..
4. taman pulau kecil, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan …..,
dan Kecamatan …..
b. kawasan konservasi maritim, terdiri atas:
1. daerah perlindungan adat maritim, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
2. daerah perlindungan budaya maritim, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
3. kawasan konservasi perairan, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

Paragraf 4
Kawasan Lindung Geologi

Pasal 24

(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


............. huruf d, terdiri atas :
a. kawasan cagar alam geologi; dan
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
(2) kawasan cagar alam geologi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:

24
a. kawasan keunikan batuan dan fosil, seluas kurang lebih …. Ha,
terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
b. kawasan keunikan bentang alam, seluas kurang lebih …. Ha,
terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
c. kawasan keunikan proses geologi, seluas kurang lebih …. Ha,
terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(3) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. kawasan imbuhan air tanah, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat
di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
b. sempadan mata air, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

Paragraf 5
Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 25

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal


………… huruf e, terdiri atas :
a. kawasan rawan bencana gerakan tanah tinggi (termasuk rawan
longsor tinggi);
b. kawasan rawan bencana letusan gunung api tinggi; dan
c. sempadan patahan aktif (active fault) pada kawasan rawan bencana
gempa bumi.
(2) kawasan rawan bencana gerakan tanah tinggi, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(3) kawasan rawan bencana letusan gunung api tinggi, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat
di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(4) sempadan patahan aktif (active fault) pada kawasan rawan bencana
gempa bumi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas
kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..

untuk jenis bencana dan tingkat kerawanan selain di atas, agar ditetapkan
sebagai kawasan overlay (arsir) di atas kawasan budidaya.

Paragraf 6
Kawasan Cagar Budaya

Pasal 26
25
(1) Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal .............
huruf f, terdiri atas:
a. .............;
b. .............;
(2) jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di Kabupaten,
lengkapi dengan luasan dan lokasi (minimal nama Kecamatan)

Paragraf 7
Kawasan Ekosistem Mangrove

Pasal 27

(1) Kawasan ekosistem mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal


............. huruf g, terdiri atas :
a. .............;
b. .............;
(2) jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di Kabupaten,
lengkapi dengan luasan dan lokasi (minimal nama Kecamatan)

Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya

Pasal 28

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… ayat (1),


terdiri atas :
a. kawasan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan pertanian;
d. kawasan perikanan;
e. kawasan pertambangan dan energi;
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan pariwisata;
h. kawasan permukiman; dan
i. kawasan pertahanan dan keamanan.

Paragraf 1
Kawasan Hutan Produksi

Pasal 29

26
(1) Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
…………. huruf a, terdiri atas:
a. kawasan hutan produksi terbatas;
b. kawasan hutan produksi tetap; dan
c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.
(2) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(3) Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(4) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat
di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

Paragraf 2
Kawasan Hutan Rakyat

Pasal 30

Kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal …………. huruf


b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan …..,
dan Kecamatan …..

Paragraf 3
Kawasan Pertanian

Pasal 31

(1) Kawasan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal ....... huruf c,


terdiri atas :
a. kawasan peruntukan tanaman pangan;
b. kawasan peruntukan hortikultura;
c. kawasan peruntukan perkebunan; dan
d. kawasan peruntukan peternakan.
(2) Kawasan tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..
(3) Kawasan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..

27
(4) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan
….., dan Kecamatan …..
(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(6) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan,
dengan luas kurang lebih.........................Ha.

Paragraf 4
Kawasan Perikanan

Pasal 32

(1) Kawasan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal........... huruf


d, terdiri atas :
a. kawasan perikanan tangkap;
b. kawasan perikanan budidaya; dan
c. sarana penunjang perikanan.
(2) kawasan perikanan tangkap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdapat di Kecamatan ...................
(3) kawasan perikanan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdapat di Kecamatan ...................
(4) sarana penunjang perikanan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. terminal khusus (pelabuhan) perikanan, terdiri atas:
1. ............. terdapat di Kecamatan .....
2. ............. terdapat di Kecamatan .....
b. tempat pelelangan ikan, terdiri atas:
1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) ….. terdapat di
Kecamatan .....
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) ….. terdapat di
Kecamatan .....
3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) ….. terdapat di Kecamatan
.....
4. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ….. terdapat di Kecamatan
.....

Paragraf 5
Kawasan Pertambangan dan Energi

28
Pasal 33

(1) Kawasan pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal ............. huruf e terdiri atas :
a. kawasan pertambangan mineral;
b. kawasan pertambangan batubara;
c. kawasan pertambangan minyak dan gas bumi;
d. kawasan panas bumi; dan
e. kawasan pembangkitan tenaga listrik.
(2) kawasan pertambangan mineral, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. kawasan pertambangan mineral radioaktif, yaitu ......., seluas
kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..
b. kawasan pertambangan mineral logam, yaitu ......., seluas kurang
lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..
c. kawasan pertambangan mineral bukan logam, yaitu ......., seluas
kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..
d. kawasan pertambangan batuan, yaitu ......., seluas kurang lebih ….
Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(3) kawasan pertambangan batubara, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(4) kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(5) kawasan panas bumi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan …..,
dan Kecamatan …..
(6) kawasan pembangkitan tenaga listrik, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

Paragraf 6
Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 34

(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal


............ huruf f, terdiri atas : a.
kawasan industri; dan

29
b. sentra industri kecil dan menengah
(2) kawasan industri, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas
kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan
Kecamatan …..
(3) sentra industri kecil dan menengah, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

Paragraf 7
Kawasan Pariwisata

Pasal 35

(1) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............


huruf g, terdiri atas :
a. .......................;
b. .......................;
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di Kabupaten.

Paragraf 8
Kawasan Permukiman

Pasal 36

(1) Kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............


huruf h terdiri atas :
a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan
b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan.
(2) kawasan peruntukan permukiman perkotaan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
(3) kawasan peruntukan permukiman perdesaan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, seluas kurang lebih …. Ha, terdapat di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..

Paragraf 9
Kawasan Pertahanan dan Keamanan

Pasal 37

(1) Kawasan pertahanan dan keamanan, sebagaimana dimaksud dalam


30
Pasal ............ huruf i terdiri atas :
a. Kawasan Perkantoran Komando Daerah Militer (KODAM);
b. Kawasan Perkantoran Komando Resort Militer (KOREM);
c. Kawasan Perkantoran Komando Distrik Militer (KODIM);
d. Kawasan Perkantoran Komando Rayon Militer (KORAMIL);
e. Kawasan Perkantoran Patroli Pos Pengamat TNI Angkatan Laut
(Posal);
f. Kawasan Perkantoran Kepolisian Negara Republik Indonesia
Daerah (POLDA);
g. Kawasan Perkantoran Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort
(POLRES);
h. Kawasan Perkantoran Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor
(POLSEK);
i. Kawasan Pusat Persenjataan dan Pergudangan Militer;
j. Kawasan Latihan Perang;
k. Dan lain-lain
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di Kabupaten.

Pasal 38

(1) Pemanfaatan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal


29-37(sebutkan pasal penetapan kawasan budidaya) agar
memperhatikan potensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah hingga
sedang.
(2) Kawasan yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah hingga
sedang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kawasan rawan abrasi pantai, seluas kurang lebih …. Ha, di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
b. kawasan rawan banjir, seluas kurang lebih …. Ha, di Kecamatan .....,
Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
c. kawasan rawan kekeringan, seluas kurang lebih …. Ha, di
Kecamatan ....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
d. kawasan rawan tsunami, seluas kurang lebih …. Ha, di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
e. kawasan rawan gempa, seluas kurang lebih …. Ha, di Kecamatan
....., Kecamatan ….., dan Kecamatan …..
f. dan lain-lain
(3) Kawasan yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah hingga

31
sedang, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digambarkan dalam
bentuk:
a. penampalan (overlay) pada peta rencana pola ruang; dan
b. peta kawasan rawan bencana alam yang dilengkapi dengan jalur dan
ruang evakuasi bencana.

Pasal 39

(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 29 - 37 (sebutkan pasal penetapan kawasan
budidaya) dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi
kawasan yang bersangkutan dan tidak melanggar Ketentuan Umum
Peraturan Zonasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan setelah adanya kajian komprehensif dan setelah
mendapat rekomendasi dari badan atau pejabat yang tugasnya
mengkoordinasikan penataan ruang di Kabupaten .......................

BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Pasal 40

(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten……………….., terdiri atas :


a. Kawasan Strategis Nasional;
b. Kawasan Strategis Provinsi; dan
c. Kawasan Strategis Kabupaten.
(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran ...........
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 41

Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten…………………….


sebagaimana dimaksud dalam Pasal…….. ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. Kawasan………………………… yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan……………. ; dan
b. Kawasan…………………………. yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan…………….

32
Pasal 42

Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten…………………….


sebagaimana dimaksud dalam Pasal ………..ayat (1) huruf b, terdiri atas :
a. Kawasan………………………… yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan……………. ; dan
b. Kawasan…………………………. yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan…………….

Pasal 43

(1) Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal


………….ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi;
b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya;
c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
d. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup.
(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :
a. Kawasan…………………., meliputi Kecamatan…………..dan
Kecamatan………..
b. Kawasan…………………., meliputi Kecamatan…………..dan
Kecamatan………..
(3) dst...jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di
Kabupaten.

Pasal 44

(1) Untuk operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten


............... disusun Rencana Rinci Tata Ruang berupa Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Kabupaten dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten.
(2) Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

33
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 45

(1) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana


struktur ruang dan pola ruang.
(2) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui
penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta
perkiraan pendanaannya.
(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 46

(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal ..


ayat (2) disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan
yang ditetapkan dalam Lampiran……………. yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, investasi swasta dan kerja sama pendanaan.
(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 47

(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten


digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.
(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas :
a. ketentuan umum peraturan zonasi;
b. ketentuan perizinan;
c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan
d. arahan sanksi.

34
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 48

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem Kabupaten sebagaimana


dimaksud dalam Pasal.........ayat (2) huruf a digunakan sebagai
pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun peraturan zonasi.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri atas :
a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung;
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya;
c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem
jaringan prasarana; dan
d. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem sistem perkotaan.

Paragraf 1
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung

Pasal 49

ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, sebagaimana


dimaksud dalam Pasal .... ayat .... huruf .....terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
b. kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
c. kawasan konservasi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
d. kawasan lindung geologi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
35
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
e. kawasan rawan bencana alam yang tingkat kerawanan dan probabilitas
ancaman atau dampak paling tinggi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
f. kawasan cagar budaya, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
g. kawasan ekosistem mangrove, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................

dapat dirinci lebih lanjut menjadi rincian kawasan sesuai dengan Pasal-
Pasal Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung berupa pasal/ayat
tersendiri

Paragraf 2
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

Pasal 50

ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya, sebagaimana


dimaksud dalam Pasal .... ayat .... huruf .....terdiri atas: a. kawasan hutan
produksi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
b. kawasan hutan rakyat, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
c. kawasan pertanian, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
36
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
d. kawasan perikanan, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
e. kawasan pertambangan dan energi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
f. kawasan peruntukan industri, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
g. kawasan pariwisata, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
h. kawasan permukiman:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
i. kawasan pertahanan dan keamanan, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................

dapat dirinci lebih lanjut menjadi rincian kawasan sesuai dengan PasalPasal
Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya berupa pasal/ayat tersendiri

Paragraf 3
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Kawasan Sekitar Sistem Jaringan Prasarana
37
Pasal 51

ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem jaringan


prasarana, sebagaimana dimaksud dalam Pasal .... ayat .... huruf .....terdiri
atas:
a. sistem jaringan transportasi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
b. sistem jaringan energi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
c. sistem jaringan telekomunikasi, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
d. sistem jaringan sumber daya air, terdiri atas:
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................
e. sistem jaringan prasarana lainnya
1. kegiatan yang diizinkan, terdiri atas ..................
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas, terdiri atas ..................
3. kegiatan yang diizinkan secara bersyarat, terdiri atas ..................
4. kegiatan yang dilarang, terdiri atas ..................

dapat dirinci lebih lanjut menjadi rincian sistem jaringan sesuai dengan
Pasal-Pasal Rencana Struktur Ruang

Paragraf 4
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem
Perkotaan

Pasal 52

38
ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem perkotaan, terdiri atas :
a. PKN ...... diarahkan untuk kegiatan utama .................
b. PKW ...... diarahkan untuk kegiatan utama.................
c. PKSN ...... diarahkan untuk kegiatan utama.................
d. PKL ...... diarahkan untuk kegiatan utama.................
e. PPK ...... diarahkan untuk kegiatan utama.................
f. PPL ...... diarahkan untuk kegiatan utama.................

Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan

Pasal 53

(1) Ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang


dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana
struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan kewenangannya.
(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 54

(1) Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang yang ada di Kabupaten


.................sebagaimana dimaksud dalam Pasal.........ayat (2) huruf b,
terdiri atas: a. izin prinsip;
b. izin lokasi;
c. izin penggunaan pemanfaatan tanah; dan
d. izin mendirikan bangunan;
(sesuaikan dengan jenis izin yang ada di Kabupaten)
(2) Mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a –
d diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif

Pasal 55

(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam


Pasal ............ayat (2) huruf c merupakan acuan bagi pemerintah
daerah dalam pemberian insentif dan pengenaan disinsentif.

39
(2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana
struktur ruang, rencana pola ruang, dan ketentuan umum peraturan
zonasi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.
(3) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu
dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 56

(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan


ruang wilayah kabupaten dilakukan oleh pemerintah daerah kepada
masyarakat.
(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi
berwenang sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 57

(1) Insentif yang diberikan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal....ayat (1), terdiri atas :
a. insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang
mendukung pengembangan kawasan
................................................, yaitu dalam bentuk :
1. ....................................;
2. ....................................; dan
3. ....................................
b. insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang
mendukung pengembangan kawasan
................................................, yaitu dalam bentuk :
1. ....................................;
2. ....................................; dan
3. ....................................
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif diatur
dengan Peraturan Bupati.

Pasal 58

(1) Disinsentif yang dikenakan kepada masyarakat sebagaimana


dimaksud dalam Pasal....ayat (1), terdiri atas :
a. disinsentif yang dikenakan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang
yang menghambat pengembangan kawasan
................................................, yaitu dalam bentuk :
1. ....................................;
40
2. ....................................; dan
3. ....................................
b. disinsentif yang dikenakan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang
yang menghambat pengembangan kawasan
................................................, yaitu dalam bentuk :
1. ....................................;
2. ....................................; dan
3. ....................................
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan disinsentif
diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima
Arahan Sanksi

Pasal 59

(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............ayat (2)


huruf c merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pengenaan
sanksi administratif kepada pelanggar pemanfaatan ruang.
(2) Pengenaan sanksi dilakukan terhadap :
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur
ruang dan pola ruang;
b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;
c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten;
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang
yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata
ruang wilayah Kabupaten;
f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan
yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai
milik umum; dan/atau
g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh melalui prosedur
yang tidak benar.

Pasal 60

(1) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal.... huruf


a, huruf b, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g dikenakan sanksi
administratif berupa :

41
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.
(2) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal.....huruf c
dikenakan sanksi administratif berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pembongkaran bangunan;
f. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
g. denda administratif.

Pasal 61

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang


yang telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam penjelasan, agar dijelaskan bahwa ketentuan peraturan


perundangundangan yang digunakan adalah peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang

BAB VIII
KELEMBAGAAN

Pasal 62

(1) Dalam rangka koordinasi penataan ruang dan kerjasama antar


wilayah, dibentuk Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Tim Koordinasi Penataan
Ruang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Keputusan Bupati.

42
BAB IX
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu
Hak Masyarakat

Pasal 63
Dalam kegiatan mewujudkan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak:
a. mengetahui rencana tata ruang;
b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata
ruang;
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di
wilayahnya;
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat
berwenang; dan
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau
pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat

Pasal 64
Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:
a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari
pejabat yang berwenang;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang; dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 65
(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ....... dilaksanakan dengan
mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan
aturanaturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

43
(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat
secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan
faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi,
dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan
ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Bagian Ketiga
Peran Masyarakat

Pasal 66
Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain
melalui:
a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 67

Bentuk peran masyarakat pada tahap penyusunan rencana tata ruang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……. huruf a dapat berupa :
a. memberikan masukan mengenai :
1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3. pengidentifikasian potensi dan masalah wilayah atau kawasan; 4.
perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
5. penetapan rencana tata ruang.
b. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Pasal 68

Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang sebagaimana


dimaksud dalam Pasal ………. huruf b dapat berupa:
a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan
ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;

44
e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta
memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam; dan
f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 69

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal …….. huruf c dapat berupa:
a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi;
c. pelaksanaan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah
ditetapkan; dan
e. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang
terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata
ruang.

Pasal 70

(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara


langsung dan/atau tertulis.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
disampaikan kepada bupati.
(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat
disampaikan melalui unit kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 71
Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah
membangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang
dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Pasal 72
Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

45
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 73
(1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
.......................... adalah 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau
kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial
wilayah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ....................dapat ditinjau
kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(3) Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten ....... tahun 2020-2040
dilengkapi dengan Rencana dan Album Peta yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(4) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh Menteri yang
membidangi Kehutanan pada bagian wilayah kabupaten yang
kawasan hutannya belum disepakati pada saat Perda ini ditetapkan,
rencana dan album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disesuaikan dengan peruntukan kawasan hutan berdasarkan hasil
kesepakatan Menteri yang membidangi Kehutanan.

B A B XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 74
(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan
pelaksanaan yang berkaitan dengan penatan ruang Daerah yang telah ada
dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum
diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini. (2) Dengan berlakunya
Peraturan Daerah ini, maka :
a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan
masa berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan :
1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut
disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan
Daerah ini;
2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan
penyesuaian dengan masa transisi berdasarkan ketentuan
perundang-undangan; dan

46
3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi
kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah
diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul
sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan
penggantian yang layak;
c. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan
bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, akan
ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini;
d. pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketetentuan Peraturan
Daerah ini, agar dipercepat untuk mendapatkan izin yang
diperlukan.

B A B XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 75
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten ........................

ditetapkan di
............................
pada
tanggal.....................20.....

BUPATI
......................................,

____________________________
Diundangkan di .........................
pada tanggal.............................20......
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN ………………………,

________________________________

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ……............. TAHUN ....................


NOMOR

47

Anda mungkin juga menyukai