Anda di halaman 1dari 9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9

PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI


GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR
BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

Faid Muhlis1*, Risca Listyaningrum1, Robby Septiana P1, Fitri Cahyaningtyas1,


Januar Nurhabibi1, EkoAdi Sudaryo1
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
*Corresponding author : faid.muhlis3@gmail.com

SARI
Dusun Siluk II secara geografis terletak di Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. Sering dimuat dalam surat kabar bahwa Dusun Siluk II merupakan salah satu
daerah yang serin gmengalami permasalah kekeringan di saat musim kemarau. Hal tersebut
menjadikan aktifitas mencuci, mamasakdan MCK sering mengalami permasalahan pada sebanyak 6
Rukun Tangga ataus ekitar 100 kepala keluarga. Pekerjaan masyarakat yang mayoritas adalah petani
dan perternak pun juga mengalami gangguan pengairan. Sedikitnya ketersediaan air juga
dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan bagi masyarakat Dusun Siluk II karena air bersihs
ulituntuk didapatkan. Sehingga perlu dilakukan penelitian geologi geofisika untuk mengetahui
kedalaman muka air tanah di daerah Siluk II. Studi yang dilakukan berkenaan dengan kedalaman
akuifer dan persebarannya di Dusun Silukk II. Selanjutnya dilakukan teskualitas PH air untuk
mengetahui persebaran kualitas air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Hasil tersebut ditampilkan
dalam bentuk peta yang memuatin formasip ermukaan dan bawah permukaan sehingga dapat
digunakan sebagai acuan perencanaan lingkungan untuk mengatasi ketersediaan air bersih.

Kata Kunci : Geofisika, Geologi, Muka air tanah, PH air

I. PENDAHULUAN II. GEOLOGI REGIONAL


Air merupakan sebuah kebutuhan yang Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Siluk
sudah tidak dapat terelakanlagi. Kebutuhan II yang terletak di Desa Selopamioro,
air menjadi sebuah prioritas dalam Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
kehidupan sehari-hari, contohnya untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
minum maupun mandi. Sehingga (Gambar 1). Secara morfologi daerah Siluk
ketersediaan air sangat dibutuhkan II merupakan daerah dataran landai di sisi
bagisemua kalangan baik tinggal di daerah barat dengan topografi semakin bertambah
perkotaan maupun pedesaan. Sayangnya kearah timur. Berdasarkan pengamatan
masih banyak daerah dimana kurangnya terhadap singkapan di sekitar daerah
ketersediaan air kususnya disaat musim penelitian, didapatkan litologi batuan yaitu
kemarau. Daerah yang sering dikabarkan batulempung, batupasir dan batu breksi.
adalah Desa Selopamioro, Kecamatan
Imogiri, Kabupaten Bantul. Maka dilakukan III. DASAR TEORI
penelitian terhadap kedalaman muka air
Menurut Herlambang (1996) air tanaha
tanah baik secara permukaan dan bawah
dalah air yang bergerak di dalamt anah yang
permukaan sehingga dapat digunakan untuk
terdapat di dalam uang antar butir - butir
perencaan ketersediaan air bagi warga.
tanah yang meresap kedalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut akuifer. Lapisan yang mudah dilalui

337
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
oleh air tanah disebut lapisan permeable, kedalaman muka air tanah mengikuti bentuk
seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau topografi permukaan yaitu semakin dalam
kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui kedalamannya kearah baratdaya. Hasil
air tanah disebut lapisan impermeable, pengukuran derajat keasaaman (Tabel 3)
seperti lapisan lempung. Lapisan yang dapat diketahui bahwa sumur dengan PH 8 berada
menangkap dan meloloskan air disebut pada sumur 4 saja dengan persebaran PH 6
akuifer. berada di arah barat daya dan timur laut
hingga tenggara, sedangkan PH 7 menyebar
Menurut Telford et al. (1990) resistivitas
dari selatan hingga barat laut yang mengarah
adalah suatu kemampuan untuk
ke Sungai (Gambar5).
menghambat perambatan arus listrik pada
suatu benda. Berdasarkan metode geofisika PengamatanBawahPermukaan
yaitu geolistrik dapat diketahui keberadaan
akuifer di bawah permukaan yang Hasil pengukuran metode geolistrik VES
ditunjukan dengan nilair esistivitas rendah. dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 berdasarkan
analisa kurva matching. Hasil pengukuran
IV. METODE PENELITIAN digambarkan dalam bentuk profil kedalaman
dari permukaan pada Gambar 6. Interpretasi
Penelitian dilakukandengan pengamatan
nilai resistivitas didasarkan kepadaTabel 6
secara permukaan dan bawah permukaan.
menurut Halliday et al. (1991). Makatelihat
Pengamatan permukaan dilakukan dengan
bahwa terdapat 2 akuifer yaitu
mengamati 17 sumur warga di daerah Siluk
padakedalaman 10-20 meter dan 45 meter
II untuk mengetahui elevasi di daerah sumur
yang turun hingga kedalaman 70 meter.
dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk
dilakukan pengambilan sampel air di setiap
akuifer pertama pada kedalaman 10-20
sumur untuk dilakukan pengukuran derajat
meter merupakan akuifer dangkal yang
keasaam (PH) air menggunakan kertas
diperkirakanakan sangat dipengaruhi oleh
lakmus. Sedangkan pengamatan bawah
adanya hujan di permukaan sedangkan untuk
permukaan dilakukan dengan metode
akuifer kedua yaitu kedalaman 45-75 meter
geofisika dengan pengukuran geolistrik VES
adalah akuifer dalam yang diperkirakan
sebanyak 2 titik untuk mengetahui kondisi
tidak akan terganggu meskipun musim
bawah permukaan secara vertikal. Desain
kemarau.
pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.
VI. KESIMPULAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat
PengamatanPermukaan disimpulkanyaitu:
Pemetaan muka air tanah dilakukan untuk  Keberadaan air tanahuntuk kedalaman
mendapatkan elevasi daerah sumur (Tabel 1) 10-20 meter mudah ditemui di daerah
dan ketingian muka air tanah dalam sumur Siluk II.
(Tabel 2) yang didapatkan dari pengukuran  Berdasarkan hasil geolistrik VES
tinggi sumur dari tanah dikurangi kedalaman makaterdapat air tanah pada kedalaman
air sumur dari mulut sumur. Data elevasi 45-75 meter dari permukaan yang
dan tinggi muka air tanah dari 17 sumur diperkirakan lebih tahan terhadap
ditampilkan dalam bentuk peta ketinggian musim kemarau.
muka air tanah untuk mengetahui persebaran  Derajat keasaman air yang baikuntuk
keseluruh daerah Siluk II. Berdasarkan dikonsumsi yaitu bernilai 7 pada daerah
Gambar 3 dan 4 makadapat dilihat bahwa selatan hingga ke barat laut.

338
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, A., 1996. Kualitas Air tanahDangkal di KabupatenBekasi. ProgramPascasarjana,
IPB. Bogor.
Halliday, David, Resnick, Robert, Walker, Jearl., 1991. Fundamentals of Physics (edisi ke-
6th). John Wiley & Sons, Inc.
Telford, W.M.,Gedaart, L.P. & Sheriff, R.E., 1990. Applied Geophysics. New York:
Cambridge.

TABEL

Tabel 1. Elevasipada 17 sumur di Siluk II


Koordinat UTM
Nama Sumur Elevasi (meter)
X (meter) Y (meter)
S1 431360 9120305 30
S2 431462 9120264 38
S3 431514 9120252 39
S4 431526 9120326 48
S5 431553 9120345 49
S6 431557 9120138 29
S7 431565 9120270 40
S8 431568 9120252 41
S9 431575 9120501 50
S10 431599 9120682 49
S11 431635 9120344 50
S12 431637 9120612 50
S13 431657 9120228 37
S14 431684 9120257 50
S15 431702 9120152 37
S16 431807 9120686 53
S17 431928 9120740 52

339
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 2. Ketinggian muka air tanah pada 17 sumur di Siluk II


Koordinat UTM Ketinggian muka
Nama Sumur
X (meter) Y (meter) air tanah (meter)
S1 431360 9120305 19.95
S2 431462 9120264 26.03
S3 431514 9120252 27.4
S4 431526 9120326 36.73
S5 431553 9120345 39.75
S6 431557 9120138 15.3
S7 431565 9120270 28.1
S8 431568 9120252 29.18
S9 431575 9120501 38.79
S10 431599 9120682 37.27
S11 431635 9120344 38.25
S12 431637 9120612 35.67
S13 431657 9120228 26.25
S14 431684 9120257 37.28
S15 431702 9120152 22.65
S16 431807 9120686 42.15
S17 431928 9120740 41.5

Tabel 3. Derajat keasaman (PH) pada 17 sumur di Siluk II


Koordinat UTM Derajat
Nama Sumur
X (meter) Y (meter) keasaman (PH)
S1 431360 9120305 7
S2 431462 9120264 7
S3 431514 9120252 6
S4 431526 9120326 8
S5 431553 9120345 6
S6 431557 9120138 7
S7 431565 9120270 7
S8 431568 9120252 7
S9 431575 9120501 7
S10 431599 9120682 7
S11 431635 9120344 7
S12 431637 9120612 7
S13 431657 9120228 6
S14 431684 9120257 6
S15 431702 9120152 6
S16 431807 9120686 6
S17 431928 9120740 6

340
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 4. Hasil kurva matching geolistrik VEStitik 1


Resistivitas
Kedalaman (meter) (ohm.m)
0.98 18.6
1.23 10.1
1.84 5.9
2.11 119
3.93 214
4.4 137
6.93 49.3
9.23 22.7
11.3 11.8
22.3 5.9
43.7 8.24
69.7 13.3

Tabel 5. Hasil kurva matching geolistrik VES titik 2


Resistivitas
Kedalaman (meter) (ohm.m)
0.846 18
1.13 71.2
1.41 15.8
1.75 8.69
2.08 6.35
2.45 27.9
3.05 91.7
3.58 118
4.64 16
6.61 82.4
8.3 30.9
12.4 12.4
17.8 9.54
27 7.21
40.6 4.67
72.6 80.2

341
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 6. Nilai resistivitas pada material (Halliday et al., 1991)


Resistivitas
Material (ohm.m)
Air (udara) 0
Sandstone (batupasir) 200 – 800
Sand (pasir) 1 – 1000
Clay (lempung) 1 - 100
Groundwater (air
tanah) 0,5 -300
Sea water (air asin) 0,2
Dry gravel (kerikil
kering) 600 - 1000
Alluvium (aluvium) 10 - 800
Gravel (kerikil) 100 - 600

GAMBAR
LOKASI PENELITIAN

Gambar 1. Lokasi penelitian berada di Dusun Siluk II yang terletak di Desa Selopamioro, Kecamatan
Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia yang ditunjukan
dengan kotak berwarna merah (Google maps).

342
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

DESAIN SURVEY PENELITIAN

Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga
GL 1 : lokasi pengukuran geolistrik VES

Gambar 2. Desain survey penelitian. Peta citra satelit serta lokasi sumur (kiri) dan peta topografi serta
lokasi sumur (kanan).

PETA MUKA AIR TANAH 3D

Keterangan:
S1 : lokasi sumur
warga
S1 : kedalaman
muka air tanah
GL 1 : lokasi
pengukuran
geolistrik VES

Gambar 3. Hasil overlay peta topografi (warna coklat) dan muka air tanah (warna biru) berdasarkan
data 17 sumur.

343
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

PETA MUKA AIR TANAH 3D

a b

c d
Gambar 4. Hasil overlay peta topografi (warna coklat) dan muka air tanah (warna biru) berdasarkan
data 17 sumur. (a) dari arah barat, (b) dari arah timur, (c) dari arah selatan dan (d) dari
arah utara.

PETA DERAJAT KEASAMAN

Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga
GL 1 : lokasi pengukuran
geolistrik VES

Gambar 5. Peta persebaran hasil uji laboratorium terhadap derajat keasaman (PH) pada 17 sumur di
daerah Siluk II
344
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

PROFIL GEOLISTRIK VES

batupasir

akuifer 1
batubreksi

akuifer
akuifer 2
batulempung

Keterangan:
: datum point pengukuran
vertikal sounding VES
: batas atas dan bawah
akuifer

Gambar 6. Profil bawah permukaan metode geolistrik VES pada titik 1 (kiri) dan titik 2 (kanan).

345

Anda mungkin juga menyukai