SARI
Dusun Siluk II secara geografis terletak di Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. Sering dimuat dalam surat kabar bahwa Dusun Siluk II merupakan salah satu
daerah yang serin gmengalami permasalah kekeringan di saat musim kemarau. Hal tersebut
menjadikan aktifitas mencuci, mamasakdan MCK sering mengalami permasalahan pada sebanyak 6
Rukun Tangga ataus ekitar 100 kepala keluarga. Pekerjaan masyarakat yang mayoritas adalah petani
dan perternak pun juga mengalami gangguan pengairan. Sedikitnya ketersediaan air juga
dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan bagi masyarakat Dusun Siluk II karena air bersihs
ulituntuk didapatkan. Sehingga perlu dilakukan penelitian geologi geofisika untuk mengetahui
kedalaman muka air tanah di daerah Siluk II. Studi yang dilakukan berkenaan dengan kedalaman
akuifer dan persebarannya di Dusun Silukk II. Selanjutnya dilakukan teskualitas PH air untuk
mengetahui persebaran kualitas air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Hasil tersebut ditampilkan
dalam bentuk peta yang memuatin formasip ermukaan dan bawah permukaan sehingga dapat
digunakan sebagai acuan perencanaan lingkungan untuk mengatasi ketersediaan air bersih.
337
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
oleh air tanah disebut lapisan permeable, kedalaman muka air tanah mengikuti bentuk
seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau topografi permukaan yaitu semakin dalam
kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui kedalamannya kearah baratdaya. Hasil
air tanah disebut lapisan impermeable, pengukuran derajat keasaaman (Tabel 3)
seperti lapisan lempung. Lapisan yang dapat diketahui bahwa sumur dengan PH 8 berada
menangkap dan meloloskan air disebut pada sumur 4 saja dengan persebaran PH 6
akuifer. berada di arah barat daya dan timur laut
hingga tenggara, sedangkan PH 7 menyebar
Menurut Telford et al. (1990) resistivitas
dari selatan hingga barat laut yang mengarah
adalah suatu kemampuan untuk
ke Sungai (Gambar5).
menghambat perambatan arus listrik pada
suatu benda. Berdasarkan metode geofisika PengamatanBawahPermukaan
yaitu geolistrik dapat diketahui keberadaan
akuifer di bawah permukaan yang Hasil pengukuran metode geolistrik VES
ditunjukan dengan nilair esistivitas rendah. dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 berdasarkan
analisa kurva matching. Hasil pengukuran
IV. METODE PENELITIAN digambarkan dalam bentuk profil kedalaman
dari permukaan pada Gambar 6. Interpretasi
Penelitian dilakukandengan pengamatan
nilai resistivitas didasarkan kepadaTabel 6
secara permukaan dan bawah permukaan.
menurut Halliday et al. (1991). Makatelihat
Pengamatan permukaan dilakukan dengan
bahwa terdapat 2 akuifer yaitu
mengamati 17 sumur warga di daerah Siluk
padakedalaman 10-20 meter dan 45 meter
II untuk mengetahui elevasi di daerah sumur
yang turun hingga kedalaman 70 meter.
dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk
dilakukan pengambilan sampel air di setiap
akuifer pertama pada kedalaman 10-20
sumur untuk dilakukan pengukuran derajat
meter merupakan akuifer dangkal yang
keasaam (PH) air menggunakan kertas
diperkirakanakan sangat dipengaruhi oleh
lakmus. Sedangkan pengamatan bawah
adanya hujan di permukaan sedangkan untuk
permukaan dilakukan dengan metode
akuifer kedua yaitu kedalaman 45-75 meter
geofisika dengan pengukuran geolistrik VES
adalah akuifer dalam yang diperkirakan
sebanyak 2 titik untuk mengetahui kondisi
tidak akan terganggu meskipun musim
bawah permukaan secara vertikal. Desain
kemarau.
pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.
VI. KESIMPULAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat
PengamatanPermukaan disimpulkanyaitu:
Pemetaan muka air tanah dilakukan untuk Keberadaan air tanahuntuk kedalaman
mendapatkan elevasi daerah sumur (Tabel 1) 10-20 meter mudah ditemui di daerah
dan ketingian muka air tanah dalam sumur Siluk II.
(Tabel 2) yang didapatkan dari pengukuran Berdasarkan hasil geolistrik VES
tinggi sumur dari tanah dikurangi kedalaman makaterdapat air tanah pada kedalaman
air sumur dari mulut sumur. Data elevasi 45-75 meter dari permukaan yang
dan tinggi muka air tanah dari 17 sumur diperkirakan lebih tahan terhadap
ditampilkan dalam bentuk peta ketinggian musim kemarau.
muka air tanah untuk mengetahui persebaran Derajat keasaman air yang baikuntuk
keseluruh daerah Siluk II. Berdasarkan dikonsumsi yaitu bernilai 7 pada daerah
Gambar 3 dan 4 makadapat dilihat bahwa selatan hingga ke barat laut.
338
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, A., 1996. Kualitas Air tanahDangkal di KabupatenBekasi. ProgramPascasarjana,
IPB. Bogor.
Halliday, David, Resnick, Robert, Walker, Jearl., 1991. Fundamentals of Physics (edisi ke-
6th). John Wiley & Sons, Inc.
Telford, W.M.,Gedaart, L.P. & Sheriff, R.E., 1990. Applied Geophysics. New York:
Cambridge.
TABEL
339
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
340
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
341
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
GAMBAR
LOKASI PENELITIAN
Gambar 1. Lokasi penelitian berada di Dusun Siluk II yang terletak di Desa Selopamioro, Kecamatan
Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia yang ditunjukan
dengan kotak berwarna merah (Google maps).
342
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga
GL 1 : lokasi pengukuran geolistrik VES
Gambar 2. Desain survey penelitian. Peta citra satelit serta lokasi sumur (kiri) dan peta topografi serta
lokasi sumur (kanan).
Keterangan:
S1 : lokasi sumur
warga
S1 : kedalaman
muka air tanah
GL 1 : lokasi
pengukuran
geolistrik VES
Gambar 3. Hasil overlay peta topografi (warna coklat) dan muka air tanah (warna biru) berdasarkan
data 17 sumur.
343
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
a b
c d
Gambar 4. Hasil overlay peta topografi (warna coklat) dan muka air tanah (warna biru) berdasarkan
data 17 sumur. (a) dari arah barat, (b) dari arah timur, (c) dari arah selatan dan (d) dari
arah utara.
Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga
GL 1 : lokasi pengukuran
geolistrik VES
Gambar 5. Peta persebaran hasil uji laboratorium terhadap derajat keasaman (PH) pada 17 sumur di
daerah Siluk II
344
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
batupasir
akuifer 1
batubreksi
akuifer
akuifer 2
batulempung
Keterangan:
: datum point pengukuran
vertikal sounding VES
: batas atas dan bawah
akuifer
Gambar 6. Profil bawah permukaan metode geolistrik VES pada titik 1 (kiri) dan titik 2 (kanan).
345