Oleh
Delidios Arimbi
Pembimbing :
dr. Drajat R. Suardi, SpB(K)-Onk
RADIODIAGNOSTIK
RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
RADIODIAGNOSTIK
1
Penggunaan kontras positif (iodium, barium) atau negatif (udara) dapat
diperoleh gambaran cetakan yang baik dari organ berongga (traktus digestivus,
pembuluh darah, saluran kencing). Disamping kurangnya kemampuan penguraian
kontras, superposisi juga merupakan kekurangan yang penting pada pemeriksaan
roentgen konvensional. Sebab gambar roentgen adalah merupakan satu gambar
proyeksi, dengan semua struktur yang mengabsorbsi sinar roentgen diproyeksikan
yang satu di atas yang lain, pada plain film dapat melihat massa tumor tetapi sulit
untuk menentukan jenisnya.
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG)
Keuntungan terpenting adalah mudah dan cepat, tidak ada sinar yang
mengionisasi atau efek lain yang merugikan dan biaya yang rendah dengan hasil
diagnostik yang relatif tinggi. Anatomi dapat dicapai dalam segala arah yang
diinginkan tanpa superposisi sehingga dapat dicapai gambaran ruang yang baik.
Tetapi kualitas pemeriksaan sangat dipengaruhi oleh profesionalisme dan
pengalaman pemeriksa, yang membuat diagnosis pada waktu pemeriksaan.
Keberatan lain adalah bahwa tidak semua daerah tubuh dapat dicapai. Ultrasound
tidak dapat melalui gas dalam usus dan tulang. Struktur dibelakang usus dan
tulang ini tidak dapat digambarkan. Disamping itu lemak menyebakan penyebaran
berkas suara, sehingga pada penderita yang gemuk kualitas gambarnya jauh
j auh lebih
optimal dalam hal ini CT Scan akan lebih cocok.
3. M agneti
agneti c Res
Resonance I maging
2
Waktu pemaparan yang relatif lama, berkisar dari beberapa detik sampai
beberapa menit merupakan suatu hambatan dengan sering kali menimbulkan
artefak gerakan. Organ yag tidak bergerak seperti vertebrata,otal,sendi,hepar dan
lien merupakan yang paling baik untuk diperiksa MRI. Problema pemeriksaan ini
sementara adalah terbatasnya alat dan bia ya yang tinggi.
3
diagnosis dan penanganan penyakit kanker dengan meningkatkan pemahaman
akan sifat fisiologi dan biokimia tumor.
Kelebihan PET adalah :
1. Karakterisasi lesi-lesi yang tidak teridentifikasi pada modalitas
konvensional.
2. Staging keganasan, terutama pada kasus-kasus metastase, tumor kelenjar
getah bening, atau limfoma thoracoabdominal lebih baik dibandingkan CT
Scan dan MRI.
3. Monitoring response therapy lebih akurat, contoh response chemotherapy
4. Lebih tepat dalam mendeteksi tumor-tumor rekurens dan mampu
membedakannya dengan sequel post-therapi, contoh nekrosis dan fibrosis
akibat radiotherapy.
5. Sensitif terhadap tumor-tumor colon, paru, limfoma, melanoma, dan
payudara.
6. Untuk penelitian : kinetic obat, efek obat tertentu pada proliferasi,
fisiologi, dan biokimia tumor.
6. Skintigrafi
Pada skintigrafi suatu organ digambarkan dengan mendeteksi penyinaran
yang dihasilkan oleh suatu isotop radioaktif yang sebelumnya dimasukan ke
dalam bentuk sediaan yang sesuai dan diaplikasikan ke dalam suatu organ.
Dengan radioisotopdapat dilakukan sidik timor yang akan menilai tangkapan
massa tumor terhadap radioisotop. Dahulu skintigrafi digunakan untuk diagnostik
metastase hepar dan tumor otak. Dengan datangnya CT dan USG bentuk
skintigrafi ini hampir seluruhnya ditinggalkan dan saat ini hanya skintigrafi tulang
yang masih banyak diterapkan. Juga dalam hal ini lebih banyak didapat informasi
fungsional (aktifitas metabolisme tulang) daripada informasi morfologik.
4
Biasanya untuk melihat adanya tumor primer tulang atau metastasis
dengan radiofarmako pyrophospate atau derivate phospate lain yang diberi label
dengan 99mTC. Prinsipnya yaitu tumor primer atau metastasis di tulang memicu
reaksi di tulang dengan membentuk kristal yang menyerap 99mTC. Seluruh tubuh
akan difoto dengan gamma kamera, SPECT akan melihat bagian yang lebih dekat
dimana suspek terjadinya lesi. Interpretasinya dibandingkan dengan CT Scan atau
MRI maka bone scan lebih sensitif untuk mendeteksi metastasis di korteks tulang.
Teknik pencitraan memainkan peran esensial pada diagnostik inisial tumor
maligna. Teknik pencitraan juga penting pada penetapan stadium malignitas.
Dalam hal ini ukuran tumor, infitrasi ke sekitarnya dan kemungkinan adanya
metastasis harus ditunjukan dalam gambar.
Pada tumor lambung dan usus masih memungkinkan untuk dilakukan
pemeriksaan roentgen konvensional, tetapi dengan kedua teknik ini hanya dapat
dilihat bagian tumor yang menonjol ke dalam lumen atau menginfilrasi selaput
lendir. Pertumbuhan ke dalam organ sekelilingnya paling baik digambarkan
dengan CT dan MRI.
Pada tumor yang berasal dari organ solid untuk penentuan ukuran dan
infiltrasi ke sekelilingnya terutama digunakan echcografi, CT atau MRI. Jika
prosesnya terdapat didalam rongga peru atau toraks, maka CT Scan merupakan
teknik yang paling cocok. USG kurang digunakan pada penentuan stadium tumor,
karena hanya satu bagian tubuh yang dapat digambarkan dan tumor di belakang
tulang atau udara tidak dapat ditunjukan.
RADIOTERAPI
Radioterapi atau penyinaran bersama dengan pembedahan dan kemoterapi
adalah salah satu bentuk tepenting dalam penanganan kanker. Kira-kira setengah
dari semua penderita kanker paling sedikit sebagai bagian dari penanganannya
harus mendapat penyinaran. Tujuan radioterapi dapat kuratif dan paliatif.
Radioterapi dapat dipakai sebagai satu-satunya bentuk penanganan atau
dapat dipakai kombinasi dengan yang lainnya. Dengan mengkombinasikan
berbagai cara penanganan diusahakan disatu pihak memperbesar efek terapi dan
5
dilain pihak mengurangi efek samping. Penanganan kasus onkologi tergantung
dari sifat biologic dan kimiawi tumor dalam aplikasinya radioterapi membutuhkan
kerjasama yang erat dari berbagai ahli antara lain ahli bedah, ahli radiologi, ahli
patologi sehingga mendapatkan hasil yang
yang maksimal.
6
semakin tinggi, karena energi harus melewati permukaan dalam dibawah kulit
dengan intensitas tinggi. Radiasi energi rendah (Orthovoltage) berguna untuk
penanganan tumor superficial, seperti tumor kulit, dan Mega voltage (diproduksi
akelerator linear) digunakan untuk tumor yang dalam. Untuk pengukuran radiasi
digunakan Dosometri, merupakan alat untuk mengukur banyaknya energi yang
diserap perunit jaringan (Rad = Radiation Absorbed Dose).
TUJUAN RADIOTERAPI
1.Kuratif
Bertujuan untuk meyembuhkan kanker yang beresiko besar dengan
tindakan operatif. Cara ini dipilih berdasarkan radiosensitifitas tumor,
kemungkinan penyebaran radiasi, dosis radiasi minimal yang dapat membunuh
tumor, margin of safety dan radio responsif yang sulit operasinya.
2. Paliatif
Bertujuan untuk mengurangi gejala-gejala seperti rasa nyeri, perdarahan,
gangguan menelan, ulkus berbau, obstruksi saluran cerna dll. Dilakukan pada
tumor yang sudah inkurable, rekurensi atau metasasis dari tumor.
SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT RADIOTERAPI
Penderita dalam keadaan umum yang baik disertai dengan nilai :
1. Hb penderita lebih dari 10 gr%
2. Trombosit lebih dari 100.000/mm kubik
3. Test fungsi hati dalam batas normal
7
2. Sinar Beta adalah sinar yang dipancarkan oleh zat radioaktf yang
mempunyai energi rendah. Daya tembusnya ada kulit terbatas,3-5 mm.
Digunakan untuk terapi lesi yang superficial. Isotop yangmemancarkan
sinar beta ialah phosphor, iodium.
3. Sinar Gamma adalah sinar elektromagnetik atau photon. Sinar ini dapat
menembus tubuh. Daya tembusnya tergantung dari besarnya energi yang
menimbulkan sinar itu. Semakin tinggi energinya semakin besar daya
tembusnya dan makin dalam letak dosis maksimalnya.
8
RADIOSENSITIFITAS
Radiosensitifitas tumor adalah tumor yang dapat dihancurkan dengan radiasi
yang tidak merusak atau ditoleransi dengan baik oleh jaringan normal di
sekitarnya. Radiosensitifitas sel tergantung pada posisi sel pada siklus sel. Sel
pada fase mitosis merupakan paling sensitif. Ada atau tidaknya molekul oksigen
mempengaruhi radiosensitifitas. Oleh karena itu radiosensitifitas juga tergantung
dari lokasi tumor terhadap kapiler yang kaya oksigen. Sel yang mengalami
hipoksia dapat terhindar dari efek radiasi ini. Selain itu tergantung pada tipe
histologi tumor, derajat defisiensi, besar tumor dll.
Berbagai alat yang digunakan untuk radioterapi :
1. Sinar Roentgen :
Radiasi Grenz (10-15 KV)
Radiasi Superficial (10-124 KV)
Radiasi Dalam : Orthovoltage unit (125-600 KV)
Megavoltge (supervoltge) unit (230 MeV)
2. Radioisotop
Calcium 137 unit, sinar Gamma 0,6 MeV
Cobalt 60 unit, sinar Gamma 1,3 MeV
Radium 226 unit, sinar alfa, beta, gamma 1,6 MeV
9
2. Brakiterapi (radiasi interna)
Sumber radiasi diletakan didalam tumor atau berdekatan dengan tumor,
sehingga terjadi konsentrasi dosis yang tinggi pada tumor, dan membatasi
kerusakan pada organ sekitarnya
PEMBERIAN RADIOTERAPI
1. Terapi primer (utama)
Diberikan pada kasus-kasus :
Kanker yang radiosensitif
Kanker yang operasinya sangat sukar/resiko sangat tinggi bila
dilakukan pembedahan, seperti : orang yang sangat tua, dengan
penyakit penyerta yang berat, Ca. Nasofaring.
Nasofaring.
Kanker yang inoperable : Kanker otak, Ca. Mammae, Ca. Servik,
Ca. Paru
Pasien yang menolak dilakukan pembedahan dapat
dipertimbangkan radioterapi
2. Terapi adjuvant (tambahan)
Tambahan untuk operasi
Radiasi pra bedah : pada tumor yang operabilitasnya diragukan dan tumor
yang sangat besar dan sukar operasinya.
Tujuannya :
Mengecilkan masa tumor dan mengurangi jumlah sel tumor
Mengurangi penyebaran sel-sel tumor ke luka eksisi operasi dan ke
dalam aliran darah.
Radiasi pasca bedah : pembersihan tumor secara bedah yang tidak komplit
dan tidak dilakukan radiasi pra bedah. Lapangan penyinaran harus mencakup
lokasi tumor termasuk tepi yang masih mengandung tumor secara mikroskopik,
drainage kelenjar, tempat yang dipertimbangkan resiko penyebaran. Dapat
diberikan setelah luka operasi menyembuh, yaitu 1-2 minggu setelah operasi. Dari
beberapa penelitian radiasi post operatif menggunakan dosis bervariasi
bervarias i antara 40-
60 Gy.
10
Tambahan pada kemoterapi
Contoh seperti adanya metastase pada tulang. Pada terapi kombinasi
dimana kemoterapi untuk penyebaran kanker, radioterapi untuk lesi
lokalnya.
Tambahan pada imunoterapi
Pada immunoglobulin yang diberi tambahan radioisotop atau kemoterapi
yang akan mencari sel kanker itu dimanapun letaknya yang disebut magic
bullet.
11
Efek samping dini :
Dermatitis
Mukositis
Erosi-ulkus
Mual-muntah
Anoreksia
Depersi sum-sum tulang
Efek samping lambat :
Kontraktur
Perdarahan usus
Paralisis darah
Gangguan pertumbuhan
Efek samping lokal :
Organ Perubahan akut Perubahan kronik
Kulit Erythema, deskuamasi Telengiectasis,ulseration,fibrosis
subcutaneus
Gastrointestinal Nausea,diarrhea,edema,ulcerasi Stricture,ulceration,perforation,hematochezia
Stricture,ulceration,perforation,hematochezia
Ginjal Nephrophaty,
Buli-buli Dysuria Hematuria,ulcerasi,perforasi
Gonad mandul Atrophy
Jaringan Lymphopenia neutropenia, Pansitopenia
Hematopoietic thrombocytopenia
Tulang Tertahannya pertumbuhan Nekrosis
epifise
Paru-paru Pneumonitis Fibrosis paru
Jantung Pericarditis, kerusakan vaskuler
Upper Mucositis,xerostomia, anosmia Xerostomia, karies gigi
aerodigastive
tract
Mata Conjunctivitis Cataract,keratitis,atrofi serabut saraf
Sistem saraf Cerebral edema Nekrosis,myelitis
12
DAFTAR PUSTAKA
13