PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di
dunia sejak adanya peradaban umat.Profesi ini telah menduduki peran dan posisi bidan
menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia dalam
upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di samping dengan setia
mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai ibu dapat merawat
bayinya dengan baik(Sujatmiko, 2005).
Bidan dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang penting dalam
penurunan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Hal ini sesuai dengan surat keputusan menteri kesehatan tentang Standart
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, dalam SK tersebut diatur tentang
pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh kabupaten dan dibuat target
2010.Adapun SPM yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan ibu dan anak adalah
cakupan ibu hamil K4 (ibu hamil yang mendapat pelayanan kesehatan paling sedikit 4
kali dalam hamil) target 2010 : 95%. Cakupan pertolongan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, target 2010 : 90% ibu hamil risiko
tinggi yang dirujuk, target 2010 : 100%, cakupan kunjungan neonatus (pelayanan
kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari), target 2010 : 90%, cakupan kunjungan bayi
(pelayanan kesehatan bagi bayi umur 1-12 bulan), target 2010 : 90%, cakupan BBLR
yang ditangani target 2010 : 100%, cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
anak balita dan pra sekolah, target 2010:90%, cakupan peserta KB aktif target,
2010:70%(Hanifa, 2007).
Kementrian Kesehatan RI mengatakan kasus kematian bayi turun dari 33.278 di
tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016 dan di semester I tahun 2017 sebanyak
10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian ibu turun dari 4.999 di tahun
2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di semester I tahun 2017 sebanyak 1712 kasus.
(Kemenkes RI, 2017) Kasus kematian ibu di Jawa Tengah turun dari 602 kasus pada
tahun 2016, menjadi 337 kasus kematian ibu pada bulan Januari sampai dengan bulan
September 2017, demikian pula dengan kasus kematian bayi di Indonesia turun dari
5485 pada tahun 2016 menjadi 3503 kasus kematian bayi bulan Januari sampai dengan
September. Di Kabupaten Karanganyar terdapat 4 kasus 2 kematian ibu, dan 101
kematian bayi pada bulan Januari sampai dengan bulan September 2017 (Dinkes
Jateng, 2017)
Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor pelayanan kebidanan, antara lain asuhan kebidanan yang diberikan oleh tenaga
bidan melalui pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan merupakan
Pelayanan kesehatan utama yang diberikan kepada ibu, anak, keluarga, dan
masyarakat. Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya.
Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa kehamilannya
(asuhan antenatal)(Salmah, 2006).
Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 adalah bidan memberikan
asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama hamil yang
meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu(Permenkes,
2007).
Di mana tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya
dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan
(Pusdiknakes, 2003).Bidan sebagai pemberi asuhan harus mampu memegang prinsip
pelaksanaan pelayanan kebidanan dengan pola pikir yang benar, asuhan yang benar
dan pendokumentasian asuhan yang benar.Pola pikir yang benar adalah pola pikir yang
sistematis dan berdasarkan fakta.Bidan yang terlatih menerapkan prinsip-prinsip
manajemen dalam tiap aspek kehidupannya juga dapat menerapkannya dalam
memberikan asuhan. Pemberian asuhan yang dilakukan bidan juga berdasarkan
langkah-langkah yang sistematis sesuai manajemen pada umumnya dimulai dari
pengumpulan data sampai tindakan evaluasi(Juliana, 2008).
Namun pada kenyataannya berdasarkan apa yang dilihat oleh peneliti selama ini
masih banyak bidan yang belum mengimplementasikan manajemen asuhan kebidanan
antenatal dalam memberikan pelayanan kebidanan.
B. RUMUSAN MASALAH
“ Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III normal pada
Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di BPM Anugrah, Bakalan Harjosari?”
C. TUJUAN
Tujuan Umum:
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III normal dan
melakukan pendokumentasian menggunakan SOAP.
Tujuan Khusus:
1. Mampu melaksanakan pengkajian data secara subjektif dan objektif pada ibu hamil
trimester III Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di BPM Anugrah,
Bakalan Harjosari
2. Mampu menganalisis data dengan benar untuk menegakkan diagnose kebidanan
pada ibu hamil trimester III Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di BPM
Anugrah, Bakalan Harjosari.
3. Mampu mengidentifikasi masalah pada ibu hamil trimester III Ny. S G2P1A0 Umur
Kehamilan 38+6 minggu di BPM Anugrah, Bakalan Harjosari
4. Mampu menyusun perencanaan asuhan kebidanan berdasarkan masalah dan
kebutuhan ibu hamil trimester III Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di
BPM Anugrah, Bakalan Harjosari
5. Mampu melakukan asuhan kebidanan berdasarkan perencanaan asuhan pada ibu
hamil trimester III Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di BPM Anugrah,
Bakalan Harjosari
6. Mampu melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
trimester III Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di BPM Anugrah,
Bakalan Harjosari
7. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
bersalin Ny. HU G2P1A0 Umur Kehamilan 40 minggu di BPM Anugrah, Bakalan
Harjosari
D. MANFAAT
1. Bagi Penulis :
Mendapatkan pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga saat
bekerja dapat melakukan tindakan secara sistematis dan dapat meningkatkan
pelayanan mutu.
2. Bagi Institusi :
Menambah pengetahuan, pengalaman institusi pendidikan dalam menerapkan
asuhan kebidanan, dan menambah sumber kepustakaan.
3. Bagi Klien :
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan perawatan kehamilan
khususnya untuk klien dan masyarakat pada umumnya, serta dapat mengenali tanda
tanda bahaya dan resiko terhadap kehamilan.
4. Bagi Penyedia Layanan Kesehatan :
a. Diharapkan dapat memberikan pelayanan asuhan kepada ibu hamil trimester III
secara tepat dan dapat menurunkan AKI dan AKB.
b. Memberikan motivasi untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Konsepsi
1) Ovum
Ovum merupakan sel tersebar pada badan manusia.Setiap bulan satu
ovum atau kadang-kadang lebih matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi
sel pendukung. Jumlah oogonium pada wanita pada bayi baru lahir bisa
mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000, umur 16-25 tahun
159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan
pada masa menopause akan menghilang.(Prawirihardjo,2009).
2) Sperma
Proses pembentukan spermatoza merupakan proses yang kompleks.
a) Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.
b) Menjadi spermatosit pertama.
c) Menjadi spermatosit kedua.
d) Menjadi spermatid.
e) Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang
kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig
sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap
hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40
sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
b. Fertilisasi
Fertilisasi atau konsepsi atau pembuahan adalah peristiwa pertemuan inti
ovum dan inti spermatozoa di tuba falopi. Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zygot. Segera setelah pembelahan ini
terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar dan dalam 3
hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi pada hari
ketiga ini disebut morula (Prawirohardjo, 2009)
c. Nidasi/Implantasi
Setelah terjadi konsepsi maka terbentuklah zygot yang dalam beberapa jam
telah mampu membelah diri menjadi 2 dan seterusnya. Bersamaan dengan
pembelahan inti, hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars
interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus disalurkan hingga
ke arah cavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba
dan kontraksi tuba. Pembelahan terus terjadi dan didalam morula terbentuk
ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.Pertumbuhan dan
perkembangan terus terjadi, blastula dengan vili korealis yang dilapisi sel
trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.Sementara itu fase sekresi
endometrium makin gembur dan semakin banyak mengandung glikogen yang
disebut desidua. Proses masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi (blastula)
kedalam endometrium/desidua. Nidasi terjadi hari ke 6-7 setelah konsepsi
(Manuaba, 2010)
4. Pertumbuhan janin
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan
badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan
ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai
mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk
tidur.(Kesehatan, 2009).
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8 – 26
Tinggi 26 – 29
Obesitas > 29
Gemeli -
Tabel 2.2 Diet pada wanita tidak hamil, hamil dan menyusui
Protein 50 60 65
D (μg) 10 10 12
E (μg TE) 8 10 12
K (μg) 55 65 65
C (mg) 60 70 95
Niacin (mg) 15 17 20
Mineral
Zinc (mg) 12 15 19
3. Adaptasi Perubahan Fisik Trimester III
a. Uterus.
Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan aorta
sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi kontraksi
uterus yang disebut his palsu (braxton hicks).
b. Sirlukasi darah dan sistem respirasi volume darah meningkat 25% dengan
puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%.
c. Traktus digestivus.
Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena terjadi
tekanan keatas uterus
d. Traktus urinarius.
Bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan kembali
mengeluh sering kencing.
e. Sistem muskulus skeletal
Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat hamil sedikit bergerak untuk
mengkompensasi perubahan bahu lebih tertarik ke belakang, lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur sehingga mengakibatnya
nyeri punggung
f. Kulit
Terdapat striae gravidarum, mengeluh gatal, kelenjar sebacea lebih aktif.
g. Metabolisme
Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal sebesar
15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, akibat hemodelusi darah
dan kebutuhan protein yang diperlukan janin meningkat.
h. Perubahan Kardiovaskuler
Peningkatan volume darah mengalami puncaknya pada pertengahan
kehamilan dan berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relative
stabil. Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu
tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic
mengalami penurunan sekitar 12 poin( Prawirohardjo, 2010).
4. Adaptasi Psikologis Trimester III
Pada trimester ini disebut periode menunggu atau waspada, pada saat ini
ibu biasanya tidak sabar menunggu waktu kelahiran yang diperkirakan. Ibu
merasa sedih karena akan berpisah denganjaninnya dan kehilangan perhatian
khusus yang didapatkan selama hamil, sehingga pada trimester ini ibu sangat
membutuhkan perhatian yang lebih Menurut Nirwana (2011).
5. Tanda Trimester III
Peradarah pervaginam, sakit kepala yang hebat dan penglihatan kabur,
bengkak dimuka atau tangan, janin kurang bergerak seperti biasa, pengeluaran
cairan pervaginam (ketuban pecah dini), kejang, selaput kelopak mata pucat,
demam tinggi
A. 7 Langkah Varney
Tanggal : ....................
Jam : ....................
1. Data Subyektif
a. Identitas
1) Nama suami/istri : memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah
kekeliruan (Marjati dkk,2010;87)
2) Umur : kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur wanita
usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia
reproduksi (20-35 tahun) (Ari S,2009:99)
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan
ulang ataupun ada keluhan.(Ari S,2009;167)
c. Data kebidanan
1) Riwayat menstruasi : anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi / kandungan, meliputi hal – hal seperti umur menarche, lamanya
menstruasi, siklus haid ( lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal 28
hari), banyaknya darah, HPHT, keluhan saat haid.
a) Kehamilan
b) Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan
ditolong oleh siapa.Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara
bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin melahirkan
pervaginam.Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika insisi
uterus berada dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi
diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.
c) Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik
dan emosi ibu harus diperhatikan(Wheeler,2004; 37)
d) Riwayat KB
Trimester III : Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis atau
sebaliknya.Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan.Bila tidak diatasi
dapat berakibat serius bagi ibu.Misalnya, anemia, diabetes melitus, HIV/AIDS,
dll.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC, jantung,
DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan berdampak pada
kehamilan. (Unpad, 1983;155)
Di dalam keluarga apakah ada yang kembar atau memiliki anak yang kembar.
Untuk mengetahui sebelum dan selama hamil apa yang telah dilakukan sehari-
hari. Misalnya memenuhi nutrisi (berapa kali dalam sehari, porsinya, jenis
makanan yang dikonsumsi, apakah ada keluhan dalam makan, minumnya berapa
gelas selama sehari), eliminasi (dalam BAK dan BAB berapa kali dalam sehari,
apakah ada keluhan atau tidak), istirahat (tidur siang dan tidur malam berapa jam,
ada keluhan atau tidak), aktivitas yang dilakukan selama dan sebelum hamil
seperti apa, dan sebagainya.
g. Data Psikologis
h. Data Psikososial
i. Data Sosial
1) Budaya : Apakah ada budaya yang dianut dalam keluarga atau lingkungan ibu,
apabila ada budaya yang dianut contoh dari budaya tersebut apa.
2) Spiritual : Agama apakah yang dianut oleh ibu, apabila beragama Islam sholat 5
waktu atau tidak, sering datang ke pengajian atau tidak. Begitu juga dengan
agama lain, beribadahnya rajin atau tidak.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum.
1) K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara
keseluruhan (Ari S,2009;174)
2) Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen
3) TD : Tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan
diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. Pada ibu hamil
tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik
menurun hingga 8 – 10 mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12
poin (Helen Varney,2007;499)
5) Suhu : Normal (36,5oC-37,5oC) bila suhu tubuh hamil > 37,5 C dikatakan
demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
10) Lila :> 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
b. Pemeriksaan Fisik.
1) Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
5) Telinga : bersih atau tidak, adakah serumen yang terdapat pada telinga.
6) Mulut &gigi : bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi,
sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu
kekurangan kalsium.
10) Perut :
a) Inspeksi : (Bentuk perut vertikal atau horisontal, adakah bekas operasi,
adakah striae atau linea, gerakan janin)
b) Palpasi :
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
c. Data Penunjang
1) Pemeriksaan panggul
Dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul dalam ibu dan kemungkinan jalan
lahir dapat dilewati oleh janin.
Ukuran panggul luar :
a) Distansia spinarum : 23 – 26 cm
b) Distansia kristarum : 26 – 29 cm
c) Lingkar panggul : 80 – 90 cm
d) Conjugata eksterna : 18 – 20 cm
2) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan hemoglobin ibu dalam
darah dan apakah ada anemia.Kadar Hb ibu hamil normal yaitu 11 gr / dl.
3) Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya protein dalam
urine.Adanya protein dalam urine, menunjukkan ibu mengalami preeklamsia.
4) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis kehamilan normal.
Langkah II :Identifikasi Masalah Diagnosa dan Kebutuhan (Interpretasi Data)
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang dikumpulkan akan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang
spesifik. Istilah masalah dan diagnosis digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan, seperti diagnosis, tetapi membutuhkan
penanganan yang dituangkan ke dalam rencana asuhan terhadap
klien.Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan.Masalah ini sering
menyertai diagnosis.Sebagai contoh, diperoleh diagnosis kemungkinan
wanita hamil dan masalah yang brhubungan dengan diagnosis ini adalah
wanita tersebut tidak menginginkan kehamilannya. (Saminem, 2009)
Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antiipasi.Jika memungkinkan,
dilakukan pencegahan.Sambil mngamati kondisi klien, bidan diharapkan
dapat bersiap jika diagosis atau masalah potensial benar-bnar terjadi.
Langkah ini menentukan cara bidan melakukan asuhan yang aman.
Contohnya, seorang wanita dengan pembesaran uterus yang
berlebihan.Bidan harus mempertimbangkan kemungkinn penyeab
pembesaran yang berlebihan tersebut, misalnya polihidramnion, masa
kehamilan, atau kehamilan kembar.Bidan harus mengantisipasi,
melakukan perencanaan untuk mengatasinya, dan bersiap terhadap
kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan pasca partum yang disebabkan
oleh atoniauteri akibat pembesaran uterus yang berlebihan.
(Saminem,2009)
Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang Membutuhkan Penanganan Segera
(antisipasi)
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan atau konsultasi atau
penanganan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Langkah IV mencerminkan kesinambungan proses
manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja dikumpulkan dan di
evaluasi.Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi gawat dan bidan
harus segera bertindak untuk keselamatan ibu dan bayi. (Saminem,2009)
Langkah V :Merencanakan Perencanaan yang Menyeluruh
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan lanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.Pada langkah ini, informasi atau data yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. (Saminem,2009)
Langkah VI :Pelaksanaan Perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan, dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lain.
Manajemen yang efisien akan menghemat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu asuhan klien. (Saminem,2009)
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang diidentifikasi
dalam masalah dan diagnosis. Langkah proses manajemen pada
umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran dan
mempengaruhi tindakan serta orientasi proses klinis. (Saminem,2009)
B. MODEL DOKUMENTASI
1. Catatan Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap dan bermanfaat bagi
bidan atau pemberian asuhan yang lain mulai dari data subjektif, data objektif, analisa
dan penatalaksanaan.
2. Tujuan catatan SOAP
a. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan
b. Memungkinkan berbagai informasi antara pemberian asuhan
c. Memfasilitasi asuhan yang berkesinambungan
d. Mengevaluasi asuhan yang diberikan
e. Memberikan data untuk riset,catatan nasional dan statistic,mortalitas dan
morbiditas
3. Manfaat catatan SOAP
a. Sebagai kemajuan informasi yang sistematis dan mengorganisir pertemuan data
kesimpulan mbidan menjadi rencana asuhan.
b. Penyaringan intisari dari proses pelaksanaan untuk penyediaan dokumentasi
asuhan.
4. Tahap-tahap SOAP
S : Subyektif data
Adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan klien kepada
bidan (ekspresi verbal dari pasien ).
O : Obyektif data
Adalah data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan ( pengamatan pada
pasien meliputi tingkah laku dan hasil dari pemeriksaan fisik dan penunjang ).
A : Analisa
Mengatakan masalah atau diagnosa dan kebutuhan yang terjadi atas dasar
subyektif dan obyektif (kesimpulan yang di dapat dari kondisi pasien meliputi data
dasar obyektif dan subyektif yang selanjutnya ditulis dalam format diagnosa
kebidanan)
P : Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai dengan masalah dan diagnosa (mengacu kepada
permasalahanya) dan evaluasi sesuai hasil yang telah dilakukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu : Ny.S Nama Suami : Tn. S
Umur : 32 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan :SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan :Wiraswasta Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Panggotan Alamat :Panggotan
002/001, 002/001,
Dayu Dayu
B. Data Kebidanan
1. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 12 Tahun
b. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari
c. Lamanya : 6 hari
d. Warna : Merah Tua
e. Disminore :-
2. Status perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : kawin
b. Usia kawin :21 Tahun
c. Lama perkawinan : 10 Tahun
d. Perkawinan : Sah
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
D. Data kesehatan
1. Data kesehatan yang sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun, termasuk
penyakit menular dan menurun
2. Data kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak sedang menderita penyakit apapun,
termasuk penyakit menular dan menurun
3. Data kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang lalu
4. Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan keluaga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan,
seperti (diabetes, buta warna, dll) dan penyakit menular, seperti
(hepatitis, TBC, dll).
5. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari suami atau ibu tidak memiliki riwayat
keturunan kembar.
d. Keluhan makan
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan makan
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan
makan
e. Pentangan makan
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak memiliki pantangan makan
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidak mau minum teh manis
pada trimester I dan II
f. Suplemen
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi suplemen
Sesudah hamil : Ibu mengatakan mengonsumsi Tablet Fe,
Kalsium,dan Asam Folat
g. Jamu
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak minum jamu
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidak minum jamu
h. Merokok
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak pernah merokok
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidak pernah merokok
i. Alkohol
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak pernah minum alkohol
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidak pernah minum alcohol
j. Minum dalam 1 hari
Sebelum hamil : Ibu mengatakan minum dalam 1 hari 8 gelas
Sesudah hamil : Ibu mengatakan minum dalam 1 hari 10 gelas
2. Eliminasi
a. Frekuensi BAK
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK sehari 5 kali
Sesudah hamil : Ibu mengatakan BAK sehari 7-8 kali
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat BAK
b. Frekuensi BAB
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 2 hari sekali
Sesudah hamil : Ibu mengatakan BAB 1 hari sekali
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat BAB
3. Pola tidur
a. Tidur siang
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidur siang selama ½ jam
b. Tidur malam
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur 6 jam
Sesudah hamil : Ibu mengatakan tidur 4 jam
c. Keluhan
Selama hamil : Ibu mengatakan sering terbangun pada malam
hari karena ingin buang air kecil
4. Aktifitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan aktivitas sehari-hari bekerja
Sesudah hamil :Ibu mengatakan aktivitas sehari-hari
mengerjakan pekerjaan rumah
5. Pola seksual
Selama hamil keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
6. Personal hygiene
a. Mandi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari
Sesudah hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari
b. Keramas
Sebelum hamil :Ibu mengatakan keramas 2 hari sekali
Sesudah hamil : Ibu mengatakan keramas 2 hari sekali
c. Sikat gigi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan sikat gigi sehari 2 kali
Sesudah hamil : Ibu mengatakan sikat gigi sehari 2 kali
d. Ganti pakaian
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengganti pakaian dalam
sehari 2 kali
Sesudah hamil : Ibu mengatakan mengganti pakaian dalam
sehari 2 kali
e. Ganti pakaian dalam : Ibu mengatakan mengganti pakaian dalam
sehari 2 kali
F. Data Psikologis
1. Respon ibu terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan senang
dengan kehamilannya
2. Kehamilan ini direncanakan atau tidak : Ibu mengatakan kehamilan
ini direncanakan
3. Jenis kelamin yang diinginkan : Ibu mengatakan ingin
memiliki jenis kelamin
perempuan
4. Kekhawatiran : Ibu mengatakan cemas dan
khawatir akanpersalinannya
G. Data Psikososial
1. Respon suami terhadap kehamilan : Ibu mengatakan suami senang atas
kehamilannya
2. Rencana melahirkan : Ibu mengatakan ingin melahirkan
di Bidan
3. Rencana menyusui :Ibu mengatakan ingin menyusui
bayinya dengan ASI eksklusif
H. Data social budaya
1. Hubungan dengan keluarga/lingkungan : Ibu mengatakan hubungan
dengan
keluarga/lingkungan
baik.
2. Budaya : Ibu mengatakan tidak ada
tradisi selama kehamilan
IV. PENATALAKSANAAN
(perencanaan, pelaksanaan, evaluasi)
1. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, secara umum keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik
dan sehat
Evaluasi : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa
senang.
2. Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi kecemasan dan rasa takut
serta memberitahu kepada ibu bahwa hal tersebut memang wajar
terjadi sebagai bentuk rasa senang, bangga, dan khawatir
menghadapi kelahiran sang bayi. Cara untuk mengurangi kecemasan
adalah dengan cara relaksasi , lebih mendekatkan diri kepada Allah
SWT, memperbanyak dzikir dan berdo’a. serta memberikan
dukungan positif terhadap ibu dengan menyarankan ibu tetap tenang
dan selalu berpikir positif .
Evaluasi : ibu telah mengetahui dan mengerti cara mengatasi
kecemasan dan rasa takut dan mengetahui bahwa hal tersebut wajar
terjadi.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang perubahan fisiologis trimester III
seperti uterus bertambah besar, serviks menjadi lebih lunak,
payudara mengeluarkan colustrum serta bertambah besar, sering
berkemih akibat pekanan kandung kemih oleh uterus, bernafas lebih
dalam, bentuk punggung cenderung lordosis, terjadi penurunan
motilitas usus yang memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak,
tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual
dapat terjadi akibat penurunan asam lambung (Prawirohardjo, 2014).
Evaluasi : ibu mengerti perubahan fisiologis pada Trimester III
4. Memberikan informasi kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan
yaitu :
1) Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan
semakin lama
2) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar
cairan ketuban dari jalan lahir
Apabila muncul salah satu tanda persalinan suami atau keluarga
segera membawa ibu ke bidan atau fasilitas kesehatan.
Evaluasi : ibu telah mengetahui dan mengerti tanda-tanda persalinan
dan akan segera ke fasilitas kesehatan apabila mendapati tanda-tanda
persalinan
5. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi.
Evaluasi : ibu telah mengetahui dan akan mengonsumsi makanan
bergizi
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi seperti jalan-jalan
pagi.
Evaluasi : ibu telah mengerti dan akan melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk tetap melaksanakan pelvic rocking untuk
membantu penurunan kepala
Evaluasi : Ibu telah mengerti dan akan melakukannya
8. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak waktu istirahat, tidur
dengan posisi miring kanan atau kiri
Evaluasi : Ibu telah mengerti dan akan melakukannya
9. Memberikan terapi
1. Kalsium 500 mg, dosis 1 x 1
2. Tablet Fe 45 mgh, dosis 1 x 1
3. Pelancar ASI dengan kandungan sauropus androgynous folium
extract 300 mg dan curcuma xanthorriza rhizoma exract 12,5 mg,
dosis 1 x 1
Evaluasi : ibu telah mengetahui dan mengerti anjuran terapi obat
yang diberikan dengan indikasi yang terkandung di dalamnya
10. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal
20 Mei 2019 atau jika mengalami masalah dan keluhan
Evaluasi : ibu bersedia untuk kunjungan ulang pada tanggal yang
sudah ditentukan atau jika mengalami masalah dan keluhan.
11. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan pada buku KIA
dan register ibu hamil
Evaluasi : Telah dilakukan pendokumentasian pada buku KIA dan
register ibu hamil
BAB IV
PEMBAHASAN
Anamnesa pertama kali dilakukan penulis pada tanggal 12 mei 2019 di BPM
Anugrah, Bakalan Harjosari. Klien menyatakan bahwa usianya sekarang 32 tahun. Usia
ini merupakan usia yang baik untuk bereproduksi. Ibu yang melahirkan pada usia diatas
40 tahun, memiliki penyakit yang beresiko, misalnya kelainan bawaan dan penyulit
pada waktu persalinan yang disebabkan oleh otot Rahim kurang baik untuk menerima
kehamilan. Proses reproduksi sebaiknya berlangsung pada ibu berumur antara 20 hingga
34 tahun karena jarang terjadi penyulit kehamilan dan persalinan (Prawirohardjo, 2014).
Pada teori dinyatakan bahwa pemeriksaan yang lengkap adalah K1, K2,
K3 dan K4. K merupakan singkatan dari kunjungan. Hal ini berarti minimal dilakukan
satu kali kunjungan antenatal pada trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester
kedua dan dua kali kunjungan antenatal pada trimester ke tiga. (Manuaba, 2013). Sesuai
dengan teori tersebut, Ny.S dilakukan pemeriksaan antenatal 8 kali yaitu 1 kali pada
trimester I, 2 kali pada trimester II, 5 kali pada trimester III.
Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan memberikan kontribusi yang sangat
penting bagi proses dan output persalinan. Berat badan Ny. S sebelum hamil adalah 54
kg dengan tinggi badan 153 cm. Berdasarkan hasil pengukuran terakhir berat badan Ny.
S adalah 65 kg dan kenaikan berat badan selamakehamilan adalah 11 kg. Dari data yang
didapatkan diatas dapat dihitung dengan rumus, IMT = Berat badan (kg)/Tinggi badan
(m)2. IMT = 54 kg/(1,53)2 = 23,06 kg/m2.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa ibu dalam kondisi normal
berdasarkan IMT. Namun kenaikan berat badan yaitu 11 kg, sesuai dengan rentang total
kenaikan yang dianjurkan yaitu 11,5 – 16 kg untuk kategori IMT normal (IMT 19,8 –
26) (Varney, 2004). Pada pemeriksaan tekanan darah selama kunjungan antenatal yaitu
120/80
mmHg, tidak ditemukannya tekanan darah melebihi batas normal pada Ny.S. Mengukur
tekanan darah pada ibu hamil guna mendeteksi adanya faktor risiko berupa hipertensi
dalam kehamilan. Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah tinggi)
dalam kehamilan (Kementerian Kesehatan RI,2016).
Pada pemeriksaan Lila (lingkar lengan atas) guna penilaian status gizi
didapatkan Lila ibu adalah 28 cm. Ambang batas LILA wanita usia subur dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamilmenderita
Kurang Energi Kronis (Ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Sehingga hasil tersebut
menunjukkan bahwa ibu tidak termasuk ke dalam klasifikasi KEK (kekurangan energi
kronis).
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen yang
mencangkup manuver leopold untuk mendeteksi keadaan letak janin. TFU Ny.S
pada usia kehamilan 38+6 minggu adalah 30 cm. Sesuai dengan teori Manuaba (2013)
panjang fundus uteri pada usia kehamilan 38+6b minggu adalah 25 cm, usia kehamilan
32 minggu adalah 27 cm, dan usia kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. Selama
kehamilan TFU Ny.S mengalami peningkatan sehingga keadaan dan letak janin dalam
keadaan baik.
Hal tersebut juga didukung oleh pemeriksaan USG pada kunjungan antenatal
keempat, bahwa janin dalam keadaan baik, hanya saja terdapat lilitan talipusat. Dari
pengukuran tinggi fundus uteri dapat menghitung taksiran berat janin dengan
menggunakan rumus Johson-Tausack = (mD-N)x155 (Salmah, 2006).
Taksiran berat janin yang didapatkan saat usia kehamilan 38 minggu dan sudah
masuk pintu atas panggu, dengan tinggi fundus uteri 30 cm adalah 2935 gram. Keadaan
ini masih dalam batas normal sesuai dengan teori yang menyatakan berat badan bayi
lahir normal adalah 2500 gram – 4000 gram (Prawirohardjo, 2014)
Pemeriksaan auskultasi dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin.
Selama pemeriksaan kehamilan denyut jantung janin dalam kondisi normal yaitu 139
x/menit.
Hasil pemeriksaan ini masih sesuai dengan teori yang menyatakan denyut
jantung janin normal ialah 120-160 x/menit (Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Ny.S melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan Laboratorium
di laboratorium Puskesmas Karangpandan
Tanggal 12 november 2018
Golongan darah : AB
HbSAg : Non Reaktif
HB : 11,5 gr/dl.
VCT : Non Reaktif
IMS : negative
Tanggal 15 April 2019
HB : 11,7 gr/dl
Protein Urine : negative
Urine reduksi : negatif
Keluhan Ny.S adalah cemas akan menghadapi proses persalinan. Ibu khawatir
membayangkan bagaimana sakitnya melahirkan,dan kondisi bayi saat lahir, dan
mengeluh sering berkemih pada malam hari yang mengganggu frekuensi istirahatnya.
Sering berkemih dikeluhan sebanyak 60% oleh ibu selama kehamilan akibat dari
meningatnya laju
Filtrasi Glomerolus. Keluhan sering berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh
uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang
serta frekuensi berkemih meningkat (Sandhu, dkk, 2009). Hal tersebut merupakan
perubahan fisiologis pada ibu hamil Trimester III. Menurut Frazer (2012) efek
lightening saat bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam panggul menekan
kandung kemih, sehingga keinginan berkemih dari diurnal menjadi nokturia (BAK
malam hari).
Menurut Maher (Calhoun & Acocella, 1990), kecemasan dapat menyebabkan
orang merasa sangat khawatir, membuat ketakutan semakin luas, serta mempengaruhi
untuk berpikir jernih dan memecahkan masalah. Menurut Atkinson, Atkinson, Smith
dan Bem (2006), kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai
dengan istilah-istilah kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang dialami dalam tingkat
yang berbeda. Menurut Nevid, Rathus dan Greene (2003), kecemasan adalah suatu
keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi. Menurut Purwoko (2012) berdasarkan perspektif agama islam, tadabbur
ayat-ayat Al-quran dapat dijadikan upaya untuk mengatasi gangguan psikologis.
Penulis memberikan pengetahuan kepada ibu mengenai perubahan fisiologis
pada kehamilan trimester III seperti uterus bertambah besar, serviks menjadi lebih
lunak, payudara mengeluarkan colustrum dan payudara bertambah besar, sering
berkemih akibat pekanan kandung kemih oleh uterus, Wanita hamil akan bernafas lebih
dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%.
Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron
(Prawirohardjo, 2014) , wanita hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis,hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan
perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung (Prawirohardjo, 2014), terjadi
penurunan motilitas usus memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan
asam lambung (Prawirohardjo, 2014).
Sesuai dengan program Kementrian Kesehatan (2016) mengenaiPerencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Ny.S berencana inginmelahirkan di
BPM Anugrah didampingi oleh suami, menggunakan kendaraan mobil untuk menuju
BPM, dan biaya ditanggung oleh Ny.S dan Tn.A.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
` Pada tahap akhir pembuatan Laporan Kasus asuhan kebidanan ibu Hamil
Trimester III normal pada Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu di BPM
ANUGRAH Bakalan Harjosari, penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa
saran untuk lebih meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu Hamil
Trimester III normal.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan SOAP pada ibu hamil Trimester III normal maka tenaga kesehatan dapat
meningkatkan derajat kesehatan.
Dari pengkajian data pada ibu hamil trimester III normal pada Ny. S umur 26
tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu , didapatkan hasil yaitu keadaan
umum ibu baik, tidak ada kelainan fisik, secara keseluruhan ibu dalam keadaan
normal.
Analisis data telah dilakukan dengan diagnose ibu hamil trimester III normal
pada Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 38+6 minggu, janin tunggal hidup, puki,
preskep, bagian terendah sudah masuk panggul 4/5 bagian. Asuhan sudah dilakukan
sesuai teori.
Asuhan pada Ny. S telah dilakukan sesuai dengan teori, sehingga menghasilkan
asuhan kebidanan yang efektif dan memberikan hasil yang optimal, sehingga secara
garis besar tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yang fatal.
B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan berkala kepada
mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil
trimester III secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama
perkuliahan berlangsung untuk menerapkan asuhan kebidanan pada
ibuhamil yangterstruktur dan komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah, A.Y, Lia Yulianti, Maemunah, Lilik Susilowati. 2009. Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media
Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Asuhan Prenatal dan Pasca Partum. Jakarta: EGC