Anda di halaman 1dari 8

DESAIN PROGRAM SHIFTING DAN REVERSING SINYAL PADA ANDROID DEVICE

Triyanto Pangaribowo 1, Sella Septiana2

Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik


Universitas Mercu Buana, Jakarta
1
triyanto.pangaribowo@mercubuana.ac.id , 2sellaseptiana11@gmail.com

Abstrak
Program pengolahan dasar sinyal merupakan program untuk memudahkan user memahami operasi pengolahan dasar sinyal.
Perkembangan teknologi pada pengolahan sinyal berlangsung sangat cepat yang semula dilakukan secara analog yaitu dengan rangkaian
elektronika sekarang dapat dilakukan secara digital dengan memanfaatkan komputer atau mikrokontroler.
Pada penelitian ini akan dilakukan sebuah studi dari implementasi syarat Nyquist untuk pembentukan sinyal sinusoidal dan operasi
shifting serta reversal sinyal pada android device dengan sebuah program. Untuk memudahkan, sinyal input dan output pada program
ini dinyatakan dalam gambar grafis sinusoidal. Sistem dalam program ini menggunakan Android Studio 1.2 sebagai Integrated
Development Environment (IDE).
Hasil akhir penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi maksimum yang harus digunakan untuk memenuhi syarat Nyquist merupakan
10 kali dari frekuensi input. Selain itu hasil akhir penelitian ini juga menunjukan sinkronisasi antara data input, proses dan output yang
terjadi pada operasi sinyal shifting dan reversal.

Kata kunci: pengolahan sinyal, shifting, reversal, Android

Abstract
Signal processing program is a media to learn about signal processing. The technology of signal processing growth so fast, as first signal
processed by electric circuit but now signal can be processed by computer or microcontroller.
This research will show the Nyquist criteria’s implementation for generating sinusiodial signal and shifting operation and also reversal
operation on android device program. Input and output signal on this program presented by sinusoidal graphic. The system is using Android
Studio as Integrated Development Environment (IDE).
The result of this research showed maximum of frequency for Nyquist criteria is 10 times higher than input frequency. Beside that the result
of this research also showed the synchronization between input, process and output of shifting and reversal operation.

Keywords: signal processing, shifting, reversal, Android

1. Pendahuluan adalah: “Desain Program Shifting dan Reversing Sinyal pada


Android Device”.
1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
Perkembangan teknologi ICT (Information and Permasalahan yang ada dan akan dipecahkan dalam skripsi ini
Communication Technology) di dunia khususnya di Indonesia antara lain yaitu:
yang sangat pesat berdampak pada kehidupan masyarakat. 1. Seberapa besar pengaruh time sampling terhadap
Perkembangan teknologi ini sedikit banyak telah memberikan pembentukan sinyal sinusoidal
kemudahan-kemudahan penyelesaian tugas maupun kewajiban 2. Bagaimana implementasi dari program pengolahan sinyal
dalam pekerjaan. Secara langsung maupun tidak langsung, untuk operasi shifting dan reversal pada Android device
perkembangan teknologi memaksa masyarakat untuk mencoba 1.3 Tujuan
menggunakan kemajuan teknologi tersebut. Tujuan dalam penyusunan skripsi ini adalah:
Sejarah mencatat bahwa penyumbang perkembangan ICT 1. Memudahkan user memahami operasi pengolahan dasar
yang ada pada saat ini dimulai sejak penemuan telepon yang shifting dan reversal dengan perangkat mobile Android
kemudian dapat berkembang menjadi jaringan komunikasi. 2. Memberikan suatu gambaran bagaimana cara membuat
Sebelumnya teknologi komunikasi yang menggunakan kabel, program pada Android
kemudian jaringan nirkabel (wireless). Selanjutnya kemajuan 3. Membuat program pengolahan sinyal pada Android
dalam dunia industri ICT ini juga semakin pesat perkembanganya, 4. Melakukan pengujian terhadap program pengolahan sinyal
ditandai dengan era digital dan multimedia sebagai generasi berbasis Android
berikutnya yang ditemukan. 1.4 Batasan Masalah
Perkembangan teknologi pada pengolahan sinyal juga Agar lebih terfokus, dalam penyusunan skripsi ini dibuat batasan
berlangsung sangat cepat hingga kini dapat dilakukan secara digital masalah, diantaranya adalah:
dengan memanfaatkan komputer. Pengolahan sinyal adalah suatu 1. Membahas pengertian dan fungsi program pengolahan sinyal
operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu sinyal hingga pada Android device
diperoleh informasi yang berguna. Dalam hal ini terjadi suatu 2. Membahas implementasi program pengolahan sinyal pada
transformasi. Android device
Kemunculan smartphone yang mulai menggantikan 3. Operasi pengolahan sinyal yang digunakan pada program ini
keberadaan telepon genggam konvensional dengan berbagai fungsi adalah hanya operasi tunggal shifting dan reversal
yang dimilikinya, melatari semakin banyaknya bermunculan merk-
merk smartphone dengan platform masing-masing diantaranya 2. Landasan Teori
Android. Platform Android memiliki berbagai kelebihan dan
perkembangan Android sangat signifikan. Diantara kelebihan 2.1 Sinyal
platform Android adalah kemudahan mengoperasikanya. Sehingga 2.1.1 Definisi Sinyal
memudahkan developer untuk melakukan eksplorasi Android Secara umum, sinyal didefinisikan sebagai suatu
untuk berbagai aplikasi baru. Oleh karena begitu pentingnya besaran fisis yang merupakan fungsi waktu, ruangan
platform ini, penulis tertarik membahasnya. Dan bahasan tersebut atau beberapa variabel. Contoh dari sinyal adalah
penulis tuangkan dalam bentuk skripsi. Adapun judul skripsi ini sebagai berikut:
1
• Tegangan listrik (V) sebagai fungsi waktu misleading atau hasil yang tidak sesuai dengan aslinya. Salah satu
• Potensial listrik adalah fungsi dari posisi fenomena yang paling sering terjadi akibat pengambilan sampling
pada suatu ruang 3 dimensi yang tidak tepat adalah aliasing. Fenomena aliasing merupakan
• Intensitas sebagai fungsi koordinat x, y dan hasil dari sampling secara diskrit pada suatu sinyal yang terlalu
waktu rendah sehingga memberikan resolusi yang rendah pula.
Suatu sinyal mempunyai beberapa jenis informasi yang dapat Nyquist rate adalah rata-rata sampel minimum yang harus
diamati, misalnya amplitudo, frekuensi, perbedaan fase dan dipakai untuk mereduksi fenomena aliasing. Nyquist rate membuat
gangguan akibat noise. Untuk mengamati informasi tersebut, dapat frekuensi dan amplitudo sinyal aliasing menjadi pada level yang
digunakan secara langsung dengan peralatan ukur elektronik seperti sangat rendah sehingga tidak menyebabkan dampak yang besar.
osiloskop, spectrum analyzer, dan lain-lain. Peralatan ukur tersebut Besarnya Nyquist rate adalah dua kali frekuensi maksimum sinyal.
bekerja dengan memanfaatkan model matematik dari sinyal Sesuai ideal frekuensi dalam Low Pass Filter (LPF) sampling,
tersebut. frekuensi maksimum suatu sinyal adalah 10 kali lebih besar dari
frekuensi asli sinyal tersebut.
2.1.2 Klasifikasi Sinyal
Sinyal dapat diklasifikasikan sebagai berikut, 2.3 Operasi Shifting
yaitu: Operasi Shifting adalah operasi dasar sinyal yang melakukan
1. Sinyal Waktu Kontinu dan Sinyal Waktu penjumlahan unit impuls dengan konstanta sehingga menyebabkan
Diskrit pergeseran sinyal. Penjumlahan unit impuls dengan konstanta akan
Sinyal waktu kontinu yaitu sinyal yang terdefinisi menyebabkan sinyal mengalami percepatan (tergeser ke kiri sejauh
untuk setiap nilai pada sumbu waktu t, dimana t adalah nilai konstanta). Sedangkan pengurangan unit impuls dengan
bilangan riil. Sedangkan sinyal waktu diskrit adalah konstanta akan menyebabkan sinyal mengalami perlambatan atau
sinyal yang terdefinisi hanya pada nilai waktu diskrit n, delay (tergeser ke kanan sejauh nilai konstanta).
dimana n adalah bilangan bulat. Pergeseran ke kanan (diperlambat/delay)
2. Sinyal Analog dan Sinyal Digital
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk
gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi
dengan mengubah karakteristik gelombang. Sinyal
digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang
dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan
mempunyai besaran 0 dan 1.
3. Sinyal Riil dan Sinyal Kompleks
Sinyal riil merupakan sinyal yang bersifat riil
untuk semua variabel. Sedangkan sinyal kompleks
merupakan sinyal yang mempunyai nilai yang
kompleks, terdapat faktor nilai imajiner.
4. Sinyal Deterministik dan Sinyal Random
Sinyal deterministik adalah sinyal yang Gambar 1 Proses Shifting x [k-1]
keseluruhan nilainya dapat ditentukan dengan suatu
persamaan matematis, contohnya sinyal sinus. Gambar di atas menunjukkan sinyal yang mengalami operasi
Sedangkan sinyal random mempunyai nilai random atau shifting yaitu diperlambat 1 satuan waktu sehingga sinyal tersebut
tidak diketahui dengan pasti untuk waktu yang bergeser ke kanan 1 satuan waktu namun amplitudonya tidak
diberikan, contohnya noise tegangan pada penguat. berubah.
5. Sinyal Ganjil dan Sinyal Genap Pergeseran ke kiri (percepatan)
Sinyal x (t) atau sinyal x (n) dikatakan sebagai
sinyal genap jika
x (-t) = x (t)
x [-n]= x [n]
Sinyal x (t) atau sinyal x (n) dikatakan sebagai sinyal
ganjil jika
x (-t) = -x (t)
x [-n]= -x [n]
6. Sinyal Periodik dan Sinyal Non-Periodik
Sinyal periodik yaitu sinyal yang mengalami
pengulangan bentuk yang sama pada selang waktu
tertentu. Secara matematis, sinyal waktu kontinyu
dinyatakan periodik jika dan hanya jika
x (t + kT) = x (t) untuk - ~ < t < ~ Gambar 2 Proses Shifting x [k+3]
dimana k adalah bilangan bulat dan T adalah periode
sinyal. Sinyal waktu diskrit dinyatakan periodik jika dan Gambar di atas menunjukkan sinyal yang mengalami operasi
hanya jika shifting yaitu percepatan 3 satuan waktu sehingga sinyal tersebut
x (n + kN) = x (n) untuk - ~ < n < ~ bergeser ke kiri 3 satuan waktu namun amplitudonya tidak
dimana k adalah bilangan bulat dan N adalah periode berubah.
sinyal.
2.4 Operasi Reversal
2.2 Sampling Sinyal Analog
Sampling adalah suatu proses untuk membagi suatu sinyal Operasi Reversal adalah operasi dasar sinyal yang
kontinyu dalam interval waktu yang telah ditentukan. Sampling ini melakukan pembalikkan atau mirroring suatu sinyal impuls
dilakukan dengan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital terhadap nilai waktu nol.
dalam fungsi waktu. Proses sampling berbeda untuk setiap sinyal,
bila sampling terhadap suatu sinyal tidak tepat maka akan terjadi
2
perusahaan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel,
Motorola,Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007,
Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung
pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain
pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi
Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka
perangkat seluler.
Versi Android
Platform Android selalu menghadirkan pengembangan serta
inovasi yang berbeda pada setiap versi yang dirilis dan Android
Gambar 3 Proses Reversal memberikan nama pada setiap versinya mengikuti abjad sesuai
urutannya sebagai berikut:
Gambar di atas menunjukkan sinyal yang mengalami operasi 1. Android versi 1.1
reversal sehingga sinyal tersebut mengalami pembalikkan terhadap 2. Android versi 1.5 (Cupcake)
nilai nol namun amplitudonya tidak berubah.

2.5 Sistem LTI (Linear Time Invariant)


Dua sifat sistem yang penting adalah sifat linearitas dan sifat
waktu invarian. Sistem yang mempunyai kedua sifat penting ini
disebut dengan sistem linear waktu invarian (Linear Time Invariant
atau LTI). Sebuah sistem dikatakan linear apabila sistem tersebut
memenuhi teori superposisi. Teori ini dapat diringkas
menggunakan dua hukum, yaitu hukum penjumlahan (additivity)
dan homogenitas (homogeneity).
Sebuah sistem dikategorikan sebagai sistem yang time-
invariant apabila pergeseran waktu yang dialami oleh sinyal input
akan dialami juga oleh sinyal output dengan besar yang sama. Gambar 4 Logo Android versi Cupcake
Sehingga apabila sebuah sistem menerima sinyal input yang
mengalami penundaan sebesar m detik, maka sinyal output juga 3. Android versi 1.6 (Donut)
akan mengalami penundaan sebesar m detik. Apabila penundaan 4. Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
ini terjadi pada besaran yang berbeda maka sistem tersebut
merupakan sistem yang tidak time-invariant.
Pada sistem LTI, sinyal dapat dipecah dan diperlihatkan
sebagai penjumlahan dari deret unit sampel. Sebagai konsekuensi
dari sifat linearitas dan time invariant dari sistem, maka respons
sistem untuk input sinyal yang sembarang dapat diekspresikan
dalam respons unit sampel dari sistem.

2.6 Intel® Hardware Accelerated Execution Manager

Intel Hardware Accelerated Execution Manager (Intel ® Gambar 5 Logo Android versi Eclair
HAXM) adalah mesin virtualisasi hardware (hypervisor) yang
menggunakan Intel Virtualization Technology (Intel ® VT) untuk 5. Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
mempercepat emulator Android pada komputer. Kombinasi antara 6. Android versi 2.3 (Gingerbread)
sistem image Android x86 emulator dari Intel dan Android SDK
Manager, HAXM memungkinkan untuk mempercepat kinerja
emulator Android pada sistem yang telah mengaktifkan Intel VT.
Platform yang didukung oleh Intel HAXM, yaitu:
1. Microsoft Windows
Windows 8 (32/64-bit), Windows 7 (32/64-bit),
Windows Vista (32/64-bit), Windows XP (32-bit)
2. Mac OS X
Prosesor Mac berbasis Intel, Mac OS X 10.6 dan
seterusnya (32/64-bit)
3. Linux
Ubuntu (64-bit) Gambar 6 Logo Android versi Gingerbread

2.7 Android Device 7. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)


Program Pengolahan Sinyal ini nantinya akan berjalan pada
Android device. Android device adalah perangkat mobile phone
dengan platform Android. Menurut Ed Burnette (2010), platform
Android diciptakan untuk mobile atau telepon seluler yang berbasis
Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para
pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri.
Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang
baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk
mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance
(OHA), konsorsium dari 34 perusahaan hardware, software, dan
Gambar 7 Logo Android versi Honeycomb
3
8. Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich) diatas platform Linux tetapi dijalankan dengan baik di atas
9. Android versi 4.1/4.2 (Jelly Bean) Microsoft Windows
10. Android versi 4.4 (Kitkat) 5. Java digunakan oleh berbagai device yang ada di dunia
6. Pada Android Developer Tools, terdapat fitur “Debug” yang
akan mendeteksi kesalahan pada penulisan program Java
7. Java didesain untuk dapat dijalankan pada lingkungan yang
dinamis. Perubahan pada suatu kelas Java dengan
menambahkan properti ataupun method dapat dilakukan
tanpa mengganggu program yang menggunakan kelas
tersebut

Android Studio
Penulisan program Java untuk pembuatan program ini dilakukan
pada sebuah teks editor yang cukup handal yaitu Android Studio.
Gambar 8 Logo Android versi Kitkat Android Studio adalah sebuah IDE (Integrated Development
Environment) resmi untuk mengembangkan perangkat lunak di
11. Android versi 5.0/5.1 (Lollipop) platform Android.

Android SDK (Software Development Kit)


Android-SDK merupakan tools bagi para pembuat aplikasi yang
mencakup seperangkat alat pengembangan yang komprehensif.
Android SDK terdiri dari debugger, libraries, handset emulator,
dokumentasi, contoh kode, dan tutorial.

3. Perancangan Program Pengolahan Sinyal


menggunakan Android Device

Pada bab ini dibahas gambaran umum sistem dan


perancangan program Operasi Dasar Sinyal.

3.1 Gambaran Umum Sistem


Gambar 9 Logo Android versi Lollipop Program pengolahan sinyal yang ada saat ini memanfaatkan
komputer atau mikrokontroler. Program yang akan dibangun dapat
mempermudah user untuk melakukan pengolahan sinyal yaitu
2.8 Konsep Pemrograman Berorientasi Objek operasi Shifting dan Reversal melalui aplikasi mobile Operasi
Konsep program pengolahan sinyal ini merupakan Dasar Sinyal. Dengan aplikasi mobile Operasi Dasar Sinyal, user
pemrograman berorientasi objek. Pemrograman berorientasi objek dapat melakukan operasi pengolahan sinyal yaitu Shifting dan
merupakan suatu konsep yang membagi program menjadi objek- Reversal dengan perangkat Android meskipun dalam kondisi off-
objek yang saling berinteraksi satu sama lain. Objek memiliki 2 line.
elemen penyusun, yaitu memiliki keadaan dan perilaku.
Java merupakan salah satu bahasa pemrograman yang
menggunakan konsep OOP, bahasa pemrograman yang akan
digunakan dalam pembuatan aplikasi Sistem Informasi ini. Input Proses Output
Java adalah suatu teknologi di dunia software computer.
Selain merupakan suatu bahasa pemrograman, Java juga Gambar 10 Konfigurasi Sistem
merupakan suatu platform. Mulanya Java diciptakan dengan tujuan
untuk menghasilkan bahasa komputer sederhana yang dapat Gambar di atas merupakan konfigurasi sistem, user
dijalankan diperalatan sederhana dengan tidak terikat pada menginputkan beberapa parameter yang diperlukan untuk
arsitektur tertentu. melakukan operasi shifting atau reversal pada sinyal, kemudian
Dikutip dari Rickyanto (2005), terakhir teknologi Java sistem akan melakukan proses shifting atau reversal sesuai perintah
melahirkan J2ME (Java 2 Micro Edition) untuk menghasilkan dan parameter yang telah diinputkan, output sistem berupa sinyal
aplikasi mobile baik games maupun software bisnis dan berbagai berbentuk sinusoidal setelah diproses yang ditampilkan pada sistem
jenis software lain yang dapat dijalankan di mobile device seperti LTI.
ponsel.

Kelebihan Java
Terdapat beberapa kelebihan pada Java yang membuat Java
menjadi salah satu bahasa pemrograman utama diantaranya:
1. Java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek
sehingga memudahkan siapapun untuk membuat maupun
mengembangkan program dengan cepat
2. Java bersifat sederhana dan mudah dipelajari
3. Java dapat digunakan dibanyak platform seperti Windows,
Linux, Mac OS, Solaris dan sebagainya.
4. Sesuai dengan tagline-nya “Write Once, Run Anywhere”,
cukup dengan menulis sebuah program Java dan
dikompilasikan, hasilnya dapat dijalankan pada beberapa
platform tanpa harus melakukan perubahan. Kelebihan ini
memungkinkan sebuah program berbasis Java dikerjakan

4
3.2 Perancangan Program 3.2.2 Flow Chart Menu Reversal

3.2.1 Flow Chart Menu Shifting Berikut adalah flow chart untuk mengetahui proses kerja
menu Reversal pada program.
Berikut adalah flow chart untuk mengetahui proses kerja
menu Shifting pada program.
Start
Start

Input
(A, f, t)
Input
(A, f, t, k)

Proses Reversal
(- (A * sin 2πft))
Proses Shifting
((A * sin 2πft) + k)

Output
(Sistem LTI)
Output
(Sistem LTI)

End
End
Gambar 12 Flow Chart Program Operasi Dasar
Sinyal Menu Reversal
Gambar 11 Flow Chart Program Operasi Dasar
Sinyal Menu Shifting Keterangan:
1. Pada tahap Start, user membuka membuka menu
Keterangan: Reversal dengan melakukan klik pada menu tersebut.
1. Pada tahap Start, user membuka membuka menu 2. Pada menu Reversal, input berupa nilai amplitudo (A),
Shifting dengan melakukan klik pada menu Shifting frekuensi (f), dan waktu/time (t). Berbeda dengan
tersebut. operasi shifting, operasi reversal tidak memerlukan
2. Input pada aplikasi Operasi Dasar Sinyal berupa nilai input nilai konstanta. Pada aplikasi ini, nilai amplitudo
amplitudo (A), frekuensi (f), waktu/time (t), dan telah ditetapkan yaitu 5 dan nilai waktu juga telah
konstanta (k). Pada aplikasi ini, nilai amplitudo telah ditetapkan yaitu 0 hingga 1. User melakukan input nilai
ditetapkan yaitu 5 dan nilai waktu juga telah ditetapkan frekuensi yang nantinya akan menentukan jumlah sinyal
yaitu 0 hingga 1. User melakukan input nilai frekuensi sinusoidal yang ditampilkan dalam sistem LTI.
yang nantinya akan menentukan jumlah sinyal 3. Pada Proses Reversal, dilakukan pengolahan dasar
sinusoidal yang ditampilkan dalam sistem LTI. Selain sinyal yaitu pengolahan reversal pada sinyal sinusoidal
itu user juga melakukan input nilai konstanta yang yang telah diinputkan. Dengan formula -(A * sin 2πft),
merupakan bilangan positif atau negatif yang akan sinyal sinusoidal akan dilakukan mirroring/permbalikan
mempengaruhi sinyal. terhadapn nilai 0.
3. Pada Proses Shifting, dilakukan pengolahan dasar sinyal 4. Pada Output, sistem LTI akan menampilkan hasil
yaitu pengolahan shifting pada sinyal sinusoidal yang pembalikan sinyal sinusoidal setelah proses reversal.
telah diinputkan. Dengan formula (A * sin 2πft) + k,
sinyal sinusoidal akan diperlambat atau dipercepat 4. Implementasi dan Analisa Program Pengolahan Sinyal
sesuai konstanta yang diinputkan. pada Android Device
4. Pada Output, sistem LTI akan menampilkan hasil
pergeseran sinyal sinusoidal setelah proses shifting. 4.1 Implementasi Program Pengolahan Sinyal
4.1.1 Implementasi Interface Awal Aplikasi

Ketika aplikasi pertama kali dijalankan akan tampil interface


awal aplikasi berisi nama aplikasi, ikon bantuan dan dua menu
utama yaitu menu Shifting dan Reversal.

5
4.1.4 Implementasi Menu Bantuan Operasi
Shifting

Ketika ikon Help pada menu Operasi Shifting ditekan maka


akan tampil interface menu bantuan yang berisi abstraksi operasi
shifting.

4.1.5 Implementasi Menu Reversal

Ketika menu Reversal dipilih maka akan tampil interface


yang berisi ikon bantuan, frekuensi, button Reverse dan tampilan
sistem LTI. Sama seperti pada menu Shifting, user yang ingin
melakukan operasi reversal pada sinyal juga dapat menginputkan
nilai frekuensi. Nilai frekuensi tersebut selanjutnya oleh program
juga ditampilkan dalam bentuk sinyal sinusoidal pada sistem LTI.
User dapat menekan button Reverse untuk mendapatkan respon
sinyal setelah di-reverse kemudian dapat menekan button
Gambar 13 Implementasi Interface Awal Aplikasi Normalize untuk mengembalikan sinyal seperti keadaan semula.
4.1.2 Implementasi Menu Bantuan
Ketika ikon Help ditekan maka akan tampil interface menu
bantuan yang berisi abstraksi singkat program.

Gambar 16 Implementasi Menu Reversal


Gambar 14 Implementasi Menu Bantuan
4.1.6 Implementasi Menu Bantuan Operasi
Reversal
4.1.3 Implementasi Menu Shifting
Ketika button menu Shifting ditekan maka akan tampil
Ketika ikon Help pada menu Operasi Reversal ditekan maka
interface yang berisi ikon bantuan, frekuensi, konstanta dan
akan tampil interface menu bantuan yang berisi abstraksi operasi
tampilan sistem LTI. User yang ingin melakukan operasi shifting
reversal.
pada sinyal dapat menginputkan nilai frekuensi. Nilai frekuensi
4.2 Analisa Sampling Sinyal Input pada Program
tersebut selanjutnya oleh program ditampilkan dalam bentuk sinyal
Pada sub bab ini dipaparkan sinyal yang di-sampling dengan
sinusoidal pada sistem LTI. Setelah itu, user menginputkan nilai
beberapa frekuensi sampling.
konstanta kemudian secara otomatis sinyal akan mengalami
pergeseran pada sistem LTI sejauh nilai konstanta tersebut.
• Sinyal dengan frekuesi sampling 5 Hz
Frequency Time
Frequency Amplitude sampling sampling

5 5 5 1⁄5

Gambar 15 Implementasi Menu Shifting

6
Sinyal input yang digunakan berfrekuensi 5 Hz dengan ≥ 2 fmax. Seperti yang dijelaskan pada teori sampling bahwa
amplitudo 5 V, kemudian digunakan frekuensi sampling yaitu 5 Hz frekuensi maksimum merupakan 10 kali frekuensi input, dalam
sehingga time sampling adalah 1/5 atau 0,2 s. Dapat dilihat pada kasus ini frekuensi input yang digunakan adalah 5 Hz dengan
tabel, sinyal hasil sampling tersebut membentuk garis lurus hal ini demikian frekuensi maksimumnya adalah 50 Hz. Maka fs yang
terjadi karena sinyal dicuplik hanya setiap 0,2 s sehingga hanya diperbolehkan Nyquist untuk frekuensi input 5 Hz adalah 2x50 Hz
menghasilkan 5 sampling atau dapat dinyatakan bahwa frekuensi = 100 Hz.
sampling yang digunakan tidak tepat karena jauh di bawah dari
syarat Nyquist. Syarat Nyquist yaitu fs ≥ 2 fmax sedangkan
• Sinyal dengan frekuensi sampling 400 Hz
frekuensi sampling yang digunakan sama dengan frekuensi input
yaitu 5 Hz (fs=f).
Frequency Time
• Sinyal dengan frekuensi sampling 10 Hz Frequency Amplitude sampling sampling
Frequency Time
Frequency Amplitude sampling sampling 5 5 400 1⁄400

5 5 10 1⁄10

Sinyal input yang digunakan berfrekuensi 5 Hz dengan


amplitudo 5 V, kemudian digunakan frekuensi sampling sebesar 10
Hz sehingga time sampling adalah 1/10 atau 0,1 s. Dapat dilihat Sinyal input yang digunakan berfrekuensi 5 Hz dengan
pada tabel, sinyal hasil sampling tersebut membentuk garis lurus amplitudo 5 V, kemudian digunakan frekuensi sampling sebesar
hal ini terjadi karena sinyal dicuplik hanya setiap 0,1 s sehingga 400 Hz sehingga time sampling adalah 1/400 atau 0,04 s. Gambar
hanya menghasilkan 10 sampling atau dapat dinyatakan bahwa pada tabel menunjukkan sinyal yang dicuplik setiap 0,04 s
frekuensi sampling yang digunakan tidak tepat karena jauh di sehingga menghasilkan 400 sampling. Dengan frekuensi sampling
bawah dari syarat Nyquist. Syarat Nyquist yaitu fs ≥ 2 fmax yang besar dan berdekatan maka dapat terjadi tumpang tindih
sedangkan frekuensi sampling yang digunakan adalah 2 kali (overlap) antar sampling yang membuat beberapa informasi
frekuensi input (fs=2 f), bukan frekuensi maksimum input. terlewat diproses sehingga menyebabkan sinyal tidak sempurna.
• Sinyal dengan frekuensi sampling 100 Hz
4.3 Analisa Program Pengolahan Sinyal

Pada sub bab ini dipaparkan hasil sinkronisasi data input,


Frequency Time proses dan output yang terjadi pada masing-masing operasi sinyal
Frequency Amplitude sampling sampling shifting dan reversal.

4.3.1 Menu Shifting


5 5 100 1⁄100
Berikut adalah data hasil operasi shifting pada sinyal
frekuensi 2 Hz kondisi normal dan dipercepat 7 satuan waktu pada
program Operasi Dasar Sinyal.

Sinyal input yang digunakan berfrekuensi 5 Hz dengan


amplitudo 5 V, kemudian digunakan frekuensi sampling sebesar
100 Hz sehingga time sampling adalah 1/100 atau 0,01 s. Dapat
dilihat pada tabel, sinyal hasil sampling tersebut tidak mengalami
aliasing hal ini terjadi karena sinyal dicuplik setiap 0,01 s dan
menghasilkan 100 sampling atau dapat dinyatakan bahwa frekuensi
sampling yang digunakan tepat, memenuhi syarat Nyquist yaitu fs
7
sinyal yaitu garis lurus dikarenakan sampling yang sedikit
terjadi pelebaran frekuensi.
2. Pada frekuensi input 5 Hz dengan sampling 100 Hz
menunjukkan bentuk sinyal sinusoidal yang paling baik untuk
frekuensi input 5 Hz karena sesuai syarat Nyquist yaitu fs ≥ 2
fmax, dimana berdasarkan teori LPF sampling berlaku fmax
= 10 x f sehingga fmax untuk frekuensi input 5 Hz adalah
sebesar 50 Hz.
3. Dari hasil analisa sampling sinyal input untuk frekuensi 5 Hz
diperoleh kesimpulan bahwa jika frekuensi sampling yang
digunakan lebih tinggi dari syarat minimal Nyquist yaitu
dalam penelitian ini 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz dan 600 Hz
maka akan terjadi overlap antar sampling.
4. Dari hasil analisa program Operasi Dasar sinyal dengan
operasi shifting untuk frekuensi 2 Hz yang ditampilkan saat t
bernilai 0 hingga 1, dapat disimpulkan bahwa jika sinyal
tersebut dijumlahkan dengan bilangan positif dalam penilitian
ini 7 maka sinyal tersebut akan bergeser kekiri atau
mengalami percepatan sebanyak 7 satuan waktu sehingga
sinyal ditampilkan saat t bernilai -7 hingga -6. Sedangkan jika
sinyal berfrekuensi 2 Hz tersebut dijumlahkan dengan
Pada sinyal 2 Hz kondisi normal (tanpa input konstanta) di atas,
bilangan negatif dalam penelitian ini -7 maka sinyal tersebut
sinyal pada sistem LTI ditampilkan pada saat nilai t 0 hingga 1
akan bergeser kekanan atau mengalami perlambatan sebanyak
sedangkan pada sinyal kedua yaitu sinyal 2 Hz dengan
7 satuan waktu sehingga sinyal ditampilkan saat t bernilai 6
penjumlahan konstanta (dipercepat) 7 satuan waktu pada sistem
hingga 7.
LTI sehingga sinyal tersebut ditampilkan pada saat nilai t -7 hingga
5. Dari hasil analisa program Operasi Dasar sinyal dengan
-6.
operasi reversal untuk frekuensi 2 Hz yang pada kondisi
normal ditampilkan saat t bernilai 0 hingga 1, dapat
4.3.2 Menu Reversal
disimpulkan bahwa jika dilakukan pembalikan/reverse pada
sinyal tersebut maka sinyal akan ditampilkan saat t bernilai -1
Berikut adalah data bentuk sampel sinyal 2 Hz hasil program
hingga 0.
Operasi Dasar Sinyal yang dilakukan dengan operasi reversal.
6. Program Operasi Dasar Sinyal mempermudah user untuk
melakukan operasi dasar shifting dan reversal pada sinyal
dengan perangkat mobile Android. Prinsip kerja dari program
ini yaitu mengolah sinyal dengan operasi shifting atau
reversal dengan menginput jumlah frekuensi yang diinginkan
dan dengan waktu yang singkat program ini menampilkan
hasil respon sistem sesuai dengan input.

5.2 Saran

Program Operasi Dasar Sinyal merupakan program


pengolahan sinyal yang menerima input frekuensi non-realtime,
pengembangan lebih lanjut dapat ditambahkan fitur penerimaan
input frekuensi secara realtime sehingga dapat bermanfaat untuk
aplikasi sejenis radar.

Daftar Pustaka

Diktat Pengolahan Sinyal – Politeknik Jambi


Safaat. 2010. Android : Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone
dan Tablet PC. Bandung: Informatika
Tanudjaja, Harlianto. 2007. Pengolahan Sinyal Digital dan Sistem
Pemrosesan Sinyal. Yogyakarta: ANDI
Pada sinyal 2 Hz kondisi normal di atas, sinyal pada sistem LTI Intel Hardware Accelerated Execution Manager (Intel HAXM).
ditampilkan pada saat nilai t 0 hingga 1 sedangkan pada sinyal Diakses dari http://software.intel.com/en-us/articles/intel-
kedua yaitu sinyal 2 Hz yg sudah dilakukan operasi reversal atau hardware-31 (13 Mei 2015)
pembalikan terhadap nilai 0 sinyal tersebut ditampilkan pada saat Modul Praktikum Digital Signal Processing. Diakses dari
nilai t -1 hingga 0 pada sistem LTI. http://repository.ubaya.ac.id (6 November 2014)
Sinyal Waktu. Diakses dari
5. Kesimpulan dan Saran http://lecturer.eepis-
its.edu/~ira/materi/pengolahan%20sinyal%20digital/PSD-2
5.1 Kesimpulan (28 Oktober 2014)
Setelah melakukan perancangan, implementasi serta studi The Smartphone Revolution. Diakses dari
terhadap program pengolahan sinyal Operasi Dasar Sinyal pada http://thinkwithgoogle.co.uk (15 November 2014)
Android device dapat disimpulkan bahwa: Jurnal Proyek Akhir Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi
1. Dari hasil analisa sampling sinyal input untuk frekuensi 5 Hz Dosen Politeknik Telkom pada Smartphone berbasis
diperoleh kesimpulan bahwa jika frekuensi sampling yang Android – Politeknik Telkom Bandung
digunakan lebih rendah dari syarat minimal Nyquist yaitu
dalam penelitian ini 5 Hz, 10 Hz menunjukkan pegaliasan
8

Anda mungkin juga menyukai