Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BUKU POP UP TIGA

DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPESENTASI MATEMATIS


PADA MATERI BANGUN RUANG
BAB I
PENDAHULUAN
1. Garis besar latar belakang
 Matematika secara umum
 Kemampuan siswa resepretasi dalam pebelajaran matematika masih rendah
 Materi Bangun ruang
 Kemampuan siswa belajar pada materi bangun ruang
 Masalah
 Rumusan masalah
 Faktor munculnya permasalahan (siswa sulit membayangkan/representasi)
 Solusi permasalahan mengembangkan media pembelajaran buku pop up tiga
dimensi materi bangun ruang
 Alasan menggunakan penembangan buku pop up 3 d berdasarkan teori
 Pemasaran dan menawarkan produk
Mengukur representasi matematis
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Media Pembelajaran
1.Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut (Arsyad, 2011) adalah media yang membawa pesan-
pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran. Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak maupun dalam bentuk
aktivitas sehingga pembelajaran dapat terjadi. Media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Sedangkan menurut Munadi (2008:7) Pengertian media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Menurut Miarso (2004) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar”.
Menurut beberapa pendapat ahli diatas bahwa media pembelajaran dapat
diartikan sebagai alat atau sarana atau perantara yang digunakan dalam proses
interaksi menyampaikan dan menyalurkan pesan yang berlangsung antara guru dan
siswa untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai fungsi yang cukup berarti dalam proses pembelajaran
yang dikemukakan oleh Rowntree dalam Rohani (1997: 7-8). Media pembelajaran
berfungsi :
1. Membangkitkan motivasi belajar
2. Mengulang apa yang telah dipelajari
3. Menyediakan stimulus belajar
4. Mengaktifkan respon peserta didik
5. Memberibalikan dengan segera
6. Menggalakkan latihan yang serasi

Sementara itu menurut Rohani (1997: 9-10) fungsi media pembelajaran adalah :
a. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
b. Memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar
mengajar.
c. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belar mengajar.
d. Mendorong motivasi belajar.
e. meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menyampaikannya.
f. Menambah variasi dalam penyajian materi.
g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diberikan guru, serta
membuka cakrawala yang lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif.
h. Memungkinkan peserta didik memilih kegiatan belajar sesuai dengan
kemampuan bakat dan minatnya
i. Mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru,
peserta didik serta peserta didik dengan lingkungannya
j. Mencegah terjadinya verbalisme
k. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
l. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat, dapat menimbulkan
semangat, yang lesu menjadi bergairah, pelajaran yang berlangsung menjadi
lebih hidup
3.Macam Macam Media Pembelajaran
Menurut Sadiman,(2008:28) Kalisifikasi dan pengelompokan media pembelajaran
menjadi seperti beriku:
 Media Grafis (media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,
grafik, kartun, poster, peta, dan globe.
 Media Audio yang berkaitan dengan indera pendengaran (radio, alat perekam piata
magnetik, piringan laboratorium bahasa).
 Media Proyeksi Diam (film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media
transparan, film, televisi, video).

Ada beberapa pendapat tentang pengelompokan media pembelajaran, antara


lain menurut Arif, dkk (1986), Gerlach, dkk (1980), Raharjo (1984), dan Wittich dan
Schuller (1979). Dalam perkuliahan ini dipilih pengelompokan yang lazim dipakai
dalam pembelajaran.

1. Media Grafis

 Merupakan media visul

 Difokuskan pada indera penglihatan

 Menyajikan symbol-simbol komunikasi visual

 Fungsi (umum): menyalurkan pesan

 Fungsi (khusus) :

o Menarik perhatian
o Memperjelas sajian ide

o Mengilustrasikan atau menghiasi fakta (agar tak terabaikan atau


terlupakan)

2. Media Audio

 Difokuskan pada indera pendengaran

 Fungsi (umum): menyajikan pesan

 Pesan disajikan dalam bentuk simbol-simbol auditif, verbal ataupun non


verbal

3. Media Proyeksi Diam

 Merupakan media visual

 Difokuskan pada indera penglihatan

 Fungsi (umum): menyajikan pesan

 Pesan disajikan dalam bentuk simbol-simbol visual (dan auditif),atau


dapat serupa bahan-bahan grafis

 Media ini harus diproyeksikan dengan peralatan (proyektor)

4. Media Proyeksi Bergerak

 Merupakan media visual (audio-visual)

 Difokuskan pada indera penglihatan (penglihatan-pendengaran)

 Fungsi (umum): menyajikan pesan

 Pesan disajikan dalam bentuk simbol-komunikasi visual (dan audio)

 Media ini harus diproyeksikan

5. media Tiga Dimensi: Benda, Model, dan Demonstrasi

6. Permainan, Simulasi, dan Dramatisasi Informal


4.Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru
dan siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal. Namun demikian,
secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton
(1985), yaitu :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu
hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan
kepada siswa secara seragam.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan
dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses
atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan
lengkap.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan
siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin
akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa.
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk
menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu,
jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan
utuh.
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan
guru.
7. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Dan hal ini
dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pegetahuan dan
proses pencarian ilmu.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

Dengan media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan


mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian
lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan dan
sebagainya.
a. Representasi Matematis

Menurut NCTM (dalam Teacher Professional Development and Classroom Resaurces


Across the Curriculum), representasi membantu menggambarkan, menjelaskan, atau
memperluas ide matematika dengan berfokus pada fitur-fitur pentingnya. Representasi
meliputi simbol, persamaan, kata-kata, gambar, table, grafik, objek manipulatif, dan
tindakan serta mental, cara internal berpikir tentang ide matematika. Representasi adalah
alat berpikir yang kuat, namun bagi banyak siswa, kekuatan ini tidak dapat diakses kecuali
mereka menerima bimbingan terarah dalam mengembangkan repertoar mereka.
Kemampuan representasi matematis sangat diperlukan karena representasi merupakan cara
yang digunakan siswa untuk mengomunikasikan ide, gagasan atau jawaban dari suatu
permasalahan.
Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli berkenaan tentang
representasi, salah satunya Pape dan Tchoshanov (Luitel, 2001) mengemukakan bahwa
terdapat empat gagasan yang digunakan dalam memahami konsep representasi, pertama
representasi dapat dipandang sebgai abstraksi internal dari ide-ide matematis atau skemata
kognitif yang dibangun oleh siswa melalui pengalaman, kedua sebagai sajian secara
struktural melalui gambar, simbol ataupun lambang, dan yang terakhir sebagai
pengetahuan tentang sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain.
Menurut (Jones & Knuth, 1991) representasi adalah model atau bentuk pengganti dari
suatu situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk
menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,
gambar, kata-kata, atau simbol matematika.
Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana satu hal mewakili
hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan tertentu, dan yang kedua oleh subjek
atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantian suatu
obyek, penginterpretasian pikiran tentang pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek,
yang diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi (Parmentier dalam Syarifah
Fadillah). Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk
mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematik yang bersangkutan (Cai, Lane, &
Jacabcsin dalam Syarifah Fadillah).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa representasi adalah ungkapan-
ungkapan dari ide matematika yang ditampilkan siswa sebagai model atau bentuk
pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah
yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya. Suatu masalah dapat
direpresentasikan melalui gambar, kata-kata (verbal), tabel, benda konkrit, atau simbol
matematika. Jenis-jenis representasi akan dibicarakan lebih lanjut di bagian lain dari tulisan
ini.
Standar kemampuan representasi matematis yang ditetapkan oleh National Council of
Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) untuk program pembelajaran dari pra-taman
kanak-kanak sampai kelas 12 adalah sebagai berikut:
a. membuat dan menggunakan representasi untuk mengatur, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide-ide matematika,
b. memilih, menerapkan, dan menterjemahkan antar representasi matematika untuk
memecahkan masalah,
c. menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan fenomena
fisik, sosial, dan matematika.
Representasi merupakan salah satu penunjang terbentuknya kemampuan matematis.
Representasi juga dapat membuat siswa mengkomunikasikan informasi kepada guru
tentang bagaimana cara berpikir siswa mengenai suatu konteks atau ide-ide matematika.
Guru harus dapat menemukan cara mengembangkan kemampuan representasi siswa dalam
pembelajaran matematika.
Representasi dibagi menjadi beberapa jenis, hiebert dan carpenter (Hudojo, 2002)
mengemukakan bahwa pada dasarnya representasi dapat dinyatakan sebagai internal dan
eksternal. Berpikir tentang ide matematis yang kemudian dikomunikasikan memerlukan
representasi eksternal wujudnya antara lain: verbal, gambar, dan benda konkret. Berpikir
tenang ide matematis yang memungkinkan pikran seseorang bekerja atas dasar ide tersebut
merupakan representasi internal.
Bentuk-bentuk oprasional yang mmenggambarkan representasi eksternal mateatis
dapat dirinci dalam tabel berikut (Amri, 2009)
NO Representasi Bentuk-bentuk oprasional
1. Visual, berupa: Diagram, 1. Menyajikan kembali data atau informasi dari
grafik, tabel dan gambar. suatu representasi ke representasi diagram,
grafik, atau tabel
2. Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah.
3. Membuat gambar pola-pola geometri untuk
memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaian.
2. Persamaan atau ekspresi 1. Membuat persamaan atau model matematik
matematis dari representasi lain yag diberikan
2. Membuat konjektur dari pola suatu bilangan
3. Penyelesaian masalah dengan melibatkan
ekspresi matematik
3. Kata-kata atau teks tertulis 1. Membuat situasi masalah berdasarkan data
atau representasi yang diberikan
2. Menulis interpretasi dari suatu representasi
3. Menulis langkah-lankah penyelesaian masalah
matematik dengan kata-kata
4. Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan.
5. Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis.

B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis

DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-media-pembelajaran/
https://www.kompasiana.com/ikpj/54ff4282a33311f34c50f872/media-pembelajaran-
arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya?page=all
https://www.haruspintar.com/jenis-jenis-media-pembelajaran/
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/01/makalah-representasi-matematis.html

Anda mungkin juga menyukai