Standar Profesi adalah batasan (pengetahuan, keterampilan dan afektif) minimal yang harus
dikuasai oleh seorang individu,untuk dapat melakukan kegiatan dalam masyarakat secara
mandiri,yang ditetapkan oleh organisasi profesi (UU No.29 Tahun 2004 pasal 50).
Standar profesi meliputi standar pelayanan, standar kompetensi, standar pendidikan/pelatihan
dan Kode Etik. Standar pelayanan meliputi Standar Operating Procedure (SOP) termasuk
pembinaan dan pemantauannya. Sedangkan standar pendidikan meliputi kurikulum termasuk
pembinaan dan pemantauannya.
A.Standar Pelayanan
Kebutuhan pasar atau market signal terhadap para lulusan diasumsikan untuk memenuhi
standar pelayanan yang telah ditentukan oleh Departemen Kesehatan. Sehubungan dengan
Standar Pelayanan Epidemiologi telah dihasilkan TUGAS POKOK DAN RINCIAN
KEGIATAN TENAGAJABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI oleh Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
RI,dimana tertulis bahwa tenaga terampil dan tenaga ahli dari jabatan fungsional
Epidemiolog Kesehatan dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Dalam satu pertemuan yang dilakukan oleh PAEI, atas dasar keilmuan epidemiologi, tugas
pokok dan rincian kegiatan tenaga jabatan fungsional epidemiologi tersebut di atas, maka
telah ditetapkan Profil Lulusan dari program Studi Profesi Epidemiolog Kesehatan yaitu
mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai berikut:
1.Melakukan identifikasi dan pemecahan masalah
2.Merencanakan, melaksanakan dan menilai sistem surveilans
3.Merencanakan dan melaksanakan kewaspadaan dini dan melakukan penyelidikan Kejadian
Luar Biasa (KLB) atau wabah
B.Standar Kompetensi
Masing-masing peran dari Lulusan Program Studi Profesi Epidemiolog Kesehatan dijabarkan
menjadi Fungsi, lalu Fungsi dijabarkan menjadi Kompetensi sebagai berikut:
1.Peran untuk mengidentifikasi dan Memecahkan Masalah Kesehatan
Dalam peran ini Epidemiolog Kesehatan mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.Fungsi 1 yaitu mengidentifikasi masalah kesehatan khususnya penyakit. Kompetensi yang
harus dimiliki:
1)Mampu menggunakan beberapa indicator atau unsure untuk menilai sistem surveilans
2)Mampu menilai kualitas dan akurasi data dari surveilans yang bersangkutan
c.Fungsi 3, yaitu memastikan diagnosis penyakit dan penetapan KLBKompetensi yang harus
dimiliki:
1)Mampu melaksanakan diagnosis penyakit atau merujuk untuk diagnosispenyakit
2)Mampu menentukan adanya KLB
1)Mampu mengkaji sistem surveilans dari penyakit yang bersangkutan yang ada kaitannya
dengan kejadian KLB
3)Mampu memberikan rekomendasi dalam rangka merubah respon orang terhadap penyakit
b.Fungsi2, yaitu menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang surveilans
yang perlu diintervensi.Kompetensi yang harus dimiliki:
1)Mampu memahamai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang mungkin berguna
supayaberparisipasi dalam surveilans
2)Mampu menentukan alternatif bentuk intervensi supaya pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dapat diarahkan supaya berpartisipasi dalam surveilans
c.Fungsi 3, yaitu merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang dapat diarahkan supaya berpartisipasi dalam surveilans.Kompetensi yang
harus dimiliki:
1)Mampu memilih bentuk intervensi yang tepat
2)Mampu merancang bentuk intervensi yangadekuat
a.Fungsi 1, yaitu mempersiapkan materi yang merupakan data menjadi informasi dan
informasi menjadi bukti yang dapat diterima oleh pengambil keputusan di tingkat Kabpaten
(Bupati, DPRD dan Lintas Sektor). Kompetensi yang harus dimiliki adalah mampu membuat
presentasi argumentasi yang credible, relevant, urgentdan prioritas tinggi