Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH : Teknologi dan Produksi Benih

MAKALAH
PENYIMPANAN BENIH

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:

ADI MUHAMMAD RUSLI : 1702406098


EVI FANIA SANDERAN : 1702416108
IMA KARTIKA SARI : 1702406127
MIJAYANTO : 1702406024
MUHAMMAD YASIN : 1702406090
VIDIA SESENAMBO : 1702406085

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2019

2
Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga saya berhasil
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya dengan materi yang membahas
tentang“PENYIMPANAN BENIH”.
Kami menyadari adanya kekurangan dalam penyelesaian Makalah ini.
Namun kami masih membutuhkan bimbingan, dan sesungguhnya kesempurnaan
hanyalah milik Tuhan. Maka dari itu kami memohon maaf dan mengharap
kemakluman bila ada kekurangan dalam penyelesaian Makalah kami ini. Terima
kasih.

Palopo,15 mei 2019

penyusun

i
DAFTAR IS
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
BAB II Pembahasan .......................................................................................
2.1 Pengertian Penyimpanan Benih ..................................................... 3
2.2 Syarat-syarat Penyimpanan Benih ................................................. 3
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyimpanan Benih ............... 5
2.4 Syarat-syarat Benih ........................................................................ 7
2.5 Pengemasan benih .......................................................................... 8
2.6 Jenis-jenis kemasan benih .............................................................. 9
BAB III Penutup ............................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................... 11
Daftar Pusataka .............................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penentu
keberhasilan usaha tani. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk
bermutu tinggi sebab benih harus menghasilkan tanaman yang berproduksi
maksimum dengan sarana teknologi yang maju. Petani sering mengalami
kerugian yang tidak sedikit baik biaya maupun waktunya akibat
penggunaan benih yang jelek mutunya.
Dalam budidaya tanaman seringkali ditemui keadaan dimana
kebutuhan benih dengan ketersediaan benih tidak selalu sama. Seringkali
ketersediaan benih lebooh besar daripada kebutuhan benih dilapangan
karena setelah dipanen, benih biasanya tidak langsung ditanam melainkan
harus menunggu saat tanam selama beberapa waktu. Selain ituu benih
seringkali harus diangkut dari suatu tempat ketempat lain dengan
menempuh jarak yang cukup jauh maka perlu dilakukan penyimpanan
benih agar benih yang belum digunakan sekarang bisa digunakan pada saat
dibutuhkan. Oleh karena itu, dalam makalaah ini akan dibahas
mengenai cara penyimpanan benih yang baik agar kualitas benih tetap
baik.
Kondisi penyimpanan sangat mempengaruhi viabilitas dan vigor
benih. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan
benih, yaitu kadar air, kelembaban dan suhu ruang. Suhu ruang simpan
berperan dalam mempertahankan viabilitas dan vigor benih selama
penyimpanan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat disbanding
suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut, viabilitas benih dapat dipertahankan
lebih lama. Kadar air yang aman untuk penyimpanan benih kedelai dalam
suhu kamar selama 6 10 bulan adalah tidak lebih dari 11%. Menurut
Harrington (1972), masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih
makin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih.
Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko
terserang cendawan.

1
1.2 Rumusan masalah
 Bagaimana cara penyimpanan benih yang baik?
 Ada manfaat penyimpanan benih?
 Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi benih?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu; untuk mengetahui cara
penyimpanan benih yang baik, mengetahui tempat yang sesuai untuk
penyimpanan benih,mengetahui lama penyimpanan terhadap kualitas benih.
Serta pengemasan yang baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyimpanan Benih


Penyimpanan benih adalah mengkondisikan benih pada suhu dan
kelembaban optimum untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya.
Tujuan dari penyimpanan benih adalah untuk mengawetkan cadangan makanan
tanaman bernilai ekonomis dari satu musim ke musim berikutnya.
Tujuan penyimpanan benih menurut Kuswanto (2003) adalah untuk
mendukung kegiatan produksi tanaman dalam menyediakan benih bermutu
sebelum datang musim tanam. Lamanya daya simpan benih dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu genetik dari tanaman induk, kondisi lingkungan simpan,
keadaan fisik maupun fisiologis benih (kalingga, 2011)
Penyimpanan benih merupakan salah satu penanganan pascapanen kedelai
yang penting dari keseluruhan teknologi benih dalam memelihara kualitas atau
mutu. Menurut Harnowo et al. (1992), benih kedelai relatif tidak tahan
disimpan lama, sehingga penyimpanan berpengaruh terhadap mutu fisiologis
dari benih kedelai. Penyediaan benih dari dan untuk petani bagi 9 musim
tanam berikutnya sering harus mengalami penyimpanan terlebih dahulu,
sehingga upaya merekayasa penyimpanan benih untuk memperoleh benih
kedelai bermutu sangat diperlukan.
Oleh karena itu, perlu teknologi penyimpanan yang baik agar vigor dan
viabilitas benih tetap tinggi pada saat tanam sehingga diperoleh pertumbuhan
dan hasil yang baik. Faktor yang mempengaruhi daya simpan benih adalah
vigor awal sebelum simpan dan faktor enforced. Vigor awal simpan terdiri dari
faktor innate (faktor genetik) dan faktor induce (lingkungan di lapangan).
Faktor enforced adalah lingkungan simpan (biotik dan abiotik).
2.2 Syarat-syarat penyimpanan Benih
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan benih,
yaitu kadar air, kelembaban dan suhu ruang. Suhu ruang penyimpanan sangat
berperan dalam mempertahankan viabilitas dan vigor benih selama penyimpanan.
Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat disbanding suhu tinggi.
Syarat-syarat yang harus diprhatikan dalam penyimpanan benih antara lain;

3
1) Genetik
Penyimpanan benih memerlukan informasi mengenai identitas dari benih
tersebut.Ketahanan benih untuk disimpan beragam tergantung jenis ,cara
dan tempat penyimpanan benih. Lamanya daya simpan sangat tergantung
kepada sifat yang diwariskan dari induk ke turunannya.
2) Tempat penyimpanan benih
Berikut contoh tempat penyimpanan benih:

Beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari ruang simpan adalah;
a) Insulasi, yaitu penahanan aliran panas udara.
b) Ruang harus kedap air dan uap air, atap dan dinding ruanganpun harus
rapat sehingga percikan-percikan air tidak menetes dan uap air tidak
menerobos masuk ke ruangan.
c) Wadah penyimpanan,
kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas
dari wadah yang digunakan karena dapat
menunjang keberhasilan dalam
penyimpanan benih.

3) Suhu
Suhu udara dapat mempengaruhi proses biokimia maupun organisme
lainnya untuk aktif. Pada kondisi demikian dapat mengakibatkan kerja
enzim yang terkandung didalam benih dalam fase istirahat,sehingga
dengan demikian enzim yang terdapat didalam benih,serangga,bakteri
maupun jamur tidak aktif. Maka dari itu suhu salah satu syarat dalam
penyimpanan benih untuk menjaga tempat penyimpanan dengan
menggunakan alat bantu yaitu refrigerator.

4
4) Kadar air
Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan proses pembusukan benih.Hal
ini disebabkan air yang terlalu tinggi dapat merangsang untuk aktifnya
enzim yang terdapat didalam benih, sehingga dapat mengakibatkan
pembusukan yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri.
5) Tekanan oksigen
Oksigen diperlukan benih untuk proses respirasi. Benih-benih yang
disimpan sebaiknya dibeerikan tekanan yang cukup untuk
mempertahankan viabilitas benih.
6) Cahaya
Jenis benih yang memiliki tipe ortodoks tidak dapat dipengaruhi oleh
cahaya pada saat pentimpanan. Karena cahaya yang diterima oleh benih
akan merangsang benih untuk berkecambah.
7) Lama penyimpanan
Berapa lama benih dapat disimpan sangat bergantung pada kondisi benih
dan lingkungannya sendiri.
8) Kemasan, pengemasan bertujuan untuk mempeertahankan kualitas benih
selama dalam penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap
terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyimpanan Benih
Untuk melakukan penyimpangan benih, tidak bisa dilakukan sembarangan
saja melainkan adanya faktor-faktor penyimpangan benih yang perlu di
ketahui.Faktor-faktor penyimpanan benih tersebut diantaranya; mengetahui
jenis dari benih tersebut dan lingkungan tempat penyimpanan benih.
Faktor yang mempengaruhi daya simpan benih adalah vigor awal sebelum
simpan dan faktor enforced. Vigor awal simpan terdiri dari faktor innate (faktor
genetik) dan faktor induce (lingkungan di lapangan). Kondisi penyimpan
sangat mempengaruhi viabilitas dan vigor benih. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penyimpanan benih, yaitu kadar air, kelembaban dan suhu
ruang. Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas dan
vigor benih selama penyimpanan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat

5
disbanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut, viabilitas benih dapat
dipertahankan lebih lama.
Berikut Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam
penyimpanan:
1) Faktor dari dalam
a) Viabilitas awal dari benih
Agar memperoleh benih yang baik sebelum disimpan, maka biji
atau benih yang akan ditanam harus benar-benar masak dipohon dan
sudah mengalami kematangan fisiologis.
Pemilihan benih serta penyimpanan yang baik adalah cara untuk
mengurangi penurunan kualitas yang nantinya akan terjadi pada benih,
sehingga kekurangan pada viabilitas benih dapat diatasi semaksimal
mungkin.
b) Kandungan air benih
Benih yang sudah dipilih dan akan disimpan harus dipastikan
memiliki kandungan air yang cukup. Benih pada saat dipanen biasanya
memiliki kandungan air benih sekitar 16-20%. Kandungan air benih
yang tepat adalah sekitar 4-5 saja dari berat kering sebelum kemudian
disimpan pada tempat penyimpanan yang tertutup.
Ukuran tersebut sangat baik untuk memperpanjang viabilitasnya,
terutama pada suhu didalam laboratorium.
c) Jenis dan sifat benih
Sangat penting untuk mengetahui apakah benih yang telah dipilih
berasal dari benih tanaman daerah tropis, sedang atau dingin. Semua
keterangan tentang jenis dan sifat benih ini sangat penting untuk
mempertahankan viasbilitas benih, lama penyimpananpun harus
ditentukan sesuai dengan faktor benih yang akan disimpan.
2) Faktor dari luar
a) Suhu udara
Suhu udara yang terlalu tinggi saat penyimpanan tidak baik untuk
bibit tanaman dan dapat mengakibatkan kerusakan pada benih hal
tersebut dapat menyebabkan terjadinya penguapan zat air dalam benih,

6
sehingga akan membuat benih kehilanangan daya imbibisi dan
kemampuan untuk berkecambah.
b) Kelembaban
Bagi sebagian besar benih tanaman, kelembaban nisbi yang baik
adalah antara 50-60% dan temperatur yang baik antara 32-50 derajat F
(0-10 derajat F) Cukup baik untuk mempertahankan viabilitas benih
paling tidak untuk jangka waktu penyimpana selama setahun.
2.4 Syarat-syarat Benih
Umumnya benih dikatakan baik secara fisik apabila menunjukkan ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Benih bersih dari kotoran
Benih berstandar menghendaki tingkat kebersihan yang tinggi
terhadap benih tanaman lain, gulma, kotoran dari sisa-sisa bagian tanaman
lain, butiran tanah, pasir dan kerikil. Apabila benih bersih ini diproduksi
maka akan menunjukkan sifat-sifat yang sama dari kelompoknya.
2) Benih berisi atau bernas
Benih bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk
mengetahui secara pasti dari benih bernas dapat melalui penimbangan
benih. Jika ditimbang menunjukkan berat benih standar maka benih
tersebut baik, dapat juga melalui perendaman pada air, jika benih terendam
berarti benih bernas. Namun ada jenis benih tertentu walaupun terapung
benih tersebut tetap bernas.
Benih bernas biasanya berat, benih berat mengandung cadangan
makanan lebih banyak dibandingan dengan benih hampa, sehingga jika
disemai akan memberikan pertumbuhan kecambah lebih besar. Standar
yang digunakan untuk mengukur benih bernas adalah dengan menimbang
berat 1000 biji untuk benih-benih kecil, dan 100 biji untuk benih-benih
besar. Kemudian dari hasil penimbangan dibandingkan dengan standar
berat benih 1000 biji atau 100 biji yang dapat dilihat pada tabel benih.

7
3) Warna benih cerah
Warna benih dapat mengidentifikasikan kualitas suatu benih,
terutama untuk mengetahui lamanya benih disimpan dan tingkat kesehatan
benih dari penyakit.
Benih yang baik, menunjukkan warna kulit yang cerah atau terang
sesuai dengan warna aslinya. Benih yang disimpan dalam lingkungan yang
tidak terkendali dan yang terkontaminasi dengan patogen akan
memberikan warna yang lebih kusam atau tidak sesuai warna dasar
aslinya.
4) Ukuran benih normal dan seragam
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap
butir benih. Benih yang baik adalah benih yang memiliki ukuran normal,
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Selain ukuran normal, benih harus memiliki keseragaman dalam
ukuran. Benih berukuran normal dan seragam merupakan benih yang
berkualitas karena memiliki struktur embrio dan cadangan makanan yang
cukup sehingga dapat melanjutnya kehidupannya.
2.5 Pengemasan Benih
Pengemasan merupakan rangkaian akhir dari penanganan benih sebelum
benih disalurkan atau disimpan. Keggiatan ini dilakukan karena benih memiliki
perbedaan waktu panen, tempat panen dan penanaman. Interaksi antara benih
dengan lingkungan akan mempengaruhi tingkat deteriorasi (kerusakkan) benih.
Penyimpanan benih adalah mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban
optimum untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya (Suryanto, 2012).
Berikut contoh kemasan benih :

8
Tujuan dari penyimpanan benih adalah untuk mengawetkan cadangan makanan
tanaman bernilai ekonomis dari satu musim ke musim berikutnya.
1. Pengemasan dan pemberian label
a) Tujuan dan tipe pengemasan
Tujuan pengemasan antara lain;
 Mempertahankan kondisi lingkungan sekitar benih agar sesuai dengan
yang dikehendaki.
 Menghindari benih dari kontaminasi dan pencampuran dengan benih
lain
 Melindungi benih dari kerusakkan fisik,baik yang disebabkan oleh
kerusakan mekanik maupun serangan penyakit.
 Menjaga kehilangan benih dan mempertahankan perlakuan benih.
 Memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
 Sebagai media informasi dan iklan bagi benih didalam kemasan.
Beberapa bahan yang biasa digunakan sebagai pengemas benih
diantaranya karung goni,kain (blacu),kardus,kertas,polietilen (plastik),
aluminiun foil,kaca,dan bahan logam (kaleng). Penggunaan bahan kemasan
benih ditentukan oleh jenis benih dan penanganan selanjutnya.
b) Pemberian label kemasan
Pemberian label kemasan dapat berupa karton yang di tempelkan pada
karung kain atau karung goni, mencetak langsung ke wadahnya,atau
memberi huruf timbul pada tutup yang terbuat dari logam.
2.6 Jenis-jenis Pengemasan Benih
Jenis jenis kemasan benih antara lain;
1) Plastik,
merupakan jenis kemasan yang sangat
umum digunakan selain karena harganya
murah plastik juga kuat dan ringan sehingga
menjadi pilihan utama pengemasan produk.

9
2) Kertas,
kertas bisa digunakan untuk mengemas
bahan tertentu yang bersifat kering.

3) Gelas/botol kaca

gelas menjadi pilihan bahan kemasan yang mengandung sifat konsentrasi


asam dan tahan lama,namun jenis kemasan gelas ini tergolong mahal dan
sulit didaur ulang ataupun di uraikan tanah.
4) Kemasan logam

yang terdiri dari aluminium foil dan juga tetra pack.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyimpanan benih sangat penting bagi benih itu sendiri karena dengan
menyimpanya dapat mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban optimum
untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya. Lamanya penyimpanan benih
dapat mempengaruhi viabilitas benih,semakin lama penyimpanan maka
viabilitasnya akan semakin menurun. Ruangan serta wadah penyimpanan
mempengaruhi kualitas benih yang disimpan.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah kami susun, di harapkan masyarakat bisa
lebih memahami bagaimana penyimpanan benih yang baik dengan
memperhatikan syarat-syarat dalam penyimpanan benih, sehingga benih dapat
bertahan lama tanpa khawatir yang berlebih tentang kerusakan mutu dari benih
tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kalingga, M. (2011). Institut Pertanian Bogor. Pengaruh Media Simpan, Ruang


Simpan Dan Lama Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih , 82-87.

Suryanto, H. (2012). Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Pengaru Beberapa


Perlakuan Penyimpanan Terhadap Perkecambahan Benih Suren ,
27.

12

Anda mungkin juga menyukai