Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DAN
2
Gambar 4. Infiltrat Disciformis
3
Gambar 6. Lesi Nummuler
5. Punctata : Infiltrat berbentuk bercak putih kecil dan halus pada permukaan
kornea, bisa berada pada lapisan Epitel maupun Subepitel.
Opasitasnya kadang tak tampak secara langsung, lebih jelas bila
menggunakan slitlamp dan pemeriksaan fluoresensi. Biasanya
didapatkan pada Keratitis bakterial, virus dan fungal.
4
Gambar 8. Infiltrat Punctata
5
Gambar 10. Infiltrat Punctata
6
Gambar 11. Infiltrat Geographic
7
Untuk membantu mengarahkan diagnosis bisa menggunakan petunjuk :
8
Gambar 13. Contoh Keratitis Fungal
9
Tampak Infiltrat, edema stromal, hipopion, keratik presipitat, hypopion,
ulkus kornea dan desmetocele, sekret purulen
Khas pada Pseudomonas sp.: Ulkus Serpiginosus (Ulkus yang menjalar
dari perifer ke central)
10
Gambar 16. Keratitis Bakteri akibat Staphylococcus aureus
11
Gambar 17. Tampak Descemetocele pada keratitis ulseratif oleh infeksi
P.aeruginosa akibat penggunaan lensa kontak
Paling sering akibat infeksi Herpes Simplex Virus (HSV) dan Herpes
Zoster Virus (HZV) didaerah muka yang menjalar ke mata. Keratitis akibat infeksi
herpes simpleks terdapat dalam berbagai bentuk seperti : keratitis pungtata
superfilis, keratitis dendritic, keratitis profunda. Keratitis dendritic yang disebakan
oleh virus akan memberikan gambaran spesifik berupa infiltrate pada kornea
dengan bentuk seperti ranting pohon yang bercabang-cabang dengan memberikan
uji fluorescein positif nyata pada tempat percabangan. Sensibilitas kornea nyata
menurun diakibatkan karena ujung saraf ikut terkena infeksi virus herpes
simpleks. Infeksi ini biasanya bersifat reinfeksi endogen. Infeksi primer berjalan
tanpa gejala klinis atau sub klinis. Virus pada infeksi primer masuk melalui akson
saraf menuju ganglion dan menetap menjadi laten. Bila penderita mengalamin
penurunan daya tahan tubuh seperti demam maka akan terjadi rekurensi.Gejala
keratitis virus herpes simpleks sangat nyeri, fotopobia, lakrimasi dan edema
palpebral. Bentuk keratitis virus herpes simpleks dibedakan berdasarkan lokasi
12
lesi pada lapisan kornea. Keratitis dendritic mempunyai khas lesi epitel yang
bercabang, sensitifitas kornea menurun dan dapat berkembang menjadi keratitis
stromal. Keratitis stromal ini mempunyai epitel yang intak, pada pemerikasaan
slitlamp menunjukkan infiltrate kornea disirformis sentral. Sedangkan keratitis
endothelium terjadi karena virus herpes simpleks terdapat pada humor aquos yang
menyebabkan pembengkakan sel endotel. Dan sindrom nekrosis retinal akut
mengenai bola mata bagian posterior yang terlibat pada pasien
immunocompromissed.
Untuk membantu mengarahkan diagnosis bisa menggunakan petunjuk :
GG
13
Gambar 18. Contoh lesi dendritik pada infeksi Herpes Simplex akut
dengan fluoresensi
Daftar Pustaka
14
Ilyas S. Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak. Dalam : Ilyas
S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2008.
H 147-78
EyeRound.org. http://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/cornea.htm
(accessed September 5th 2013)
Wahyuni,Ningrum.2009.http://ningrumwahyuni.wordpress.com/dendrtitic
_ulcer (accessed September 5th 2013)
15