Makalah NCP Preklamsia 9
Makalah NCP Preklamsia 9
DISUSUN OLEH :
P01031216025
JURUSAN GIZI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas berkat dan
rahmat-Nya yang besar , kami dapat menyelesaikan tugas makalah NCP tentang Kasus
KEHAMILAN PREKLAMSIA ini dengan baik dan tepat waktu.
Terimakasih jugasaya sampaikan kepada dosen mata kuliah NCP yang telah
membimbing kami di dalam aktivitas perkuliahan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
NCP pada semester 6 di tahun ajaran 2018/2019.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh
karenanya saya sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca atas makalah yang telah
saya selesaikan, untuk perbaikan makalah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1 DefinisiPreklamsia...................................................................................
2.2 Klasifikasi preklamsia..............................................................................
2.3Etiologi Preklamsia....................................................................................
2.4 Faktor Resiko Preklamsia.........................................................................
2.5 Patofisiologi Preklamsia...........................................................................
2.6 Diagnosa Preklamsia................................................................................
2.7 Kompikasi Preklamsia..............................................................................
2.8 Penanganan Preklamsia............................................................................
2.9 Contoh kasus...........................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah satu
dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak
memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Pada tahun 2001, menurut
National Center for Health Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada 150.000
wanita, atau 3,7% kehamilan. Selain itu, Berg dan kawan-kawan (2003) melaporkan bahwa
hampir 16% dari 3.201 kematian yang berhubungan dengan kehamilan di Amerika Serikat dari
tahun 1991 - 1997 adalah akibat dari komplikasi-komplikasi hipertensi yang berhubungan
dengan kehamila.
Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade, hipertensi
yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum
terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan
proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20
usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida
biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih
dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan berhubungan
secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada sirkulasi uteroplasental, juga
karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-kasus berat. Kematian janin diakibatkan
hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali
dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas
perinatal diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan
adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan end organ lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Preeklampsia
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg
setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal
terjadi.
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab
kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan
berdampak pada ibu dan bayi.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan,
preklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum
kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan
gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama.
B. Etiologi Preeklampsia
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Secara teoritik urutan
urutan gejala yang timbul pada preeklamsi ialah edema, hipertensi, dan terakhir proteinuri.
Sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas dapat dianggap bukan
preeklamsi.
Dari gejala tersebut timbur hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling
penting. Namun, penderita serinhkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah
mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka
penyakit ini sudah cukup lanjut.
E. Patofisiologi Preeklampsia
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada
sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia. Wanita
dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai
substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan
agregasi platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat
yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi
terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intravaskular, meningkatnya cardiac output
dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan
anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim. Perubahan pada organ-organ:
1) Perubahan kardiovaskuler.
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia dan
eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload
jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya
secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan
onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang
ektravaskular terutama paru.
3) Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat terjadi
ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk
melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukan tanda preeklampsia berat yang
mengarah pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan
oleh adanya perubahan preedaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam
retina.
4) Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks
serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan.
5) Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga
terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada
preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap
rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
6) Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paru
yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya aspirasi pneumonia, atau
abses paru.
F. Diagnosis Preeklampsia
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan pemeriksaan
laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan yaitu;
1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
• Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.
• Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau
midstream.
• Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
• Trombositopeni
b. Indikasi janin
- IUGR berat
- Hasil tes kesejahteraan janin yang non reassuring
- Oligohidramnion.
Ny siska, usia 25 tahun, suku melayu , pendidikan sma, agama islam datang ke ruang
konseling gizi atas rujukan dokter dengan dignosa medis preeklampsia .sekarang sedang hamil 6
bulan ny siska mengeluh rasa nyeri pada perut bagian atas, sakit kepala parah, pembengkakan
pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan, mual dan muntah. TB 160 cm,lila 28,5
cm BB 60 kg. BB sejak 3 bulan terakhir naik 5 kg. Hasil pemeriksaan laboratorium : TD 160/100
mmHg, Kenaikan diastolic 15 mmHg, setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan
darah normal, Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter urine kateter atau midstearm. Kolesterol =
250 mg/dl, HDL 45 m/dl, LDL 100 mg/dl
Pasien adalah ibu rumah tangga. Menurut keterangan pasien Pasien jarang olahraga dan
suka minum bersoda pola makan 3x/hari, nasi dan lauk pauk lebih sering digoreng,suka
mengonsumsi junkfood atau makanan siap saji hewani (ayam, ikan asin digoreng) 3x/hari, jarang
mengonsumsi buah buahan, sayuran yang disukai bayam dan kembang kol tumis. Hasil
perhitungan rata-rata Asupan Energi 2100 kkal. Penderita mulai merasa menderita sejak
kehamilan 3 bulan dan berat badan pasien terus bertambah.
Buatlah Proses Asuhan Gizi (PAG) puskesmas berdasarkan tingkat perseorangan!
TB = 160 cm
BB = 60 kg
Antropometri BBI = 53,5 kg
IMT = 19,53m kg/m3
LILA
= 28,5 cm
Kekurangan intake energi (P) berkaitan dengan asupan makan pasien defisit (E)
yang ditandai dengan berat badan 60 kg di usia 25 tahun (S),merasa nyeri pada
perut dan sakit kepala parah mual dan muntah
Perubahan nilai Laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan kehabisan
darah dan tekanan darah menurun yang ditandai dengan Tekanan darah 160/100
mmhg dan kenaikan diastolic 15 mmHg
I Pemberian makan
- Energi sesuai kebutuhan pasien , diberikan makanan
yang tidak merangsang, cukup vitamin dan mineral
Pemberian konseling kepada pasien tentang pola hidup dan pola
Edukasi Gizi
makan yang sehat, serta PHBS
Faktor risiko pada preeklamsi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor risiko
maternal, faktor risiko medikal maternal, dan faktor risiko plasental atau fetal.
Sebab potensial yang mungkin menjadi penyebab preeklamsi adalah invasi
trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus, intoleransi imunologis antara jaringan plasenta
ibu dan janin, maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular atau inflamasi dari
kehamilan normal, faktor nutrisi, dan pengaruh genetik.
Anti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mmHg. Tujuan
utama pemberian obat anti hipertensi adalah menurunkan tekanan diastolik menjadi 90-100
mmHg.
DAFTAR PUSTAKA