Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER

A. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya pencemaran yang disebabkan oleh cemaran mikroorganisme di
dalam air.
B. DASAR TEORI
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui pengenceran, perhitungan
jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau
turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test),
uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan
MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang
terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,
sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah
amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel.
Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat
jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan
sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri
coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform
fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena
hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama
uji E.coli (Dwidjoseputro, 1994).
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan.
Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan menunjukkan
bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat
banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan
terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi
umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga
dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam
satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan
kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri
patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompokStreptococcus
(Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens(Hastowo, 1992).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu
secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara
langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate
count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
(MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Hastowo, 1992).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,
meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji
kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk
menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap
bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan
pangan (Hastowo, 1992).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam
praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform
mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif
dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hastowo, 1992).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang
menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau
terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992).
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN.
Metode MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini
umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk
mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air
minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk
spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam
inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah
tabung reaksi untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan
jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth
yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel
pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada
media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3
gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk
sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth)
yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Lay,
1992).
MPN (most Probable Number). Metode hitungan cawan dengan menggunakan
medium padat, tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam
tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif,
yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan
atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi
terbalik, yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada
umumnya dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih banyak tabung yang
digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas (tabung reaksi)
yang digunakan juga lebih banyak (Dwidjosepuutro, 2005).
Perhitungan bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini
secara luas digunakan untuk menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan seperti air,
susu, biakan cair dan sebagainya. Serentetan pengenceran dibuat untuk kemudian
ditanam dalam medium pembiakan bulyon agar dan setelah inkubasi jumlah koloni
dihitung. Setelah dikonversi sesuai dengan pengencerannya, akan diketahui jumlah
bakteri per milliliter. Karena pengenceran dikerjakan secara lipat ganda atau secara
desimal, maka angka yang diperoleh hanya angka perkiraan, yang biasa disebut Most
Probable Number (MPN) (Irianto, 2006).
Prinsip untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat
tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika
ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif “kadang-
kadang tetapi tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin
rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul.
Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang
dilakukan) maka semakin jarang tabung reaksi positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif “kadang-kadang
tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dari
probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya kedalam media. Oleh
karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau
negative (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum
diencerkan (Dwidjoseputro, 2005).
Dalam metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada pengenceran
pada hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang
diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung 1 jasad renik,
beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan tabung yang lain
mengandung sel sama sekali. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi
pertumbuhan pada beberapa tabung, yang dinyatakan sebagai tabung positifm sedangkan
tabung lainnya negatif (Waluyo, 2004).
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut.
Kelompok jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi
tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan (Dwidjoseputro, 2005).
Lebih lanjut mengenai metode MPN, dari setiap pengenceran masing-masing
dimasukkan 1 ml masing-masing ke dalam tabung yang berisi medium, dimana untuk
setiap pengenceran digunakan 3 atau 5 seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu, dihitung jumlah tabung yang positif. Kriteria tabung positif atau tidak ditandai
dengan timbulnya kekeruhan atau gas pada tabung durham. Misalnya pada pengnceran
pertama, 3 tabung menghasilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran ke 2 tabung
positif, pada pengenceran ke 3 satu tabung positif, dan pada pengenceran teakhir tidak
ada tabung yang positif. Kombinasinya menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil 3 pengenceran
pertama kombinasinya menjadi 3,2,1. Angka kombinasi ini kemudian dicocokkan dengan
table MPN, kemudian nilai MPN sampel dapat dihitung sebagai berikut :
C. ALAT DAN BAHAN
 Alat
1. Gelas ukur
2. Tabung reaksi
3. Cawan petri
4. Mikro pipet
5. Blue tip
6. Yellow tip
7. Rak tabung
8. Bunsen
9. Ose loop
10. Tabung durham
 Bahan
1. Sampel air minum/bersih
2. Media Lactose Broth/LB (double strength) seri 3 3 3
3. Media Lactose Broth/LB (single strength) seri 3 3 3
4. Media Briliant Green Bile Broth/BGLBB
5. Media EMBA
6. Media MH miring
D. PROSEDUR KERJA
 Pembuatan Media
1. Ditimbang media LB, BGLBB, dan EMBA masing-masing sebanyak 2 gr, 6 gr,
dan 5,4 gr
2. Diletakan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan aquades masing-masing
sebanyak 150 ml.
3. Diaduk media sampai homogen, kemudian dipanaskan diatas kompor.
4. Dituang media LB dan BGLBB ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.
5. Dituang media EMBA ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml.
 Uji penduga
1. Disiapkan media LB yang telah berisi tabung durham.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 dari sampel.
3. Dikocok dengan hati-hati hingga sampel homogen dengan media
4. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C
5. Damati perubahan dengan melihat ada atau tidaknya gelembung udara pada
tabung durham.
6. Berdasarkan pengamatan tersebut, ditentukan kombinasi MPN yang dihasilkan,
selanjutnya dihitung MPN coliform dengan mencocokan kombinasi MPN tersebut
pada tabel.
 Uji Penguat A
1. Tabung yang menunjukan coliform positif pada uji penduga diinokulasikan pada
media BGLBB.
2. Inokulasi dilakukan dengan mengambil satu ose biakan pada media LB dan
dipindhkan pada media BGLBB.
3. Media diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
4. Hasil uji positif ditunjukan dengan adanya pertumbuhan bakteri pada media dan
ada tidaknya gelembung gas pada tabung durham.
5. Hasil positif pada BGLBB kemudian ditentukan kombinasi MPN yang dihasilkan,
selanjutnya dihitung MPN coliform sebenarnya dengan mencocokan kombinasi
MPN tersebut pada tabel.
 Uji penguat B
1. Disiapakan media EMBA pada cawan petri (kondisi steril)
2. Dari uji yang ditunjukan reaksi positif pada BGLBB diinokulasikan dengan cara
digores pada media EMBA.
3. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C
4. Uji positif ditandai dengan pertumbuhan koloni berwarna hijau metalik.
5. Dihitung nilai MPN pada hasil positif dengan mencocokan kombinasi MPN
tersebut pada tabel.
E. TABEL MPN. Seri 3 tabung
Nomor tabung yang positif Indeks 95% batas kepercayaan
10 ml 1 ml 0,1 ml MPN/100 ml terendah tertinggi
0 0 1 3 < 0.5 9
0 1 0 3 < 0.5 13
1 0 0 4 < 0.5 20
1 0 1 7 1 21
1 1 0 7 1 23
1 1 1 11 3 36
1 2 0 11 3 36
2 0 0 9 1 36
2 0 1 14 3 37
2 1 0 15 3 44
2 1 1 20 7 89
2 2 0 21 4 47
2 2 1 28 10 150
3 0 0 23 4 120
3 0 1 39 7 130
3 0 2 64 15 380
3 1 0 43 7 210
3 1 1 75 14 230
3 1 2 120 30 380
3 2 0 93 15 380
3 2 1 150 30 440
3 2 2 210 35 470
3 3 0 240 36 1300
3 3 1 460 71 2400
3 3 2 1100 150 4800
F. HASIL
SERI TABUNG TOTAL COLIFORM
NO KELOMPOK
10 ml 1 ml 0,1 ml MPN / 100 ml
1 I 1 2 0 11 MPN / 100 ml
2 II 3 3 2 1100 MPN / 100 ml
3 III 3 3 2 1100 MPN / 100 ml
4 IV 3 3 2 1100 MPN / 100 ml

SERI TABUNG TOTAL E.COLI


NO KELOMPOK
10 ml 1 ml 0,1 ml MPN / 100 ml
1 I 0 0 1 3 MPN / 100 ml
2 II 1 0 0 4 MPN / 100 ml
3 III 0 0 0 0 MPN / 100 ml
4 IV 0 3 2 3 MPN / 100 ml

G. PEMBAHASAN
Metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk–koloni (colony–forming unit) dalam sampel. Namun,
pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri.
Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai
MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka
air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki
limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai
MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Hadioetomo, 1993).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air
khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama
sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak
membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam
waktu 24 jam inkubasi pada 37º C (Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal
misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E.
Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E.
aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air
minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga
mengandung patogen usus (Dwijoseputro, 2005).
E.coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering
disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu
hidup dalam saluran pencernaan manusia dan merupakan bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan
sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test
untuk coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa (lay, 1992)
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan
laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang
memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap
logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya
eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian,
jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.
Aerugenosa dan Salmonella sp. dan dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun
media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan
jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang
menggunakan eosin dan methylene blue sebagai indikator memberikan perbedaan yang
nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut
mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan
sukrosa daripada laktosa (Hastowo, 1992).
Media BGBB (Brilliant Green Bile Broth) digunakan untuk mengkonfirmasi hasil
tes positif dugaan.Brilliant GreenBile Broth (BGBB) juga disebut sebagai
Brilliant Green Lactose Bile Broth(BGLBB).Enzimatik Intisari dari Gelatin adalah
sumber karbon dan nitrogen digunakan untuk kebutuhan pertumbuh aumum di Brilliant
Green lactose Bile Broth.Oxbile dan Brilliant Green menghambat bakteri Gram positif
dan bakteri Gram negatif banyak,selainE.coli.Laktosa merupakan sumber
karbohidrat.Bakteri yang fermentasi laktosa danmenghasilkan gas yang terdeteksi Pengg
unaan utama dari media ini adalah untuk mengidentifikasi keberadaan E.coli pada
makanan. Selama inkubasi 24 jam pada suhu 37 °C E.coli akan memfermentasi laktosa
dalam kaldu dengan produksi gas dan Gas ini akan terkumpul dalam sebuah tabung
durham terbalik (Hastowo, 1992).
Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung yang
berisi Lactose Broth dan tabung durham diinokulasikan dengan sampel air untuk menguji
apakah air tersebut mengandung bakteri yang bisa memfermentasikan laktosa yang
memproduksi gas. Jika setelah inkubasi gas timbul pada Lactose Broth, diduga ada
bakteri coliform di sampel air tersebut. Uji penduga merupakan tes pendahuluan tentang
ada tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang
disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan E.coli. Terbentuknya asam
dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam
tabung durham yang berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan
bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan
reaksi positif terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. dan jika
tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung
yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga dapat dihitung dengan
melihat tabel MPN (Lay, 1992).
Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi diinokulasikan pada
media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum
inokulasi. Koloni bakteri Escherichia colitumbuh berwarna merah kehijauan dengan
kilap metalik (Lay, 1992).
Uji penegas untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang
berwarna pada uji penguat atau pelengkap.Uji penegas merupakan suatu uji sebelum
dilakukanya uji pelengkap dimana digunakn media (BGLBB) Brilliant Green Lactose
Bile Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada bakteri E.coli dengan
terbentuknya asam dan gelembung. Pada uji penegas banyaknya kandungan
bakteri E.coli dilihat dengan menghitung tabung yang terdapat gelembung di dalam
tabung durham dan dihitung MON count dengan melihat hasil dari MPN tabel dikali
sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil uji penegas akan disimpulkan dengan uji
penguat atau pelengkap (Dwidjoseputro, 1994).
Hasil pengamatan pada perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan metode
MPN diketahui, pada uji penduga digunakannya media lactose borth dengan sampel air
minum yang digunakan diketahui seri pengamatan 10 ml terdapat tiga gelembung,
pengenceran 1 ml terdapat tiga gelembung, pengenceran 0,1 ml terdapat tiga gelembung.
Pada perhitungan MPN count didapatkan hasi 1100 MPN /100 ml.Pada uji penegas atau
penguat dengan menggunakan media Brilliant Green Lactose Bile Broth dapat diketahui
seri pengamtannya pada pengenceran 10 ml terdapat tiga gelembunng, pada pengencera 1
ml terdapat tiga gelembung, dan pada pengenceran 0,1 ml terdapat tiga gelembung.

H. KESIMPULAN
Dari hasil pratikum mengenai “perhitungan jumlah mikroba dengan
metode MPN” dapat disimpulkan bahwa :
 Prinsip dari metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah mikroba
yang menggunakn tiga tahap uji yaitu uji penduga , uji penegas/konfirmasi
dan uji pelengkap yang didasarkan untuk mengetahui jumlah dari mikroba
coliform.
 Fungsi dari media Eosin Methylene blue agar (EMBA) ialah sebagai indikator
untuk memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang
memfermentasikan laktosa dan yang tidak. Sedangkan fungsi dari media
brilliant green laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai pengkonfirmasi hasil
tes positif uji penduga. Dan media lactose borth (LB) berfungsi sebagai media
untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform dalam air.
 Proses terjadinya gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya
fermentasi laktosa yang di lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga
terbentuk asam pada media yang tedapat laktosa, yang dapat di lihat dengan
kekeruhan sehingga menghsilkan gas atau gelembung dara pada tabung
durham
DAFTAR PUSTAKA

https://anitamuina.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/
http://www.unhas.ac.id/hasbi/TOT-Atm-eSpr/eSpring%20TTT/background/Air%203.pdf

Praktikan Dosen Pengampu

(I Wayan Gaga Ady Sujana) (Ni Wayan Desi Bintari S,Si.M,Si)


LAMPIRAN
1. UJI DUGAAN MEDIA LAKTOSA BROTH

2. UJI PENGUAT MEDIA BGLBB


LAPORAN BAKTERIOLOGI

UJI MOST PROBABLE NUMBER

OLEH :

I WAYAN GAGA ADY SUJANA

(17.131.0720)

DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES WIRA MEDIKA BALI

Anda mungkin juga menyukai