Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENGEMBANGAN

USAHA BUDIDAYA IKAN MAS


CV. PUSAKA MAS INDONESIA – SUBANG

A. PENDAHULUAN

Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga

sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan

meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan

akan daging ikan semakin meningkat (Anonim, 2016).

Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumberdaya manusia

yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan

mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia. Salah satu upaya

pengembangan budidaya perikanan di Indonesia adalah mengembangkan usaha

budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas (Anonim, 2017).

Jenis ikan yang banyak dibudidayakan hampir diseluruh propinsi di

indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas (Cyprinus carpio)

merupakan spesies yang mudah dibudidayakan dan dapat berkembang dengan

baik. Daya adaptasi yang tinggi menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam dataran

rendah sampai dataran tinggi. Disamping itu preferensi masyarakat terhadap ikan

mas cukup tinggi. Produksi ikan mas semakin meningkat sejalan dengan

peningakatan permintaan untuk memenuhi konsumen dalam negeri (Anonim.,

2017)

Disamping itu Ikan mas (Cyprinus carpio ) juga merupakan jenis ikan air

tawar yang hidup di perairan yang mengalir tenang dengan suhu sejuk.
Keunggulan ikan mas bagi para petani antara lain, mudah dipelihara karena

pemakan apa saja dan dapat hidup di air yang tergenang. Selain itu, harga ikan

mas tidak terlalu mahal, artinya dapat terjangkau oleh semua golongan. Oleh

sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan mas termasuk salah satu komoditas

unggulan di sector perikanan air tawar (Khairuman, dkk, 2001).

Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang

enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas

mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain

itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg,

Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat

masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan

peningkatan taraf hidup masyarakat (Hardjamulia, 1988).

Ikan mas juga merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang

tergolong memiliki nilai ekonomis penting. Ikan konsumsi ini termasuk salah satu

komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke

waktu (Anonim., 2012)

B. POLA USAHA

1. Pembenihan Ikan

Untuk memulai usaha budidaya ikan mas, hal pertama yanng harus

disiapkan adalah memilih bibit atau calon indukan. Calon indukan ini

diusahakan harus dari keturunan yang memiliki sifat unggul. Sehingga

menghasilkan benih yang memiliki produktivitas tinggi.


Calon indukan ikan mas dipelihara dalam kolam pembibitan,

dipisahkan antara indukan jantan dan betina. Pemisahan dilakukan sampai

kedua indukan siap memijah. Proses pemijahan atau perkawinan ikan mas

dilakukan di kolam khusus. Kolam tersebut harus dilengkapi dengan

kakaban, tempat untuk menempelkan telur hasil pembuahan.

2. Pembesaran Ikan

Benih yang digunakan dalam usaha budidaya ikan mas biasanya

berukuran 10-12 cm atau berbobot sekitar 80-100 gram per ekor. Ukuran

benih sebesar ini diharapkan sudah cukup kuat untuk dibesarkan. Sehingga

risiko kegagalan bisa ditekan. Lama pembesaran ikan mas berkisar 2-3

bulan.

Budidaya ikan mas bisa dilakukan dalam berbagai teknik seperti

metode air deras, air tenang atau tumpang sari. Medium atau tempatnya

bisa berupa kolam tanah, kolam tembok, kolam terpal, sawah, keramba

dan jaring apung.

3. Pemasaran

Sampai saat ini permintaan ikan mas relatif besar yang ditunjukkan

dengan hasil panen yang hampir semuanya terserap oleh pasar. Permintaan

tersebut baik untuk memenuhi pasar lokal Kabupaten Subang maupun di kirim

ke Luar Daerah.

Pada pasal lokal, khususnya di wilayah Kabupaten Subang, ikan mas

disamping untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga untuk

memasok ke restoran-restoran apung serta tempat pemancingan, baik di

Kabupaten Subang maupun di luar Kabupaten Subang. Biasanya usaha kolam


pemancingan akan membeli ikan mas dengan ukuran 1 kg berisi 3-4 ekor ikan

mas.

Ada sejumlah alasan mengapa ikan mas sangat digemari. Warna

dagingnya putih bersih, kenyal, dan tebal seperti daging ikan kakap merah.

Rasanya pun netral (tawar), sehingga mudah diolah untuk berbagai rasa

masakan. Karena merupakan hasil budi daya, pasokannya bisa diperoleh

setiap saat tanpa terpengaruh musim.

1. Analisis Persaingan dan Peluang Usaha

Meskipun jumlah petani ikan mas cukup banyak di Kabupaten

Subang, namun karena sampai saat ini jumlah permintaan lebih

banyak dibandingkan penawaran, maka para petani ikan mas dapat

dikatakan belum merasakan persaingan.

Peluang usaha untuk budidaya ikan mas ini masih sangat besar.

Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan

pemenuhan gizi dari sumber protein hewani yang murah serta

kepedulian akan kesehatan dengan mengurangi konsumsi daging

merah.

2. Aspek Pemasaran

a. Harga

Penentuan harga ikan mas dilakukan oleh kelompok petani ikan dan

pasar. Harga yang diberikan untuk pedagang (yang membeli dalam

jumlah banyak) berbeda dengan harga untuk pembeli eceran. Saat

ini, harga ikan mas untuk pembelian dalam jumlah banyak sebesar

Rp 27.000,- per kilogram, sedangkan harga ikan mas eceran

mencapai Rp30.000,- per kilogram.


b. Jalur Pemasaran Produk

Jalur pemasaran ikan mas sangatlah sederhana. Pembeli (baik

membeli dalam jumlah besar maupun eceran) dapat langsung

mendatangi pemilik kolam yang sedang panen dan membeli hasil

panenannya setelah ditimbang di tempat. Pembeli berasal dari

daerah setempat dan luar daerah.

Pembeli dalam partai besar (pedagang pengepul) akan menjual

ikan mas tersebut untuk restoran terapung atau tempat-tempat

pemancingan. Pedagang pengepul akan mengangkut ikan mas

yang dibelinya dari pembudidaya ikan ke tempat pemancingan

ikan di Kabupaten Subang, Bandung, dan Sumedang.

c. Kendala Pemasaran

Masa budidaya usaha pembesaran ikan mas adalah 4 (empat) bulan.

Apabila ikan berada di kolam lebih dari waktu yang sudah ditentukan

maka akan memperbesar biaya pakannya. Untuk itu ikan mas setelah

4 bulan dipelihara di kolam pembesaran harus dipanen. Mengingat

permintaan ikan mas masih lebih besar dibandingkan penawarannya,

sejauh ini pembudidaya ikan mas belum merasakan adanya kendala

dalam pemasaran, karena ikan yang dipanen selalu habis terjual.

C. ASPEK KEUANGAN

Usaha budidaya pembesaran ikan mas sangat potensial untuk

dikembangkan mengingat peluang pasar saat ini masih besar, baik di pasar domestik

maupun pasar internasional. Disamping itu budidaya pembesaran ikan mas ini tidak

membutuhkan tingkat teknologi tinggi dan peralatan yang relatif mahal.


1. Komponen Biaya Produksi

a. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya tetap yang dikeluarkan pada saat memulai

suatu usaha. Biaya investasi utama dalam usaha budidaya ikan dapat

dikelompokkan menjadi:

1. Investasi aktiva tetap berupa pembuatan kolam dan bangunan untuk

menunggu kolam.

2. Investasi peralatan berupa ember, jaring dan timbangan.

b. Komponen Biaya Opeasional

Biaya operasional untuk budidaya pembesaran ikan mas meliputi pembelian

benih ikan mas, pakan, drum dan tabung okesigen untuk mengangkut benih

dari penjual benih ikan ke kolam pembudidaya, tenaga kerja (gaji pengelola

dan upah tenaga kerja), isi tabung oksigen, dan biaya listrik serta biaya

pemeliharaan.

2. Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi Laba Rugi (terlampir)

D. Aspek Sosial, Ekonomi dan Dampak Lingkungan

1. Aspek Ekonomi

Usaha budidaya ikan mas memberikan manfaat secara ekonomis bagi

masyarakat setempat, antara lain berupa :

a. Penyediaan lapangan kerja, bukan hanya bagi petani ikan, tetapi juga

pihak-pihak lain yang terkait dengan usaha budidaya ini, seperti

pedagang ikan, buruh, usaha pengangkutan dan lain-lain.


b. Sumber pendapatan keluarga bagi pembudidaya dan pihak-pihak lain

yang terkait dengan usaha budidaya ini.

c. Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah

setempat baik melalui peningkatan volume produksi dan atau

perluasan pasar.

d. Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan ikan mas baik

dalam bentuk utuh beku, fillet segar, atau fillet beku ke pasar luar

negeri (ekspor).

e. Usaha ini juga memiliki kaitan ke hulu (backward linkage) yaitu pada

usaha pembuatan pakan ikan, pupuk buatan serta budidaya

pembenihan ikan mas. Disamping itu juga memiliki kaitan ke hilir

(forward linkage) seperti pada usaha perdagangan ikan, jasa

pengangkutan, rumah makan, jasa rekreasi peman-cingan, pengolahan

fillet ikan, dan sebagainya.

2. Aspek Sosial

Dengan tersedianya sumber protein yang harganya terjangkau oleh

sebagian besar masyarakat, maka secara tidak langsung usaha budidaya

ikan mas ini juga bermanfaat untuk memperbaiki gizi masyarakat.

Disamping itu dengan menyediakan lapangan kerja, budidaya ikan mas ini

dapat berfungsi untuk mengurangi tingkat pengangguran, yang pada

akhirnya juga berdampak pada pengurangan kemiskinan dan kerawanan

sosial.
3. Aspek Dampak Lingkungan

Pada saat penggantian air kolam, maka air yang mengalir dari kolam ikan

mas tersebut bercampur dengan kotoran ikan, sisa-sisa makanan dan ikan

yang mati, yang kadang-kadang menimbulkan bau tidak sedap. Air kolam

tersebut dapat dianggap mencemari ataupun mendukung lingkungan

tergantung pada lokasi budidaya. Jika lokasi budidaya ikan mas dilakukan

di perairan umum, dapat dianggap menimbulkan pencemaran air dan udara

karena kotoran dan baunya. Namun bila budidaya ikan ini dilakukan di

lahan yang bercampur dengan tanaman atau di sawah, air kolam yang

bercampur kotoran ini justru dianggap menyuburkan tanaman.

E. PENUTUP

Usaha budidaya pembesaran ikan mas cocok dilakukan di daerah yang

mempunyai sumber air yang cukup dan bersih. Usaha ini mudah dilakukan

karena ikan mas merupakan ikan yang mudah dipelihara, laju pertumbuhan

dan erkembangbiakannya cepat, serta relative tahan terhadap gangguan

hama dan penyakit.

Usaha ini memiliki prospek yang cerah. Peluang pasarnya, baik pasar

domestik maupun pasar internasional masih sangat terbuka, dengan

diindikasikan permintaan yang cenderung meningkat. Disamping dijual ke

rumah tangga, kolam terapung dan kolam pancingan, ikan mas yang cukup

beratnya (lebih dari 0,5 kg/ekor) menjadi bahan untuk fillet yang akan di

ekspor ke luar negeri. Fillet ikan mas dari Indonesia hingga saat ini hanya

mampu melayani tidak lebih dari 0,1% dari permintaan pasar dunia.
Usaha budidaya pembesaran ikan mas memberikan dampak positif

terhadap kehidupan ekonomi masyarakat setempat dalam bentuk penyediaan

lapangan kerja dan atau sebagai sumber pendapatan baik bagi pembudidaya

ikan mas maupun pelaku usaha yang terkait dengan usaha budidaya ini.

Anda mungkin juga menyukai