Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan tanaman buah tropis eksotik yang
mempunyai rasa dan aroma yang unik. Buah durian disebut juga the king of fruit yang
sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang khas. Buah
durian memiliki banyak manfaat bagi manusia, yaitu sebagai makanan buah segar dan
olahan, untuk perawatan anti penuaan, meningkatkan tekanan darah dan sebagai
afrodisiak (Pratiwi et al., 2018). Indonesia merupakan salah satu dari delapan pusat
durian. Dari 28 jenis durian yang ada 18 jenis diantaranya ditemukan di Kalimantan
dan 7 jenis durian lainnya tersebar di Sumatera. Durian sering disebut Raja buah karena
panen durian menandai musim panen beberapa buah-buahan lainnya (Sobir dan
Martini, 2014).
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas
(tropis). Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di daerah
dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim
basah dengan suhu udara antara 25-32°C, kelembaban udara (RH) sekitar 50-80 persen,
dan intensitas cahaya matahari 45-50% (Nutfah, 2015). Secara alami tanaman dan
Inilah yang menyebabkan tanaman durian yang tumbuh liara di hutan lebih tahan dan
brumur lama. Karena antara tanaman dan unsur agroekosistem biotik dan abiotik saling
terkait satu sama lain. Tanaman dan heraba berperan dalam menahan paparan langsung
sinar matahari terhadap tanah sehingga dapat melndungi fauna dan mikroorganisme
kacangan, atau tanaman produktif yang ditanam sebagai tumpagsari seperti tanaman
tanaman durian, terutama dengan tanaman perkebunan kakao dan kopi. Sistem ini
juga memberi hasil tanaman. Ataupun bila ditumpangsarikan dengan tanaman semusim
akan memberi pendapata secara dini. Kelebihan ini dapat diterapkan untuk
meningkatkan minat pekebun yang selama inin ditengarai rendah karena beranggapan
kalau menanam durian membutuhkan waktu yang lama yaitu 5-7 tahun untuk memetik
semusim, karena pada 4 tahun pertama durian seolah-olah sebagai tanaman sela
(Santoso, 2012).
keterbatasan tenaga atau tanaman yang sudah cukup rapat, kita dapat memanfaatkan
sisi positif dari gulma. Pada tanaman semusim, mungin tumbuhan herba dapat
mengganggu karena trjadi persaingan di antara keduanya dan gulma bisa mendominasi.
Sebaliknya pada tanamann pohon, gulma berada pada posisi di bawah tajuk tanaman
sehingga tidak dapat mendominasi tanaman pokok. Fungsi penting yang mungkin
diberikan pada tanaman. Setiap kali tanaman pokok diberi asupan pupuk, tidak
semuanyay diserap oeh tanaman tetapi sebagian diserap gulma. Selanjutnaya tanaman
ini menghasilkan bahan organik yang terdekomposisi menjadi hara tanaman. Untuk
menjaga nilai estetika, maka gulma yang tumbuh cukup dipotong (Santoso, 2012).
Praktik kultur teknis yang biasa diterapkan pada budidaya durian secara intensif
ialah penggelolaan areal bawah tajuk tanaman. Pengelolaan yang baik dapat
parah, daearah perakaran menjadi cekung akibat dicangkul dari tengah ke tepi. Praktik
penyiangan dilakukan dari tepi menuju ke bagian tengah, atau cukupdilakukan dengan
saat mempuk. Pupuk disebar merata di areal bawah tajuk kemudin ditutup dengan
mlsa/seresah serta ditimbun tanah dari tepi tajuk sehingga arel ini berbentuk cembung
(Santoso, 2012).
adany a pengelolaan yang tepat agar keseibangan alam tetap terpelihara. Cara
menanggulangi hama yang bisa dilakukan adalah mencegah masuknya hama ke areal
kebun dengan cara karantina bibit, memusnahkan tanaman inang dan melakukan
berbagai umur buah sejak buah pentil hinggamenjelang masak. Jamur yang
menginfeksi buah dapat berasal dari tanah, batang yangsakit kanker batang dan buah
yang sakit. Penularan terjadi dengan beberapa cara antaralain melalui percikan air
hujan, persentuhan dengan buah sakit, atau terbawa olehbinatang (semut, tikus, tupai
dan bekicot). Secara khusus pada tanamn durian, bahan organik dapat digunakan untuk
ayam merupakan sumber bahan organik yang paling baik dan mampu menekan
pertumbuhan protista ini pada durian. Pemberian bahan organik juga diduga dapat
meningkatkan daya tahan dan recovery tanaman durian terhadap serangan penyakit.
yang akan diserap tanaman. Bahan organik merupakan sumber nutrisi super lengkap
bagi tanaman. Tidak saja mengandung unsure har makro (N, P, K, S, Ca, Mg) dan juga
mikro tetapi juga unsure hara yang lebih sedikit jumlahnya (unsure nano) seperti asam
organik (asam humat, asam laktat, oksalat, fulat, asetat). Kelengkapan nutrisi yang
dikandung bahan organik tidak dapat digantikan oleh pupuk buatan karena sebagian
senyawa yang lebih kecil bel.um bisa disintesis sehingga tidak dapat tersedia secara
buatan. Satu-satunya sumber hanya dari bahan organik. Hal inilah yang menyebabkan
tanaman yang diberi asupan bahan organik lebih vigor dibanding pemberian pupuk
Perlu diingat bahwa tingkat kematangan bahan organik terutama yang berasal
dari puupuk kandang harus dipastikan telah matang sempurna. Bukan pupuk kandang
tang masih baru, karena proses fermentasi pupuk kandang yang masih baru justru dapat
merusak perakaran tanaman. Bahan organik yang sudah umum sudah dapat digunakan
berupa kompos dan bokasi. Sekarang juga tersedia puupuk organik pabriakan atau
pupuk organik cair yang dapat dibuat dari baham yang sudah tersedia di sekitar kita
(Santoso, 2012).
Nutfah, S. 2015. Strategi Pengembangan Usaha Tani Durian (Durio zibethinus Murr)
di Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. Jurnal Sains dan Teknologi
Tadulako, Vol. 4 No. 3